You are on page 1of 14

PANDUAN TEKNIS

DEBAT BAHASA INDONESIA SMK TINGKAT NASIONAL TAHUN 2012

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2012 A. Latar Belakang

Keikutsertaan Debat Bahasa Indonesia sebagai sebuah mata lomba dalam kegiatan Lomba Debat Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tingkat Nasional memiliki arti yang sangat strategis. Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan agar siswa SMK menjadi insan cerdas, terampil, dan kompetitif serta mampu memecahkan persoalan kehidupan yang dihadapinya, terutama persoalan kehidupan bernegara, peran bahasa Indonesia tidak perlu diragukan. Bahkan, peran bahasa Indonesia dapat dikatakan sebagai keniscayaan. Undang-Undang Dasar 1945 (Pasal 36) menyatakan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa negara. Pernyataan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia itu menyuratkan bahwa posisi bahasa Indonesia sangat penting sebagai lambang kedaulatan negara. Jika pernyataan konstitusi Indonesia itu dibandingkan dengan konstitusi negara lain, akan diketahui bahwa dari sejumlah negara di dunia (sekitar 200 negara), tidak lebih dari seperempatnya yang berdaulat seperti Indonesia. Negara-negara seperti Amerika Serikat, Australia, Swiss, dan Singapura ternyata tidak memiliki bahasa negara yang diambil dari dalam negerinya. Dalam konstitusi mereka masing-masing, tidak ada bahasa Amerika, bahasa Australia, bahasa Swiss, dan bahasa Singapura. Mereka telah memilih bahasa negara yang namanya diambil dengan merujuk pada nama bahasa negara lain. Beruntunglah negara Indonesia. Sebagai sebuah negara yang berdaulat, Indonesia memiliki bahasa negara yang diambil dari dalam negeri sendiri. Negara-negara seperti Filipina dan Rwanda, meskipun telah mengambil langkah konstitusional untuk menjadikan bahasa Pilipino dan bahasa Rwanda sebagai bahasa negaranya, masih memilih bahasa lain yang berasal dari luar negeri sebagai bahasa kedua. Terdapat dua bahasa resmi, bahasa Rwanda dan bahasa Prancis, di Rwanda. Di Filipina, bahasa Inggris masih mengintervensi situasi resmi pemakaian bahasa Pilipino. Situasi di sana tentu sangat jauh berbeda dari Indonesia. Dengan memilih bahasa Indonesia sebagai satu-satunya bahasa negara, para pendiri negara Indonesia tidak setengah-setengah (setengah hati) membentuk Indonesia sebagai negara yang berdaulat penuh. Sebelum menguasai bahasa asing hendaknya generasi muda sudah memiliki pemahaman yang benar akan pentingnya bahasa Indonesia. Sebagai generasi muda sebaiknya setiap individu menguasai bahasa daerah, bahasa Indonesai, dan bahasa asing. Bahasa ibu diperlukan sebagai pembentuk karakter budaya anak bangsa dan akar pembentuk watak individu. Bahasa Indonesia diperlukan sebagai bahasa negara dan bahasa nasional yang akan akan meningkatkan rasa nasionalisme sebagai anak bangsa, dan bahasa asing dikuasai sebagai tuntutan perkembangan hidup di jaman globalisasi, untuk meningkatkan daya saing dalam kehidupan modern. 2

Kondisi saat ini semakin kuat dengan diberlakukannya UU No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Untuk itu, pengembangan dan pembinaan bahasa yang dilakukan perlu didukung oleh generasi muda yang akan menguatkan kehidupan berbangsa dan bernegara di masa yang akan datang. Untuk itu, aspek kecintaan bahasa Indonesia sebelum menguasai bahasa asing perlu dikedepankan. Oleh karena itu, kegiatan Debat Bahasa Indonesia SMK Tingkat Nasional sangat tepat dilaksanakan sebagai ajang untuk meningkatkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai salah satu wujud kecintaan terhadap bangsa dan negara. Dengan kuatnya kecintaan terhadap bangsa dan negara, generasi muda ini akan menjadi siap dalam menerima estafet kepemimpinan yang akan mereka emban kelak.

