You are on page 1of 9

Bagikan

Lainnya

Blog Berikut

Buat Blog

Masuk

Honesty
Beranda keterampilan Jumat, 30 November 2012 Arsip Blog 2012 (6)

Makalah Sejarah Peradaban Islam Di TURKI..... yukz,.. mengenal turki lebih baikkzz,.... BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Abad pertengahan di Eropa sering disebut zaman kemunduran jika dibandingkan dengan zaman klasik (Yunani-Romawi). Sebaliknya Negara-negara Arab pada abad pertengahan mengalami kemajuan, namun akhirnya negeri itu sedikit demisedikit mengalami

November (5) Bismillah,... smga bermanfaat guyz! BAB IPENDAHULU... Makalah Sejarah Peradaban Islam Di TURKI.....yukz,... Makalah Sejarah Peradaban Islam Di TURKI.....yukz,... Pengen tau,.. seberapa penting nya pendidikan????,... Manajemenn dalam Supervisi Pendidikan Model Klinis... Oktober (1)

kemerosotan.dalam bidang kebudayaan dan kekuasaan. Setelah perang maladki pada tahun 463 H / 1071 M, yang dimenengkan oleh orang-orang saljuk dengan kemenangan yang paling gemilang atas Romawi, pengaruh kemenangan ini terus meluas ke negeri Anatolia dan kemudian jatuh ketangan mongolia.bersamaan lemahnya Mongolia, pemerintahan saljuk Romawi terpecah menjadi beberapa pemerintahan dengan kondisi yang lemah dan saling bertikai. Pemerintahan Usmaniyah lalu menguasainya pada waktu yang berbeda, kemudian menyatukan wilayah ini dibawah benderanya. Rentang sejarah antara tahun 923-1342 H dari sejarah Islam merupakan masa Usmaniyah. Hal ini karena kekuasaan Usmaniyah merupakan periode terpanjang dari halaman sejarah Islam. Selama 5 abad pemerintahan Usmaniyah telah memainkan peran yang pertama dan satu-satunya dalam menjaga dan melindungi kaum muslim. Usmaniyah merupakan pusat khalifah Islam yang terkuat pada masa itu, bahkan merupakan Negara paling besar di dunia. Sekalipun telah muncul pada tahun 699 H / 1299 M, namun pemerintahan ini belum menjadi khalifah. Orang-orang Usmaniyah belum mengumumkan kekhalifahan mereka, hingga akhirnya khalifah Abbasiyah di kairo menyerahkan kepada mereka kekhalifahannya pada tahun 923 H / 1517 M. Di Negara- Negara Arab pada masanya, kerajaan turki usmani merupakan kerajaan terbesar dan peling lama berkuasa, bralangsung selama enam abad lebih (1281-1924 M). pada masa pemerintahan turki Usmani, para sultan bukan hanya merebut negri-negri Arab, tetapi juga seluruh wilayah kaukasus dan wina bahkan sampai ke balkan. Dengan demikian tumbuhlah pusatpusat Islam di Trace, Mecodonia, dan sekitarnya. Eksistensi kerajaan turki Usmani sangnat diperhitungkan oleh ahli-ahli politik barat. Hal ini didasarkan pada realita sejarah bahwa selama berabad-abad kekuasanya, turki telah memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan peradaban, baik dikawasan Negara-negara Arab,

Mengenai Saya naufal afiqoh Lihat profil lengkapku

Asia bahkan Eropa. B. Rumusan masalah 1. Sekilas tentang Turki 2. Tokoh-tokoh dalam Turki 3. Pemikiran tokoh 4. Peradaban yang muncul 5. relevansi

