You are on page 1of 21

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Dalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap janin yang

mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan sangat meningkat. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kematian perinatal neonatal karena masih banyak bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir rendah. (Mochtar, 1998) Sejak tahun 1969 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan low brith weight baby (bayi dengan berat lahir rendah = BBLR), karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gr pada waktu lahir bukan bayi premature. Menurut data angka kejadian BBLR di rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun1986 adalah 24%. Angka kematian perinatal di rumah sakit dan tahun yang sama adalah 70% dan 73% dari seluruh kematian disebabkan oleh BBLR. (Prawirohardjo, 2005) Melihat dari kejadian terdahulu BBLR sudah seharusnya menjadi perhatian yang mutlak terhadap para ibu yang mengalami kehamilan yang beresiko karena dilihat dari frekunsi BBLR di negara maju berkisar antara 3,6 -10,8%, di negara berkembang berkisar antara 10-43%. Dapat dibandingkan dengan resiko antara negara maju dan negara berkembang adalah 1:4 .(Mochtar, 1998) Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir randah 8 kali lebih besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Walaupun bayi menjadi dewasa ia akan mengalami gangguan pertumbuhan, baik fisik maupun mental. Prognosis akan lebih buruk lagi bila bila berat makin rndah. Angka kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai
1

kelahiran komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneummonia, perdarahan intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadangkadang dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah dan gangguan lainya. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk membahas lebih dalam tentang asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

1.2

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis ingin mengetahui

bagaimana cara penanganan berat badan lahir rendah (BBLR).

1.3

Tujuan Untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan pada bayi dengan

berat badan lahir rendah (BBLR).

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Definisi BBLR adalah bayi prematur dengan berat bada pada saat lahir rendah yaitu kurang dari 2500 gram. Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir dengan berat badan pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr atau lebih rendah ( WHO, 1961 ). Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat badannya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr sampai dengan 2499 gr. BBLR dapat dibedakan menjadi 2 yatiu : 2.1.1 Prematuritas murni

Yaitu bayi pada kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan sesuai. 2.1.2 Retardasi pertumbuhan janin intra uterina (IUGR) Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilannya. BBLR (1800-2500 gram), BBLSR ( 11001700 gram), BBLER (< 1000 gr).

2.2

Etiologi 2.2.1 a. b.
c.

Faktor ibu Gizi saat kehamilan kurang Usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun Jarak hamil dan persalainan terlalu dekat, pekerjaan yang

terlalu berat. d. Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung gangguan

pembuluh darah, perokok. 2.2.2 a. Faktor kehamilan Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan

antepartum b. Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban

pecah dini
2.2.3

Faktor janin : cacat bawaan, infeksi dalam rahim.

2.3

Patofisiologi

Faktor Ibu

Faktor Janin

Faktor kehamilan

BBLR

Sindrom Aspirasi Asfiksia Intrauterin Cairan Amnion

Imunisasi Hepar

Bayi tampak kuru Relatif labih panjang

Gangguan penjungasi hepar

defisit albumin

hiperbilirubinmia

Bilirubin inderect < 20 mg/dl ikterus

2.4

Manifestasi Klinis 2.4.1 Fisik

Pergerakan bayi terlihat kecil, pergerakan kuarang atau masih lemah, kepala lebih besar dari badan bayi, berat badan kurang dari 2500 gr. 2.4.2 Kulit dan kelamin

Kulit transfaran dan tipis, lanugo banyak, genetalia belum sempurna. 2.4.3 Sistem saraf

Reflek moro, menelan, menghisap, dan batuk belum sempurna. 2.4.4 Sistem muskuluskeletal

Axifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura melebar, tulang rawan kurang elastis, otot-otot masih hipotonik, tungkai abduksi, sendi lutut dan kaki fleksi. 2.4.5 Sistem pernafasan

Pernafasan belum teratur, apnea dan asfiksia.

