You are on page 1of 5

Komposisi Pasta Gigi

a. Bahan abrasif (20-50%) Bahan abrasif yang terdapat dalam pasta gigi umumnya berbentuk bubuk pembersih yang dapat memolish dan menghilangkan stain dan plak. Bentuk dan jumlah bahan abrasif dalam pasta gigi membantu untuk menambah kekentalan pasta gigi. Contoh bahan abrasif ini antara lain silica atau silica hydrat, sodium bikarbonat, aluminium oxide, dikalsium fosfat dan kalsium karbonat. b. Air (20-40%) Air dalam pasta gigi berfungsi sebagai pelarut. c. Humectant atau pelembab (20-35%) Humectant adalah bahan penyerap air dari udara dan menjaga kelembaban. Misalnya gliserin, alpha hydroxy acids (AHA) dan asam laktat. Bahan ini digunakan untuk menjaga pasta gigi tetap lembab. d. Bahan perekat (1-2%) Bahan perekat ini dapat mengontrol kekentalan dan memberi bentuk krim dengan cara mencegah terjadinya pemisahan bahan solid dan liquid pada suatu pasta gigi. Contohnya glycerol, sorbitol dan polyethylene glycol (PEG) e. Surfectan atau Deterjen (1-3%) Bahan deterjen yang banyak terdapat dalam pasta gigi di pasaran adalah Sodium Lauryl Sulfat (SLS) yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan, mengemulsi (melarutkan lemak) dan memberikan busa sehingga pembuangan plak, debris, material alba dan sisa makanan menjadi lebih mudah. SLS ini juga memiliki efek antibakteri. f. Bahan penambah rasa. (0-2%) Biasanya pasta gigi menggunakan pemanis buatan untuk memberikan cita rasa yang beraneka ragam. Misalnya rasa mint, stroberi, kayu manis bahkan rasa permen karet untuk pasta gigi anak. Tambahan rasa pada pasta gigi akan membuat menyikat gigi menjadi menyenangkan. ADA tidak merekomendasikan pasta gigi yang mengandung gula tetapi pasta gigi yang mengandung pemanis buatan (misalnya saccharin). Bahan pelembab gliserin dan sorbitol juga memberikan rasa manis pada pasta gigi. g. Bahan terapeutik (0-2%) Bahan terapeutik yang terdapat dalam pasta gigi adalah sebagai berikut : 1. Fluoride Penambahan fluoride pada pasta gigi dapat memperkuat enamel dengan cara membuatnya resisten terhadap asam dan menghambat bakteri untuk memproduksi asam. Adapun macammacam fluoride yang terdapat dalam pasta gigi adalah sebagai berikut: - Stannous fluoride

Tin fluor merupakan fluor yang pertama ditambahkan dalam pasta gigi yang digunakan secara bersamaan dengan bahan abrasif (kalsium fosfat). Fluor ini bersifat antibakterial namun kelemahanya dapat membuat stein abu-abu pada gigi. - Sodium fluoride NaF merupakan fluor yang paling sering ditambahkan dalam pasta gigi, tapi tidak dapat digunakan bersamaan dengan bahan abrasif. - Sodium monofluorafosfat 2. Bahan desensitisasi Bahan desensitisasi yang digunakan dalam pasta gigi adalah sebagai berikut : - Potassium nitrat dapat memblok transmisi nyeri di antar sel-sel syaraf. - Stronsium chloride dapat memblok tubulus dentin. 3. Bahan anti-tartar Bahan ini digunakan untuk mengurangi kalsium dan magnesium dalam saliva sehingga keduanya tidak dapat berdeposit pada permukaan gigi. Contohnya Tetrasodium pyrophospate. 4. Bahan antimikroba Bahan ini digunakan untuk untuk membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri. Contoh bahan ini adalah Trikolsan (bakterisidal), Zinc citrate atau Zinc phosphate (bakteriostatik). Selain itu ada beberapa herbal yang ditambahkan sebagai anti mikroba dalam pasta gigi contohnya ekstrak daun sirih dan siwak. h. Bahan pemutih (0,05-0,5%) Ada macam-macam bahan pemutih yang digunakan antara lain Sodium carbonate, Hidrogen peroksida, Citroxane, dan Sodium hexametaphosphate. i. Bahan pengawet (0,05-0,5%) Bahan pengawet berfungsi untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme dalam pasta gigi. Umumya bahan pengawet yang ditambahkan dalam pasta gigi adalah Sodium benzoate, Methylparaben dan Ethylparaben. (Kidd, E.A.M. DAN S.J Bechal. 1992. Dasar Dasar Karies dan Penanggulannya. Alih Bahasa Saprida Fanik dan Narla Sumawinata. Jakarta:EGC) Macam Macam Obat Kumur Cara pemakaian bahan antiplak juga bervariasi tergantung bentuk bahannya. Bahan antiplak yang berupa cairan dapat digunakan dengan cara :

