You are on page 1of 28

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR

PERCOBAAN II FOTOSINTESIS

NAMA NIM

: ANDI SUKMA INDAH : I11112275

HARI/TANGGAL PERC. : SELASA, 2 OKTOBER 2012 KELOMPOK ASISTEN :I : HENI MUTMAINNAH

LABORATORIUM BIOLOGI DASAR UNIT PELAKSANA TEKNIS MATA KULIAH BIOLOGI DASAR UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

BAB I PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang Suatu ciri hidup yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan hijau adalah kemampuan dalam menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasi dalam tubuh tumbuhan. Tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya tergolong pada organisme autotrof, yaitu makhluk hidup yang dapat mensintesis sendiri senyawa organik yang dibutuhkannya. Senyawa organik yang baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses fotosintesis (Ratri, 2012). Fotosintesis atau asimilasi karbon adalah proses pengubahan zat-zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil menjadi zat organik karbohidrat dengan bantuan cahaya. Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil. Proses ini hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil yang terdapat dalam kloroplas.Kalau fotosintesis adalah suatu proses penyusunan (anabolisme atau asimilasi) di mana energi diperoleh dari sumber cahaya dan disimpan sebagai zat kimia, maka proses respirasi adalah suatu proses pembongkaran (katabolisme atau disasimilasi) di mana energi yang tersimpan dibongkar kembali untuk menyelenggarakan proses proses kehidupan . Oleh karena itu, pada percobaan kali ini dilakukan uji Sach dan uji Ingenhousz untuk mengetahui hasil dari proses fotosintesis yaitu glukosa dan oksigen (Ratri, 2012). I. 2. Tujuan Percobaan

Percobaan ini bertujuan untuk

Membuktikan proses fotosintetis akan

menghasilkan glukosa dengan dilakukannya percobaan Sachs dan Membuktikan proses fotosintetis melepaskan 02 atau oksigen dengan percobaan Ingenhousz. I. 3. Waktu dan Tempat Percobaan Percobaan ini dilaksanakan pada pukul 11.00 sampai pukul 14.00 hari Selasa tanggal 2 Oktober 2012. Percobaan Sachs dilaksanakan di Laboratorium Biologi Dasar lantai 1 Universitas Hasanuddin sedangkan percobaan Ingenhousz dilaksanakan di Pelataran pertanian Universitas Hasanuddin.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Fotosintesis adalah suatu proses pembuatan makanan oleh tumbuhan dengan menggunakan cahaya matahari, air, dan karbon dioksida. Fotosintesis terjadi di struktur khusus pada sel daun yang disebut kloroplas. Kloroplas mengandung klorofil, yaitu pigmen hijau yang menyerap energi dari cahaya matahari. Selama fotosintesis, energi yang diserap ini digunakan untuk menyatukan karbon dioksida dengan air sehingga membentuk gula glukosa sebagai sumber energi bagi seluruh tumbuhan. Produk sisanya, yaitu oksigen, dilepaskan ke udara. Daun merupakan lokasi utama terjadinya fotosintesis dan memiliki beragam adaptasi untuk tujuan tersebut. Lamina (bilah daun) yang terbentuk datar menyediakan permukaan lebar untuk menyerap cahaya matahari; stomata (pori-pori) di permukaan bawah lamina memungkinkan gas (karbon dioksida dan oksigen) keluar masuk daun; dan jaringan pembuluh yang ekstensif membawa air ke daun dan mengangkut glukosa hasil fotosintesis ke bagian lain tumbuhan (Zebhy, 2012). Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz. Fotosintesis merupakan suatu proses yang penting bagi organisme di bumi, dengan fotosintesis ini tumbuhan menyediakan bagi organisme lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Jan Ingenhosz melakukan percobaan dengan memasukkan tumbuhan Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang berisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang diisi air hingga penuh, kemudian bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak

lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air itu yang menandakan adanya oksigen (Syabatini, 2008). Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkoholdan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum (Syabatini, 2008). Suatu sifat fisiologi yang hanya dimiliki oleh tanaman berhijau daun ialah kemampuan menyerap energi matahari dan mengubahnya menjadi energi kimia proses yang dikenal dengan fotosintetis (TBP, 2005). Tempat berlansungnya fotosintesis pada daun dalam organel yang disebut plastida. Organel yang mengandung klorofil disebut kloroplas. Fotosintesis adalah salah satu bagian dari proses anabolisme yang hanya dapat berlansung jika ada cukup cahaya. Dalam proses fototsintesis CO2 dan air diubah menjadi karbohidrat dan O2 yang dilepaskan ke atmosfer. Karbohidrat sederhana yang dihasilkan fotosintesis melalui proses anabolisme selanjutnya diubah menjadi protein, lemak, asam nukleat dan molekul organik lainnya (Tim Kurikulum Biologi Program Unhas, 2005). Molekul-molekul organik tersebut bermanfaat dalam pembentukan akar, batang, daun, umbi, jaringan, dam sistem organ lainnya. Bagian lain yang termasuk dalam proses anabolisme adalah kemosintesis. Proses kemosintesis ini dapat berlansung tanpa adanya sinar matahari. Contonya adalah asimilasi nitrogen (Tim Kurikulum Biologi Program Unhas, 2005).

Asimilasi nitrogen ini merupakan langkah awal dalam proses pembentukan protein, dan protein tidak dapat disususn tanpa adanya hasil fotosintesis. Oleh karena itu, fototsintesis merupakan kegiatan pokok (Tim Kurikulum Biologi Program Unhas, 2005). Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki kloropil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena kloropil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Azam, 2007). Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki kloropil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena kloropil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Arisandi, 2011). Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organic

H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari (Arisandi, 2011). Pada permukaan atas dan bawah daun terdapat epidermis, biasanya terdapat lapisan lilin yang berfungsi untuk mencegah penguapan air yang berlebihan. Di antara sel sel epidermis terdapat stomata (mulut daun) yang berfungsi untuk pertukaran gas karbon dioksida dan oksigen pada proses fotosintesis dan respirasi (Bagus, 2011). Di antara permukaan atas dan bawah epidermis, terdapat jaringan mesofil di dalam jaringan ini, terdapat jaringan palisade dan juga jaringan spons, tapi jaringan ini hanya terdapat pada tumbuhan dikotil. Jaringan palisade ini terdapat banyak sekali kloroplas yang berfungsi untuk menyerap cahaya matahari secara maksimal pada proses fotosintesis. Sedangkan jaringan spons berfungsi untuk menampung karbon dioksida untuk proses fotosintesis. Sedangkan pada tumbuhan monokotil, semua jaringan mesofil berbentuk bulat (Bagus, 2011). Di dalam kloroplas itu sendiri terdapat stroma dan grana. Stroma adalah ruangan yang berisi cairan atau enzim-enzim untuk fotosintesis dan juga merupakan tempat penyimpanan sementara hasil fotosintesis. Sedangkan grana adalah tumpukan membran tilakoid yang mengandung pigmen klorofil untuk menangkap cahaya (Bagus, 2011). Daun adalah tempat proses fotosintesis berlansung. Pertukaran gas antara mesofil dan atmosfer melalui stomata. Kloroplas banyak ditemukan dalam mesofil dilapisi oleh dua membran yang membungkus stroma. Membran tilakoid

memisahkan stroma dari runag tilakoid. Tilakoid terkonsentrasi pada grana (Tim Kurikulum Biologi Program Unhas, 2005). Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan dan ganggang hijau yang bersifat autotrof. Artinya keduanya mampu menangkap energi matahari untuk menyintesis molekul-molekul organik kaya energi dari precursor organik H2O dan CO2. Sementara itu, hewan dan manusia tergolong heterotrof, yaitu memerlukan suplay senyawa-senyawa organik dari lingkungan (tumbuhan) karena hewan dan manusia tidak dapat menyintesis karbohidrat. Karena itu, hewan dan manusia bergantung pada organisme autotrof (Elluisa, 2012). Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan organel plastid yang mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Sel yang mengandung kloroplas terdapat pada mesofil daun tanaman, yaitu sel-sel jaringan tiang (palisade) dan sel-sel jaringan bunga karang (spons). Di dalam kloroplas terdapat klorofil pada protein integral membrane tilakoid. Klorofil dapat dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b. klorofil a merupakan hijau rumput (green grass pigment) yang mampu menyerap cahaya merah dan biru-keunguan. Klorofil a ini sangat berperan dalam reaksi gelap fotosintesis. Klorofil b merupakan pigmen hijau-kebiruan yang mampu menyerap cahaya biru dan merah kejinggaan. Klorofil b banyak terdapat pada tumbuhan, ganggang hijau dan beberapa bakteri autotrof (Elluisa, 2012). Klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam kloroplas. Pada umumnya kloroplas itu berbentuk oval, bahan dasarnya disebut stroma, sedang butir-butir yang terkandung di dalamnya disebut grana. Pada tanaman tinggi ada dua macam klorofil, yaitu (Elluisa, 2012) : klorofil-a : C55H72O5N4Mg, berwarna hijau tua

