You are on page 1of 14

Definisi: Pengertian Puisi Menurut Ahli: A. Pengertian Puisi Menurut SUMARDI.

Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diber i irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). B. Pengertian Puisi menurut HERMAN J. WALUYO. Puisi adalah karya sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia. C. Pengertian Puisi menurut JAMES REEVES. Puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat. D. Pengertian Puisi Menurut THOMAS CARLYLE. Puisi merupakan ungkapan pikiran yang bersifat musikal. Sumber: Dari Berbagai Referensi dan Wikipedia. Unsur-unsur puisi meliputi struktur fisik dan struktur batin puisi Struktur Fisik Puisi Struktur fisik puisi terdiri dari: Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipe nuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang ti dak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi. Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Kar ena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kat a dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman ind rawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba a tau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat , medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair. Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan mu nculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misalnya ka ta kongkret salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret rawa-rawa dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehid upan, dll. Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek d an menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi pri smatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Gaya bahasa diseb ut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifi kasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antite sis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingg a paradoks. Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir ba ris puisi. Rima mencakup: 1. Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.), 2. Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaa n awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya 3. Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek , keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan puisi. Struktur Batin Puisi Struktur batin puisi terdiri dari Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan ta nda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan. Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat da lam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang so sial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kel amin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam men yikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, r

ima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada waw asan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakan g sosiologis dan psikologisnya. Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan deng an tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikt e, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah beg itu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembac a, dll. Amanat/tujuan/maksud (itention); yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepa da pembaca Puisi adalah bentuk karangan yang terikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat. Menurut zamannya, puisi dibedakan atas p uisi lama dan puisi baru. Sebuah puisi merupakan ungkapan perasaan atau pikiran penyairnya dalam satu bent uk ciptaan yang utuh dan menyatu. Secara garis besar, sebuah puisi terdiri atas 7 unsur, yaitu: tema, suasana, imajinasi, amanat, nada, suasana, dan perasaan. S edangkan prinsip dasar sebuah puisi adalah berkata sedikit mungkin, tetapi mempu nyai arti sebanyak mungkin. Berikut ini adalah pengertian dan definisi puisi: # HERMAN J. WALUYO Puisi adalah karya sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia. # SUMARDI Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diber i irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif) # HERMAN J. WALUYO Puisi adalah genre sastra yang paling banyak menggunakan kata kias Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa de ngan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya # JAMES REEVES Puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat # THOMAS CARLYLE Puisi merupakan ungkapan pikiran yang bersifat musikal # PRADOPO, 1995:7 Puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, diguba h dalam wujud yang paling berkesan # HERBERT SPENCER Puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan yang bersifat emosional dengan memper timbangkan efek keindahan # DUNTON Puisi adalah pemikiran manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa serta be rirama 9seperti musik) 1. Pengertian Puisi Puisi secara umum terdiri dari 6 unsur, yaitu: tema, imajinasi, amanat, nada, s uasana, dan perasaan. Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berarti penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coul

ter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. 2. Pengertian atau definisi Puisi menurut Para Ahli Pengertian Puisi Menurut SUMARDI Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diber i irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif) Pengertian Puisi menurut HERMAN J. WALUYO Puisi adalah karya sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia. Pengertian Puisi menurut JAMES REEVES Puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat Pengertian Puisi Menurut THOMAS CARLYLE Puisi merupakan ungkapan pikiran yang bersifat musikal Pengertian puisi sendiri menurut Rahmat Joko Pradopo ialah ekspresi pemikiran ya ng membangkitkan perasaan, ia mampu membangkitkan imajinasi panca indera dalam s uasana yang berirama. Dalam pengertian puisi yang diungkapkan Pradopo di atas be rarti puisi menjadi jembatan antara rasa yang dimiliki penulis dengan dunia luar melalui kata-kata. Lebih sederhana lagi, pengertian puisi menurut Shelly ialah rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup kita. Sedangkan pengertian puisi menurut Auden ial ah bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-campur. Berdasarkan pengertian puisi beberapa tokoh di atas dan ditambah dengan yang Sam uel Taylor Coleridge kemukakan bahwa puisi itu adalah kata kata terindah dalam s usunan yang indah, maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa puisi adalah segala be ntuk penuangan ide/gagasan yang didasari perasaan penulis puisi melalui kata-kat a indah dengan susunan yang indah, yang tertuang secara bebas dan gamblang, berd asarkan pengalaman, penghayatan, cara pandang dan segala bentuk diluar unsur ins trinsik puisi itu sendiri. Di luar konsep pemikiran terikat tentang pengertian-pengertian tersebut, Puisi s ebenarnya bisa diartikan sebebasnya, ternyata puisi kini sering kali digunakan s ebagai kado hadiah. Puisi dengan kata-kata indah sering kali digunakan kaum rema ja untuk merayu lawan jenisnya sehingga orang yang diberi puisi merasa tersanjun g dan lebih diperhatikan. Dalam puisi pun sering kali terdapat kata-kata mutiara, kata-kata bijak, bahkan kata-kata cinta yang sebenarnya terbentuk secara hampir tidak disengaja. Hampir tidak disengaja dikarenakan setiap penuangan ide seorang penulis, ia masuk dalam wilayah ego individualistis, di mana penulis atau penyair akan menulis, menulis , dan menulis tanpa melihat apa yang ia tulis, ia akan menuangkan segala bentuk perasaan dan pandangannya serta merta yang tentunya berdasarkan proses pengedapa n yang dalam, lama, dan membumi, penuangan secara langsung tanpa berpikir apakah tulisannya akan menjadi bagus dan disukai oleh banyak orang atau tidak. Terlepas puisi itu memiliki kata-kata mutiara, kata-kata bijak, atau pun kata-ka ta cinta, pada akhirnya kita akan kembalikan lagi puisi pada asalnya, yaitu puis i sebagai ungkapan jiwa atau perasaan. Karena penulisan puisi yang disengaja men cari-cari kata-kata mutiara, kata-kata bijak, dan kata-kata cinta dalam penulisa nnya justru sering kali luput dan lepas dari konsep kejujuran sebuah puisi. Ia a kan menjadi sebuah puisi namun kehilangan keindahan dari puisi itu dan muncullah kesan memaksakan kata-kata yang menjadi kata-kata mutiara atau kata-kata bijak atau kata-kata cinta itu menjadi hambur dan sia-sia karena tidak memiliki makna yang mumpuni. Puisi pada dasarnya adalah perwakilan dari perasaan penulis yang jujur dan tertu ang dalam kata-kata yang penuh keindahan. Dan lagi-lagi ternyata keidahan itu ti dak dapat dipaksakan, melainkan lahir dari hati. Dan dari banyaknya pengertian puisi yang telah penulis sampaikan di atas, pada a khirnya keberterimaan itu akan dikembalikan pada setiap individu dalam memahami puisi. Bisa setuju dengan mereka, menyalin dan mengutipnya dalam benak kita, ata u mungkin kita sendiri akan mendapati pengertian puisi lainnya yang menurut kita inilah puisi. Hakikat puisi

