You are on page 1of 13

European Union

Ministry of Forestry and Estate Crops

System Peringatan Dini dan Penentuan Tingkat Bahaya Kebakaran di PT. Inhutani I Early Warning System and Fire Danger Rating in PT. Inhutani I

M. Santoso, L. Fogarty & Bert B. Manggala Wanabakti, Jakarta

SISTEM PERINGATAN DINI DAN PENENTUAN TINGKAT BAHAYA KEBAKARAN DI PT. INHUTANI 1 (EARLY WARNING SYSTEM AND FIRE DANGER RATING IN PT. INHUTANI 1) Oleh. Medy Santoso, Liam Fogarty dan Bert Boorger Kebakaran yang terjadi di Kalimantan Timur cenderung disebabkan oleh kekeringan yang panjang yang disebabkan oleh rendahnya rata-rata curah hujan dalam waktu yang lama. Penggunaan Indeks Kekeringan Keetch-Byram untuk menghitung Tingkat Bahaya Kebakaran dipandang cukup tepat. Disamping asumsi-asumsi diatas, metode perhitungan sangat sederhana, karena hanya diperlukan tiga peubah untuk menghitung nilai tingkat bahaya kebakaran, yaitu: 1. 2. 3. Rata-rata tertinggi curah hujan tahunan dari stasiun cuaca setempat/lokal Suhu maksimum hari ini dan Curah hujan harian

Untuk mencegah/mengurangi terjadinya kebakaran yang hebat seperti pada tahun 1997/1998, perlu disusun suatu sistem peringatan dini yang mampu menganalisa perubahan cuaca (kemarau) dengan rentang waktu yang panjang. Fire Danger Rating Software (FDR-Software) dibuat untuk memantau tingkat bahaya kebakaran dan ramalan tingkat (kekeringan) kemarau secara terus menerus (3 bulan atau lebih), yang dapat membantu pelaksanaan pengendalian kebakaran tingkat operasional di Labanan. Sistem peringatan dini yang dilakukan di Labanan seperti terlihat pada skema berikut ini :
Time frame Input

Early Months 1 to 3Warning


(1 to 3 Months)

1Real-Time to 7 Days
(1 to 3 Days)

ENSO & Drought Forecasts

Weather Observations

System

Drought Severity Rating

Fire Danger Rating

Output

Drought Severity Response Level

Fire Danger Class

Action

Sistem peringatan dini ini dapat dilakukan dengan rentang waktu 1 sampai 3 bulan sebelum terjadinya suatu masa kering (panjang) yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran. Pemantauan dan peramalan (prediksi) terjadinya ENSO (El Nino Southern Oscillation) dan kekeringan dapat diperoleh dari beberapa website seperti tersebut di bawah ini.
WWW Site Australian Bureau of Meteorology (BOM) Forecast ENSO Conditions BOM El Nino Wrap-Up BOM Weekly Tropical Climate Note The Organization for Meteorology and Geophysics (BMG) Indonesia Malaysian Meteorological Service (MMS) Singapore Meteorological Service (SMS) Comments Pages can be accessed through the Climate Section Pages can be accessed through the Climate Section Pages can be accessed through the Climate Section Rainfall information to the Climate Section. Information is in the Monsoon Outlook Section. Information is interspersed in the Haze Monitoring Section. WWW Address http://www.bom.gov.au/climat e/ahead/ENSO-summary.shtml http://www.bom.gov.au/climat e/enso http://www.bom.gov.au/climat e/tropnote/tropnote.shtml http://www.bmg.go.id http://www.kjc.gov.my/people/ research/webpages/interm.hmtl http://www.gov.sg/metsin

Data yang diperoleh dari website tersebut di atas seperti terlihat pada gambar berikut ini.

Jika SOI bernilai positif, maka akan terjadi musim penghujan di Indonesia dan jika nilai SOI lebih dari 10 maka akan terjadi gejala La-Nina. Begitu pula sebaliknya. Jika nilai SOI lebih dari 10, maka akan terjadi gejala El Nino di Indonesia yang menyebabkan terjadinya kemarau yang hebat di Indonesia, seperti yang terjadi sepanjang tahun 1982/1983 dan 1997 1998.

