Professional Documents
Culture Documents
Dimana satuan dari V adalah ml, T adalah oC, hasil tersebut diperoleh dengan rumus : NaOH 1 M HCl 1 M 5 ml 25 ml 10 ml 20 ml 15 ml 15 ml 20 ml 10 ml 25 ml 5 ml Gambar 1. NaOH dan HCl
atau
T = TA - TM
atau
NaOH 2 M CuSO4 2 M 5 ml 25 ml 10 ml 20 ml 15 ml 15 ml 20 ml 10 ml 25 ml 5 ml Gambar 2. NaOH dan CuSO4 Dari percobaan stoikiometri di atas, didapat hasil sebagai berikut : Tabel 1. Hasil Pengamatan NaOH dan HCl
V Na OH V HC l TM TA T m mo l Na OH 5 10 15 20 25 m mo l HC l 25 20 15 10 5
5 10 15 20 25
25 20 15 10 5
24 24 24 24 24
26 28 25 28 26
2 4 1 4 2
0,2 0,5 1 2 5
Pengenceran dilakukan jika hendak menentukan konsentrasi larutan sesuai dengan yang diperlukan, atau dalam kata lain membuat suatu larutan dengan kadar tertentu. Ada pun rumus - rumus yang menyatakan tentang konsep mol yang juga digunakan dalam pengenceran, yaitu : Massa atom relatif (Ar) Massa atom unsur ditentukan dengan cara membandingkan massa atom ratarata unsur tersebut terhadap 1/12 massa rata-rata satu atom karbon 12 sehingga massa atom yang diperoleh adalah massa atom relatif (Ar).
Ar X = = mol
(Sumber : R. Ginna Permata, Meja 9, 2010) Tabel 2. Hasil Pengamatan NaOH dan CuSO4
V Na OH V Cu SO
4
TM
TA
m mo l Na OH 10 20 30 40 50
m mo l Cu SO
4
5 10 15 20 25
25 20 15 10 5
27 29 30 28, 5 26, 5
50 40 30 20 10
0,2 0,5 1 2 5
Massa molekul relatif Unsur dan senyawa yang partikelnya berupa molekul, massanya dinyatakan dalam massa molekul relatif (Mr). Pada dasarnya massa molekul relatif (Mr) adalah perbandingan massa ratarata satu molekul unsur atau senyawa dengan 1/12 massa rata-rata satu atom karbon-12
Mr X = = mol
Kemolaran Kemolaran atau konsentrasi Molar (M) suatu larutan menyatakan jumlah mol spesi zat terlarut dalam 1 liter larutan atau jumlah milimol dalam 1 mL larutan. M= Jika massa M adalah massa molar (g.mol-1) maka : M=
Kemolalan Kemolalan (m), menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut. Kemolalan tidak bergantung pada temperatur. m= Jika massa M adalah massa molar (g.mol-1) maka : m=
Parts per million dan Parts per Billion Jika larutan sangat encer untuk menentukan konsentrasinya digunakan dengan satuan parts per million (ppm) atau satuan parts per billion (ppb). Jumlah 1 ppm ekivalen dengan 1 mg zat terlarut dalam 1 L larutan. Jumlah 1 ppb ekivalen dengan 1 g zat terlarut per 1 L larutan. Dapat pula dituliskan sebagai berikut : ppm = x 106 x 109
ppb =
Kenormalan Cara menyatakan konsentrasi dengan kenormalan (N) biasa digunakan pada analisis volumetri. Setelah memperoleh harga konsentrasi dengan kenormalan, masih harus menghitung konsentrasi lainnya. N= N= , atau
Dari percobaan stoikiometri NaOH HCl dapat disimpulkan bahwa ordinat titik stoikiometri maksimumnya terletak pada (2,4) dan titik minimumnya terletak pada (0.2,5), sedangkan pada percobaan stoikiometri NaOH CuSO4 dapat disimpulkan bahwa ordinat titik stoikiometri maximum terletak pada (1, 4.25) dan titik minimumnya terletak pada (5, 0.5). Hal hal yang harus diperhatikan dalam percobaan kali ini adalah hati hati dalam pengukuran suatu zat, baik itu volume atau pun temperaturnya. Konsentrasi suatu zat pula sangat berpengaruh besar pada percobaan. DAFTAR PUSTAKA Achmad., Hiskia., Drs., (2001), Kimia Larutan, PT. Citra Aditya Bakti : Bandung Achmad., Hiskia., Drs., (2001), Stoikiometri Energetika Kima, PT. Citra Aditya Bakti : Bandung E., James., (1999), Kimia Universitas, Binarupa Aksara : Jakarta
Persen Konsentrasi Dalam ilmu kimia, persen digunakan untuk menyatakan konsentrasi larutan, dan dapat dinyatakan dalam : persen bobot (% w/w) = x 100 persen volume (% v/v) = x 100 persen bobot per volume (% w/v) = x 100
Brady.,
Anonim., Stoikiometri., http://wikipedia.com, diakses : 26/10/10 Sri., (2008), Soikiometri., http://kimia.upi.edu/kimiaold/ht/Sri/main/global2a.htm,diaks es : 26/10/10