klorofil-b

: C55H70O6N4Mg, berwarna hijau muda

Rumus bangunnya berupa suatu cincin yang terdiri atas 4 pirol dengan Mg sebagai inti. Rumus bangun ini hamper serupa dengan rumus bangun haemin (zat darah), di mana intinya bukan Mg melainkan Fe. Pada klorofil; terdapat suatu rangkaian yang disebut fitil yang dapat terlepas menjadi fitol C2H39OH, jika kena air (hidrolisis) dan pengaruh enzim klorofilase. Fitol itu lipofil (suka asam lemak), sedangkan biasanya disebut rangka porfin, sifatnya hidrofil (suka akan air) (Elluisa, 2012). Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembentukan klorofil (Elluisa, 2012) : 1. Faktor pembawaan Pembentukan klorofil dibawakan oleh gen tertentu di dalam kromosom. 2. Cahaya Terlalu banyak sinar berpengaruh buruk kepada klorofil. Larutan yang dihadapkan kepada sinar kuat tampak berkurang hijaunya. Hal ini juag dapat kita lihat pada daun-daun yang terus terkena kena sinar langsung warna mereka menjadi hijau kekuning-kuningan. 3. Oksigen 4. Karbohidrat Dengan tiada pemberian gula, daun-daun tersebut tak mampu menghasilkan klorofil, meskipun faktor-faktor lain cukup. 5. Nitrogen Magnesium Besi yang menjadi bahan pembentuk klorofil merupakan suatu condition sinc qua non (kehausan). Kekurangan akan salah satu dari zat-zat tersebut mengakibatkan klorosis kepada tumbuhan.

6. Air. Air merupakan faktor keharusan pula, kekurangan air mengakibatkan desintegrasi dari klorofil seperti terjadi pada rumput dan pohon-pohonan di musim kering. 7. Unsur-unsur Mn, Cu, Zn, meskipun hanya di dalam jumlah yang sedikit sekali, membantu pembentukan klorofil. Dengan tiada unsur-unsur itu, tanaman akan mengalami klorosis juga. 8. Temperatur antara 3o-48oC merupakan suatu kondisi yang baik untuk pembentukan klorofil pada kebanyakan tanaman, akan tetapi yang paling baik ialah antara 26o-30oC. Proses fotosintesis tidak dapat berlangsung pada setiap sel, tetapi hanya pada sel yang mengandung pigmen fotosintetik.Sel yang tidak mempunyai pigmen fotosintetik ini tidak mampu melakukan proses fotosintesis.Pada percobaan Jan Ingenhousz, dapat diketahui bahwa intensitas cahaya memengaruhi laju fotosintesis pada tumbuhan.Hal ini dapat terjadi karena perbedaan energi yang dihasilkan oleh setiap spektrum cahaya.Di samping adanya perbedaan energi tersebut, faktor lain yang menjadi pembeda adalah kemampuan daun dalam menyerap berbagai spektrum cahaya yang berbeda tersebut.Perbedaan

kemampuan daun dalam menyerap berbagai spektrum cahaya tersebut disebabkan adanya perbedaan jenis pigmen yang terkandung pada jaringan daun (Ratri, 2012). Di dalam daun terdapat mesofil yang terdiri atas jaringan bunga karang dan jaringan pagar. Pada kedua jaringan ini, terdapat kloroplas yang mengandung pigmen hijau klorofil.Pigmen ini merupakan salah satu dari pigmen fotosintesis yang berperan penting dalam menyerap energi matahari (Ratri, 2012).

Proses fotosintesis dimulai dengan energi cahaya diserap oleh protein berklorofil yang biasa disebut pusat reaksi fotosintesis. Pada tumbuhan, protein ini tersimpan di dalam organel yang disebut kloroplas, sedangkan pada bakteri, protein ini tersimpan pada membran plasma. Sebagian energi cahaya yang dikumpulkan klorofil disimpan dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP). Sisa energi digunakan untuk memisahkan elektron dari zat seperti air. Elektron ini digunakan dalam reaksi yang mengubah karbondioksia menjadi senyawa organik. Pada tumbuhan, alga, dan cyanobacteria, ini dilakukan dalam suatu rangkaian reaksi yang disebut siklus Calvin, namun rangkaian reaksi yang berbeda ditemukan pada beberapa bakteri, misalnya siklus Krebs terbalik pada Chlorobium. Banyak organisme fotosintesis memiliki adaptasi mengonsentrasikan atau menyimpan karbondioksida untuk membantu mengurangi proses boros yang disebut fotorespirasi yang menghabiskan sebagian dari gula yang dihasilkan selama fotosintesis (Arisandi, 2011). Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama (Arisandi, 2011) : 1. 2. Reaksi terang (karena memerlukan cahaya) Reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida) Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap terjadi di dalam stroma. Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan menghasilkan oksigen (O2).Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik yang membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH). Energi yang digunakan dalam reaksi gelap ini

