You are on page 1of 47

Cabai yang tumbuh subur secara organik bisa kita gunakan untuk keperluan memasak sendiri dan sisanya

bisa kita bagi ke tetangga. Bahkan jika kita menanam sampai ratusan polibag kita bisa menjual hasil panen kita. Jika kita menanam secara benar, produksi budidaya cabe organik dalam polibag tidak kalah dengan yang ditanam dilahan. Justru menurut pengalaman maspary menanam cabe organik dalam polibag atau pot lebih mudah pengelolaannya dalam hal pemupukan maupun pengendalian hama penyakit. Hal-hal yang perlu kita persiapkan sebelum kita menanam cabe organik dalam pot/ polibag adalah: Polibag atau pot yang tidak terlalu kecil minimal diameter 25 cm, kalau cabe rawit harus lebih besar lagi lebih dari 35 cm Media tanam berupa tanah yang telah dicampur dengan pupuk organik dengan perbandingan 1 : 1 Ember dan gayung/ gembor. Handsprayer Benih cabe Pestisida organik (beberapa telah maspary tulis pada artikel yang lalu) Pupuk organik cair seperti Solbi agro, bisa juga kita gunakan MOL /mikroorganisme lokal. Juga telah maspary tulis beberapa jenis MOL dan fungsinya. Cara Penanam cabe organik dalam pot/ polybag : Semai dulu biji cabe yang telah kita persiapkan. Benih cabe bisa kita beli di kios pertanian atau membuat sendiri dengan mensortir cabe yang bagus, kita ambil bijinya lalu kita kering anginkan. Penyemaian bisa kita lakukan di pot, polybag atau tempayan serta wadh yang lain. Sementara menunggu bibit cabe siap sebaiknya kita persiapkan media semai dalam polybag atau pot. Jangan lupa tanahnya kita campur dengan pupuk organik dengan perbandingan 1 : 1. Setelah itu media kita siram dengan PGPR. Setelah berdaun lima (kira-kira umur 3-5 minggu) cabe kita tanam dalam media polybag atau pot yang telah kita persiapkan. 2-3 hari sebelum kita tanami bibit cabe media tanam dalam polybag sebaiknya kita siram dengan larutan MOL sampai basah Setelah kita tanam sebaiknya polybag/ pot kita letakkan di tempat yang teduh sampai kira-kira 1 minggu, baru kita tempatkan pada lokasi yang dapat cahaya penuh. Jangan letakkan tempat yang teduh terus, nanti tanaman cabe akan mengalami etiolase (panjang dan lemas tapi buah sedikit). Rawat tanaman cabe secara hati-hati, siram jika tanahnya kering dan minimal 1 minggu sekali kita siram dengan MOL dan kita semprot dengan pestisida nabati yang dengan mudah bisa kita buat sendiri. Buang tunas air/ tunas yang tumbuh di bawah cabang pertama.

Amati adanya serangan hama dan penyakit, jika terjadi gejala serangan harus cepat kita atasi secara mekanik (kita ambil hama dan daun yang terserang tersebut, lalu kita pisahkan tanaman yang sehat dan yang sakit agar mudah dalam pengelolaan hama maupun penyakit). Jika musim kemarau sebaiknya sering disiram daunnya untuk mengurangi serangan kutu, sebaliknya jika musim hujan harus kita perjarang tanaman cabe kita agar tidak terlalu rimbun. Tunggu sampai tanaman cabe berbuah dan bisa kita petik serta kita nikmati pedasnya.

Bercocok Tanam Cabe Secara Organik dan Polikultur Cabe merupakan salah satu komoditi unggulan tanaman hortikultura yang menjadi primadona bagi petani. Tanaman ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena merupakan salah satu dari komoditi yang dibutuhkan setiap saat. Selain digunakan untuk berbagai jenis bumbu dan penyedap masakan, cabe juga dibutuhkan dalam bidang industri makanan seperti mie instant misalnya. Cabe (Capsicum annum) dalam budidayanya membutuhkan perhatian yang ekstra dari petani. Dengan umur tanam yang satu musimnya cukup panjang yaitu sampai dengan 14 bulan sebagaimana hasil studi Institut Pertanian Organik Aie Angek, cabe juga memiliki kendala teknis yang beragam. Dengan tahapan pertumbuhan yang dimilikinya, tanaman cabe sangat rentan terhadap seranganhamadan penyakit jika tidak dirawat secara intensif. Bahkan hingga saat ini sangat banyak ditemui penyakit danhamayang menyerang tanaman cabe mulai dari pembibitan sampai dengan pada saat berbuah. Di IPO Aie Angek, sudah dilakukan studi ala petani untuk mencoba mengusahakan budidaya tanaman cabe secara organic dan juga polikultur. Dengan menggunakan pupuk organic yang berasal dari kotoran dan urin kambing ternyata tanaman cabe ini bisa berumur cukup panjang sampai dengan 14 bulan. Dikombinasikan dengan berbagai macam sayuran sebagai tanaman tumpangnya maka sebelum tanaman cabe menghasilkan petani bias mendapatkan hasil dari tanaman tumpangannya. Dari hasil studi yang sudah dilaksanakan di IPO Aie Angek, juga didapatkan bahwa hasil tanaman setiap batangnya selama tanaman berproduksi adalah antara 1 1,2 kg per batangnya. Bahkan hasil ini masih bisa meningkat jika seandainya tanaman cabe dipertahankan untuk diusahakan lebih lama. Dalam usaha tani cabe, dikarenakan tanaman cabe ini memiliki kerentanan yang tinggi terhadap serangan OPT, maka harus sudah dilakukan upaya antisipasi mulai dari awal memulai proses pengolahan tanah sampai dengan saat tanaman di panen. Langkah Langkah Budidaya Cabe Secara Organik dan Polikultur Tahap Persiapan.