2.5

Pemeriksaan Penunjang 2.5.1 Analisa gas darah


2.5.2 Pemeriksaan APGAR SCORE

2.5.3 Pemeriksaan EKG dan CT SCAn jika sudah terdapat komplikasi


2.5.4 Pemeriksaan fungsi paru dan kardiovaskuler 2.5.5

Hematologi a.Jumlah sel darah putih : 18.000 /mm netrofil meningkat sampai 23.000-24.000 /mm pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).
6

b.

Hematokrit : 43%-61% (peningkatan sampai 65%

atau lebih menandakan polistemia , penurunan kadar menunjukan anemia atau hemorogis prenatal). c.Hemoglobin : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah menadakan anemia atau hemolisis berlebihan). d. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama

kehidupan 8 mg/dl 1-2 hari dan 12 mg/dl pada hari ke 3-5.

2.6

Terapi medis
2.6.1

Pengaturan suhu prematuritas Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan suhu tubuh

sehingga menjadi hipotermi karena pusat pengaturan pernafasan belum berfungsi dengan baik metabolisme redah dan permukaan prematuritas harus dirawat di inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. 2.6.2 Makanan BBLR

Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna , lambung kecil dan enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr /kg BB dan kalori 110/kal/kg BB sehingga pertumbuhan bayi meningkat.

BAB III TINJAUAN KASUS 3.1 Kasus Bayi Y. lahir pada 5 01 2012 Pukul 07.15 WIB di Ruang Mawar RSUD MAHARDIKA melalui persalinan spontan dengan gravidarum II, APGAR SCORE pada menit pertama 3, menit ke 5 nilainya 3 dan pada menit ke 10 nilainya 3, berat badan 1400 gram, panjang badan 38 cm dan air ketuban berwarna jernih. Dan ibu klien mengatakan riwayat kehamilan dan persalinan anak pertama premature.

Pada saat dikaji tanggal 05 Januari 2012 Jam 08.00 WIB, bayi tampak sesak nafas dengan respirasi 76 x/menit. Lingkar kepala: 26 cm, lingkar dada : 28 cm, lingkar perut : 25 cm, PB 38 cm, BBL 1400 gr, BB 1200 gr, Lingkar lengan atas :5cm. P : 138 x/menit, T : 39,1 0C Sesak berkurang jika posisi bayi semi ekstensi dan terpasang O2 sungkup 5 liter/menit ditandai dengan menurunnya retraksi rongga dada dan sesak tampak bertambah dengan posisi bayi fleksi. Keluarganya tidak mempunyai penyakit infeksi menular (Misalnya TB), penyakit kardiovaskuler (Hipertensi), dan penyakit keturunan (DM/Asma). Riwayat kehamilan persalinan sebelumnya adalah prematur dan tidak ada riwayat kehamilan gemeli (Kembar). Keluarga khawatir dengan keadaan bayinya, ayahnya tampak cemas, dan bertanya-tanya mengenai kondisi bayinya ketika menjenguk bayinya di ruang perawatan. Ayah klien, sekaligus penangung jawab perekonomian. Bentuk kepala normochepal, rambut tipis lurus dengan warna rambut hitam, keadaan sutura sagitalis datar, terdapat lanugo disekitar wajah. Bulu mata belum tumbuh, Telinga bentuk simetris, tulang telinga lunak, tulang kartilago tidak mudah membalik/lambat, terdapat lanugo. Hidung terpasang O2 sungkup 5 liter/menit, terpasang NGT, keadaan hidung bersih, Mulut tidak terdapat labio palato skizis, mukosa bibir tampak pucat dan terdapat jamur sisa sisa pemberian PASI. Dada bentuk dada cekung, bersih, terdapat retraksi (pada dinding epigastrium), RR 76x/menit, suara nafas Vesikuler, Cor BJ I BJ II terdengar jelas, palpasi nadi radialis brakhialis dan karotis teraba lemah dan ireguler. Punggung keadaan punggung bersih, terdapat banyak lanugo. Abdomen bentuk abdomen datar, BU 10 x/menit, lingkar perut 25 cm, turgor kulit kurang elastis ditandai dengan kulit kembali ke bentuk semula lebih dari 2 detik. Umbilikus tidak ada kelainan dan tandatanda infeksi tali pusat, warna merah muda, bau tidak ada, tali pusat sudah terlepas. Labia mayora belum menutupi labia minor, Anus paten ditandai dengan bayi sudah bab, mekoniun sudah keluar dan warna terlihat hitam dan konsistensi lembek. Struktur kulit halus dan tipis, merah pucat (Pale Pink),
9

