You are on page 1of 49

BAB I PENDAHULUAN I.

1 LATAR BELAKANG MASALAH Predikat terhadap mahasiswa sebagai agent of change, dan pembela

rakyat kecil masih selalu melekat dalam masyarakat. Sosok elit intelektual yang banyak memunculkan ide kreatif atas berbagai masalah sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya selalu diharapkan kepeduliannya oleh berbagai

komponen. Untuk itu mahasiswa jangan hanya mementingkan dirinya sendiri. "Aktif dalam organisasi adalah sebagai wujud kepedulian mahasiswa akan lingkungannya. Mahasiswa yang hanya sibuk kuliah cenderung individualis dan kurang merespon fenomena sekitar. Saat ini masih banyak mahasiswa yang hanya kuliah dan pulang. Herannya, mereka yang hanya kuliah dan pulang, tidak punya aktivitas organisasi,prestasi akademiknya cenderung rendah. Aktivis memiliki konsep diri yang lebih tinggi dalam hal prestasi akademis dibanding nonaktivis.(Komariah,2003). Ada banyak alasan mengapa mahasiswa sekarang enggan untuk terjun dalam dunia aktivis. Salah satu hal yang paling kuat mempengaruhi keadaan itu adalah stereotyping buruk terhadap kegiatan organisasi. Setidaknya ada dua stereotyping utama yang dilekatkan pada para aktivis organisasi. Pertama, aktif organisasi membuat nilai kuliah buruk dan kesulitan untuk menyelesaikan studi, jika pun selesai tentunya memakan waktu yang sangat lama. Stereotyping demikian bisa dikatagorikan sebagai Falacy of Dramatic Instance
[1],

dimana terdapat kecenderungan untuk over-generalisation

terhadap satu dua peristiwa kemudian menarik kesimpulan umum. Kedua, aktivis
1

merupakan sekelompok orang yang anarki dan suka membuat keributan. Anasir demikian seolah digambarkan ketika mahasiswa berdemonstrasi, melakukan deklarasi tuntutan, dan bahkan bentrok dengan polisi tetaplah mahasiswa yang dianggap anarkhi. Kenyataan demikian jelas sangat salah dipahami oleh sebagian besar orang. Mereka hanya melihat dari sampul luarnya saja, bukan dari substansi apa yang dibawa. Semua stereotyping demikian jelas sangat tidak produktif bagi perkembangan intelektualitas mahasiswa, apalagi jika kita mengasumsikan mahasiswa sebagai agen perubahan. Ada 80% kesuksesan di dunia kerja dan usaha ditentukan oleh faktor non akademik. Berarti prestasi akademik hanya berkontribusi untuk kesuksesan kita diduniakerjasebesar20%.(Nedi,2007) Istilah "Nilai akademis baik (IP diatas 3,00) tak selalu berarti kualitas baik" tersebut cukup ekstrim, khususnya bagi mahasiswa

organisatoris.Apabila masalah tersebut dimunculkan tidaklah mustahil akan terjadi pro dan kontra pendapat. Indeks prestasi merupakan tolak ukur untuk menilai potensi akademik. Banyak hal yang dapat mempengaruhi nilai indeks prestasi mahasiswa. Salah satunya asumsi bahwa aktif di kegiatan organisasi mempengruhi nilai indeks prestasi. Untuk itu peneliti melakukan penelitian mengenai pengaruh keaktifan berlembaga tterhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa.

I.2 RUMUSAN MASALAH Bagaimana pengaruh keaktifan berlembaga terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa angkatan 2008 di fakultas kedokteran universitas hasanuddin?

I.3 TUJUAN PENELITIAN I.3.1 Tujuan Umum Mengetahui secara kualitatif bagaimana pengaruh keaktifan berlembaga terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa angkatan 2008 di fakultas kedokteran universitas hasanuddin I.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran indeks prestasi kumulatif mahasiswa

angkatan 2008 yang aktif berorganisasi


2. Untuk mengetahui secara kualitatif apakah keaktifan berorganisasi

memiliki pengaruh terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa angkatan 2008 fakultas kedokteran universitas hasanuddin

I.4 MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan : 1. Bagi peneliti, yaitu untuk menambah pengetahuan dan

memperkaya khasanah ilmu pengetahuan bagi peneliti mengenai hal-hal yang berhubungan dengan sumber daya manusia dan akuntansi keperilakuan

2.

Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan studi perbandingan untuk penelitian selanjutnya

3. Bagi pihak akademis, yaitu untuk menambah referensi informasi dan

wawasan mengenai keaktifan berlembaga di fakultas kedokteran universitas hasanuddin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Umum tentang Organisasi.

Manusia adalah makhluk organisasi. Oleh karena itu, begitu ia dilahirkan ke dunia, ia menjadi anggota organisasi genitis yang disebut anggota organisasi keluarga. Bahkan organisasi itu sudah ada sebelum kita dilahirkan karena kelahiran kita juga akibat dari organisasi perkawinan. Di samping itu begitu manusia lahir ia juga langsung menjadi anggota rukun tetangga, rukun warga, kelurahan, kecamatan, kabupaten,propinsi, dan warga negara Indonesia bahkan menjadi warga dunia. Organisasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan dan penghidupan manusia. Setiap hari manusia berhubungan dengan

organisasinya. Walaupun pengalaman berorganisasi itu ada yang menyenangkan dan menjengkelkan. Ada yang positif dan ada pula yang negatif, tetapi manusia tetap saja memerlukan organisasi. Adanya pertentangan ini sebagai konsekuensi bahwa manusia pada hakikatnya tidak sama atau penuh dengan perbedaan. Organisasi berasal dari bahasa Latin, organum yang berarti alat, bagian,anggota badan. Berikut beberapa definisi organisasi : 1. Organisasi menurut Weber (1968) dalam Stoner & Freeman (1995) adalah struktur birokrasi.

2. Organisasi menurut pendapat Wendrich, et al.(1988)adalah proses mendesaimn kegiatan-kegiatan dalam struktur organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 3. Sutarto (1995) mendefinisikan organisasi adalah sekumpulan orang,proses pembagian kerja, dan sistem kerja sama atau sistem sosial.
4. Jones (1995) mendefinisikan organisasi sebagai respon terhadap makna nilai-

nilai kreatif ubntuk memuaskan kebutuhan manusia. 5. Organisasi menurut Griffin & Morhead (1996) ialah sekelompok orang yang bekrja sama untuk mencapai tujuan organisasi. 6. Organisasi menurut Barnard (anonim,2000) adalah suatu sistem aktivitas yang dikoordinasikan secara sadar oleh dua orang atau lebih. Berdasarkan berbagai pendapat di atas,maka dapat disimpulkan bahwa yang disebut sebagai organisasi adalah proses kerja sama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Jadi dalam organisasi terkandung tiga unsur, yaitu (1),kerja sama,(2) dua orang atau lebih, (3) tujuan yang hendak dicapai.