Sebagai langkah awal dalam budidaya cabe secara organic adalah kita harus terlebih dahulu mempersiapkan areal lahan yang akan kita usahakan sebelum kita melakukan penyemaian benih dan pengolahan tanah. Dipersiapkan kondisi lahan yang akan diolah dan ditanami dengan cabe dengan hal hal sebagai berikut : Penyiapan tanaman pembatas lahan yang akan ditanami cabe dengan lahan di sekitarnya. Tanaman pembatas yang bisa dimanfaatkan seperti tithonia, rumput gajah dan banyak tanaman lainnya yang bisa didapatkan disekitar lahan. Pembuatan tempat tinggal musuh alami dan serangga predator sebagai penyeimbang ekosistem di lahan. Hal ini dilakukan dengan menanam bunga bungaan yang berwarna cerah dan menarik perhatian serangga untuk datang dan tinggal di lahan. Misalnya menanam bunga tahi ayam, bunga matahari maupun jenis bunga lainnya. Setelah hal diatas dilakukan, juga harus dipersiapkan tanaman perangkap yang akan ditanam di bedengan nantinya. Yang biasa digunakan di IPO Aie Angek adalah bunga tahi ayam dan bunga matahari. Tahap Penyemaian Benih Langkah langkah yang dilakukan dalam penyemaian benih cabe sangat menentukan dan berdampak penting dalam proses perkembangan tanaman cabe selanjutnya. Karena dalam tahap penyemaian ini beberapa penyakit yang saat ini banyak menyerang tanaman cabe bisa mulai menyerang. Penyiapan lahan pesemaian sebelum kita melakukan penyemaian adalah hal yang sangat menentukan. Jika penyemaian dilakukan di lahan, maka lahan yang akan digunakan haruslah disanitasi atau dibersihkan dari segala macam sisa tanaman maupun sisa gulma. Hal ini harus dilakukan karena sangat besar kemungkinan sisa tanaman maupun sisa gulma tadi merupakan tanaman yang berpotensi sebagai sumber seranganhamaataupun penyakit. Penggunaan kompos sebagai pupuk awal di pesemaian akan sangat membantu pertumbuhan benih menjadi bibit yang bagus dan kuat saat akan ditanam. Kompos yang digunakan haruslah kompos yang betul betul sudah matang dan memiliki kandungan bahan organic ataupun hara yang tinggi. Sangat disarankan lahan pesemaian sudah disiapkan minimal 2 3 hari sebelum benih disemaikan. Media pesemaian harus merupakan pencampuran tanah dan kompos yang sudah merata sehingga nantinya setelah benih berkecambah akan mendapatkan hara yang merata sehingga bibit yang nantinya dihasilkan merata pertumbuhannya. PERLAKUAN TERHADAP BENIH SEBELUM DISEMAI HARUS DILAKUKAN SEBAGAI IMUNISASI AWAL TERHADAP SERANGANHAMADAN PENYAKIT. Hal ini wajib dilaksanakan karena tahap awal pertumbuhan

