You are on page 1of 5

TEKNIK PENYUTRADARAAN PERAN DAN TANGGUNG JAWAB SUTRADARA

Seorang sutradara dalam perannya sebagai seniman, diharapkan dapat menghasilkan gambar dan suara video televisi, yang tidak semata-mata menyampaikan pesan yang sudah direncanakan secara harafiah juga menyampaikan dengan gaya tertentu. Harus mampu memberikan titik pandang atau tanggapannya yang khas terhadap suatu keadaan atau naskah, cepat menangkap arti isinya yang penting, lalu memilih dan memerintahkan unsur-unsur produksi untuk membantu memperjelas, meningkatkan arti dan memberikan interpretasi pada khalayak pemirsa. Beberapa peran pokok seorang sutradara patut diperhatikan, seperti berikut ini. 1. Peran Untuk Penyajian Peran sutradara pada kategori pertama adalah menyajikan ke layar televisi, suatu rangkaian gambar-gambar dan suara hasil perencanaan produser. Segala sesuatu yang dilakukan dalam penyajian ini, tidak terlepas dari syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam pengolahan acara, yang bersasaran : isi acara yang menarik dan dapat diterima dengan baik dan dibenarkan oleh pemirsa. 2. Peran Yang Selektif Disini sutradara lebih ditingkatkan dari pada pekerjaan pada kategori pertama, ialah memimpin kelompok kerabat kerja produksi yang terdiri dari ahli-ahli pada bidangnya masing-masing. Pada saat permulaan perencanaan acara tersebut, para ahli ini memberikan pemikiran, pendapat dan tenaganya (dalam bidang-bidang teknik video, audio, pencahayaan, set dekorasi, busana dan teknik operasional lainnya). Sutradara akan menilai saran-saran tersebut untuk dibenarkan pelaksanaannya, sedemikian hingga akhirnya dapat di konsentrasikan perhatiannya pada dinamika acting pemain, dialog, operasional kamera dan transisi visual dalam acara tersebut. 3. Peran Yang Originator Sebagai originator, sutradara akan merancang dan memikirkan seluruh pelaksanaan produksi, diantaranya : penyempurnaan naskah asli sesuai tuntutan media, membuat kerangka pementasan (staging treatment), mengarahkan tim ahlinya dan memimpin operasi produksi. Buah pikiran sutradara akan direalisasikan menjadi suatu kenyataan

oleh anggota tim. Mereka akan membantu dan mengatur segala sesuatunya yang diperlukan. Sedangkan pemahaman tentang peran seorang Sutradara Televisi menurut Naratama adalah sebagai berikut. 1. Sutradara sebagai Pemimpin Jiwa kepemimpinan! Itulah modal utama seorang Sutradara. Tanpa leadership, seorang sutradara tidak pernah bisa menciptakan karya seni sesuai yang diinginkan. Dalam memimpin sebuah tim produksi yang terdiri dari berbagai macam latar belakang, kadang kala seorang sutradara harus bersikap rendah hati dan menghargai orang-orang yang telah bekerja sama dalam proses produksi. 2. Sutradara sebagai Seniman Sebagai kreator yang bertanggung jawab terhadap karya akhir tayangan audio visualseorang sutradara dituntut untuk menjadi seorang seniman yang mempunyai cita rasa tinggi tentang nilai kesenian dan kebudayaan. Di sinilah seorang sutradara perlu mempunyai pemahaman atas nilai keindahan terhadap seni rupa yang merupakan kebutuhan utama, selain wawasan dan pengetahuan secara umum. Kecintaan akan suatu budaya adalah faktor yang akan menyentuh setiap sendi-sendi imajinasi seni visual baik dalam bentuk dramatic maupun nondramatik. Selanjutnya, karya seni itu sendiri akan memuaskan dahaga para penikmat kesenian atau penonton. 3. Sutradara sebagai Pengamat Program dan Pemasaran Sebagai seorang seniman dengan imajinasi tanpa batas maka selanjutnya seorang sutradara harus berperan menjadi seorang pengamat pasar. Disinilah uniknya menjadi sutradara yang tidak hanya dituntut untuk berkreasi, tetapi juga dituntut untuk menjadi pengamat yang mengerti kondisi dan kebutuhan pasar yang akan menilai karyanya. Intinya menjadi sutradara tidaklah hanya membicarakan persoalan seni visual dan imajinasi personal, tetapi juga membicarakan dampak karya audio visual terhadap penonton. Jadi seorang sutradara harus kreatif mencari keseimbangan antara idealisme dan kebutuhan komersial. 4. Sutradara sebagai Penasehat Teknik Seorang Sutradara harus siap menjalankan tugas sebagai Penasehat Teknik Produksi baik untuk produksi single maupun multi kamera. Kemampuan teknik ini harus didukung

dengan pengetahuan dan wawasan broadcast yang memadai, mulai dari unsur video, unsure audio, unsure tata cahaya hingga ke unsure peralatan editing untuk paska produksi. Sutradara adalah partner terbaik bagi Technical Director, untuk menciptakan karya yang sesuai dengan pangsa penonton.

