You are on page 1of 6

Data dan Hasil Pengamatan Tabel 1 Hasil Uji Penduga

Gas Contoh air Tabung LB Double Streng 5 ml 1 Air Kemasan Air Keran Diploma Air isi ulang Malabar Air selokan 2 3 4 5 Tabung LB Single Streng 1 ml 1 2 3 4 5 Tabung LB Double Streng 0.1 ml 1 2 3 4 5 0-2-0 2-0-0 4 MPN/100ml 5 MPN/100ml 8 MPN/100ml 1600 MPN/100ml 22 MPN/100ml Terbaca MPN

+ + -

+ +

+ +

1-1-2

+ + + + + + + + + + + + + +

5-5-4

Air + + + + - + + keran Lodaya Keterangan : + : terdapat gelembung -

4-2-0

: tidak terdapat gelembung

Tabel 2 Hasil Uji Penguat Contoh Air Air Kemasan Air Keran Diploma Air isi ulang Malabar Air selokan Air keran Lodaya Keterangan : + Coliform + + + + + Layak Diminum Tidak Layak Diminum -

: mengandung bakteri coliform

Tabel 3 Hasil Uji Pelengkap Kaldu Laktosa A/G (+) atau ( - ) + + + + + Pewarnaan Gram Sifat Gram dan Morfologi Gram negatif Gram negatif Gram negatif Gram negatif Gram negatif Potabilitas Layak diminum Tidak Layak diminum

Contoh Air

Air Kemasan Air Keran Diploma Air isi ulang Malabar Air selokan Air keran Lodaya

Gambar 1 E . coli 0.1 mL

Gambar 2 E . coli 1 mL

Gambar 3 E . coli 5 mL

Pembahasan Populasi mikroba di alam sangat kompleks dan besar. Beratus-ratus spesies dari berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Salah satu mikroba tersebut adalah bakteri. Bakteri memiliki tiga macam bentuk yaitu kokus (bulat atau bola), basil (batang), dan spiral (Fardiaz 1989). Air yang kita gunakan untuk keperluan sehari-hari mengandung berbagai jenis mikroba (patogen dan nonpatogen) di dalamnya. Seiring dengan berkembangnya industri, penduduk dan luasnya areal pemukiman, ketersediaan akan air bersih yang layak diminum semakin langka. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam menilai kelayakan / kualitas air unuk menjadi air minum adalah jenis bakteri yang terkandung di dalamnya. Pemakaian air sungai sebagai air minum masih aman digunakan asalkan mikroorganisme (bakteri) yang terkandung di dalamnya tidak bersifat patogen. Air minum yang tercemar oleh kuman dapat menyebabkan wabah penyakit usus. Ditemukannya kuman-kuman patogen dari air minum, misalnya Salmonella tiphy, Shigella dysentriae, Vibrio Cholera, Escherichia coli merupakan bukti langsung bahwa air minum sudah tercemar kotoran manusia. Salah satu metode pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan monitoring kualitas air secara mikrobiologik sebelum dijadikan sebagai sumber air minum. Koliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, makanan,, susu,dll. Koliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang, gram negative, tidak membentuk spora, aerobik

dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35oC. Adanya bakteri koliform di dalam minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan atau toksikgenik yang berbahaya bagi kesehatan. Uji mikrobiologis air dapat dianalisis berdasarkan organisme penunjuk atau indicator organism. Syarat organisme indicator antara lain yaitu terdapat pada air yang tercemar, mempunyai kemampuan bertaha hidup yang lebih besar dari pathogen, terdapat dalam jumlah lebih banyak daripada pathogen, dan mudah dideteksi dengan teknik laboratorium yang sederhana. Biasanya yang digunakan sebagai indicator yaitu dari jenis Escheichia coli (E. coli atau coli tinja) dikarenakan terdapat hanya dan selalu terdapat dalam tinja (Adam 1992). Analisis untuk mengetahui kelayakan air (uji mikrobiologis air) terdapat tiga tahap uji yaitu uji penduga, uji penguat, dan uji pelengkap. Uji penduga (presumptive test) ialah uji yang bertujuan mendeteksi mikroorganisme yang dapat diduga sebagai bakteri coliform dan untuk melihat apakah sample air mampu memfermentasi laktosa. Karena mediayang digunakan adalah Lactose Broth (LB) atau kaldu laktosa. Cara pengerjaannya ialah dengan memasukkan sample air ke dalam tabung reaksi bertutup yang didalamnya telah berisi lactose broth serta tabung durham. Apabila setelah inkubasi selama 2x24 jam, terdapat gelembung pada bagian atas tabung durham yang disimpan terbalik maka menyatakan adanya coliform. Lactose broth mengandung garam empedu untuk menekan bakteri gram positif agar tidak tumbuh dan mempercepat pertumbuhan bakteri gram negatif sehingga hanya bakteri gram negatif yang dapat tumbuh baik di dalamnya. Uji penguat (confirmed test) yaitu uji lanjutan dari tahap uji penduga dengan membuat piaraan agar piaraan laktoa cair pada media agar selektif dan diferensial yaitu Eosin Methylene Blue Agar (EMBA). Koloni E. coli akan tampak berwarna hijau metalik dan disebut sebagai koloni tipikal, tipe lain disebut atipikal. Kemudian uji lengkap (completed test) merupakan uji yang dilakukan untuk pembuatan piaraan cair dalam media laktosa dari koloni tipikal pada media EMBA dengan tujuan mendeteksi mikroorganisme yang diduga E.coli untuk memfermentasi laktosa juga diamati morfologinya.

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, pada uji penduga air selokan terdapat gelembung yang cukup banyak pada tabung durham yang diletakkan dalam tabung reaksi berisikan Lactose Broth. Hal tersebut berarti pula bahwa dalam air selokan tersebut positif mengandung bakteri coliform, namun spesies pastinya belum dapat ditentukan. Untuk mengetahui kepastian selanjutnya, dilakukan uji selanjutnya yaitu uji penguat dengan pembuatan biakan dalam media EMBA (Eiosin Methylene Blue Agar). Apabila terbentuk warna hijau metalik, maka dapat dipastikan itu adalah E. coli. Hasil pegamatan tidak terlihat warna hijau metalik. Hal tersebut dapat terjadi karena terlalu lamanya masa biakan yang telah ditentukan dengan yang dilakukan. Setelah itu dilakukan uji pelengkap yaitu dengan melakukan teknik pewarnaan gram. Dari hasil pengamatan didapatkan bakteri gram negatif yang berupa E. coli. Total E. coli terdiri dari E. coli yang berasal dari tinja (disebut E. coli tinja) atau disebut juga coli fecal (baru tercemar tinja), lalu bakteri-bakteri lain selain E. coli (disebut coliform) seperti Klebsiella sp., Enterobacter freundii, Aerobacter aerogenes, atau disebut juga coli nonfecal (pernah terjemar tinja) (Jati 2007).
Kandungan bakteri E. Coli dalam air berdasarkan ketentuan WHO (1968) dalam Dwijoseputro (1989), dalam hal jumlah maksimum yang diperkenankan per 100 ml adalah 1000, air untuk kolam renang 200, dan air minum 10. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas air secara biologis ditentukan oleh kehadiran bakteri E. Coli di dalamnya.

Simpulan Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa dari lima sampel yang digunakan semua mengandung bakteri E.coli dengan jumlah yang berbeda. Air minum kemasan berjumlah 4 MPN/100ml, air keran diploma 5 MPN/100ml, air isi ulang Malabar 8 MPN/100ml, air keran Lodaya 22 MPN/100ml, dan air selokan 1600 MPN/100ml. Air yang layak minum yaitu air minum kemasan, air keran diploma dan air isi ulang Malabar sedangkan air yang tidak layak minum ialah air keran Lodaya dan air selokan.

Daftar Pustaka

Adam Syamsunir.1992. Dasar-Dasar Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Perawatan.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jati Wijaya. 2007. Biologi Interaktif. Jakarta : Ganeca Exact. Dwijoseputro. 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan. Fardiaz S. 1989. Mikrobiologi Pangan (Pusat Antar Universitas). Bogor : Institut Pertanian Bogor.

You might also like