BAB II PEMBAHASAN A. Turki


Negara Turki adalah negara di dua benua. Dengan luas wilayah sekitar 814.578 kilometer persegi, 97% (790.200 km persegi) wilayahnya terletak di benua Asia dan sisanya sekitar 3% (24.378 km persegi) terletak di benua Eropa. Posisi geografi yang strategis itu menjadikan Turki jembatan antara Timur dan Barat. Bangsa Turki diperkirakan berasal dari Asia Tengah. Secara historis, bangsa Turki mewarisi peradaban Romawi di Anatolia, peradaban Islam, Arab dan Persia sebagai warisan dari Imperium Usmani dan pengaruh negara-negara Barat Modern. Hingga saat ini bangunan-bangunan bersejarah masa Bizantium masih banyak ditemukan di Istanbul dan kota-kota lainnya di Turki. Yang paling terkenal adalah Aya Sofya, suatu gereja di masa Bizantium yang berubah fungsinya menjadi masjid pada masa Khalifah Usmani dan sejak pemerintahan Mustafa Kemal hingga kini dijadikan musium[1]. Peradaban Islam dengan pengaruh Arab dan Persia menjadi warisan yang mendalam bagi masyarakat Turki sebagai peninggalan Dinasti Usmani. Islam di masa kekhalifahan diterapkan sebagai agama yang mengatur hubungan antara manusia sebagai makhluk dengan Allah SWT sebagai Khalik, Sang Pencipta, dan juga suatu sistem sosial yang melandasi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Islam yang muncul di Jazirah Arab dan telah berkembang lama di wilayah Persia, berkembang di wilayah kekuasaan Kekhalifahan Turki dengan membawa peradaban dua bangsa tersebut. Perkembangan selanjutnya memperlihatkan pengaruh yang kuat kedua peradaban tersebut ke dalam kebudayaan bangsa Turki. Kondisi ini menimbulkan kekeliruan pada masyarakat awam yang sering menganggap bahwa bangsa Turki sama dengan bangsa Arab. Suatu anggapan yang keliru yang selalu ingin diluruskan oleh bangsa Turki sejak tumbuhnya nasionalisme pada abad ke-19. Selanjutnya arah modernisasi yang berkiblat ke Barat telah menyerap unsur-unsur budaya Barat yang dianggap modern. Campuran peradaban Turki, Islam dan Barat, inilah yang telah mewarnai identitas masyarakat Turki. Masyarakat Indonesia mengenal Turki sebagai suatu negara berpenduduk mayoritas Muslim. Kita juga mengenal Turki sebagai bangsa yang pernah memimpin dunia Islam selama tujuh ratus tahun, dari permulaan abad ke-13 hingga jatuhnya Kekhalifahan Usmani pada awal abad ke-20. Fenomena kehidupan masyarakat Turki menjadi menarik ketika negara Turki yang berdiri tahun 1923 menyatakan sebagai sebuah negara sekuler, di mana Islam yang telah berfungsi sebagai agama dan sistem hidup bermasyarakat dan bernegara selama lebih dari tujuh abad, dijauhkan peranannya dan digantikan oleh sistem Barat. B. Asal Mula Kerajaan Turki Ustmani Bangsa Turki mempunyai dua dinasti yang berhasil mengukir sejarah dunia. Pertama, dinasti turki saluk dan kedua dinasti turki utsmani. Namun akhirnya kerajaan turki saljuk hancur oleh seragan pasukan mongol, yang nantinya merupakan moment terbentuknya dinasti turki utsmani[2]. Kerajaan Turki Usmani muncul di pentas sejarah Islam pada periode pertengahan. Masa kemajuan Dinasti ini dihitung dari mulai digerakkannya ekspansi ke wilayah baru yang belum ditundukkan oleh pendahulu mereka. keberhasilan mereka dalam memperluas wilayah kekuasaan serta terjadinya peristiwa-peristiwa penting merupakan suatu indikasi yang dapat dijadikan ukuran untuk menentukan kemajuan tersebut. Pendiri dari kerajaan Turki ini adalah bangsa Turki dari kabilah Qayigh Oghus salah satu anak suku Turki yang mendiami sebelah barat gurun Gobi, atau daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina, yang dipimpin oleh Sulaiman. Dia mengajak anggota sukunya untuk menghindari serbuan bangsa mongol yang menyerang dunia Islam yang berada di bawah kekuasaan Dinasti Khawarizm pada tahun 1219-1220. Sulaiman dan anggota sukunya lari ke arah Barat dan meminta perlindungan kepada Jalaluddin, pemimpin terakhir Dinasti Khawarizm di Transoxiana (maa wara al-Nahr). Jalaluddin menyuruh Sulaiman agar pergi kearah Barat (Asia Kecil). Kemudian mereka menetap di sana dan pindah ke Syam dalam rangka menghindari serangan mongol Pada abad ke-13 saat

