You are on page 1of 10

KATA PENGATAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul TUHAN, MANUSIA, DAN ALAM dengan baik dan lancar. Penyusunan makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah oleh Hj. Moh.Abbas M.Pd Erat sekali hubungannya antara tuhan, manusia, dan alam didalam dunia ini, sebagai suatu komponen yang saling terkait yang tidak bisa dipisahkan, karena pembutuhan segala kebutuhan ada di antaranya. Karena itu penulis sangatlah berinisiatif dalam pengerjakan makalah ini, untuk teman-teman dan para pembaca umumnya.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, untuk itu penulis mengharap saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun demi perbaikan dan kelengkapan makalah kami selanjutnya.
Penyusunan laporan ini diharapkan dapat memberi wawasan bagi para pembaca umumnya dan wahana bagi penyusun khususnya.

Februari 2010

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. RUMUSAN MASALAH C. TUJUAN BAB II PEMBAHASAN A. MANUSIA DIHADAPAN ALLAH B. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM C. MANUSIA ITU SENDIRI D. ALAM CERMINAN TUHAN E. HUBUNGAN TUHAN, MANUSIA, DAN ALAM

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH TUHAN Allh adalah kata dalam bahasa arab yang merujuk pada nama Tuhan. Kata Alloh ini lebih banyak dikenal sebagai sebutan tuhan oleh penganut agama Islam. Kata ini sendiri dikalangan para penutur bahasa arab, adalah kata yang umum untuk menyebut tuhan, terlepas dari agama mereka, termasuk penganut Yahudi dan Kristen Arab Kata "Allah" disebutkan lebih dari 2679 kali dalam Al-Qur'an. Sedangkan kata "Tuhan" dalam bahasa Arab adalah llah ( )disebut ulang sebanyak 111 kali dalam bentuk mufrod, ilahaini dalam bentuk tatsniyah 2 kali dan aalihah dalam bentuk jama' disebut ulang sebanyak 34 kali. Allah ialah Sang maha kuasa segala hal, penciptaannya, kebesarannya tidak ter ukur oleh suatu apa pun. Dialah SANG Maha pemilik dunia ini, manusia yang selalu terikat oleh Allah, begitu juga Alam, yang kesemua itu diciptakan semata hanya untuk menyembahnya, dan menjadikan keseimbangan kesempurnaan di dunia agar manusia hidup dengan baik menuju jalan kebenarannya, dan pemperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan. Alam semesta merupakan lingkungan yang ada di sekitar kita yang perlu dilestarikan dan dijaga keindahannya. Agar tercipta keseimbangan dunia. Alam semesta adalah fana.

Di antara tuhan, manusia, dan alam sangatlah mengikat erat dalam komposisi kehidupan di bumi ini, saling menghubungkan satu dengan yang lain untuk kehidupan yang seimbang berjalan sempurna. B. RUMUSAN MASALAH Bagaimana Manusia dihadapan Allah SWT? Bagaimana hubungan Manusia dengan Alam? Bagaimana manusia itu sendiri? Maksud Alam cerminan tuhan? Bagaiman hubungan Tuhan, manusia, dan alam?

C.

TUJUAN MAKALAH Sebagai hamba Allah selayaknya kita bersyukur kepadanya bahwasannya, Tuhan memberi kita yang terbaik di dunia ini dengan berbagai komponen yang di ciptakannya untuk kehidupan manusia itu sendiri, sehingga manusia bisa hidup di kehidupan yang benar. dengan makalah ini diharapkan kita dapat menambah iman dan semangat kehidupan atas kebesaran tuhan terhadap diri kita, serta takwa kita sebagai mahluk Allah, yaitu dengan Menyembah Allah dan ber ihktiar yang lebih dalam menjalani kehidupan ini.

BAB II PEMBAHASAN

A. Manusia di hadapan ALLAH SWT Manusia memang diciptakan sebagai mahluk yang mulia, tetapi tetap sebagai ciptaan. Manusia tidak mungkin lepas dari penciptanya yaitu Tuhan. Betapapun cerdas dan pandainya manusia ia adalah mahluk ciptaan, sebetapapun hinanya manusia, dia adalah ciptaan Allah yang mulia. Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa manusia merupakan hasil dari proses evolusi (baik yang menyertakan Tuhan/evolusi theistik ataupun yang tidak menyertakan Tuhan/evolusi atheistik). Manusia menjadi mahluk yang hidup Ketika manusia diciptakan maka ia menjadi mahluk hidup, dan bukan sebelumnya. Manusia bukan menjadi mahluk hidup yang berasal dari mahluk hidup lainnya (selain manusia). Yang pada dasarnya disini adalah Allah lah yang menciptakan kesumua itu.