diperoleh dari reaksi terang. Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan cahaya matahari. Reaksi gelap bertujuan untuk mengubah senyawa yang mengandung atom karbon menjadi molekul gula. Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak (380-700 nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610 700 nm), hijau kuning (510 - 600 nm), biru (410 - 500 nm) dan violet (< 400 nm). Masing-masing jenis cahaya berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis. Hal ini terkait pada sifat pigmen penangkap cahaya yang bekerja dalam fotosintesis. Pigmen yang terdapat pada membran grana menyerap cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Pigmen yang berbeda menyerap cahaya pada panjang gelombang yang berbeda. Kloroplas mengandung beberapa pigmen. Sebagai contoh, klorofil a terutama menyerap cahaya biru-violet dan merah. Klorofil b menyerap cahaya biru dan oranye dan memantulkan cahaya kuninghijau. Klorofil a berperan langsung dalam reaksi terang, sedangkan klorofil b tidak secara langsung berperan dalam reaksi terang. Proses absorpsi energi cahaya menyebabkan lepasnya elektron berenergi tinggi dari klorofil a yang selanjutnya akan disalurkan dan ditangkap oleh akseptor elektron. Proses ini merupakan awal dari rangkaian panjang reaksi fotosintesis (Arisandi, 2011). 1. Reaksi terang Reaksi terang dari fotosintesis pada membran tilakoid. Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2.Reaksi ini memerlukan molekul air dan cahaya matahari. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena (Arisandi, 2011).

Reaksi terang melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja sama, yaitu fotosistem I dan II. Fotosistem I (PS I) berisi pusat reaksi P700, yang berarti bahwa fotosistem ini optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 700 nm, sedangkan fotosistem II (PS II) berisi pusat reaksi P680 dan optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 680 nm (Arisandi, 2011). Mekanisme reaksi terang diawali dengan tahap dimana fotosistem II menyerap cahaya matahari sehingga elektron klorofil pada PS II tereksitasi dan menyebabkan muatan menjadi tidak stabil.Untuk menstabilkan kembali, PS II akan mengambil elektron dari molekul H2O yang ada disekitarnya. Molekul air akan dipecahkan oleh ion mangan (Mn) yang bertindak sebagai enzim. Hal ini akan mengakibatkan pelepasan H+ di lumen tilakoid. Dengan menggunakan elektron dari air, selanjutnya PS II akan mereduksi plastokuinon (PQ) membentuk PQH2. Plastokuinon merupakan molekul kuinon yang terdapat pada membran lipid bilayer tilakoid. Plastokuinon ini akan mengirimkan elektron dari PS II ke suatu pompa H+ yang disebut sitokrom b6-f kompleks. Reaksi keseluruhan yang terjadi di PS II adalah: 2H2O + 4 foton + 2PQ + 4H- 4H+ + O2 + 2PQH2 (Arisandi, 2011). Sitokrom b6-f kompleks berfungsi untuk membawa elektron dari PS II ke PS I dengan mengoksidasi PQH2 dan mereduksi protein kecil yang sangat mudah bergerak dan mengandung tembaga, yang dinamakan plastosianin (PC).Kejadian ini juga menyebabkan terjadinya pompa H+ dari stroma ke membran tilakoid. Reaksi yang terjadi pada sitokrom b6-f kompleks adalah : 2PQH2 + 4PC(Cu2+) 2PQ + 4PC(Cu+) + 4 H+ (lumen) (Arisandi, 2011).

