You are on page 1of 19

Manajemen Personalia

Manajemen Personalia BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno mnagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet ( Sunarto,Jajuk Herawati, 2002:3 ), misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni mencapai sesuatu melalui orang lain.Dengan definisi tersebut, manajemen tidak bekerja sendiri, tetapi bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Sementara itu, Sunarto dan Jajuk Herawati (2002) mendefinisikan manajemen adalah proses merencanakan , meng-organisir, mengarahkan dan mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan sumber daya organisasi. Difinisi tersebut mencakup beberapa pengertian kunci, yaitu : 1. Proses yang merupakan kegiatan yang direncanakan 2. Kegiatan merencanakan, mengorganisir, mengarahkan dan mengendalikan yang sering disebut sebagai fungsi manajemen. 3. Tujuan organisasi yang ingin dicapai melalui aktivitas tersebut. 4. Sumberdaya organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan. Manajer didefinisikan sebagai orang yang melakukan kegiatan manajemen atau kegiatan proses manajemen. Kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian disebut sebagai proses manajemen. Manajemen menginginkan tujuan tercapai dengan efektif dan efisien. Menurut Drucker (Sunarto,Jajuk Herawati, 2002:4) efisiensi berarti mengerjakan sesuatu dengan benar , sedangkan efektif adalah mengerjakan sesuatu yang benar. Efisien adalah kemampuan menggunakan sumberdaya dengan benar, tidak membuang-buang sumberdaya tidak perlu. Efektivitas adalah mengerjakan sesuatu yang benar. Ilmu manajemen merupakan suatu kumpulan pengetahuan yangdisistemisasi, dikumpulkan dan diterima kebenarannya. Hal ini dibuktikan dengan adanya metode ilmiah yang dapat digunakan dalam setiap penyelesaian masalah dalam manajemen. Namun selain itu, beberapa ahli seperti Follet menganggap manajemen adalah sebuahseni. Hal ini disebabkan karena kepemimpinan memerlukan kharisma,stabilitas emosi, kewibawaan, kejujuran, kemampuan menjalin hubungan antaramanusia yang semuanya itu banyak ditentukan oleh bakat seseorang dan sulit dipelajari. Namun demikian seorang Kepala Sekolah diharapkan mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen yang maksimal. Menurut B. Suryosubroto ( 2004) bidang- bidang manajemen pendidikan adalah :

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Manajemen kurikulum Manajemen kesiswaan Manajemen personalia Manajemen sarana pendidikan Manajemen tatalaksana sekolah Manajemen keuangan Pengorganisasian sekolah Hubungan sekolah dengan masyarakat (Humas)

B. Batasan Masalah Dalam makalah ini akan dibahas : b.1 Fungsi fungsi manajemen b.2 Pengertian manajemen personalia/kepegawaian b.3 Lingkup manajemen personalia sekolah BAB II Pembahasan Fungsi Fungsi Manajemen Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di dalamnya. Pada umumnya ada empat (4) ( Sunarto,Jajuk Herawati, 2002:5-7 ) fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan (leading) dan fungsi pengendalian (controlling).

Perencanaan (Planning)

Perencanaan berarti penentuan program personalia yang akan membantu tercapainya sasaran yang telah disusun untuk perusahaan itu. Dengan kata lain proses penentuan akan melibatkan partisipasi aktif dan kesadaran penuh dari Manajer personalia, dengan keahliannya dalam bidang sumber daya manusia.

Pengorganisasian (organizing)

Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan, manajer personalia menyusun suatu organisasi dengan merancang struktur hubungan antara pekerjaan , personalia, dan faktor-faktor fisik .Apabila serangkaian tindakan telah ditentukan, organisasi harus disusun untuk melaksanakannya.

Pengarahan (leading)

Fungsi sederhana dari pengarahan adalah untuk membuat atau mendapatkan karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan (pemberian perintah)

Pengendalian (controlling)

Pengendalian adalah fungsi manajerial yang berhubungan dengan pengaturan kegiatan agar sesuai dengan rencana personalia yang sebelumnya telah dirumuskan berdasarkan analisis terhadap sasaran dasar organisasi Pengertian Manajemen Personalia/kepegawaian Personalia (Made Pidarta,2004:108) ialah semua anggota organisasi yang bekerja untuk kepentingan organisasi yaitu untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan . Personalia organisasi pendidikan mencakup para guru, para pegawai dan para wakil siswa/mahasiswa. Termasuk juga para manajer pendidikan yang mungkin dipegang oleh beberapa guru. Pada prinsipnya yang dimaksud personel disini ( B. Suryosubroto, 2004:86 ) adalah orang-orang yang melaksanakan sesuatu tugas untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini disekolah dibatasi dengan sebutan pegawai. Karena itu, personel di sekolah tentu saja meliputi unsur guru yang disebut tenaga edukatif dan unsur karyawan yang disebut tenaga administratif. Secara terperinci dapat disebutkan keseluruhan personel sekolah adalah kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha dan pesuruh/penjaga sekolah. Kepala sekolah wajib mendayagunakan seluruh personal secara efektif dan efisien agae tujuan penyelenggaraan pendidikan disekolah tersebut tercapai dengan optimal. Pendayagunaan ini ditempuh dengan jalan memberikan tugas-tugas jabatan sesuai dengan kemampuan dan kewenangan masing-masing individu. Karena itu adanya job diskription yang jelas sangat diperlukan. Manajemen kepegawaian ( Mulyono, 2008 : 173 ) adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, pengadaan, pengembangan, pemberian kompetensi, pengintregrasian dan pemeliharaan tenaga kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi seefisien dan seefektif mungkin. Lingkup Manajemen Personalia Sekolah Ada empat (4) prinsip dasar ( Depdikbud, 1999:77 )yang harus dipedomi kepala sekolah dalam menerapkan manajemen personalia, yaitu : 1. Dalam mengembangkan sekolah, sumber daya manusia adalah komponen paling berharga. 2. Sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola dengan baik, sehingga mendukung tercapainya tujuan institusional. 3. Kultur dan suasana organisasi di sekolah, serta perilaku manajerial kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengembangan sekolah.

