You are on page 1of 35

MAKALAH

PETROLEUM (MINYAK BUMI)


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia Industri (AKKC 358)

DOSEN PEMBIMBING : Drs. PARHAM SAADI, M. Si

OLEH : KELOMPOK IV PITRIANA MUHAMMAD MAULANI RAHMI HAYATI ESTININGTYAS K.W MUNAWARAH (A1C310002) (A1C310006) (A1C310020) (A1C310022) (A1C310026)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN 2012 A. TUJUAN UMUM: 1. 2. Mencermati proses industri yang digunakan dalam produksi petroleum. Menjelaskan hubungan antara sumber alam, transformasi bahan kimia dan limbah dalam rangka menjaga keberlangsungan masa depan. B. TUJUAN KHUSUS: 1. Mendefinisikan, menjelaskan dan menerapkan dasar-dasar proses kimia yang terlibat dalam pembuatan produk komersial yang digunakan masyarakat. 2. Mengapresiasi peran Green Chemistry untuk proses industri kimia yang efisien dan berkelanjutan dengan risiko yang minimal terhadap lingkungan dan kesehatan manusia C. SINOPSIS Minyak bumi dalam bahasa inggris petroleum, dari bahasa Latin petruskarang dan oleumminyak), atau disebut juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar yang berada di lapisan atas dari beberapa area kerak bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar meruapakan deret senyawa alkana, bervariasi dalam komposisi dan kemurniannya. Minyak bumi erat kaitannya dengan produk-produk petrokimia. Hal ini disebabkan dalam minyak bumi terkandung bahan-bahan selain karbon, yaitu hidrogen sulfur, nitrogen, oksigen, dan lain-lain. Pada awalnya, minyak bumi banyak dimanfaatkan sebagai minyak tanah, namun seiring dengan perkembangan teknologi maka minyak bumi diolah menjadi bahan lain yang sangat berguna bagi manusia seperti bahan bakar (bensin, solar, kerosin, minyak diesel, dll.) yang lebih dikenal dengan

sebutan BBM (bahan bakar minyak). Minyak

bumi bersumber dari

cadangan alam yang tidak dapat diperbaharui, sehingga makin hari cadangannya makin menipis sejalan dengan tuntutan kebutuhan energi dunia yang semakin meningkat.

D. PETROLEUM (MINYAK BUMI) 1. PENGERTIAN PETROLEUM Minyak Bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus karang dan oleum minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, berwarna coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak Bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya. Minyak Bumi diambil dari sumur minyak di pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi sumur-sumur minyak ini didapatkan setelah melalui proses studi geologi, analisis sedimen, karakter dan struktur sumber, dan berbagai macam studi lainnya. Setelah itu, minyak Bumi akan diproses di tempat pengilangan minyak dan dipisah-pisahkan hasilnya berdasarkan titik didihnya sehingga menghasilkan berbagai macam bahan bakar, mulai dari bensin dan minyak tanah sampai aspal dan berbagai reagen kimia yang dibutuhkan untuk membuat plastik dan obat-obatan. Minyak Bumi digunakan untuk memproduksi berbagai macam barang dan material yang dibutuhkan manusia. 2. KOMPONEN PETROLEUM (MINYAK BUMI) Minyak bumi adalah campuran dari berbagai jenis hiodrokarbon dan sedikit senyawa nitrogen dan belerang. Hidrokarbon dalam minyak bumi ada yang jenuh dan ada yang tidak jenuh. Selain itu, ada juga yang alifatik, alisiklik, dan aromatik. Akan tetapi, komponen terbesar adalah hidrokarbon jenuh yaitu alkana dan sikloalkana.

Senyawa alisiklik dalam minyak bumi, terutama adalah turunan siklopentana dan sikloheksana, disebut nafta. Minyak bumi hasil pengeboran masih berupa minyak mentah (crude oil). Minyak mentah ini mengandung berbagai zat kimia berwujud gas, cair, dan padat. Komponen utama minyak bumi adalah senyawa hidrokarbon, baik alifatik, alisiklik, maupun aromatik. Kadar unsur karbon dalam minyak bumi dapat mencapai 80% - 85%, sedangkan sisanya merupakan unsur hidrogen dan unsur-unsur lain. Misalnya, nitrogen (0 0,5%), dan oksigen (0 - 3,5%). Minyak bumi yang berasal dari Indonesia lebih unggul dibandingkan minyak bumi yang berasal dari negara-negara Timur Tengah karena memiliki kadar belerang yang lebih rendah. Komposisi minyak bumi sangat bervariasi, bergantung pada daerah dan umumnya. Minyak dari Indonesia banyak mengandung senyawa siklik, baik alisiklik maupun aromatik. Minyak dari Amerika lebih banyak mengandung alkana, sedangkan dari Rusia banyak mengandung sikloalkana. a. Senyawa Hidrokarbon Alifatik Rantai Lurus Senyawa ini banyak terdapat dalam gas dan minyak bumi yang memiliki rantai karbon pendek

b. Senyawa Hidrokarbon Berbentuk Siklik Senyawa hidrokarbon ini memiliki rumus molekul sama dengan alkena (CnH,J, tetapi tidak memiliki ikatan rangkap dua (hanya memiliki ikatan tunggal seperti alkana) dan membentuk struktur cincin (tertutup).

c. Senyawa Hidrokarbon Alifatik Rantai Bercabang Jumlah senyawa ini tidak sebanyak senyawa hidrokarbon alifatik rantai lurus dan senyawa hidrokarbon berbentuk siklik.

d. Senyawa Hidrokarbon Aromatik Senyawa hidrokarbon aromatik merupakan senyawa hidrokarbon yang berbentuk siklik segi enam, berikatan rangkap dua selang-seling, dan senyawa hidrokarbon tidak jenuh. Jumlah senyawa hidrokarbon jenis ini paling sedikit di antara jenis lainnya. Pada umumnya, senyawa hidrokarbon aromatik ini terdapat dalam minyak bumi yang memiliki jumlah atom C besar.