Chengis Khan mengusir orang-orang Turki dan Khurasan dan sekitarnya. Kakeknya Usman, yang bernama Sulaeman bersama pengikutnya bermukim di Asia Kecil. Setelah reda serangan Mongol terhadap mereka, Sulaeman menyeberangi Sungai Efrat (dekat Allepo). Namun, ia tenggelam empat putera Sulaeman yang bernama, Shunkur, Gundogdur, al-Thugril, dan Dundar. Dua puteranya yang pertama kembali ke tanah air mereka. Sementara dua yang terakhir bermukim didaerah Asia Kecil.[3] Kelompok kedua ini berjumlah 400 kepala keluarga yang dipimpin oleh Ertugril (Erthogrol) ibn Sulaiman. Mereka mengabdikan dirinya kepada Sultan Alauddin II dari Dinasti Saljuk Rum yang pusat pemerintahannya di Kuniya, Anatolia Asia Kecil. Pada saat itu, Sultan Alauddin II sedang menghadapi bahaya peperangan dari bangsa Romawi yang mempunyai kekuasaan di Romawi Timur (Byzantium). Dengan bantuan dari bangsa Turki pimpinan Erthogrol, Sultan Alauddin II dapat mencapai kemenangan. Atas jasa baik tersebut Sultan menghadiahkan sebidang tanah yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu Erthogrol terus membina wilayah barunya dan berusaha memperluas wilayahnya dengan merebut wilayah Byzantium. Pada tahun 1288 Erthogrol meninggal dunia, dan meninggalkan putranya yang bernama Usman, yang diperkirakan lahir pada 1258 M. usman inilah yang ditunjuk oleh Erthogrol untuk meneruskan kepemimpinannya dan disetujui serta didukung oleh Sultan Saljuk pada saat itu. Nama Usman inilah yang nanti diambil sebagai nama untuk Kerajaan Turki Usmani. Usman ini pula yang dianggap sebagai pendiri Dinasti Usmani. Sebagaimana ayahnya, Usman banyak berjasa kepada Sultan Alauddin II. Kemenangan-kemenangan dalam setiap pertempuran dan peperangan diraih oleh Usman. Dan berkat keberhasilannya maka benteng-benteng Bizantium yang berdekatan dengan Broessa dapat ditaklukkan. Keberhasilan Usman ini membuat Sultan Alauddin II semakin simpati dan banyak memberi hak istimewa pada Usman. Bahkan Usman diangkat menjadi gubernur dengan gelar Bey, dan namanya selalu disebut dalam doa setiap khutbah Jumat. Penyerangan Bangsa Mongol pada tahun 1300 ke wilayah kekuasaan Saljuk Rum mengakibatkan terbunuhnya Sultan Saljuk tanpa meninggalkan putra sebagai pewaris kesultanan. Dalam keadaan kosong itulah, Usman memerdekakan wilayahnya dan bertahan terhadap serangan bangsa Mongol. Usman memproklamirkan kemerdekaan wilayahnya dengan nama Kesultanan Usmani. Pada awalnya Kerajaan Turki Usmani hanya memiliki wilayah yang sangat kecil, namun dengan adanya dukungan militer, tidak berapa lama Usmani menjadi kerajaan yang sangat besar dan bertahan dalam kurun waktu yang lama. Setelah Usmani meninggal pada 1326, puteranya Orkhan (Urkhan) naik tahta pada Usia 42 tahun. Pada periode ini tentara islam pertama kali masuk Eropa. Orkhan berhasil mereformasi dan membentuk tiga pasukan utama tentara. Pertama tentara sipahi (tentara reguler) yang mendapatkan gaji pada tiap bulannya. Kedua, tentara Hazeb (tentara ireguler) yang digaji pada saat mendapatkan harta rampasan perang (Mal al-Ghanimah). Ketiga tentara jenisari direkrut pada saat berumur 12 tahun, kebanyakan adalah anak-anak kristen yang dibimbing Islam dan disiplin yang kuat.[4] Sejak saat itu, dalam sejarah Islam terdapat dua jabatan penting yang dikuasai oleh seorang penguasa. Yaitu, sebagai sultan untuk kekuasaan Turki dan sebagai khalifah bagi seluruh dunia Islam. Sepeninggal Salim I digantikan Sulaiman Agung 1520-1566 M, ia sebagai penguasa Usmani yang berhasil membawa kejayaan Islam. Ia dijuluki sebagai Sulaeman al-Qanuni. Sulaeman bukan hanya sultan yang paling terkenal dikalangan Turki Usmani, akan tetapi pada awal ke-16 ia adalah kepala negara yang paling terkenal di dunia. Ia seorang penguasa yang saleh, ia mewajibkan rakyat muslim harus shalat lima kali dan berpuasa dibulan Romadhon, jika ada yang melanggar tidak hanya dikenai denda namun juga sangsi badan. Sulaiman juga berhasil menerjemahkan al-Quran dalam bahasa turki.[5] Sekitar dua pertiga abad setelah didirikan di Anatolia pada 1300 dengan mengorbankan kekaisaran Bizantium, dan didirikan di atas reruntuhan kerajaan Saljuk, kerajaan Turki Utsmani hanyalah sebuah emirat di daerah perbatasan. Negara ini selalu diliputi suasana peperangan dan pada saat itu senantiasa dalam keadaan genting. Ibukota negara ini, pertama kali didirikan pada 1326, adalah Brusa (Bursa). Mendekati 1366, emirat itu telah berkembang lebih stabil, mendapatkan pijakan yang lebih kokoh di daratan Eropa, dan berkembang menjadi sebuah kerajaan besar dengan Adrianopel (Edirna) sebagai ibukotanya. Penaklukan Konstantinopel pada 1453 yang dipimpin oleh Muhammad II, Sang Penakluk (1451-1481) secara formal mengantarkan negara ini pada satu era baru yaitu era kerajaan.[6]

