You are on page 1of 23

LAPORAN PRAKTIKUM V PEMERIKSAAN KESADAHAN PADA SAMPEL AIR SUMUR GALI DI JALAN SAHABAT 1

NAMA NIM KELOMPOK

: ANDI MUH. ARFAH SAPUTRA SAMAD : K 111 08 856 : VIII (DELAPAN)

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

LEMBAR PENGESAHAN V LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN KESADAHAN PADA SAMPEL AIR SUMUR GALI DI JALAN SAHABAT 1

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

Nama Nim Kelompok

: Andi Muh. Arfah Saputra Samad : K 111 08 856 : VIII (Delapan)

Makassar, 28 April 2011 Mengetahui,

Koordinator Asisten,

Asisten,

ADI PRATAMA K 111 07 060

MUH. SUBHAN K 111 07 094

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT. karena limpahan rahmat dan taufik-Nya sehingga Laporan Praktikum dengan judul

PEMERIKSAAN KESADAHAN SAMPEL AIR SUMUR GALI dapat diselesaikan tepat pada waktunya . Laporan ini berisi uraian tentang hasil kegiatan praktikum yang dilakukan dengan metode complexmeti. Saya menyadari sepenuhnya bahwa tidak tertutup kemungkinan isi laporan ini belum sesuai dengan harapan berbagai pihak, karena potensi yang penyusun miliki masih sangat terbatas oleh karena itu saran dan kritikan yang sifatnya konstruktif, sangat penyusun harapkan terutama dari Bapak Dosen penanggung jawab mata kuliah. Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya sendiri dan umumnya bagi teman-teman mahasiswa serta yang membacanya.

Makassar, 28 April 2011

A.Muh.Arfah Saputra.S

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ....................................................................... .. KATA PENGANTAR .................................................................................... .. DAFTAR ISI ................................................................................................... .. BAB I PENDAHULUAN A. B. C. Latar Belakang ..................................................................... .. Tujuan Percobaan .................................................................. .. Prinsip Percobaan .................................................................. ..

ii ii iv

1 3 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. B. C. Tinjauan tentang Kesadahan ................................................... Tinjauan tentang Metode Complexmetri................................... Tinjauan tentang Dampak Kesadahan Air... 3 7 8

BAB III METODE PERCOBAAN A. B. C D. Alat .......................................................................................... Bahan ....................................................................................... Waktu dan Tempat Pengambilan sampel ................................ Prosedur Kerja.......................................................................... 11 11 11 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. B. Hasil Pengamatan ..................................................................... Pembahasan .............................................................................. 14 15

BAB V PENUTUP A. B. Kesimpulan .............................................................................. Saran ...................................................................................... .. 16 16 18

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... LAMPIRAN

iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun mahluk hidup di dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan maupun hewan, sebagian besar tersusun oleh air, seperti di dalam sel tumbuhan terkandung lebih dari 75% atau di dalam sel hewan terkandung lebih dari 67%. Dari sejumlah 40 juta mil-kubik air yang berada di permukaan dan di dalam tanah, ternyata tidak lebih dari 0,5% (0,2 juta mil-kubik) yang secara langsung dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Karena 97% dari sumber air tersebut terdiri dari air laut, 2,5% berbentuk salju abadi yang dalam keadaan mencair baru dapat digunakan (Ristiati. 2004). Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air
1

sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Parameter kimia dalam persyaratan kualitas air adalah jumlah kandungan unsur Ca2+ dan Mg2+ dalam air yang keberadaannya biasa disebut kesadahan air. Kesadahan dalam air sangat tidak dikehendaki baik untuk penggunaan rumah tangga maupun untuk penggunaan industri. Bagi air rumah tangga tingkat kesadahan yang tinggi mengakibatkan konsumsi sabun lebih banyak karena sabun jadi kurang efektif akibat salah satu bagian dari molekul sabun diikat oleh unsur Ca atau Mg. Bagi air industri unsur Ca dapat menyebabkan kerak pada dinding peralatan sistem pemanasan sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan industri, disamping itu dapat menghambat proses pemanasan. Akibat adanya masalah ini, persyaratan kesadahan pada air industri sangat diperhatikan. Pada umumnya jumlah kesadahan dalam air industri harus nol, berarti unsur Ca+ dan Mg+ dihilangkan sama sekali. Masalah air sadah banyak ditemukan di daerah yang mengandung kapur (Kusuma, 2007). Oleh karena itu, pada percobaan ini akan dilakukan pemeriksaan tingkat kesadahan pada air sumur gali untuk mengetahui layak atau tidaknya untuk digunakan.

