You are on page 1of 19

Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasar UUD 1945 sebelum Diamandemen.

Sistem pemerintahan ini tertuang dalam penjelasan UUD 1945 tentang 7 kunci pokok sistem pemerintahan. Yaitu : Indonesia adalah Negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat) Sistem Konstitusional. Kekuasaan tertinggi di tangan MPR Presiden adalah penyelenggara pemerintah Negara yang tertinggi di bawah MPR. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR. Menteri Negara adalah pembantu presiden, dan tidak bertanggung jawab terhadap DPR. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas.

Pemegang kekuasaan sebagai kepala Negara. Panglima tertinggi dalam kemiliteran. Berhak mengangkat & melantik para anggota MPR dari utusan daerah atau golongan. Berhak mengangkat para menteri dan pejabat Negara. Berhak menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan Negara lain. Berhak mengangkat duta dan menerima duta dari Negara lain. Berhak memberi gelaran, tanda jasa, dan lain lain tanda kehormatan. Berhak memberi grasi, amnesty, abolisi, dan rehabilitasi.

Berdasarkan tujuh kunci pokok tersebut, sistem pemerintahan Indonesia menurut UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa Orde Baru dibawah kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari sistem pemerintahan presidensial ini adalah adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga kepresidenan. Pada saat sistem pemerintahan ini, kekuasaan presiden berdasar UUD 1945 adalah sebagai berikut : Pemegang kekuasaan legislative. Pemegang kekuasaan sebagai kepala pemerintahan.

Dampak negative yang terjadi dari sistem pemerintahan yang bersifat presidensial ini adalah sebagai berikut : Terjadi pemusatan kekuasaan Negara pada satu lembaga, yaitu presiden. Peran pengawasan & perwakilan DPR semakin lemah. Pejabat pejabat Negara yang diangkat cenderung dimanfaat untuk loyal dan mendukung kelangsungan kekuasaan presiden. Kebijakan yang dibuat cenderung menguntungkan orang orang yang dekat presiden. Menciptakan perilaku KKN. Terjadi personifikasi bahwa presiden dianggap Negara.

Rakyat dibuat makin tidak berdaya, dan tunduk pada presiden. Dampak positif yang terjadi dari sistem pemerintahan yang bersifat presidensial ini adalah sebagai berikut : Presiden dapat mengendalikan seluruh penyelenggaraan pemerintahan. Presiden mampu menciptakan pemerintahan yang kompak dan solid. Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh atau berganti. Konflik dan pertentangan antar pejabat Negara dapat dihindari. Indonesia memasuki era reformasi. Dimana bangsa Indonesia ingin dan bertekad untuk menciptakan sistem pemerintahan yang demokratis. Oleh karena itu perlu disusun pemerintahan berdasarkan konstitusi (konstitusional). Yang bercirikan sebagai berikut : Adanya pembatasan kekuasaan ekskutif. Jaminan atas hak hak asasi manusia dan warga Negara. II. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasar UUD 1945 setelah Diamandemen. Pokok pokok sistem pemerintahan ini adalah sebagai berikut : Bentuk Negara kesatuan dengan prinsip otonomi yang luas. Wilayah Negara terbagi menjadi beberapa provinsi. Bentuk pemerintahan adalah Republik. Sistem pemerintahan adalah presidensial. Presiden adalah kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan.

Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden. Parlemen terdiri atas dua (bikameral), yaitu DPR dan DPD. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh mahkamah agung dan badan peradilan di bawahnya. Sistem pemerintahan ini pada dasarnya masih menganut sitem presidensial. Hal ini terbukti dengan presiden sebagai kepala Negara dan kepala pemerintahan. Presiden juga berada di luar pengawasan langsung DPR dan tidak bertanggung jawab terhadap parlemen. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia adalah sebagai berikut : Presiden sewaktu waktu dapat diberhentikan MPR atas usul dan pertimbangan dari DPR. Presiden dalam mengangkat pejabat Negara perlu pertimbangan dan/atau persetujuan DPR. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan dan/atau persetujuan DPR. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang undang dan hak budget (anggaran). Dengan demikian, ada perubahan perubahan baru dalam sistem pemerintahan Indonesia. Hal itu diperuntukkan dalam memperbaiki sistem presidensial yang lama. Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan presiden secara langsung, sistem bicameral, mekanisme check and balance, dan pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran.

