You are on page 1of 11

Pakaian adat Betawi

Pakaian Sehari-Hari Laki-Laki Pakaian adat Betawi yang dipergunakan oleh para kaum lelaki Betawi terdiri dari: * Baju koko (sadariah). Baju koko yang dikenakan disebut juga sadariah. Bentuknya sama dengan baju koko pada umumnya, hanya biasanya berwarna polos * Celana batik. Celana batik yang dikenakan adalah celana kolor batik panjang. Dengan warna yang tidak terlalu ramai, biasanya hanya putih, cokelat, dan hitam dalam motifmotifnya. * Kain pelekat. Kain pelekat ini bentuknya seperti selendang yang ditempatkan sebelah pundak atau diselempangkan pada leher. * Peci. Peci yang digunakan pada umumnya berwarna hitam berbahan beludru yang menjadi ciri khas masyarakat Betawi. Pakaian Sehari-Hari Perempuan Untuk perempuan Betawi, pakaian adat yang dipergunakan sehari-hari terdiri dari: * Baju kurung berlengan pendek. Baju kurung yang dikenakan memiliki lengan pendek, tak jarang ditambahkan saku di bagian depannya dengan warna-warna yang mencolok. * Kain sarung batik. Kain sarung batik yang sering dikenakan perempuanperempuan Betawi biasanya bercorak geometri dengan warna-warna yang cerah untuk dipadupadankan dengan baju kurung yang digunakan. * Kerudung. Kerudung yang digunakan yaitu selendang yang dikenakan pada kepala para perempuan Betawi. Warnanya serasi dengan baju kurung yang mereka kenakan. Pakaian Pengantin Laki-Laki Pakaian pengantin Betawi dipengaruhi oleh berbagai adat, di antaranya adalah adat Arab, Cina, Melayu, dan Barat. Pakaian adat Betawi yang dipergunakan untuk pernikahan adat Betawi laki-laki disebut Dandanan care haji. Pakaian pengantin laki-laki ini meliputi jubah dan tutup kepala. Jubah terbuat dari bahan beludru yang berwarna cerah. Jubah dalamnya terbuat dari kain berwarna putih yang halus. Sedangkan tutup kepala terbuat dari sorban disebut juga Alpie. Sebagai pelengkap dipergunakan selendang bermotif benang emas atau manik-manik yang warnanya cerah. Agar lebih serasi, pengantin lelaki pernikahan adat Betawi mempergunakan sepatu pantofel. Pakaian Pengantin Perempuan Pengantin perempuan dalam pernikahan adat Betawi mempergunakan pakaian adat betawi yang disebut Rias besar dandanan care none pengantin cine. Baju yang dikenakan blus bergaya Cina dengan bahan satin yang berwarna cerah. Bawahannya menggunakan rok atau disebut Kun yang berwarna gelap dengan model duyung. Warna yang sering digunakan hitam atau merah hati. Sebagai pelengkap bagian kepala digunakan kembang goyang dengan motif burung hong dengan sanggul palsu, dilengkapi dengan cadar di bagian wajah. Pada bagian sanggul dihiasi juga dengan bunga melati yang dibentuk roonje dan

sisir. Perhiasan lain yang dipergunakan adalah kalung lebar, gelang listring, dan hiasan teratai manik-manik dikalungkan di bagian dada, serta selop dengan model perahu sebagai alas kaki.

Baju adat Kalimantan Barat

Ini merupakan baju adat khas Kalimantan Barat. Wauw, unik ya..

. Suku Dayak di Kalimantan

Barat ini mulai mengenal pakaian yang disebut king baba (king = cawat; baba = laki-laki) untuk lakilaki, danking bibinge untuk perempuan (bibinge = wanita). Pakaian tersebut terbuat dari kulit kayu yang diproses hingga menjadi lunak seperti kain. Kulit kayu yang bisa difungsikan sebagai kain untuk membuat cawat, celana, baju, clan selimut itu disebut kapua atau ampuro. Masyarakat Dayak pun mengenal teknik menenun untuk membuat busana. Bahkan hingga kini masyarakat Dayak dikenal sebagai penenun yang terampil. Dulu, yang ditenun adalah serat benang yang dihasilkan dari kulit pohon tengang. Warna dasar serat yang kuat yang dihasilkan adalah warna coklat muda. Untuk memperoleh warna hitam atau merah hati, warna yang dominan pada tenunan tradisional Dayak, serat tengang itu dicelup dengan getah pohon yang dilarutkan dalam air. Tenunan yang beredar sekarang dengan warna-warna kuning, merah muda, putih, dsb, dibuat dari benang kapas yang diperoleh dari luar daerah. Kini telah sangat jarang dijumpai tenunan yang dibuat dari serat tengang sehingga busana adat masyarakat Taman pun menggunakan tenunan benang kapas.