TEKNIK PENYUTRADARAAN Sebagai seorang sutradara memiliki tugas untuk menerjemahkan atau mengintrepretasikan sebuah skenario dalam bentuk imagi/gambar hidup dan suara. Pada umumnya, seorang sutradara harus memiliki kepekaan terhadap rumus 5-c, yakni close up (pengambilan gambar jarak dekat), camera angle (sudut pengambilan camera), composition (komposisi), cutting (pergantian gambar), dan continuity (persambungan gambar-gambar). (Hartoko, 1997:17) Kelima hal itulah yang harus diperhatikan oleh seorang sutradara berkaitan dengan tugasnya dilapangan nanti. Maka dari itu untuk lebih memahami kelima teknik tadi, maka di bawah ini diuraikan lima teknik tersebut, yaitu: 1. Close-up (Pengambilan jarak dekat) Unsur ini diartikan sebagai pengambilan jarak dekat. Sebelum produksi harus dipelajari terlebih dahulu skenario, yang kemudian diuraikan dalam bentuk shooting script, yakni keterangan rinci mengenai shot-shot yang harus dijalankan juru kamera. Terhadap unsur close up, harus betul-betul memperhatikan, terutama berkaitan dengan emosi tokohnya. Gejolak emosi, perasaan gundah sering harus diwakili dalam shot-shot close up. Bagi seorang kritikus film , sering unsur ini menjadi poin tersendiri ketika menilai sebuah film. 2. Camera Angle (Sudut pengambilan kamera) Unsur ini juga sabngat penting untuk seorang sutradara untuk memperlihatkan efek apa yang harus muncul dari setiap scene (adegan). Jika unsur ini diabaikan bias dipastikan film yang muncul cenderung monoton dan membosankan sebab camera angle dan close up sebagai unsur visualisasi yang menjadi bahan mentah dan harus diolah secermat mungkin. Biasanya pengambilan gambar long shot dan close up dibagi dalam pembagian kerja untuk kemudian diolah dalam proses editingnya. Variasi pengambilan gambar dengan camera angle dapat mengayakan unsur filmis sehingga film terasa menarik dan memaksa penonton untuk mengikutinya terus. 3. Composition (Komposisi)

Unsur ini berkaitan erat dengan bagaimana membagi ruang gambar dan pengisiannya untuk mencapai keseimbangan dalam pandangan. Composition merupakan unsur visualisasi yang akan memberikan makna keindahan terhadap suatu film. Pandangan mata penonton sering sering harus dituntun oleh komposisi gambar yang menarik. Dalam pandangan presensi film tidak jarang unsur ini diberikan penilaian karena unsur inilah yang akan menjadikan pertaruhan mata penontonnya. Maka dari itulah aspek ini merupakan aspek keindahan yang tidak dapat diabaikan bagi kepuasan mata penontonnya. Seorang sutradara harus mampu mengendalikan aspek ini kepada juru kamera agar tetap menjadi komposisi secara proporsional berdasarkan asas komposisi. 4. Cutting (Pergantian gambar) Diartikan sebagai pergantian gambar dari satu scene ke scene lainnya. Cutting termasuk dalam aspek pikturisasi yang berkaitan dengan unsur penceritaan dalam urutan gambargambar. Sutradara harus mampu memainkan imajinasinya ketika menangani proses shooting. Imaji yang berjalan tentunya bagaimana nantinya jika potongan-potongan scene ini diedit dan ditayangkan di monitor. 5. Continuity (Persambungan gambar-gambar)Unsur terakhir yang menjadi teknik yang harus diperhatikan sutradara adalah continuity, yakni unsur persambungan gambargambar. Sejak awal, sutradara bias memproyeksikan pengadegan dari satu scene ke scene yang lainnya. Unsur ini tentunya sangat berkaitan erat dengan materi cerita atau video. Proses kerja produksi video klip bisa diketahui dengan melihat operasional kerja dari pra produksi sampai dengan pasca produksi. Dalam hal ini sutradara memegang peranan penting untuk berjalanannya sebuah produksi video klip dengan baik. Sutradara harus selalu menjalin komunikasi yang intensif dengan semua kerabat kerja yang terlibat dalam produksi video klip itu, agar tercapai sebuah tujuan seperti yang diharapkan. Selain itu pelaksanaan produksi pun dapat berjalan dengan maksimal. Dalam organisasi produksi sebuah film atau televisi telah dikenal istilah Standard Operation Procedure yang secara umum dibagi menjadi: 1. Pra Produksi 2. Persiapan Produksi 3. Produksi

4. Pasca Produksi

You might also like