Dalam sejarah indonesia, sudah beberapa kali pemerintah melakukan amandemen pada UUD 1945. Hal ini tentu saja dilakukan untuk menyesuaikan undang-undang dengan perkembangan zaman dan memperbaikinya sehingga dapat menjadi dasar hukum yang baik. Dalam proses tersebut, terdapat perbedaan antara sistem pemerintahan sebelum dilakukan amandemen dan setelah dilakukan amandemen. Perbedaan tersebut adalah:

Mencabut mandat dan memberhentikan Presiden dan memberhentikan Presiden dalam masa jabatannya apabila Presiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar Haluan Negara dan/atau UndangUndang Dasar. Mengubah undang-Undang Dasar. Menetapkan Peraturan Tata Tertib Majelis. Menetapkan Pimpinan Majelis yang dipilih dari dan oleh anggota. Mengambil/memberi keputusan terhadap anggota yang melanggar sumpah/janji anggota. SESUDAH AMANDEMEN Setelah amandemen, MPR berkedudukan sebagai lembaga tinggi negara yang setara dengan lembaga tinggi negara lainnya seperti Lembaga Kepresidenan, DPR, DPD, BPK, MA, dan MK.

1. MPR

SEBELUM AMANDEMEN Sebelum dilakukan amandemen, MPR merupakan lembaga tertinggi negara sebagai pemegang dan pelaksana sepenuhnya kedaulatan rakyat.

WEWENANG

WEWENANG

membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara yang lain, termasuk penetapan Garis-Garis Besar Haluan Negara yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden/Mandataris. Memberikan penjelasan yang bersifat penafsiran terhadap putusan-putusan Majelis. Menyelesaikan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden Wakil Presiden. Meminta pertanggungjawaban dari Presiden/ Mandataris mengenai pelaksanaan Garis-Garis Besar Haluan Negara dan menilai pertanggungjawaban tersebut.

Menghilangkan supremasi kewenangannya Menghilangkan kewenangannya menetapkan GBHN Menghilangkan kewenangannya mengangkat Presiden (karena presiden dipilih secara langsung melalui pemilu) Tetap berwenang menetapkan dan mengubah UUD. Melantik presiden dan/atau wakil presiden Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya

Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calon Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam Pemilu sebelumnya sampai berakhir masa jabatannya, jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan. MPR tidak lagi memiliki kewenangan untuk menetapkan GBHN 2. DPR

Tidak disebutkan bahwa DPR berwenang memilih anggota-anggota BPK dan tiga hakim pada Mahkamah Konstitusi. SESUDAH AMANDEMEN Setelah amandemen, Kedudukan DPR diperkuat sebagai lembaga legislatif dan fungsi serta wewenangnya lebih diperjelas seperti adanya peran DPR dalam pemberhentian presiden, persetujuan DPR atas beberapa kebijakan presiden, dan lain sebagainya.

WEWENANG

Membentuk Undang-Undang yang dibahas dengan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama Membahas dan memberikan persetujuan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan DPD yang berkaitan dengan bidang tertentu dan mengikutsertakannya dalam pembahasan Menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN, serta kebijakan pemerintah 3. PRESIDEN

SEBELUM AMANDEMEN Presiden tidak dapat membubarkan DPR yang anggota-anggotanya dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum secara berkala lima tahun sekali. Meskipun demikian, Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.

WEWENANG

Memberikan persetujuan atas RUU yang diusulkan presiden. Memberikan persetujuan atas PERPU. Memberikan persetujuan atas Anggaran. Meminta MPR untuk mengadakan sidang istimewa guna meminta pertanggungjawaban presiden.

SEBELUM AMANDEMEN Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif (executive power), juga memegang kekuasaan legislative (legislative power) dan kekuasaan yudikatif (judicative power).

Presiden mempunyai hak prerogatif yang sangat besar. Tidak ada aturan mengenai batasan periode seseorang dapat menjabat sebagai presiden serta mekanisme pemberhentian presiden dalam masa jabatannya, sehingga presiden bisa menjabat seumur hidup.

Presiden tidak lagi mengangkat BPK, tetapi diangkat oleh DPR dengan memperhatikan DPD lalu diresmikan oleh presiden. Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Presiden melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR serta mengesahkan RUU menjadi UU. Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (dalam kegentingan yang memaksa) Menetapkan Peraturan Pemerintah Mengangkat dan memberhentikan menterimenteri Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR Menyatakan keadaan bahaya

WEWENANG

Mengangkat dan memberhentikan anggota BPK. Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (dalam kegentingan yang memaksa) Menetapkan Peraturan Pemerintah Mengangkat dan memberhentikan menterimenteri PEMILIHAN Presiden dan Wakil Presiden diangkat dan diberhentikan oleh MPR.

