You are on page 1of 13

KONSEP DASAR PERPUSTAKAAN

OLEH : LIA YULIANA, S.Pd, M.Pd Staff Pengajar Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNY Email : juliana_uny@yahoo.co.id HP: 085.643.585.777 A. KONSEP DASAR PERPUSTAKAAN Istilah perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka. Yang berarti buku, atau kitab. Kemudian mendapat awalan per dan akhiran an menjadi perpustakaan. Selanjutnya dalam istilah perpustakaan terkandung pengertian "kumpulan buku dan informasi yang disusun di ruang tertentu dilengkapi dengan perlengkapan (sarana prasarana), menurut aturan tertentu, diatur dan dilayankan oleh petugas (pustakawan) dan dipergunakan oleh para pemembaca/pemakai.
(www.madinask.com/index.php?option=com_content&task=

view&id=1585& (Itemid=10-24k).

Perpustakaan berasal dari kata pustaka mendapatkan awalan per- dan akhiran an mempunyai arti sebagai tempat atau bahan pustaka. Sedangkan bahan pustaka adalah wadah informasi, dapat berupa buku dan non buku. Buku adalah hasil rekaman informasi yang tertulis atau tercetak, seperti buku teks atau monografi, majalah, brosur, dan lainlain. Sedangkan non buku adalah hasil rekaman informasi berupa suara atau gambar pada peta, film, dan sebagainnya. Menurut Dra.Noerhayati S. (1987: 1) memberikan definisi sebagai berikut,

perpustakaan adalah salah satu alat yang vital dalam setiap program pendidikan, pengajaran, dan penelitian (research) bagi setiap lembaga pen-didikan dan ilmu pengetahuan. Dapat dikatakan bahwa nilai suatu lembaga pendidikan tinggi, atau lembaga riset dan ilmu pengetahuan itu bergantung pada kualitas kelengkapan dan kesempurnaan jasa yang diberikan oleh perpustakaanya. Menurut Drs. Ibrahim Baffadal, M.Pd (2008: 2) mendefinisikan perpustakaan sebagai suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahanbahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material)

yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya. Menurut Wafford (Darmono, 2004: 2) mengatakan bahwa per-pustakaan adalah salah satu organisasi sumber belajar yang menyimpan, mengelola, dan memberikan layanan bahan pustaka baik buku maupun non buku kepada masyarakat tertentu maupun masyarakat umum. Lebih luas lagi pengertian perpustakaan adalah salah satu unit kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan ,menyimpan, mengelola, dan mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis untuk digunakan oleh pemakai sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana belajar yang menyenangkan. Menurut Mbulu (Darmono, 2004: 2) menyatakan bahwa per-pustakaan sekolah sangat diperlukan keberadaanya dengan pertimbangan bahwa: 1. Perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar di lingkungan sekolah. 2. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu komponen sistem pengajaran. 3. Perpustakaan sekolah merupakan sumber untuk menunjang kualitas pendidikan dan pengajaran. 4. Perpustakaan sekolah sebagai laboratorium belajar yang memungkinkan peserta didik dapat mempertajam dan memperluas kemampuan untuk membaca, menulis, berpikir, dan berkomunikasi.

B. Fungsi Perpustakaan Pada umumnya perpustakaan memiliki beberapa fungsi. Fungsi-fungsi perpustakaan yaitu sebagai berikut : 1. Fungsi penyimpanan, bertugas menyimpan koleksi (informasi) karena tidak mungkin semua koleksi dapat dijangkau oleh perpustakaan. 2. Fungsi informasi, Perpustakaan menyediakan bebagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya agar pengguna perpustakaan dapat :

a. Mengambil berbagai ide dari buku yang ditulis oleh para ahli dari berbagai bidang ilmu.