B. Tinjauan umum Tentang Lembaga Kemahasiswaan Salah satu tujuan dari proses belajar mengajar adalah adanya perubahan tingkah laku baik aspek pengetahuan (kognitif), aspek sikap (afektif), maupun aspek psikomotorik. Salah satu perubahan aspek kognitif mahasiswa dapat dilihat

dari indeks prestasi yang diperoleh. Indeks prestasi dijadikan sebagai tolok ukur penguasaan akademik mahasiswa. Semakin baik penguasaan akademik mahasiswa maka prestasi yang diperoleh pun akan baik pula. Pencapaian prestasi akademik mahasiswa dipengaruhi oleh faktor baik faktor dari dalam diri mahasiswa (faktor internal) maupun faktor dari luar diri mahasiswa (faktor eksternal). Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi individu dalam belajar yang berasal dari diri individu itu sendiri seperti kesehatan, minat, motivasi. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi individu dalam belajar yang berasal dari luar diri individu yaitu lingkungan keluarga, lingkungan kampus, lingkungan masyarakat. Ditentukan faktor-faktor diatas dalam penelitian ini karena faktor tersebut dinilai sangat dominan pengaruhnya terhadap prestasi belajar mahasiswa. Dalam belajar, satu faktor tidak dapat berpengaruh secara mutlak terhadap prestasi belajar. Perguruan tinggi memiliki peran sentral dalam peningkatan daya saing bangsa. Penyelenggaraan sistem di Perguruan Tinggi diharapkan menjadi wahana untuk mengubah pola pikir, pola sikap, dan pola tindak masyarakat dalam menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan demokratis. Profil lulusan perguruan tinggi diharapkan memiliki kompetensi yang memadai sesuai tuntutan masyarakat luas. Hal ini ditegaskan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Satrio Soemantri Brodjonegoro bahwa:
Persaingan dalam dunia kerja juga semakin ketat, dan daya serap lulusan Perguruan Tinggi masih rendah dalam dunia kerja yang disebabkan oleh terbatasnya lapangan kerja dan tuntutan dari pengguna (users) yang semakin lama semakin tinggi, serta soft skills yang dimiliki

lulusan masih rendah. Umumnya para pengguna jasa (stakeholders) menginginkan pekerjanya selain memiliki kemampuan kognitif (IPK yang tinggi) juga memiliki soft skills yang dibutuhkan, seperti motivasi yang tinggi, kemampuan beradaptasi dengan perubahan, kompetensi interpersonal, dan orientasi nilai yang menunjukkan kinerja yang efektif. Dengan kata lain, kemampuan kognitif (hard Skills) saja tidak cukup memadai untuk menjawab kebutuhan pengguna jasa maupun pengembangan kewirausahaan (interpreuneurship), namun perlu diimbangi dengan soft skills yang tinggi agar dapat terbentuk kemampuan yang terintegrasi dan mempunyai kompetensi yang dibutuhkan oleh pengguna....3

Berdasarkan pandangan di atas, Perguruan Tinggi (PT) mempunyai peranan yang sangat strategis dalam menghasilkan lulusan yang mampu merespon kebutuhan dan tuntutan dunia kerja, serta menjadikan lulusannya sebagai manusia pembelajar yang memiliki jiwa inovasi, dan sikap mental kewirausahaan. Untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi tersebut, PT perlu melakukan Program Pengembangan Kemahasiswaan melalui (1) penalaran dan keilmuan, (2) pembinaan bakat dan minat, (3) peningkatan kesejahteraan, dan (4) pembentukan sosial respons. Masalah organisasi adalah masalah kemauan dan bukanlah kemampuan karena kemampuan bisa dilatih seiring dengan waktu. Banyak mahasiswa yang lebih mengutamakan prestasi akademiknya dibandingkan dengan keaktifan dalam beroganisasi ini tidaklah salah, meskipun kurang tepat. Karena, pada kenyataanya kita akan selalu membutuhkan orang lain untuk merubah dunia. Kita kelak- akan menghadapi masyarakat yang merupakan sebuah lingkup organisasi yang lebih besar.

Sering

juga

mahasiswa

mengonotasikan

mahasiswa

yang

aktif

berorganisasi sebagai mahasiswa yang males kuliah atau memiliki nilai akademik yang berada di bawah standar. Mereka sering memandang bahwa aktif berorganisasi dan prestasi akademik adalah dua hal yang terpisah. Padahal hal tersebut tidaklah serta merta benar. Jika kita bisa memilih keduanya ( nilai akademik dan organisasi ) kenapa tidak? Itu hanyalah masalah manajemen waktu. Secara khusus, kompetensi yang perlu dimiliki oleh mahasiswa dalam menghadapi era globalisasi dikelompokkan menjadi kemahiran berat, ringan, dan kompetitif. Kemahiran berat difokuskan pada penguasaan mahasiswa terhadap disiplin ilmu yang ditekuninya; kemahiran ringan berkaitan dengan kemampuan kreativitas, inovasi, penguasaan berbagai bahasa, komunikasi dan analisis; dan kemampuan kompetitif berkaitan dengan mendapatkan keputusan kerja, ketelitian dan bekerja sama dalam tim
C. Tinjauan Umum tentang Indeks Prestasi

Prestasi

belajar

adalah

hasil

usaha

dari semua

kegiatan

yang

dilakukan mahasiswa, baik dari belajar, pengalaman dan latihan dari sesuatu kegiatan. Untuk mengetahui hasil dari belajar ini dibuat suatu alat pengukur atau tes prestasi (achievement test). Hasil pengukuran melalui tes hasil belajar dapat dinyatakan dalam bentuk nilai yang bersifat kuantitatif dalam angka 0 - 4 atau A, B, C, D, E. Tingkatan nilai test ini diatur menurut rangking dan diformulasikan dalam bentuk Indeks Prestasi (IP). Indeks Prestasi (IP) yaitu Indeks Prestasi yang dihitung pada setiap

akhir semester yang digunakan sebagai dasar untuk mengetahui keberhasilan belajar dari semua mata kuliah yang diikuti pada semester yang

bersangkutan. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yaitu indeks prestasi yang dihitung pada akhir suatu program pendidikan lengkap atau pada akhir semester kedua dan seterusnya untuk seluruh mata kuliah yang diambilnya, yang dinyatakan dengan rentangan angka 0,00 - 4,00. Berdasarkan Hasanuddin : Pasal 30 PEMBERIAN NILAI HASIL BELAJAR (1). Penilaian hasil belajar program diploma dan sarjana dinyatakan dengan huruf A, B, C, D, dan E yang masing-masing melalui nilai konversi bilangan 4, 3, 2, 1, dan 0. (2). Penilaian hasil belajar program magister dan doktor dinyatakan dengan huruf A, A minus, B, B minus, C, dan E yang masing-masing melalui nilai konversi bilangan 4,0; 3,5; 3,0; 2,5; 2,0; dan 0. (3). Nilai A, B, C, dan D adalah nilai lulus, sedangkan nilai E adalah nilai tidak lulus. (4). Nilai lulus tidak dapat diulang pada semester-semester berikutnya kecuali dalam hal-hal berikut ini: a. Nilai D pada program diploma dan sarjana; b.Nilai C pada program diploma dan sarjana dengan ketentuan: buku pedoman tentang peraturan akademik Universitas

10

(i) Telah melulusi sekurang-kurangnya 84 sks untuk program diploma III dan 110 sks untuk program sarjana, dengan IPK < 3,00; (ii) Matakuliah yang disajikan pada semester pendek; (iii) Hanya diulang satu kali; c. Perolehan nilai akhir yang diperhitungkan dalam transkip nilai, selama batas waktu studi yang diperkenankan belum dilampaui. (5) Selain nilai A sampai dengan E digunakan pula nilai K (kosong) dan nilai T (tunda). (6) Nilai K adalah nilai yang diberikan kepada mahasiswa yang mengundurkan dekan/direktur. (7) Nilai T adalah nilai yang ditunda karena belum semua tugas akademik diselesaikan oleh mahasiswa pada waktunya. 8) Batas waktu berlakunya nilai T adalah 1 bulan terhitung mulai tanggal ujian akhir semester matakuliah yang bersangkutan. Apabila mahasiswa tidak menyelesaikan tugasnya dalam waktu tersebut, maka nilai T diubah secara otomatis menjadi nilai E oleh Biro Akademik. (9) Penilaian hasil evaluasi dilakukan oleh dosen pengasuh matakuliah. (10) Nilai hasil belajar pada akhir semester adalah gabungan nilai dari semua bentuk ujian selama semester berjalan. (11) Pembobotan masing-masing bentuk ujian untuk memperoleh nilai kumulatif di akhir semester dan nilai lulus diserahkan kepada masingmasing dosen.
11

diri

secara

sah

dan

tertulis

atas

persetujuan

(12) Nilai hasil belajar mahasiswa dicantumkan pada kartu hasil studi (KHS).