B. Tujuan Percobaan Untuk mengetahui uji kesadahan kadar kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dengan metode complexmetri pada air sumur gali.

C. Prinsip Percobaan 1. Gelas ukur dan labu Erlenmeyer harus dibersihkan dengan air smpel. 2. Labu erlemeyer harus terus dihomogenkan saat pemberian EDTA agar tidak kembali menjadi normal. 3. Setiap pencampuran pada sampel harus dihomogenkan dengan cara dihomogenkan. 4. Melihat batas bawah untuk mengetahui hasil perhitungan (hasil titrasi) pada pipet buret.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Kesadahan Kesadahan berasal dari kata sadah yang berarti mengandung kapur, jadi kalau kesadahan air adalah adanya kandungan kapur yang berlebih pada air yang disebabkan oleh lapisan tanah kapur yang dilaluinya. Jenis sumber air yang yang banya mengandung sadah air tanah khususnya air tanah dalam. Air sadah dapat menyebabkan sabun sukar berbuih, hal ini diakibatkan oleh kandungan natrium stearat (C17H35COONa) dalam sabun yang beraksi dengan ion-ion Mg2+ dan Ca2+ yang memebenuk busa buih yang mengendap, Mg2+ (aq) + 2C17H35COO- (aq) Ca2+ (aq) + 2C17H35COO- (aq) Mg(C17H35COO)2 (aq) Ca(C17H35COO)2 (aq)

Karena sabun diendapkan, maka busa sabun baru akan terbentuk bila semua ion-ion magnesium dan kalsium telah terendapkan. Ini berarti untuk mencuci diperlukan sabun dengan jumlah yang banyak (Kusuma, 2007). Kesadahan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu : a. Kesadahan sementara Adalah kesadahan yang disebabkan oleh ion Ca2+ dan Mg2+ yang berikatan dengan ion karbonat dan bikarbonat. Air sadah sementara dapat terjadi secara alami ketika air hujan melarutkan sedikit karbon dioksida udara,
4

sehingga air hujan itu mengandung asam karbonat. Kaika air hujan ini melewati daerah berkapur air tersebut akan menyerap dan menghanyutkan kapur sehingga terbentuk hidrogen-karbonat larut, CaCO3 (s) + CO2(s) + H2O b. Kesadahan tetap Kesadahan tetap adalah kesadahan yang disebabkan oleh ion Ca2+ dan Mg2+ yang berikatan dengan ion Cl-, SO42-, NO3-, contohnya CaCl2, MgSO4. Kesadahan tetap terjadi ketika air melewati daerah bebatuan yang mengandung sulfat magnesium dan kalsium. Kesadahan ini tidak dapat dihilangkan hanya dengan pendidihan atau dengan penambahan kapur mati, tetapi dapat dihilang dengan penambahan soda basuh atau menggunakan proses permutit (yang juga dapat dipakai untuk air sadah sementara) (Kusuma, 2007). Dalam penyediaan air pada laboratorium kimia yang bebas dari unsur kalsium, magnesium dan klorida cukup sulit. Unsur tersebut sulit dihilangkan, perlu suatu proses gabungan antara destilasi dan demineralisasi (penukar ion) untuk menghilangkannya (Yudhi, 2006). Kesadahan sangat penting artinya bagi para akuaris karena kesadahan merupakan salah satu petunjuk kualitas air yang diperlukan bagi ikan. Tidak semua ikan dapat hidup pada nilai kesadahan yang sama. Dengan kata lain, setiap jenis ikan memerlukan prasarat nilai kesadahan pada selang tertentu untuk
5