B. Tujuan Debat Bahasa Indonesia Siswa SMK Tahun 2012 memiliki tujuan sebagai berikut. 1. Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar bahasa Indonesia secara terus-menerus. 2. Meningkatkan gairah apresiasi sastra Indonesia di kalangan siswa. 3. Meningkatkan daya guna bahasa Indonesia di dalam dunia usaha dan dunia industri. 4. Meningkatkan daya saing dengan berlatih menggunakan logika berpikir yang dituangkan dalam sikap berbahasa yang santun. 5. Melatih kemampuan Bahasa Indonesia siswa dalam ragam resmi sebagai sarana komunikasi formal dan intelektual; 6. Menunjukkan kepada siapa saja bahwa bahasa Indonesia pada dasarnya sederajat dengan bahasa lain, yang mempunyai kemungknan untuk dipergunakan dalam suatu debat yang elegan dan bercita rasa memadai; serta 7. Mengondisikan dunia pendidikan pada umumnya bahwa Bahasa Indonesia merupakan suatu bahasa yang lengkap, yang salah satu fungsinya dapat dipergunakan sebagai sarana berdebat.

C. Topik Mengingat bahwa pemakaian bahasa mengalami perkembangan dan dinamika yang pesattermasuk Bahasa Indonesiamaka dalam konteks Debat Bahasa Indonesia ini topik yang ditentukan dan ditawarkan kepada calon peserta debat berkenaan dengan permasalahan Bahasa Indonesia itu sendiri. Topik-topik tersebut adalah sebagai berikut. 1. Penggunaan bahasa alay di masyarakat oleh remaja. 2. Penginternasionalan bahasa Indonesia dan penggunaan bahasa Indonesia oleh pekerja asing. 3. Penggunaan bahasa asing sebagai bahasa pengantar di sekolah Indonesia. 4. Perlunya perundang-undangan untuk mengatur masalah kebahasaan. 5. Penggunaan bahasa asing dalam persuratan lembaga swasta. 6. Tes bahasa Indonesia sebagai salah satu syarat untuk menduduki jabatan publik. D. Materi Materi Debat Bahasa Indonesia Siswa SMK Tahun Tahun 2012 Tingkat Nasional adalah isu-isu yang hangat yang ada di masyarakat yang meliputi isu-isu politik, hukum, pendidikan, sosial budaya, dan lain-lain. E. Kisi-kisi Materi Kisi-kisi materi debat bahasa Indonesia, antara lain adalah sebagai berikut. 1. Penggunaan bahasa alay a. Saat ini, remaja cenderung sering menggunakan bahasa alay, terutama di daerah perkotaan. Kondisi tersebut membawa dampak negatif terhadap kehidupan sosial di masyarakat dalam hal berbahasa. Kadang-kandang meraka menggunakan bahasa tersebut tidak hanya kepada teman sesama, tetapi juga digunakan dalam komunikasi dalam keluarga. Hal ini menyebabkan kesenjangan komunikasi. b. Ada anggapan dari orang tua bahwa pengunaan bahasa alay oleh remaja merupakan bentuk penyimpangan berkomunikasi sehingga bahasa tersebut dianggap tidak sopan. c. Di lain pihak, remaja mengganggap bahasa alay merupakan ciri remaja modern dan kreatif. d. Remaja menganggap bahwa generasi muda harus berbeda dengan generasi orang-tuanya. 4

e.

Penggunaan bahasa alay tidak akan berpangaruh terhadap bahasa Indonesia.

f.

Berkenaan dengan bahasa alay ini akan timbul sejumlah pertanyaan. 1) Mungkinkah bahasa alay ini akan merusak Bahasa Indonesia? 2) Haruskah dibuat peraturan agar siapa saja dilarang menggunakan bahasa alay? 3) Apakah bahasa alay hanya milik orang kota? 4) Apakah penutur bahasakhususnya remajadi semua daerah di Indonesia akan memahami bahasa alay ataukah setiap daerah akan mempunyai bahasa alay sendiri? 5) Apakah bahasa alay perlu diajarkan di sekolah atau masuk kurikulum? 6) Apakah dibenarkan penulisan kata/istilah yang mencampurkan huruf dan angka?