Jenis-jenis minyak bumi yang dijual di pasar memiliki komposisi yang berbeda dengan komposisi pada tabel 7.5. Hal ini disebabkan karena minyak yang dipasarkan telah mengalami proses peningkatan kualitas. Komposisi uatama: 1) Hidrokarbon (83-87%C, 11-14%H)

2) Senyawa Nitrogen (0 0,5%) 3) Senyawa Sulfur (0 6%) 4) Oksigen (0 3,5%) Kualitas minyak bumi diukur dengan bilangan oktan. Pengukuran terhadap kemampuan bahan bakar untuk menghindari atau menngatasi knocking (berisik pada mesin) disebabkan olah compression ratio pada motor relatif tinggi. Ditentukan dengan memasukkan bahan bakar yang akan diukur pada motor khusus yang mempunyai satu silinder, kemudian di bandingkan dengan motor tertentu, yang dijalankan dengan perbandingan bahan bakar: Iso-okatana : n-heptana (2.2.4 trimethyl pentane) Bilangan oktan iso-okatana = 100 n-heptana = 0 Perbandingan persen volumetrik iso-oktana dan n-haptana yang

memberikan jumlah kekuatan yang sama terhadap bahan bakar yang diuji, menyatakan bilangan okatan bahan bakar yang diuji. Contoh: Campuran 90% volume iso-oktana dan 10% volume n-heptana memberikan kekuatan yang sama dengan bahan bakar X pada motor uji berarti bilangan oktan bahan bakar X adalah 90. Komposisi elemen berdasarkan berat Elemen Karbon Hidrogen Nitrogen Oksigen Sulfur Logam Rentang persentase 83 sampai 87% 10 sampai 14% 0.1 sampai 2% 0.05 sampai 1.5% 0.05 sampai 6.0% < 0.1%

Komposisi molekul berdasarkan berat Hidrokarbon Parafin Naptena Aromatik Aspaltena Rata-rata 30% 49% 15% 6% Rentang 15 sampai 60% 30 sampai 60% 3 sampai 30% sisa-sisa

Komposisi Kimia Minyak Bumi Unsur Karbon Hidrogen Belerang Nitrogen Oksigen Logam Gas Bumi 65 - 80 1 - 25 0 0,2 1 - 15 Aspal 80 85 8,5 11 28 02 Minyak Mentah 82,2 87,1 83 87 11,7 14,7 11 25 0,1 5,5 06 0,1 1,5 0 0,7 0,1 4,5 0 0,5 0, - 0,1

Sebagai bahan alami, komposisi minyak bumi bervariasi tidak hanya dari daerah ke daerah, melainkan juga lapangan yang satu ke lapangan yang lain dalam satu daerah. Minyak bumi terdiri dari ribuan senyawa kimia termasuk gas, cairan dan zat padat mulai dari metana sampai aspal. a. nparafin: merupakan fraksi utama dari minyak mentah yang dihasilkan dari straight- destilation, di mana senyawa yang dihasilkan mempunyai bilangan oktan rendah. b. Isoparafin: Senyawa yang mempunyai rantai cabang sangat sedikit, namun jumlah isoparafinnya dapat ditingkatkan melalui proses perengkahan katalitik, alkilasi, iso merasi dan polimerisasi. c. Olefin: senyawa olefin hampir tidak terdapat dalam minyak mentah tetapi

proses perengkahan katalitik akan menghasilkan senyawa ini. Senyawa olefin tidak stabil dan digunakan sebagai bahan baku untuk zat petrokimia. d. Aromatik. Minyak bumi sangat sedikit mengandung senyawa aromatik yang sangat dibutuhkan pada bensin sebagai bahan anti-knocking e. Nafta: merupakan senyawa siklis yang jenuh dan tidak reaktif, yang merupakan senyawa kedua terbanyak dalam minyak bumi. Senyawa ini memiliki berat molekul yang rendah dan digunakan sebagai bahan bakar, sedangkan senyawa nafta yang memiliki berat molekul yang tinggi terdapat pada fraksi gas oil dan minyak pelumas. f. Senyawa belerang: merupakan senyawa yang berbau dan dapat menimbulkan korosi, namun kadang-kadang senyawa ini terkandung dalam jumlah sedikit sehingga dapat diabaikan. Minyak Bumi sebagian besar digunakan untuk memproduksi bensin dan minyak bakar, keduanya merupakan sumber "energi primer" utama 84% dari volume hidrokarbon yang terkandung dalam minyak Bumi diubah menjadi bahan bakar, yang di dalamnya termasuk dengan bensin, diesel, bahan bakar jet, dan elpiji Minyak Bumi yang tingkatannya lebih ringan akan menghasilkan minyak dengan kualitas terbaik, tapi karena cadangan minyak ringan dan menengah semakin hari semakin sedikit, maka tempat-tempat pengolahan minyak sekarang ini semakin meningkatkan pemrosesan minyak berat dan bitumen, diikuti dengan metode yang makin kompleks dan mahal untuk memproduksi minyak. Karena minyak Bumi tyang tingkatannya berat mengandung karbon terlalu banyak dan hidrogen terlalu sedikit, maka proses yang biasanya dipakai adalah mengurangi karbon atau menambahkan hidrogen ke dalam molekulnya. Untuk mengubah molekul yang panjang dan kompleks menjadi molekul yang lebih kecil dan sederhana, digunakan proses fluid catalytic cracking.