Pasal 31 INDEKS PRESTASI (1) Keberhasilan studi mahasiswa program diploma dan sarjana dinyatakan dengan indeks prestasi (IP) yang dihitung melalui konversi nilai bilangan, seperti yang tercantum pada pasal 30 ayat 1 dari peraturan akademik ini. (2) Keberhasilan studi program magister dan doktor dinyatakan dengan IP yang dihitung melalui konversi nilai bilangan, seperti yang tercantum pada pasal 30 ayat 2 peraturan akademik ini. (3) Indeks prestasi semester (IPS) dihitung dari nilai ujian dan bobot kredit setiap matakuliah yang tercantum dalam KRS dengan rumus sebagai berikut : IPS = (N x K) K IPS = K = Besarnya bobot kredit matakuliah N = Nilai huruf setelah dikonversi ke bentuk bilangan KKN ) ( (4) Indeks prestasi kumulatif (IPK) dihitung dari semua nilai matakuliah dari semua semester yang sudah diikuti oleh mahasiswa dengan

menggunakan rumus seperti yang tersebut pada ayat (3) di atas, dengan catatan bahwa tiap matakuliah hanya mempunyai 1 nilai. (5) Dalam perhitungan IPS dan IPK nilai K dan nilai T tidak diikutkan.

12

(6) Baik IPS maupun IPK dicantumkan pada KHS.

Sebuah penelitian dari National Association of College and Employee (NACE) (2002) menempatkan indeks prestasi kumulatif (IPK) di perguruan tinggi (PT) pada urutan ke-17. IPK kalah oleh kemampuan komputer, kemampuan organisasi, kepemimpinan, kepercayaan diri, ramah sopan, dan bijaksana.(Jelpa,2007) Prestasi akademik adalah sesuatu yang pada umumnya diidam-idamkan oleh para pelajar dan mahasiswa. Persepsi prestasi akademik adalah pandangan seseorang mengenai hasil terbaik yang sudah tercapai setiap mahasiswa atau siswa.(W.Mahbub,2001)

13

BAB III KERANGKA KONSEP 3.1 RASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN Berdasarkan tinjauan kepustakaan dan tujuan penelitian, maka dapat dikemukakan bagaimana pengaruh keaktifan berlembaga terhadap IPK

mahasiswa. Akhirnya dipilih variabel untuk diteliti yaitu keaktifan berlembaga dan Indeks Prestasi Kumulatif 3.2 KERANGKA KONSEP
Keaktifan berorganisasi

Indeks Prestasi Kumulatif

3.3 DEFINISI OPERASIONAL A. Keaktifan berorganisasi

Tercatat sebagai pengurus organisasi yang bersangkutan serta aktif ikut berperan serta menjalankan kegiatan organisasi B. Indeks Prestasi Kumulatif

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yaitu indeks prestasi yang dihitung pada akhir suatu program pendidikan lengkap atau pada akhir semester pertama dan seterusnya untuk seluruh mata kuliah yang diambilnya, yang dinyatakan dengan rentangan angka 0,00 - 4,00

14

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 JENIS PENELITIAN Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kualitatif

4.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN


a. b.

Lokasi : Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Waktu 19 Juli 2012 26 Juli 2012

4.3 POPULASI DAN SAMPEL 1. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah pengurus lembaga yang berasal dari mahasiswa angkatan 2008 pada Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2. Sampel Sampel pada penelitian ini dalah pengurus lembaga yang aktif yang berasal dari mahasiswa angkatan 2008 pada Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin,dimana pengambilan sampel berdasarkan cluster sampling.

4.4 PENGUMPULAN DATA Data primer akan didapatkan dari wawancara terhadap pengurus lembaga yang aktif yang berasal dari mahasiswa angkatan 2008 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

15

Data sekunder akan didapatkan dari Kartu Hasil Studi responden dan arsip masing-masing organisasi Fakultas Kedokteran Uiversitas Hasanuddin.

4.5 PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN DATA Data yang diperoleh, selanjutnya diolah secara manual dengan analisis data-data yang didapat dan disajikan dalam bentuk tabel dan naskah.

16

BAB V GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Fakultas Kedoteran Universitas Hasanuddin dibuka pada tanggal 27 Januari 1956 dengan 26 bagian, yakni : Histori, Anatomi, Ilmu Faal , biokimia, Farmologi, Parasitologi, Kedotekran Kehakiman, Patologi Klinik, Patologi Anatomi, Mikrobiologi, Ilmu Bedah Orthopedi, dan Traumatologi, Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Penyakit Kulit- Kelamin, Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Bedah, Kardiologi, Ilmu Penyakit Mata, Obstetri-Ginekologi, Penyakit THT, Radiologi, Ilmu Penyakit Saraf, Anestesiologi, Kedokteran Jiwa, Ilmu Gizi, Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Masyrakat. Jumlah Alumni sampai sekarang adalah 3.914 orang. Visi Pada tahun 2010 , Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin menjadi salah satu dari lima terbaik Fakultas Kedokteran di Indonesia, satu dari dua puluh terbaik Fakultas Kedokteran di Asia, dan satu dari seratus terbaik Fakultas Kedokteran di dunia. Misi 1. Mendirikan mahasiswa untuk menjadi dokter, dokter spesialis dan

ners yang mempunyai kompetensi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pendidikan, riset dan kepemimipinan. 2. Menjadi unggulan dalam mengembangkan IPTEK melaui kegiatan

17

riset biomedik, klinik dan kesehatan masyarakat.


3.

Memanfaatkan kemajuan IPTEK kedokteran untuk meningkatkan

mutu pelayanan kesehatan.

Sarana dan Fasilitas Kompleks Fakultas Kedokteran yang terletak di bagian utara kampus UNHAS dibentuk oleh dua blok bangunan bertingkat, sebuah laboratorium terpadu, sebuah teater kuliah dan Ruang Santai yang dibangun mengitari sebuah taman dan lapangan olahraga. Gedung I, Lantai I: Bagian Biokimia, Bagian Patologi Klinik, Bagian Parasitologi, Bagian Mikrobiologi Lantai II: Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Parasitologi Lantai III: Laboratorium Biokimia, Laboratorium Patologi Klinik. Gedung II, Laboratorium Terpadu (23) dan Lantai dasar (7) Lantai I : terdiri atas 5 ruang laboratorium untuk kegiatan praktikum mahasiswa yang digunakan bersama oleh bagian Mikrobiologi, Parasitologi, Gizi, Histologi dan Patologi Kimia, dan satu ruangan kuliah dilantai 2. Lantai II : terdiri atas 10 ruang Lab. Skill, PBL yang dilengkapi AC Gedung III , Lantai I : Kantor Dekan, Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II, Pembantu Dekan III dan Bagian Patologi Anatomi, Bagian Anatomi, Laboratorium Anatomi, Ruang tunggu Dosen, Medika FK UH. Lantai II : Kantor Bag. Tata Usaha, Kantor PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis), Bagian Farmakologi, Bagian Fisiologi, Bagian Gizi, Ruang Kuliah (RPA) berkapasitas 250 mahasiswa dengan dilengkapi dengan AC, Ruang Senat Mahasiswa yang
18

