You are on page 1of 21

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

Penghasil hijauan biomassa


Cara kimia (jarang dilakukan/tidak pernah) Cultivar resisten Nilai ekonomis Residu berbahaya bagi ternak dan manusia

Penghasil biji hasil biji

Menyerang tanaman sendiri Menyebarkan hama/penyakit bagi tanaman lain (carrier) penyakit Phakopspora pachyrhiza pada biji kedelai Gycine max menyebabkan embargo biji di Brazil bagi legum Glycine, Peuraria, Phaseolus sampai Macroptilium

Cara pengendalian
a) Seleksi cultivar yang tahan
S. anceps cv Kazungula lebih tahan penyakit bercak daun (Pericularia trisa) di banding cv. Nandi dan Narok C. pubescens cv. Belalto lebih tahan penyakit bercak daun (Cercospora) dibanding cv. umumnya

b) Menanam/menyebar bibit yang bebas hama dan penyakit (telur serangga, spora jamur pathogen)
Serangga penggerek batang (Pseudomonas phaseolicola) atau halo blight pada siratro hati-2 juga menyerang tanaman lain Treatment dgn insectisida mercuri pada biji legum sebelum ditanam (hati-2 pada L. bainesii dan L. leucocephala) Biji yang bersertifikat bebas hama dan penyakit Catatan : treatment penggunaan insectisida pada tanaman legum melalui tanah atau treatmen biji pada saat tanam hati-2 rhizobium?, Penggunaan lewat udara (semprot/spray) serangga penyerbuk Mucuna testicularis pada Desmodium maka perlu dipilih saat yang tepat dan dosis yang tepat serta macam insectisida yang tepat

c) Rotasi tanaman (mematahkan siklus)


C. gayana cv. Katambora siklus nematoda hilangkan makanan/media

d) Pembakaran
Penyakit ergot, karat daun, Helmintosporium dibakar pada saat yang tepat

e) Pengaturan waktu tanam, pembungaan (pengairan dan pemupukan)


Waktu panen telur serangga Waktu panen hindari kontaminasi dengan hama dan penyakit Pengeringan treatment biji setelah dipanen dan setelah pengeringan dan penyimpanan

PENGAIRAN
Pastura tanah tadah hujan, tidak ada saluran air Pengairan dengan menggunakan sprinkle (membuat titik air disebarkan merata dari atas tanah)

PENGAIRAN
Lahan sawah dengan irigasi yang terbatas atau sawah tadah hujan yang dilengkapi sumur dangkal sebaiknya ditanami tanaman pakan (rumput raja) pada musim kemarau atau setelah padi (corn after rice). Pengairan pada musim kemarau bersumber dari air irigasi maupun air tanah yang dipompa dan para petani umumnya membuat saluran air di antara barisan tanaman dengan menggunakan cangkul Pengairan untuk budidaya jagung di musim kemarau perlu memperhitungkan efisiensi penggunaan air dan tenaga kerja (biaya). Lahan irigasi dengan sumber air terbatas dan lahan sawah tadah hujan pada musim kemarau memerlukan 6 kali pengairan setiap kali setelah tanaman rumput dipanen dan 3 minggu kemudian.

PENGAIRAN
Pengairan dilakukan saat tanaman rumput setelah dipanen kemudian disiang dan didangir, dipupuk kemudian dibumbun. Pengairan kemudian dilakukan setiap 2-3 minggu agar tanaman rumput tidak kekeringan sampai rumput siap dipanen. Air sangat diperlukan terutama saat untuk pertumbuhan tanaman Drainase atau sistem pembuangan air juga sangat penting untuk pertumbuhan tanaman rumput yang optimal, jangan sampai tergenang dalam waktu yang lama (lebih dari 24 jam) Hindari tanaman dari kondisi tanah yang tergenangi air karena kondisi ini akan menjadikan tanaman layu dan mati akar tidak dapat bernafas