tanaman ini sangat rentan terhadap kemungkinan terserang penyakit. Benih diperlakukan terlebih dahulu dengan menggunakan agens hayati Pseudomonas fluorescence. Sebelum disemai benih direndam dengan Pf selama 24 jam. Dan setelah itu benih dikering anginkan selama 2-3 jam sebelum disemaikan. Setelah disemai kemudian benih ditutupi dengan karung plastic sampai dengan benih berkecambah dan mulai tumbuh. Setelah benih tumbuh maka karung plastic tersebut dipindahkan dan benih di pasangakan atap plastic transparan selama lebih kurang 2 minggu sampai benih sudah kuat untuk langsung menerima kondisi lingkungan yang ada seperti sinar matahari yang langsung dan hujan yang turun Pengamatan dan pengendalian seranganhamadan penyakit selama benih di pesemaian harus dilakukan terus menerus mulai dari bibit mulai tumbuh sampai dengan dipindahkan ke lahan. Pengamatan dilakukan secara berkala dan jika didapati adanya seranganhamapenyakit harus langsung dilakukan upaya pengendalian menggunakan ramuan nabati yang sesuai dengan seranganhamadan penyakit yang ada Pengamatan terhadap pertumbuhan bibit di pesemaian harus dilakukan terus menerus sehingga bibit terhindar dari perubahan kondisi lingkungan yang ekstrim seperti kekurangan air dan perubahan cuaca. Harus dilakukan penyiraman bibit dan jika perlu air yang digunakan ditambah dengan pupuk dari urine kambing ataupun ekstrak kompos. Tahapan penyemaian benih yang sama juga digunakan untuk tanaman lain yang akan dijadikan sebagai pendamping tanaman cabe Pengolahan Tanah Pengolahan tanah dilakukan seefisien mungkin dan harus sesuai dengan kaidah kaidah konservasi tanah. Pembuatan teras atau bedengan harus memperhatikan kondisi permukaan lahan yang akan ditanami. Pembuatan drainase air harus mengarah kepada timbulnya infiltrasi atau peresapan air ke dalam tanah bukannya menimbulkan aliran permukaan (run off) yang akan mengikis top soil tanah sehingga tanah makin lama akan semakin kurus karena unsur haranya terbawa air. Yang harus diperhatikan lagi adalah pembuatan teras atau bedengan disesuaikan dengan jarak tanam tanaman cabe. Dari studi yang dilakukan IPO Aie Angek, jarak tanam yang digunakan adalah 60 cm x 70 cm, ini dikarenakan system polikultur yang akan kita gunakan. Pengolahan tanah yang dilakukan haruslah betul betul efektif dan efisien. Tanah harus bersih dari gulma dan sisa sisa perakaran tanaman sebelumnya yang mungkin masih tertinggal di lahan.

Pembuatan teras atau bedengan juga harus tertata dan rapi. Dengan kondisi lahan yang rapi dan tertata ini akan menimbulkan kenyamanan dan kebetahan untuk berada dan beraktifitas di lahan selama mungkin. Hal ini akan menimbulkan kegairahan bagi petani untuk bersenyawa dengan tanaman dan bagian bagian lainnya dari keseluruhan unsur agroekosistem yang ada. Setelah selesai dilakukan pembuatan teras atau bedengan, maka kemudian permukaan bedengan atau media tanam ditebarkan kompos sebagai pupuk dasar. Yang digunakan disini adalah kompos, bukan pupuk kandang. Bisa jadi kompos yang digunakan berasal dari pupuk kandang yang sudah diproses sedemikian rupa. Namun dalam konsep pertanian organik, kompos yang dibuat tidak boleh menggunakan atau berasal dari bahan bahan yang mengandung unsur kimia buatan dalam bentuk apapun. Setelah kompos ditaburkan maka kemudian bagian permukaan bedengan dicincang atau diaduk dengan cangkul sampai merata komposis antara tanah dengan kompos di setiap bagian permukaan bedengan sampai dengan pada kedalaman 15 20 cm. Baru kemudian permukaan bedengan ditutupi dengan mulsa. Mulsa yang digunakan adalah tumbuhan yang bisa dimanfaatkan sebagai penutup permukaan bedengan dan juga sebagai sumber pupuk atau hara bagi tanaman. Tumbuhan yang bisa digunakan sebagai mulsa salah satunya adalah Tithonia atau bungo rayo paik. Selain itu juga bisa digunakan jerami padi. Namun pada prinsipnya bahan mulsa yang akan digunakan adalah bahan yang mudah didapatkan disekitar lahan kita. Dalam pertanian organic penggunaan mulsa dari plastic tidak dilarang, namun karena prinsip dasar kita dalam pertanian organic adalah pengeluaran yang serendah rendahnya dan pemanfaatan sumber daya yang ada di sekitar kita. Selain itu dari beberapa kasus, mulsa plastik berpotensi sebagai tempat berkembang biaknya jamur yang tidak menguntungkan. Setelah dilakukan pemasangan mulsa maka bibit yang ada di pesemaian dan sudah siap untuk dipindahkan ke lahan bisa segera di tanam.

Penanaman. Pada daerah dengan tinggi lebih dari 1000 meter dari permukaan laut ada kecenderungan penyemaian cabe bisa memakan waktu sampai dengan 40 45 hari. Di IPO Aie Angek yang terletak pada ketinggian 1350 mdpl lama penyemaian cabe sampai siap tanam mencapai 45 hari. Hal ini disimpulkan dari beberapa kali proses penyemaian cabe yang dilakukan memakan waktu yang tidak jauh berbeda.