Hakikat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti inti sari atau dasar, atau ke nyataan yang sebenarnya. Sedangkan pengertian puisi dalam Kamus Besar Bahasa Ind onesia berarti ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, sert a penyusunan larik dan bait. Itu jika kita lihat pengertian dari setiap kata pad a hakikat puisi. Selanjutnya, Pradopo menyatakan bahwa hakikat puisi bukan terle tak pada bentuk formulanya meskipun bentuk formula itu penting. Hakikat puisi ad alah apa yang menyebabkan puisi itu disebut puisi. Puisi baru (modern) tidak ter ikat pada bentuk formal, tetapi disebut puisi juga. Hal ini disebabkan di dalam puisi modern terkandung hakikat puisi ini, yang tidak berupa sajak (parsamaan bu nyi), jumlah baris, ataupun jumlah kata pada tiap barisnya. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk mengerti puisi itu sebagai hakikat puisi, diantaranya: a. Fungsi estetik Puisi adalah karya seni sastra. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra. Rane Wellek dan Warren mengemukakan bahwa paling baik kita memandang kesusastraa n sebagai karya yang di dalamnya fungsi estetikanya dominan, yaitu fungsi seniny a yang berkuasa. Tanpa fungsi seni itu karya kebahasaan tidak dapat disebut kary a (seni) sastra. Jadi pada akhirnya dalam penulisan puisi tidak sampai berkutat dan terikat pada pengertian puisi sajam melainkan pada fungsi puisi sebagai puis i hati. b. Kepadatan Membuat puisi merupakan aktivitas pemadatan. Dalam puisi tidak sama peristiwa it u diceritakan. Yang dikemukakan dalam puisi hanyalah inti masalah, peristiwa, at au inti cerita. Yang dikemukakam dalam puisi adalah esensi sesuatu, hakikat. Jad i puisi itu merupakan ekspresi esensi. Karena puisi mampat dan padat, maka penya ir memilih kata dengan akurat. Untuk pemadatan ini, kadang-kadang kata-kata yang hanya di ambil inti dasarnya. Imbuhan, awalan, dan akhiran sering dihilangkan. c. Ekspresi yang tidak langsung Puisi itu sepanjang zaman selalu berubah. Dikemukakan oleh Riffateree bahwa sepa njang waktu, dari waktu ke waktu, puisi itu selalu berubah. Perubahan ini diseba bkan oleh evolusi selera dan perubahan konsep estetik, dan hakikat puisi adalah jujur. Itu berarti menceritakan apa yang dialami, sedangkan apa yang dialami set iap orang dari masa ke masa, meskipun intinya sama yaitu manusia dan kemanusiaan namun cara pandanglah yang akhirnya mempengaruhi proses penulisan. Akan tetapi, satu hal yang tidak berubah yaitu mengucapkan sesuatu secara tidak langsung. Uc apan tidak langsung itu jalan menyatakan suatu hal dengan arti yang lain. Ketida klangsungan ekspresi ini disebabkan oleh tiga hal, yaitu penggantian arti (displacing of meaning), penyimpangan atau pemencongan arti (distorting of meaning), dan Penciptaan arti (crating of meaning). Hal ini pulalah yang sering kali terciptan ya citraan atau pengimajian dalam puisi. HAKIKAT PUISI Hingga saat ini, tidak ada definisi yang baku mengenai apa itu puisi. Banyak ah li-ahli sastra yang memberikan definisi puisi. Namun, seperti yang dikemukakan oleh Shahnon Ahmad (dalam Pradopo. 1997: 7) bahwa bila unsur-unsur dari pendapat -pendapat itu dipadukan, maka akan didapat garis-garis besar tentang pengertian puisi yang sebenarnya. Unsur-unsur tersebut dapat berupa: emosi, imajinasi, pem ikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, sususan kata, kata-kata kiasan, kep adatan, dan perasaaan yang bercampur-baur. Di situ dapat disimpulkan ada tiga u nsur yang pokok. Pertama, hal yang meliputi pemikiran, ide, atau emosi; kedua, b entuknya; dan yang ketiga ialah kesannya. Hakikat puisi ialah apa yang menyebabkan puisi itu disebut puisi. Puisi merupak an karya seni (mengandung unsur estetik) yang unsur seni dominannya mengandalka n keindahan kata, gaya bunyi, gaya kata, gaya kalimat, wacana dan tipografinya. Kepuitisan dapat dicapai dengan bermacam-macam cara, misalnya dengan bentuk vis ual: tipografi, susunan bait; dengan bunyi: persajakan, asonansi, aliterasi, kia san bunyi, lambang rasa, dan orkestrasi; dengan pemilihan kata (diksi), bahasa k iasan, sarana retorika, unsur-unsur ketatabahasaan, gaya bahasa dan sebagainya.