Dari hasil pembacaan table SOI tersebut, dapat diprediksi tingkat kekeringan yang akan terjadi dan pengaruhnya terhadap jumlah curah hujan, tingkat produksi, vegetasi dan kebakaran seperti terlihat pada tabel berikut.
Tingkat Kekeringan Lemah Dampak Kekeringan Curah Hujan: CH turun dalam jumlah yang sedikit (rata-rata CH 75 100 mm/bulan) untuk 1 2 bulan. Produksi: Penurunan yang kecil dalam tingkat produksi pertanian tanaman kering. Cadangan Air: sungai dengan cadangan air sedikit akan mengering. Vegetasi: padang alang-alang dan belukar cukup kering dan mendukung dalam penyebaran api, tetapi selokan kecil dan vegetasi rapat (hutan) dapat menghentikan kebakaran skala besar. Curah Hujan: CH menurun secara moderat (rata-rata CH 50-75 mm/bulan) Produksi: Penurunan yang tajam dalan produksi pertanian tanaman kering, daerah terbuka merana. Pertanian irigasi mengalami penaikan produksi sejalan dengan meningkatnya penyinaran matahari. Cadangan Air: Sungai kecil-semi permanen mulai mongering. Sungai besar mengalami penurunan debit air (kurang dari 20% dibawah rata-rata). Debit dan kualitas air bendungan besar mengalami penurunan. Vegetasi: Alang-alang dan semak belukar cukup kering untuk penyebaran api dan selokan kecil cukup kering dan mudah terjadi kebakaran. Selokan sedang besar dan tutupan hutan dapat menghambat penyebaran api. Hutan yang terbuka, hutan yang baru mengalami penebangan dan hutan tanaman umur menengah dapat menyokong dalam penyebaran api. Daerah gambut yang dangkal dapat juga terbakar. Curah Hujan: CH menurun secara signifikan (CH rata-rata 25-50 mm/bulan) selama 35 bulan. Produksi: Sebaian besar pertanian tanaman kering mati (dalam kondisi tertekan). Tanaman pertanian dengan irigasi yang baik akan mengalami peningkatan jumlah produksi seiring dengan meningkatnya penyinaran matahari., tetapi daerah dengan irigasi yang tidak baik akan mengalami kekurangan air. Cadangan Air: Cadangan air yang kecil akan mongering begitu juga dengan sungai besar mengalami penurunan debit air (20-40% dibawah rata-rata). Kualitas air sangat rendah. Vegetasi: Alang-aland, semak belukar dan hutan yang terganggu dapat meneruskan penyebaran api. Vegetasi pada daerah yang tinggi dan curam menjadi layu dan mengalami pengguguran daun. Untuk selokan (celah) yang dalam dan sungai besar api tidak dapat mengalami penyebaran secara kontinu. Gambut yang panjang dan dalam dapat terbakar dan sangat sulit untuk dikendalikan. Curah Hujan: CH menurun secara dramatis bahkan sedikit/tidak ada hujan (CH ratarata < 25 mm/bulan) selama 4-6 bulan. Produksi: Banyak daerah pertanian lahan kering dan irigasi yang mati. Tidak cukup air untuk pengairan. Cadangan Air: Hanya sungai besar yang terus mengalir walaupun lambat (40-60% dibawah rata-rata). Air sangat langkat dengan kualitas yang sangat rendah. Vegetasi: Api menyebar secara kontinu pada setiap tipe vegetasi. Hutan, alang-alang dan semak belukar menunjukan tanda-tanda tertekan, dedauan layu dan berjatuhan. Kebakaran yang terjadi di areal gambut semakin dalam dan menyebar luas sehingga tidak mungkin diatasi/dipadamkan sampai turun hujan yang signifikan. Bencana kebakaran yang terjadi seperti pada tahun 1982/83 dan 1997/98 mungkin akan berulang.