Jarak tanam yang digunakan adalah 60 x 70 cm dengan pertimbangan jarak tanam tersebut memungkinkan untuk pertumbuhan tanaman yang bagus bagi tanaman cabe itu sendiri dan tanaman pendamping nantinya. Lebar bedengan yang digunakan adalah 110 cm dengan tinggi 40 cm. Beberapa tanaman yang memungkinkan dikombinasikan dengan cabe antara lain brokoli atau kubis bunga, bawang daun atau juga selada. Pada saat tanaman cabe masih berumur sampai dengan 100 hari masih memungkinkan dikombinasikan dengan brokoli atau kubis bunga maupun kubis. Namun setelah tanaman cabe melewati umur 120 hari maka pertumbuhan brokoli dan sejenisnya akan terganggu karena berkurangnya intensitas sinar matahari yang didapat karena tanaman cabe yang sudah rimbun serta perakaran cabe yang sudah meluas dan dalam. Kombinasi yang sudah dilakukan di IPO Aie Angek adalah cabe dengan brokoli ditambah bawang daun, setelah brokoli panen diganti dengan selada, bawang daun bisa diganti dengan kalian. Sebagai langkah awal pengendalian OPT setelah tanam maka tanaman di pasangkan gelas air mineral yang sudah dipotong bagian bawahnya untuk mengantisipasi serangan ulat potong Agrotis Ipsilon. Setelah itu juga dilakukan penanaman tanaman perangkap seperti bunga tahi ayam atau bunga matahari di setiap ujung dan pertengahan bedengan.

Pengendalian Gulma Pengendalian atau penyiangan gulma dilakukan secara berkala. Idealnya adalah sejalan dengan waktu pemupukan. Jadi setelah dilakukan penyiangan langsung dilakukan pemupukan. Hasil penyiangan gulma dapat dijadikan mulsa yang diletakkan diatas permukaan bedengan secara merata atau diberikan kepada ternak sebagai sumber makanan. Pemupukan Pupuk yang digunakan antara lain bubur cikam dan urin kambing serta ekstrak tithonia. Pemakaian pupuk tersebut diberikan secara bergantian dengan jarak waktu 10 14 hari. Bubur cikam diberikan dengan dosis 1 : 3, 1 bagian bubur cikam ditambah 3 bagian air. Untuk pemakaian urin kambing bisa dilakukan tanpa penambahan air. Sedangkan penggunaan ekstrak tithonia bisa dilakukan dengan penambahan air sebanyak 1 : 1. Pengamatan Tanaman dan Pengendalian Serangan Hama dan Penyakit Pengamatan terhadap tanaman harus dilakukan secara berkala dan intensif untuk mengetahui gejala seranganhamaatau penyakit sedini mungkin. Begitupun untuk mengetahui tingkat kematian tanaman sedini mungkin sehingga bisa segera dilakukan penyisipan tanaman.

Pengendalian terhadap seranganhamaatau penyakit bisa dilakukan dengan secara berkala menggunakan ramuan nabati yang sesuai denganhamaatau penyakit yang menyerang tanaman. Tanaman yang terserang penyakit harus sesegera mungkin dipindahkan dari lahan dan dibakar. Hal ini untuk menjaga agar tingkat serangan penyakit tidak bertambah dengan cepat. Untuk pengendalian hama, pemakaian ramuan nabati dilakukan tidak hanya ketika tanaman terserang hama. Pengendalian harus dilakukan mulai dari pembibitan sampai panen secara terus menerus seiring dengan pengamatan yang intesif. Panen dan Pasca Panen Pada tanaman cabe yang dibudidayakan secara organic, panen dapat dilakukan sampai tanaman berumur 14 bulan. Hal ini bisa dilakukan karena perawatan yang intensif dan pemberian pupuk yang kontinyu. Setelah tanaman tidak lagi produktif dan akan diganti, maka tanaman harus dicabut dan dibakar untuk mengantisipasi kemungkinan adanya bibit penyakit yang tidak terpantau. Sangat dianjurkan untuk lahan yang sebelumnya sudah ditanami dengan cabe maka pada musim tanam berikutnya lahan tersebut tidak ditanami dengan tanaman yang satu famili dengan cabe seperti tomat dan terong. Ini dikhawatirkan akan bisa membuat berkembangnya bibit penyakit yang ada karena mendapatkan inang baru. BUDIDAYA CABE,TANPA DI BUANG TUNAS SAMPINGNYA(DIREMPEL/DIWIWIL/DISIRUNG), OPTIMALKAH? June 20, 2012 KLINIK ORGANIK 18 Comments Biasanya dalam tehnik konvensional,pembuangan tunas samping,wajib hukumnya Kami mencoba untuk,sedikit agak berbedatunas sampin/tunas lateralnya kami pelihara Hasilnya untuk sementara ini,sbb :

1. Pada tanaman ini,sekitar 7 batang samping,dipeliharaTerlihat dalam gambar,batang/tunas samping ukurannya hampir sama dengan batang utama.

2. Memelihara tunas samping /induksi tunas lateral merupakan salah satu upaya meningkatkan jumlah tajuk tiap tanaman, yang pada akhirnya diharapkan meningkatkan produktifitas tanaman,hanya perlu diantisipasi,memelihara tunas samping hendaknya disertai pengaturan jarak tanam yang tidak terlalu rapat dan disertai pemberian nutrisi untuk tanaman yang tepat pada JENIS dan DOSISNYA. DOSIS pupuk yang terlalu tinggi justru bisa membuat tanaman mengalami banyak masalah,antara lain penyakit bercak daun,keriting daun,virus kuning,patek bahkan pecah buah/batang dan kelayuan. Sebagai ilustrasi lain kami berikan sbb: JENIS makanan/pupuk pada tanaman dewasa dan tua,sepertinya perlu didorong asupan makanan/pupuk yang tinggi kadar Calsiumnya untuk,menguatkan tulang daun dan tulang batang tanaman.

