You are on page 1of 23

Penentuan sikap dan keterlibatan hasrat setiap individu dalam situasi dan kondisi organisasinya, sehingga pada akhirnya

mendorong individu tersebut berperan serta dalam pencapaian tujuan organisasi, serta ambil bagian dalam setiap pertanggung jawaban bersama.

Menurut Ahli
Herbert Mc. Closky Kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui darimana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa dan secara langsung, dalam proses pembentukan kebijaksanaan umum. Norman H. Nie dan Sidney Verba Kegiatan pribadi warga negara yang legal yang sedikit banyak langsung bertujuan untuk mempengaruhi seleksi pejabat-pejabat negara dan/atau tindakantindakan yang diambil oleh mereka.

Menurut Ahli
Prof. Miriam Budiardjo
Kegiatan seseorang dalam partai politik. Partisipasi politik mencakup semua kegiatan sukarela melalui mana seseorang turut serta dalam proses pemilihan pemimpin-pemimpin politik dan turut serta secara langsung atau tak langsung dalam pembentukan kebijaksanaan umum.

Bentuk Partisipasi Politik


Menurut ALMOND
Konvensional
Pemberian suara (voting) Diskusi politik Kegiatan kampanye Membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan Komunikasi individual dengan pejabat politik administratif

Non-konvensional
Pengajuan petisi Berdemonstrasi Konfrontasi Mogok Tindak kekerasan politik terhadap harta benda; perusakan, pemboman, pembakaran Tindak kekerasan politik terhadap manusia; penculikan, pembunuhan, perang gerilya dan revolusi

Bentuk Partisipasi Politik

Menurut ROUSSEAU
Hanya melalui partisipasi seluruh warga negara dalam kehidupan politik secara langsung dan berkelanjutan, negara dapat terikat ke dalam tujuan kebaikan sebagai kehendak bersama.

1.

2. 3.

4.

Terbentuknya organisasi politik maupun masyarakat sebagai bagian dari kegiatan sosial, sekaligus sebagai penyalur aspirasi rakyat yang ikut menentukan kebijakan negara Lahirnya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai kontrol sosial maupun pemberi input terhadap kebijakn pemerintah Pelaksanaan pemilu yang memberi kesempatan kepada warga negara untuk dipilih atau memilih, misalnya: berkampanye, menjadi pemilih aktif, menjadi anggota perwakilan rakyat Munculnya kelompok kontemporer yang memberi warna pada sistem input dan output kepada pemerintah, misalnya: melalui unjuk rasa, petisi, demonstrasi, protes.

Bentuk Partisipasi Politik


Menurut MILBRATH M.L. GOEL
Bentuk Partisipasi
Aphatetic Inactives
Passive Supporters

Keterangan
Tidak beraktifitas dan partisipatif, tidak pernah memilih
Memilih secara reguler/teratur, menghaadiri parade patriotik, membayar seluruh pajak, mencintai negara

Contact Specialist

Pejabat penghubung lokal (daerah), propinsi dan nasional dalam masalah tertentu
Mengikuti informasi politik, terlibat dalam diskusi, menulis surat pada editor surat kabar, mengirim pesan dukungan dan protes terhadap pemimpin partai politik

Communicators

Party and Campaign Workers

Bekerja untuk partai politik atau kandidat, meyakinkan orang lain tentang bagaimana memilih, menghadiri pertemuan, menyumbang uang pada partai politik atau kandidat, bergabung dan mendukung partai politik, dipilih jadi kandidat partai politik Bekerja dengan orang lain berkaitan dengan masalah lokal, membentuk kelompok untuk menangani problem lokal, keanggotaan aktif dalam organisasi kemasyarakatan, melakukan kontak terhadap pejabat berkenaan dengan isu sosial Bergabung dengan demonstrasi publik di jalanan, melakukan kerusuhan bila perlu, melakukan protes keras bila pemerintah melakukan sesuatu yang salah, menghadapi pertemuan protes, menolak memenuhi aturan

Community Activist

Protesters

Menurut HUNTINGTON dan NELSON


Dua kriteria tingkat partisipasi politik : Ruang lingkup dari suatu kategori warga negara Intensitas, atau ukuran, ukuran, lamanya dan arti penting dari kegiatan khusus itu bagi sistem politik
Hubungan tingkat partisipasi tampak dalam hubungan berbanding terbalik o Lingkup partisipasi yang besar, terjadi dalam intensitas kecil o Lingkup partisipasi kecil, makin tinggi intensitasnya

Tingkat Pengamat
Proporsi atau jumlah orang yang terlibat tinggi dengan melakukan berbagai kegiatan : menghadiri rapat umum, memberikan suara pada pemilu, menjadi anggota kelompok kepentingan, mendiskusikan masalah politik, perhatian pada perkembangan politik, dan usaha meyakinkan orang lain. Namun, intensitas partisipasi politiknya rendah : praktik tersebut berpengaruh rendah dan tingkat efektivitasnya butuh waktu dan sumber daya lama.