Karena mempunyai kepadatan energi yang tinggi, pengangkutan yang mudah, dan cadangan yang banyak, minyak Bumi telah menjadi sumber energi paling utama di dunia sejak pertengahan tahun 1950-an. Minyak Bumi juga digunakan sebagai bahan mentah dari banyak produk-produk kimia, farmasi, pelarut, pupuk, pestisida, dan plastik; dan sisa 16% lainnya yang tidak digunakan untuk produksi energi diubah menjadi material lainnya. Alkana, juga disebut dengan parafin, adalah hidrokarbon tersaturasi dengan rantai lurus atau bercabang yang molekulnya hanya mengandung unsur karbon dan hidrogen dengan rumus umum CnH2n+2. Pada umumnya minyak Bumi mengandung 5 sampai 40 atom karbon per molekulnya, meskipun molekul dengan jumlah karbon lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin ada di dalam campuran tersebut. Alkana dari pentana (C5H12) sampai oktana (C8H18) akan disuling menjadi bensin, sedangkan alkana jenis nonana (C9H20) sampai heksadekana (C16H34) akan disuling menjadi diesel, kerosene dan bahan bakar jet). Alkana dengan atom karbon 16 atau lebih akan disuling menjadi oli/pelumas. Alkana dengan jumlah atom karbon lebih besar lagi, misalnya parafin wax mempunyai 25 atom karbon, dan aspal mempunyai atom karbon lebih dari 35. Alkana dengan jumlah atom karbon 1 sampai 4 akan berbentuk gas dalam suhu ruangan, dan dijual sebagai elpiji (LPG). Di musim dingin, butana (C4H10), digunakan sebagai bahan campuran pada bensin, karena tekanan uap butana yang tinggi akan membantu mesin menyala pada musim dingin. Penggunaan alkana yang lain adalah sebagai pemantik rokok. Di beberapa negara, propana (C3H8) dapat dicairkan dibawah tekanan sedang, dan digunakan masyarakat sebagai bahan bakar transportasi maupun memasak. Sikloalkana, juga dikenal dengan nama naptena, adalah hidrokarbon tersaturasi yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya, dengan rumus umum CnH2n. Sikloalkana memiliki ciri-ciri yang mirip dengan alkana tapi memiliki titik didih yang lebih tinggi.

Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon tidak tersaturasi yang memiliki satu atau lebih cincin planar karbon-6 yang disebut cincin benzena, dimana atom hidrogen akan berikatan dengan atom karbon dengan rumus umum C nHn. Hidrokarbon seperti ini jika dibakar maka akan menimbulkan asap hitam pekat. Beberapa bersifat karsinogenik. Semua jenis molekul yang berbeda-beda di atas dipisahkan dengan distilasi fraksional di tempat pengilangan minyak untuk menghasilkan bensin, bahan bakar jet, kerosin, dan hidrokarbon lainnya. Contohnya adalah 2,2,4Trimetilpentana (isooktana), dipakai sebagai campuran utama dalam bensin, mempunyai rumus kimia C8H18 dan bereaksi dengan oksigen secara eksotermik: 2 C8H18(l) + 25 O2(g) 16 CO2(g) + 18 H2O(g) + 10.86 MJ/mol (oktana) Jumlah dari masing-masing molekul pada minyak Bumi dapat diteliti di laboratorium. Molekul-molekul ini biasanya akan diekstrak di sebuah pelarut, kemudian akan dipisahkan di kromatografi gas, dan kemudian bisa dideteksi dengan detektor yang cocok. Pembakaran yang tidak sempurna dari minyak Bumi atau produk hasil olahannya akan menyebabkan produk sampingan yang beracun. Misalnya, terlalu sedikit oksigen yang bercampur maka akan menghasilkan karbon monoksida. Karena suhu dan tekanan yang tinggi di dalam mesin kendaraan, maka gas buang yang dihasilkan oleh mesin biasanya juga mengandung molekul nitrogen oksida yang dapat menimbulkan asbut. 3. BAHAN MENTAH PETROLEUM YANG TERDAPAT DI ALAM Asal minyak bumi adalah mahluk hidup (tumbuhan, hewan) yang terkubur selama jutaan tahun dengan melalui proses penguburan dan proses diagenesis kemudian proses lebih lanjut pada masa katagenesis dan tidak dapat dimanfaatkan lagi pada masa metagenesis. Tahapan penguburan bahan alam mengalami tiga masa perubahan kimiawi yaitu:

a. Diagenesis Masa ini merupakan zona tak matang dan terjadi perengkahan tak mencolok (10%), yang dibagi dalam tiga bagian yaitu : 1) Diagenesis dini, yaitu peralihan dari senyawa yang stabil saat di permukaan bumi, menjadi senyawa yang stabil pada kedalaman ribuan meter dengan suhu sekitar 40-42oC. Pada masa ini terjadi pembentukan kerogen (fase dari petroleum yang tidak dapat larut dalam pelarut organik dan anorganik). 2) Diagenesis pertengahan, terjadi proses aromatisasi (senyawa rantai panjang membentuk senyawa aromatik, lingkar dan mempunyai ikatan rangkap dengan elektron terdelokalisasi). 3) Diagenesis akhir, adalah proses yang terjadi pengkhelatan logam oleh senyawa organik yang terbentuk pada masa sebelumnya. Pembentukan minyak bumi terjadi pada diagenesis akhir dan dapat dikenal berdasar hasil eksplorasi. b. Katagenesis Katagenesis adalah zona minyak dan gas basah. Pada masa ini terjadi perengkahan mencolok, dimana terjadi perubahan senyawa kimia yang diakibatkan oleh suhu dan kedalaman pendaman (penguburan) sehingga menyebabkan penguraian termal kerogen. c. Metagenesis Pada tahap ini terjadi masa perusakan termal dari karakter senyawa (cairan) menjadi residu (padatan), sehingga mengakibatkan senyawa organik menjadi senyawa yang kekurangan hidrogen, dan material tak bernilai atau menjadi material bernilai dari senyawa karbon (grafit, intan). Adapun proses pengendapan bahan organik dalam proses pembentukan minyak bumi ditunjukkan pada gambar 1. berikut.

Gambar 1. Diagram Pembentukan Minyak Bumi Nama bahan bakar Elpiji (LPG) Butana Bensin Bahan bakar jet Minyak tanah Minyak bakar Diesel Titik didih oC -40 -12 sampai -1 -1 sampai 180 150 sampai 205 205 sampai 260 205 sampai 290 260 sampai 315

Di Indonesia, harga BBM sering mengalami kenaikan disebabkan alasan pemerintah yang ingin mengurangi subsidi. Tujuan dari pengurangan tersebut dikatakan adalah agar dana yang sebelumnya digunakan untuk subsidi dapat dialihkan untuk hal-hal lain seperti pendidikan dan pembangunan infrastruktur. Di sisi lain, kenaikan tersebut sering memicu terjadinya kenaikan pada harga barang-barang lainnya seperti barang konsumen, sembako dan bisa juga tarif listrik sehingga selalu ditentang masyarakat.