Moderat

Kuat

Parah

Hubungan antara hasil prediksi/peramalan dini terhadap tingkat kekeringan yang terjadi dengan hasil tingkat kekeringan yang diperoleh dari pemantauan stasiun cuaca pada saat ini dapat terlihat pada tabel sebagai berikut.
Pemantauan Saat Terjadi Tingkat Bahaya Kebakaran Rendah Moderat Tinggi Sangat Ekstrim Tinggi 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 2 3 3 4 5 3 3 4 5 5

Peringatan Lemah Dini Moderat Ramalan Kuat** Tingkat Parah** Keparahan Kemarau * * Termasuk pemantauan trend SOI sederhana, namun informasi dari agen spesialis merupakan dasar ramalan-ramalan ini. ** Tindakan yang kritis dari segi waktu seperti melatih petugas pemadam kebakaran dan mendapatkan peralatan harus dilaksanakan secepat mungkin begitu diperoleh ramalan kemarau parah.

Tindakan awal yang harus dilakukan dengan adanya prediksi tingkat kekeringan yang terjadi seperti terlihat pada tabel berikut ini.

Tingkat Pengurangn (Pencegahan) Kegiatan normal yang terus berlanjut 1 Peringatan: 2 Jika diramalkan terjadi kemarau yang Panjang atau Parah, sebarkan peringatan kemarau ke media lokal (cetak, radio), kelompok target pemakai hutan, politisi, masyarakat dan pengelola tanah yang lain. Pemantauan dan pengendalian: Buat daftar pemakai hutan. Pantau kegiatan melalui patroli harian. Berikan kepada pemakai informasi luas mengenai hutan dan pengendalian kebakaran yang sesuai. Pembakaran: Promosikan pembakaran bila kondisinya sesuai. 3 Peringatan: Jika diramalkan kemarau yang Panjang atau Parah, sebarkan peringatan kemarau ke media lokal (cetak, radio), kelompok target pemakai hutan, politisi, masyarakat dan pengelola tanah yang lain. Sebarkan informasi Bahaya Kebakaran dua kali seminggu apapun ramalannya. Pemantauan dan pengendalian: Pastikan tersedianya daftar pemakai hutan. Pantau kegiatan mereka, koordinasi dengan instansi setempat untuk mengendalikan kegiatan berisiko tinggi (misalnya kegiatan hasil hutan tanpa pengendalian kebakaran). Pembakaran: Promosikan pembakaran bila kondisinya sesuai. Berikan peringatan bila kondisinya menjadi tidak sesuai lagi. Peringatan: Seperti nomer 3. Distribusikan informasi Bahaya Kebakaran setiap hari. Berikan informasi terakhir mengenai situasi kebakaran hutan, terutama penyebabnya. Pemantauan dan pengendalian: Seperti nomer 3. Tutup akses jalan ke bagian hutan yang terpencil bila memungkinkan. Pembakaran: Upayakan adanya larangan pemerintah setempat terhadap operasi pembakaran. Upayakan untuk menuntut orang-orang atau perusahaan-perusahaan yang melanggar larangan. Peringatan: Seperti nomer 3. Distribusikan informasi Bahaya Kebakaran setiap hari. Berikan informasi terakhir mengenai situasi kebakaran hutan, terutama