3. Sebagai informasi juga bahwa,pertumbuhan tunas samping,dapat ditingkatkan apabila tersuplay ZPT /Zat Pengatur Tumbuh ,Giberellin,Auksin dan Sitokinin. Terutama Giberellin,hormon ini dapat menstimulasi pertumbuhan Vegetatif pada tanaman dan meningkatkan jumlah tunas lateral pada tanaman cabe seperti terlihat pada gambar diatas.

4. Pada PROTEK-tan dan PESNATOR selain berfungsi sebagai Insektisida organik,juga mempunyai kandungan Giberellin Acid/Asam Geberellin yang bersifat alami. Selain faktor hormon pertumbuhan yang tepat,perlu di perhatikan perihal pemberian /pengaturan pupuknya. Tentunya untuk mendapatkan hasil produktifitas yang tinggi,perlu pengaturan JENIS dan DOSIS yang sesuai berdasarkan tingkatan usia tanaman. Sebagai contoh pada manusia,usia bayi,anak-anak,remaja,dewasa dan tua,tentunya berbeda dalam jenis makanan dan takarannya. Hal ini kami perhatikan betul dalam tehnik budidaya tanaman cabe berbasis pertanian organik,ala kliniktaniorganik,KEMBANG LANGIT.

5. Pengaturan pupuk yang pas dan jenisnya yang sesuai dengan kebutuhan tanaman ,betul-betul perlu dicermati. Pupuk yang dianggap baik,belum tentu pas bila tidak tepat CARA dan WAKTU aplikasinya. Sebagai ilustrasi bisa kami berikan sebagai berikut : Ikan ,udang dan telur jelas bergizi dan mengandung Protein tinggi,tetapi pada saat ada luka atau kulit gatal-gatal,siapkah anda untuk mengkonsumsinya? Selain itu JENIS makanan (dalam hal ini ,PUPUK),untuk remaja,dewasa dan yang Tua,tentunya perlu dibedakan. Misalnya saja pada saat remaja ,mengkonsumsi yang agak masam-masam tidak masalah tetapi pada saat sudah tua,lambungnya sudah tidak tahan lagi. Demikian juga halnya tanaman,Pupuk kimia yang cenderung bereaksi ASAM,pada usia tanaman tertentu,perlu dikurangi bahkan distop sama sekali.

6. Demikian juga dengan hormon/Zat Pengatur Tumbuh,apabila terlalu berlebihan gejala yang sering tampak adalah daun menguning,kalau kita biasa menyebutnya sebagai penyakit kuning (gejalanya berbeda dengan virus kuning,pada tanaman yang kelebihan ZPT Kimia, tanaman tidak disertai ukuran yang kerdil,tanaman justru cenderung pesat dan tinggi pertumbuhannya).

7. Kondisi tanaman hingga saat ini. Pada saat ini,ditempat kami sedang musim kemarau, sedangkan pada musim hujan ,kami tidak menyarankan untuk memelihara tunas samping/lateral terlalu banyak karena perlu diwaspadai lembabnya kondisi disekitar pertanaman sehingga dikhawatirkan rentannya tanaman terserangnya oleh cendawan/jamur penyebab penyakit . Pada ujiterap kali ini, kami mencoba untuk memelihara beberapa tunas lateral/samping dengan memelihara beberapa batang tunas air,sambil memberi keseimbangan Hormon dan Pupuk yang disesuaikan dengan kondisi dan umur tanaman. Terutama dalam hal pupuk kami memprioritaskan pemberian pupuk lengkap yang disediakan oleh alam,yaitu pupuk organik, berupa pupuk kandang yang dimatangkan terlebih dahulu. Motto kami: Sistem Pertanian organik tidak bisa ditinggalkan apabila kita ingin meningkatkan,produktifitas tanaman. READ MORE BUDIDAYA CABE June 19, 2012 KLINIK ORGANIK 4 Comments Tehnik pemupukan,berperan sangat besar,dalam pengelolaan tanaman terutama cabe,bahkan saking pentingnya,biasanya pemberian pupuk direncanakan sejak awal tanam.

1.Gambar Pada saat awal perlakuan, 1 kali pengecoran dan 2 kali penyemprotan (Dengan tehnik berbasis pertanian organik, kembang langit) Kami tampilkan lagi hasil aplikasi berdasarkan budidaya cabe,metode basis pertanian organik ala kliniktaniorganik,KEMBANG LANGIT. Kami memang berupaya untuk memberikan penjabaran suatu metode,setelah metode tersebut teruji dilapangan. Jarak antar tanaman 50 cm melebar sedangkan panjangnya 60 cm. Ditengah tengah antar tanaman cabe ditanami Tomat.