Dalam mencapai kepuitisan itu penyair menggunakan banyak cara sekaligus secara b ersamaan untuk mendapatkan jaringan efek puitis yang sebanyak-banyaknya, yang le bih besar daripada pengaruh beberapa komponen secara terpisah penggunaannya. An tara unsur pernyataan (ekspresi), sarana kepuitisan, yang satu dengan yang lainn ya saling membantu, saling memperkuat dengan kesejajarannya ataupun pertentangan nya, semuanya itu untuk mendapatkan kepuitisan yang seefektif mungkin, seintensi f mungkin (Pradopo. 1997: 13). Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk mengerti hakikat puisi, antara lain : 1. Fungsi Estetik Dalam sebuah karya sastra khususnya puisi, fungsi estetiknya dominan dan di dala mnya ada unsur-unsur estetiknya. Unsur-unsur keindahan ini merupakan unsur-unsu r kepuitisannya, misalnya persajakan, diksi (pilihan kata), irama dan gaya bahas anya. Gaya bahasa meliputi semua penggunaan bahasa secara khusus untuk mendpatka n efek tertentu, yaitu efek estetikanya atau aspek kepuitisannya. Jenis-jenis g aya bahasa itu meliputi semua aspek bahasa, yaitu bunyi, kata, kalimat dan wacan a yang dipergunakan secara khusus untuk mendapatkan efek tertentu itu (Pradopo. 1997: 315). 2. Kepadatan Karya sastra berupa puisi menjadi berbeda dengan karya sastra lain seperti prosa dan drama karena terdapat aktivitas pemadatan. Puisi merupakan ekspresi esensi , tidak semua peristiwa diceritakan panjang lebar oleh penyairnya. Hanya inti m asalah, perstiwa atau inti cerita dan esensi yang dikemukakan dalam puisi. 3. Ekspresi Tidak Langsung Ekspresi tidak langsung dapat berupa kiasan. Riffaterre (dalam Pradopo. 1997: 31 8) mengemukakan bahwa sepanjang waktu, dari waktu ke waktu, puisi itu selalu ber ubah. Perubahan ini disebabkan oleh evolusi selera dan perubahan konsep estetik . Akan tetapi, satu hal yang tidak berubah, yaitu puisi itu mengucapkan sesuatu secara tidak langsung. Ucapan tidak langsung ialah menyatakan suatu hal dengan arti lain. Ketidaklangsungan ekspresi ini disebabkan oleh tiga hal yaitu (1) p enggantian arti (displacing of meaning), (2) penyimpangan atau pemencongan arti (distorting of meaning), dan (3) penciptaan arti (creating ofPUISI & HAKIKAT PUI SI

Johnson (dalam Tarigan, 1984: 5) berpendapat bahwa puisi adalah peluapan spontan dari perasaan penuh daya yang bercikal-bakal dari emosi kemudian berpadu kembal i dalam kedamaian. Pendapat tersebut pada intinya menyatakan bahwa puisi merupak an karya yang muncul dari luapan emosi atau perasaan yang disampaikan secara ter padu dan dengan cara yang damai. Luxemburg dalam Priatni (2003: 17) mengatakan b ahwa puisi dapat dikatakan sebagai informasi yang dipadatkan, yang mengungkap se banyak mungkin dengan sedikit kata. Pendapat tersebut menyatakan bahwa puisi mer upakan suatu pesan yang ingin di sampaikan oleh penulis kepada para pembacanya d engan kata-kata yang padat, tepat, dan terpilih. Sedangkan Boswell (dalam Hartok o, 1982: 175) berpendapat bahwa puisi itu adalah teks-teks monolog yang isinya p ertama-tama bukan merupakan sebuah alur. Penjelasan tersebut merupakan suatu pernyataan bahwa puisi merupakan karya sastr a yang berbentuk tertulis dan dalam menyampaikan hanya menggunakan pembicara sat u arah serta berbeda dengan bentuk sastra yang lain. Suprapto (1993: 65) berpend apat bahwa puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, se rta penyusunan larik dan bait. Pendapat tersebut pada intinya menyatakan bahwa p uisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang memiliki ciri tersendiri, baik d ari susunan, penulisan, pembacaan dan sebagainya. Sarumpaet (2002: 16) mengatakan bahwa puisi adalah pengalaman hidup yang ditulis kembali secara padat dan baru dalam permainan kata yang penuh imaji dan perlamb angan. Pada dasarnya pendapat tersebut, menyatakan bahwa isi puisi merupakan cur ahan dari sebuah pengalaman yang dituliskan dengan penuh imajinasi, kata-kata ya ng padat, dan indah. Watts (dalam Tarigan, 1984: 7) mengatakan bahwa puisi adala