SETELAH AMANDEMEN Kedudukan presiden sebagai kepala negara, kepala pemerintahan dan berwenang membentuk Undang-Undang dengan persetujuan DPR. Masa jabatan presiden adalah lima tahun dan dapat dipilih kembali selama satu periode.

PEMILIHAN

Calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu sebelumnya. Pilpres pertama kali di Indonesia diselenggarakan pada tahun 2004.

WEWENANG

Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD

Jika dalam Pilpres didapat suara >50% jumlah suara dalam pemilu dengan sedikitnya 20% di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari separuh jumlah provinsi Indonesia, maka dinyatakan sebagai Presiden dan Wakil

Presiden terpilih. Jika tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih, maka pasangan yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dalam Pilpres mengikuti Pilpres Putaran Kedua. Pasangan yang memperoleh suara terbanyak dalam Pilpres Putaran Kedua dinyatakan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih.

4. MAHKAMAH KONSTITUSI

tahun yang diatur dalam UU 24/2003 ini sedikit aneh, karena masa jabatan Hakim Konstitusi sendiri adalah 5 tahun, sehingga berarti untuk masa jabatan kedua Ketua MK dalam satu masa jabatan Hakim Konstitusi berakhir sebelum waktunya (hanya 2 tahun). Ketua MK yang pertama adalah Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H.. Guru besar hukum tata negara Universitas Indonesia kelahiran 17 April 1956 ini terpilih pada rapat internal antar anggota hakim Mahkamah Konstitusi tanggal 19 Agustus 2003.

SEBELUM AMANDEMEN Mahkamah konstitusi berdiri setelah amandemen

SETELAH AMANDEMEN WEWENANG

Jimly terpilih lagi sebagai ketua untuk masa bakti 2006-2009 pada 18 Agustus 2006 dan disumpah pada 22 Agustus 2006. Pada 19 Agustus 2008, Hakim Konstitusi yang baru diangkat melakukan voting tertutup untuk memilih Ketua dan Wakil Ketua MK masa bakti 2008-2011 dan menghasilkan Mohammad Mahfud MD sebagai ketua serta Abdul Mukthie Fadjar sebagai wakil ketua. HAKIM KONSTITUSI

Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil Pemilihan Umum Wajib memberi putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD 1945. KETUA

Mahkamah Konstitusi mempunyai 9 Hakim Konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden. Hakim Konstitusi diajukan masing-masing 3 orang oleh Mahkamah Agung, 3 orang oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan 3 orang oleh Presiden. Masa jabatan Hakim Konstitusi adalah 5 tahun, dan dapat dipilih kembali untuk 1 kali masa jabatan berikutnya.

Hakim Konstitusi periode 2003-2008 adalah:

Jimly Asshiddiqie Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan oleh Hakim Konstitusi untuk masa jabatan 3 tahun. Masa jabatan Ketua MK selama 3 Mohammad Laica Marzuki Abdul Mukthie Fadjar

Achmad Roestandi H. A. S. Natabaya Harjono I Dewa Gede Palguna Maruarar Siahaan Soedarsono Hakim Konstitusi periode 2008-2013 adalah:

cabang kekuasaan lainnya, terutama eksekutif.

WEWENANG Sebelum adanya amandemen, Mahkamah Agung berwenang dalam kekuasaan kehakiman secara utuh karena lembaga ini merupakan lembaga kehakiman satu-satunya di Indonesia pada saat itu.

Jimly Asshiddiqie, kemudian mengundurkan diri dan digantikan oleh Harjono Maria Farida Indrati Maruarar Siahaan Abdul Mukthie Fajar Mohammad Mahfud MD Muhammad Alim Achmad Sodiki Arsyad Sanusi Akil Mochtar 5. MAHKAMAH AGUNG

SETELAH AMANDEMEN Kedudukan: MA merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman disamping itu sebuah mahkamah konstitusi diindonesia (pasal 24 (2) UUD 1945 hasil amandemen ). Dalam melaksanakan kekusaan kehakiman , MA membawahi Beberapa macam lingkungan peradilan, yaitu peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata usaha negara( Pasal 24 (2) UUD 1945 hasil amandemen).