Ca(HCO)3 (aq)

hidupnya. Disamping itu, kesadahan juga merupakan petunjuk yang penting dalam hubungannya dengan usaha untuk memanipulasi nilai pH (Ardiyansyah, 2006). Secara lebih rinci kesadahan dibagi dalam dua tipe, yaitu: kesadahan umum (general hardness atau GH) dan kesadahan karbonat (carbonate hardness atau KH). Disamping dua tipe kesadahan tersebut, dikenal pula tipe kesadahan yang lain yaitu yang disebut sebagai kesadahan total atau total hardness. Kesadahan total merupakan penjumlahan dari GH dan KH. Penggunaan paramater kesadahan total sering sekali membingungkan, oleh karena itu, sebaiknya penggunaan parameter ini dihindarkan. GH Kesadahan umum atau General Hardness merupakan ukuran yang menunjukkan jumlah ion kalsium (Ca2+) dan ion magnesium (Mg2+) dalam air. Ion-ion lain sebenarnya ikut pula mempengaruhi nilai GH, akan tetapi pengaruhnya diketahui sangat kecil dan relatif sulit diukur sehingga diabaikan. GH pada umumnya dinyatakan dalam satuan ppm (part per million/ satu persejuta bagian) kalsium karbonat (CaCO3), tingkat kekerasan (dH), atau dengan menggunakan konsentrasi molar CaCO3. Satu satuan kesadahan Jerman atau dH sama dengan 10 mg CaO (kalsium oksida) per liter air. Di Amerika, kesadahan pada umumnya menggunakan satuan ppm CaCO3, dengan demikian satu satuan Jerman (dH) dapat diekspresikan sebagai 17.8 ppm CaCO3. Sedangkan satuan konsentrasi molar dari 1 mili ekuivalen = 2,8 dH = 50 ppm. Perlu diperhatikan bahwa kebanyakan teskit pengukur kesadahan
6

menggunakan satuan CaCO3. Berikut adalah kriteria selang kesadahan yang biasa dipakai: 1. 0 - 4 dH, 0 - 70 ppm : sangat rendah (sangat lunak) 2. 4 - 8 dH, 70 - 140 ppm : rendah (lunak) 3. 8 - 12 dH, 140 - 210 ppm : sedang 4. 12 - 18 dH, 210 - 320 ppm : agak tinggi (agak keras) 5. 18 - 30 dH, 320 - 530 ppm : tinggi (keras) (Ardiyansyah, 2006).

B. Tinjauan tantang Metode Complexmetri Metode penentuan kesadahan adalah dengan menggunakan metode

(Complexmetri), yaitu dipakai gram EDTA (Ethylene Diamene Tetraacetic Acid) (Daud dkk, 2010). Prinsipnya: Air (sampel) dititrasi dengan EDTA pada PH=10 + 0,1 indikator yang dipakai EBT (Eriochrom Black T). Untuk membuat suasana basa tersebut, (pada PH= + 0,1 ditambah larutan buffer /buffer ammonia). Jadi, jika sampel (air/larutan, ditambah EBT (biru) pada PH = + 0,1 larutan ,menjadi merah tua. Jika EDTA kemudian ditambahkan sebagai titian (penitrasi), maka Ca dan Mg menjadi larutan kompleks. Setelah penambahan EDTA cukup, maka larutan akan beubah warna merah tua menjadi biru.
7

Reaksi Ca2+ + EBT (air) (indikator) Ca EBT + EDTA (merah tua) Ca EBT (merah tua) EDTA + EBT (Biru)

Rumus Perhitungan Kalsium (Ca), Kesadahan Total dan Magnesium (Mg) sebagai berikut : Ca = (1000/jumlah air)x X ml titrasi EDTA x f.EDTA x (BA.Ca/BM.CaCO3) x 1 mg/l Total =(1000/jumlah air)x X ml titrasi EDTA x f.EDTA x (BA.Ca/BM.CaCO3) x 1mg/l Mg = (1000 / jumlah air) x (X ml titrasi Total- X ml titrasi Ca) x f.EDTA x (BA.Mg/BM.CaCo3) x 1mg/l