h ekspresi yang kongkrit dan bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama. Selanjutnya Kosasih (2003: 235) menyatakan bahwa puisi merupakan karya sasta yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Pend apat tersebut pada dasarnya menyatakan bahwa puisi merupakan ekspresi nyata dari emosi dan pikiran manusia yang dituangkan ke dalam bahasa dengan irama dan susu nan keindahan kata yang bersifat imajinatif. Berdasarkan beberapa pendapat yang di sampaikan di atas, dapat di simpulkan peng ertian puisi adalah sebuah karya sastra yang berbentuk teks (tertulis) yang terd iri atas larik dan bait yang lahir dari jiwa, pikiran, pengalaman, dan perasaan seseorang yang di padatkan dengan pilihan kata yang mempunyai nilai keindahan ba hasa dan makna yang merupakan pesan penyair kepada para pembacanya (amanat). A. Unsur-unsur Pembangun Puisi Unsur-unsur pembangun puisi cukup kompleks dan sangat berpengaruh dalam pengajar an menulis puisi. Kosasih (2003: 235-241) menyatakan bahwa secara garis besar un sure-unsur puisi terbagi kedalam dua macam, yaitu struktur fisik dan struktur ba thin. 1. Unsur fisik Unsur fisik meliputi hal-hal berikut. a. Diksi (pemilihan kata) Penyair sangat cermat dalam memilih kata-kata yang di tulis sangat di pertimbang kan maknanya, komposisi bunyi dalam rima, kedudukan kata itu dalam konteks atau dalam hubungan dengan kata yang lain, serta kedudukan kata dalam keseluruhan pui si itu. Oleh karena itu disamping memiliki kata yang tepat, penyair juga mempert imbangkan urutan katanya dan kekuatan daya magis dari kata-kata tersebut. Kata-k ata diberi makna baru dan yang tidak bermakna diberi makna menurut kehendak peny air. Karena begitu pentingnya kata-kata dalam puisi, maka bunyi kata juga harus diper timbangkan secara cermat dalam pemilihannya karena pemilihan kata mempertimbangk an sebagai aspek estetis, maka kata-kata yang sudah di pilih penyair untuk puisi nya bersifat absolut dan tidak bisa diganti dengan padan katanya sekalipun makna nya itu tidak berbeda. Hendaknya disadari pula bahwa dalam puisi bersifat konota tif. Makna dari kata-kata itu mungkin lebih dari satu. Kata-kata yang dipilih he ndaknya bersifat puitis, yang mempuinyai efek keindahan dan berbeda dengan katakata yang biasa kita pakai sehari-hari. b. Pengimajian Pengimajian dapat didefinisikan sebagai kata atau susunan kata yang dapat mengun gkapkan pengalaman imajinasi. Dengan daya imajinasi yang diciptakan penyair, mak a pada kata-kata puisi itu seolah-olah tercipta sesuatu yang dapat di dengar dil ihat, atau pun dirasakan pembacanya. c. Kata kongkret Untuk membangkitkan imaji(daya bayang) pembaca,maka kata-kata harus di perkongkr et. Jika penyair mahir mempengkongkret kata-kata, maka pembaca seolah-olah melih at, mendengar atau merasa apa yang dilukiskan oleh penyair jika imaji pembaca me rupakan akibat dari pengimajian yang diciptakan penyair, maka kata-kata kongkret merupakan sebab terjadinya pengimajian itu. Dengan kata yang diperkongkret, pem baca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh penyair. d. Bahasa figuratif (majas) Majas (figurative languge) merupakan bahasa yang digunakan penyair untuk mengata kan sesuatu dengan cara pengiasan, yakni secara tidak langsung mengungkapkan mak na. Majas digunakan penyair untuk menyampaikan perasaan, pengalaman batin, harap an, suasana hati, atau pun semangat hidupnya. Hal ini dilakukan agar penyair ter hindar dari keterbatasan kata-kata denotatif yang bermakna lugas. Majas mengiask an atau mempersamakan sesuatu dengan suatu hal yang lain agar sesuatu itu dapat digambarkan dengan lebih jelas. e. Rima/Ritma Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi. Rima berfungsi membentuk musikalitas. Dengan adanya rima itulah, efek bunyi yang dikehendaki penyair semakin indah da n makna yang ditimbulkan lebih kuat.

f. Tata wajah(tipografi) Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. La rik-larik puisi tidak berbentuk paragraf. 2. Unsur Batin Ada empat unsur batin puisi yakni: Tema(sense), perasaan penyair(feeling), nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone), dan amanat (intetion). a. Tema dan Amanat Tema dan amanat merupakan bagian dari struktur batin puisi. Tema adalah pokok pe rsoalan yang akan diungkapkan oleh penyair. Tema merupakan persoalan yang diungk apkannya itu merupakan penggambaran suasana batin. b. Perasaan Puisi merupakan karya sastra yang mewakili ekspresi perasaan penyair. Bentuk ekp rsi itu dapat berupa kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan kepada kekasih, ke pada alam, oleh karena itu bahasa dalam puisi akan terasa sangat ekpresif dan le bih padat. c. Nada dan suasana Dalam menulis puisi, penyair mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca: apakah d ia bersikap menggurui, menasehati, mengejek, menyindir, atau bersikap lugas hany a menceritakan sesuatu kepada pembaca. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur pembangun p uisi meliputi judul, diksi, imagi, bahasa figuratif, bunyi atau suara, rima, rit me, tema, dan amanat. Artinya, untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pu isi haruslah mengetahui unsur-unsur pembangun puisi tersebut. B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penciptaan Puisi Menciptakan sebuah karya sastra membutuhkan ide atau ilham yang kemudian menjadi dasar dari suatu penciptaan karya sastra tersebut. Effendi (2002: 5) berpendapa t bahwa pada dasarnya isi sastra, khususnya puisi merupakan hasil pengalaman nal arnya (termasuk pengalaman batin penyair). Hal ini berarti bahwa hasil karya sas tra puisi merupakan perwujudan dari hasil pengalaman para penciptanya. Dengan de mikian, dapat dikatakan bahwa ide para penyair itu dapat muncul berdasarkan peng alaman. Endraswara (2003: 149) menjelaskan bahwa ilham dalam menulis puisi dapat diperoleh dari penangkapan setiap fenomena saja. Dikatakan pula bahwa timbulnya ilham tergantung daya kritis dan kreatif peserta didik. Melihat penjelasan ters ebut, dapat dikatakan bahwa munculnya ilham (ide) sangat didukung oleh kepekaan seseorang dalam menangkap dan mengungkap fenomena yang ditemui, serta kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Berpedoman pada penjelasan-penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beber apa faktor yang dapat mempengaruhi ide dalam penciptaan puisi,yaitu: 1. Pengalaman (indra dan nalar); 2. Kepekaan terhadap suatu fenomena; 3. Kemampuan berpikir kritis (daya kritis); 4. Jiwa kreatif. meaning). PUISI A. Definisi Puisi Puisi merupakan salah satu karya sastra selain prosa dan drama. puisi adalah kar ya sastra yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias. menurut Herman J. Waluyo, puisi adalah karya sastra yang mengungkapkan pikiran d an perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan batin. B. Unsur Pembentuk Puisi Puisi dibentuk oleh beberapa unsur pendukung. unsur tersebut berupa hakikat puis i dan struktur puisi. 1. Hakekat puisi Hakikat puisi adalah curahan hati yang diungkapkan penyair dalam puisi. hakikat puisi disebut juga isi puisi. hakikat puisi terdiri atas tema, rasa, nada, dan a manat.