Elektron dari sitokrom b6-f kompleks akan diterima oleh fotosistem I. Fotosistem ini menyerap energi cahaya terpisah dari PS II, tapi mengandung kompleks inti terpisahkan, yang menerima elektron yang berasal dari H2O melalui kompleks inti PS II lebih dahulu. Sebagai sistem yang bergantung pada cahaya, PS I berfungsi mengoksidasi plastosianin tereduksi dan memindahkan elektron ke protein Fe-S larut yang disebut feredoksin. Reaksi keseluruhan pada PS I adalah : Cahaya + 4PC(Cu+) + 4Fd(Fe3+) 4PC(Cu2+) + 4Fd(Fe2+) (Arisandi, 2011). Selanjutnya elektron dari feredoksin digunakan dalam tahap akhir pengangkutan elektron untuk mereduksi NADP+ dan membentuk NADPH. Reaksi ini dikatalisis dalam stroma oleh enzim feredoksin-NADP+ reduktase. Reaksinya adalah : 4Fd (Fe2+) + 2NADP+ + 2H+ 4Fd (Fe3+) + 2NADPH (Arisandi, 2011). Ion H+ yang telah dipompa ke dalam membran tilakoid akan masuk ke dalam ATP sintase. ATP sintase akan menggandengkan pembentukan ATP

dengan pengangkutan elektron dan H+ melintasi membran tilakoid. Masuknya H+ pada ATP sintase akan membuat ATP sintase bekerja mengubah ADP dan fosfat anorganik (Pi) menjadi ATP. Reaksi keseluruhan yang terjadi pada reaksi terang adalah sebagai berikut : Sinar + ADP + Pi + NADP+ + 2H2O ATP + NADPH + 3H+ + O2 (Arisandi, 2011). 2. Reaksi gelap Reaksi gelap pada tumbuhan dapat terjadi melalui dua jalur, yaitu siklus Calvin-Benson dan siklus Hatch-Slack. Pada siklus Calvin-Benson tumbuhan mengubah senyawa ribulosa 1,5 bisfosfat menjadi senyawa dengan jumlah atom

karbon tiga yaitu senyawa 3-phosphogliserat. Oleh karena itulah tumbuhan yang menjalankan reaksi gelap melalui jalur ini dinamakan tumbuhan C-3. Penambatan CO2 sebagai sumber karbon pada tumbuhan ini dibantu oleh enzim rubisco. Tumbuhan yang reaksi gelapnya mengikuti jalur Hatch-Slack disebut tumbuhan C-4 karena senyawa yang terbentuk setelah penambatan CO2 adalah oksaloasetat yang memiliki empat atom karbon. Enzim yang berperan adalah

phosphoenolpyruvate carboxilase (Arisandi, 2011). Calvin-Benson Mekanisme siklus Calvin-Benson dimulai dengan fiksasi CO2 oleh ribulosa difosfat karboksilase (RuBP) membentuk 3-fosfogliserat. RuBP merupakan enzim alosetrik yang distimulasi oleh tiga jenis perubahan yang dihasilkan dari pencahayaan kloroplas. Pertama, reaksi dari enzim ini distimulasi oleh peningkatan pH. Jika kloroplas diberi cahaya, ion H+ ditranspor dari stroma ke dalam tilakoid menghasilkan peningkatan pH stroma yang menstimulasi enzim karboksilase, terletak di permukaan luar membran tilakoid. Kedua, reaksi ini distimulasi oleh Mg2+, yang memasuki stroma daun sebagai ion H+, jika kloroplas diberi cahaya. Ketiga, reaksi ini distimulasi oleh NADPH, yang dihasilkan oleh fotosistem I selama pemberian cahaya (Arisandi, 2011). Fiksasi CO2 ini merupakan reaksi gelap yang distimulasi oleh pencahayaan kloroplas. Fikasasi CO2 melewati proses karboksilasi, reduksi, dan regenerasi. Karboksilasi melibatkan penambahan CO2 dan H2O ke RuBP membentuk dua molekul 3-fosfogliserat(3-PGA. Kemudian pada fase reduksi, gugus karboksil dalam 3-PGA direduksi menjadi 1 gugus aldehida dalam 3-fosforgliseradehida (3Pgaldehida). Reduksi ini tidak terjadi secara langsung, tapi gugus karboksil dari 3-