Baju Adat Jawa Barat


Provinsi Jawa Barat yang ibukota Provinsi nya terletak di Bandung mempunyai beberapa suku, diantaranya Suku Sunda sebagai suku mayoritas dan suku Badui yang dibedakan menjadi Suku Badui Dalam dan Suku Badui Luar. Beikut ini adalah informasi penting mengenai pakaian adat Jawa Barat untuk pria dan wanita : PAKAIAN ADAT PRIA JAWA BARAT :

Terdiri dari baju jas dengan kerah menutup leher yang biasa disebut dengan JAS TAKWA.

Kain batik atau lebih dikenal dengan nama KAIN DODOT dengan motif bebas.

Celana

panjang

yang

sewarna

dengan JAS TAKWA Penutup kepala / BENDO Kalung Sebilah keris yang terselip di belakang pinggang Alas kaki atau selop Rantai kuku macan atau jam rantai JAS TAKWA

sebagai

hiasan

PAKAIAN ADAT WANITA JAWA BARAT :


Baju kebaya motif polos dengan hiasan sulam atau manik-manik Kain batik atau disebut juga KAIN KEBAT DILEPE. Ikat pinggang, biasa disebut BEUBEUR yang fungsinya untuk mengancangkan kain KEBAT DILEPE Selendang, biasa disebut KAREMBONG yang berfungsi sebagai pemanis. Beberapa hiasan kembang goyang yang menghiasi bagian atas kepala serta rangkaian bunga melati yang menghiasi sanggul rambut kalung

Alas kebaya

kaki

selop

yang

warnanya sama dengan warna

Pakaian Tradisional dari Jawa Tengah


Pakaian tradisional kaum perempuan Suku Jawa pada umumnya, dan di Jawa Tengah khususnya adalah memakai kebaya, kemben, dan kain tapih pinjung dengan stagen. Kebaya memang biasa dikenakan oleh perempuan bangsawan maupun rakyat biasa sebagi pakaian seharihari maupun pakaian upacara. Salah satu contoh pakaian upacara yang biasa dipakai dikalangan keraton adalah baju kebaya menggunakan peniti renteng, dipadukan dengan kain sinjang atau jarik corak batik. Bagian kepala rambutnya digelung (sanggul), dan dilengkapi dengan perhiasan yang dipakai seperti subang (anting-anting), cincin, kalung, gelang, serta kipas. Pakaian sehari-hari perempuan Jawa biasanya cukup memakai kemben yang dipadukan dengan stagen dan kain jarik. Kemben dipakai untuk menutupi dada, ketiak, dan punggung. Sedangkan stagen dililitkan pada bagian perut untuk mengikat tapihan pinjung agar kuat dan tidak mudah lepas. Baju kebaya dipakai dengan kain sinjang jarik atau tapih. Bagian depan kain, di sebelah kiri dibuat wiron (lipatan) yang dililitkan dari kiri ke kanan. Untuk menutupi stagen digunakan selendang pelangi dari tenun ikat celup yang berwarna cerah. Kelengkapan pakaian yang dipakai biasanya berupa subang kecil dengan kalung dan liontin yang serasi, cincin, gelang, dan sepasang tusuk konde pada sanggul. Sementara itu, pakaian bagi kaum laki-laki, khususnya kerabat keraton adalah memakai baju beskap kembang-kembang atau motif

bunga lainnya. Pada kepala memakai destar (blankon), kain samping jarik, stagen untuk mengikat kain samping, keris dan alas kaki (cemila). Pakaian ini dinamakan Jawi Jangkep, yaitu pakaian laki-laki Jawa lengkap dengan keris. Di kalangan rakyat biasa, khususnya laki-laki, pakaian yang dipakai adalah celana kolor warna hitam, pakaian lengan panjang, ikat pinggang besar, ikat kepala, dan sarung. Namun, jika ada pelaksanaan upacara, biasanya memakai kain jarik dan sabuk sindur, serta baju beskap atau sikepan, dan memakai destar atau blankon.

Pakaian Adat Daerah Bali

Pakaian adat Bali sebenarnya memiliki makna dan tujuan tertentu atau masing-masing walaupun kelihatannya sama. Pakaian yang digunakan pada saat upacara/ritual tentunya bereda dengan pakaian sehari-hari. Dibedakan antara Pria dan Wanita. Kita juga dapat mengetahui status sosial berdasarkan corak dan bentuk dari pakaian adat di sini. 1. Pria Busana tradisional pria umumnya terdiri dari: Kain wastra (kemben)

Sabuk Keris Beragam ornamen perhiasan Udeng (ikat kepala) Kain kampuh Umpal (selendang pengikat) Sering pula dikenakan baju kemeja, jas dan alas kaki sebagai pelengkap.