2.

Penginternasionalan bahasa Indonesia dan penggunaanya untuk pekerja asing a. Saat ini Indonesia harus dapat duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan negara lain. Jika orang Indonesia yang bekerja di negara tertentu harus bisa berbahasa negara tersebut, demikian pula orang asing yag berkerja di Indonesia harus bisa berbahasa Indonesia. b. Saat ini bahasa Indonesia telah menjadi bahasa modern yang dapat digunakan untuk kepentingan alih teknologi, kehidupan politik, ekonomi, pendidikan, dan bidang-bidang lainnya. c. Pemberlakuan aturan pekerja asing harus bisa berbahasa Indonesia akan menghambat investasi yang masuk ke Indonesia. d. Kedudukan bahasa Indonesia belum setingkat dengan bahasa asing sehingga belum perlu dipelajari oleh orang asing. e. Aturan penggunaan bahasa Indonesia oleh pekerja asing membuka lapangan pekerjaan baru. f. Berkenaan dengan fakta tersebut akan muncul pertanyaan sebagai berikut. 1) Perlukah pekerja asing yang bekerja di Indonesia berbahasa Indonesia? 2) Apakah diperlukan aturan untuk menangani hal tersebut? 3) Apakah kedudukan bahasa Indonesia sudah setara dengan kedudukan bahasa asing yang telah mapan? 4) Apakah ada hubungan langsung antara investasi asing di Indonesia dengan aturan berbahasa? 5) Keuntungan apa saja yang diperoleh masyarakat Indonesia berkenaan dengan hal tersebut?

3. a) b) c) d) e) f) g)

Penggunaan bahasa asing di sekolah Indonesia Pilihan masyarakat secara umum, saat ini jatuh pada sekolah-sekolah Indonesia yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar pendidikan. Sekolah yang menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar pendidikan dianggap sebagai sekolah modern. Lulusan sekolah bilingual dianggap memiliki peluang yang lebih baik untuk masa depannya. Penggunaan bahasa asing sebagai bahasa pengantar pendidkan akan menggeser kedudukan bahasa Indonesia. Tidak adanya kecintaan terhadap bahasa Indonesia akan berpengaruh terhadap rasa nasionalisme. Biaya untuk mendapatkan pendidikan di sekolah bilingual biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah reguler sehingga tidak setiap anak bisa masuk ke sekolah tersebut. Terkait dengan hal tersebut, muncul pertanyaan sebagai berikut. 1) Apakah perlu penggunaan bahasa asing sebagai bahasa pengantar dalam sistem pendidikan di Indonesia? 2) Apakah benar penyataan bahwa penggunaan bahasa asing dalam pendidikan di sekolah akan menggeser kedudukan bahasa Indonesia? 3) Apakah ada relevansi antara nasionalisme dengan penggunaan bahasa asing dalam pendidikan? 4) Apakah benar sekolah yang menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar pendidikan melakukan praktik komersialisasi pendidikan? Perlunya perundang-undangan untuk mengatur masalah

4.

kebahasaan a) Adanya fakta bahwa bahasa Indonesia semakin terpinggirkan dengan perkembangan bahasa asing di Indonesia. b) Adanya aturan formal yang dapat dijadikan pedoman untuk mengatur kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia. c) Bahasa Indonesia perlu ditingkatkan statusnya agar bisa sejajar dengan bahasa asing yang telah mapan kedudukannya. d) Pengembangan dan pembinaan bahasa akan semakin terarah dengan adanya aturan formal tentang kebahasaan. e) Sifat dasar bahasa adalah manasuka sehingga tidak diperlukan adanya aturan formal dalam penggunaanya. f) Aturan formal akan membatasi perkembangan bahasa itu sendiri dan tidak sesuai dengan hak asasi manusia.