PGA pertama-tama diubah menjadi ester jenis anhidrida asam pada asam 1,3bifosfogliserat (1,3-bisPGA) dengan penambahan gugus fosfat terakhir dari ATP. ATP ini timbul dari fotofosforilasi dan ADP yang dilepas ketika 1,3-bisPGA terbentuk, yang diubah kembali dengan cepat menjadi ATP oleh reaksi fotofosforilasi tambahan. Bahan pereduksi yang sebenarnya adalah NADPH, yang menyumbang 2 elektron. Secara bersamaan, Pi dilepas dan digunakan kembali untuk mengubah ADP menjadi ATP (Arisandi, 2011). Pada fase regenerasi, yang diregenerasi adalah RuBP yang diperlukan untuk bereaksi dengan CO2 tambahan yang berdifusi secara konstan ke dalam dan melalui stomata.[24] Pada akhir reaksi Calvin, ATP ketiga yang diperlukan bagi tiap molekul CO2 yang ditambat, digunakan untuk mengubah ribulosa-5-fosfat menjadi RuBP, kemudian daur dimulai lagi (Arisandi, 2011). Tiga putaran daur akan menambatkan 3 molekul CO2 dan produk akhirnya adalah 1,3-Pgaldehida. Sebagian digunakan kloroplas untuk membentuk pati, sebagian lainnya dibawa keluar. Sistem ini membuat jumlah total fosfat menjadi konstan di kloroplas, tetapi menyebabkan munculnya triosafosfat di sitosol. Triosa fosfat digunakan sitosol untuk membentuk sukrosa (Arisandi, 2011).

BAB III METODE PERCOBAAN

III. 1. Alat Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah penjepit, gelas kimia, bunsen, tripod, kasa, gelas piala, air, dan corong. III. 2. Bahan Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah tanaman mangga Mangifera indica L., Hydrilla verticillata Hoele, alkohol 95%, JKJ, air, dan aluminium foil. III. 3. Cara Kerja III. 3. 1. Percobaan Sachs 1. Memilih daun yang muda (di bagian pucuk). 2. Menutupi bagian tengah daun dengan aluminium foil dengan rapat sebelum terkena matahari yaitu sebelum pukul 06.00 tanpa melepas dan merusak daunnya, lalu biarkan selama seminggu. 3. Memetik daun Mangifera indica pada pagi hari. 4. Merebus daun Mangifera indica pada air mendidih selama 15 menit. 5. Memasukkan daun Mangifera indica dalam alkohol mendidih selama 5 menit. 6. Merendam Mangifera indica pada larutan JKJ selama 3 menit. 7. Mengamati apa yang terjadi pada daun Mangifera indica. III. 3. 2. Percobaan Iingenhousz 1. Mengisi gelas piala dengan air.

2. Memasukkan Hydrilla verticillata ke dalam gelas piala. 3. Memasukkan corong terbalik ke dalam gelas piala sedemikian rupa sehingga Hydrilla verticillata semuanya berda di bawah corong. 4. Menutup pangkal corong dengan tabung reaksi terbalik yang berisi sejumlah air. 5. Menempatkan percobaan di bawah matahari yang mempunyai intensitas tinggi. 6. Mengamati apakah terjadi gelembung-gelembung udara yang

terkumpul di dasar tabung reaksi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1. Hasil IV. 1. 1. Percobaan Sachz a. Gambar hasil percobaan : a f i

j k

s c l h m n d t

p q r

Keterangan : a. Gambar daun yang sebagian tertutup aluminium foil b. Gambar daun setelah aluminium dilepas c. Gambar daun yang direbus di dalam air mendidih d. Gambar daun setelah direbus di air mendidih e. Gambar daun yang direbus di alkohol mendidih f. Gambar daun setelah direbus di alkohol mendidih g. Gambar daun direndam di JKJ h. Gambar daun setelah direndam di JKJ i. Aluminium foil j. Bagian daun yang tertutup kertas timah k. Bagian daun yang tidak

tertutupi kertas timah l. Gelas kimia m. Air n. Tripod o. Penjepit p. Alkohol q. Kasa r. Bunsen s. JKJ t. Bintik-bintik kehitaman

IV. 1. 2. Percobaan Ingenhouse a. a Gambar hasil percobaan : c d e f b g

Keterangan : a. Gambar verticillata matahari b. Gambar Hidrylla Hydrilla terkena d. Gelas piala e. Air f. Hydrilla verticillata g. Ruang setelah Hydrilla mendapat cahaya yang berisi gas lama

verticillata setelah terkena matahari c. Corong b. Tabel hasil pengamatan : No. 1. 2. 3. 4. 0 5 10 15

beberapa

verticillata

Jumlah gelembung 5 16 81

IV. 2. Pembahasan Fotosintesis adalah suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi matahari yang dapat dimanfaatkan oleh kloropil yang terdapat dalam kloroplas. Fotosintesis selain memerlukan cahaya matahari sebagai bahan bakar juga memerlukan karbondioksida dan air sebagai bahan anorganik yang akan diproses untuk menghasilkan karbohidrat dan melepaskan oksigen. Reaksi yang terjadi saat fotosintesis adalah :