dilengkapi dengan peralatan kantor berupa komputer, lemari, meja, kursi dan televisi. Lantai III : Ruang kuliah GME / Medical Tele Seminar kapasitas 80 mahasiswa dilengkapi dengan AC, Ruang Perpustakaan Fakultas, Ruang Kuliah Fisiologi (RKF) berbentuk semi theater dengan kapasitas 300 mahasiswa dan dilengkapi AC, Laboratorium Fisiologi kapasitas 80 mahasiswa, Ruangan Maperwa, Ruangan penelitian Biomedis, Reproduksi Manusia, Production House & Suara Medika, Kantin Fakultas Kedokteran dan Ruang Tutorial. Lantai IV : Laboratorium penelitian terpadu, Laboratorium Farmakologi, Ruangan kegiatan ekstra kurikuler mahasiswa (Sarana alat musik), Kantor Prog. Pendidikan Ners, Ruang Kuliah, Lab Skill dan Ruang Bimbingan & Konseling FK UH. Gedung IV : Teater Kuliah (LT V), ruangan kuliah berbentuk teater dengan kapasitas tampungan 250 mahasiswa, dilengkapi dengan alat pendingin ruangan serta layar lebar untuk presentasi kuliah. Gedung V Student Centre Lantai I : Kafetaria, Market Mini Lantai II : Mushollah, Kantor BEM, TBM, Ruang Rapat BEM, Ruang Maperwa Lantai III : Perpustakaan Fakultas, Lab. Komputer

No 1

Nama Lab. Terpadu

Ruangan Kapasitas 5 200 orang

Keterangan Digunakan oleh bagian Histologi, Mikrobiologi, Parasitologi PA, CP,

2 3

Lab, biokimia Lab. Anatomi

1 1

150 orang 80 orang

Jumlah cadaver 40

19

4 5 6

Lab. Farmakologi 1 Lab. Fisiologi 1 Lab. Keterampilan 9 klinik

90 orang 80 orang 90 orang

Perpustakaan 1. Ruang Baca Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin : Koleksi yang dimiliki meliputi kurang lebih 4000 judul buku dan 150 jenis jurnal ilmiah kedokteran 2. Kamar Baca di masing-masing Bagian : Koleksi pada masing-masing bagian berkisar 200-500 judul buku, dan 15-30 jurnal ilmiah kedokteran

5.2 Gambaran Umum tentang Lembaga Kemahasiswaan I. Badan Eksekutif Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (BEM FK Unhas) merupakan wadah organisasi resmi yang membawahi seluruh warga dari Keluarga Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (KEMA FK Unhas). Berbicara mengenai BEM FK Unhas, tentunya tidak bisa terlepas dari KEMA FK Unhas ini sendiri. KEMA FK Unhas berdiri sejak tanggal 25 April 1993. Terdiri dari sekitar 1500-an mahasiswa setiap tahunnya, baik dari mahasiswa klinik maupun pre-klinik. Memiliki 3 badan khusus dengan spesialisasi bidangnya masing-masing, yaitu Tim Bantuan Medis (TBM) Calcaneus untuk bidang kemanusiaan, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Sinovia untuk bidang jurnalistik, Medical Youth Research Club (MYRC) untuk bidang penelitian, serta 7 ekstrakurikuler, yaitu Persatuan Bulutangkis (PB) Medik, Paduan Suara (Plica Vocalis), Roentgen Photography, Medical English

20

Conversation Society (MECS). BEM FK Unhas merupakan lembaga eksekutif dalam KEMA FK Unhas, sedangkan Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) FK Unhas sebagai perwakilan seluruh warga KEMA FK Unhas melakukan fungsi legislatif dan sebagian fungsi yudikatif. Sebagian fungsi yudikatif yang lainnya berada pada majelis tertinggi dalam KEMA FK Unhas, yaitu Muktamar KEMA FK Unhas yang diadakan setiap tahun. Badan Eksekutif Mahasiswa memiliki struktur sama seperti organisasi pada umumnya, dengan bidang-bidang yang berfungsi menjalankan visi misi dari ketua umum setiap tahunnya. Ketua Umum BEM FK Unhas tahun kepengurusan 2010/2011 adalah Sultan Hasanuddin dengan dibantu oleh Ammar Abdulrahman Hasyim sebagai Sekretaris Umum dan Dara Nur Ilmi sebagai Bendahara Umum. Sultan Hasanuddin terpilih sebagai ketua umum setelah melalui PEMILU KEMA FK Unhas yang memang diadakan setiap tahunnya untuk memilih Ketua BEM FK Unhas. Adapun visi dari Sultan, panggilan akrabnya, adalah Penguatan Kader Menuju Pengembangan Kapasitas Lembaga. Visi tersebut kemudian dijabarkan dalam bentuk misi, yaitu pembuatan sistem operasional pengkaderan,

menciptakan susana lembaga yang kondusif, mengoptimalkan potensi warga KEMA dalam peningkatan kinerja lembaga, dan membina hubungan harmonis dengan seluruh stakeholder. Bagian BEM FK Unhas yang menjalankan program kerja berdasarkan visi misi tersebut dibagi menjadi 4 bidang dan 2 biro. Bidang I, bidang Pendidikan dan Psikoakademika adalah bidang yang menangani pendidikan dan advokasi pendidikan bagi seluruh warga KEMA FK Unhas. Bidang II, Kemahasiswaan dan Pengembangan Sumber Daya Anggota adalah

21

bidang yang menangani pengkaderan anggota, mewadahi kerohanian anggota, dan mengatur pemberdayaan dan pengembangan anggota KEMA FK Unhas. Bidang III, Hubungan Luar dan Sosial Kemasyarakatan adalah bidang yang

menghubungkan BEM FK Unhas dengan organisasi eksternal fakultas dan organisasi lainnya, mewadahi pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat, serta melakukan kajian strategis serta advokasinya. Bidang IV, Pengembangan Minat dan Bakat mewadahi kreativitas dan minat serta bakat para anggota dalam bidang musik dan olahraga, dan membantu mengembangkan serta menyalurkannya minat dan bakat tersebut dengan optimal dalam rangka meningkatkan kapasitas dari BEM FK Unhas. Selain 4 bidang, ada 2 biro, yaitu Biro Kesekretariatan yang menangani urusan administrasi dan internal BEM FK Unhas serta Biro Dana dan Usaha yang mengumpulkan pendanaan untuk memenuhi kebutuhan organisasi.

II. BPM III. Tim Bantuan Medis Calcaneus FK Unhas VISI Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Indonesia dengan

mengutamakan bidang kegawatdaruratan medis MISI Mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi Mengembangkan minat bakat dan kemampuan di bidang

1. 2.

kegawatdaruratan medis bagi anggota-anggotanya

22

3.

Sebagai bantuan medis bagi insan akademik dan masyarakat

KEPENGURUSAN Kepengurusan TBM Calcaneus terdiri atas ketua, sekretaris umum, dan bendahara. Selain itu dalam menunjang jalannya kegiatan organisasi TBM Calcaneus terdiri atas 4 divisi dan 2 biro. Berikut ini penjelasan kegiatan yang dilaksanakan oleh Divisi dan Biro TBM Calcaneus. 1. Divisi Pendidikan dan Latihan Divisi ini melaksanakan pendidikan dan pelatihan dalam upaya perekrutan dan pengembangan pengetahuan serta keterampilan anggota. Selain itu, divisi ini melakukan pendidikan dan pelatihan di bidang kegawatdaruratan bagi masyarakat sebagai upaya penyebarluasan pengetahuan dan

keterampilan kegawatdaruratan. 2. Divisi Operasional Bantuan Medis Divisi ini mengatur pelaksanaan program sosial kemanusiaan yang merupakan rutinitas organisasi. Mengelola permintaan dari organisasi atau institusi lain yang memerlukan bantuan tenaga medis. Serta bekerjasama dengan institusi terkait dalam penanggulangan bencana dan keadaan darurat medis lainnya.