Pengeboran minyak di Okemah, Oklahoma, 1922. Minyak Bumi telah digunakan oleh manusia sejak zaman kuno, dan sampai saat ini masih merupakan komoditas yang penting. Minyak Bumi menjadi bahan bakar utama setelah ditemukannya mesin pembakaran dalam, semakin majunya penerbangan komersial, dan meningkatnya penggunaan plastik. Lebih dari 4000 tahun yang lalu, menurut Herodotus dan Diodorus Siculus, aspal telah digunakan sebagai konstruksi dari tembok dan menara Babylon; ada banyak lubang-lubang minyak di dekat Ardericca (dekat Babylon). Jumlah minyak yang besar ditemukan di tepi Sungai Issus, salah satu anak sungai dari Sungai Eufrat. Tablet-tablet dari Kerajaan Persia Kuno menunjukkan bahwa kebutuhan obat-obatan dan penerangan untuk kalangan menengah-atas menggunakan minyak Bumi. Pada tahun 347, minyak diproduksi dari sumur yang digali dengan bambu di China. Pada tahun 1850-an, Ignacy ukasiewicz menemukan bagaimana proses untuk mendistilasi minyak tanah dari minyak Bumi, sehingga memberikan alternatif yang lebih murah daripada harus menggunakan minyak paus. Maka, dengan segera, pemakaian minyak Bumi

untuk keperluan penerangan melonjak drastis di Amerika Utara. Sumur minyak komersial pertama di dunia yang digali terletak di Polandia pada tahun 1853. Pengeboran minyak kemudian berkembang sangat cepat di banyak belahan dunia lainnya, terutama saat Kerajaan Rusia berkuasa. Perusahaan Branobel yang berpusat di Azerbaijan menguasai produksi minyak dunia pada akhir abad ke-19. 4. INDUSTRI MINYAK MENTAH Hal-hal yang termasuk di dalam industri minyak mentah adalah proses eksplorasi, ekstraksi, pengilangan, dan transportasi (yang biasanya diangkut dengan kapal tanker dan jalur pipa). Volume terbesar dari industri ini adalah bahan bakar minyak dan bensin. Minyak Bumi juga merupakan bahan bakar utama dalam pembuatan produk kimia lainnya, termasuk obat-obatan, pelarut, pupuk, pestisida, dan plastik. Industri ini biasanya terbagi menjadi 3 komponen besar: upstream, midstream dan downstream. Minyak Bumi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi banyak industri, dan sangat penting untuk menjaga peradaban manusia di jaman industrialisasi ini, sehingga minyak Bumi ini menjadi perhatian serius bagi banyak pemerintahan di banyak negara. Saat ini minyak Bumi masih menjadi sumber energi terbesar di banyak kawasan di dunia, dengan persentase bervariasi mulai dari yang terendah 32% di Eropa dan Asia, sampai yang paling tertinggi di Timur Tengah, yaitu mencapai 53%. Di kawasan lainnya, persentase pemakaian minyak Bumi sebagai sumber energi untuk Amerika Selatan dan Tengah mencapai 44%, Afrika 41%, dan Amerika Utara 40%. Saat ini dunia mengkonsumsi 30 juta barrel (4.8 km) minyak per tahunnya, dan pengkonsumsi minyak terbesar tetaplah negara-negara maju. Menurut data, Amerika Serikat saja mengkonsumsi 24% konsumsi minyak dunia pada tahun 2004, meskipun pada tahun 2007 persentasenya turun menjadi 21%. 5. EFEK PADA LINGKUNGAN

Tumpahan minyak diesel di jalan Karena minyak Bumi adalah substansi yang berasal dari alam, maka kehadirannya di lingkungan tidak perlu berasal dari aktivitas rutin atau kesalahan manusia (Misalnya dari pengeboran, ekstraksi, pengilangan, dan pembakaran). Fenomena alam seperti perembesan minyak dan tar pit adalah bukti bahwa minyak Bumi bisa ada secara natural.

6.

PENGOLAHAN

MINYAK

BUMI

Proses pengolahan minyak bumi meliputi empat tahap.: Eksplorasi Eksploitasi Pemisahan (Proses primer) Pengubahan (Proses sekunder). a. Eksplorasi Pemetaan daerah yang memiliki cadangan minyak bumi. Dilakukan dengan pembuatan peta topografi, penelitian batuan dan tanah di sekitar daerah yang diperkirakan memiliki cadangan minyak bumi, kegiatan seismik. Kegiatan seismik adalah pembuatan gempa kecil di dasar laut yang bisa mengakibatkan geleombang yang memantul ke permukaan bumi yang mengandung minyak. b. Eksploitasi Proses pengambilan minyak bumi dari tempat sumber minyak. Proses

pengambilan dengan cara pengeboran ke lapisan minyak. Akhirnya keluar minyak mentah. Minyak mentah ini belum bisa di manfaatkan. c. Pemisahan (Proses Primer) Proses ini dilakukan denag destilasi bertingkat. Proses ini digunakan untuk memisahkan kandungan senyawa hidrokarbon yang memiliki panjang rantai dan titik didih berbeda.

Proses ini dimulai dengan pemanasan minyak dalam pemanas. Komponen yang memiliki titik didih semakin tinggi akan tetap cair dan turun ke pelat semakin bawah di pemanas. Sedangkan titik didih rendah akan jadi uap air dan berada di pelat atas pemanas.