C. Tinjauan tentang Dampak Kesadahan Air Kesadahan atau beberapa orang secara ilmiah menyebut sebagai sifat kekerasan air. Ini sebetulnya adalah jumlah kandungan mineral dalam air. Air murni adalah bebas dari kandungan mineral. Tapi tubuh kita sebenarnya juga butuh mineral, yang bisa diperoleh dari makanan atau air yang kita minum. Jadi mungkin kandungan mineral sampai batas tertentu justru dibutuhkan oleh tubuh. Kandungan mineral yang berlebih tolok ukurnya bisa kita lihat bila kita memasak air dalam teko, pada dasar teko terkadang didapati semacam endapan putih keras rapuh seperti wujud garam-garaman. Itulah kumpulan mineral tadi yang mengkristal dengan mudah pada panas tertentu. Bila kita selalu mengkonsumsi air
8

dengan kandungan mineral berlebih, mineralmineral sisa dari kelebihan yang dibutuhkan tubuh kita akan menggumpal di ginjal yang sering kita sebut dengan batu ginjal. Makanya kemudian terkadang orang memilih meminum air dengan kandungan mineral minimum, dengan harapan kebutuhan mineral tubuh tercukupi dengan mengatur pola makan yang baik (Amrih, 2005). Dampak dari kesadahan air yang kurang dan yang berlebih sumber adalah air jika tidak mengandung kapur akan memberikan rasa yang lunak atau hambar sehingga akan mengurangi selera dalam mengkonsumsinya. Kelebihan

kandungan kapur dalam air juga akan memberikan efek atau dampak yang tidak baik. Oleh karena itu, dirasa perlu untuk mengetahui dampak apa saja yang dapat ditimbulkan jika kandungan kapur dalam air berlebih atau kesadahannya tinggi. Kesadahan berdasarkan kadar CaCO3 yang dikandungnya, dapat dibedakan menjadi 5 tingkatan yaitu: sangat lunak, lunak, agak sadah, sadah, dan sangat sadah. Air lunak atau air yang tidak mengandung kapur mempunyai kecenderungan menyebabkan korosi pada pipa dan akibatnya beberapa logam tertentu seperti tembaga, seng. Sedangkan jika air memiliki kandungan kapur yang banyak atau sadah mengakibatkan terbentuknya kerak pada dinding pipa yang menyebabkan penyempitan penampang pipa, terbentuknya kerak pada dinding peralatan memasak sehingga menyebabkan pemakaian bahan bakar yang lebih banyak dan menyebabkan pemakaian sabun yang tinggi (Bakti, 1995).

Apabila kandungan CaCO3 atau MgCO3 dalam air itu melewati batas 10o D maka akan menyebabkan antara lain (Sanropie, 1984): 1. Mengurangi efektifitas kerja sabun. 2. Menyebabkan lapisan kerak pada alat dapur yang terbuat dari logam. 3. Kemungkinan terjadinya ledakan pada boiler. 4. Pipa air menjadi tersumbat. 5. Sayur-sayuran menjadi keras apabila dicuci dengan air bersih 6. Menimbulkan pengapuran dalam pembuluh darah.

10

BAB III METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan 1. Alat a. Labu erlenmeyer b. Pipet buret, statip c. Gelas ukur d. Pipet ukur e. Bulp (bola isap) f. Sendok indikator murexide g. Sendok indikator EBT h. Botol sampel 2. Bahan a. Air sumur gali b. Larutan buffer sadah solution hardness c. EDTA, EBT, aquades d. Larutan NaOH 1 N e. Indikator murexide 100 ml 1 ml secukupnya 2 ml 1 sendok 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah

B. Waktu dan Tempat Pengambilan Sampel 1. Waktu : Kamis, 21 April 2011 (pukul 10.10 WITA)
11

2. Tempat

: Jalan Sahabat 1.