PERTUMBUHAN
Laju pertumbuhan dipengaruhi oleh :
Tingkat pemotongan Pemupukan (ketersediaan nutrien)

Tingkat pertumbuhan mempengaruhi perbandingan batang dengan daun (leaf stem ratio=LSR)
Pada tanaman rumput pada awal pertumbuhan terdiri daun (hampir semuanya) bertambah umur proporsi batang meningkat

Faktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan


Kandungan air dalam tanah pembatas utama di daerah tropik Suhu (30-35C tan tropik)
Pada tanaman legum mempengaruhi rhizobium

Intensitas sinar matahari Fotoperiode (pembungaan) Index luas daun perbandingan luas daun dengan permukaan tanah (Leaf area index = LAI) penetrasi sinar
Mempengaruhi jumlah sinar yang diterima ( ukuran dan bentuk daun, sudut datangnya sinar, jarak antar tanaman, letak daun) saling menutupi/naungi:canopi

Kompetisi tanaman (nutrien, sinar dan air)

PEMOTONGAN PENDAHULUAN
Tujuan
Merangsang pertumbuhan anakan/tiller (rumput) Merangsang pertumbuhan cabang (legum) Memudahkan pemanenan atau ternak menyenggut (legum) Memberi kesempatan tanaman legum untuk tumbuh Pemotongan tidak terlalu dekat dengan permukaan tanah

Saat pemotongan
Semakin tua umur tanaman
Proporsi batang meningkat (LSR turun) Produksi biomassa meningkat ( BK ) Komponen dinding sel meningkat sebaliknya isi sel turun Kandungan serat yang mengalami lignifikasi meningkat Kecernaan BK dan BO menurun

Penentuan saat pemotongan


Produktivitas padang rumput optimal Produksi nutrien tercerna (yang dapat dimanfaatkan ternak paling tinggi) Produksi padang rumput maksimal (berat badan, susu, anak) Tanaman dipotong atau disenggut ternak ketika produksi biomassa sudah cukup tinggi dengan komponen tanaman (nutrien) yang dapat dimanfaatkan oleh ternak masih cukup tinggi

Istilah-istilah dalam penggembalaan


Grazing, continous grazing, rotational grazing, strip grazing, leader and follower grazing, differed grazing, green chop/fresh cut, soiling, zero grazing, carrying capacity, stocking rate
Penggembalaan ternak (grazing) adalah sistem pengelolaan padang penggembalaan yang mana ternak mengambil langsung (menyenggut/merumput) pada padang rumput/pastura

SISTEM PENGGEMBALAAN
Continuous grazing (grazing kontinyu) adalah penggembalaan ternak dimana ternak menyenggut/merumput pada padang rumput yang sama untuk waktu yang lama (sepanjang tahun) secara terus menerus (tidak ada pembagian paddock).
Sistem penggembelaan ektensif, pastura produksi rendah, jumlah ternak konstan, dapat terjadi spot grazing (pastura under grazed) ternak memilih yang baik, terjadi pada musim hujan atau terjadi overgrazing akibat terjadinya under-stocking pada musim kemarau

SISTEM PENGGEMBALAAN
Over-grazing adalah grazing yang berlebihan disebabkan persediaan pakan yang lebih sedikit (under stocking) dengan jumlah ternak yang digembalakan sehingga terjadi ekploitasi padang rumput/pastura secara berlebihan, biasanya terjadi pada sistem penggembalaan kontinyu pada musim kemarau Under-grazing adalah grazing yang mana persediaan pakan yang lebih banyak (over-stocking) dengan jumlah ternak yang digembalakan sehingga terjadi under ekploitasi padang rumput/pastura, biasanya terjadi pada sistem penggembalaan kontinyu pada musim penghujan

SISTEM PENGGEMBALAAN
Rotational grazing (grazing rotasi/bergiliran) adalah penggembalaan ternak yang intensif dimana ternak menyenggut/merumput pada padang rumput dalam paddock secara bergiliran dari padang rumput yang satu ke padang rumput yang lain atau dari paddock yang satu ke paddock yang lain kemudian kembali ke padang rumput/paddock semula setelah kondisi tanaman kembali siap di senggut (umur panen). Padang rumput dibagi 2 atau lebih paddock. Pastura yang ditanam dengan irigasi, pastura yang seragam. Jarak/selang waktu perpindahan antar paddock tergantung jumlah paddock, luas paddock, spesies, air, pemupukan, jenis ternak dll.