WEWENANG

SEBELUM AMANDEMEN Kedudukan: : Kekuasan kehakiman menurut UUD 1945 sebelum amandemen dilakukan oleh Mahkamah Agung dan lain-lain badan kehakiman (Pasal 24 (1)). Kekuasaan kehakiman hanya terdiri atas badan-badan pengadilan yang berpuncak pada Mahkamah Agung. Lembaga ini dalam tugasnya diakui bersifat mandiri dalam arti tidak boleh diintervensi atau dipengaruhi oleh cabang-

Fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam Undang-undang seperti Kejaksaan, Kepolisian, Advokat/Pengacara dan lain-lain. Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah Undang-Undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh Undang-Undang Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi

Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan rehabilitasi 6. BPK

Kekuasaan tertinggi di tangan MPR Presiden adalah penyelenggara pemerintah Negara yang tertinggi di bawah MPR. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR. Menteri Negara adalah pembantu presiden, dan tidak bertanggung jawab terhadap DPR. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas.

SEBELUM AMANDEMEN Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan yang peraturannya ditetapkan dengan undangundang. Hasil Pemeriksaan itu diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat PASAL 23

SESUDAH AMANDEMEN Pasal 23F (1) Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan oleh Presiden. (2) Pimpinan BPK dipilih dari dan oleh anggota.

Berdasarkan tujuh kunci pokok tersebut, sistem pemerintahan Indonesia menurut UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa Orde Baru dibawah kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari sistem pemerintahan presidensial ini adalah adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga kepresidenan.

Pasal 23G (1) BPK berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap propinsi (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai BPK di atur dengan undang-undang

Pada saat sistem pemerintahan ini, kekuasaan presiden berdasar UUD 1945 adalah sebagai berikut :

Pemegang kekuasaan legislative. Pemegang kekuasaan sebagai kepala pemerintahan.

Sistem pemerintahan ini tertuang dalam penjelasan UUD 1945 tentang 7 kunci pokok sistem pemerintahan. Yaitu :

Pemegang kekuasaan sebagai kepala Negara. Panglima tertinggi dalam kemiliteran.

Indonesia adalah Negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat) Sistem Konstitusional.

Berhak mengangkat & melantik para anggota MPR dari utusan daerah atau golongan.

Berhak mengangkat para menteri dan pejabat Negara. Berhak menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan Negara lain. Berhak mengangkat duta dan menerima duta dari Negara lain. Berhak memberi gelaran, tanda jasa, dan lain lain tanda kehormatan. Berhak memberi grasi, amnesty, abolisi, dan rehabilitasi.

Presiden dapat mengendalikan seluruh penyelenggaraan pemerintahan. Presiden mampu menciptakan pemerintahan yang kompak dan solid. Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh atau berganti. Konflik dan pertentangan antar pejabat Negara dapat dihindari.

Dampak negative yang terjadi dari sistem pemerintahan yang bersifat presidensial ini adalah sebagai berikut :

Indonesia memasuki era reformasi. Dimana bangsa Indonesia ingin dan bertekad untuk menciptakan sistem pemerintahan yang demokratis. Oleh karena itu perlu disusun pemerintahan berdasarkan konstitusi (konstitusional). Yang bercirikan sebagai berikut : Adanya pembatasan kekuasaan ekskutif.

Terjadi pemusatan kekuasaan Negara pada satu lembaga, yaitu presiden. Peran pengawasan & perwakilan DPR semakin lemah. Pejabat pejabat Negara yang diangkat cenderung dimanfaat untuk loyal dan mendukung kelangsungan kekuasaan presiden. Kebijakan yang dibuat cenderung menguntungkan orang orang yang dekat presiden. Menciptakan perilaku KKN. Terjadi personifikasi bahwa presiden dianggap Negara. Rakyat dibuat makin tidak berdaya, dan tunduk pada presiden.Dampak positif yang terjadi dari sistem pemerintahan yang bersifat presidensial ini adalah sebagai berikut :

Jaminan atas hak hak asasi manusia dan warga Negara.

II. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasar UUD 1945 setelah Diamandemen.

Pokok pokok sistem pemerintahan ini adalah sebagai berikut :

Bentuk Negara kesatuan dengan prinsip otonomi yang luas. Wilayah Negara terbagi menjadi beberapa provinsi. Bentuk pemerintahan adalah Republik. Sistem pemerintahan adalah presidensial. Presiden adalah kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan.

Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden. Parlemen terdiri atas dua (bikameral), yaitu DPR dan DPD. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh mahkamah agung dan badan peradilan di bawahnya.

Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan presiden secara langsung, sistem bicameral, mekanisme check and balance, dan pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran.

Sistem pemerintahan ini pada dasarnya masih menganut sitem presidensial. Hal ini terbukti dengan presiden sebagai kepala Negara dan kepala pemerintahan. Presiden juga berada di luar pengawasan langsung DPR dan tidak bertanggung jawab terhadap parlemen.

Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia adalah sebagai berikut :

Presiden sewaktu waktu dapat diberhentikan MPR atas usul dan pertimbangan dari DPR. Presiden dalam mengangkat pejabat Negara perlu pertimbangan dan/atau persetujuan DPR. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan dan/atau persetujuan DPR. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang undang dan hak budget (anggaran).

Dengan demikian, ada perubahan perubahan baru dalam sistem pemerintahan Indonesia. Hal itu diperuntukkan dalam memperbaiki sistem presidensial yang lama.

Sistem Pemerintahan Negara RI menurut UUD 1945 di Awal kemerdekaan. Tidak satupun pasal dalam UUD 1945 yang menyebutkan dengan tegas bahwa sistem pemerintahanNegara RI adalah sistem presidensial. Namun prinsip sistem presidensial dapat kita pahami dari adanya ketentuanketentuan UUD 1945, sebagai berikut : 1. Pasal 4 ayat 1 UUD 45 : Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar 2. Pasal 17 ayat 1 : Presiden dibantu oleh menteri Negara 3. Pasal 17 ayat 2 : Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden 4. Pasal 17 ayat 3 : Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan 5. Pasal 17 ayat 4 : Pembentukan, pengubahan dan pembubaran kementerian Negara diatur dalam undang-undang Dari ketentuan UUD 45 di atas dapat disimpulkan bahwa Indonesia menganut system pemerintahan presidensial : 1. Presiden sebagai kepala negara sekaligus sebagai kepala pemerintahan.

2. Presiden adalah pihak yang menyusun kabinet atau dewan menteri. 3. Para menteri bertanggung jawab kepada presiden bukan kepada DPR atau parlemen. 4. Masa jabatan menteri tergantung kepercayaan dari presiden. Presiden dapat mengganti menteri yang dipandang tidak mampu melaksanakan tugas, karena presiden memiliki hak prerogative. Apabila kita bicara sistem pemerintahan Indonesia pada awal kemerdekaan, menurut ketentuan UUD 1945, maka sistem pemerintahan Indonesia bersifat Presidensial dalam arti bahwa para menteri tidak bertanggung jawab pada badan legislative atau parlemen/DPR, tetapi hanya bertindak sebagai pembantu presiden. Akan tetapi pada waktu itu MPR, DPR, dan DPA belum ada atau terbentuk sehingga presiden juga memegang kekuasaan legislative yang dibantu oleh KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat). Sistem pemerintahan Indonesia pernah mengalami perubahan menjadi sistem Parlementer, sejak bulan November 1945, berdasarkan Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945, yaitu tanggung jawab politik terletak di tangan para menteri. Inilah dasar dianutnya sistem Pemerintahan Parlementer di Indonesia sampai dengan dikeluarkannya dekrit presiden tangal 5 Juli 1959. Pada masa ini sistem politik dalam negeri tidak stabil karena menganut sistem

banyak partai, sehingga mengakibatkan pergantian kabinet berkali-kali. Sejak tanggal 27 Desember 1949 Negara Kesatuan RI berubah menjadi ( Republik Indonesia Serikat-RIS), menurut konstitusi RIS presiden adalah sebagai kepala negara dan Kepala pemerintahan di tangan Perdana Menteri. Lembaga Negara di masa RIS adalah presiden, dewan menteri, senat, DPR, MA, dan BPK. Presiden tidak dapat salah atau dipersalahkan atau (The King can do no wrong). Kabinet bertanggung jawab pada parlemen. Begitu juga dengan sistem pemerintahan pada masa UUD Sementara 1950 adalah menganut sistem parlementer dengan lembaga negaranya adalah Presiden, Menterimenteri, DPR, MA, dan DPA. Menurut UUDS 1950, Presiden sebagai kepala Negara dan tanggung jawab pemerintahan ditangan perdana Menteri bersama para menterinya. Presiden tidak bisa diganggu gugat. Sistem Pemerintahan Indonesia menurut UUD 1945 sebelum amandemen (perubahan) A. Pokok-pokok Sistem pemerintahan RI sebelum perubahan UUD 1945 1. Indonesia adalah Negara hukum (rechstaat), artinya Negara Indonesia berdasarkan atas hukum bukan berdasarkan atas kekuasan belaka, maka Negara, pemerintah dan lembaga-lembaga Negara dalam

2.

3.

1) 2) 3)

1) 2) 3) 4.