Dalam proses ini dihasilkan 7 fraksi 1) Fraksi Gas. Terdiri dari atom C1 C4. Titik didih <300C. 2) Fraksi Petroleum Eter. Terdiri dari atom C5 C7. Titik didih pada 30o 900C. 3) Fraksi Bensin. Terdiri dari atom C6 C12. Titik didih pada 1000 1800C. 4) Fraksi Minyak Tanah. Terdiri dari atom C10 C15. Titik didih pada 1800 2300C. 5) Fraksi Minyak Gas. Terdiri dari atom C16 C20. Titik didih pada 2300 3050C. 6) Fraksi Minyak Pelumas. Terdiri dari atom >C20. Titik didih 3150 5650C. 7) Fraksi Bitumen. Tediri dari atom >C40. Titik didih >5650C. d. Perubahan (Proses Sekunder) Proses ini dilakukan untuk mengubah fraksi yang satu ke fraksi yang diinginkan. Perubahan fraksi dapat dilakukan dengan beberapa proses. e. Perekahan Molekul dipecah menjadi molekul molekul kecil. Contoh: perubahan fraksi minyak pelumas menjadi fraksi bensin.

f. Penyusunan Ulang Perubahan rantai lurus menjadi rantai cabang. Contoh: perubahan n-oktana menjadi isooktana. g. Alkilasi Perubahan molekul kecil menjadi molekul besar. Contoh: perubahan propena + butena menjadi heptane. h. Cooking Perubahan fraksi residu menjadi fraksi gas. 7. HASIL PENGOLAHAN MINYAK BUMI a. PG (Liquefied Petroleum Gas). LPG merupakancampuran hidrokarbon yang berasal dari fraksi gas. Digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga. b. Bensin Merupakan campuran senyawa hidrokarbon yang berasal dari fraksi bensin. Bensin atau gasoline sangat dibutuhkan masyarakat. Sesuai dangan fungsinya sebagai bahan bakar mesin bemotor. Kualitas bensin ditentukan melalui bilangan oktan. Semakin tinggi bilangan oktan semakin tinggi kualitas dari bensin. Bilangan oktan dapat dirumuskan : Bilangan Oktan = (% isooktana X 100) + (% n heptane X 100) c. Kerosin Merupakan campuran senyawa hidrokarbon yang tidak berwarna tapi mudah terbakar. Kerosin berasal dari fraksi Minyak tanah. Kerosin digunakan untuk bahan bakar kompor minyak. Sedang kerosin berjenis avtur digunakan untuk bahan bakar pesawat terbang. d. Solar Merupakan campuran senyawa hidrokarbon yang berasal dari fraksi minyak gas. Solar biasa digunakan untuk bahan bakar mesin diesel. e. Pelumas Merupakan campuran senyawa hidrokarbon yang berasal dari fraksi minyak

pelumas. Pelumas digunakan untuk melumas mesin agar tidak terjadi gesekan dan memperlancar kerja komponen mesin. f. Aspal Merupakan campuran senyawa minyak bumi yang berasal dari fraksi bitumen. Aspal digunakan dalam proses pengerasan jalan. Titik pendidihan dalam tekanan atmosfer dari fraksi distilasi minyak bumi (oC) adalah sebagai berikut. - Minyak eter: 40 - 70 oC (digunakan sebagai pelarut) - Minyak ringan: 60 - 100 oC (bahan bakar mobil) - Minyak berat: 100 - 150 oC (bahan bakar mobil) - Minyak tanah ringan: 120 - 150 oC (pelarut dan bahan bakar untuk rumah tangga) - Kerosene: 150 - 300 oC (bahan bakar mesin jet) - Minyak gas: 250 - 350 oC minyak diesel/pemanas) - Minyak pelumas > 300 oC (minyak mesin) - Sisanya: ter, aspal, bahan bakar residu Minyak bumi dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar industri. Bahan dasar ini dipisahkan berdasar beberapa proses sebagai berikut. a. Reaksi Perengkahan (cracking) Cracking adalah pemecahan senyawa organik rantai panjang menjadi dua atau lebih senyawa organik rantai lebih pendek, terjadi secara alami maupun dari pemanasan langsung.

Contoh pemanasan

Proses alami:

Proses cracking atau alkilasi penting untuk minyak bumi dalam mencari senyawa yang lebih dibutuhkan oleh konsumen, yaitu untuk mendapatkan bensin lebih banyak dari minyak pelumas. Contoh cracking adalah

minyak diesel (C16-C24) dan minyak pelumas (C20-C30) yang dipecah menjadi bensin (C4-C10) dan senyawa lain yang lebih banyak digunakan. b. Reaksi pengubahan (reforming) Reaksi pengubahan adalah reaksi dari bahan petroleum menjadi bahan dasar industri dengan pemanfaatan bahan yang murah menjadi material yang dibutuhkan sehingga bernilai ekonomis (murah). Proses ini diperoleh pada polimerisasi (pembentukan plastik). c. Reaksi alkilasi Proses alkilasi dibagi dua yaitu proses perpanjangan atom karbon rantai lurus dan proses pemutusan ikatan rantai karbon (dealkilasi). Proses ini dapat dikelompokkan dalam polimerisasi, bila perpanjangannya memiliki gugus fungsi yang sama. Dealkilasi dapat dimasukkan ke dalam kelompok perengkahan. d. Polimerisasi Polimerisasi adalah proses pembentukan polimer. Polimer terdiri dari polimer alami dan polimer sintetik. Polimer adalah molekul besar yang terdiri atas pengulangan satuan kecil (monomer). Monomer adalah senyawa organik yang memiliki ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap ini terbuka membentuk ikatan dengan monomer lain sampai jumlah yang diinginkan (polimer sintetik). Polimer alam membentuk senyawa secara alami, contoh polimer alam yaitu lateks (dari pohon karet), karbohidrat

(singkong jagung), protein, selulosa, resin. Sedangkan Contoh polimer sintetik adalah nilon, dakron, teflon. Proses pembentukan polimer terdiri dari tiga tahap yaitu pembentukan radikal bebas (inisiasi), perpanjangan monomer (propagasi), dan terminasi (pemotongan atau penyetopan reaksi). Pembentukan cabang dalam proses polimerisasi menyebabkan tiga bentuk struktur yaitu struktur beraturan (isotaktik), struktur tak beraturan (ataktik), campuran (sindiotaktik). Struktur polimer sangat berpengaruh terhadap sifat polimernya. 8. ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR PETROLEUM Semakin langka dan tingginya harga minyak bumi serta masih minimnya penggunaan energi alternatif, seperti energi angin, tenaga surya, biomassa, dan panas bumi menyebabkan kita harus berpikir untuk mencari alternatif penggunaan BBM fosil yang lain. Alternatif yang sudah dilakukan selama ini yaitu penggunaan biodiesel (campuran solar dan minyak kelapa sawit) atau biofuel (campuran etanol dan bensin) yang bahan bakunya merupakan komoditas pasar siap pakai. Alternatif lain yang perlu dipertimbangkan adalah energi hijau terbarukan seperti pemanfaatan biji jarak pagar (Jatropha curcas). Sekurang-kurangnya, ada dua pilihan dalam proses produksi minyak jarak pagar diukur dari hasil olahan, investasi, dan biaya pengolahannya. 1. Mengolah biji jarak pagar secara mekanik dengan memeras biji untuk mendapat straight jatropha oil (SJO). Minyak jenis SJO ini dengan biaya produksi di bawah Rp 2.000 per liter sudah dapat mengganti minyak tanah untuk menyalakan kompor dapur atau menggantikan minyak bakar untuk memanaskan ketel uap air yang menggerakkan turbin-turbin pembangkit listrik. 2. Mengolah SJO melalui proses esterifikasi yang rumit dan karenanya mahal pada investasi maupun bahan tambahan serta katalis untuk memacu reaksi kimia. Hal ini menyebabkan biaya pokok produksi ester SJO dua kali lipat