lapisan lemak tipis pada jaringan kulit, keriput, tidak ada ruam merah (Skin rash). Lanugo tersebar diseluruh permukaan tubuh. Gerakan bayi kurang aktif, bayi bergerak apabila diberi rangsangan Ekstrimitas Atas : Bentuk simetris, jari-jari tangan lengkap, akral dingin tidak terdapat benjolan dan lesi. Bawah : Bentuk simetris, jari-jari kaki lengkap, akral dingin, terpasang IVFD D5 NS Mikro drip di kaki sebelah kanan dengan 10 tetes/menit, tidak terdapat benjolan dan lesi. Udema Sianosis. Moro ada ditandai dengan cara dikejutkan secara tiba-tiba dengan respon bayi terkejut tapi lemah (sedikit merespon). Refleks genggam positif tetapi lemah ditandai dengan respon bayi menggenggam telunjuk pengkaji tetapi lemah. Menghisap lemah ditandai dengan bayi mau menghisap dot tetapi daya hisap masih lemah. Rooting positif tapi masih lemah ditandai dengan kepala bayi mengikuti stimulus yang di tempelkan yang disentuhkan di daerah bibir bawah dagu hanya tetapi bayi hanya mengikuti setengah dari stimulus tersebut. Refleks babinsky positif ditandai dengan semua jari hiper ekstensi dengan jempol kaki dorsi pleksi ketika diberikan stimulus dengan menggunakan ujung bolpoint pada telapak kaki.

3.2 Pengkajian 3.2.1. Identitas klien Nama Usia Jenis Kelamin Ruang/kamar Diagnosa medik : By. Y : 7 hari : Perempuan : Mawar : BBLR

Dr. penanggung jawab : dr. S Sp A


10

Tanggal masuk Tanggal pengkajian Apgar skor 3.2.2 Data ibu Nama Usia Pekerjaan Pendidikan Status Kehamilan HPHT HPL Riwayat Persalinan Riwayat Kesehatan Lama Persalinan

: 5-01-2012 : 05-01-2012 Pukul 08.00 WIB : 7 (Asfiksia ringan)

: Ny. Y : 32 tahun : IRT : SMA : G2 P2 A0 usia kehamilan 29 minggu : 10 Mei 2008 : 17 Februari 2009 : Persalinan spontan, P2 A0 : Kehamilan prematur kurang bulan : 8 jam 45 menit, Kala I : 7 jam, Kala II : 15 Menit, Kala III 30 menit, kala IV 1jam setelah plasenta lahir.

Riwayat ANC

: Trimester 1 : 1 kali di bidan Trimester 2 : 1 kali Trimester 3 (usia kehamilan 7 bulan ): 2 kali di bidan

Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Masa Nifas dahulu a. Jenis kelamin perempuan, usia kehamilan 2 hari 28 minggu, melahirkan di bidan 1200 gr, nifas normal, masalah 40 hari BBLSR Meninggal b. Jenis kelamin perempuan, usia kehamilan 7 hari 29 minggu, melahirkan di bidan 1400 gr, nifas normal, BBLSR hidup. 3.3 Keluhan utama : hipotermi 3.4 Riwayat Penyakit Sekarang :
11