B. Periode kerajaan utsmani


Selama masa kesultanan Turki Usmani (1299-1942 M.) sekitar 625 tahun berkuasa tidak kurang dari 38 Sultan[7]. Dalam hal ini, Syafiq A. Mughni membagi sejarah kekuasaan Turki Usmani menjadi lima periode, yaitu:

1. Periode pertama (1299-1402), yang dimulai dari berdirinya kerajaan, ekspansi pertama sampai kehancuran sementara oleh serangan timur yaitu dari pemerintahan Usman I sampai pemerintahan Bayazid. 2. Periode kedua (1402-1566), ditandai dengan restorasi kerajaan dan cepatnya

pertumbuhan sampai ekspansinya yang terbesar. Dari masa Muhammad I sampai Sulaiman I. 3. Periode ketiga (1566-1699), periode ini ditandai dengan kemampuan Usmani untuk mempertahankan wilayahnya. Sampai lepasnya Honggaria. Namun kemunduran segera terjadi dari masa pemerintahan Salim II sampai Mustafa II. 4. Periode keempat (1699-1838), periode ini ditandai degan berangsur-angsur surutnya kekuatan kerajaan dan pecahnya wilayah yang di tangan para penguasa wilayah, dari masa pemerintahan Ahmad III sampai Mahmud II. 5. Periode kelima (1839-1922) periode ini ditandai dengan kebangkitan kultural dan administrasi dari negara di bawah pengaruh ide-ide barat, dari masa pemerintahan Sultan A. Majid I sampai A Majid II. D. Pertumbuhan dan Perkembangan Pendidikan Islam di Turki
Akibat kegigihan dan ketangguhan yang dimiliki oleh para pemimpin dalam mempertahankan Turki Usmani membawa dampak yang baik sehingga kemajuan-kemajuan dalam perkembangan wilayah Turki Usmani dapat diraihnya dengan cepat. Dengan cara atau taktik yang dimainkan oleh beberapa penguasa Turki seperi Sultan Muhammad yang mengadakan perbaikan-perbaikan dan meletakkan dasar-dasar keamanan dalam negerinya yang kemudian diteruskan oleh Murad II (14211451M) (Yatim, 2003:133-134). Sehingga Turki Usmani mencapai puncak kejayaan pada masa Muhammad II (1451- 1484 M). Usaha ini di tindak lanjuti oleh raja-raja berikutnya, sehingga dikembangkan oleh Sultan Sulaiman alQonuni. Ia tidak mengarahkan ekspansinya kesalah satu arah timur dan Barat, tetapi seluruh wilayah yang berada disekitar Turki Usmani itu, sehingga Sulaiman berhasil menguasai wilayah Asia kecil. Kemajuan dan perkembangan wilayah kerajaan Usmani yang luas berlangsung dengan cepat dan diikuti oleh kemajuan-kemajuan dalam bidang-bidang kehidupan lain yang penting, diantaranya dalam bidang pendidikan. Salah satu lembaga yang maju pada masa turki usmani adalah madrasah, didorong dengan mempelajari beragam ilmu pengetahuan. Lembaga pendidikan berserak saat berlangsungnya pemerintahan Turki Usmani. Salah satunya adalah madrasah. Bukan hanya kuantitas bangunan yang menjadi perhatian, juga kualitas pendidikan. Terobosan bermakna dalam hal ini adalah perumusan kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan di madrasah berkembang secara dinamis menuju ke arah lebih baik. Salah satu hal yang berlaku dalam proses pengajaran di madrasah Turki Usmani adalah mendorong para siswa untuk mengakses sebanyak mungkin buku yang membahas beragam bidang ilmu. Hal ini merupakan uraian perinci dari tujuan utama pendirian lembaga pendidikan berupa madrasah. Yaitu, melahirkan siswa Muslim yang memiliki banyak pengetahuan dan memegang teguh nilai-nilai moral yang baik dan benar. Madrasah digiring untuk menciptakan para siswa yang pandai sekaligus baik hati dan berbudi luhur. Pada masa pemerintahan Sultan Suleiman, terdapat kode hukum yang menjabarkan secara umum mengenai tujuan pendidikan.Disebutkan dalam kode hukum itu bahwa tujuan pendidikan adalah guna memahami misteri penciptaan dan membangun sebuah negara yang berjalan secara teratur dan baik. Ini diyakini akan menjamin kelestarian, ketertiban, dan kesejahteraan umat manusia. Tujuan lainnya, pendidikan menjadi sebuah sarana untuk menuai ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Lalu, mendapatkan penjelasan mengenai kebajikan, bakat, dan agama, hingga akhirnya para siswa memiliki kapasitas yang baik. Sejumlah sumber menyebutkan mengenai penetapan tujuan dan kurikulum pendidikan di madrasah itu. Di antaranya, berasal dari cendekiawan Ahmed bin Isameddin, yang hidup pada abad ke-16. Bahkan, ia merupakan seorang pengajar di madrasah. E. Peradaban Pada Masa Kerajaan Turki Kerajaan Turki usmani merupakan salah satu kerajaan Islam yang bertahan lama yang mampu mengembangkan peradaban dalam berbagai hal. Selain pembangunan dalam bentuk fisik, perkembangan pesat juga terjadi dalam hal pemikiran[8].