a. Tema Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui puisi. gagasan p okok tersebut menjadi landasan utama penyair dalam mengungkapkan isi puisi. tema yang terdapat dalam puisi di antaranya tema ketuhanan (religius), kemanusiaan, cinta, patriotisme, perjuangan, kegagalan hidup, alam, keadilan sosial, demokras i, kekuasaan, kesedihan, kerinduan, politik, pendidikian, budi pekerti, dan perp isahan. b. perasaan suasana perasaan penyair diekspresikan dan mampu dihayati pembaca. perasaan peny air dapat berupa sikap, pandangan, perbuatan, atau watak khusus. c. Nada Penyair mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca. sikap penyair terhadap pembac a tersebut diungkapkan dalam nada. dari sikap itulah tercipta suasana puisi. seb uah puisi dapat bernada sinis, protes, menggurui, memberontak, ,ain-main, bercan da, serius, patriotik, belas kasih, dendam, membentak, memelas, takut, merendahk an, menyanjung, khusyuk, kharismatik, kagum, filosofis, mengejek, meremehkan, me nghasut, menghimbau. d. Amanat Amanat, atau pesan, nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah memba ca puisi. amanat ditentukan sendiri oleh pembaca berdasarkan cara pandang pembac a terhadap sesuatu. 2. Struktur Bentuk Puisi Struktur bentuk puisi disebut juga unsur pembangun puisi secara fisik. unsur-uns ur permbangun puisi tersebut sebagai kesatuan struktur. unsur fisik meliputi lar ik, bait, pertautan, diksi, imajinasi, dan irama. a. Larik/baris puisi merupakan kelompok kata yang tidak membentuk kalimat atau alinea. kelompok kata atau kiumpulan kata tersebut membentuk larik atau baris. b. Bait Bait merupakan kumpulan larik atau kumpulan baris. setiap bait terdiri atas dua baris, tiga baris, bahkan delapan baris. Pertautan Pertautan merupakan pertalian antarlarik atau antarbait yang membentuk kesatuan sebuah puisi. pertalian inilah yang membuat puisi tersebut bermakna dan manarik. d.Diksi Kata-kata dalam puisi bersifat konotasi dan puitis. konotasi berarti memliki kem ungkinan makna lebih dari satu. puitis berarti mempunyai efek keindahan dan berb eda-beda dari kiata-kata dalam kehidupan sehari-hari. e. Imajinasi Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat memperjelas apa ya ng dinyatakan oleh penyair. melalui pengimajian apa yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat, didengar, atau dirasa. f. Rima dan Irama Rima disebut juga sajak atau persamaan bunyi. rima adalah pengulangan bunyi dala m puisi untuk menghasilkan efek merdu. Penggunaan rima puisi mendukung perasaan dan suasana hati. bunyi merdu yang umum dalam setiap puisi adalah aliterasi dan asonansi. aliterasi merupakana bunyi merdu yang dihasilkan bunyi konsonan, sedan gkan asonansi merupakan bunyi merdu yang dihasilkan bunyi vokal. PUISI TENTANG HAKIKAT DAN METODE HAKIKAT PUISI ? "Puisi pada hakikatnya adalah satu pernyataan perasaan dan pandangan hidup se orang penyair yang memandang sesuatu peristiwa alam dengan ketajaman perasaannya . Perasaan yang tajam inilah yang menggetar rasa hatinya, yang menimbulkan semac am gerak dalam daya rasanya. Lalu ketajaman tanggapan ini berpadu dengan sikap h idupnya mengalir melalui bahasa, menjadilah ia sebuah puisi, satu pengucapan seo rang penyair." PUISI: DEFINISI DAN UNSUR-UNSURNYA ? Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang ar

tinya berati penciptaan. ? Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan po et dan -poem. ? Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata po et berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. ? Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui im ajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligu s merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang ter sembunyi. Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:6) ? (1) Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang te rindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan dis usun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur denga n unsur lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya. ? (2) Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musika l. Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangk aian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra buny i. ? (3) Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yan g imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden mengem ukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-baur. ? (4) Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manus ia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Misalnya, dengan kiasan, dengan citra-citra, dan disusun secara artistik (misalnya selaras , simetris, pemilihan kata-katanya tepat, dan sebagainya), dan bahasanya penuh p erasaan, serta berirama seperti musik (pergantian bunyi kata-katanya berturu-tur ut secara teratur). ? (5) Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan da n menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat dicintai. Semuan ya merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam. ? Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:7) menyimpulkan bahwa pengertian puisi di atas terdapat garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya. Unsur-unsur itu be rupa emosi, imajinas, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan ka ta, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur. UNSUR-UNSUR PUISI ? (1) Richards (dalam Tarigan, 1986) mengatakan bahwa unsur puisi terdiri dar i (1) hakikat puisi yang melipuiti tema (sense), rasa (feeling), amanat (intenti on), nada (tone), serta (2) metode puisi yang meliputi diksi, imajeri, kata nyat a, majas, ritme, dan rima. ? (2) Waluyo (1987) yang mengatakan bahwa dalam puisi terdapat struktur fisik atau yang disebut pula sebagai struktur kebahasaan dan struktur batin puisi yan g berupa ungkapan batin pengarang. ? (3) Altenberg dan Lewis (dalam Badrun, 1989:6), meskipun tidak menyatakan s ecara jelas tentang unsur-unsur puisi, namun dari outline buku mereka bisa dilih at adanya (1) sifat puisi, (2) bahasa puisi: diksi, imajeri, bahasa kiasan, sara na retorika, (3) bentuk: nilai bunyi, verifikasi, bentuk, dan makna, (4) isi: na rasi, emosi, dan tema. ? (4) Dick Hartoko (dalam Waluyo, 1987:27) menyebut adanya unsur penting dala m puisi, yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur sintaksis puisi . Unsur tematik puisi lebih menunjuk ke arah struktur batin puisi, unsur sintaks is menunjuk ke arah struktur fisik puisi. ? (3) Altenberg dan Lewis (dalam Badrun, 1989:6), meskipun tidak menyatakan s ecara jelas tentang unsur-unsur puisi, namun dari outline buku mereka bisa dilih at adanya (1) sifat puisi, (2) bahasa puisi: diksi, imajeri, bahasa kiasan, sara na retorika, (3) bentuk: nilai bunyi, verifikasi, bentuk, dan makna, (4) isi: na rasi, emosi, dan tema.