SJO. Pada dasarnya, dari sisi mutu, ester-SJO hanya berbeda pada titik nyala dan derajat kekentalan. Salah satu pertimbangan penggunaan alternatif BBM fosil dengan menggunakan minyak jarak pagar (SJO), yaitu: tanaman jarak pagar bisa hidup dan tetap produktif meski ditanam di tanah kritis dan tandus, tumbuh baik di dataran rendah maupun pegunungan, tidak memiliki hama dan mulai berbuah pada usia lima bulan sesudah ditanam, serta dapat dipanen terus-menerus hingga usia 50 tahun. Pertimbangan lainnya yaitu dapat meningkatkan penghasilan petani, mampu menghemat devisa negara apabila produksinya melewati kebutuhan dalam negeri, dan dapat menurunkan kadar emisi NOx, SOx dan CO.

9.

PROSES PEMBENTUKAN MINYAK BUMI

a. Pembentukan

Minyak

Bumi

Pada tahun 1958, di Moskow diadakan konferensi mengenai asal mula pembentukan minyak bumi. Pada konferensi tersebut diperoleh dua pendapat mengenai asal-usul minyak bumi, yaitu minyak bumi berasal Hari zat-zat anorganik Han minyak bumi berasal dari zat-zat organik. b. Minyak Bumi Berasal dari Zat Anorganik

Hipotesis yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dari zat anorganik diajukan oleh kimiawan Perancis, Berthelot, pada tahun 1866. Menurut Berthelot, logam-logam alkali dalam bumi bereaksi dengan C02 pada suhu tinggi membentuk gas asetilena (C,H,). Gas asetilena inilah yang kemudian membentuk senyawa hidrokarbon yang lain.

Pada tahun 1877, kimiawan Rusia, Dmitri Ivanovick Mendeleyev (1834 1907), mengemukakan hipotesis lain tentang asal-usul minyak bumi. Menurut Mendeleyev, besi karbida di dalam bumi bereaksi dengan air dan menghasilkan gas asetilena. Reaksi ini mirip dengan reaksi antara batu karbida (CaCj dengan air.

c. Minyak

Bumi

Berasal

dari

Zat

Organik

Zat organik penyusun minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Teori yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dari tumbuhtumbuhan pertama kali dikemukakan oleh ilmuwan Perancis, P.G. Macquir, pada tahun 1758. Teori ini didasarkan pada sumber batu bara yang juga berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Adapun teori yang menyatakan bahwa minyak bumi selain berasal dari tumbuh-tumbuhan juga berasal dari hewan, dikemukakan pertama kali oleh J.P. Lesley pada tahun 1865. Kemudian, ilmuwan lain bernama B. Haquet melakukan percobaan distilasi minyak bumi dari molusca (hewan lunak). Percobaan lain juga dilakukan oleh H. Hofer dan C. Eugler. Mereka melakukan distilasi terhadap daging kerang dan ikan pada suhu 300 - 400"C dan tekanan 10 atm. Pada proses tersebut dihasilkan zat yang menyerupai minyak bumi.

Teori yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dari zat organik ini didukung oleh hasil-hasil penelitian di laboratorium dan analisis pemikiran. Teori ini sesuai dengan ilmu geologi, sehingga teori yang menyatakan bahwa sumber minyak bumi berasal dari zat anorganik tidak dianut lagi.

Berdasarkan teori pembentukannya, minyak bumi berasal dari hasil pelapukan organisme hidup yang berlangsung sangat lama (berjuta-juta tahun). Pembentukan minyak bumi memerlukan lingkungan yang dapat memberi kadar zat organik tinggi dan memberi kesempatan pengawetan, sehingga tidak terjadi oksidasi atau pembusukan. Daerah pantai yang memiliki muara sungai menghadap ke laut terbuka, memiliki kemungkinan lebih besar memproduksi zat organik.

Selanjutnya zat organik tersebut menyebar ke dalam batuan serpih lempung yang halus, terakumulasi, dan terkonsentrasi. Selanjutnya, zat tersebut bergerak masuk ke dalam batuan dan terperangkap di dalam batuan sedimen. Minyak bumi berada dalam batuan, sehingga disebut juga petroleum (Latin:

petrus Fosil yang

= tertimbun

batu; akan

oleum membentuk

= minyak bumi

minyak). dalam

kurun waktu minimal dua juta tahun. Ada minyak bumi yang terbentuk dalam waktu 500 juta tahun, 1.000 juta tahun, atau bahkan 2.500 juta tahun. Setelah terbentuk, minyak bumi tersebut akan bergerak melalui celah-celah di antara lapisan batuan sehingga untuk memperolehnya harus dilakukan pengeboran. Massa jenis minyak bumi lebih kecil daripada air, sehingga terletak di atas lapisan air tanah. Umumnya selain menambang minyak bumi, gas alam yang berada di atas lapisan minyak bumi, juga ikut ditambang. 10. DAMPAK PEMBAKARAN MINYAK BUMI : OKSIDA KARBON Pembakaran terhadap minyak bumi seperti halnya pembakaran senyawa hidrokarbon umumnya, akan menghasilkan oksida karbon (CO dan COJ dan uap air. Selain senyawa hidrokarbon, minyak bumi juga kadang mengandung unsur belerang dan nitrogen, sehingga pembakarannya juga akan menghasilkan oksida belerang (SO, dan SO.) dan oksida nitrogen (NO dan NO,). Adanya zat aditif dalam bahan bakar hasil olahan minyak bumi dapat menimbulkan pencemaran lingkungan yang perlu diwaspadai juga. a. Oksida Karbon