5.

melaksanakan tugasnya harus dilandasi serta dipertanggung jawabkan secara hukum. Sistem konstitusional, artinya pemerintah berdasar atas system konstitusi atau hukum dasar untuk mengendalikan pemerintahan supaya tidak sewenang-wenang atau diktator. Kekuasaan Negara tertinggi di tangan MPR, artinya kedaulatan rakyat dipegang oleh MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia, dengan tugasnya sbb : Menetapkan Undang-Undang Dasar. Menetapkan GBHN ( garis-garis Besar haluan Negara). Mengangkat kepala Negara (Presiden), wakil kepala Negara (wakil Presiden). Presiden menjalankan GBHN dan bertanggung jawab kepada MPR karena ia adalah mandataris MPR. Sedangkan wewenag MPR sbb: Mengubah Undang-Undang Dasar Memberhentikan Presiden dan wakil presiden. Meminta pertanggung jawaban presiden. Presiden ialah penyelenggara pemerintah Negara yang tertinggi menurut UUD 1945, tanggung jawab penuh penyelenggaraan pemerintahan ada di tangan presiden. Presiden diberi tugas untuk melaksanakan garis-garis besar haluan Negara (GBHN). Presiden tidak bertanggung jawab pada DPR, Kedudukan antara Presiden dan DPR adalah sejajar (neben) dan dalam menetapkan APBN dan UU Presiden harus

mendapatkan persetujuan DPR, kedudukan presiden tidak tergantung dari DPR karena Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR tetapi kepada MPR. Antara Presiden dan DPR tidak dapat saling menjatuhkan. 6. Menteri Negara ialah pembantu presiden, menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, Presiden memilih , mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri Negara. Kedudukan menteri tidak tergantung DPR. 7. Kekuasaan kepala Negara tidak tak terbatas, walaupun kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, ia bukan diktator, sebab Presiden selain bertanggung jawab kepada MPR ia juga harus sungguhsungguh memperhatikan suara DPR karena DPR mengawasi tindak tanduk preseiden dalam menjalankan tugas. Apabila presiden sungguhsungguh melanggar haluan Negara maka DPR dapat memperingati presiden dengan mengeluarkan memorandum pertama selama 3 bulan, memorandum kedua selama 1 bulan. DPR dapat mengundang MPR untuk menggelar Sidang Istimewa untuk meminta pertanggungjawaban presiden. Bila pertanggung jawaban presiden ditolak, maka MPR berwenang memecat presiden. Sistem Pemerintahan Indonesia menurut UUD 1945 Setelah Amandemen (perubaha n)

1.

2. a.

b.

c.

d.

e.

3.

1) 2) 3)

4.

1)

A. Pokok-pokok sistem 2) Pasal 4 ayat 2, yaitu Dalam melaksanakan kewajibannya pemerintahan RI setelah presiden dibantu oleh satu orang perubahan UUD 1945 Negara Indonesia adalah Negara wakil presiden hukum, tercantum dalam pasal 1 4. Presiden tidak bertanggung jawab ayat 3 UUD 1945, yaitu Negara kepada DPR, sistem pemerintahan Indonesia adalah Negara hukum. Indonesia masih menerapkan sistem Sistem Konstitusional, dapat dilihat presidensial. dalam pasal UUD 1945 yaitu : Catatan : Pasal 2 ayat 1, yaitu MPR terdiri Silahkan buka UUD 1945 tentang dari anggota DPR dan anggota DPD kekuasaan ptesiden (pasal 4 s/d 16 ) yang dipilih melalui pemilu, dan dan tentang DPR (pasal 19 s/d 22 B diatur lebih lanjut dengan UU. ). Pasal 3 ayat 3, yaitu MPR hanya 6.Menteri Negara ialah pembantu dapat memberhentikan presiden dan presiden, menteri Negara tidak wakil presiden dalam masa bertanggung jawab kepada DPR, jabatannya menurut UUD. presiden dibantu oleh menteriPasal 4 ayat 1, yaitu Presiden RI menteria diangkat dan diberhentikan memegang kekuasaan pemerintahan oleh presiden, pembentukan, menurut UUD. pembubaran, pengubahannya diatur Pasal 5 ayat 1, yaitu Presiden berhak dalam pasal 17 UUD 1945, yaitu: mengajukan rancangan UU kepada 1) Ayat 1 : Presiden dibantu oleh DPR. menteri-menteri Negara. Pasal 5 ayat 2, yaitu Presiden 2) Ayat 2 : Menteri-menteri itu menetapkan peraturan pemerintah diangkat dan diberhentikan oleh untuk menjalankan UU sebagaimana presiden. mestinya. 3) Ayat 3 : Setiap menteri membidangi Kekuasaan Negara tertinggi ada di urusan tertentu dalam pemerintahan. MPR, sesuai dengan pasal 2 ayat 1 4) Ayat 4 : Pembentukan, pengubahan, dan berdasarkan pasal 3 UUD 1945, dan pembubaran kemeterian Negara wewenang dan tugas MPR, adalah diatur dalam Undang-undang. Mengubah dan menetapkan UUD. 7. Kekuasaan kepala Negara tidak tak Melatik presiden dan/atau wakil terbatas, MPR presiden. berwenang memberhentikan Dapat memberhentikan presiden presiden dalam masa jabatannya dan/atau wakil presiden dalammasa sesuai dengan pasal 3 ayat 3 UUD jabatannya menurut UUD. 1945. Serta mengefektifkan hak-hak Presiden ialah penyelenggara DPR dalam mengontrol jalannya pemerintah Negara yang tertinggi pemerintahan oleh presiden sesuai menurut UUD, dapat dilihat pada : dengan pasal 20 A ayat 2 dan 3 Pasal 4 ayat 1, yaitu Preaisen RI UUD 1945. Hak-hak DPR yaitu: memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.