C. Prosedur Kerja 1. Teknik pengambilan sampel yaitu: a. Wadah air disediakan dengan ukuran mampu menampung lebih dari 100 ml. b. Air sumur gali diambil dengan menggunakan timba air c. Selanjutnya, air dimasukkan ke dalam botol. 2. Pemeriksaan kalsium (Ca++) a. Sampel disiapkan dan diukur dengan menggunakan gelas ukur sebanyak 50 ml kemudian dimasukkan ke dalam labu erlemeyer. b. Larutan NaOH 1 N dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer tersebut sebanyak 2 ml dengan menggunakan pipet ukur kemudian dihomogenkan antara sampel dan larutan NaOH. c. Indikator murexide dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer tersebut dengan menggunakan sendok indikator murexide sebanyak satu sendok kemudian dihomogenkan hingga terjadi perubahan warna menjadi merah muda. d. Labu erlemeyer diletakkan dibawah pipet buret yang telah dipasang pada statip. e. Keran pipet buret dibuka perlahan-lahan hingga larutan EDTA menetes sedikit demi sedikit.
12

f. Saat EDTA menetes pertama kali, labu erlemeyer harus dihomogenkan hingga terjadi perubahan warna dari warna merah muda menjadi ungu. g. Kemudian diamati jumlah EDTA yang dibutuhkan. 3. Pemeriksaan total a. Sampel disiapkan dan diukur dengan menggunakan gelas ukur sebanyak 50 ml kemudian dimasukkan ke dalam labu erlemeyer b. Larutan buffer amoniak dimasukkan ke dalam labu erlemeyer sebanyak 1 ml dengan menggunakan pipet ukur kemudian dihomogenkan antara sampel dengan larutan buffer. c. Indikator EBT dimasukkan ke dalam labu erlemeyer tersebut dengan menggunakan sendok indikator EBT sebanyak satu sendok kemudian

dihomogenkan hingga terjadi perubahan warna menjadi merah tua. d. Labu erlemeyer diletakkan dibawah pipet buret yang telah dipasang pada statip. e. Keran pipet buret dibuka perlahan-lahan hingga larutan EDTA menetes sedikit demi sedikit. f. Saat EDTA menetes pertama kali, labu erlemeyer harus digoyanggoyangkan hingga terjadi perubahan warna dari warna merah tua menjadi biru tua. g. Kemudian diamati jumlah EDTA yang dibutuhkan.

13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Dari hasil percobaan yang dilakukan pada sampel air sumur gali didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel Hasil Pemeriksaan Jenis Percobaan Kalsium Kesadahan Total Jumlah Titrasi (ml) 4,3 10 Warna Awal merah muda merah tua Warna Akhir ungu biru tua

Maka dapat dimasukkan ke dalam rumus: 1. Pemeriksaan Kalsium (Ca++) Ca = (1000/jumlah air)x X ml titrasi EDTA x f.EDTA x (BA.Ca/BM.CaCO3) x 1 mg/l = (1000/50) x 4,3 x 0,97 x (40/100) x 1 mg/l = 20 4,3 0,97 0,4 = 33,37 mg/l 2. Pemeriksaan Kesadahan Total Total =(1000/jumlah air)x X ml titrasi EDTA x f.EDTA x (BA.Ca/BM.CaCO3) x 1mg/l = (1000/50) x 10 x 0,97 x (56/100) x 1 mg/l = 20 10 0,97 0,56 = 108,64 mg/l
14

3. Pemeriksaan Magnesium (Mg++) Mg = (1000 / jumlah air) x (X ml titrasi Total- X ml titrasi Ca) x f.EDTA x (BA.Mg/BM.CaCo3) x 1mg/l = (1000/50) x (10-4,3) x 0,97 x (24/100) x 1 mg/l = 20 5,7 0,97 0,24 = 27,36 mg/l

B. Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan, pada uji kesadahan kalsium (Ca) didapatkan jumlah titrasi sebanyak 4,3 ml untuk mengalami perubahan warna dari warna merah muda menjadi ungu setelah dititrasi dengan EDTA. Sedangkan pada uji kesadahan total didapatkan jumlah titrasi sebanyak 10 ml perubahan warna dari warna merah tua menjadi biru tua. Pada percobaan ini, kesadahan dilakukan pada kadar kalsium, dan kesadahan total. Larutan sampel yang dititrasi dengan EDTA mengalami perubahan warna dari merah muda menjadi warna ungu dan dari merah tua menjadi biru tua. Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan di dalam sampel air yang digunakan. Jika dilihat perbandingan antara hasil pemeriksaan dengan standar kesadahan menurut Permenkes RI Nomor 416 Tahun 1990. Dimana tingkat kesadahan total air sumur gali tersebut sebesar 108,64 mg/l. Sementara diketahui bahwa persyaratan air bersih menurut Permenkes RI Nomor 416 Tahun 1990 untuk
15