4. Manajemen personalia disekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga (guru,staf administrasi, siswa, orangtua, dan yang terkait) dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah. Sebagai pimpinan tertinggi, tugas kepala sekolah mencakup tiga (3) aspek (Depdikbud, 1999:77),yaitu (a) pengadaan tenaga, (b) pemanfaatan tenaga yang telah dimiliki, serta (c) pembinaan dan pengembangan.Tiga aspek tersebut merupakan suatu siklus berkelanjutan, yang harus dikerjakan dan hasilnya dikaji secara periodik. 1. Pengadaan Tenaga Ada dua tahap yang harus dilakukan kepala sekolah untuk pengadaan tenaga, yaitu (a) analisis pekerjaan dan (b) pengadaan tenaga. a.1 Analisis Pekerjaan Meliputi analisis proses dan operasional, analisis proses dilakukan untuk menemukan jenis pekerjaan/tugas yang harus dilakukan disekolah atau jabatan yang harus ada disekolah. Analisis operasi untuk menemukan bagaimana setiap tugas tersebut harus dikerjakan dan kemampuan yang diperlukan oleh orang yang mengerjakan tugas atau mengemban jabatan tersebut. a.2 Pengadaan Tenaga Jika hasil analisis pekerjaan menunjukan bahwa sekolah kekurangan tenaga, sekolah negeri tidak boleh merekrut sendiri, tetapi mengusulkan pengangkatan tenaga baru kepada Dinas Pendidikan Kabuapten/Kodya. Untuk sekolah swasta prosedurnya sesuai yang berlaku disekolah/yayasan pembinanya. 1. Pemanfaatan/mendayagunakan Tenaga Mendayagunakan staf artinya memberi tugas yang sesuai dengan kemampuannya, sehingga setiap orang dapat bekerja secara efektif dan efisien. Langkah-langkahnya : b.1 Tempatkan orang pada jabatan atau tugas yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya. b.2 Lakukan musyawarah dalam setiap penentuan jabatan atau tugas, sehingga baik yang menerima jabatan/tugas maupun staf yang lain dapat menerima dengan perasaan senang. b.3 Ciptakan kondisi kerja dan berikan fasilitas agar pekerjaan/tugas yang diberikan dapat berjalan dengan baik. b.4 Biasakan memanfaatkan tenaga secara efisien. Jika pekerjaan cukup dikerjakan satu orang tidak perlu ditunjuk dua orang. b.5 Kepala sekolah harus bisa menciptakan tugas, sehingga semua staf memiliki tugas masingmasing. Adanya staf yang mengenggur dapat menciptakan situasi kurang baik.

b.6 Berikan penghargaan, misalnya pujian dalam rapat atau piagam jika staf yang sukses mengerjakan tugas. c. Pembinaan dan pengembangan Ada tiga aspek penting yang perlu dilakukan kepala sekolah dalam mengembangkan tenaga disekolah, yaitu : (c.1) peningkatan profesionalisme, (c.2) pembinaan karier, dan (c.3) kesejahteraan. c.1 Peningkatan profesionalisme Dapat dilakukan melalui : c.1.1 Mengikutsertakan guru/staf pada pelatihan yang sesuai. Jika perlu sekolah mengadakan pelatihan ditempat (in house training) dengan mengundang pelatih dari luar. c.1.2 Sekolah perlu menyediakan buku atau referensi yang memadai bagi guru/staf. c.1.3 Mendorong bagi guru/staf untuk melakukan tutorial sebaya, misalnya melalui kegiatan MGMP c.2 Pembinaan Karier Untuk membina karier guru dan staf administrasi, kepala sekolah harus membantu, mendorong dan memfasilitasi agar mereka dapat meningkatkan kariernya. Seperti : c.2.1 Mengaitkan prestasi guru dan staf dengan peningkatan jabatan, baik struktural maupun fungsional c.2.3 Mengigat jabatan fungsional guru terkait erat dengan penilaian angka kresit (PAK) kepala ekolah harus membantu agar PAK berjalan lancar c.3 Kesejahteraan Kesejahteraan harus diartikan material ( gaji, honororium dan fasilitas fisik ) dan nonmaterial yang mengarah kepada kepuasan kerja. Untuk itu perlu dilakukan antara lain : c.3.1 Memberikan apa yang menjadi hak guru dan staf administrasi c.3.2 memberikan penghargaan, baik berupa material maupun non material, bagi setiap staf yang berprestasi. c.3.3 membina hubungan kekeluargaan siantara para guru/staf, beserta keluargannya.