? (4) Dick Hartoko (dalam Waluyo, 1987:27) menyebut adanya unsur penting dala m puisi, yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur sintaksis puisi . Unsur tematik puisi lebih menunjuk ke arah struktur batin puisi, unsur sintaks is menunjuk ke arah struktur fisik puisi. ? (5) Meyer menyebutkan unsur puisi meliputi (1) diksi, (2) imajeri, (3) baha sa kiasan, (4) simbol, (5) bunyi, (6) ritme, (7) bentuk (Badrun, 1989:6). ? Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur puisi mel iputi (1) tema, (2) nada, (3) rasa, (4) amanat, (5) diksi, (6) imaji, (7) bahasa figuratif, (8) kata konkret, (9) ritme dan rima. Unsur-unsur puisi ini, menurut pendapat Richards dan Waluyo dapat dipilah menjadi dua struktur, yaitu struktur batin puisi (tema, nada, rasa, dan amanat) dan struktur fisik puisi (diksi, ima jeri, bahasa figuratif, kata konkret, ritme, dan rima). METODE PUISIMETODE PUISI ? Puisi merupakan hasil kepaduan beberapa unsur penyusun yang membuat karya ter sebut disebut puisi. Menurut Waluyo (1991:4) puisi dibangun oleh dua unsur pokok yaitu: struktur fisik yang berupa bahasa, dan struktur batin atau struktur makn a. ? Struktur fisik puisi atau struktur kebahasaan puisi disebut juga metode puisi . Medium pengucapan maksud yang hendak disampaikan penyair adalah bahasa. STRUKTUR FISIK PUISI ? (1) Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang t idak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puis i yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik . Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi. ? (2) Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puis inya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengu ngkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan uruta n kata. Geoffrey (dalam Waluyo, 19987:68-69) menjelaskan bahwa bahasa puisi meng alami 9 (sembilan) aspek penyimpangan, yaitu penyimpangan leksikal, penyimpangan semantis, penyimpangan fonologis, penyimpangan sintaksis, penggunaan dialek, pe nggunaan register (ragam bahasa tertentu oleh kelompok/profesi tertentu), penyim pangan historis (penggunaan kata-kata kuno), dan penyimpangan grafologis (penggu naan kapital hingga titik) ? (3) Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan penga laman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibag i menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan ima ji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-aka n melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair. ? (4) Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memun gkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. M isal kata kongkret salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sed angkan kata kongkret rawa-rawa dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi , kehidupan, dll. ? (5) Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningka tkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figurat if menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau ka ya akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun ma cam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sin ekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, ant iklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks. ? (6) Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah pers amaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencak up (1) onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis p ada puisi Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, pers amaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repet isi bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo, 187:92]), dan (3) pengulangan kata/ung kapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritm a sangat menonjol dalam pembacaan puisi. DIKSI