23

3. Divisi Logistik Divisi ini mengatur pengadaan dan penggunaan fasilitas organisasi dalam menunjang kegiatan operasional bantuan medis dan pelaksanaan program pendidikan dan latihan seperti obat-obatan,peralatan medis, dan perlatan outdoor. Divisi ini juga menjadi media yang menjaga rasa kepecintaalaman anggota TBM Calcaneus dengan mengadakan kegiatan kepecintaalaman. 4. Divisi Hubungan Luar Divisi ini bertugas menjalin hubungan kerjasama dengan pihak luar organisasi baik ruang lingkup civitas akademika Universitas

Hasanuddin,unit-unit emergency, institusi / instansi pemerintah atau swasta, dan mensosialisasikan organisasi ke masyarakat luas. 5. Biro Kesekretariatan Tugas utama Biro ini adalah pengelolaan arsip dan persuratan serta dokumen organisasi di samping pemeliharaan pembenahan sekretariat dan fasilitasnya untuk menciptakan suasana kondusif guna kelancaran kegiatan organisasi. 6. Biro Dana dan Usaha Tugas utama Biro ini adalah menjalankan berbagai usaha sebagai sumber pendanaan organisasi untuk menunjang kelangsungan dan kelancaran organisasi

24

KURIKULUM Kurikulum pendidikan di TBM Calcaneus merupakan kurikulum yang berjenjang dan berkesinambungan. Sebelum menjadi anggota, calon anggota wajib mengikuti pendidikan dasar. Output dari pendidikan dasar adalah anggota yang siap diturunkan pada setiap tim medis dan kepanitiaan. Setelah melewati pendidikan dasar, anggota mengikuti pendidikan lanjutan yang akan

menghasilkan anggota yang siap diturunkan sebagai koordinator tim, instruktur dan pemateri. Namun sepanjang kepengurusan tetap diadakan berbagai pendidikan yang bertujuan untuk menjaga kualitas anggota. Berikut ini penjelasan kurikulum pendidikan TBM Calcaneus : 1. Pendidikan Dasar Merupakan program pendidikan tingkat awal berisi pengetahuan dasar bagi calon anggota yang telah melewati penyaringan.Tujuannya adalah merekrut anggota baru sebagai rangkaian pengkaderan organisasi agar dapat melaksanakan kegiatan organisasi (pengiriman tim medis dan kepanitiaan) 2. Pendidikan Lanjutan

25

Merupakan pendidikan yang dibuat dalam rangka mengkader anggota untuk menjadi koordinator tim, instruktur dan pemateri. 3. Pendidikan Khusus Merupakan pendidikan yang diperuntukkan kepada anggota yang memiliki minat dan keahlian khusus untuk dipersiapkan menjadi konsulen. 4. Pendidikan Periodik Merupakan program pendidikan yang memuat materi-materi tambahan sebagai penyempurna kompetensi dasar yang diberikan secara periodik. 5. Pendidikan Badan Pengurus Suatu pendidikan untuk memberikan pemahaman dan pengertian tentang tugas dan tanggung jawab seorang pengurus organisasi. 6. Pendidikan Fisik Suatu pendidikan untuk meningkatkan dan mempertahankan keadaan fisik anggota maupun calon anggota TBM 7. Pendidikan Selama Kegiatan Organisasi a. Pendidikan selama kegiatan operasional tim medis :

26

Merupakan pendidikan yang bertujuan mendidik anggota TBM Calcaneus melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh melalui kegiatan orperasional tim medis. b. Pendidikan selama kegiatan kepanitiaan organisasi : Merupakan pendidikan yang bertujuan mendidik anggota TBM Calcaneus melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh melalui kegiatan kepanitiaan organisasi 8. Pendidikan Selama Keseharian di TBM Calcaneus Mendidik anggota TBM Calcaneus melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh melalui kegiatan kepanitiaan organisasi

IV. VISI

SINOVIA

Memediasi komunikasi yang sehat, khususnya dalam lingkup Fakultas Kedokteran Unhas. MISI a. Menyelenggarakan komunikasi yang sehat mengenai masalah-masalah kedokteran, kesehatan, dan kemahasiswaan.
27

b. Meningkatkan kualitas anggota dalam bidang jurnalistik, dan bidang-bidang lain yang di anggap perlu.

c. Mengadakan usaha lain yang dianggap perlu dan sesuai dengan visi organisasi.

KEPENGURUSAN Kepengurusan LPM SINOVIA terdiri atas Pimpinan Umum (PU), Pimpinan Redaksi (PR), Sekretaris Umum, Sekretaris Redaksi, dan Bendahara. Selain itu, dalam menunjang jalannya kegiatan organisasi LPM SINOVIA terdiri dari enam divisi. Berikut penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab masingmasing divisi : 1. Divisi PSDM
Mengatur dan melaksanakan seluruh kegiatan yang berkaitan

dengan peningkatan mutu sumber daya anggota dan dapat menunjang kualitas kerja SINOVIA. Membuat prosedur baku sistem perekrutan anggota baru. Melakukan perekrutan anggota baru. Menyempurnakan dan merealisasikan sistem kaderisasi yang sistematis, integral, dan terarah. Mengeluarkan rapor kemahasiswaan anggota. Membuat regulasi teamwork majalah, buletin, & mading. 2. Divisi Kesekretariatan Menyelenggarakan aktivitas yang dapat menambah pengetahuan & keterampilan anggota bidang kesekretariatan guna meningkatkan

28

kelancaran

&

mutu

kerja

dalam

bidang

administrasi

&

kesekretariatan. Membuat prosedur baku tertib administrasi yang relevan sesuai dengan tuntutan & perkembangan internal & eksternal organisasi. Melaksanakan aktivitas yang mendorong terwujudnya

kesekretariatan sebagai pusat dokumentasi & informasi organisasi. Membuat track record anggota. Bertanggung jawab atas seluruh inventaris organisasi. Membuat daftar inventaris organisasi. 3. Divisi Hubungan Luar Menjalin kerja sama dengan pihak luar yang dapat membantu kinerja SINOVIA yang sifatnya tidak mengikat. Bertanggung jawab atas pengupdatetan website SINOVIA. Bertanggung jawab atas pengadaan yang bertujuan tools untuk

(spanduk/poster/pamflet/brosur/file-file) pengenalan SINOVIA.

Membantu kinerja divisi keredaksionalan dalam peliputan berita. Penetapan pendelegasian. 4. Divisi Danus Mengelola sumber-sumber penerimaan organisasi sesuai dengan ketentuan organisasi yang berlaku. Menyusun program bidang kewirausahaan.

29

Melakukan penggalangan dana demi menopang kebutuhan operasional organisasi dalam aktivitas sehari-hari. 5. Divisi Taman Baca Sinovia (TBS) Membuka Taman Baca SIONOVIA setiap hari sabtu. Mendata seluruh buku yang ada di TBS. Mendata anggota TBS. Menambah buku yang direkomendasikan. 6. Divisi Redaksional V. MYRC VISI MISI Visi MYRC adalah mewujudkan RECEARCH FACULTY 2013 dengan penjabaran misi sebagai berikut, 1. Dapat melakukan penelitian secara berkesinambungan 2. Meraih prestasi dalam berbagai lomba karya tulis mahasiswa di tingkat regional maupun nasional 3. Menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga penelitian lainnya Di mana visi misi di atas dijalankan dengan berdasar pada nilai MYRC, yakni RESEARCH BEHAVIOR KEGIATAN RUTIN Beberapa kegiatan rutin yang dilakukan oleh MYRC adalah sebagai berikut Hasanuddin Scientific Fair

