Professional Documents
Culture Documents
Tujuan Percobaan 1. 2. 3. 4. 5. Menjelaskan prinsip reaksi dan proses substitusi khususnya reaksi penyambungan Menyiapkan pembutan senyawa metil jingga dan senyawa azo pada umumnya. Mampu melaksanakan proses pembuatan metil jingga skala laboratorium. Mampu menghitung perolehan metil jingga baik dalam gram maupun dalam Melakukan pengujian secara kualitatif metil jingga yang dihasikan. (coupling reaktion)
persen (%yield)
Dasar Teori Reaksi Diazotisasi Reaksi Diazotizasi adalah reaksi pembentukan garam diazonium ion. Garam ini biasanya adalah senyawa intermediet dalam pembentukan senyawa azo. Senyawa aromatik amina apabila direaksikan dengan asam nitrit pada suhu 0-5C pada kondisi asam akan menghasilkan garam diazonium ion.
NH2 + HNO2 + HX
N+=NX- + 2H2O
Garam diazonium Proses pembentukan garam diazonium ion adalah sebagai berikut; 2HON O H2O ArNH2 + N2O3 O NON O Dinitrogen trioxide ArNHNO Nitrosoamine
.. .. H3O+ ArNNO H
NN+
NN+
Diazonium ion diatas adalah merupakan elektopil yang lemah (spesies miskin elektron), yang hanya akan mampu bereaksi dengan baik dengan senyawa aromatik yang sangat reaktif seperti phenol dan amina. Senyawa aromatik yang mengandung gugus penarik elektron, pada posisi ortho dan para akan menambah karakter elektropilik pada diazonium kation. Pada kondisi asam, garam diazonium ion sangat mudah terhidrolisa menjadi senyawa nitrogen dan phenol. Proses hidrolisa garam diazonium ion dapat digambarkan pada persamaan reaksi di bawah; N+NX + H2O OH + HX + N2(g)
Sedangkan perlakuan garam diazonium ion dengan larutan potassium iodida akan menghasilkan arenediazonium iodida yang akan mengalami dekomposisi dengan sedikit pemanasan membentuk senyawa aromatik iodida dan nitrogen, seprti pada persamaan rekasi di bawah;
N+NX + KI
I + kX + N2(g)
Senyawa azo dan Reaksi Penyambungan (Substitusi) Salah satu aplikasi dari pengunaan garam diazonium ion ini adalah dalam pembentukan senyawa azo. Senyawa azo memiliki formula umum R-N=N-R dimana
senyawa azo dapat dengan mudah dibentuk dengan mereaksikan garam diazonium ion dengan senyawa aromatik amina dan turunan phenol dengan reaksi sibstitusi aromatik elektrophilik (SRE). Reaksi akan terjadi antara diazonium ion dengan senyawa amina bebas ataupun dengan ion phenoxida, dan akan memberikan zat warna yang memiliki warna yang bermacam-macam tergantung dari turunannya. Sedangkan warna dari senyawa yang dihasilkan akan bervariasi tergantung dari pH. Studi kasus pembentukan senyawa azo adalah pembentukan senyawa metil jingga. Metil jingga adalah salah satu senyawa zat warna azo yang biasanya digunakan sebagai indicator asam basa. Senyawa metil jingga ini dibuat dari penggabungan (coupling) senyawa asam sulfanilat yang telah diazotisasi dengan N,N-dimetil anilin. Proses reaksi pembentukan metil jingga dari kedua senyawa tersebut adalah sebagai berikut dibawah; N: NaNO2 O3S NH3+ HCl Na+O3S N+=N:ClCH3 CH3
-H+ N H NaoH
BAB II PERCOBAAN 1. Alat dan Bahan A. Alat 1. gelas kimia 250 ml dan 600 ml 2. beaker plastik 2000 ml 3. pipet ukur 10 ml 4. batang pengaduk 5. termometer 6. hot plate 7. spatula 8. magnetic stirer 9. penyaring buchner 10. labu isap 11. jet pump 12. botol semprot 13. gelas ukur 14. kaca arloji B. Bahan 1. asam sulfanilat 2. natrium karbonat 3. natrium nitrit 4. HCl da NaOH 5. larutan garam jenuh 6. natrium klorida 7. N,N dimetil anilin 8. pecahan es 9. asam asetat glasial
2. Langkah Kerja
+
3,7 gram natrium nitrit + 10 ml air
Dinginkan (15-20C)
biarkan
B. Reaksi Penyambungan (Substitusi-SRE) 6,05 gram N,N dimetil anilin + 3ml asam asetat glasial Aduk sampai homogen
35 ml NaOH 20%
+
Biarkan 10 menit
panaskan
Biarkan 15 menit
C. Rekristalisasi
Bilas padatan tersaring (etanol) Hasil : Padatan metal jingga setengah kering
Panaskan dalam oven 75C (sehari semalam) Padatan kering Tentukan titik lelehnya