1) Interplasi, adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah. 2) Angket, adalah hak DPR untuk mengadakan penyelidikan terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap melanggar UU. 3) Menyatakan pendapat dalam sidang DPR. 4) Mengajukan Pertanyaan dalam sidang DPR 5) Mengajukan usul dan pendapat tentang suatu rancangan Undangundang. 6) Imunitas atau hak kekebalan hukum, adalah hak setiap anggota DPR dimana tidak bisa disomasi atau dituntut didepan pengadilan terhadap pernyataannya, pertanyaannya yang dikemukakan baik lisan dan tertulis dalam rapat DPR baik dalam sidang atau luar sidang yang berkaitan dengan fungsi, tugas dan wewenang DPR. 7) Budget, adalah hak DPR untuk menetapkan APBN. Mekanisme Pemberhentian Presiden dan atau Wakil Presiden setelah amandemen : Usul datang dari DPR karena presiden atau wakil presiden telah melangar UU dan diajukan ke MK (Mahkamah Konstitusi ) dengan dukungan 2|3 dari jumlah anggota DPR yang hadir dalam rapat paripurna yang dihadiri sekurangkurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPR. MK wajib memeriksa, mengadili dan memutus paling lama 90 hari setelah permintaan dari DPR

diterima. Bila presiden atau wakil presiden terbukti atau tidak terbukti maka MK menyampaikan hasil keputusan itu kepada DPR. Dalam hal terbukti maka DPR mengadakan sidang paripurna untuk meneruskan usul perberhentian kepada MPR. MPR wajib bersidang untuk memutuskan usul DPR paling lambat 30 hari sejak usul diterima dalam sidang paripurna yang dihadiri sekurangnya 3/4 jumlah anggota. Keputusan disetujui sekurangnya 2/3 dari jumlah yang hadir setelah presiden atau wakil presiden menyampaikan penjelasan. Apabila usul DPR tidak diterima maka presiden atau wakil presiden terus mrenjabat, dan apabila usul DPR diterima maka presiden dan atau wakil presiden diberhentikan. Sistem Check and Balances menurut UUD 1945 Legislatif Ekseku tif Yudik atif

MPR dapat # Presiden memberhenti menga Mahka mah kan presiden ngkat dan wakil hakim Agung presiden. agung. berhak me#DPR Pre review mengawasi siden peratur presiden dengan hak memili an 3 pemeri angket, hak h inteplasi, hak Hakim ntah. Konstit #Mahka budget. usi. mah DPR Konsti dapat
#

menyetujui atau menolak perjanjian internasional . D PR member pertimbanga n dalam pengangkata n duta, pemberian amnesti dan abolisi. DPR m emberi pers etujuan tentang pencalonan hakim agung dan memilih 3 calon Hakim Konstitusi.
Sblm amandeemen

tusi memut uskan apakah preside n/Wak il Presid en bersala h. # Mahka mah Konsti tusi berhak mereview undan gundan g.

ssdh amandemn

Sistem check and balance Legislatif Eksekutif Yudikatif

-MPR memberhentikan -Presiden Presiden dan mengangkat wakilpresiden hakim Agung.

-Mahkamah Agung berhak mereview peraturan pemerintah,dll.