2. Wanita Para penari cilik mengenakan gelung, songket dan kain prada. Busana tradisional wanita umumnya terdiri dari: Sabuk prada (stagen), membelit pinggul dan dada Selendang songket bahu ke bawah Kain tapih atau sinjang, di sebelah dalam Beragam ornamen perhiasan Gelung (sanggul) Sesenteng (kemben songket) Kain wastra Sering pula dikenakan kebaya, kain penutup dada, dan alas kaki sebagai pelengkap.

Pakaian Adat Tradisional Sulawesi Selatan


Baju bodo

adalah baju adat Bugis-Makassar yang dikenakan oleh perempuan. Sedangkan Lipa' sabbe adalah sarung sutra, biasanya bercorak kotak dan dipakai sebagai bawahan baju bodo. Konon dahulu kala, ada peraturan mengenai pemakaian baju bodo. Masing-masing 1. Warna warna manunjukkan dipakai oleh tingkat usia perempuan umur 10 yang tahun. mengenakannya. jingga, perempuan 2. Warna jingga dan merah darah digunakan oleh perempuan umur 10-14 tahun. 3. Warna merah darah untuk 17-25 tahun. 4. Warna putih digunakan oleh para inang dan dukun. 5. Warna hijau diperuntukkan bagi puteri bangsawan 6. Warna ungu dipakai oleh para janda.

Selain peraturan pemakaian baju bodo itu, dahulu juga masih sering didapati perempuan Bugis-Makassar yang mengenakan Baju Bodo sebagai pakaian pesta, misalnya pada pesta pernikahan. Akan tetapi saat ini, baju adat ini sudah semakin terkikis oleh perubahan zaman. Baju bodo kini terpinggirkan, digantikan oleh kebaya modern, gaun malam yang katanya modis, atau busana-busana yang lebih simpel dan mengikuti trend. Walau dengan keterpinggirannya, Baju bodo kini tetap dikenakan oleh mempelai perempuan dalam resepsi pernikahan ataupun akad nikah. Begitu pula untuk passappi'-nya (Pendamping mempelai, biasanya anakanak). Juga digunakan oleh pagar ayu.

Sulawesi Utara
Pakaian adat dari Sulawesi Utara sering disebut dengan pakaian Sangihe.Pakaian adat suku bangsa Sangihe Talaud sejak dulu menggunakan bahan serat kofo.Kofo atau fami manila adalah sejenis pohon pisang yang banyak tumbuh di daerah Sangihe talaud yang berikim tropis Seratnya diambil untuk menghasilkan benang kofo.Benang kofo ditenun dengan alat tenun yang disebut kahuwang.Pakaian adapt Sangihe Talaud disebut laku tepu.Laku artinya pakaian ,sedang tepu artinya agak sempit,maksudnya pakaian yang bagian lehernya agak sempit atau tidak terbuka. BUSANA WANITA. Laku tepu yang bentuknya memanjang dari leher sampai di betis ,merupakan baju terusan terbuat kain kofo.Pada bagian leher terdapat lipatan berbentuk segitiga atau huruf V,sebesar ukuran kepala agar mudah memakainya. Kahiwu atau kain sarung.Kahiwu juga dibuat dari kain

kofo,merupakan pelapis bagian dalam yang diikat dipinggang.Kahiwu mempunyai lipatan seperti kain(wiron)terletak agak kekiri disebut leiwade.Lipatan untuk rakyat biasa berjumlah 5 lipatan dan untuk bangsawan 7 atau 9 lipatan.Bandang.Bandang ialah selembar kain kofo yang berukuran panjang 1,5 meter dengan lebar kira-kira 5 sentimeter.Pemakaiannya diletakkan di bahu kanan dan ujungnya diikat pada pinggang sebelah kiri.Bandang digunakan oleh wanita biasa,sedangkan wanita keturunan bangsawan menggunakankaduku atau animating ,adalah selembar kain kofo dengan ukuran yang sama seperti bandang,hanya perbedaannya tergantung dari cara mengikat.Kaduka atau animating kegunaannya untuk memperindah Laku Tepu dan melambangkan derajat sosial masyarakat. Boto Pusige (konde) atau sanggul Pusige artinya ubun-ubun kepala.Boto Pusige artinya sanggul yang terletak pada ubun-ubun kepala wanita.Sanggul ini biasanya dibuat dari rambut wanita sendiri diatas kepala.Semakin tinggi Boto Pusige semakin indah. Untuk menjaga agar Boto Pusige tetap kuat digunakan Sasusu Boto (tusuk Konde) yang ditusukkan dari sebelah kanan sampai kiri. BUSANA PRIA. Pakaian laki-laki juga disebut Laku Tepu,perbedaannya bagian lehernya berbentuk setengah lingkaran,berlengan panjang dan panjang pakain sampai ketumit.Laku tepu yang panjang berfungsi menutupi tubuh,melambangkan keagungan masyarakat Sangihe Talaud.Paporong atau pengikat kepala menggunakan bahan dari kain kofo dengan ukuran 1 kali 1 meter.Paporong dibentuk segitiga sama sisi,alasnya dilipat tiga kali dengan lebar 3 sampai 5 sentimeter.Paporong diikat pada bagian kepala menutupidahi.Paporong untuk laki-laki disebut paporong lingkaheng dan untuk keturunan bangsawan disebut paporong Kawawantuge.Popehe(pengikat pinggang), bahan dari kofo ukuran 1,5 sentimeter panjang dan lebar 5 cm.Popehe diikat pada pinggang pengantin pria pada sebelah kiri dan ujungnya terurai kebawah.Fungsinya memperindah laku tepu sekalgus mengatur Laku Tepu apabila kepanjangan dapat diatur dengan menarik keatas.Popehe juga memiliki makna membangkitkan semangat dalam melaksanakan tugas ataupun mengatasi berbagai rintangan.