a. Pengamatan Fisik Reaksi Penyambungan (substitusi-SRE) No. Zat yang Gambar Direaksikan Pengamatan Kondisi proses
Pengamatan
Terbentuk 2 lapisan, bagian atas berwarna 3 Pendiaman larutan kuning dan bagian bawah yaitu larutan + endapan Kristal berwarna merah marun. Campuran berubah menjadi Larutan + 35 ml LarutanNaOH 20 % 4 pasta Asam metil jingga warna merah terpisah dari larutannya, warna larutan menjadi Pengadukan perlahan- lahan kemudian didiamkan sesaat Dibiarkan 10 menit
jingga/orange Memanaskan Pemanasan larutan Terjadi perubahan warna menjadi jingga tua gelap pada suhu 8090 C menggunakan hot plate dan pengadukan Larutan pasta 6 PenambahanNaCl pada larutan menjadi lebih encer dan warnanya orange gelap Pengadukkan dan pemanasan 7 (setelah penambahan NaCl) 8 Pendiaman kembali Suhu larutan 80C Larutan pasta kembali 9 Pendinginan (campuran es dan air) mengental dan berwarna jingga, suhu larutan 60C. Menghasilkan produk yang mudah disaring Didinginkan dalam campuran esair, pendinginan selama 15 menit Garam NaCl larut, suhu larutan 87C Pengadukan dan pemanasan (suhu 80-90 C) menggunakan hot plate Pengadukan dan pemanasan menggunakan hot plate Dibiarkan dingin dengan sendirinya (15 menit)
Residu berwarna Penyaringan 10 menghasilkan residu dan filtrate penyaringan jingga/oranye dan filtrate berwarna ungu gelap kehitaman Disaring menggunakan Buchner
Residu metil jingga 11 Residu menjadi Pengovenan kering karena air yang terkandung menguap Di keringkan dalam oven dengan suhu 60oC selama 24 jam
Berat Methyl Orange +kertas= 29,80 gram Berat Methyl Orange = 28,88 gram
Berat kertas
= 0,81 gram
Berat Methyl Orange +kertas= 2,4 gram Berat Methyl Orange = 1,6 gram (residu/MO murni)
Perhitungan mol As.Sulfanilat: 10.5 gr/173.2 gr/mol = 0.06 mol mol Natrium Karbonat: 2.68 gr/106 gr/mol = 0.025 mol mol Natrium Nitrit: 3.77 gr/69 gr/mol = 0.055 mol Tahap pertama Diazotisasi: 2C6H7NO3S + Na2CO3 m r s : : : 0.06 0.025 0.035 0.025 0.025 0.05 0.05 NaCl C6H4N2O3S 0.05 0.05 NaC6H4O3SN=NC6H5N(CH3)2 0.05 0.05 _ _ 0.025 0.025 0.025 0.025 2NaC6H6NO3S + CO2 + H2O
Tahap kedua Penyambungan (coupling): NaCl C6H4N2O3S + C6H5N(CH3)2 m r s : : : 0.05 0.05 0.05 0.05 -
Mr Metil Jingga = 327.3 gr/mol Berat Metil jingga berdasarkan Teori : 0.05 mol x 327.3 gr/mol = 16.365 gr Berat Metil Jingga berdasarkan praktik (hasil pengeringan 2): 13.28 gr % Yield = Berat secara praktik x 100 %
Berat secara teori = 13.28 gr 16.365 gr = 81,15% Berat Metil Jingga berdasarkan praktik (hasil pengeringan 3): 1.6 gr % Yield = Berat secara praktik Berat secara teori = 1.6 gr 16.365 gr = 9,77% x 100 % x 100 % x 100 %
292
BAB IV PEMBAHASAN
Metil Jingga adalah suatu senyawa organik yang termasuk dalam golongan senyawa zat warna azo yang dibuat dari penggabungan senyawa N,N Dimetil anilin dengan senyawa Asam Sulfanilat yang telah diazotisasi dan biasanya digunakan sebagai indikator asam-basa. Reaksi pembentukannya terdiri dari tiga proses penting yaitu Reaksi Diazotisasi, Reaksi Penyambungan (coupling) dan Rekristalisasi. Reaksi diazotisasi merupakan reaksi pembentukan garam diazonium ion yang terbentuk dari reaksi antara Asam Sulfanilat dengan Natrium Karbonat menghasilkan Natrium Sulfanilat yang kemudian direaksikan lagi dengan Natrium nitrit menghasilkan Garam Diazonium. Garam diazonium dari asam sulfanilat inilah yang nantinya akan direaksikan dengan N,N dimetil anilin menghasilkan senyawa Metil Jingga. Untuk menghindari terjadinya penguraian alkohol dan N2, suhu proses reaksi dijaga konstan antara 0 5 C. Pembentukan kristal garam terjadi setelah larutan didiamkan beberapa menit ( 15 menit). Endapan yang terbentuk diharapkan masih tetap basah karena diazonium tidak stabil dan pada keadaan kering dapat menimbulkan ledakan. Reaksi Penyambungan (coupling) yaitu reaksi untuk menggabungkan garam