b. Menumbuhkan rasa percaya diri dalam menyerap informasi dalam bebagai bidang serta mempunyai kesempatan untuk dapat memilih informasi yang layak sesuai dengab kebutuhannya. c. Memperoleh kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi yang tersedia di perpustakaan dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. d. Memperoleh informasi yang tersedia di perpustakaan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. 3. Fungsi pendidikan Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya sebagai sarana untuk menerapkan tujuan pendidikan. Melalui fungsi ini manfaat yang memperoleh : a. Agar pengguna perpustakaan mendapatkan kesempatan untuk men-didik diri sendiri secara berkesinambungan. b. Untuk membangkitkan dan mengembangkan minat yang telah dimiliki pengguna yaitu dengan mempertinggi kreativitas dan kegiatan intelektual. c. Mempertinggi sikap sosial dan menciptakan masyarakat yang demokratis. d. Mempercepat penguasaan dalam bidang pengetahuan dan teknologi baru. 4. Fungsi rekreasi Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi terekam maupun koleksi lainnya unuk : a. Menciptakan kehidupan yang seimbang antara jasmani dan rohani. b. Mengembangkan minat rekreasi pengguna melalui berbagai bacaan dan pemanfaatan waktu senggang. c. Menunjang berbagai kegiatan kreatif serta hiburan yang positif. Masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan membaca dan mengakses berbagai sumber informasi hiburan seperti : Novel, cerita rakyat, puisi, dan sebagainya. 5. Fungsi kultural, Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna untuk : bahan tercetak,

a. Meningkatkan mutu kehidupam dengan memanfaatkan berbagai informasi sebagai rekaman budaya bangsa untuk meningkatkan taraf hidup dan mutu kehidupan manusia baik secara individu maupun secara kelompok. b. Membangkitkan minat terhadap kesenian dan keindahan, yang merupakan salah satu kebutuhan manusia terhadap cita rasa seni. c. Mendorong tumbuhnya kreativitas dalam berkesenian d. Mengembangkan sikap dan sifat hubungan manusia yang positif serta menunjang kehidupan antar budaya secara harmonis. e. Menumbuhkan budaya baca di kalangan pengguna sebagai bekal penguasaan ahli teknologi. 6. Fungsi perpustakaan adalah sebagai tempat untuk mengumpulkan, menata, mengolah, menyimpan, melestarikan, merawat dan menyediakan bahan pustaka dalam berbagai bentuk. 7. Fungsi penelitian. Sebagai fungsi penelitian perpustakaan menyediakan berbagai informasi untuk menunjang kegiatan penelitian. Informasi yang disajikan meliputi berbagai jenis dan bentuk informasi.

C. Manfaat Perpustakaan 1. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan peserta didik terhadap membaca. 2. Adanya perpustakaan dapat memperkaya pengalaman belajar peserta didik. 3. Adanya perpustakaan memudahkan atau memperlancar menyelesaikan tugas-tugas sekolah. 4. Perpustakaan yang ada dapat melatih peserta didik untuk menanamkan kebiasaan belajar mandiri. 5. Perpustakaan dapat membantu para peserta didik, guru, serta staff sekolah dalam mengikuti perkembangan iptek. peserta didik dalam

MENUMBUHKAN MINAT BACA


OLEH : LIA YULIANA, S.Pd, M.Pd Staff Pengajar Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNY Email : juliana_uny@yahoo.co.id HP: 085.643.585.777

A. Motivasi yang mendorong minat baca seseorang Menurut Bram dan Dickey, membaca adalah kegiatan yang dilakukan berupa penerjemahan simbol tau huruf ke dalam kata dan kalimat yang memiliki makna bagi seseorang. Sedangkan menurut Bond dan Wagner, membaca merupakan suatu proses menangkap atau memperoleh konsep konsep pengarang, dan merefleksikan atau bertindak sebagaimana yang dimaksud dari konsep konsep itu. Marksheffel dalam bukunya yang berjudul Better Reading in The Secondari School yang dikutip dari Ibrahim Bafadal (2008:192) menjelaskan sebagai berikut : Summarizing our discussion of interest thus far indicates that : (1) interestare not in born but are learned, aquired, and developed; (2) interest are related to meaning; (3) interest are closely associated with a persons social and emotional health; and (4) interest are in some manner, capable of initiating and directing himan bahavior. (Marksheffel,1996,73). Berdasarkan penjelasan Marksheffel yang dikutip dari Ibrahim Bafadal (2008:192) di atas, maka sehubungan dengan minat atau interest dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. minat bukan hasil pembawaan manusia, tetapi dapat dibentuk atau diusahakan, dipelajari, dan dikembangkan. 2. 3. minat itu bisa dihubungkan untuk maksud maksud tertentu untuk bertindak. secara sempit, minat itu diasosiasikan dengan keadaan sosial seseorang dan emosi seseorang. 4. minat itu biasanya membawa inisiatif dan mengarah pada kelakuan atau tabiat manusia.