Senyawa karbon yang terbakar akan menghasilkan asap dan oksida karbon. Gas pencemar utama dari hasil pembakaran senyawa karbon dalam minyak bumi 1) adalah karbon Gas dioksida dan Karbon karbon monoksida. Dioksida

Gas karbon dioksida dihasilkan secara alami dari proses pernapasan dan pembakaran sempurna berbagai senyawa hidrokarbon. Gas CO, tidak membahayakan kesehatan, tetapi pada konsentrasi tinggi (10% - 20%), dapat menyebabkan pingsan karena CO, menggantikan posisi gas oksigen dalam tubuh sehingga tubuh kekurangan oksigen.

Senyawa hidrokarbon (CxHv) yang merupakan bahan bakar kendaraan

bermotor, akan terbakar sempurna menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air sesuai dengan persamaan reaksi.

Gas oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan tersebut akan dimanfaatkan oleh makhluk hidup lainnya untuk proses pernapasan sehingga terjadi

keseimbangan. Seperti kalian ketahui bahwa jumlah penduduk, kendaraan bermotor, dan industri-industri yang menggunakan bahan bakar minyak bumi semakin meningkat, sehingga jumlah CO, yang dihasilkan juga semakin meningkat. Sementara itu, jumlah pepohonan semakin berkurang, karena pembukaan lahan baru. Akibatnya, pemanfaatan CO , juga semakin berkurang yang menyebabkan terganggunya keseimbangan CO,. Kadar CO, di udara menjadi berlebih, sehingga membentuk lapisan C02 di atmosfer.

Sinar ultraviolet (UV) dan sinar tampak (VIS) yang berhasil menembus atmosfer bumi sebagian diserap oleh berbagai makhluk maupun zat di permukaan bumi, sebagian lagi kemudian dipantulkan kembali ke angkasa dalam bentuk sinar inframerah (IR) yang lebih hangat. Lapisan CO, di atmosfer ini akan menahan sinar inframerah yang dipantulkan bumi, sehingga bumi tetap hangat karena sinar inframerah tersebut membawa energi panas. Namun, jika lapisan CO, ini terus bertambah, akan meningkatkan suhu permukaan bumi. Gejala pemanasan bumi akibat lapisan CO, inilah yang sering disebut sebagai efek rumah kaca (green house effect).

2)

Gas

Karbon

Monoksida

Gas karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak berbau, tetapi sangat berbahaya. Batas kadar gas CO dalam udara adalah 0,1 bpj. Kadar CO di udara yang mencapai 100 bpj dapat menyebabkan sakit kepala, lelah, sesak napas, pingsan, dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

Gas CO sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat bereaksi dan berikatan dengan hemoglobin (Hb) di dalam darah (afinitas CO terhadap Hb sekitar 200 kali lebih besar daripada O J. Jika di dalam darah terdapat gas CO dan gas 02, yang akan terikat oleh Hb adalah gas CO melalui ikatan kovalen koordinasi. Gas CO bertindak sebagai ligan sehingga ikatan antara Hb dan CO bersifat tidak dapat balik (ireversibel).

Ikatan itu tetap stabil sampai Hb tersebut rusak. Ikatan antara gas O, dan Hb dalam molekul HbO, bersifat dapat balik (reversibel), sehingga pada saat akan digunakan untuk pembakaran 02 akan dilepas dan Hb dapat digunakan kembali untuk mengikat oksigen.

Dalam darah seseorang yang keracunan gas CO masih terdapat oksigen, tetapi oksigen ini tidak dapat digunakan karena semua Hb lebih mudah berikatan dengan CO daripada dengan O,.

Gas CO dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna senyawa hidrokarbon dalam bahan bakar yang berasal dari minyak bumi pada kendaraan bermotor.

Kendaraan bermotor dapat menghasilkan rata-rata 6,25 gram CO per kilometer jarak tempuh. Selain gas buangan kendaraan bermotor, gas CO juga dihasilkan dari berbagai kegiatan industri, letusan gunung berapi, dan pelapukan. Namun sebagian besar gas CO dihasilkan oleh emisi buangan kendaraan bermotor, dan untuk mengurangi pembentukan gas CO pada kendaraan bermotor, maka perlu dilakukan uji emisi gas buang secara berkala. Jika kendaraan tidak memenuhi syarat dalam uji emisi gas buang, kendaraan itu harus mengalami perbaikan. Penggunaan bahan bakar alternatif seperti bahan bakar gas perlu digalakkan, agar tingkat pencemaran udara dari emisi kendaraan bermotor dapat ditekan. 11. PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI : DESTILASI Untuk memperoleh materi-materi yang berkualitas baik dan sesuai dengan kebutuhan, maka perlu dilakukan tahapan pengolahan minyak mentah yang meliputi proses distilasi, cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan blending.

a. Distilasi Distilasi (penyulingan) merupakan suatu cara pemisahan campuran berdasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun campuran tersebut. Minyak mentah merupakan campuran berbagai senyawa hidrokarbon yang memiliki titik didih bervariasi bergantung dari struktur molekulnya.

Melalui proses distilasi ini, minyak mentah dapat diuraikan menjadi berbagai senyawa hidrokarbon penyusunnya sesuai titik didih senyawa tersebut. Cara distilasi yang dilakukan menggunakan pendinginan bertahap/bertingkat untuk titik didih masing-masing fraksi minyak bumi. Cara distilasi ini lebih dikenal sebagai proses distilasi bertingkat.

Pada proses penyulingan minyak mentah, mula-mula minyak mentah dipanaskan pada suhu 370C sehingga mendidih dan menguap. Fraksi minyak bumi yang tidak menguap menjadi residu (residu minyak bumi meliputi parafin, lilin, dan aspal, yang sebagian besar memiliki rantai karbon dengan jumlah atom C lebih dari 20 atom).