1. Pada bidang militer dan pemerintahan 1) Adanya Akademi militer sebagai pusat pendidikan dan pelatihan 2) Terbentuknya tentara tangguh Jenissari dan Taujiah 3) Adanya Kitab Muqtadha Al-Abhur, sebagai UU Pemerintahan. 2. kemajuan dibidang ilmu pengetahuan
Pada Bidang Ilmu Pengetahuan dan seni budaya Sebab Turki Usmani Kurang Fokus terhadap ilmu pengetahuan, maka Bidang ilmu pengetahuan pun kurang menonjol tidak seperti Dinasti islam sebelumnya. Adapun beberapa tokoh termasyhur dari beberaa disiplin ilmu yang muncul kala itu, di antaranya :

1) Abdulrauf Al Manawy dan Abdul Wahab Syarany , sebagai ahli hadis dan tasawuf. 2) As-Shadar bin Abdurrahman al Akhdhary, sebagai ahli Filsafat dan mantiq. 3) Daud Inthaqy dan Sahabudin bin Salamah Qaliyuby, ahli dalam bidang kedokteran. 4) Ibnu Hasan Samarkandy, sebagai ahli ilmu politik. 5) Qari al Harawy, sebagai ahli musik. 6) Ibnu Diba az Zabidy dan Abdul Ghani an Nablusy, sebagai ahli sejarah. 7) Aisyah Bauniyah dan Ali Khan, sebagai ahli sastra. 8) Abdul Qadir Baghdady dan Az Zabidy, sebagai ahli bahasa. 9) Muammar Sinan, sebagai ahli di bidang arsitektur. 10) Musa Azam, sebagai ahli seni.

Adapun mengenai budaya sosial, budaya Turki Usmani sangat di pengaruhi oleh tiga budaya. Dari kebudayaan persia mereka mengambil ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana. Ajaran tentang prinsip-prinsip ekonomi , sosial,kemasyarakatan, dan keilmuan mereka mengambil dari Bangsa Arab. Sedangkan pemerintahan dan organisasi kemiliteran mereka banyak dapat dari Bizantium. Dalam menjalankan ilmu pemerintahan, pemimpin turki Usmani menggunakan dua gelar sekaligus: khalifah dan sultan. Khalifah sebagai simbol penguasa dunia dan khalifah juga symbol sebagai penguasa spritual (agama). Secara praktis, pemimpin turki Usmani memiliki dua pembantu utama. 1. Mufti atau Syaykh al-Islam yang berwenang mewakili pemimpin turki Usmani dalam melaksanakan wewenang spiritual. 2. Shadhr al- Azham (perdana mentri) yang berwenang mewakili pemimpin Turki Usmani dalam melaksanakan duniawi.

Ulama dan sejumlah karyanya yang dihasilkan pada masa Turki Usmani adalah: 1. Mustafa Ali (1541-1599), ahli sejarah. Diantara karyanya adalah Kunh al-Akhbar, yang

berisi sejarah dunia dari Adam As sampai Yesus, sejarah Islam awal hingga Turki Usmani. 2. Evliya Chelebi (1614-1682), ahli ilmu sosial. Diantara karyanya adalah Seyabat Name

(buku pedoman perjalan) yang berisi tentang masyarakat dan Turki Usmani. 3. Arifi (1561), sejatawan istana. Diantara karyanya adalah Shah-name I al-Osman yang

berisi cerita tentang keluarga raja-raja Usmani.