-DPR mengawasi -Presiden memilih Presiden dengan hak 3 hakim -Mahkamah angket,hak konstitusi. Konstitusi interplasi,hakbudget,dll memutuskan apakah -DPR dapat presiden/wakil menyetujui/menolak presiden bersalah. perjanjian internasional -Mahkamah -DR memberi Konstitusi berhak pertimbangan kepada mereview undangpresidendalam undang. pengangkatan duta dan pemberian amnesti dan abolisi. -DPR memberi persetujuan tentang pencalonan hakim agung dan memilih 3 calon hakim konstitusi.

PERBANDINGAN PELAKSANAAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN Negara Republik Indonesia (presidensial) Negara-Negara lain

Bentuk negara adalah kesatuan 1. Prancis : (bukan parlementer dengan prinsip otonomi yang resmi) luas dengan 35 provinsi Presiden kuat karena dipilih

termasuk daerah istimewa. Bentuk pemerintahan republik dengan presidensial.

langsung oleh rakyat.

adalah Kepala negara adalah presiden dengan masa jabatan 7 tahun. sistem

Presiden dapat bertindak dimasa darurat untuk menyelesaikan Pemegang kekuasaan eksekutif krisis. adalah presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala Bila terjadi pertentangan antara kabinet dengan legislatif maka pemerintahan. presiden membubarkan legislatif. Kabinet atau menteri diangkat dan diberhentikan serta Jika suatu UU telah disetujui bertanggungjawab kepada legislatif tapi tidak disetujui presiden maka diajukan kepada presiden. rakyat melalui referendum atau mahkamah Parlemen pemegang kekuasaan persetujuan konstitusional. Eksekutif yang terdiri dari 2 kamar yaitu DPR dan DPD Mosi dan interplasi dipersukar yang merupakan sekaligus harus disetujui oleh 10 % dari anggota MPR. Anggota DPR anggota legislatif. dipilih rakyat melalui pemilu dengan sitem proporsional Inggris : (Parlementer) terbuka, DPD dipilih rakyat secara langsung melalui pemilu yang berasal dari masingmasing provinsi sejumlah 4 orang setiap provinsi dengan sistem pemilihan distrik perwakilan banyak. Kekuasaan Yudikatif dijalankan oleh mahkamah agung dan badan peradilan di bawahnya. Kepala negara adalah raja, ratu sifatnya simbolis tidak dapat diganggu gugat. UU dalam penyekenggaraan negara berrsifat konvensi. Kekuasaan pemerintah ada di tangan Perdana Menteri. Kabinet yang tidak memperoleh kepercayaan dari badan legislatif harus meletakkan jabatannya.

Perdana Menteri sewaktu-waktu dapat mengadakan pemilu. Hanya ada 2partai besar yaitu konservatif dan partai buruh. India : (Parlementer) Badan eksekutif adalah presiden sebagai kepala negara dan

perdana menteri yang dipimpin oleh Perdana Menteri. Presiden dipolih oleh lembaga legislatif baik dipusat maupoun didaerah. Pemerintah dapat menyatakan keadaan darurat dan pembatasan kegiatan bagi para pelaku politik agar tidak mengganggu usaha pembangunan. Amerika serikat : (presidensial) Badan eksekutif adalah presiden bersama para menteri. Masa jabatan presiden 4 tahun dan maksimal 2 periode. Presiden terpisah dari legislatif atau kongres. Presiden tidak dapat membubarkan kongres begitu juga kongres tidak dapat memberhentikan presiden. Mayoritas UU disiapkan pemerintah dan diajukan ke kongres. Presiden punya wewenang untuk membatalkan atau memveto rancangan UU. Veto presiden batal bila ditentang leh 2/3 anggota kongres. Check and balances, presiden boleh memilih menterinya, tetapi dalam hal penetapan hakim agung dan duta besar dan untuk mengadakan perjanjian internasional harus disetujui senat. Pakistan : (parlementer kabinet) Badan eksekutif adalah presiden

dan menterinya yang beragama islam. Perdana menteri adalah pembantunya tidak boleh merangkap anggota legislatif. Presiden punya wewenang memveto RUU, veto gagal bila UU diterima 2/3 anggota legislatif. Presiden berwenang membubarkan badan legislatif dan presiden harus mengundurkan diri dalam jangka waktu 4 bulan dan mengadakan pemilu baru. Dalam keadaan darurat reiden dapat mengeluarkan ketetapan yang diajukan ke legislatif paling lama 6 bulan.

You might also like