B. Hubungan manusia dengan alam Manusia adalah makhluk Tuhan, begitu pula lingkungan atau alam semesta adalah ciptaan Tuhan, Lalu bagaimanakah hubungan manusia dan lingkungan atau alam semesta ini ?, sejumlah ayat Alquran memberikan jawaban atas pertanyaan ini. Kata fasad di dalam alquran yang berarti kerusakan sering dirangkai dengan kata ishlah yang berarti perbaikan. Kata fasad biasanya berarti kerusakan lingkungan sedangkan kata ishlah biasanya berarti perbaikan lingkungan. Di dalam surat Al Arof ayat 56, dengan memperhatikan kata fasad dan kata ishlah, Allah menjelaskan tentang perilaku buruk manusia terhadap lingkungan atau alam semesta. Wal Tufsiduu Fil Ardhi da ishlahiha; Dan janganlah kamu membuat kerusakan lingkungan setelah (Allah) memperbaikinya .Begitu pula di dalam surat Albaqoroh ayat 11, Allah SWT mengecam sikap orang orang munafik yang mengklaim atau mengaku dirinya sebagai mushlih atau orang orang yang selalu mengadakan perbaikan lingkungan, padahal sebaliknya ia adalah sebagai seorang mufsid atau perusak lingkungan. Kerusakan lingkungan yang diungkapkan dengan istilah fasad di dalam Alquran dan perbaikan lingkungan yang diistilahkan dengan kata ishlah betul betul

menjadi informasi yang sangat berharga bagi kita semua didalam menjaga lingkungan (alam) C. Manusia itu sendiri Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lainya, termasuk diantaranya Malaikat, Jin, Iblis, Binatang, dllnya. Tetapi kita sendiri sebagai manusia tidak tahu atau tidak kenal akan diri kita sendiri sebagai manusia. Sebenarnya manusia itu terdiri atas 3 unsur yaitu: 1. Jasmani. Terdiri dari Air, Kapur, Angin, Api dan Tanah. 2. Ruh. Terbuat dari cahaya (NUR). Fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani saja. 3. Jiwa. (An Nafsun/rasa dan perasaan). Terdiri atas 3 unsur: * Syahwat/Lawwamah (darah hitam), dipengaruhi sifat Jin, sifatnya adalah: Rakus, pemalas, Serakah, dll (kebendaan/materialis) sampai menjadi beban masyarakat. * Ghodob/Ammarah ( Darah merah ), dipengaruhi oleh sifat Iblis, Sifatnya adalah: Sombong, Merusak, Angkara murka dll (Menentang)-Menjadi pengacau masyarakat. * Natiqoh/Muthmainah (darah Putih), Dipengarui sifat malaikat, Sifatnya adalah: Bijaksana, Tenang, Berbudi luhur, Berachlak Tinggi dan MuliaMenciptakan kedamaian dan kasih sayang. Alat dari pada Jiwa yaitu otak, yang terdiri atas 3 bagian juga: 1. Akal (timbangan) haq atau bathil 2. Pikir (hitungan) Untung rugi 3. Zikir (ingatan) Ingat Allah Jadi kalau diibaratkan mobil maka jasmani ini adalah Body daripada mobil sedangkan Ruh sebagai Accu yang sifatnya hanyalah sebagai yang menghidupkan saja dan Jiwa adalah sopir atau yang mengendalikan dari pada mobilnya dimana dialah yang bertanggung jawab atas keselamatan dari pada mobil itu sendiri. Jadi Disini jelaslah bahwa yang dikatakan manusia itu adalah Jiwanya dimana dialah yang bertanggung jawab atas perbuatanya.

Adapun Mahluk-mahluk yang diciptakan Allah ( dimana ada yang menjadi musuh atau lawan manusia yaitu Iblis dan Jin kafir ). Dan manusia di ciptakan semata-mata hanya untuk menyembah Allah SWT. Ibnul Qoyyim dalam kitab Al Fawaid hal 29, mengatakan: Allah mengajak hamba-Nya untuk mengenal diri-Nya di dalam Al Quran dengan dua cara yaitu pertama, melihat segala perbuatan Allah dan yang kedua, melihat dan merenungi serta menggali tanda-tanda kebesaran Allah D. Alam cerminan Tuhan Mengapa kita bercermin? Karena kita tidak dapat melihat wajah kita secara langsung dan secara keseluruhan. Kita ingin melihat wajah kita, maka kita membutuhkan cermin. Pada saat kita melihat cermin, kita jadi tahu seperti apa rupa wajah kita. Tapi pada saat yang sama, kita pun yakin bahwa wajah yang tampak di cermin itu bukan wajah kita yang sebenarnya. Ia tidak betul-betul ada, sebab kita tahu wajah yang kita lihat itu hanyalah bayangan dari wajah kita yang asli, yang kita rasakan menempel di atas leher kita. Ketika kita melihat ke dalam cermin dan mendapati ada sebentuk wajah di dalamnya (kita sebut wajah-dalam-cermin), secara otomatis kita tahu pasti bahwa ada wajah asli yang sedang nampang di depan cermin (kita sebut wajahdepan-cermin). Terlihatnya wajah-dalam-cermin meniscayakan adanya wajahdepan-cermin. Seperti itulah analogi alam semesta dalam kaitannya dengan Tuhan. Alam semesta ibarat wajah-dalam-cermin. Ia dapat kita lihat, tapi kita tahu ia bukan yang sebenarnya. Jika ada wajah-dalam-cermin, niscaya ada wajah-depancermin. Kita yakin adanya, meski kita tak melihatnya. Itulah Tuhan. Dan kita umat islam dan itulah Allah SWT.