Manusia akan terdorong untuk melakukan sesuatu bila dirasakan kebutuhan yang ada pada dirinya belum terpenuhi (menuntut pemenuhan). Motivasi itu merupakan daya yang dapat merangsang atau mendorong manusia untuk mengadakan kegiatan dalam memenuhi kebutuhan guna mencapai tujuan yang diharapkan. Motif dan motivasi berkaitan erat dengan penghayatan suatu kebutuhan berperilaku tertentu untuk mencapai tujuan. Motif menghasilkan mobilisasi energi (semangat) dan menguatkan perilaku seseorang. Setidak-tidaknya ada dua indikator dalam motivasi berprestasi (tinggi), yaitu kemampuan dan usaha. Namun, bila dibandingkan dengan atribusi intrinsik dari Wainer, ada tiga indikator motivasi berprestasi tinggi, yaitu kemampuan, usaha, dan suasana hati (kesehatan). Jadi, hakikat motivasi berprestasi adalah rangsangan-rangsangan atau daya dorong yang ada dalam diri individu yang mendasari individu untuk belajar dan berupaya mencapai prestasi yang diharapkan. Dengan demikian, apabila seseorang mengadakan suatu kegiatan itu berarti berkat adanya motivasi baik yang timbul dalam dirinya maupun pengaruh dari luar dirinya, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Dalam pembinaan minat baca, fungsi motivasi lebih menekankan kepada pemberian dorongan atau motivasi yang sifatnya datang dari lingkungan luar. Dalam hal ini perpustakaan harus menstimulisasi dan memberi kesempatan kepada masyarakat untuk belajar. Oleh karena itu, motif yang ada pada diri seseorang perlu dibina sedini mungkin, dalam hal ini pustakawan harus dapat menstimulisasi agar motif untuk membaca yang ada pada diri seseorang dapat bekerja dengan efektif untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi internal dan faktor internal yang mempengaruhi pembinaan minat baca antara lain kurangnya tenaga pengelola perpustakaan, kurangnya dana pembinaan minat baca, terbatasnya bahan pustaka, kurang bervariasinya jenis layanan perpustakaan, terbatasnya perabot dan peralatan perpustakaan, serta kurang strategisnya lokasi perpustakaan. Motivasi eksternal dan faktor-faktor eksternal juga mempengaruhi pembinaan minat baca. Yang termasuk faktor-faktor eksternal antara lain kurang terbinanya jaringan

kerja sama pembinaan minat baca antarperpustakaan, belum banyaknya sektor-sektor swasta yang menunjang pembinaan minat baca, dan belum semua penulis berpartisipasi dalam pembinaan minat baca. Faktor sosiologi pembaca turut pula memperlancar proses membaca seseorang. Misalnya faktor sarana membaca. Terdapat tiga dimensi pengembangan minat membaca yaitu sebagai berikut : 1. Dimensi edukatif pedagogik. Dimensi ini menekankan tindak-tindak motivasional apa yang dilakukan para guru di kelas, untuk semua bidang studi yang akhirnya para siswa tertarik dan memiliki minat terhadap kegiatan membaca untuk tujuan apa saja. Paradigma pengajaran pada saat ini adalah berpusat pada anak didik, maka pengembangan minat baca hendaknya dimulai dari aktivitas belajar sehari-hari di kelas. 2. Dimensi sosio kultural. Dimensi ini mengandung makna bahwa minat baca siswa digalakkan berdasarkan hubungan-hubungan sosial dan kebiasaan anak didik sebagai anggota masyarakat. Misalnya dalam masyarakat peternalistik,orang tua atau pemimpin selalu menjadi panutan. Dalam hal ini jika yang menjadi panutan memiliki minat baca dapat diprediksikan bahwa anak juga dengan sendirinya terbawa situasi tersebut, artinya anak akan memiliki sikap dan kegemaran membaca. 3. Dimensi perkembangan psikologis. Anak usia sekolah pada jenjang SLTP (usia 13-15 tahun) merupakan usia anak menjelang remaja. Pada masa ini perlu dipertimbangkan secara sungguh-sungguh dalam upaya memotivasi kegemaran membaca.