Selain hal diatas seorang kepala sekolah juga harus dapat mengelola ( memanege ) administrasi Personalia/kepegawaian . Ada empat adminitrasi (B.Ssuryosubroto, 2004 : 87-103) yaitu (1) daftar personel, (2) Daftar hadir, (3) daftar konduite (4) Hal tentang usul kepegawaian 1. Daftar Personel Memuat identitras atau keterangan lengkap tentang diri guru maupun tenaga administratif. Keterangan-keterangan ini antara lain meliputi nama lengkap dan identitas pribadi yang lain (agama, tempat tinggal, tahun kelahiran dan sebagainya), pangkat, jabatan, pendidikan terakhir, pendidikan tambahan dan keluarga. Disamping itu setiap personel harus disediakan satu map khusus untuk menyimpan arsip-arsip/surat keterangan yang sah, yang mungkin berwujud salinan atau fotocopy yag berhubungan erat dengan masalah kepegawaian seperti : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. surat keputusan pengangakatan pegawai. surat keputusan kenaikan pangkat. Surat keputusan kenaikan gaji berkala atau STTB Fotocopy kartu pegawai Surat nikah. Catatan penting misalnya tanda penghargaan, piagam dll Daftar Hadir Guru/Karyawan

Kehadiran guru/karyawan di sekolah adalah suatu hal yang mutlak demi berhasilnya tujuan pendidikan. Karena itu, kehadiran guru/karyawan hendaknya selalu dapat dikontrol oleh kepala sekolah, daftar hadir ini bagi guru bersifat harian, artinya setiap hari guru menanda-tangani daftar tersebut. Dengan memeriksa daftar hadir maka dapat dihitung persentase kehadiran atau absensi guru yang bersangkutan. 1. Daftar Konduite Adalah daftar yang berisi penilaian terhadap pegawai yang dibuat oleh pimpinan atau atasannya. Kebanyakan pegawai negeri (termasuk guru) menganggap bahwa daftar konduite dibuat untuk dilampirkan sebagai syarat kenaikan pangkat (golongan gaji) bagi pegawai yang bersangkutan. Namun sebenarnya juga berguna untuk pembinaan pegawai terutama bagi pegawai (guru) yang kurang berhasil dalam pekerjaannya agar mampu dan bersedia memperbaiki kelemahankelemahan/atau kekurangan-kekurangannya. Dalam DP3 ( daftar penilaian pekerjaan pegawai negeri sipil ) tersebut, unsur unsur yang dinilai adalah : 3.1 kesetiaan 3.2 prestasi kerja 3.3 tanggungjawab 3.4 ketaatan 3.5 kejujuran

3.6 kerjasama 3.7 prakarsa 3.8 kepemimpinan 4. Beberapa Hal tentang Usul Kepegawaian Seorang Kepala Sekolah juga harus menguasai usul kepegawaian yang merupakan penghargaan terhadap pegawai yang bersangkutan yang telah memenuhu syarat-syarat tertentu, Ismed Syarief, 1976 ( B. Suryosubroto, 2004 : 95). Beberapa usul kepegawaian yang pokok adalah : 4.1 Usul kenaikan gaji Berkala 4.2 Usul kenaikan pangkat 4.3 Usul pengangkatan dalam suatu jabatan tertentu 4.4 Usul atau permohonan cuti 4.5 Usul pemberian pensiun 4.6 Usul pemberhentian pegawai. BAB IV Kesimpulan Ada empat (4) fungsi-fungsi manajemen yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan (leading) dan fungsi pengendalian (controlling). Manajemen kepegawaian adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, pengadaan, pengembangan, pemberian kompetensi, pengintregrasian dan pemeliharaan tenaga kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi seefisien dan seefektif mungkin. Sebagai pimpinan tertinggi, tugas kepala sekolah mencakup tiga (3) aspek yaitu (a) pengadaan tenaga, (b) pemanfaatan tenaga yang telah dimiliki, serta (c) pembinaan dan pengembangan.Tiga aspek tersebut merupakan suatu siklus berkelanjutan, yang harus dikerjakan dan hasilnya dikaji secara periodik.