Kesiapan (Kesiagaan) Kegiatan normal yang terus berlanjut Sumberdaya manusia: Jika diramalkan terjadi kemarau yang Panjang atau Parah, laksanakan pelatihan penyegaran untuk semua petugas dan staff pemadam kebakaran, dan pastikan tersedianya tingkat dasar 100 petugas pemadam kebakaran, dan sumberdaya manajemen insiden yang memadai. Peralatan: Pastikan stock peralatan mutakhir dan semua peralatan berfungsi dengan baik. Koordinasi: Rencanakan penanggulangan bersama dengan masyarakat dan perusahaan-perusahaan disekitar (buat daftar sumberdaya yang tersedia, rencanakan pelatihan, buat program pertemuan dan komunikasi). Sumberdaya Manusia: Laksanakan pelatihan penyegaran untuk semua petugas dan staff pemadam kebakaran inti. Jika diramalkan terjadi kemarau yang moderat atau lemah, pastikan tersedianya tingkat dasar 100 petugas pemadam kebakaran. Jika diramalkan terjadinya kemarau yang panjang atau parah, pastikan tersedianya tingkat dasar 150 petugas pemadam kebakaran, dan sumberdaya manajemen insiden yang memadai. Peralatan Pastikan stock peralatan mutakhir dan semua peralatan berfungsi dengan baik. Beli perkakas tangan tambahan, dan koordinasi dengan kontraktor penyedia bulldozer, truck dan alat berat lainnya. Koordinasi: Lakukan pertemuan dan komunikasi secara rutin, laksanakan rencana bersama (misalnya pelatihan). Sumberdaya Manusia: Pastikan tersedianya tingkat dasar 100 petugas pemadam kebakaran. Jika diramalkan terjadinya kemarau yang panjang atau parah, pastikan tersedianya tingkat dasar 150 petugas pemadam kebakaran, dan sumberdaya manajemen insiden yang memadai. Pantau kesiapan dan tanda-tanda kelelahan diantara petugas saat operasi penanggulangan sedang berlangsung. Peralatan Pantau status dan tersedianya peralatan. Koordinasi: Lakukan pertemuan dan komunikasi secara rutin, laksanakan rencana, dan lakukan pengujian terhadap penanggulangan bersama dalam mengatasi kebakaran kecil. Sumberdaya Manusia: Pastikan tersedianya tingkat dasar 100 petugas pemadam kebakaran. Pantau kesiapan dan tanda-tanda kelelahan diantara petugas saat operasi penanggulangan sedang

penyebabnya. Pemantauan dan pengendalian: Lakukan patroli dalam kawasan penggunaan hutan dan desa setiap hari (dari jam 09:00 s/d jam 18:00). Seperti nomer 4. Pembakaran: Seperti nomer 4.

berlangsung. Cari dukungan sumberdaya perusahaan lain bila diperlukan. Peralatan Pantau status dan tersedianya peralatan. Koordinasi: Lakukan pertemuan dan komunikasi secara rutin, laksanakan rencana. Upayakan adanya larangan pemerintah setempat terhadap operasi pembakaran..

Pemantauan tingkat kekeringan dan tingkat bahaya kebakaran Real Time (Pada saat ini) dapat dilakukan melalui informasi yang diperoleh dari hasil pencatatan pada stasiun cuaca yang di tempatkan di lokasi Labanan dan Batu Ampar. Informasi yang dicatat adalah : 1 Suhu udara kering pada saat jam 12.00 (T dry) 2 Suhu udara basah pada saat jam 12.00 (T wet) 3 Suhu maksimum (T max) 4 Suhu minimum (T min) 5 Kelembaban udara (RH), dapat juga diperoleh dari perhitungan secara otomatis melalui software FDR 6 Jumlah curah hujan harian dalam 24 jam (Rain) 7 Kecepatan dan arah angin (Wind Speed dan Wind dir) Data-data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam software Fire Danger Rating (FDR) dengan menggunakan fasilitas Add (tambah data) kemudian update. Software FDR secara otomatis akan menghitung nilai FFMC, DMC, DC, BUI, ISI, FWI dan KBDI, dimana : FFMC (Fine Fuel Moisture Code) adalah nilai kelembaban bahan bakar sebagai indikator dari mudah tidaknya bahan bakar tersebut terbakar dan sebagai sumber penyalaan api. DMC (Duff Moisture Code) adalah nilai kelembaban rata-rata pelepasan lapisan bahan organik padat pada tingkat kedalaman sedang sebagai indicator dari tingkat konsumsi bahan bakar dalam lapisan kedalaman sedang dan bahan baku yang berasal dari kayu yang berukuran sedang. DC (Drought Code) adalah nilai kelembaban rata-rata dari kedalaman, kepadatan dan lapisan organik sebagai indikator dari pengaruh musim kering terhadap bahan bakar hutan dan jumlah sumber penyalaan kecil pada lapisan bawah dan kayu besar. BUI (Build up Index) adalah nilai dari jumlah total bahan bakar yang dapat terbakar sebagai indicator dari tingkat pertumbuhan api. ISI (Initial Spread Index) adalah nilai indeks tingkat penyebaran api yang merupakan akibat gabungan dari angin dan bahan bakar FWI (Fire Weather Index) adalah Nilai Indeks Tingkat Kebakaran secara Keseluruhan.

