Professional Documents
Culture Documents
yang biasa mereka minum, sehingga mereka tidak memiliki kekebalan; Memaksa masyarakat hidup di situasi yang buruk, seperti dalam tenda atau penampungan sementara dimana sulit untuk tetap mempertahankan perilaku kebersihan, dan Mempengaruhi pola makan, bahkan seringkali menurunkan kualitas gizinya dan membuat mereka makin rentan terhadap penyakit. Karena itu bagi masyarakat yang berada pada kondisi darurat, penyediaan air yang berkualitas baik penting. Terdapat beberapa cara meningkatkan kualitas air minum. Yang tersering adalah pengendapan dan penyaringan yang diikuti oleh disinfeksi (dibahas pada tulisan yang lain). Disinfeksi (pembunuhan mikroorganisme yang berbahaya) dapat dicapai dengan berbagai cara namun yang tersering adalah melalui penambahan klorin. Nmun klorin hanya akan bekerja dengan baik jika air jernih (kotak 1).
Tabel 2. Beberapa kontaminan kimia pada air yang dapat berbahaya bagi kesehatan Arsen Florida Kadmium Timbal Kromium Merkuri Sianida Masyarakat yang tinggal di tempat yang sama selama hidupnya dan selalu minum air yang terkontaminasi dapat mengembangkan kekebalan terhadap kontaminan tersebut sehingga tidak atau sedikit mengalami masalah kesehatan. Namun tidak demikian halnya dengan masyarakat yang terkena bencana. Situasi darurat memiliki tiga efek pada populasi yang saling berkaitan, karena: Memaksa masyarakat berpindah ke tempat yang baru dimana kualitas air berbeda dari
Residu klorin biasanya diperiksa pada saat berikut: Segera setelah klorin ditambahkan dalam air, untuk menilai apakan proses klorinasi bekerja; Pada saluran keluar air ke konsumen yang paling dekat dengan titik klorinasi, untuk memeriksa apakah tingkat residu klorin berada dalam batas yang dapat diterima (0.2-0.5 mg/l); dan Pada titik terjauh dari jaringan dimana kemungkinan tingkat residu klorin paling rendah. Jika ditemukan kadar klorin kurang dari 0.2 mg/l mungkin perlu dilakukan penambahan klorin pada daerah pertengahan jaringan.
Perhatian Semua bentuk klorin berbahaya bagi kesehatan. Hindari kontak dengan kulit dan jangan menghirup uapnya. Klorin harus selalu disimpan pada wadah yang dingin, gelap, kering dan tertutup serta jauh dari jangkauan anak-anak.
1.5 mg/l
2.0 mg/l
Jumlah residu klorin berubah sepanjang siang dan malam. Jika dianggap pipa jaringan selalu berada di bawah tekanan sepanjang hari (kotak 2), pada siang hari akan cenderung lebih banyak residu klorin daripada malam hari. Hal ini karena air akan berada dalam sistem lebih lama pada malam hari (kebutuhan menurun) sehingga terdapat banyak kesempatan bagi air untuk terkontaminasi yang akan menghabiskan residu klorin. Residu klorin harus diperiksa secara berkala. Jika sistem masih baru atau sedang dalam perbaikan, periksa setiap hari hingga anda yakin bahwa proses klorinasi telah berlangsung secara tepat. Setelah itu periksa seminggu sekali.
2.5 mg/l
paling cepat dan sederhana untuk memeriksa residu klorin. Dengan pemeriksaan ini, reagen dalam bentuk tablet ditambahkan pada sampel air hingga air berwarna merah. Kepekatan warna kemudian dibandingkan terhadap warna standar pada grafik untuk menentukan konsentrasi klorin. Semakin pekat warna, semakin tinggi konsentrasi klorin dalam air.
Beberapa alat untuk memeriksa residu klorin dalam air, seperti yang diperlihatkan pada gambar 2, dapat dibeli dengan mudah. Alat tersebut kecil dan mudah dibawa.
Kepustakaan
WHO (2004) Guidelines for drinking water quality - 3rd edition. Geneva
Kotak 2. Klorinasi dan suplai yang tidak tetap Klorinasi pipa jaringan tidak bermanfaat bila suplai air tidak tetap. Kebocoran pada seluruh sistem pipa dan jika suplai air mati, tekanan akan turun dan air yang terkontaminasi akan memasuki pipa melalui celah di dinding pipa. Tingkat residu klorin yang dapat diterima konsumen tidak akan mampu menghadapi kontaminasi tingkat tinggi seperti ini. Semua suplai air yang tidak tetap harus dianggap sebagai terkontaminasi dan lakukan upaya disinfeksi pada tingkat pengguna.
Informasi ini disiapkan oleh WEDC Penulis: R. A. Reed Editor seri: R.A. Reed Desain: G. McMahon Ilustrasi: R. J. Shaw Grafis: Ken Chatterton Water, Engineering and Development Centre, Loughborough University, Leicestershire, UK. www.lboro.ac.uk/wedc Telp: +44 1509 222885 Fax: +44 1509 211079 E-mail: WEDC@lboro.ac.uk Diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh: Indah S. Widyahening, atas permintaan WHO/Jakarta Office
Langkah 3. Masukkan air yang sama yang sedang diuji (tanpa tablet) pada kamar ke dua (b). Ini akan menjadi kontrol pada perbandingan warna.
Langkah 4. Tingkat residu klorin (R) dalam mg klorin per liter air (mg/l) ditentukan dengan membandingkan warna air yang sedang diuji dan telah ditambahkan tablet yang berada di kamar (a) dengan warna standar pada wadah (kamar b).