Selain hal diatas seorang kepala sekolah juga harus dapat mengelola ( memanege ) administrasi Personalia / kepegawaian . Ada empat adminitrasi yaitu (1) daftar personel, (2) Daftar hadir, (3) daftar konduite (4) Hal tentang usul kepegawaian DAFTAR PUSTAKA B. Suryosubroto, Drs, 2004, Manajemen Pendidikan disekolah, Rineka Cipta, Jakarta Depdikbud, 1999, Panduan Manajemen Sekolah, Jakarta Sunarto, SE, MM, Jajuk Herawati, MM, 2002, Manajemen, BPEE-UST, Yogyakarta Mulyono, 2008, Manajemen Administrasi, Malang Made Pidarta, Prof, Dr, 2004, Manajemen Pendidikan Indonesia, Rineka Cipta, jakarta

MANAJEMEN PERSONALIA
DEFINISI Istilah personalia, personel atau kepegawaiaan mengandung arti keseluruhan orang-orang yang berkerja pada suatu organisasi. Dengan demikian manajemen personalia adalah manajemen yang menitikberatkan perhatiannya kepada soal-soal pegawai atau personalia di dalam suatu organisasi. Unutk lebih lengkapnya manajemen personalia itu dapat dirumuskan sebagai berikut: Manajemen Personalia adalah seni dan ilmu memeperoleh, memajukan dan memanfaatkan tebnaga kerja sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi dapat direalisir secar berdaya guna dan berhasil dan adanya kegairahan kerja dari para tenaga kerja. Definisi lain dari Manajemen Personalia: Society for personnel administration di Amerika Serikat mendefinisikan: Personnel Administration is art of aquiring, developing and maintaining a competent work force in such a manner as to accomplish with maximum efficiency and economy the functions and objectives of the oprganization Michael J. Jucius The field of management which has to do with planning, organizing and controlling various operative function of procuring, developing, maintaining, and utilizing a labour force, in such that the: a. Objectives for which the company is established are attained economically and effectively b. Objectives of all levels of personnel are served to the highest possible degree. c. Objective of the community are duly considered and served. Edwin B. Flippo personnel management is planning, organizing, directing and controlling of procurement, development, compensation, integration, and maintenance of human resource and that organizational and social objectives may be accomplished Jhon B. Miner dan Mary Green Miner personnel management may be defined as involving the development, application and evaluation of policies, procedures, method, and programs relating to the individual in the organization. PEMBAGIAN KERJA FUNGSI PERSONALIA DAN LINGKUP MANAJEMEN PERSONALIA Dalam perusahaan kecil fungsi personalia dilaksanakan langsung oleh pucuk pimpinan, jadi segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga kerja, seperti penempatan, pelatihan, pendidikan, mutasi dan promosi, kompensasi dan pemberhentian langsung menjadi tanggung jawab pucuk pimpinan. Pada perusahaan besar sebagian dari aktivitas fungsi personalia didelegasi kepada masingmasing manajer termasuk kepada kepala departemen (bagian atau seksi) personalia. Pembagian kerja akan fungsi personalia, tidak berarti bahwa segala masalah telah dapat diatasi. Bertambah besarnya perusahaan dan semakin kompleksnya aktivitas perusahaan bukan saja menambah

kesibukan fungsi pokok. Tetapi pula fungsi personalia. Dibentuknya unit personalia tidak berarti bahwa segala aktivitas mengenai fungsi personalia hanya dikerjakan oleh unit personalia. Unit Personalia tidak sama statusnya misalnya dengan Unit Produksi atau Unit Pemasaran, sebab Unit Personalia merupakan sebuah services departement (bagian pembantu). Unit personalia, berstatus sebagai tenaga staff, ia sering disebit a specialized staff. Sebagai a specialized staff maka unit personalia, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Ia terbatas dalam pemberian nasihat dan bantuan dan tidak mempunyai kekuasaan terhadap elemen-elemen lain di didalam organisasi. b. Nasihat dan bantuan yang diberikan ditujukan kepada seluruh bagian. c. Ia memberikan nasihat dan bantuan khusus di bidang personalia. Pada umumnya yang dilaksanakan dalam suatu perusahaan mengenai tugas-tugas personalia ada tiga yaitu: 1. Procuring memperoleh tenaga kerja - membuat anggaran tenaga kerja - menarik tenaga kerja - membuat job analysis, job description, dan job specification - menetapkan dan menghubungi sumber-sumber tenaga kerja - mengadakan seleksi terhadap calon tenaga kerja 2. Developing memajukan atau mengembangkan tenaga kerja - melatih dan mendidik tenaga kerja - mempromiosikan dan memindahkan tenaga kerja - mengadakan penilaian kecakapan tenaga kerja 3. Mantaining memanfaatkan tenaga kerja - memberhentikan tenaga kerja - memensiunkan tenaga kerja - memberi kompensasi - mengurus kesejagteraan pegawai termasuk pembayaran upah, perumahan, rekreasi, pengobatan dan lain sebagainya. Dalam suatu perusahaan pada umumnya kita dapati empat macam hubungan antara petugas yaitu: 1. Line relation 2. Functional relation 3. Staff relation 4. Lateral relation Unit kepala personalia memiliki tiga macam hubungan di atas yakni : line relation, functional relation, dan lateral relation. Dengan line relation dimaksud hubungan antara seorang atasan dengan bawahannya misalnya pemberian instruksi, pemberian saran-saran dan lain-lain. Dengan functional relation dimaksud hubungan antara sesuatu pejabat dengan pejabat-pejabat lainnya dimana pejabat pertama memberikan bantuan dan layanan kepada pejabat kedua dalam bidang keahliannya. Dengan lateral relation yang dimaksud hubungan-hubungan untuk berkoordiner dan bekerja sama antara para manager yang setingkat misalnya antara kepala-kepala bagian atau antara kepala-kepala seksi.