Pakaian Adat Riau

Pakaian Adat Pria Untuk pakaian pria, baju yang dipakai adalah baju Melayu berupa atasan yang disebut teluk belanga. Selain itu, busana ini terdiri dari celana, kain sampin, dan songkok atau penutup kepala. Kain sampin biasanya memiliki warna dan corak yang sama dengan baju atasannya. Pakaian adat ini disebut dengan baju Melayu teluk belanga. Pakaian Adat Wanita Untuk perempuan, pakaian yang dipakai berupa baju kurung, kain, dan selendang. Selendang dipakai dengan cara disampirkan di bahu. Busana Melayu Riau ini identik dengan nilai-nilai Islam. Tradisi Melayu Riau memang bersumber dari nilai-nilai Islam. Pakaiannya yang tertutup mencerminkan makna bahwa pakaian haruslah menutup aurat, selain melindungi tubuh dari cuaca. Pakaian Salah Satu Ciri Budaya Meskipun pakaian adat merupakan salah satu ciri budaya, generasi muda zaman sekarang tidak memakai pakaian adat lagi. Berkembangnya gaya hidup yang berbeda dari zaman dahulu, membuat intensitas pemakaian busana daerah berkurang. Variasi pakaian adat Riau membedakan pula waktu pemakaiannya. Busana yang disebut dengan istilah baju Melayu cekak musang dipakai saat acara keluarga. Busana yang disebut dengan istilah baju Melayugunting cina dipakai saat tidak resmi atau saat di rumah. Saat ini, tampaknya gunting cina tidak lagi dipakai sebagai busana sehari-hari di rumah. Meskipun demikian, pemakaian pakaian adat pada saat-saat resmi dan dalam sebuah acara, seperti pernikahan, memungkinkan bertahannya pakaian adat tersebut. Ditambah lagi, gencarnya kebangkitan busana daerah dapat membangkitkan pula pakaian adat Riau. Hal ini turut membangkitkan pula kebudayaan nasional. Makna Pakaian Adat Riau Pakaian adat Riau juga memiliki makna tersendiri. Selain sebagai penutup aurat dan pelindung tubuh, pakaian adat bermakna sebagai penolak bala. Sebuah pakaian adat juga dianggap sebagai nilai dan moral pemakainya yang mewakili tradisi sebuah daerah.

Pakaian adat Papua yang unik dan aneh

PakaianAdat Koteka, merupakan pakaian yang biasanya dipakai yaitu pakaian adat

papua oleh kaum laki-Iaki untuk menutupi auratnya (kelamin) yang sampai saat ini merupakan pakaian adat yang digunakan di daerah pedalaman, pegunungan dan lembah di daratan Papua (Asmat, Dani, Wamena). Tas Noken, terbuat dari kulit kayu lalu dikeringkan dan dianyam merupakans ebuah tas yang biasanya untuk memuat hasil buruan, hasil pertanian, makanan, dan lain-lain. Panah, tombak dan parang merupakan senjata yang biasanya

digunakan untuk berperang antar suku dan juga merupakan perlengkapan berburu. Upacara-upacaraAdat Upacara Pemotongan Jari Tangan, yang biasanya dilakukan pada saat

ada salah seorang anggota keluarga meninggal dunia (Wamena). Upacara Pernikahan, biasanya prosesi pernikahan/perkawinanantara Bakar Batu, seperti halnya upacara perkawinan nama/I stilah dan

satu suku dengan sukulainnya yang ada di Papua tidaklah sama. prosesi dari upacara tersebut tiap suku berbeda satu dengan yang lainnya.

You might also like