diazonium ion sebagai nukleofil (ion yang kekurangan/miskin elektron) dengan senyawa yang kaya akan elektron seperti senyawa aromatik amina bebas atau senyawa turunan fenol. Penggabungan tersebut akan memberikan zat warna yang memiliki warna yang bermacammacam tergantung dari turunannya. Pada percobaan digunakan senyawa Asam Sulfanilat yang telah diazotisasi menjadi garamnya garam diazonium ion dan sebagai senyawa aromatik aminanya digunakan N,N Dimetil Anilin yang dilarutkan dalam 3 mL asam asetat glasial. Reaksi penyambungan (coupling) berlangsung dengan menghasilkan asam metil jingga yang berwarna ungu yang kemudian berubah menjadi jingga setelah dilakukan penambahan dengan NaOH 60% dan asam metil jingga tersebut lama-kelamaan menjadi semakin mengental. Asam metil jingga tersebut kemudian dipanaskan dan ditambahkan NaCl ke dalamnya untuk membantu memudahkan pemisahan padatan dari campurannya sehingga menjadi produk yang mudah untuk disaring. Setelah diperoleh produk metil jingga yang telah disaring, kemudian dilakukan tahapan proses yang terakhir yaitu Rekristalisasi produk yang dilakukan untuk memperoleh produk dalam keadaan kering atau kristal. Tahapan ini boleh dilakukan boleh tidak karena jika ingin memperoleh produk kering maka tahapan ini harus dilakukan tetapi jika tidak, dengan dua tahapan proses diatas pun produk metil jingga sudah terbentuk hanya saja masih dalam keadaan basah/setengah kering sehingga akan mempengaruhi catatan perolehan yieldnya.
Laporan Pembuatan Metil Orange | 14
kristal garam
Metil jingga yang telah diperoleh biasanya digunakan sebagai indikator asam-basa. Dalam aquadest yaitu dengan pH 7 warna normalnya adalah berwarna jingga tetapi ketika ditambahkan HCl warna larutannya berubah menjadi merah dan ketika ditambahkan NaOH dan As.Sitrat warna larutannya berubah menjadi kuning, sehingga bisa diketahui bahwa metil jingga tersebut mengindikasikan bahwa suatu larutan atau senyawa bersifat asam adalah dengan memberikan warna merah pada larutan dan indikasi bahwa suatu larutan basa adalah dengan memberikan warna kuning pada larutannya. Perolehan yield pada proses pengeringan ke 3 (metil orange murni) sebesar 9,77%, hal ini dapat disebabkan karena saat proses pemanasan tidak mencapai suhu optimumnya, sehingga pereaksi pereaksi yang dicampurkan tidak dapat bereaksi dengan sempurna sehingga menghasilkan jumlah methyl orange yang sedikit. Selain itu juga disebabkan oleh proses penyaringan yang kurang sempurna. Sedangkan perolehan yield pada proses pengeringan ke 2 sebesar 81,15% namun ini merupakn yield metal orange yang belum murni, masih ada pengotor-pengotor. Hasil uji titik leleh berdasarkan percobaan proses pengeringan ke 2 yaitu sebesar 320,2oC dan berdasarkan percobaan proses pengeringan ke 3 yaitu sebesar 292 oC, sedangkan berdasarkan literature titk leleh metal orange berkisar pada suhu diatas 300 oC, hal ini membuktikan bahwa metal orange yang didapatkan pada proses pengeringan kedua sudah cukup murni.
BAB V KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah kami lakukan maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya proses pembentukan atau pembuatan metil jingga hanya melibatkan dua tahapan proses yaitu tahap diazotizasi dan tahap penyambungan (coupling) sedangkan tahap rekristalisasi dilakukan hanya jika ingin memperoleh produk dalam bentuk kristalnya. Dari percobaan tersebut juga diperoleh : Pengerngan ke 2 Berat Metil Jingga Yield Pengeringan ke 3 Berat Metil Jingga Yield = 1,6 gram = 9,77% = 13,28 gram = 81,15%
Titik leleh Berdasarkan Literatur Percobaan (Metil Jingga hasil pengeringan 2) Titik Leleh (oC) >300 320,2
292
Berdasarkan hasil percobaan, Metil Jingga hasil pengeringan ke 2 bisa dikatakan cukup murni.
Andrijanto, Eko. Jobsheet Praktikum Satuan Proses. Proses Substitusi Pembuatan Metil Jingga. Polban.