diposting oleh: Syafrizal Helmi

Pengertian Manajemen Personalia Telah sering disinggung bahwa manajemen adalah proses pengendalian usaha kerja sama sejumlah manusia untuk mencapai suatu tujuan. Pengendalian dan yang dikendalikan adalah manusia. Oleh karena itu, faktor manusia di dalam manajemen sebagai proses merupakan faktor yang utama dan pertama. Faktor manusia adalah faktor yang menentukan dalam keseluruhan proses itu, karena manusialah yang harus bekerja sama agar tujuan yang dirumuskannya dapat dicapai secara efektif. Oleh karena itu dalam proses manajemen faktor manusia harus diatur, dikendalikan dan dikembangkan secara efisien pula, guna meningkatkan aktivitasnya dalam mewujudkan kerja yang terarah pada pencapaian tujuan. Kegiatan pengaturan, pengendalian dan pengembangan faktor manusia itu merupakan aktivitas manajemen kepegawaian atau manajemen personalia. Istilah personalia, personil atau kepegawaian yang mengandung arti keseluruhan orang-orang yang bekerja pada suatu organisasi. Dengan demikian manajemen personalia adalah manajemen yang menitik beratkan perhatiannya kepada soal-soal pegawai atau personalia didalam suatu organisasi. Menurut Made Pidarta, personalia ialah semua anggota yang bekerja untuk kepentingan organisasi yaitu untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Personalia organisasi pendidikan mencakup para guru, para pegawai, para wakil siswa atau mahasiswa, dan para alumnus, termasuk juga para manajer pendidikan. Sedangkan menurut Suryo Subroto yang dimaksud personalia atau personil adalah orang-orang yang melaksanakan suatu tugas untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini di sekolah dibatasi dengan sebutan pegawai. Oleh karena itu personil sekolah tentu saja meliputi unsur guru yang disebut tenaga edukatif dan unsur karyawan yang disebut tenaga administratif. Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli manajemen tersebut, peneliti mencoba untuk merumuskan manajemen personalia yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan kegiatan-kegiatan dan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi pengintegrasian dan pemeliharaan, agar tercapai diberbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat.

MANAJEMEN PERSONALIA 1. I. PENDAHULUAN

Manajemen merupakan salah satu aktifitas pekerjaan yang dimiliki oleh setiap organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam organisasi pendidikan terdapat satu jenis manajemen yang bertingkat ialah manajemen tertinggi sampai dengan manajemen terdepan. Dalam oprasionalnya di suatu institusi manajemen pendidikan tidak dapat berjalan tanpa adanya personal-personal yang menanganinya dengan baik, sehingga manajemen personalia mempunyai peran penting dalam mengembangkan dan mewujudkam tujuan suatu institusi pendidikan. Dan hal itu juga didukung dengan pengoptimalan kinerja manajemen lain. Untuk mengetahuinya lebih mendalam, maka kami akan memaparkan lebih jauh mengenai manajemen personalia, baik pengertian, prinsip dasar, peran maupun tanggung jawabnya. 1. II. 1. 2. 3. 4. RUMUSAN MASALAH Apa Pengertian Manajemen Personalia? Apa Saja yang Menjadi Prinsip Dasar Manajemen Personalia? Bagaimana Peran Manajemen Personalia? Apa Saja Tanggung Jawab Manajemen Personalia?

1. III. PEMBAHASAN 1. A. Pengertian Manajemen Personalia Secara etimologi Manajemen Personelia terdiri dari dua kata, yaitu Manajemen berasal dari bahasa inggris manag yang artinya mengatur, dan Personalia yang artinya anggota. Sedangkan secara terminologi personalia yang dimaksud disini adalah semua anggota organisasi yang bekerja untuk kepentingan organisasi yaitu untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Personalia organisasi pendidikan mencakup para guru, para pegawai, dan para wakil siswa/mahasiswa. Termasuk para manager pendidikan yang mungkin dipegang oleh beberapa guru.[1] Tidak hanya mereka yang paling aktif dalam proses pendidikan yaitu para guru dan karyawan namun wakil siswa seperti anggota OSIS atau Senat Mahasisawa serta alumni juga dapat dimasukkan sebagai personalia pendidikan karna paling tidak mereka dimintai umpan balik dalam mengambil keputusan atau dapat berpartisipasi dalam lembaga pendidikan. 1. B. Prinsip Dasar Manajemen Personalia