30

Journal reading Kerjasama penelitian dengan dokter-dokter peneliti Upgrading


Kuliah pakar

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 6.1 HASIL PENELITIAN Dari pengumpulan data yang diambil di bagian akademik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin,didapatkan 37 sampel data Kartu Hasil Studi (KHS). Nilai mata kuliah yang diperoleh dari hasil remedial tidak

dimasukkan,karena dianggap berpengaruh signifikan terhadap penelitian.Pada perkembangannya,oleh karena beberapa responden tidak menjabat penuh selama

31

setahun kepengurusan, sampel data yang digunakan 29 Kartu Hasil Studi. Datadata dibuat dalam bentuk tabel dengan format sebagai berikut : IP NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 NAMA Fa Dn Ds Sd Ad Rv Ud Wn Sh Vg Ny Bb Fq Ra Am Aa Ft Is Em I 0,9 6 2,5 6 3,0 4 0,9 6 1,4 8 0,7 8 3,1 7 1,6 5 2,8 3 2 2,4 3,1 3 3,2 2 2,8 7 2,6 5 2,2 2 2,8 7 2,3 5 2,2 II 2,6 1 3,3 9 3,6 5 1,9 1 1,2 2 1,7 4 3,2 6 2,3 5 2,4 1,3 9 2,8 3,3 5 2,9 1 2,4 3 2,8 2 1,6 5 2,2 2 2 2,3 III 2,2 2 3,3 4 3,0 9 1,5 7 2,1 7 2 3,0 9 1,7 2,3 0,9 6 2,6 1 3,5 2 2,9 1 3,0 4 3,0 4 1,2 6 2,7 8 1,8 7 2,2 IV 1,2 4 2,6 7 3,6 7 1,7 4 1,8 1 1,5 2 3,0 9 1,2 4 3 1,8 1 2,8 1 3,3 8 3 3,0 9 3,3 8 2,5 2 3,1 5 1,9 1,1 V 1,2 7 2,7 7 3,5 2 1,7 9 1,1 3 2,6 3,2 7 0,9 6 3,4 6 1,6 9 2,7 7 3,6 2 2,8 3 2,8 7 3,5 4 2,9 4 3,4 6 3,0 3 2,6 VI 1,9 5 1,9 7 3,0 2 2,5 8 1,2 5 3,3 2 2,8 6 2,7 6 2,6 6 2,4 5 3,3 7 3,2 6 2,7 8 2,6 6 3,4 5 3,0 5 2,9 8 3,3 7 0,8 INDEKS PRESTASI 1,66 2,946 3,394 1,594 1,562 1,728 3,176 1,58 2,798 1,57 2,678 3,4 2,974 2,86 3,086 2,118 2,896 2,23 2,116

32

20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

Fi Rm Ta Fd Ad Wa Ar Cw Fr Gb rata-rata

6 2,4 7 2,0 9 0,8 7 2,7 1,7 4 2,5 6 2,7 8 3,2 2 1,3 9 2,6 1 2,2 7

5 2,3 9 2,0 9 2 1,5 7 2,7 1,8 3 2,6 1 3,0 4 2,7 2,1 2,4

1 3,2 6 1,7 1,1 3 2,5 2 2,6 1 1,8 7 2,5 2 3 2,7 4 2,6 1 2,4

4 2,4 7 3,2 9 1,5 2 2,7 6 2,7 6 1,7 1 2,7 6 2,9 5 2,7 6 2,7 6 2,4 8

2 2,5 6 2,6 9 0,1 8 2,9 9 2,7 7 2,6 2 3,1 5 2,5 6 2,8 4 3,0 7 2,6 1

6 1,5 6 1,6 7 0,8 3 1,4 8 3,3 1 2,8 7 2,9 5 2,5 8 2,6 6 2,9 2 2,5 3

2,63 2,372 1,14 2,508 2,516 2,118 2,764 2,954 2,486 2,63 2,43

Dari table di atas,diperoleh indeks prestasi masing-masing responden sejak semester I sampai dengan semester VI. Dari hasil konfirmasi ke masing-masing organisasi dan responden,didapatkan keterangan bahwa untuk tahun pertama akademik,setiap mahasiswa disibukkan dengan kegiatan pengkaderan. Dimulai dari penerimaan mahasiswa baru, sampai dengan Latihan Kepemimpinan tk I. sementara itu, keaktifan responden di organisasi di mulai sejak pertengahan semester IV.

33

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, semua responden mulai menjadi pengurus inti pada masing-masing organisasi di pertengahan semester IV. Diagram di atas merupakan indeks prestasi rata-rata semua responden untuk masing-masing semester. Dari tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa sampai pertengahan kepengurusan (semester V), responden mengalami kenaikan indeks

34

prestasi. Sedangkan pada semester VI, indeks prestasi responden mengalami penurunan tetapi masih lebih tinggi dari indeks prestasi dari awal kepengurusan (semester IV). Data primer didapatkan dari hasil wawancara terhadap 10 responden yang berasal dari angkatn 2008 yang merupakan pengurus organisasi di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin a) Apakah alasan anda berorganisasi ?
i. Fa

Saya sangat menyukai organisasi, karena diorganisasi saya bisa mendapat teman baru dan memiliki kesibukan, jadi pekerjaan saya bukan hanya kampus dan kamar tapi juga aktif berorganisasi. ii. Dn Alasan saya berorganisasi yaitu mencari wadah untuk menyibukkan diri. Selain itu saya juga mau mencari pengalaman, bagaimana rasanya berorganisasi. iii. Sd menurut saya organisasi itu sangat penting, selain untuk mendapatkan teman baru, saya juga memiliki tujuan pribadi yaitu ingin menjadi organisatoris dan ingin mencapai tujuan organisasi, saya masuk organisasi agar kedepannya saya tidak kaku lagi bila diperhadapkan dengan hal-hal besar daripada organisasi.

35

iv. Ds Dari organisasi banyak pelajaran penting yang saya dapatakan, diantaranya, saya belajar cara menjalankan organisasi, bagaimana memanage uang, bagaimana memanage organisasi dan yang paling penting bagaimana memanage diri sendiri v. Ad Alasan saya berorganisasi adalah agar dapat menimba ilmu serta mencari pengalaman dan mencari teman baru agar tercipta relasi yang luas. vi. Ud Saya ingin mengembangkan potensi diri saya, disamping itu ingin memperluas wawasan saya. Dan saya rasa semua itu memang terbukti saya dapatkan dari berorganisasi
vii.

Wn

saya masuk organisasi agar saya bisa mengembangkan diri saya menjadi orang yang bisa menjadi pemimpin kedepannya, dan saya rasa organisasi sangat memberikan manfaat bagi diri saya sendiri, maupun teman teman saya yang lain.
viii. Sh

alasan saya berorganisasi yaitu saya bisa menambah wawasan dan ilmu-ilmu yang tidak saya dapatkan di bangku kuliah, saya dapatkan diorganisasi. Saya juga mendapatkan teman baru disini

36

ix. Vg

saya

senang

berorganisasi

karena

disini

saya

bisa

mendapatkan

pengetahuan-pengetahuan baru yang sangat mendukung wawasan mengenai mata kuliah .


x. Ny

saya ingin mengembangkan bakat yang saya miliki yaitu mampu mengatur berbagai hal, selain itu di organisasi saya bisa mempunyai kesibukan dan menambah ilmu yang tidak saya dapatkan ditempat lain.

b) Apakah kegiatan organisasi mengganggu waktu belajar kuliah anda? kenapa? i. Fa Sama sekali tidak. Di organisasi, kita belajar manejemen diri. Jadi saya dapat mebagi waktu antara berorganisasi dengan akademik ii. Dn Tidak. Karena kegiatan organisasi bukan 24 jam. Pasti masih ada waktu luang untuk belajar. Bahkan kadang-kadang ada tenteran dari senior-senior yang sudah koass saat menjelang ujian Sd Menurut saya tidak. Seorang organisatoris tentunya pandai mengatur waktunya. Di antara kegiatan organisasi yang menyibukkan pasti ada waktu yang bisa dimanfaatkan untuk belajar mata kuliah. Bahkan jika kumpul dengan teman-teman seorganisasi, saya sering diskusi mengenai pelajaran yang didapatkan dari bangku kuliah