untuk mengalami

kesadahan yaitu sebesar 500 mg/l. Dengan demikian, sampel air sumur gali yang diteliti dari segi parameter fisik yaitu kesadahan masih memenuhi syarat. Senyawa-senyawa kalsium dan magnesium relatif sukar larut dalam air, maka senyawa-senyawa itu cenderung untuk memisah dari larutan dalam bentuk endapan atau presipitat yang akhirnya menjadi kerak (Ilhad, 2009). Pengaruh air sadah terbagi menjadi empat yaitu: 1. Menimbulkan kerak. 2. Menimbulkan penyumbatan pada saluran air. 3. Menimbulkan pengapuran dalam pembuluh darah. 4. Pemborosan sabun

16

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Sampel yang kami teliti merupakan air sumur gali di Jalan Sahabat 2 sebanyak 100 ml. Pada proses pemeriksaan dilakukan sebanyak 2 kali pemeriksaan, dimana pada pemeriksaan yaitu pada pemeriksaan pertama yaitu pemeriksaan Kalsium (Ca) sedangkan pemeriksaan kedua kesadahan total. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan diperoleh hasil kadar Kalsium (Ca) sebesar 33,37 mg/l, Kesadahan total sebesar 108,64 mg/l dan Kadar Magnesium (Mg) sebesar 27,36mg/l. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa air yang telah dilakukan pemeriksaan sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan Permenkes RI Nomor 416 Tahun 1990 yaitu 500 mg/l CaCO3.

B. Saran 1. Kepada pihak Pemerintah agar senantiasa melakukan pemantauan terhadap Air Minum khususnya total kesadahan air. 2. Kepada pihak produsen agar memperhatikan aspek sanitasi, higiene dan kesadahan total pada sumur gali yang menjadi bahan baku utama air minum.

17

3.

Kepada pihak konsumen agar lebih berhati-hati dalam memilih air minum yang sumber airnya berasal dari sumur gali. DAFTAR PUSTAKA

Amrih, P. 2005. Dua Jam Anda tahu Cara Memastikan Air yang Anda Minum bukan Sumber Penyakit ! [online] http://www.pitoyo.com/ebookgratis/Air-Minum-andafree.pdf Diakses tanggal 23 April 2011 Ardiyansyah, A. 2006. Pencemaran air [online] http://www.scribd.com/doc/14144746/Pencemaran-air Diakses tanggal 23 April 2011 Bakti, Husada , 1995. Pelatihan Penyehatan Air. [online]. http://www.scribd.com/kesadahan. Diakses pada tanggal 24 April 2011. Daud, Anwar dkk. 2010. Buku Praktikum Kesehatan Lingkungan. Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin. Ilhad. 2008. Makalah kimia lingkungan. [Online]. http://ilhadblogspot.com. Diakses pada tanggal 24 April 2011 Kusuma, T. 2007. Penghilangan Kesadahan Air dengan Metode Isoterm Adsorbsi Freunlich dengan Adsorben Zeolit [online] http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/545/jbptitbpp-gdl-renyekanur-27214-1-2007ta-r.pdf Diakses tanggal 23 April 2011 Ristiati, Ni Putu. 2004. Analisis Kualitatif Bakteri Coliform Pada Depo Air Minum Isi Ulang Di Kota Singaraja Bali. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 3 No 1, April 2004 : 64 73 Sanropie, dkk, 1984. Penyedian Air Bersih. [online]. http://ilhadsblog.blogspot.com. Diakses pada tanggal 24 April 2011. Yudhi, N. 2006. Penentuan Kalsium dan Magnesium di dalam Air Secara Potensiometri [online] http://www.scribd.com/doc/13048806/Analisis-Calsium-Dan Magnesium-dalam-air Diakses tanggal 23 April 2011

18

You might also like