2. Perlakuan pada tanaman Bp. Tata Supita (Bp. Upit) yang berlokasi di Kp. Laksana Kec. Ibun, Kamojang Kab. Bandung . Tinggi bedengan dianjurkan untuk tidak kurang dari 30 cm. Pupuk dasar kimia yang diberikan Total 100 kg untuk 5000 tanaman. Sedangkan pupuk kandangnya sekitar 4.000 kg ( Pupuk ini,kami sarankan untuk di matangkanterlebih dahulu.

3.Hasil pengamatan yang dilakukan pada tabgggal 19 Juni 2012. Tampak tunas-tunas, membuka dan merekah setelah beberapa kali aplikasi PROTEK-tan ,PESNATOR dan POCAniL. Walaupun ditumpang sarikan 3 macam Cabe,Tomat dan sawi putih,semua tanaman dalam kondisi yang Sehat wal afiat

4. Tehnis pemupukan yang kami gunakan,diupayakan pemberian dengan dosis rendah terlebih dahulu. Asumsi kami,kalau pemupukan kurang mudah untuk disusulkan untuk ditambahkan tetapi kalau pupuk dosis nya kelebihan susah untuk menariknya kembali. Oleh karena itu dalam pemberian pupuk susulannya,kami cenderung untuk memberikannya secara di kocorkan.

5. Dalam hal ini penyemprotan pestisida kimia yang di gunakan pun dosis -dosis yang sangat rendah,pertumbuhan tanaman sudah menunjukkan trend positif. Penyemprotan dilakukan satu minggu sekali, dalam hal ini jenis yang digunakan PROTEK-tan, PESNATOR, PREFONOFOS dosis sangat rendah.

6. Pengambilan gambar yang dilakukan pada saat matahari bersinar,jadi mohon di maklumi apabila gambar terlihat

agak kekuningan.

7.

Tampak disamping tanaman cabe dan Tomat,sudah kosong bekas panen tanaman petcay,yang tidak terkena bercak daun alternaria dan bengkak akar.

8. Perkembangan tanaman cabe,Tomat yang pesat dengan tehnik basis pertanian organik ala,kliniktaniorganik, KEMBANG LANGIT.

BUDIDAYA CABE BERBASIS ORGANIK DALAM POLYBAG

Sebenarnya masih banyak lahan di sekitar kita yang belum kita manfaatkan. Salah satu upaya pemanfaatan lahan pekarangan adalah dengan menanam sayuran dalam pot/polybag asalkan kondisi agroklimatnya terpenuhi. Bertanam cabe dalam polybag misalnya dapat diupayakan dalam rangka pemanfaatan lahan pekarangan dan lahan-lahan sempit terutama di wilayah perkotaan sehingga dapat menunjang kebutuhan keluarga. Lebih-lebih di perkampungan masih luas dan banyak sekali lahan-lahan kosong yang belum dimanfaatkan. Kenapa tidak dimafaatkan? Ya karena pemiliknya belum mengetahui cara memanfaatkannya. Lha inilah di antara cara memanfaatkannya, Pada awalnya bertanam cabe dalam pot dilakukan sebagai upaya mengatasi keterbatasan lahan yang tersedia. Dalam perkembangannya, bercocok tanam cabe dalam wadah memiliki nilai artistik tersendiri sehingga selain bisa menikmati buahnya, keindahan pohon, dan warna-warni buahnya juga bisa dinikmati. Tidak mengherankan jika sekarang bercocok tanam cabe dalam wadah semakin banyak digemari orang dan telah menjadi hobi masyarakat perkotaan. Bertanam cabe dalam polybag relatif mudah dilaksanakan, namun demikian teknis budidaya yang dilaksanakan tetap mengacu pada budidaya cabe secara umum dengan memperhatikan : pemilihan jenis dan varietas benih, persemaian, penyiapan media tanam dan lokasi penanaman. Yang dimaksud berbasis Organik karena sedikit sekali penggunaan pupuk dan obat yang berkimia. Itupun kalau diperlukan. Yang lebih dominan adalah menggunakan Suplemen Organik Tanaman (SOT) produksi PT HCS. SYARAT-SYARAT TUMBUH Untuk dapat tumbuh dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan potensi produksinya, tanaman cabe memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai. Banyak faktor lingkungan yang menentukan pertumbuhan cabe. Tetapi secara umum, terdapat empat faktor lingkungan utama yang sangat menentukan , yaitu suhu, cahaya, tanah, dan air. a. Suhu Suhu merupakan faktor penting dalam proses kehidupan tanaman. Hal ini karena semua proses biokimia tanaman sangat dipengaruhi oleh suhu. Supaya tanaman cabe dapat tumbuh dengan baik, suhu ideal untuk pertumbuhannya harus dipenuhi. Tanaman cabe secara umum dikenal sebagai tanaman sayuran yang dapat tumbuh dalam rentang suhu yang cukup luas, yakni pada kisaran 15-32 derajat Celcius. Berdasarkan hasil penelitian, suhu optimum tanaman cabe berkisar antara 24-30 derajat Celcius. b. Cahaya Cahaya memiliki pengaruh tidak kalah pentingnya dengan suhu. Cahaya merupakan sumber energi bagi proses fotosintesis tanaman. Tanaman membutuhkan cahaya yang cukup untuk mendapatkan