Selain meninggalkan buku-buku sebagai kekayaan sejarah, Turki Usmani juga meninggalkan sejumlah bangunan yang memperlihatkan keunggulan penguasaan teknologi pada zamannya. Masjid Aya Sophia, Masjid Agung Sultan Muhammad Al-Fatih, masjid Abu Ayub Al-Anshari, masjid Byazid dan masjid Sulaiman al-Qanuni, merupakan masjid yang berasitektur tinggi dengan menggunakan kubah batu yang menggambarkan persaingan antara Islam dengan Kristen.

3. Pada bidang Keagamaan


Agama dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam lapangan sosial dan politik. Masyarakat di golongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku. Oleh karena itru, ajaran ajaran thorikot berkembang dan juga mengalami kemajuan di Turki Usmani.

1) Adanya jabatan Mufti sebagai Pejabat urusan agama tertinggi, yang memiliki kuasa legitimasi dalam hukum kerajaan. 2) Dalam bidang Tasauf berkembang tiga tarekat besar yang memberikan dukungan kuat bagi kerajaan: a) Tarekat Baktasyi, Tarekat ini dibawa oleh Ahmad Yasawi (1169 M) dan pengikutnya pernah menjadi tentara yang sangat tangguh dalam berbagai penaklukan yang dilakukan oleh kerajaan Turki Usmani. b) Tarekat Maulawiyah, tarekat ini dibawa oleh Jalaluddin Rumi (1273 M), ia

memperkenalkan sama, sebuah tarian untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan zikir tertentu. c) Tarekat Naqsabandiyah, tarekat ini memperkenalkan zikir khafi (diam/tidak bersuara) dan masih berkembang sampai saat ini. 4. Pada bidang Ekonomi
Tercatat beberapa kota yang maju dalam bidang industri pada waktu itu di antaranya: Mesir sebagai pusat produksi kain sutra dan katun. Anatoli selain sebagai pusat produksi bahan tekstil dan kawasan pertanian yang subur, juga menjadi pusat perdagangan dunia pada saat itu.

5. Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, dinasti ini mendirikan sejumlah madrasah. Madrasah yang pertama didirikan adalah di Inzik (1331 M) dengan medatangkan pengajaran dari Iran dan Mesir. Madrasah berikutnya didirikan di Bursa, Edirne dan Istanbul. Madrasah di Turki Usmani dibentuk dengan memperlihatkan jenjang dan materi ilmu yang diajarkan adalah bahasa Arab, Nahwu, Sharaf, mantik, teologi, hukum, astronomi, geometri dan retorika. Orang Turki terkenal pandai berbaur dengan masyarakat bangsa-bangsa lain, mereka terbuka dengan berbagai kebudayaan. Sementara itu Usmani mempunyai wilayah kekuasaan yang sangat luas. Maka, latar belakang ini menyebabkan kebudayaan Usmani bercorak pluralistik. Diamna antara dipusat dengan didaerah, atau antara didaerah lai, bisa berbeda. Diantara unsur kebudayaan yang paling menonjol disana adalah kebudayaan Persia, Bizantine, dan Arab. Kebudayaan persia lebih banyak menyumbangkan aspek-aspek etika terutama etika kehidupan istana. Sedang kebudayaan Bizantine lebih menonjolkan organisasi pemerintahan dan kemiliteran. Ajaran-ajaran tentang ekonomi, sosial dan kemasyarakatan, keilmuan dan bahasa diambil dari bangsa Arab.[9] Sebagai bangsa yang berdarah militer, Usmani lebih menonjolkan kegiatan dibidang kemiliteran, sedangkan dalam bidang ilmu pengetahuan tidak begitu menonjol. Meskipun demikian, dalam batas-batas tertentu seni arsitektur Islam tidak luput dari perhatian Usmani. Masjid jami Sultan Muhammad alFatih, Masjid Agung Sulaiman, dan Masjid Abi Ayyub al-Anshari dibangun dengan mempertimbangkan unsur-unsur seni seperti hiasan kaligrafi Arab yang indah. Dalam bidang keagamaan, Usmani sangat memperhatikan kehidupan keagamaan dimasyarakat. Khususnya dalam aspek-aspek sosial keagamaan dan pelaksanaan hukum-hukum Agama. Kekhalifahan ini lebih bercorak keagamaan, sehingga ia sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku. Ulama menjadi sangat penting, khususnya ketika masa-masa kejayaan Usmani. Dari sisi ilmu-ilmu Agama, sebenarnya kurang berkembang, justru sebaliknya, kehidupan bermadzhab lebih menonjol sebagai salah satu tanda bahwa masyarakat merasa cukup dengan ilmu-ilmu agama yang pernah dibangun oleh para ulama terdahulu dimasa Bani Abbas. A. Faktor-Faktor Yang Mempengarui Kemunduran Dan Kejatuhan Turki Utsmani