Minyak mentah yang menguap kemudian naik ke bagian atas kolom dan selanjutnya fraksi yang lebih tinggi titik didihnya mengembun terlebih dahulu pada kolom ini. Fraksi minyak mentah yang tidak terkondensasi (memiliki titik didih lebih rendah) akan naik terus ke bagian atas kolom sehingga keluar sebagai gas.

Fraksi-fraksi minyak bumi dari hasil distilasi bertingkat ini belum memiliki kualitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Pengolahan lanjutan ini meliputi proses cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan blending.

1) Destilasi Bertingkat Minyak Bumi Minyak bumi merupakan minyak mentah yang mengandung campuran lumpur dan air yang tersuspensi serta gas, dipompa dan ditampung dalam tangki penyimpanan berbentuk silinder.

Dalam tangki tersebut minyak bumi disentrifuge dan diberi tekanan sehingga air dan lumpur terendapkan. Kemudian tekanan diperkecil sehingga gas dalam campuran tersebut keluar, kemudian minyak terpisah dimana lapisan minyak berada di atas lapisan air dan lumpur. Fraksi gas dalam minyak mentah diperoleh dengan pemisahan secara langsung. Gas yang larut dalam minyak mentah juga diperoleh pada saat destilasi yang kemudian akan dimurnikan sebagai LPG (Liquified Petroleum Gases) atau digunakan dalam proses pembentukan bensin. Garam-garam yang terkandung dalam minyak mentah dihilangkan dengan cara menambahkan zat-zat kimia yang kemudian dipisahkan dari minyak. Berbagai

hidrokarbon yang terkandung dalam minyak dipisahkan dengan cara destilasi bertingkat. Hal tersebut didasarkan bahwa

karbon yang memiliki jumlah atom C yang sama akan memiliki titik didih yang hampir sama. Destilasi fraksinasi dilakukan pada suhu <400 C karena di atas suhu tersebut dapat terjadi perengkahan fraksi-fraksi minyak yang mempunyai rantai karbon pendek (C5). Destilasi fraksinasi minyak mentah dilakukan dengan suatu alat yang disebut Topping Stiff. Unit destilasi terdiri dari kerangka pokok yaitu furnace dengan pipa (pipe still) atau wadah (tank still) sebagai tempat minyak mentah dipanaskan dan bagian menara

(distillation/fractionating/bubble power) sebagai tempat fraksifraksi minyak diembunkan kembali dan dialirkan. Menara pemisah tingginya mencapai 60 meter. Pada bagian menara atas sejumlah piringan, di mana setiap piringan mempunyai sejumlah cerobong kecil yang dilalui uap minyak. Cerobong kecil tersebut ditutup sehingga uap minyak

membentuk gelembung-gelembung pada cairan di atas piringan, saluran ke bawah mengalir minyak ke bagian piringan yang lebih rendah. Kemudian dilakukan pemanasan lagi sehingga terbentuk uap lagi, demikian seterusnya sampai terjadi pemisahan fraksifraksi hidrokarbon. Minyak mentah dialirkan melalui pipa pemanas. Pemanasan dilakukan pada suhu 316-400 C sehingga semua komponen minyak menguap kecuali residunya. Komponen yang memiliki titik didih rendah akan menguap, sedangkan yang lain akan mengembun dan mengalir ke bawah. Komponen yang berupa uap tadi akan naik melewati menara pemisah, sementara itu suhu terus menurun sehingga komponen yang sukar mendidih akan

mengembun. Fraksi-fraksi minyak akan keluar melalui saluransaluran yang berada di samping menara sesuai dengan titik didihnya. Proses destilasi minyak mentah merupakan proses yang berkelanjutan. Residu akan diperoleh pada bagian dasar menara.

Hasil destilasi bertingkat minyak bumi

Fraksi Destilat ringan Bensin Nepthane Bahan bakar jet Kerosin Minyak pemanas ringan Destilat intermediet Minyak gas Minyak mesin berat Minyak diesel Destilat berat

Rentang titik didih Kandungan karbon ( C)

C6C8 C8C11 C6 C13 C12 C16 C11C18

60 100 100 200 80 230 200 300 200 300

250 400 C16 C18 C15 C18 274 400 280 380

Minyak pelumas Lilin Residu Gemuk, vaselin Lilin parafin Aspal Arang petroleum Vaselin Kokas Parafin

C16 C18 >C18

>300 Destilasi vakum

C18 C20 C20 C30 C30 C40

>300

C18 C22 C30 C20 C30

380 T1. 50 60

DAFTAR PUSTAKA http://www.sentra-edukasi.com/2012/05/proses-pembentukan-minyak-bumicracking.html http://achmadrf.blogspot.com/2010/05/minyak-bumi-petroleum.html http://www.sentra-edukasi.com/2012/05/proses-pengolahan-minyak-bumidestilasi.html http://www.ut.ac.id/html/suplemen/peki4422/bag%202.htm http://smiatmiundip.wordpress.com/2011/05/01/basic-petroleum-system/ http://www.sentra-edukasi.com/2012/05/komponen-minyak-bumi.html http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_bumi http://persembahanku.wordpress.com/2007/02/27/proses-pengolahan-minyakbumi/

http://rovicky.wordpress.com/2008/02/21/proses-pembentukan-minyak-bumi/ http://kuliah.wikidot.com/minyak-bumi http://www.sentra-edukasi.com/2012/05/komponen-minyak-bumi.html http://www.sentra-edukasi.com/2012/05/dampak-pembakaran-minyak-bumioksida.html http://nooradinugroho.wordpress.com/2008/10/15/jenis-jenis-perangkap-minyakbumi/ http://www.sentra-edukasi.com/2012/05/proses-pembentukan-minyak-bumi.html http://prosespembuatan.blogspot.com/2012/04/proses-pembuatan-bbm-bensinsolar-avtur.html

Demikian artikel "Dampak Pembakaran Minyak Bumi : Oksida Karbon" ini saya susun, artikel ini saya ambil dari ( BSE ) Aktif Belajar Kimia X SMA/MA karangan Hermawan, Paris Sutarjawainata,Heru Pratomo Al.

You might also like