E. Hubugan tuhan, manusia, dan alam Allah SWT telah memberikan aturan-aturan dalam hidup setiap hambaNya baik secara vertikal maupun horisontal, hubungan antara manusia langsung dengan Sang Maha Hidup dan hubungan manusia dengan Alam sekitarnya. Aturan-aturan itu diwahyukan-Nya melalui beberapa RosulNya yang memang ditugaskan untuk mensiarkan hal tersebut (Aturan Hidup).

Beberapa mahluk berjalan menuruti aturannya. Tumbuh-tumbuhan hanya akan hidup bila alam dan lingkungan mendukung terhadap perkembangannya, seperti pohon teh hanya akan hidup di dataran tinggi yang dingin kalau pun ada teh tumbuhan di dataran rendah yang memiliki panas yang cukup kuat maka akan dilakukan penyesuaian suhu dengan dataran tinggi. itu kalau ada. itu hanya contoh kecil mungkin. masih banyak lagi contoh yang yang nggak mungkin saya sebutkan disini.

Adalah mahluk yang bernama "Manusia" yang dalam Al-Qur'an disebutkan mahluk paling sempurna. (Baca Q.S At Tiin ayat 4 dijelaskan bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna. Sungguh telah kami ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Artinya ayat tersebut mengisyaratkan bahwa secara fisik, jelas kesempurnaan telah Allah berikan kepada kita sebagai manusia. Dalam sebuah hadits pun Rasulullah menerangkan : Sesungguhnya aku diutus ke dunia untuk menyempurnakan akhlak (Al Hadits). Dari hadits ini Rasulullah SAW mengisyaratkan bahwa setelah Allah menyempurnakan fisik kita, melalui Rasul-Nya Allah memberikan kesempatan pada kita untuk menyempurnakan akhlak kita baik akhlak kepada Allah, akhlak kepada sesama dan juga akhlak kepada alam semesta.)

Namun karena manusia memiliki kecenderungan menuruti hawa nafsunya, maka mereka sering kali melanggar aturan-aturan yang telah dibuat untuk alam semesta. Memang tidak semua manusia memiliki sifat yang sama ada sebahagian dari mereka yang juga memiliki akhlak yang lebih baik antara mereka dari takaran manusia. Bahkan sebahagian itu sering kali memperingkatkan. Dan mereka yang diperingatkan mengikutinya. Akan tetapi sesaat kemudian lupa atau sengaja melupakannya.

Itulah manusia kadang dia menuruti untuk kembali ke jalan Allah. Hal ini terjadi jika nafsu lunaknya bekerja. Tetapi kala nafsu tidak lagi bisa diajak berembug dan manusia sudah keluar dari aturan dan tatanan yang berlakukan oleh Allah SWT.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Manusia sebagai mahluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya sesuai jika ketika tindakan-tindakan yang ia ambil itu benar. dan sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya (alam). Disini alam adalah ciptaan yang Maha kuasa, alam diciptakan untuk kemakmuran manusia bahwa segala kebutuhan diduniawi semuanya ada di dalam alam, dan manusia itu sendiri ialah ciptaan tuhan untuk hidup di dunia ini. Alloh SWT sangat menginginkah hambahnya hidup dalam jalan yang benar, dengan berbagai cobaan yang diberikannya. Manusia diharapkan bisa mengatasi semua itu. dari keikatan Tuhan, manusia, dan alam, manusia diharuskan bisa menjaga diri dari Tuhan dan Alam sehingga menjadikan titik keseimbangan yang kuat dalam menjalani hidup ini. B. SARAN 1. Sebagai manusia yang bertuhan, dari ulasan makalah di atas yang menguraikan segala betuk manusia dapat kita ambil hikmahnya, bahwa sifatsifat manusia yang penuh dengan sifat negatif dapat kita hindarkan dari kesadaran diri kita masing-masing dengan bertolak pada Tuhan, yaitu Menambah keimanan beribadah. Dan kekhusukan menjalankannya. 2. Dengan pengetahuan tentang Tuhan, manusia, dan alam penulis juga menyarankan kepada para pembaca untuk menjaga dan mawas diri dalam penghadapi permasalahan, bahwa kita di ciptakan oleh Tuhan seharusnya berserah kepada tuhan dan ikhtiarlah yang sesunggunya baik untuk kita, juga alam itu tidak untuk dirusak dan dikotori namun alam itu untuk dilestarikan sehingga dalam bentuk ciptaan Tuhan kita sama-sama bersujud kepada-NYA dan saling tolong.

DAFTAR PUSTAKA http://anaytgl.blogspot.com/2009/10/antara-alam-semesta-dan-mahlukyang.html http://dkmfahutan.wordpress.com/2007/02/12/hubungan-manusia-danalam/ http://www.google.com/search?hl=id&lr=&q=hubungan+ALLAH,+manusia ,dan+alam&start=0&sa=N http://www.akarpadi.com/?p=1437

You might also like