Pada saat dikaji tanggal 05 Januari jam 08.00 Wib, bayi tampak sesak nafas dengan respirasi 76 x/menit. Sesak berkurang jika posisi bayi semi ekstensi dan terpasang O2 Sungkup 5 liter/menit ditandai dengan menurunnya retraksi rongga dada dan sesak tampak bertambah dengan posisi bayi fleksi. 3.5 Riwayat Penyakit Dahulu : Bayi lahir pada 5 01 2012 Pukul 07.15 WIB di Ruang Mawar RSUD Mahardika melalui persalinan spontan dengan gravidarum II, APGAR SCORE pada menit pertama 3, menit ke 5 nilainya 3 dan pada menit ke 10 nilainya 3, berat badan 1400 gram, panjang badan 38 cm dan air ketuban berwarna jernih. Dan ibu klien mengatakan riwayat kehamilan dan persalinan anak pertama prematur. 3.6 Riwayat penyakit keluarga : Keluarga klien mengatakan bahwa keluarganya tidak mempunyai penyakit infeksi menular (Misalnya TB), penyakit kardiovaskuler (Hipertensi), dan penyakit keturunan (DM/Asma). Riwayat kehamilan persalinan sebelumnya adalah prematur dan tidak ada riwayat kehamilan gemeli (Kembar).

3.7 Riwayat Psikologis : Keluarga klien mengatakan khawatir dengan keadaan bayinya, ekspresi wajah ayahnya tampak cemas, dan bertanya-tanya mengenai kondisi bayinya ketika menjenguk bayinya di ruang perawatan. 3.8 Data Sosial Ekonomi : Kepala keluarga adalah ayah klien, sekaligus penangung jawab

perekonomian, keputusan diambil oleh ayah dan ibu klien secara musyawarah.
12

3.9 PENGKAJIAN FISIK : 3.9.1 Keadaan umum Keadaan umum Lingkar kepala Lingkar Dada Lingkar Perut Panjang Badan BB saat dikaji tanda-tanda vital : Klien tampak lemah : 26 cm : 28 cm : 25 cm : 38 cm : 1200 gr : P : 138 x/menit RR : 76 x/menit T : 39,1 0C 3.9.2 Kepala Bentuk kepala normochepal, rambut tipis lurus dengan warna rambut hitam, tidak terdapat benjolan, tidak ada lesi, keadaan sutura sagitalis datar, tidak ada nyeri tekan, terdapat lanugo disekitar wajah.

Berat badan lahir : 1400 gr Lingkar lengan atas : 5 cm

3.9.3 Mata Bentuk mata simetris, tidak terdapat kotoran, bulu mata belum tumbuh, sklera tidak ikterik. 3.9.4 Telinga Bentuk simetris, tidak terdapat serumen, tidak terdapat benjolan dan lesi, tulang telinga lunak, tulang kartilago tidak mudah membalik/lambat, terdapat lanugo. 3.9.5 Hidung

13

Bentuk hidung normal, PCH positif, terpasang O2 sungkup 5 liter/menit, terpasang NGT, keadaan hidung bersih, tidat terdapat polip dan benjolan. 3.9.6 Mulut Bentuk bibir simetris, tidak terdapat labio palato skizis, tidak terdapat stomatitis, mukosa bibir tampak pucat dan terdapat jamur sisa sisa pemberian PASI. 3.9.7 Dada Bentuk dada cekung, bersih, terdapat retraksi (pada dinding epigastrium), RR 76x/menit, suara nafas Vesikuler, Cor BJ I BJ II terdengar jelas, tidak terdapat bunyi jantung tambahan (BJ III), tidak terdapat kardiomegali, palpasi nadi radialis brakhialis dan karotis teraba lemah dan ireguler. 3.9.8 Punggung Keadaan punggung bersih, terdapat banyak lanugo, tidak terdapat tanda-tanda dekubitus/ infeksi.