KBDI (Keetch-Byram Dryness Index) adalah Nilai Indeks Tingkat Kekeringan Keetch-Byram

Software Fire Danger Rating seperti terlihat pada gambar berikut ini :

Pencarian Tanggal

Tambah Data

Tingkat Bahaya Kebakaran

Grafik

Bangun Data

Hapus Data

Laporan

Nomor Data

Untuk menghapus data (record data) gunakan perintah delete (hapus data) kemudian update, dan untuk mencari data dengan tanggal tertentu gunakan perintah find (pencarian). Tingkat bahaya kebakaran dapat diketahui dari nilai KBDI dan untuk kondisi red flag (bendera merah) ditambah dengan nilai ISI, dimana dari software ini akan muncul secara otomatis tingkat bahaya kebakarannya LOW, MODERATE, HIGH, VERY HIGH dan EXTRIM. Nilai KBDI sebagai penentu tingkat bahaya kebakaran dan dampaknya dapat dilihat seperti tabel berikut ini :

Kelas Bahaya Kebakaran Rendah

Kriteria Kelas KBDI: < 500 KBDI: 500 - 1000

Ambang Faktor Fisik Kelembaban tanah pada atau mendekati saturasi. (Cabang kayu) ukuran sedang dan kayu bakar besar masih basah (log dan pokok kayu). Lapisan permukaan tanah mengering. Kayu bakar ukuran sedang dan besar masih basah didalamnya. Tumpukan kayu bakar yang padat dan parit kecil masih basah. Permukaan area gambut mulai mengering. Tanah dan kayu bakar permukaan tampak lebih kering. Padang rumput pada area terbuka (misalnya diatas bukit) menunjukkan tanda-tanda stress dan mulai berwarna coklat pada ujungnya. Kayu ukuran sedang dan besar mulai mengering diluarnya. Tumpukan kayu yang padat dan parit kecil masih lembab. Daerah gambut yang rusak mulai kering. Tanah dan kayu besar kering sepenuhnya pada permukaannya beberapa hari setelah hujan. Pohon dan semak menunjukkan tandatanda stress, dan beberapa daun jatuh pada bukit bagian atas. Padang rumput lebih dari 80% mati. Parit-parit kecil mengering. Parit ukuran sedang mulai mengering. Sungai dan saluran air besar masih berisi air. Tanah dan kayu besar kering sepenuhnya. Pohon dan semak sangat stress, dan banyak daun berguguran. Padang rumput mati sepenuhnya. Kali, sungai dan lubang air besar mulai mengering.