B. Strategi pengembangan minat dan kegemaran membaca Setiap orang mempunyai tingkatan untuk berminat, tertarik, dan berkeinginan terhadap bahan bacaan, baik yang ada di rumah, diperpustakaan ataupun dimana saja. Tetapi masing masing sangat berbeda satu dengan yang lainnya. Namun menurut pengamatan, dikatakan bahwa untuk mengembangkan minat baca, seseorang sebaiknya dimulai sejak usia dini (anak - anak). Bahkan ketika masih ada dalam kandungan ibunya, sudah dapat dimulai untuk mengembangkan minat tersebut. Hal itu terungkap dalam suatu seminar (Perpusnas RI, 18 Juni 2000). Ketika seorang ibu (peserta seminar)

bertutur, bahwa ketika sedang mengandung, ia senang sekali membaca, kebiasaan tersebut dilakukan terus menerus, dan dilanjutkan ketika si anak sudah lahir. Selanjutnya, setelah minat baca timbul pada seseorang (anak anak atupun dewasa) perlu terus menerus dipelihara agar menjadi kebiasaan. Yaitu dilakukan secara rutin setiap kali ada kesempatan diisi dengan kegiatan membaca. Tahap lebih lanjut, selain mempertahankan kebiasaan membaca tersebut, dilakukan dengan menentukan sikap bahwa membaca merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi, sebagaimana kebutuhan yang lainnya. Setelah tahap minat, yang dibarengi dengan ketertarikan dan kesenangan tersebut, kemudian diteruskan dengan kebiasaan membaca. Untuk mengembangkan minat baca, kesenangan membaca, kebiasaan membaca, dan menciptakan budaya baca masyarakat. Selain harus dilakukan secara terus menerus, juga diperlukan ketersediaan bahan bacaan, yang memadai jumlah, jenis, dan mutunya, serta kelangsungannya secara memadai. Untuk menyediakan bahan bacaan yang cukup dan sesuai tersebut, bukan pekerjaan yang sederhana. Sementara ini dilakukan secara bersama sama antara pihak pihak yang berkompeten, seperti pemerintah, perpustakaan, lembaga pendidikan, penerbit, dan lembaga lembaga swadaya masyarakat yang peduli terhadap kemajuan masyarakat melalui pengembangan dan penyebaran sumber informasi. Pihak pihak yang harus terlibat dan bertanggung jawab atas terciptanya dan terwujudnya minat, kebiasaan, kebutuhan dan budaya masyarakat, secara langsung : 1. 2. 3. 4. orang tua (keluarga) guru atau pendidik (sekolah) pengelola perpustakaan masyarakat (lingkungan)

Sementara yang bersifat tidak langsung misalnya penerbit (penyedia) sumber bacaan, pemerintah, dan swasta yang berminat dan peduli terhadap dunia pendidikan. Untuk mengembangkan minat baca seseorang ataupun masyarakat tertentu, terdapat hal hal yang mesti dikerjakan antara lain : 1. 2. 3. dimulai sejak usia dini dilakukan secara terus menerus disediakan sumber bacaan yang memadai

4. 5. 6.

dirasakan memperoleh manfaat dilakukan secara bertahap dilibatkan pihak pihak atau unsur unsur yang terkait dan berkompeten dan bertanggung jawab.