Cahaya matahari

CO2 + H2O
Klorofil

C6H12O6 + O2 + Energi panas

IV. 2. 1. Percobaan Sachz Terjadinya perubahan warna pada daun disebabkan karena adanya amilum (karbohidrat) yang terdapat pada daun. Amilum tersebut akan berbintikbintik kehitaman saat direndam di larutan JKJ. Pola ini sesuai dengan percobaan yang dilakukan oleh Sachs pada tahun 1860. Sachs membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, lalu dimasukkan kedalam alkohol dan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum. Jika terdapat amilum maka pada bagian daun yang ditetesi JKJ akan berubah warna menjadi bintik-bintik kehitaman. Potongan daun yang telah

direbus di air dan alkohol mendidih yang menjadikannya pucat, lalu direndam di JKJ selama 3 menit memperlihatkan adanya perubahan, yakni tampaknya bintikbintik kehitaman pada bagian daun yang tidak ditutupi aluminium foil, sedangkan pada bagian daun yang tertutup aluminium foil terlihat pucat tetapi tetap memiliki bintik-bintik kehitaman meski dalam jumlah yang sangat kecil. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada potongan daun yang berwarna kehitaman tersebut terdapat amilum. Amilum merupakan salah satu hasil dari proses fotosintesis, yang berarti pada bagian daun yang terkena cahaya matahari terjadi proses fotosintesis, sedangkan pada daun yang tidak terkena cahaya matahari tidak terjadi proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses sintesis untuk menghasilkan makanan yang dilakukan oleh tumbuhan hijau dengan bantuan cahaya matahari. Dari percobaan

ini juga dibuktikan bahwa hanya pada daun yang berklorofil dan terkena cahaya yang dapat melakukan memasak atau fotosintesis. Hal ini sesuai dengan literatur tentang fotosintesis oleh Dwidjoseputro(1986) : bahwa tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi di bagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari. Dari perbedaan warna yang terjadi atas perbedaan perlakuan menunjukkan bagian daun yang berbeda warna disebabkan oleh faktor kurangnya cahaya matahari, sehingga daun tersebut tidak dapat melaksanakan fungsi fisiologisnya secara sempurna. Dengan kata lain, secara umum fotosintesis hanya dapat berlangsung jika ada cahaya matahari yang cukup mengenai permukaan daun yang ditandai dengan adanya amilum pada daun. Dan pada daun yang tertutup aluminium foil tetap terdapat bintik-bintik hitam, bukan karena melakukan proses fotosintesis tetapi karena hasil dari fotosintesis bagian daun yang terkena matahari yang hasilnya diedarkan keseluruh bagian tumbuhan termasuk daun yang tertutup aluminium foil meski jumlahnya sangat sedikit. Proses pembentukan amilum pada fotosintesis, daun yang diberi perlakuan dengan dipanaskan pada air mendidih kemudian dimasukkan dalam alkohol panas

mengakibatkan pigmen daun jadi luntur. Daun yang semula berwarna hijau tua berubah menjadi hijau muda. Hal ini dimaksudkan agar ada tidaknya amilum pada daun dapat terlihat dengan jelas pada saat daun tersebut dicuci dengan larutan JKJ. Perebusan dilakukan agar sel dalam daun mati dan menjadikan sel-sel daun lebih permeabel terhadap larutan JKJ. Memasukkan daun dalam alkohol bertujuan untuk melarutkan klorofil dan menjadikan amilum lebih mudah bereaksi dengan larutan JKJ. Setelah itu meletakkan daun pada cawan untuk ditetetsi permukaan daun dengan larutan lugol/iodium sampai merata. Perlakuan ini membuat daun menjadi berwarna biru kehitam-hitaman yang menunjukkan adanya amilum dalam jaringan daun. Larutan JKJ disini berfungsi untuk memberikan warna pada daun agar dapat dibedakan bagian daun yang mengandung amilum dan tidak. Setelah dimasukkan dalam larutan JKJ, daun yang telah ditutup sebelumnya berwarna agak kebiru-tuaan disekitar pinggir-pinggirnya dan di bagian-bagian yang tidak ditutupi lainnya, sedangkan bagian tengahnya atau bagian yang ditutupi berwarna sedikit lebih cerah. Hal ini disebabkan karena pada bagian yang ditutup tidak terjadi proses fotosintesis.. Sedangkan pada daun yang tidak ditutup warna biru tua kehitamannya akan merata diseluruh bagiannya, karena pada seluruh bagian permukaan daun terjadi proses fotosintesis. Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis: 1. Intensitas cahaya Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya. 2. Konsentrasi karbon dioksida Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.