Tingkat Aktivis
Orang yang memiliki intensitas tinggi dalam berpartisipasi dengan akses yang kuat dan efektif dalam mempengaruhi. Kegiatan partisipasi politik ditempuh dengan cara formal dan non-formal. Tingkat partisipasi politik disampaikan sbb: Menduduki jabatan politik atau tratif Mencari jabatan politik Keanggotaan aktif suatu organisasi politik Keanggotaan pasif suatu organisasi politik Keanggotaan aktif suatu organisasi semu politik (quasi-political) Keanggotaan pasif suatu organisasi semu politik (quasi-political) Partisipasi dalam rapat umum, demonstrasi, dsb Pasrtisipasi dalam diskusi politik informal minat dalam bidang politik Voting (pemberian suara)

Faktor Pendukung Partisipasi Politik


Pendidikan Politik
Menurut Ramdlon Naning
Usaha untuk memasyarakatkan politik, dalam arti mencerdaskan kehidupan politik rakyat, meningkatkan kesadaran tiap warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; serta meningkatkan kepekaan dan kesadaran rakyat terhadap hak, kewajiban, dan tanggung jawabnya terhadap bangsa dan negara

Menurut Alfian
Usaha sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik masyarakat sehingga mereka memahami dan menghayati betul-betul nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sistem politik yang ideal yang hendak dibangun.

Manfaat Pendidikan Politik :


Memperluas pemahaman, penghayatan, dan wawasan terhadap masalah atau isu politis Meningkatkan kualitas diri dalam berpolitik dan berbudaya politik sesuai peraturan perundangan yang berlaku Meningkatkan kualitas kesadaran politik rakyat menuju peran aktif dan partisipasinya terhadap pembangunan politik bangsa secara keseluruhan

Kesadaran Politik
Menurut Drs. M. Taopan
Proses batin yang menampakkan keinsafan dari setiap warga negara akan urgensi urusan kenegaraan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tingkat kesadaran politik masyarakat tidaklah sama, sangat tergantung pada latar belakang pendidikannya. Kaum elit dan kelompok menengah, nampak relatif lebih baik. Sedangkan kelompok masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah, diperlukan pembinaan yang intensif.

Menurut Drs. Arbi Sanit


Sekalipun sudah bangkit kesadaran nasional dan meningkatnya aktivitas kehidupan politik di tingkat pedesaan, namun masyarakat tani masih belum terkait secara aktif kepada pemerintah nasional dalam hubungan timbal balik yang aktif dan responsif. Hubungan yang ada baru bersifat berat sebelah, yaitu dari atas ke bawa. Partisipasi politik merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai wujud tanggung jawab negara yang berkesadaran politik tinggi

Cara partisipasi politik anggota masyarakat


Bidang Politik Implementasi Partisipasi Politik a. Ikut memilih dalam Pemilu b. Jadi anggota aktif Parpol, kelompok penekan dan kelang tinggi c. Menjauhkan diri dari pembebelajar yompok kepentingan d. Duduk dalam lembaga politik e. Berkomunikasi dengan wakil rakyat kamar 10 f. Berkampanye, menghadiri diskusi, dll g. Mempengaruhi pembuat keputusan sehingga produk yang dihasilkan sesuai aspirasi

Ekonomi

a. Menciptakan sektor ekonomi produktif b. Menciptakan produk unggulan yang inovatif, kreatif dan kompetitif dari produk luar c. Kesadaran membayar pajak secara teratur demi kesejahteraan