Kepala Sekolah sebagai top leader di sekolah wajib mendayagunakan seluruh personel secara efektif dan efisien agar tujuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah tersebut tercapai secara optimal. Adapun efektif disini menyangkut hal-hal yang bersifat ekstren yaitu kwalitas jasa pelayanan yang mempuyai pengaruh pada dunia luar yang dilayani oleh organisasi tersebut. Dan untuk mengukur seberapa efektifkah organisasi tersebut maka caranya dengan memperhatikan

dua faktor yaitu seberapa besar pencapaian sasaran dan bagaimana kualitas jasa pelayanan. Sedangkan efisien disini berorientasi pada hal-hal yang bersifat intren yakni berkaitan dengan energi, kegiatan dan vitalitas dalam organisasi. Adapun indikatornya yaitu kerjasama, motivasi, prosedur-prosedurnya, dan supervisi.[2] Untuk itu kepala sekolah setidaknya mempunyai prinsip dasar yang harus dipegang dalam menerapkan manejemen personalia agar tercapai tujuan penyelenggaran pendidikan, yaitu: 1. Dalam mengembangkan sekolah, sumber daya manusia adalah komponen paling berharga. 2. Sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola dengan baik sehingga mendukung tercapainya tujuan institusi/lembaga sekolah. 3. Kultur dan suasana organisasi di sekolah, serta prilaku manajerial kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengembangan sekolah. 4. Manajemen personalia di sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah.[3] Dalam proses rekrutmen dan pembinaan struktural staf sekolahlah yang terlibat dan harus bertanggung jawab. Sementara itu, pembinaan profesional dalam rangka pembangunan kapasitas dan kemampuan kepala sekolah serta pembinaan ketrampilan guru dalam mengimplementasikan kurikulum termasuk staf kependidikan lainnya yang dilakukan secara terus menerus atas inisiatif sekolah. Personalia pendidikan yang kreatif dan berpartisipasi aktif dalam pengembangan organisasi sangat dibutuhkan. Akibat tuntutan perubahan zaman maka merekalah orang yang mampu mempertahankan kelangsungan organisasi dari kepunahan. Kemudian untuk membina kreatifitas dan partisipasi maka dengan memberi kesempatan dan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas tertentu yang bersifat nonrutin inilah menjadi cara pembinaan tersebut. 1. C. Peran Manajemen Personalia

Suatu lembaga pendidikan dalam memajukan kualitas pendidikan yang sedang ditanganinya untuk mencapai tujuan pendidikan maka membutuhkan peran dari masing-masing menejemen sesuai dengan bidangnya. Manajemen personalia merupakan bagian manajemen yang memperhatikan orang-orang dalam organisasi, yang menjadi salah satu sub sistem manajemen.[4] Adapun tugas manajer dalam mewujudkan keberhasilan pendidikan yakni ia harus memperhatikan segala sesutu mengenai personalia mulai dari merencanakan, merekrut, menyeleksi, meneliti untuk perbaikan hingga memberhentikan atau memberi pensiun pegawai hal tersebut dilakukan karna merupakan kunci keberhasilan pendidikan. Terkadang, meskipun secara konsep personalia pendidikan merupakan kunci keberhasilan pendidikan namun faktanya mereka kurang mendapat perhatian dari manajer. Pembahasan dalam rapat-rapat atau seminar hanya membahas mengenai kurikulum mengenia proses belajar mengajar, namun pembahasan mengenai bagaimana cara agar proses belajar mengajar dapat dilaksanakan oleh tenaga pengajar hampir tidak pernah dibahas. Maka dari itu untuk