? Diksi atau pilihan kata adalah pemilihan kata oleh penulis untuk menyatakan m aksud (Keraf dalam Wahyudi 1989: 242). ? Pemilihan kata dilakukan untuk mendapatkan kata yang tepat berdasarkan seleks i bentuk, sinonim, dan rangkaian kata. ? Kata-kata dalam puisi memiliki peranan yang sangat besar. Kekuatan sebuah pui si terletak pada kata-kata yang digunakan. Keberhasilan sebuah puisi pun terleta k pada pilihan kata yang digunakan. Maka dari itu pilihan kata dalam puisi harus benar-benar kata yang mewakili apa yang dirasakan oleh penulisnya agar pembaca dapat merasakan apa yang dirasakan oleh penulis puisi tersebut. PENGIMAJIAN ? Pengimajian atau daya bayang adalah kemampuan menciptakan citra atau bayangan dalam benak pembaca. Dengan daya bayang, puisi tidak hanya digunakan sebagai sa rana memberitahukan apa yang dialami atau dirasakan penulis saja, melainkan juga sebagai alat merasakan apa yang dirasakan, melihat apa yang dilihat, dan menden gar segala sesuatu yang didengar oleh penulis. Daya bayang dapat penulis ciptaka n dengan menempuh beberapa cara yang di antaranya (1) penggunaan kata-kata kias, (2) penggunaan lambang-lambang, dan (3) penggunaan pigura-pigura bahasa, sepert i metafora, metonimia, personifikasi, dan sebagainya. Contoh Daya Bayang dalam Puisi. ? AKU Aku ini binatang jalang Dari kumpulanya terbuang .. Chairil Anwar Penggunaan kata-kata kias dalam puisi Aku terlihat pada Aku ini binatang jalang yang bermaksud pemberontak dan Dari kumpulanya terbuang untuk mengiaskan tidak mau mengiku ti aturan umum . Kata kias yang digunakan memiliki pengaruh yang amat kuat karena di balik kata-kata itu terkandung makna yang jelas yang gampang ditangkap oleh p ancaindra. ? TERATAI Kepada Ki Hajar Dewantara Dalam kebun tanah airku Tumbuh sekuntum bunga teratai; Tersembunyi kembang indah permai. Tak terlihat orang yang lalu. Akarnya tumbuh di hati dunia, .. Sanusi Pane ? Puisi Teratai tersebut adalah contoh penggunaan lambang dalam penulisan puisi. Bunga teratai yang menjadi ibarat dari Ki Hajar Dewantara (Suharianto: 2005). M enurut Jabrohim dkk (2003:36) hal-hal yang berkaitan dengan citra ataupun citraa n disebut pencitraan atau pengimajian. Pengimajian digunakan untuk memberi gamba ran yang jelas, menimbulkan suasana khusus, membuat hidup (lebih hidup) gambaran dalam pikiran dan pengindraan, untuk menarik perhatian, untuk memberikan kesan mental, atau bayangan visual penyair menggunakan gambaran-gambaran angan. ? Pencitraan atau pengimajian dapat dikelompokkan menjadi tujuh macam, yaitu (1 ) citraan penglihatan, yang dihasilkan dengan memberi rangsangan indra penglihat an, yang dihasilkan dengan memberi rangsangan indra penglihatan sehingga hal-hal yang tidak terlihat seolah-olah kelihatan, (2) citraan pendengaran yang dihasil kan dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara atau berupa onomatope dan pe rsajakan yang berturut-turut, (3) citraan penciuman, (4) citraan pencecapan, (5) citraan rabaan, yakni citraan yang berupa rangsangan-rangsangan kepada perasaan atau sentuhan, (6) citraan pikiran/intelektual, yakni citraan yang dihasilkan o leh asosiasi pikiran, (7) citraan gerak, dihasilkan dengan cara menghidupkan dan memvisualkan sesuatu hal yang tidak bergerak menjadi bergerak (Jabrohim dkk 200 3:39). KATA KONKRET

? Menurut Jabrohim dkk (2003:41) kata konkret adalah kata-kata yang digunakan o leh penyair untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca. Sebagai contoh yang diungkapkan oleh J abrohim, untuk melukiskan dunia pengemis yang penuh kemayan, penyair menulis: Hi dup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan/gembira dari kemayaan ruang. Untu k melukiskan kedukaannya, penyair menulis: bulan di atas itu tak ada yang punya/ kotaku hidupnya tak punya tanda. BAHASA FIGURATIF atau KIASAN ? Bahasa figuratif pada dasarnya adalah bentuk penyimpangan dari bahasa normati f, baik dari segi makna maupun rangkaian katanya, dan bertujuan untuk mencapai a rti dan efek tertentu (Jabrohim dkk 2003:42). Pencapaian arti atau efek tertentu tergantung jenis kiasan yang digunakan. Pradopo (dalam Jabrohim dkk 2003:44) me ngelompokkan bahasa figuratif menjadi enam jenis, yaitu simile, metefora, epik-s imile, personifikasi, metonimi, sinekdoks, dan allegori. 1. Simile ? Simile adalah jenis bahasa figuratif yang menyamakan satu hal dengan hal lain yang sesungguhnya tidak sama (Jabrohim dkk 2003:44). Sebagai sarana dalam upaya menyamakan hal yang berlainan tersebut simile menggunakan kata-kata pembanding seperti: bagai, seperti, sebagai, bak, seumpama, laksana, serupa, sepantun, dan sebagain 2. Metafora ? Metafora adalah bentuk bahasa figuratif yang memperbandingkan sesuatu hal den gan hal lainnya yang pada dasarnya tidak serupa (Jabrohim dkk 2003:45). 3. Epik-simile ? Epik simile atau perumpamaan epos ialah pembandingan yang dilanjutkan atau di perpanjang, yaitu dibentuk dengan cara melanjutkan sifat-sifat perbandingan lebi h lanjut dalam kalimat-kalimat atau frase-frase yang berturut-turut (Jabrohim dk k 2003:49). Menurut Baribin (1990:49) simile epik, ialah perumpamaan yang dilanj utkan atau diperpanjang. Contoh: Tidurlah bocah di atas bumi yang tak tidur. 4. Personifikasi ? Menurut Baribin (1990:50) personifikasi ialah mempersamakan benda dengan manu sia, hal ini menyebabkan lukisan menjadi hidup, berperan menjadi lebih jelas, da n memberikan bayangan angan yang konkret. Contoh: awan pun terdiam . 5. Metonimi ? Metonimi adalah pemindahan istilah atau nama suatu hal atau benda ke suatu ha l atau benda lainnya yang mempunyai kaitan rapat (Jabrohim dkk 2003:51). Menurut Alternbornd (dalam Baribin 1990:50) metonimia, ialah penggunaan sebuah atribut dari suatu objek atau penggunaan sesuatu yang sangat dekat berhubungan dengannya untuk menggantikan objek tersebut. Metonimi juga sering disebut dengan bahasa k iasan pengganti nama. Misalnya: senja kian berlalu . Senja artinya maut atau kesusa han. 6. Sinekdoki ? Sinekdoki adalah bahasa figuratif yang menyebutkan suatu bagian penting dari suatu benda atau hal untuk benda atau hal itu sendiri (Jabrohim dkk 2003: 52). M enurut Baribin (1990:50) sinekdoki ada dua macam, yakni (1) pars pro toto, yaitu sebagian untuk keseluruhan; (2) totum pro parte: keseluruhan untuk sebagian. Co ntoh pars pro toto: Tidakkah siapapun lahir kembali di detik begini dan hatimu yang mendengar semesta dunia . Contoh totum pro parte: Sampai engkau bangkit dan seluru h pulau mendengarkan . VERSIFIKASI ATAU RIMA DAN IRAMA ? Bunyi dalam puisi menghasilkan versifikasi atau ritma dan rima. Secara umum r itma dikenal sebagai irama atau wirama, yakni pengertian turun naik, panjang pen dek, keras lembut ucapan bunyi bahasa dengan teratur (Jabrohim dkk 2003: 53). Ri ma adalah istilah lain dari persajakan atau persamaan bunyi, sedangkan irama ser ing juga disebut dengan ritme atau tinggi rendah, panjang pendek, keras lembut, atau cepat dan lambatnya kata atau baris-baris suatu puisi bila puisi tersebut d ibaca. Rima dan irama ini memiliki peran yang sangat penting karena keduanya san gat berkaitan dengan nada dan suasana puisi (Suharianto 2005: 45-49). CONTOH PENGGUNAAN RIMA DAN IRAMA DALAM PUISI: ? MINANG