1. Berkumur-kumur Bahan yang digunakan dikemas dalam bentuk obat kumur. Obat kumur dapat dibedakan atas : a. Obat kumur biasa Merupakan obat kumur yang biasa digunakan setelah menyikat gigi pada kesempatan lain yang tidak bersamaan dengan watu penyikatan gigi. b. Obat kumur prapenyikatan Merupakan obat kumur yang penggunaannya sesaat sebelum menyikat gigi (prebrushing rinse). Dasr pemikiran bagi penggunaan obat kumur prapenyikatan adalah untuk melonggarkan perlekatan plak sehingga lebih mudah tersingkirkan pada waktu penyikatan gigi. Mengenai manfaat obat kumur prapenyikatan, tampak masih controversial namun demikian ada kesan bahwa hasil penelitian mengenai efektivitas. obat kumur prapenyikatan adalah lebih disebabkan perbedaan aktivitas bahan deteren yang digunakan dalam melonggarkan perlekatan plak. 2. Disemprotkan Bahan yang digunakan dikemas dalam bentuk bahan semprot (spray). Bahan antiplak berupa semprotan ini dikembangkan dengan pertimbangan agar bahan antiplak lebih mudah mencapai semua daerah di rongga mulut, terutama bagi mereka yang karena keaddaan fisiknya tidak dapat berkumur-kumur dengan baik. 3. Diirigasiakan ke daerah subgingival. Untuk mengirigasikan bahan anti plak berupa cairan ke darerah subginngival dipergunakan alat irigasi mulai alat yang sederhana berupa alat suntik biasa yang jarumnya dibengkokkan dan ujunhnya ditumpulkan, sampai alat untuk irigasi khusus yang diproduksi pabrik. Irigasi subgingival tidak saja dilakukan oleh dokter gigi di klinik tetapi juga bias dilakukan pasien sehari-hari di rumah. Dasar pemikiran bagi irigasi subgingival adalah bahwa car berkumurkumur atau semprotan tidak efektif mencapai subgingival. Pada kasusu-kasus periodontitis justru mikroorganisme subgingival yang harus disingkirkan dalam rangka mengontrol inflamasi yang terjadi masih terus dilakukan penelitian, namun ada kesan sementara bahwa irigasi subgingival ini akan sangat bermanfaat bagi perawatan periodontal.

Obat Kumur Antiseptik Obat kumur antiseptik merupakan obat yang dapatmeniadakan atau mencegah keadaan sepsis. Antiseptikmerupakan zat yang digunakan untuk membunuh bakteri ataumencegah pertumbuhan mikroorganisme, biasanya merupakan sediaan yang digunakan pada jaringan hidup (Theodorus, 1992;Ganiswara, 1995).Menurut Cannel (dalam Hadi, 1986), obat kumur berfungsisebagai; (a) pengobatan atau profilaksis infeksi ringanpermukaan rongga mulut, (b) bahan penolong lokal pengobatanantibiotika dari kelainan rongga mulut berupa keradangan oleh mikroorganisme, (c) profilaksis selama tindakan operasi di dalamrongga mulut, (d) menghambat pembentukan plak, (e) menjagakesehatan rongga mulut secara umum, dan (f) sebagai penyegarrongga mulut. Menurut Cochran et al,(1994) beberapa jenis obat kumur yang digunakan dibedakan menurut agen antibakteri yangterkandung dalam obat kumur. Penggunaan agenagen kimia iniditujukan untuk dua kegunaan yang berbeda yaitu untukmelawan perkembangan plak supragingiva dan melawan bakterisubgingiva. Untuk plak supragingiva dikenal obat kumur dengankandungan antiseptik bisbiguanid, antiseptik ammoniumkuarteneri , antiseptik fenolik, antiseptik lain seperti heksetidin,obat kumur yang mengandung agen oksigenasi, ion metal, danproduk-produk alamiah. Obat Kumur Povidone Iodine