SISTEM PENGGEMBALAAN
Rotational grazing biasa (paddock 2 atau lebih sekitar 9, ternak dipindah 1-2 minggu) Strip grazing (paddock dibagi secara ekstrem, ternak dipindah setiap hari bahkan pagi dan siang, dengan pembatas aliran listrik, kawat/pagar) Leader and follower grazing (ternak digembalakan sesuai dengan tingkat produksi, sapi perah laktasi menyeggut lebih dahulu kemudian diikuti ternak kering, atau sapi potong finisher kemudian diikuti sapi stock)

SISTEM PENGGEMBALAAN
Zero grazing adalah sistem penggembalaan ternak dimana ternak tidak menyenggut secara langsung dalam padang rumput atau pastura tetapi dikandangkan sehingga tanaman pakan harus dipotong (green chop) kemudian diberikan dikandang (cut and carry) baik secara langsung fresh cut, atau dalam bentuk dikeringkan (hay) atau dalam bentuk difermentasikan (silase, haylage).

Soiling adalah zero grazing jika sisa ternak (sisa pakan dan feses pupuk kandang) dikembalikan lagi ke dalam padang rumput/pastura Differed grazing (grazing yang ditunda) penundaan saat grazing dengan maksud untuk memperbaiki padang rumput atau pastura. Perakaran sempurna atau untuk mendapatka biji, biji jatuh sehingga tanaman yang tumbuh pada periode berikutnya lebih banyak, atau untuk mendapat biomassa yang lebih banyak (legum) misal stylo

SISTEM PENGGEMBALAAN
Stocking rate adalah jumlah ternak dalam unit ternak (animal unit) yang digembalakan/ditampung dalam setiap satuan luas padang rumput atau pastura yang dinyatakan dalam unit ternak (UT)/ha atau sebaliknya ha/UT. Di Indonesia satu Unit ternak (animal unit) adalah ternak setara sapi dewasa dengan berat badan 300-350kg Carrying capacity adalah jumlah ternak dalam unit ternak (animal unit) yang digembalakan/ditampung dalam setiap hektar padang rumput atau pastura untuk dapat menghasilkan (produksi susu, kenaikan berat badan, dll) secara optimal

SISTEM PENGGEMBALAAN
Proper use factor adalah faktor/perbandingan penggunaan padang rumput atau pastura yang ditunjukkan dengan penggunaan/ penyenggutan oleh ternak. Ringan 25-35%, sedang 40-50% dan berat 60-70 % bagian rumput yang disenggut Tekanan penggembalaan (grazing pressure) jumlah UT yang dapat digembalakan dari tersedianya hijauan suatu padang rumput

SISTEM PENGGEMBALAAN
Sampling adalah pengambilan contoh/cuplikan/sample tanaman dalam suatu padang penggembalaan atau pastura secara sistimatis (mengikuti aturan, proporsinal, acak, stratifikasi) untuk memperkirakan produksi padang rumput/pastura. Satu cluster adalah cuplikan yang diambil dengan ubinan 1x1m2. Cuplikan pertama diambil secara acak kemudian cuplikan/ubinan kedua diambil jarak 10 langkah lurus kearah kanan. Cluster kedua diambil debgan jarak 125 m dari cluster sebelumnya. Padang rumput seluas 65 ha diambil 50 cluster (100 ubinan/cuplikan)

You might also like