37

iv. Ds Ya, kadang-kadang. Sebelum berorganisasi waktu belajar saya teratur jamnya. Tapi semenjak aktif di organisasi waktu belajar saya tidak seperti dulu lagi. Kadang-kadang ada kegiatan organisasi yang besar dan sedikit menganggu waktu belajar saya. Tapi itu semua terbayar dengan pengalaman yang saya dapatkan dengan aktif di lembaga. v. Ad Kegiatan organisasi tidak memberi pengaruh sama waktu belajar saya. Kapanpun dan dimanapun kita bisa belajar mengenai materi kuliah. Apa lagi sekarang dengan teknlogi yang ada, tidak perlu membawa buku-buku kedokteran yang tebal-tebal itu vi. Ud Justru dengan berorganisasi saya belajar manajemen waktu yang baik. Jadi saya bisa membagi waktu saya dengan baik, sehingga waktu belajar saya tidak terganggu. Bahkan saya sering diskusi dengan teman-teman tentang mata kuliah. So, selain pengalaman organisasi, manfaat di bidag akademik juga saya rasakan. vii. Wn Itu pasti. itulah resiko berorganisasi. Waktu belajar perkuliahan mereka yang tidak aktif berlembaga tentunya lebih banyak. Tapi di organisasi banyak pembelajaran lain yang saya dapat. Pembelajaran tidak mesti harus dibidang akademik.

viii. Sh Sama sekali tidak. Karena kegiatan organisasi biasanya disesuaikan dengan akademik. Misalnya ketika menjelang ujian, organisasi tidak

38

memberikan beban kegiatan yang besar yang bisa mengganggu waktu belajar. Malah, mendekat ujian, kita diberi tenteran oleh senior-senor organisasi yang diantara mereka itu ada yang asisten dosen. Jadi yah banyak keuntungan yang diperoleh melalui organisasi. ix. Vg Sedikit berpengaruh terhadap waktu belajar materi kuliah. Karena konsentrasi terbagi ke organisasi. Beda dengan mereka yang tidak berlembaga. Konsentrasi mereka tentunya lebih banyak ke perkuliahan. Tapi dengan berorganisasi, banyak pengalaman yang saya dapatkan, dan saya yakin itu akan bermanfaat untuk masa depan saya nanti. x. Ny Tidak ada kaitannya antara aktif berlembaga dengan waktu belajar perkuliahan. Belajar perkuliahan tidak mesti didalam ruang kuliah. Bisa dimanapun selama kemauan itu ada. Di dalam skretariat organisasipun bisa. Bahkan di sekret organisasi juga tersedia diktat-diktat kuliah, jadi yah kita bisa memanfaatkannya. Apa lagi di jaman sekarang ini, apasih yang tidak kita dapatkan dari internet? c) Menurut anda, Bagaimana pengaruh organisasi terhadap nilai IPK ? i. Fa Menurut saya, organisasi tidak mempengaruhi IPK, banyak faktor yang lain yang bisa mempengaruhi IPK seseorang, misalnya dari kerajinanmahasiswa itu sendiri, cara belajar, faktor dukunga orang tua, dll. ii. Dn Menurut saya organisasi itu memiliki pengaruh positif dan negatif terhadap IPK, pengaruh positifnya yaitu ilmu yang kita dapatkan dari organisasi pasti akan membantu kita dalam perkuliahan baik itu ilmu
39

akademik maupun ilmu lainnya. Pengaruh negatif akan timbul jika kita terus-terusan berorganisasi tanpa mengikuti perkuliahan atau dengan kata lain melupakan perkuliahan. Waktu kita terbuang di organisasi saja. iii. Sd Organisi tentunya mempengaruhi IPK seseorang ketika orang tersebut tidak mampu mengatur waktu berorganisasi dengan waktu kuliah, jadi intinya tergantung dari individu masing-masing. iv. Ds Menurut saya, organisasi mempengaruhi IPK, karena kadang-kadang ada kegiatan organisasi yang mengganggu waktu belajar, sehingga kita hanya fokus ke organisasi saja dan cenderung melupakan kuliah. v. Ad Organisasi tidak memiliki pengaruh terhadap IPK Mahasiswa, tergantung organisasi yang diikutinya dan kemampuan seseorang untuk melaksanakan perkuliahan dan organisasi secara seimbang tanpa ada yang dikesampingkan. vi. Ud Pengaruh Organisasi terhadap IPK yaitu memberikan pengaruh positif apabila dalam berorganisasi bisa berjalan selaras dengan kegiatan perkuliahan namun disatu sisi juga bisa memberikan pengaruh negatif apabila kita tidak bisa membagi waktu untuk terlibat dalam kegiatan berorganisasi dan kegiatan perkuliahan vii. Wn

40

Organisasi tidak mempengaruhi IPK mahasiswa karena dalam penentuan IPK, banyak yang menjadi pertimbangan, kerajinan, ketekunan, serta wawasan yang paling utama, sedangkan di organisasi kita bisa menambah wawasan kita. viii. Sh Menurut saya, organisasi tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap IPK, itu tergantung individu masing-masing, jika kita menjalankan keduaduanya secara selaras maka IPK kita tidak akan terganggu, melainkan akan meningkat dengan ilmu yang kita peroleh dari organisasi ix. Vg Sedikit berpengaruh terhadap IPK. Karena konsentrasi terbagi ke organisasi. Beda dengan mereka yang tidak berlembaga. Konsentrasi mereka tentunya lebih banyak ke perkuliahan. Beda dengan kita yang sangat sibuk sehingga jarang masuk kuliah. x. Ny

Sebenarnya Organisasi tidak mempengaruhi nilai-nilai IPK, karena IPK kita bisa tinggi, jika kita belajar dengan baik dan tekun, selain itu kehadiran juga diperlukan, jadi intinya, organisasi tidak mempengaruhi IPK mahasiswa sendiri, tergantung bagaimana kita mengatur waktu kita. 6.2 PEMBAHASAN Organisasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan dan penghidupan manusia. Setiap hari manusia berhubungan dengan organisasinya. Walaupun pengalaman berorganisasi itu ada yang menyenangkan dan

menjengkelkan. Ada yang positif dan ada pula yang negatif, tetapi manusia tetap

41

saja memerlukan organisasi. Adanya pertentangan ini sebagai konsekuensi bahwa manusia pada hakikatnya tidak sama atau penuh dengan perbedaan. Dari hasil wawancara dapat dianalisis bahwa alasan mahasiswa untuk berorganisasi karena mahasiswa memperoleh banyak manfaat dari organisasi, responden cenderung merasa bahwa organisasi sangat penting karena menurut mereka di dalam organisasi banyak manfaat yang dapat diperoleh, diantaranya, mahasiswa dapat memperoleh ilmu yang tidak didapatkan di bangku kuliah sehingga wawasan mahasiswa menjadi bertambah luas. Selain itu organisasi mampu membuat mahasiswa memiliki kesibukan yang bermanfaat, mahasiswa tidak lagi hanya datang kuliah dan kembali kerumah. Itu artinya organisasi bisa juga dikatakan mengisi waktu luang , dan mengisi waktu luang yang dimaksud disini adalah pengisi waktu yang sama sekali tidak merugikan bahkan memberikan kontribusi positif bagi orangorang yang menjalankannya denngan baik. Masalah organisasi adalah masalah kemauan dan bukanlah kemampuan karena kemampuan bisa dilatih seiring dengan waktu. Banyak mahasiswa yang lebih mengutamakan prestasi akademiknya dibandingkan dengan keaktifan dalam beroganisasi ini tidaklah salah, meskipun kurang tepat. Karena, pada kenyataanya kita akan selalu membutuhkan orang lain untuk merubah dunia. Kita kelak akan menghadapi masyarakat yang merupakan sebuah lingkup organisasi yang lebih besar. Dari hasil wawancara pada bagian sebelumnya juga dapat dianalisis bahwa dengan berorganisasi seseorang akan memiliki teman baru dan