menghindari penyebab kegagalan inovasi dalam proses belajar mengajar sebaiknya para manager pendidikan memberikan perhatiannya kepada personalia yang sama besarnya dengan sub sistem manajemen yang lain. Diharapkan dengan perhatian yang sama besar, manajer dapat mewujudkan perilaku organisasi pada setiap anggota organisasi. Manajer dapat melakukan tugas bila ia melaksanakan peranannya dengan sebaik-baiknya. Peranan manajer dalam apel personalia ialah memiliki angan-angan sosial, sebagai konselor, pendamai, tukang bicara, pemecah masalah, agen perubahan, rasio personalia, tugas campuran, dll.[5] Maksud dari angan-angan sosial disini yaitu manager dapat menegakkan prinsip-prinsip kemanusiaan, memperhatikan moral dan etika bawahannya, membuat para bawahan tertarik akan tugas, dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Manager akan bertindak sebagai konselor terhadap masalah-masalah pribadi, bertindak sebagai pendamai jika terdapat pertentangan antar kelompok, dan ia akan berusaha memecahkan masalah yang timbul dalam organisasi. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa managemen personalia pendidikan bertujuan untuk mendaya gunakan tenaga kependididkan secara afektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan itu selain peran pendidik di atas juga peran manager yang harus dilaksanakan di antaranya menarik, mengembangkan, menggaji, dan memotivasi personil guna mencapai tujuan sistem, membantu anggota mencapai posisi dan standar perilaku, memaksimalkan pengembangan karier tenaga kependidikan, menyelaraskan tujuan individu dan organisasi.[6] Dalam managemen personilia tidak hanya manager saja yang mendaya gunakan lembaga pendidikan namun tenaga kependidikan pun mempunyai peran dalam memajukan sekolah yang mencakup perencanaan pegawai, pengadaan pegawai, pembinaan dan pengembangan pegawai, promosi dan mutasi, pemberhentian pegawai, kompensasi, dan penilaian pegawai. Agar apa yang diharapkan tercapai maka perlu dilakukan dengan baik dan benar, dengan tenaga kependidikan yang diperlukan yaitu tenaga yang mempunyai kualivikasi dan kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas. Perencanaan pegawai merupakan kegiatan untuk menentukan kebutuhan pegawai, baik secara kuantitatif dan kualitatif untuk sekarang dan masa depan dalam penyusuanan rencana yang baik dan tepat memerlukan informasi yang lengkap dan jelas tentang pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan dalam organisasi. Untuk itu sebelum menyusun rencana perlu dilakukan analisis pekerjaan dan analisis jabatan untuk memperoleh diskripsi pekerjaan. Kemudian pengadaan pegawai merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pegawai pada suatu lembaga, baik jumlah maupun kualitasnya. Untuk itu dilakukan kegiatan rekruitmen yaitu usaha untuk mencari dan mendapatkan calon-calon pegawai yang memenuhi syarat sebanyak mungkin, untuk kemudian dipilih calon terbaik dan tercakap.[7] Kebutuhan akan jumlah tenaga kependididkan memang sudah direncanakan oleh pemerintah untuk jangka waktu tertentu dengan maksud pemerintah mencetak guru-guru sementara yang disebut program diploma. Dalam hubungan ini para manager pendidikan tinggal menerima

rincian dari pemerintah yang menjadi masalah ialah belum semua lembaga pendidikan menerima dan memiliki tenaga-tenaga kependidikan yang mencukupi.[8] Adapun fungsi pembinaan dan pengembangan pegawai merupakan fungsi pengelolaan personil yang mutlak perlu, untuk memperbaiki, menjaga, dan meningkatkan kinerja pegawai. Kegiatan ini terdapat dilakukan dengan cara on the job training dan in service training. Kegiatan pembinaan dan pengembangan ini tidak hanya menyangkut aspek kemampuan, tetapi juga menyangkut karir pegawai. Kemudian mengenai pemberhentian pegawai merupakan fungsi personelia yang menyebabkan terlepasnya pihak organisasi dan personil dari hak dan kewajiban sebagai lembaga tempat bekerja dan sebagai pegawai. Dalam kaitannya dengan tenaga kependidikan di sekolah, khususnya pegawai negeri sipil sebab-sebab pemberhentian pegawai dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis: pemberhentian atas permohonan sendiri , pemberhentian oleh dinas atau pemerintahan, dan pemberhentian sebab lain-lain. Mengenai fungsi kompensasi adalah balas jasa yang diberikan organisasi pada pegawai, yang dapat dinilai dengan uang dan mempunyai kecenderungan diberikan secara tetap. Pemberian kompensasi selain dalam bentuk gaji atau dapat juga berupa tunjangan , fasilitas perumahan, kendaraan dan lain-lain.[9] Untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut sistem penilaian pegawai secara objektif dan akurat sangat diperlukan. Penilaian prestasi individu dan peran sertanya dan kegiatan sekolah merupakan penilaian yang di fokuskan kepada tenaga pendidik. Tugas kepala sekolah kaitannya dengan managemen tenaga kependidikan bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak hanya mengusahakan tercapainya tujuan sekolah tetapi juga tujuan tenaga kependidikan secara pribadi untuk itu pengerjaan instrumen pengelolaan tenaga kependidikan merupakan tugas yang harus dilakukan oleh kepala sekolah. 1. D. Tanggung Jawab Manajemen Personalia

Kaitannya dengan tanggung jawab manajemen personalia, hal ini yang paling berperan adalah kepala sekolah. Ada tiga aspek penting yang perlu dilakukan kepala sekolah sebagai tanggung jawab dalam pengembangan tenaga di Sekolah yaitu peningkatan profesionalisme, pembinaan karir, dan kesejahteraan. 1. Peningkatan Profesionalisme Peningkatan kemampuan guru dan staf administrasi dapat dilakukan melalui: 1. Mengikutsertakan guru/staf pada pelatihan yang sesuai. Mereka yang selesai mengikuti pelatihan harus menularkan pengetahuannya kepada yang lain. 2. Sekolah perlu menyediakan buku atau referensi yang memadai bagi guru/staf. 3. Mendorong dan menfasilitasi guru/staf untuk melakukan tutorial sebaya. Kepala sekolah juga perlu mendorong pertemuan berkala antar guru mata pelajaran sejenis di sekolah. 4. Pembinaan Karir Untuk pembinaan karir guru dan staf administrasi, kepala sekolah harus membantu, mendorong, dan menfasilitasi agar mereka dapat meningkatkan karirnya.[10]