Dampak Perilaku Api Api meluas pada kayu bakar halus yang telah dipotong-potong dan ditumpuk. Api meluas dalam kayu bakar halus yang renggang seperti alang alang 2 s/d 4 hari setelah hujan. Bakar semak yang dipotong-potong dan rumput pada area gambut yang rusak dalam kondisi ini. Kondisi yang baik untuk pembakaran pembukaan tanah dini, terutama pada rerumputan yang terbuka. Semak dan hutan lebat tidak akan terbakar. Lumayan kering kayu permukaan mati pada semak terbuka dan padang rumput terbakar 2 s/d 4 hari setelah hujan. Log ukuran sedang dan besar mulai terbakar pada bagian luarnya, namun tidak mengakibatkan masalah pemadaman. Api dapat menghanguskan berpuluh-puluh hektar. Kondisi yang bagus untuk membakar dalam semua kondisi terkecuali pada area gambut yang rusak, yang terus menyala dan menjadi sulit untuk memadamkan dekat ujung atas kelas ini. Promosikan pembakaran pada kondisi ini. Sangat kering kayu permukaan mati di padang rumput dan semak terbakar 2 s/d 3 hari setelah hujan. Kayu log besar yang terbakar (dan pohon mati yang masih tegak) mempersulit pemadaman. Kebakaran gambut dalam pada gambut rusak. Api tidak akan merembet ke hutan padat atau semaksemak pada lereng bawah, namun api masih mungkin untuk menghanguskan beberapa ratus hektar. Kondisi yang marginal untuk pembakaran, yang harus dilarang sebelum Bahaya Kebakaran menjadi ekstrim ***. Kondisi kering yang parah. Jika KBDI melebihi 1750, kebakaran besar (ratusan s/d ribuan hektar) mulai terjadi pada padang rumput dan semak terbuka, dan hutan yang rusak. Kawasan-kawasan hutan yang tidak rusak dan perkebunan tertutup mulai terbakar dengan bebas bila KBDI mencapai ujung atas kelas ini. Air untuk pemadaman kebakaran sulit untuk didapatkan.

Moderat

Tinggi

KBDI: 1000 - 1500

Sangat Tinggi PERINGAT AN BENDERA MERAH** Jika KDBI 1500-1750, dan ISI > 15 Ekstrim PERINGAT AN BENDERA MERAH Jika KDBI > 1750, dan ISI > 12.5

KBDI: 1500 1750 atau KBDI: 1000 1500 & ISI > 12.5*.

KBDI: >1750 atau KBDI: 1500 1750 & ISI > 10*.

* Dianjurkan dibuatnya ramalan cuaca yang terus menerus dengan tidak adanya dukungan meteorologi. Ini mengansumsikan bahwa kondisi besok akan sama dengan yang dialami hari ini. Kesiap-siagaan harus ditingkatkan ke kelas berikutnya bila kondisi atau dicapai. ** Hari BENDERA MERAH parah dan kondisi cuaca kebakaran yang jarang untuk Indonesia. Perilaku api yang ekstrim dan tak terkendali kemungkinan terjadi di padang rumput, semak, perkebunan muda dan hutan yang baru-baru ini ditebang kayunya. Kebakaran dapat membahayakan petugas pemadam kebakaran dan masyarakat. Peringatkan kedua kelompok itu, dan operasi pemadaman harus dilaksanakan dengan penuh hati-hati.

*** Dalam kondisi kemarau seperti yang dialami pada tahun 1997/98, transisi dari permulaan Sangat Tinggi ke permulaan Ekstrim hanya mengambil waktu 14 hari. Kelas Sangat Tinggi adalah masa dari waktu mana pembakaran dapat dilaksanakan dengan aman dan efektif pada kelas Tinggi, ke waktu dimana kebakaran akan meluas tak terkendali pada kelas Ekstrim. Dalam tahun 1998, suhu lebih tinggi, kelembaban relatif lebih rendah, dan kecepatan angin lebih cepat dari keadaan normal. Dalam tahun-tahun yang kurang parah dengan suhu yang lebih rendah, transisi ini mungkin akan makan waktu satu minggu lebih lama untuk tercatat di skala KBDI. KBDI tidak memperhitungkan dampak angin dan kelembaban, dan karena tahun-tahun normal mempunyai angin lebih sedikit dan kelembaban relatif yang lebih tinggi, faktor fisik mungkin akan makan waktu dua minggu lebih lama sebelum dikatagorikan sebagai Ekstrim. Sedikit yang dapat dilakukan terhadap keanehan-keanehan yang membingungkan ini sampai penelitian kebakaran yang aktual dilaksanakan. Sementara itu, para manager kebakaran harus memastikan bahwa mereka memeriksa parameter fisik, terutama jika ISI sering melampaui 5 (katakan pada setiap hari kedua atau ketiga) ketika KBDI menunjukkan Kelas Bahaya Kebakaran Tinggi atau Sangat Tinggi ini mungkin menunjukkan bahwa transisi seperti tahun 1998 sedang terjadi.