KLASIFIKASI
OLEH : LIA YULIANA, S.Pd, M.Pd Staff Pengajar Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNY Email : juliana_uny@yahoo.co.id HP: 085.643.585.777

Klasifikasi adalah kegiatan kerja mengelompokkan koleksi dengan cara memberikan kode tertentu agar koleksi yang sejenis dapat terkumpul menjadi satu sehingga memudahkan dalam pencarian suatu buku yang diperlukan, dan klasifikasi juga dapat digunakan sebagai pedoman penyusunan pustaka di rak atau almari buku berdasarkan urutan yang logis. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam melakukan klasifikasi : Tentukan judul buku dan sub judul buku Daftar Isi Kata Pengantar Isi sebagaoian atau keseluruhan

Perlengkapan : 1. 2. 3. DDC (Dewey Decimal Clasification), UDC (Universal Decimal Classification), LC (Library of Conggres Classification)

Yang paling digunaka adalah Klasifikasi Persepuluh Dewey selanjutnya disebut DDC: Kelas Utama 000 100 200 300 400 Karya Umum Filsafat Agama Ilmu-Ilmu Sosial Bahasa

10

500 600 700 800 900

Ilmu-Ilmu Murni Ilmu-Ilmu Terapan Kesenian dan O.R. Kesusastraan Sejarah dan Geografi

Kelas Divisi 310 320 330 340 350 360 370 380 390 Statistik Ilmu Politik Ilmu Ekonomi Ilmu Hukum Administrasi Negara Masalah-Masalah Sosial Pendidikan Perdagangan Adat Istiadat

Nomor Penempatan Buku (Nomor Panggil)

Notasi klasifikasi saja belum cukup untuk mengidentifikasi bahan dari bahan pustaka lain dalam subjek yang sama. Oleh sebab itu setiap bahan pustaka diberi tanda tersendiri yang akan membedakannya dari bahan pustaka lain. Tanda ini disebut dengan no panggil buku. Nomor panggil buku berfungsi untuk menempatkan bahan pustaka di rak. Nomor panggil digunakan untuk mengorganisir bahan pustaka. Nomor panggil bahan pustaka terdiri dari beberapa sandi sebagai berikut ini: Nomor kelas (diambil dari bagan/notasi) Sandi Pengarang (tiga huruf pertama nama keluarga dari pengarang diambil dari halaman judul). Untuk nama yang lebih dari dua huruf maka nama terakhir yang diambil Contoh: David Ginting menjadi Ginting, David (Ginting dianggap nama keluarga)

11

Herman Tri Kuncahyo menjadi Kuncahyo, Herman Tri (Kuncahyo dianggap nama keluarga) Sandi judul (satu huruf pertama dari judul diambil dari halaman judul) Contoh: Buku dengan judul Pengantar Agama, dengan pengarang David Ginting, maka nomor panggilnya adalah sebagai berikut: Subjek buku Filasafat (nomor pada bagan DDC adalah 100). Jadi cara penulisannya adalah sebagai berikut: 200 GIN p : Agama (daimbil dari Bagan DDC) : Diambil 3 huruf dari nama keluarga (Ginting, David) : Diambil 1 huruf pertama dari judul buku (Pengantar Filsafat)

12

INVENTARISASI
OLEH : LIA YULIANA, S.Pd, M.Pd Staff Pengajar Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNY Email : juliana_uny@yahoo.co.id HP: 085.643.585.777 Inventarisasi bahan pustaka adalah kegiatan pencatatan bahan-bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan. Penginventarisasi bahan-bahan pustaka ini dilakukan pada waktu bahan-bahan pustaka dating, yaitu setelah guru atau pustakawan mengecek keadaan bahan-bahan pustaka tersebut: Cara-caranya: 1. Memberi stempel pada buku-buku Setiap buku yang baru dating harus diperiksa. Dalam pemeriksaannya hendaknya diteliti nama pengarang, judul, edisi, serta bentuk fisiknya. Apabila telah selesai diperiksa dan ternyata benar maka buku tersebut distempel dengan stempel sekolha dan stempel inventarisasi perpustakaan.

2.

Mendaftar buku-buku

Buku-buku yang telah distempel segera diinventarisasi dalam buku inventaris. Dalam inventarisasiannya diusahakan dibagi menurut cara pengadaannya, tetapi apabila penyelenggaraannya perpustakaan masih sangat sederhana, maka pengiventarisasi bukubuku perpustakaan yang dinamakan buku induk perpustakaan sekolah.

Manfaat inventarisasi bukan hanya saja sebagai pelengkap tetapi bermnafaat untuk menghitung statistik.

13

You might also like