g) Berdasarkan informasi tersebut, muncul beberapa pertanyaan sebagai berikut. 1) Seberapa jauh pergeseran penggunaan bahasa Indonesia yang disebabkan kecenderungan penggunaan bahasa asing? 2) Perlukah aturan formal penggunaan bahasa? 3) Sudah siapkah kedudukan bahasa Indonesia disejajarkan dengan kedudukan bahasa asing? 4) Sejauh mana peran aturan formal membatasi kebebasan dalam berbahasa? 5. Penggunaan bahasa asing dalam tata persuratan di lembaga swasta a) Untuk alasan efisiensi komunikasi, lembaga swasta saat ini banyak menggunakan bahasa asing, khususnya bahasa Inggris, dalam tata persuratan. b) Ciri-ciri masyarakat modern adalah selalu menggunakan bahasa Inggris dalam berkomunikasi, termasuk dalam tata persuratan. c) Penggunaan bahasa asing dalam tata persuratan di Indonesia, tidak memberikan kontribusi dalam pembangunan karakter bangsa. d) Lembaga swasta tidak wajib menggunakan bahasa Indonesia, termasuk dalam tata persuratan. e) Ada beberapa pertanyaan terkait dengan informasi tersebut, antara lain: 1) Apakah bentuk efisiensi dari penggunaan bahasa asing dalam tata persuratan? 2) Apakah ciri masyarakat modern selalu menggunakan bahasa asing, termasuk dalam tata persuratan pada lembaga swasta? 3) Apakah ada perbedaan perlakuan terhadap lembaga pengguna bahasa Indonesia dan bahasa asing dalam tata persuratan? 6. Tes bahasa Indonesia sebagai salah satu syarat untuk menduduki jabatan publik. a) Logika berbahasa menunjukkan logika berpikir. b) Tes bahasa asing, seperti TOEFL dan TOEIC dapat dijadikan tes standar untuk kepentingan tertentu. Bagaimna dengan bahasa Indonesia? c) Banyak pejabat dan tokoh publik yang menggunakan bahasa Indonesia yang bercampur dengan bahasa asing dalam pidato, wawancara, dan komentar dalam berbagai hal.

d) Pejabat dan tokoh publik lebih mementingkan isi pembicaraan daripada bahasa yang digunakan.

e) Beberapa pertanyaan yang mungkin muncul terkait dengan informasi tersebut adalah sebagai berikut. 1) Adakah kaitan antara berbahasa dan berpikir? 2) Bagaimana sikap masyarakat terhadap pejabat yang tidak tepat dalam berbahasa? 3) Apakah perlu dilakukan tes bahasa terhadapa calon pejabat untuk mengukur tingkat kompetensi berbahasanya? F. Panduan Teknis 1. Format debat mengikuti Sistem Parlemen Asia, yang memungkinkan adanya interupsi dari pihak oposisi. 2. Setiap sesi debat diikuti oleh 3 peserta, yaitu pihak yang mendukung, pihak yang menyanggah, dan pihak yang netral. 3. Setiap pembicara akan diberi kesempatan berbicara selama 3 menit untuk menyampaikan pokok pikirannya sesuai dengan posisinya. 4. Interupsi yang dimungkinkan hanya dapat diajukan setelah setiap peserta selesai menyampaikan pokok pikiran sesuai dengan posisinya. 5. Atas interupsi yang diajukan, pembicara boleh menanggapi atau menolaknya. 6. Kesantunan sikap dan kesantunan berbahasa adalah keharusan, yang jika tidak diindahkan akan berpengaruh pada total penilaian. 7. Bahasa Indonesia yang dipergunakan adalah bahasa Indonesia ragam formal yang dikemukakan dengan sopan dan elegan. G. Urutan Berbicara Urutan setiap sesi debat diawali dari peserta posisi netral, diteruskan peserta yang mendukung, dan yang terakhir posisi yang menyanggah. Selanjutnya, diberikan keleluasaan kepada peserta untuk menyampaikan tanggapan terhadap pokok pikiran yang telah disampaikan dengan tidak melebihi waktu yang telah diberikan. Juri dapat memberikan komentar terhadap materi dan jalannya debat. H. Lingkup Argumen: CERDAS Para pembicara diharap menerapkan pola debat dengan argumen yang cerdas. Cepat: pembicaraan harus dikemukakan dengan cepat namun jelas. Efektif: pembicaraan tidak boleh melantur ke mana-mana; harus fokus dan tidak bertele-tele atau banyak memakai hal-hal yang mubazir. 10