3.

Suhu Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.

4.

Kadar air Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup,

menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis. 5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis) Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang. 6. Tahap pertumbuhan Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh. IV. 2. 2. Percobaan Ingenhouse Percobaan ini dimungkinkan gelembung gas yang terbentuk di dasar tabung reaksi adalah gas O2. Atau secara umum reaksi yang terjadi pada proses fotosintesis Hydrilla verticillata dapat dituliskan: 6 CO2 + 12 H2O C6H12O6 + 6 O2 + 6H2O Percobaan yang dilakukan juga membuktikan bahwa intensitas cahaya matahari juga mempengaruhi laju fotosintesis. Terbukti dari jumlah gelembung

gas yang terbentuk oleh Hydrilla verticillata apabila dilakukan perlakuan dengan memberikan cahaya akan menghasilkan gelembung udara yang banyak, sedangkan apabila diberi perlakuan dengan ditempatkan pada tempat yang tidak terdapat cahaya dengan lama pengamatan yang sama, maka Hydrilla verticillata yang direndam akan mengeluarkan gelembung udara dalam jumlah yang relatif sangat sedikit. Dari reaksi tersebut kita dapat memperkirakan bahwa pada fotosintesis terbentuk oksigen. Hydrilla verticillata dimasukkan ke dalam gelas piala berisi air yang berada di bawah corong. Hydrilla verticillata diletakkan di tempat yang mendapat cahaya matahari maksimum yang bertujuan untuk memperoleh hasil gelembung yang berbeda pula jumlahnya sehingga didapatkan hubungan antara jumlah gelembung dengan kadar cahaya yang ada. Gelembung udara yang dihasilkan menandakan bahwa proses fotosintesis pada Hydrilla verticilata menghasilkan oksigen. Hal ini membuktikan bahwa intensitas cahaya sangat mempengaruhi proses fotosintesis. Intensitas cahaya yang optimum sangat baik untuk proses fotosintesis, sebaliknya dengan intensitas cahaya yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat menghambat berlangsungnya proses fotosintesis. Proses fotosintesis dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor yang dapat memengaruhi secara langsung seperti kondisi lingkungan maupun faktor yang tidak memengaruhi secara langsung seperti terganggunya beberapa fungsi organ yang penting bagi proses fotosintesis. Proses fotosintesis sebenarnya peka terhadap beberapa kondisi lingkungan meliputi kehadiran cahaya matahari, suhu lingkungan, konsentrasi karbondioksida (CO2). Faktor lingkungan tersebut dikenal juga sebagai faktor pembatas dan berpengaruh secara langsung bagi laju fotosintesis.

BAB V PENUTUP

V. 1. Kesimpulan Proses fotosintesis menghasilkan glukosa yang berhasil dibuktikan dengan adanya bintik-bintik hitam pada penampakan akhir daun dan melepaskan O2 yang dibuktikan dengan adanya gelembung udara setelah ditempatkan di bawah sinar matahari. V. 2. Saran Saya sarankan pada percobaan ini untuk memberi perlakuan seperti dengan menambahkan NaHCO3 pada air rendaman Hydrilla verticillata untuk menguji apakah hasilnya tetap sama.

DAFTAR PUSTAKA

Azam, Muhammad. 2007. Biologi Dasar. Bandung : Platinum. Arisandi, Joni. 2011. Laporan Biologi Uji Oksigen Hasil Fotosintesis. http://bagongmendem.blogspot.com, diakses tanggal 5 Oktober 2012 pukul 03:50 Bagus, Anas Dwi. 2011. Laporan Fotosintesis. http://annazstarlite.wordpress.com , diakses tanggal 5 Oktober 2012 pukul 03:47 Elluisa, Debora. 2012. Laporan Uji Coba Sachs. http://delluisaa.blogspot.com, diakses tanggal 5 Oktober 2012 pukul 03:50 Ratri, Arum Novia. 2012. Percobaan Ingenhousz. http://arumnophia.blogspot. com, diakses tanggal 5 Oktober 2012 pukul 04:28 Syabatini, Annisa. 2008. Fotosintesis. http://education-generation.blogspot.com, diakses tanggal 5 Oktober 2012 pukul 04:01 Tim Kurikulum Biologi Program TBP Universitas Hasanuddin. 2005. Diktat Biologi Dasar. Makassar : UPT MKU Universitas Hasanuddin. Zebhi. 2012. Fotosintesis. http://www.zebhi.com, diakses tanggal 5 Oktober 2012 pukul 03.44

You might also like