3.9.9 Abdomen Bentuk abdomen datar, BU 10 x/menit, lingkar perut 25 cm, tidak terdapat hepatomegali, turgor kulit kurang elastis ditandai dengan kulit kembali ke bentuk semula lebih dari 2 detik. 3.9.10 Umbilikus Tidak ada kelainan dan tanda-tanda infeksi tali pusat, warna merah muda, bau tidak ada, tali pusat sudah terlepas. 3.9.10 Genitalia
14

Labia mayor belum menutupi labia minor, Anus paten ditandai dengan bayi sudah BAB, mekoniun sudah keluar dan warna terlihat hitam dan konsistensi lembek. 3.9.11 Integumen Struktur kulit halus dan tipis, merah pucat (Pale Pink), lapisan lemak tipis pada jaringan kulit, keriput, tidak ada ruam merah (Skin rash). Lanugo tersebar diseluruh permukaan tubuh. 3.9.12 Tonus Otot Gerakan bayi kurang aktif, bayi bergerak apabila diberi rangsangan. 3.9.13 Ekstrimitas Atas : Bentuk simetris, jari-jari tangan lengkap, akral dingin tidak terdapat benjolan dan lesi. Bawah : Bentuk simetris, jari-jari kaki lengkap, akral dingin, terpasang IVFD D5 NS Mikro drip di kaki sebelah kanan dengan 10 tetes/menit, tidak terdapat benjolan dan lesi. Udema Sianosis. 3.9.14 Refleks Moro : Moro ada ditandai dengan cara dikejutkan secara tiba-tiba dengan respon bayi terkejut tapi lemah (sedikit merespon) Menggenggam : Refleks genggam positif tetapi lemah ditandai dengan respon bayi menggenggam telunjuk pengkaji tetapi lemah. Menghisap : Menghisap lemah ditandai dengan bayi mau menghisap dot tetapi daya hisap masih lemah. Rooting : Rooting positif tapi masih lemah ditandai dengan kepala bayi mengikuti stimulus yang di tempelkan yang disentuhkan di daerah bibir bawah dagu hanya tetapi bayi hanya mengikuti setengah dari stimulus tersebut.

15

Babynski : Refleks babinsky positif ditandai dengan semua jari hiper ekstensi dengan jempol kaki dorsi pleksi ketika diberikan stimulus dengan menggunakan ujung bolpoint pada telapak kaki. 3.9.15 Therapy Efotax 2 x 100 mg Antibiotik iv Gentamicine 3 x 5 mg Antibiotik iv Aminophiline 3 x 5 mg Bronkodilator iv Dexamethasone 3 x 1/3 ampul Kortikosteroid iv Sanmol 2 x 0.2 cc Antipiretik parenteral Sorbital 30 mg Antikompulsif iv (Jika perlu) IVFD D5 NS Mikro drip 9 tts/menit iv 3.9.16 Laboratorium WBC 10.0 103/mm3 4.0/11.0 103/mm3 HGB 13,3 g/dl 11.0/18.8 g/dl HCT 36,9 % 35.0/55.0 % 3.10 Analisa data No 1 Data Ds: _ Do: Bayi tampak Usaha nafas bayi tidak maksimal RR 76 x/Menit Terlihat retraksi sesak nafas Etiologi Imaturitas sistem pernafasan Problem Gangguan pertukaran gas O2 berhubungan dengan imaturitas pernafasan

pada dinding epigastrium Terpasang O2 sungkup (5 liter / menit) Ujung ekstrimitas Gangguan pertukaran gas
16

CO2 meningkat (Hiperkapneu)

teraba dingin BBLSR Ds: _ Do: S : 39,1 0C/Anal Leukosit 10. Struktur kulit

Imaturitas jaringan lemak pada subkutan

Gangguan termoregulasi hipotermi berdasarkan cairan yang diperoleh sediaan cairan dalam tubuh bayi,