1. Wilayah kekuasaan yang terlalu luas


Perluasan wilayah yang begitu cepat yang terjadi pada kerajaan Usmani, menyebabkan pemerintahan merasa kesulitan dalam melakukan administrasi pemerintahan, terutama pasca pemerintahan Sultan Sulaiman. Sehingga administrasi pemerintahan kerajaan Usmani tidak beres. Tampaknya penguasa Turki Usmani hanya mengadakan ekspansi, tanpa mengabaikan penataan sistem pemerintahan. Hal ini menyebabkan wilayah-wilayah yang jauh dari pusat mudah direbut oleh musuh dan sebagian berusaha melepaskan diri[10].

2. Heterogenitas penduduk
Sebagai kerajaan besar, yang merupakan hasil ekspansi dari berbagai kerajaan, mencakup Asia kecil, Armenia, Irak, Siria dan negara lain, maka di kerajaan Turki terjadi heterogenitas penduduk. Dari banyaknya dan beragamnya penduduk, maka jelaslah administrasi yang dibutuhkan juga harus memadai dan bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka. Akan tetapi kerajaan Usmani pasca Sulaiman tidak memiliki administrasi pemerintahan yang bagus di tambah lagi dengan pemimpinpemimpin yang berkuasa sangat lemah dan mempunyai perangsai yang jelek.

3. Kelemahan para penguasa


Penguasa yang tidak cakap Setelah sultan Sulaiman II al-Qanuni. Kelemahan ini lebih disebabkan masuknya sikap hedonisme di kalangan istana, seperti suka bermewah-mewahan, minum-minuman kras, dan wanita penghibur, hal ini menimbulkan perselisihan dilingkungan istana.

4. Budaya Pungli
Budaya ini telah meraja lela yang mengakibatkan dekadensi moral terutama dikalangan pejabat yang sedang memperebutkan kekuasaan (jabatan).

5. Pemberontakan-Pemberotakan Tentara Jenissari

Pemberontakan Jenissari terjadi sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1525 M, 1632 M, 1727 M dan 1826 M. Pada masa belakangan pihak Jenissari tidak lagi menerapkan prinsip seleksi dan prestasi, keberadaannya didominasi oleh keturunan dan golongan tertentu yang mengakibatkan adanya pemberontakan-pemberontakan.

6. Merosotnya Ekonomi
Akibat peperangan yang terjadi secara terus menerus maka biaya pun semakin membengkak, sementara belanja negara pun sangat besar, sehingga perekonomian kerajaan Turki pun merosot

7. Kurang berkembangnya ilmu pengetahuan


Ilmu dan Teknologi selalu berjalan beriringan sehingga keduanya sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Keraajan usmani kurang berhasil dalam pengembagan Ilmu dan Teknologi ini karena hanya mengutamakan pengembangan militernya. Kemajuan militer yang tidak diimbangi dengan kemajuan ilmu dan teknologi menyebabkan kerajaan Usmani tidak sanggup menghadapi persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju.

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

Para Sultan dan Khalifah Pemerintahan Usman (699-1342 H / 1299-1923 M)[11]. NAMA PENGUASA AWAL MASA KEKUASAAN Utsman bin Ortoghal 699 H/1299 Urkhan bin Utsman 726 H/1325 M Murad bin Aurkhan 761 H/1359 M Bayazid bin Murad 791-805H/1389-1402M Muhammad I bin Bayazid 816 H/1413 M Murad II bin Bayazid 824 H/1421 M Muhammad II (al-Fatih) 855 H/1451 M Bayazid bin Muhammad 886 H/1481 M Salim I bin Bayazid 918 H/1512 M Sulaiman (al-Qonuni) bin Salim 926 H/1519 M Salim II bin Sulaiman 974 H/1566 M Murad III bin Salim 982 H/1574 M Muhammad III bin Murad Ahmad I bin Muhammad Musthafa bin Muhammad Utsman II bin Ahmad Mustafa I (kali kedua) Murad IV bin Ahmad Ibrahim I bin Ahmad Muhammad IV bin Ibrahim Sulaiman II bin Ibrahim Ahmad II bin Ibrahim Mustafa II bin Muhammad Ahmad II bin Muhammad Mahmud I bin Mustafa Utsman III bin Mustafa Mustafa III bin Ahmad Hamid I bin Ahmad Salim III bin Mustafa Mustafa IV bin Abd. Hamid Mahmud II bin Abd. Hamid Abd. Majid I bin Mahmud Abdul Aziz bin Muhammad Murad V bin Abd. Majid Abd. Hamid II bin Abd. Majid Muhammad Rasyad bin Abd. Majid Muhammad Wahiduddin bin Abd. Majid Abd. Majid bin abd. Aziz 1003H/1594 M 1012 H/1603 M 1026 H/1617 M 1027 H/1617 M 1031 H/1621 M 1032 H/1622 M 1049 H/1639 M 1058 H/1648 M 1099 H/1687 M 1102 H/1690M 1106 H/1694 M 1115 H/1703 M 1143 H/1730 M 1168 H/1754 M 1171 H/1757 M 1187 H/1173 M 1203 H/1788 M 1222 H/1807M 1223 H/1807 M 1557 H/1839 M 1277 H/1860 M 1293 H/1876 M 1293 H/1877 M 1328 H/1910 M 1336 H/1918 M