Pembuatan laporan harian dapat dilakukan dengan menentukan tanggal data yang diinginkan kemudian pilih perintah perintah report. Hasil laporan seperti terlihat pada gambar berikut ini :

Kecendrungan dari nilai-nilai jumlah curah hujan dan KBDI dapat dilihat dengan memilih perintah Graph. Dari kecendrungan ini dapat diprediksi apakah tingkat bahaya kebakaran akan semakin meningkat atau sebaliknya. Grafik kecendrungan nilai curah hujan dan KBDI dapat dilihat seperti gambar berikut ini.

Grafik Curah Hujan

Grafik KBDI

Grafik hubungan nilai KBDI dengan jumlah curah hujan ditampilkan dalam 3 (tiga) bulanan. Nilai KBDI akan semakin tinggi dengan semakin rendahnya nilai curah hujan, begitu pula sebaliknya nilai KBDI akan semakin menurun dengan naiknya jumlah curah hujan.

Distribusikan hasil pemantauan tingkat kekeringan dan tingkat bahaya kebakaran tersebut kepada pihak-pihak yang terkait seperti pada diagram berikut ini.
Selected Experts WWW Sites

Directsi

ENSO Warning

ENSO forecast every 3 months. Fire Danger ongoing

Info. via internet

Unit Fire Coordinator

Info.

IF Response Level is 3 or greater, OR Info. High or Severe drought is forecast

Unit Management Team

via internet

Info.

via internet

Data

Conc. Manager
Info.

Fire Danger

Conc. Duty Officer

Weather Data

Info.

IF Response Level is 3 or greater, OR High or Severe drought is forecast

Sub district managers Village & sub village heads Bupate

Kegiatan deteksi dan patroli untuk setiap kelas bahaya kebakaran adalah seperti tabel beikut ini
Kelas Bahaya Kebakaran Rendah Moderat Tinggi Pemetaan Hotspot Sekali seminggu Sekali seminggu Setiap hari Menara Patroli

Tidak perlu Tidak perlu Tidak perlu Tidak perlu Setiap hari dari jam 1 Setiap hari dari jam siang s/d 4 sore 12 siang s/d 4 sore * Sangat Tinggi Setiap hari Setiap hari dari jam Setiap hari dri jam 11 12 siang s/d 6 sore malam s/d 5 sore * Ekstrim Setiap hari Setiap hari dari jam Setiap hari dri jam 10 10 pagi s/d 6 sore pagi s/d 7 sore * * Daerah rawan dan menara tidak memberikan liputan yang memadai dalam asap dan kabut tebal. Bila ini terjadi, patroli harus ditingkatkan untuk meliput daerah-daerah lain dan melewati daerah yang sama lebih sering lagi. Menara tidak perlu dijaga jika pandangan rendah.

Kegiatan tindakan awal yang dilakukan pada beberapa tingkat bahaya kebakaran dapat dilihat seperti tabel berikut ini
Kelas Bahaya Kebakaran Rendah Moderat Waktu Penanggulangan 60 menit 60 menit Crew 1 crew* 1 crew Alat Berat Tidak Perlu Tidak Perlu Lain-Lain

Tidak Perlu Kendaraan 4WD dan unit tangki Tinggi 40 menit 3 crew Tidak Perlu Kendaraan 4WD dan unit tangki Sangat 20 menit 6 crew 1 bulldozer 2 kendaraan 4WD dan unit Tinggi** tangki Ekstrim** 10 menit 9 crew 1 bulldozer 4 kendaraan 4WD dan unit & 1 stand tangki 1 pengangkut air bye. standby * 1 crew terdiri dari lima petugas pemadam kebakaran dan seorang pimpinan crew. ** Secara otomatis membuat tim pengendali insiden (yaitu satu pengendali, petugas perencana, petugas logistik, dan petugas operasi).

You might also like