pertumbuhan yang sehat dan pembentukan buah yang maksimum selama masa produksinya. Pada tanaman cabe pada umumnya, cahaya yang dibutuhkan selama 12 jam/hari (berbeda sesuai varietas), sedangkan untuk tanaman cabe dalam wadah/pot, kebutuhan cahayanya dapat direkayasa sesuai kebutuhan, bisa juga dengan menambahkan naungan seperti paranet. Naungan ini sifatnya mengurangi intensitas matahari yang terlalu tinggi. Dengan begitu, cahaya yang dibutuhkan tanaman cabe akan tetap sesuai dengan kebutuhannya. c. Tanah Fungsi tanah bagi tanaman tidak hanya menyediakan unsur-unsur mineral, tetapi juga sebagai tempat berpegang dan bertumpunya tanaman agar dapat tumbuh tegak. Bertanam cabe dalam pot pada dasarnya sama dengan bertanam cabai di lahan pekarangan. Pilihlah tanah yang gembur, berasal dari lapisan atas tanah, dan mampu mengikat cukup air. Media tanah yang baik adalah campuran tanah humus, sekam padi dan pupuk kandang fermentasi dengan komposisi 1:1:1. pH tanah ideal yang dibutuhkan tanaman cabe berkisar antara 4,5-7. Untuk pH tanah yang terlalu rendah (asam) dapat dinaikan dengan menambahkan kation basa seperti kalsium oksida (Cao) atau lebih populer dengan sebutan kapur dolomit. Sebaliknya, pH tanah terlalu tinggi (basa) dapat menambahkan unsur belerang (sulfur). Tanah yang digunakan sebagai media tanam sebaiknya remah atau poros. Dengan tanah yang poros perakaran akan mudah untuk melakukan proses respirasi (pernapasan). d. Air Bagi tanaman, air tidak hanya berfungsi sebagai sistem pelarut sel tanaman, tetapi juga sebagai media pengangkutan unsur-unsur makanan di dalam tanah. Karena itu air, air sangat diperlukan dalam proses pertumbuha tanaman. Air yang digunakan sebaiknya bebas polutan dan berkadar garam rendah. ph air yang optimum pada tanaman cabe berkisar antara 5-7, dengan kelembababn udara 70-80%. Tanaman cabe lebih menyukai kelembababn rendah daripada kelembaban yang tinggi. Pemilihan benih : a. Ada jenis cabe yang tumbuh baik saat musim hujan namun kurang optimal saat musim kemarau, demikian pula sebaliknya. Dengan demikian, pengetahuan mengenai deskripsi dan sifat-sifat jenis dan varietas cabe mutlak diperlukan sebelum kita memutuskan untuk menanamnya. Namun secara umum, tanaman cabe menghendaki kondisi agroklimat seperti penjelasan di atas. b. Benih cabe dibuat sendiri. Caranya, pilih buah cabe yang matang (merah), bentuk sempurna, segar, tidak cacat dan tidak terserang penyakit. Kemudian keluarkan bijinya dengan mengiris buah secara

memanjang. Cuci biji lalu dikeringkan. Kemudian pilih biji yang bentuk, ukuran dan warna seragam, permukaan kulit bersih, tidak keriput dan tidak cacat. c. Bila kesulitan membuat sendiri, benih cabe dapat dibeli di toko pertanian setempat. d. Benih yang akan ditanam diseleksi dengan cara merendam dalam air, biji yang terapung dibuang. Persemaian : 1. Dimaksudkan untuk menyiapkan bibit yang sehat dan kuat sebagai bahan tanam di dalam polybag. Persemaian sebelum tanam di tempat permanen (polybag), sebaiknya benih disemai dulu dalam wadah semai berupa bak plastik atau bak kayu dengan ketebalan/kedalaman sekitar 10 cm yang dilubangi bagian dasarnya untuk pengaturan air (drainase). 2. Untuk mempercepat tumbuhnya benih, Sebelum disemaikan, benih diperlakukan dengan cara merendamnya dengan air hangat (50 derajat Celcius) semalam. Lebih baik lagi bila diberi zat pengatur tumbuh seperti Atonik, Biji yang terapung dibuang, sedangkan biji yang tenggelam digunakan sebagai benih. 3. Untuk mengurangi patogen atau penyakit yang mungkin terbawa bersama biji lakukan perendaman selama 10 menit dengan larutan PHEFOC Pengendali Hama Tanaman (produk PT HCS supaya patogen/penyakit yang menempel mati. Lebih baik lagi jika airnya dicampur pula dengan larutan SOT (Suplemen Organik Tanaman) 4. Benih yang ditanam harus mempunyai bentuk, ukuran, dan warna yang seragam, bersih, dan tidak keriput. 5. Media persemaian dipermentasi lebih dulu dari bahan pupuk kandang halus dan sekam bakar dengan perbandingan 1 : 1 dan disiram dengan air capuran SOT berukuran 1 tutup botol SOT per 5 liter air sampai merata dan didiamkan dengan tertutup selama 1- 2 hari. 6. Tebarkan benih secara merata di media persemaian, bila mungkin beri jarak antar benih 5 x 5 cm sehingga waktu tanaman dipindah/dicabut akarnya tidak rusak. Usahakan waktu benih ditanam di atasnya ditutup selapis tipis tanah. Kemudian letakkan wadah semai tersebut di tempat teduh dan lakukan penyiraman secukupnya agar media semai tetap lembab. 7. Penyiraman media penyemaian bisa menggunakan sprayer. Media semai cukp disiram satu hari sekali. Namun bila cuaca cukup panas, penyemaian benih dapat disiram hingga dua kali sehari. 8. Selama masa penyemaian, harus dihindari pemakaian pupuk yang berlebihan dan kontak langsung benih dengan cahaya matahari. 9. Bila proses penyemaian berjalan baik, dala 4-5 hari bibit cabai akan mulai berkecambah. Setelah berumur 4 minggu, bibit sudah dapat dipindahkan kedalam polybag kecil.