103/mm3 halus dan tipis Bayi di simpan dalam incubator 3 Ds : Do : NGT terpasang IVFD D5 NS Mikro drip 10tts/menit PASI 12x 5 7,5 cc/hari Refleks hisap lemah dan menelan lemah BB lahir 1400 gr BB saat dikaji 1200 gr Imaturitas sistim pencernaan

Mekanisme penguapan panas

Gangguan suhu tubuh (Hipertermi) Motilitas usus rendah Daya mencerna dan mengabsorpsi makanan berkurang

penurunan suhu tubuh Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

Pengosongan lambung bertambah

Distensi abdomen

Kerja otot spingter kardio esophagus berkurang

Intake nutrisi kurang 4 Ds : Keluarga klien mengatakan khawatir dengan keadaan bayinya dari kebutuhan Hospitalisasi Gangguan rasa aman : Cemas Orang tua Perawatan ekstra di ruang perinatologi

17

Do : Ekspresi wajah ayahnya tampak cemas Ayah klien sering bertanya-tanya mengenai kondisi bayinya ketika menjenguk bayinya di ruang perawatan. BBLSR.

Bonding Attachment tidak terjadi

Koping keluarga in efektif

Cemas

3.11. Diagnosa Keperawatan 3.11.1 Gangguan pertukaran O2 berhubungan dengan Imaturitas sistem pernafasan 3.11.2. Gangguan Thermoregulasi Hipertermi berhubungan dengan cairan yang diperoleh/sediaan cairan dalam tubuh bayi 3.11.3. Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Imaturitas sistem pencernaan 3.11.4. Gangguan rasa aman : Cemas Orang tua berhubungan dengan proses hospitalisasi 3.11.5. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan imaturitas sistem imunologi. 3.12 Prioritas Diagnosa Keperawatan 3.12.1. Gangguan pertukaran O2 berhubungan dengan Imaturitas sistem pernafasan 3.12.2. Gangguan Thermoregulasi: Hipertermi berhubungan dengan cairan yang diperoleh/sediaan cairan dalam tubuh bayi 3.12.3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Imaturitas sistem pencernaan

18

BAB V PENUTUP 4.1. Kesimpulan Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali lebih besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Kalaupun bayi menjadi

19

dewasa ia akan mengalami gangguan pertumbuhan, baik fisik maupun mental. Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, dan IQ. 4.2 Saran Saran yang penulis kemukakan disesuaikan dengan hasil selama melakukan asuhan keperawatan dan kesenjangan yang ada selama pasien dirawat di Ruang Mawar RSUD Mahardika. Saran-saran yang penulis berikan adalah : 1. Institusi Sebagai sekolah yang bergerak di bidang kesehatan hendaknya dapat memberikan pendidikan yang lebih lagi kepada mahasiswanya dalam praktek pelayanan kesehatan dan menyediakan buku-buku penunjang sebagai acuan dalam melakukan asuhan keperawatan. 2. Keluarga Dalam proses asuhan keperawatan sangat diperlukan kerjasama keluarga dan pasien itu sendiri guna memperoleh data yang bermutu untuk menentukan tindakan sehingga memperoleh hasil yang diharapkan.

20

DAFTAR PUSTAKA

Betz, L C dan Sowden, L A. 2002. Keperawatan Pediatri Edisi 3. Jakarta : EGC. Friedman, 1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC. Gaffar, Jumadi. L.O. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC. Garna, Heri.dkk. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi Ke dua.Bandung : FKU Padjadjaran. Irianto, Kus. Drs. 2004. Struktur Dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Bandung : Yrama Widya. Laksman, Hendra, T. Dr. 2003. Kamus Kedokteran. Jakarta : Djambaran. Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga Jilid 1. Jakarta : EGC. Prawirohardjo, Sarwono, DR. dr. SpOG 2005, ILMU KEBIDANAN. Jakarta Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 2002. Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta : FKUI.

21

You might also like