Povidone iodine merupakan suatu komplek iodine dengan polivinil pirolidone, yang akan melepaskan iodine secaraperlahan-lahan. Larutan povidone iodine 10% mengandung 1%iodine aktif. Preparat yang tersedia dalam bentuk larutan 10%. Salep 10%, shampo dan obat kumur 1% (Nugroho & Herwana,1984). Povidone iodine adalah suatu iodofor komplek iodindengan polivinil pirolidon. Obat ini digunakan sebagai penggantimerkurokrom dan yodium tinctur yang iritatif (Ganiswara, 1995).P o p u l a s i b a k t e r i d i k u l i t d a p a t d i t u r u n k a n s e b e s a r 8 5 % d e n g a n m e n g g u n a k a n p o v i d o n i o d i n 1 0 % . E f e k ya n g t e r b a i k berlangsung 1 jam dan setelah 6-8 jam populasi bakteri kembalinormal. Jika dibandingkan dengan larutan klorheksidin, povidoni o d i n l e b i h e f e k t i f t e r h a d a p k u m a n g r a m n e g a t i f , a k a n t e t a p i masa kerjanya lebih singkat. Penggunaan topikal untukmengobati luka bakar, persiapan daerah yang akan dioperasi dansebagai desinfektan (Nugroho & Herwana, 1984). Polivinil pirolidon tidak mempunyai efek antibakteri tetapihanya berfungsi sebagai pelarut, sedangkan iodin adalah suatuzat yang bersifat bakteriostatik non selektif, juga dapat dipakaisebagagi fungisid dan mengobati luka lecet. Iodin yang dilepasbekerja sebagai antiseptik berspektrum luas (Arif dan Udin dalam Ganiswarna, 1995). Sedang menurut Nugroho & Herwana(1984), iodin dalam bentuk larutan 1% dapat membunuh bakteri(bersifak bakterisid) dengan cara merusak zat organik bakteri.B a h a n i n i a k a n m e r u b a h t e g a n g a n p e r m u k a a n ( surface-activeagent ) m e m b r a n s e l b a k t e r i s e h i n g g a k e u t u h a n m e m b r a n s e l akan rusak (Suherman dalambagian Farmakologi UI, 1995).Sesuai dengan pendapat Wilson dan Gusvold (dalamErdiyawati, 2000) bahwa antiseptik dengan bahan aktif povidoniodin yang berpelarut air mempunyai keuntungan sebagaiberikut : (1) Memberikan antiseptik nontoksik; (2) tidak mudahmenguap; dan (3) Tidak bernoda. Selain yang telah disebutkan diatas, povidon iodin yang larut dalam air melepas iodin secaraperlahan-lahan sehingga masa kerja obat menjadi lebih panjang(Siswandono & Soekarjo, 1995). Referensi : Ganiswara, S.G. 1995.Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Theodorus. EGC. 1 9 9 2 . Antiseptik-Desinfektan: FarmakologiLaboratorium UNSRI. Jakarta:

Hadi, P. 1986. Uji Banding Efek Bakteriologis terhadap bakteri -Bakteri Rongga Mulut antara Obat Kumur Hexitidine denganO b a t K u m u r L a r u t a n G a r a m H i p e r t o n i k d e n g a n d a T a n p a Peradangan Gingiva.Tesis. Surabaya: UNAIR. Cochran, D.L., Kalkwarf, K., & Brunsfold, M.A. 1994.Plaque and Calculus Removal: Concideratoions for Professionals.Hongkong: Quintessence Publishing Co, Inc. S i s w a n d o n o & S o e k a r j o , B . 1 9 9 5 . Kimia Medisinal. S u r a b a ya : Airlangga University Press. Nugroho D. & Herwana, E. 1984. Atiseptik Topikal dalamKedokteran Gigi . Majalah Kedokteran Gigi. 4 (11). Jakarta.Erdiyawati, N. 2000. Pengaruh Antiseptik Betadin Kumur danListerin terhadap Bakteri Rongga Mulut sebagai Pengganti Air pada Pencampuran Alginat.Skripsi. Jember: FKG UNEJ.

You might also like