Inilah tanah, di mana Sabai dilahirkan Di mana Malin, si Durhaka, menerima kutukan di mana kaba ialah sebagian dari kehidupan dan beragam pantun mengalun dalam kesunyian Sepi di sini sepi batu dan sepi gunung Sepi hutan-hutan hijau melingkung padang-padang lalang sejauh mata merenung di atasnya mengambang rawan suara lesung . (Hartoyo Andang jaya) ? Dari contoh puisi tersebut terlihat bagaimana rima dan irama merupakan unsur yang sangat berperan dalam menghidupkan suatu puisi. Dengan rima dan irama yang terdapat dalam puisi tersebut, nada dan suasana yang hendak digambarkan penyair menjadi lebih nyata dan lebih mudah dibayangkan oleh pembacanya. Rima dibedakan atas tiga macam: ? 1. Berdasarkan bunyinya, terbagi atas asonansi (rima karena persamaan vokal) dan aliterasi (rima karena persamaan konsonan), ? 2. Berdasarkan letak dalam kata, rima terbagi atas rima mutlak (seluruh vokal dan konsonan sama), rima sempurna (salah satu suku katanya sama), dan rima tak sempurna (bila dalam salah satu suku kata hanya vokal atau konsonan saja yang sa ma), ? 3. Berdasarkan letaknya dalam baris, rima terbagi atas rima awal (terdapat pa da awal baris), rima tengah, rima horisontal (terdapat pada baris yang sama), da n rima vertikal (terdapat pada baris yang berlainan). TIPOGRAFI ? Tipografi adalah cara penulisan suatu puisi sehingga menampilkan bentuk-bentu k tertentu yang dapat diamati secara visual (Aminuddin 2002: 146). Tipografi mer upakan bentuk fisik atau penyusunan baris-baris dalam puisi. Peranan tipografi dalam puisi adalah untuk menampilkan aspek artistik visual dan untuk menciptakan nuansa makna tertentu. Selain itu, tipografi juga berperan un tuk menunjukan adanya loncatan gagasan serta memperjelas adanya satuan-satuan ma kna tertentu yang ingin dikemukakan penyair. STRUKTUR BATIN PUISI ? (1) Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hu bungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, bari s, bait, maupun makna keseluruhan. ? (2) Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang te rdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar be lakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiol ogis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kat a-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh lata r belakang sosiologis dan psikologisnya. ? (3) Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubu ngan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui , mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan ma salah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rend ah pembaca, dll. ? (4) Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang me ndorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya. TEMA ? Tema adalah sesuatu yang menjadi pikiran pengarang (Jabrohim dkk 2003:65). Me nurut Waluyo (2003:17) tema adalah gagasan pokok (subject-matter) yang dikemukak an penyair melalui puisinya. Semua karya terkhusus karya sastra pasti memiliki t ema yang merupakan pokok permasalahan yang diangkat dalam menulis karya sastra i

tu. PERASAAN (Feeling) ? Feeling adalah sikap penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkannya (Amin uddin 2002:150). Sikap tersebut adalah sikap yang ditampilkan dari perasaan peny air, misalnya sikap simpati, antipati, senang, tidak senang, rasa benci, rindu, dan sebagainya. NADA DAN SUASANA ? Sikap penyair kepada pembaca disebut nada puisi, sedangkan keadaan jiwa pemba ca setelah membaca puisi atau akibat yang ditimbulkan puisi terhadap perasaan pe mbaca disebut suasana. Nada mengungkapkan sikap penyair, dari sikap itu tercipta lah suasana puisi. Ada puisi yang bernada sinis, protes, menggurui, memberontak, main-main, serius (sungguh-sungguh), patriotik, belas kasih (memelas), mencemoo h, kharismatik, filosofis, khusyuk, dan sebagainya (Waluyo 2009:37). AMANAT ? Amanat atau tujuan adalah hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisin ya. Amanat dapat ditemukan setelah mengetahui tema, perasaan, nada, dan suasana puisi. Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair mungkin secara sadar berada d alam pikiran penyair, namun lebih banyak penyair tidak sadar akan amanat yang di berikan (Jabrohim dkk 2003:67). Sedangkan menurut Waluyo (2003:40) amanat, pesan atau nasehat merupakan kesan ya ng ditangkap pembaca setelah membaca puisi. Cara pembaca menyimpulkan amanat pui si sangat berkaitan dengan pandangan pembaca terhadap suatu hal. Amanat berbeda dengan tema. Dalam puisi, tema berkaitan dengan arti, sedangkan a manat berkaitan dengan makna karya sastra (Jabrohim dkk 2003:67). Arti dalam pui si bersifat lugas, objektif dan khusus, sedangkan makna puisi bersifat kias, obj ektif, dan umum.

You might also like