Sosial-Budayara

a. Menunjukkan prestasi belajar tinggi b. Menjauhkan diri dari perbuatan melanggar hukum c. Profesional dalam bidang pekerjaannya, disiplin, dan produktivitas tinggi a. Bela negara dalam arti luas, sesuai kemampuan dan prosesi masing b. Memelihara ketertiban dan keamanan wilayah tempat tinggalnya c. Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa, demi tetap tegaknya d. Menjaga stabilitas keamanan nasional agar pelaksanaan pembangunan dapat berjalan sesuai rencana

Hankam

Kebalikan dari partisipasi politik adalah sikap apatis. Orang yang apatis adalah jika dia tak mau ikut serta dalam berbagai kegiatan politik kenegaraan di berbagai bidang kehidupan. Itu sebabnya, kegiatan pendidikan politik, kesadaran politik dan partisipasi politik masyarakat perlu terus ditingkatkan baik di pedesaan maupun perkotaan

Sosialisasi Politik
Istilah yang menggambarkan proses dengan jalan mana orang belajar tentang politik dan mengembangkan orientasi pada politik Michael Rush dan Phillip Althoff Orang yang memperkenalkan teori sosialisasi politik melalui buku mereka Pengantar Sosiologi Politik. Mereka menerbitkan terminologi baru dalam menganalisis perilaku politik tingkat individu yaitu sosialisasi politik. Fungsi sosialisasi menurut Rush dan Althoff adalah : 1. Melatih Individu 2. Memelihara Sistem Politik Tujuan : Memelihara sistem politik dan pemerintahan yang resmi.

Sarana Sosialisasi Politik


ga

Wadah penanaman nilai politik yang paling efektif dan efisien. Mulai dari obrolan politik ringan dari orang tua, hingga terjadi transfer pengetahuan dan nilai politik tertentu pada anak. 2. Sekolah Melalui civics education siswa dan guru membahas topik politik teoritis dan praktis tertentu. Sehingga siswa memperoleh pengetahuan awal tentang kehidupan politik dan nilai politik yang benar dari sudut pandang akademi.
Partai Politik Fungsi partai politik adalah dapat memainkan peran sebagai agen sosialisasi politik. Berarti dapat menanamkan nilai dan norma antar generasi.

3.

Dalam melakukan kegiatan sosialisasi politik, Rush dan Althoff menyuratkan terdapat 3 cara, yaitu : Imitasi Instruksi Motivasi

Imitasi
Melalui imitasi, seorang individu meniru terhadap tingkah laku individu lainnya. Misalnya, Gus Dur adalah anak dari K.H. Wahid Hasyim dan cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama, K.H. Hasyim Asyari. Gus Dur sejak kecil akrab dengan lingkungan pesantren dan budaya politik Nahdlatul Ulama, termasuk dengan kiaikiainya. Budaya tersebut mempengaruhi tindakan-tindakan politiknya yang cenderung bercorak Islam moderat seperti yang ditampakan oleh organisasi Nahdlatul Ulama secara umum.

Instruksi
Cara melakukan sosialisasi politik yang kedua adalah instruksi. Gaya ini banyak berkembang di lingkungan militer ataupun organisasi lain yang terstruktur secara rapi melalui rantai komando. Melalui instruksi, seorang individu diberitahu oleh orang lain mengenai posisinya di dalam sistem politik, apa yang harus mereka lakukan, bagaimana, dan untuk apa. Cara instruksi ini juga terjadi di sekolahsekolah, dalam mana guru mengajarkan siswa tentang sistem politik dan budaya politik yang ada di negara mereka.

Motivasi
Cara melakukan sosialisasi politik yang terakhir adalah motivasi. Melalui cara ini, individu langsung belajar dari pengalaman, membandingkan pendapat dan tingkah sendiri dengan tingkah orang lain. Dapat saja seorang individu yang besar dari keluarga yang beragama secara puritan, ketika besar ia bergabung dengan kelompok-kelompok politik yang lebih bercorak sekular. Misalnya ini terjadi di dalam tokoh Tan Malaka. Tokoh politik Indonesia asal Minangkabau ini ketika kecil dibesarkan di dalam lingkungan Islam pesantren, tetapi ketika besar ia merantau dan menimba aneka ilmu dan akhirnya bergabung dengan komintern. Meskipun menjadi anggota dari organisasi komunis internasional, yang tentu saja bercorak sekular, ia tetap tidak setuju dengan pendapat komintern yang menilai gerapak pan islamisme sebagai musuh. Namun, tetap saja tokoh Tan Malaka ini menempuh cara sosialisasi politik yang bercorak motivasi.

You might also like