1340-342 H/1921-1923 M BAB III KESIMPULAN

Kerajaan Turki usmani di dirikan oleh bangsa pengembara Turki dari kabilah Orguz yang mendiami daerah Asia tengah atau daerah utara Cina. Kemenangan dalam setiap pertempuran banyak di raih Usman sehingga Sultan pun semakin bersimpati dan banyak memberi hak istimewa pada Usman. Hingga pada tahun 1300 M, bangsa Mongol menyerang dan

mengakibatkan Sultan Alauddin II terbunuh dengan tampa meninggalkan putra sebagai pewaris tahta, Sebab itu Usman pun memproklamirkan kemerdekaan sebagai Padisyah Al Usman dalam kesultanan Usmani. Melalui pujangga-pujangga turki Utsmani ini maka perluasan wilayahpun sangat pesat dari semenanjung Balkan daulah Usmaniyah melebarkan sayapnya kesebelah Timur sehingga dalam waktu singkat seluruh Persia dan Irak yang dikuasai daulah Safawiyah yang beraliran Syiah dapat direbut dan juga kedaerah-daerah lain. Kemunduran kerajaan Turki Utsmani ini berawal Sultan Salim II (1566-1573 M) yang mana sejarah mencatat sebagai titik awal masa kemunduran Kerajaan Turki Usmani setelah Berkuasa lebih dari 2 setengah abad. Pada masa pemerintahan Salim II, Terjadi pertempuran dengan Armada Laut Kristen yang di Pimpin oleh Don Juan dari Spanyol di Selat Liponto Yunani. Turki Usmani Kalah yang mengakibatkan Tunisia dapat di rebut Musuh.
DAFTAR PUSTAKA Abdul M. Karim. Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007. Hasan Abul Ali al-Nadwi. Islam Membangun Peradaban Dunia. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1988. K. Philip Hitti. History Of The Arabs. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2008. Nurhakim Moh. Sejarah Dan Peradaban Islam. Malang: UMM Press, 2004. file:///H:/sejarah-pendidikan-islam-pada-masa.html file:///H:/Islam_di_Turki.htm file:///H:/peradaban-islam-pada-masa-kerajaan.html file:///H:/sejarah-peradaban-islam-di-turki.html

[1] file:///H:/kemalisme, budaya dan negara turki.html. [2] Moh. Nurhakim, Sejarah Dan Peradaban Islam (Malang, UMM Press, 2004), 132. [3] Ahmad Syafii Maarif, Sejarah pemikiran dan peradapan Islam,(Yogyakarta:PUSTAKA BOOK PUBLISHER,2007), 310. [4] Ahmad Syafii Maarif, Sejarah pemikiran dan peradapan Islam,(Yogyakarta:PUSTAKA BOOK PUBLISHER,2007),311 [5] Ahmad Syafii Maarif, Sejarah pemikiran dan peradapan Islam,(Yogyakarta:PUSTAKA BOOK PUBLISHER,2007),314 [6] Philip K. Hitti, History of the Arabs,(Jakarta:PT. SERAMBI ILMU SEMESTA, 2002)905-906 [7] file:///H:/kemalisme, budaya dan negara turki.html. [8] file:///H:/peradaban-islam-pada-masa-kerajaan.html [9] Moh.Nurhakim,Sejarah dan Peradapan Islam,(Malang:UMM Press,2004),135 [10] Moh.Nurhakim,Sejarah dan Peradapan Islam,(Malang:UMM Press,2004),137. [11] file:///H:/peradaban-islam-pada-masa-kerajaan.html Diposkan oleh naufal afiqoh di 22.32

Rekomendasikan ini di Google

Tidak ada komentar: Poskan Komentar


Mska kmna Ad.. aukn oetr na.

Beri komentar sebagai: Google Account Publikasikan Pratinjau

Posting Lebih Baru

Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Posting Lama

Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like