Rasional: dasar pembicaraan harus bernalar dan masuk akal. Digdaya: pembicaraan harus mampu menunjukkan wawasan atau pengetahuan mengenai bahasa Indonesia yang baik, teoretis maupun praktis. Argumentatif: pembicaraan harus masuk wilayah perdebatan; bukan sekadar perian atau naratif belaka. Santai: pembicaraan harus menunjukkan keeleganan dengan penampilan yang tidak kaku melainkan santai, namun tetap memperlihatkan keseriusan. I. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Debat Bahasa Indonesia ini akan diselenggarakan pada tanggal 2 6 September 2012. Jadwal Kegiatan dan Tempat Lomba

No 1

Tanggal Minggu 02-09-2012 Senin 03-09-2012 Selasa 3 04-09-2012

Waktu

Kegiatan

Tempat

Kedatangan dan Registrasi 07.00selesai P4TK Kejuruan Peserta 10.00selesaiPembukaan 14.0016.00 Taklimat Pelaksanaan lomba 08.00selesai Debat bahasa Indonesia Taman Mini Indonesia Indah P4TK Kejuruan

P4TK Kejuruan

Pelaksanaan lomba 08.00 selesai Debat bahasa Indonesia 05-09-2012 Kamis 06-09-2012 08.0015.00

Rabu

P4TK Kejuruan

Pelaksanaan lomba Debat P4TK Kejuruan bahasa Indonesia P4TK Kejuruan

19.00selesai Penutupan

11

G. Denah Debat

PESERTA I

PESERTA II

PESERTA III

PENGISYARAT

WAKTU

PENCATAT

JURI I

JURI II

JURI III

PENONTON

12

H. Kriteria Penilaian Kriteria penilaian Debat Bahasa Indonesia ini didasarkan atas tiga komponen utama yaitu: (a) Penguasaan Materi, (b) Sikap Berbahasa, dan (c) Penyajian. Komposisi bobot penilaian adalah 30% untuk (A), 40% untuk (B), dan 30% untuk (C) dengan kemungkinan nilai antara 50 sampai dengan 100 untuk tiap-tiap komponen. I. Skema Penyisihan Penyajian debat akan dilakukan dalam empat tahap, yaitu tahap I, tahap II, dan tahap III, dan tahap IV. Pada tahap I akan dilakukan 11 sesi debat untuk menghasilkan 11 pemenang dari 33 peserta. Pemenang tahap I akan dipertemukan dalam tahap II untuk mendapatkan 4 pemenang. Tahap III akan mempertemukan 4 peserta untuk mendapatkan 2 finalis. Kedua finalis tersebut akan dipertemukan pada tahap IV untuk medapatkan Juara 1 dan 2. Sedangkan Juara III ditentukan dari nilai tertinggi pada tahap ke III yang tidak masuk pada tahap IV dan satu peserta lainnya menjadi juara harapan I. Sedangkan juara harapan II diambil dari peserta nilai tertinggi pada tahap II yang tidak masuk pada tahap III. Sedangkan penyaji terbaik diputuskan melalui rapat juri yang dilakukan setelah proses debat selesai. Dengan demikian akan diperoleh urutan juara sebagai berikut. 1. Juara I 2. Juara II 3. Juara III 4. Juara Harapan I 5. Juara Harapan II 6. Penyaji Terbaik ( 2 orang )

13

J.

Bagan Penyisihan Lomba Debat Bahasa Indonesia 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 1 2 3 1 4 5 6 1 7 8 9 2 10 4 11 3 2 1

14

You might also like