42

juga memiliki jaringan yang luas, pada dasarnya kita hidup pasti membutuhkan bantuan orang lain, di organisasi kita bisa mendapatkan teman baru yang mungkin akan kita butuhkan di waktu lain. Ada beberapa alasan yang membuat sebagian mahasiswa untuk memilih tidak berorganisasi, salah satu diantaranya adalah terganggunya waktu belajar mengenai materi kuliah. Dari hasil wawancara terhadap 10 responden yang aktif di organisasi kemahasiswaan, ternyata 70 % reponden berpendapat bahwa aktif di organisasi tidakmempengaruhi waktu belajar mereka. Beberapa alasan yang diungkapkan adalah dengan berorganisasi berarti kita belajar untuk mengatur waktu. Selain itu dari hasil wawancara diketahui bahwa diantara sesama anggota organisasi sering berdiskusi mengenai materi kuliah. Tentunya kegiatan seperti ini, sangat bermanfaat karena pengetahuan tentang mata kuliah yang mungkin tidak diketahui bisa didapat dari orang lain dalam susana yang santai. Menjelang ujian, senior-senior tiap organisasi yang telah menjalani pendidikan preklinik atau anggota organisasi yang merupakan asisten dosen juga memberi tetnteran mata kuliah yang akan diujiankan. Semua kegiatan tersebut tentunya mendukung mahasiswa dalam bidang akademik. 30% responden berpendapat bahwa organisasi mengganggu waktu belajar perkuliahan mereka. Namun mereka menambahkan bahwa banyak pengalaman dan pembelajarn lain yang mereka dapatkan di organisasi. Ada 80% kesuksesan di dunia kerja dan usaha ditentukan oleh faktor non akademik. Berarti prestasi akademik hanya berkontribusi untuk kesuksesan kita diduniakerjasebesar20%.(Nedi,2007)

43

Sering juga mahasiswa mengonotasikan mahasiswa yang aktif berorganisasi sebagai mahasiswa yang males kuliah atau memiliki nilai akademik yang berada di bawah standar. Mereka sering memandang bahwa aktif berorganisasi dan prestasi akademik adalah dua hal yang terpisah. Padahal hal tersebut tidaklah serta merta benar. Jika kita bisa memilih keduanya (nilai akademik dan organisasi) kenapa tidak? Itu hanyalah masalah manajemen waktu. Hal tersebut diungkapkan oleh beberapa responden, mereka mengatakan bahwa manajemen waktu sangat dibutuhkan dalam organisasi, jika kita tidak bisa mengatur waktu dengan baik maka akan berpengaruh negatif bagi mahasiswa khususnya dalam hal IPK. Secara khusus, kompetensi yang perlu dimiliki oleh mahasiswa dalam menghadapi era globalisasi dikelompokkan menjadi kemahiran berat, ringan, dan kompetitif. Kemahiran berat difokuskan pada penguasaan mahasiswa terhadap disiplin ilmu yang ditekuninya; kemahiran ringan berkaitan dengan kemampuan kreativitas, inovasi, penguasaan berbagai bahasa, komunikasi dan analisis; dan kemampuan kompetitif berkaitan dengan mendapatkan keputusan kerja, ketelitian dan bekerja sama dalam tim. Jika mahasiswa mampu mengatur waktu dengan baik tentunya organisasi tidak akan mengganggu proses perkuliahan, bahkan memberikan pengaaruh positif. Dimana ilmu yang tidak didapatkan dibangku kuliah dapat diperoleh di organisasi. Dari hasil wawancara dengan 10 responden, 80 persen dari responden mengatakan bahwa organisasi tidak memiliki pengaruh terhadap IPK, Melainkan mahasiswa memperoleh ilmu yang tidak didapatkan di bangku kuliah akan tetapi didapatkan di organisasi, dimana ilmu itu dianggap memberikan bantuan terhadap
44

mahasiswa. Organisasi dianggap tidak mempengaruhi IPK mahasiswa karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi IPK seorang mahasiswa Pengaruh negatif akan terjadi jika mahasiswa tidak mampu mengatur waktunya dengan baik, mahasiswa akan merasakan pengaruh negatif jika mereka hanya terus

terusan berorganisasi dan bahkan melupakan kuliah. Jadi masalah pengaruh negatif dan positif kembali ke individu masing-masing. Bagaimana dia mampu mengatur waktu dan dirinya.

45

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 KESIMPULAN


1. Indeks Prestasi Kumulatif rata-rata semua mahasiswa angkatan 2008 yang

aktif berlembaga adalah 2,43


2. Mahasiswa kedokteran FKUH angkatan 2008 yang aktif berorganisasi,

yang indeks prestasinya menurun sebanyak 9 orang (31 %) dari 29 orang sampel
3. Mahasiswa kedokteran FKUH angkatan 2008 yang aktif berorganisasi,

yang indeks prestasinya meningkat sebanyak 20 orang (69%) dari 29 orang sampel.
4. 70 % mahasiswa angkatan 2008 yang aktif

berorganisasi berpendapat

bahwa aktif di organisasi tidak menganggu waktu belajar akademik.


5. 80 % mahasiswa angkatan 2008 yang aktif

berorganisasi berpendapat

bahwa aktif

berorganisasi tidak memepengaruhi Indeks Prestasi

Kumulatif mahasiswa

46

7.2 SARAN 1. Setiap mahasiswa Fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin sebaiknya aktif berorganisasi, karena berorganisasi juga merupakan proses belajar. 2. Penelitian ini perlu dilanjutkan kembali oleh karena banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi langsung atau tidak langsung dari perkembangan indeks prestasi mahasiswa

47

DAFTAR PUSTAKA 1. Ahmaini, Dini. Perbedaan Prokrastinasi Akademik Antara Mahasiswa yang Aktif dengan yang tidak Aktif dalam Organisasi Kemahasiswaan PEMA USU. Skripsi, Medan : Fakultas Psikologi USU, 2010 2. Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008 3. Matulessy, Andik. Model Kausal Partisipasi Politik Aktivitas Gerakan Mahasiswa. Disertasi. 2008 4. Muasik, Kamal. Budaya Politik Kampus. Skripsi. Semarang : Fakultas Ilmu Pendidikan Unnes, 2005 5. Mustikah, Anik. Hubungan Ekonomi Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa di MTs Ruhul Bayan Tangerang. Skripsi. Jakarta : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2008 6. Nurhayati, Sri. Hubungan Antara Kepercayaan Diri dan Lamanya Berorganisasi dengan Persepsi terhadap Prestasi Akademik di Kampus. Skripsi. Surakarta : Fakultas Psikologi UMS, 2008

48

7. Purwoko, Bambang. Bahan Kuliah Metode Penelitian : Penelitian

Kualitatif. 8. Sastro Asmoro, S. Dkk. Dasar-dasar Metode Penelitian Klinis. Edisi ke3, Jakarta, CV. Sagung Seto, 2010. 9. Siregar, Retnawati. Pengaruh Indeks Kumulatif dan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Kota Medan Mengenai Beberapa Faktor Tertentu terhadap Pilihan Karir. Tesis. Medan : Program Pasca Sarjana USU, 2006
10. Sobandi, Bandi. Optimalisasi Soft Skill Melalui Pembinaan Organisasi

Kemahasiswaan.

49

You might also like