1. Pembinaan Kesejahteraan Kesejahteraan harus diartikan material dan non material yang mengarah kepada kepuasan kerja. Harus di ingat bahwa personelia sekolah merupakan orang terdidik, sehingga kesejahteraan non material seringkali sangat diperlukan. Untuk itu perlu di lakukan antara lain: 1. Memberikan apa yang menjadi hak guru dan staf administrasi. 2. Memberikan penghargaan baik berupa material mauun non material bagi yang berprestasi atau telah mengerjakan tugas dengan baik. 3. Membina hubungan kekeluargaan diantara para guru/staf beserta keluarganya. 4. Jika kondisi memungkinkan mengupayakan kesejahteraan guru dalam RAPBS, sepanjang tidak menyalahi aturan yang berlaku. 5. e. Memberikan kesempatan dan memfasilitasi setiap staf agar dapat mengaktualisasikan potensinya.[11]

1. IV. KESIMPULAN Personalia adalah semua anggota organisasi yang bekerja untuk kepentingan organisasi yaitu untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Dalam manajemen personalia organisasi pendidikan mencakup para guru, para pegawai, dan para wakil siswa/mahasiswa yang dipimpin oleh seorang kepala institusi yang berkeudukan sebagai manager. Kepala sekolah setidaknya mempunyai prinsip dasar yang harus dipegang dalam menerapkan manejemen personalia agar tercapai tujuan penyelenggaran pendidikan, yaitu: 1. Dalam mengembangkan sekolah, sumber daya manusia adalah komponen paling berharga. 2. Sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola dengan baik sehingga mendukung tercapainya tujuan institusi/lembaga sekolah. 3. Kultur dan suasana organisasi di sekolah, serta prilaku manajerial kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengembangan sekolah. 4. Manajemen personalia di sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah. Adapun tugas manajer dalam mewujudkan keberhasilan pendidikan yakni ia harus memperhatikan segala sesutu mengenai personalia mulai dari merencanakan, merekrut, menyeleksi, meneliti untuk perbaikan hingga memberhentikan atau memberi pensiun pegawai hal tersebut dilakukan karna merupakan kunci keberhasilan pendidikan. Sedangkan mengenai tanggung jawab ada tiga aspek penting yang perlu dilakukan kepala sekolah sebagai tanggung dalam pengembangan tenaga di Sekolah yaitu peningkatan profesionalisme, pembinaan karir, dan kesejahteraan.

1. V.

PENUTUP

Demikianlah makalah yang dapat kami buat, sebagai manusia biasa kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Manajemen Sekolah, 1999 Hasbullah, Otonomi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010) cet. III Mulyasa, E, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), cet. XI Pidarta, Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), cet. II Sukiswa, Iwa, Dasar-Dasar Umum Menejemen Pendidikan, (Bandung: Tarsito, 1986), Cet. II

[1] Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2004), cet.II, hal. 108 [2] Iwa Sukiswa, Dasar-Dasar Umum Menejemen Pendidikan, (Bandung: Tarsito, 1986), Cet. II, hal. 40-41 [3] Hasbullah, Otonomi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), cet. III, hal. 113 [4] Made Pidarta, Op. Cit, hal. 109 [5] Ibid, hal. 111 [6] E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), cet. XI, hal. 42 [8] Made Pidarta, Op.Cit, hal. 110 [9] E. Mulyasa, Op. Cit, hal. 43-45 [10] Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Manajemen Sekolah, 1999, hal. 79-80

Pengertian dan Tujuan Manajemen Personalia A. Pengertian Manajemen Personalia Manullang memberikan batasan manajemen personalia sebagai seni dan ilmu perencanaan, pelaksanaan, dan pengontrolan tenaga kerja untuk tercapainya tujuan yang telah di tentukan terlebih dahulu dengan adanya kepuasan hati pada pekerja (Manullang, 1974:11) Manajemen personalia dapat di artikan sebagai manajemen yang menangani masalah-masalah kepegawaian dalam suatu usaha dan lembaga. B. Tujuan Manajemen Seperti disebutkan dalam definisi di atas, tujuan manajemen personalia ialah untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan yang telah ditentukan ini tidak lain adalah lembaga atau badan usaha. Tujuan ini berupa suatu hasil, produk, ataupun produksi. Hasil atau produk suatu lembaga atau baddan usaha tidak mesti berupa barang, tetapi dapat juga berupa jasa, tenaga kerja (lembagalembaga pendidikan), atau juga berupa peraturan-peraturan atau undang-undang (lembaga legislatif). Disamping Tujuan yang berupa hasil di atas, dalam manajemen personalia masih ada tujuan lain yang ingin dicapai. Tujuan ini disebutkan dalam definisi sebagai adanya kepuasan hati pada diri para pekerja. Tujuan ini berorientasi pada manusia (kemanusiaan) atau pekerja/ pegawai. Dengan demikian tujuan dari mana personalia ialah mendayagunakan tenaga kerja atau pegawai secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang maksimal dengan disertai pemeliharaan yang sebaikbaiknya hingga timbul rasa bahagia dan sejahtera pada mereka. Posted by Ricky Puspito at 08:02

You might also like