Pembibitan 1. Benih yang telah berkecambah atau bibit cabe umur 10-14 hari (biasanya telah tumbuh sepasang daun) sudah dapat dipindahkan ke tempat pembibitan. 2. Siapkan tempat pembibitan berupa polybag ukuran 8 x 9 cm atau bumbungan dari bahan daun pisang sehingga lebih murah harganya. Masukkan ke dalamnya campuran tanah, pasir dan bhokasi yang sudah difermentasi dengan SOT HCS 3. Pindahkan bibit cabe ke wadah pembibitan dengan hati-hati. Pada saat bibit ditanam di polybag/bumbungan, tanah di sekitar akar tanaman ditekan-tekan agar sedikit padat dan bibit berdiri tegak. Letakkan bibit di tempat teduh dan sirami secukupnya untuk menjaga kelembabannya. Pembibitan ini untuk meningkatkan daya adaptasi dan daya tumbuh bibit pada saat pemindahan di tempat terbuka. 4. Bibit bisa ditanam di polybag setelah berumur 21-40 hari.

Penyiapan media tanam Polybag : 1. Siapkan polybag tempat penanaman berukuran 35 cm x 35 cm yang telah diberi lubang kiri kanannya untuk pengaturan air. 2. Buat campuran dengan komposisi tanah, pupuk kandang/bhokasi dan sekam (brambut) dengan perbandingan 2:1:1 sebanyak yang dibutuhkan. Penggunaan sekam bertujuan untuk memperbaiki drainase sehingga air tidak tergenang dalam polybag.

3. Semprot dengan PHEFOC Pengendali Hama Tanaman (produk PT HCS) untuk mematikan hama pengganggu dalam media tanah dan tunggu beberapa jam. 4. Bahan-bahan tersebut disiram dengan air yang bercampur SOT (ukuran 1 tutup botol SOT per 5 liter air) sampai merata. Bisa ditambah seukuran 5 gr Urea + 10 gr ZA per polybag kemudian disiram dengan air agar pupuk larut dalam tanah. 5. Masukkan campuran tersebut ke dalam polybag setinggi 3/4 dari volume polybag dan dibiarkan selama 5-7 hari agar media tanam lebih siap.

Penanaman di Pot Untuk melakukan penanaman cabe dalam wadah/pot, yang perlu diperhatikan adalah diameter dan kedalaman wadah, hal ini terkait dengan perakaran cabe yang menyebar menembus cukup dalam antara 30-50 cm. Pot yang baik adalah yang memenuhi kriteria berikut : 1. Mampu mendukung perkembangan perakaran. 2. Bagian bawah pot harus berlubang untuk merembeskan air berelebih. 3. Dasar pot dipilih yang berkaki untuk membantu aerasi dan drainase. 4. Tidak terlalu berat agar mudah dipindahkan. 5. Tidak mudah lapuk dan pecah. 6. Dinding pot harus mampu merembeskan air dan udara keluar agar suhu tanah tetap stabil. 7. Jenis pot yang dipakai dapat berupa pot tanah liat, pot plastik, pot porselin, pot semen, pot ban bekas, pot kaleng bekas dan pot anyaman bambu. Beberapa jenis pot ini tidak memiliki sifat pot yang baik sehingga pada siang hari yang panas, suhu pot cepat naik dan tanaman menjadi layu. Karena itu, beberapa jenis pot perlu dilubangi didindingnya.

Penanaman : 1. Bibit yang telah berumur 21 hari sudah siap ditanam dalam polybag. 2. Pilih bibit cabe yang baik yaitu yang pertumbuhannya tegar, warna daun hijau, tidak cacat/terkena hama penyakit 3. Siapkan polybag yang akan ditanami. Sebaiknya polybag yang telah siap ditanami sudah ditempatkan pada tempat masing-masing apabila memang sudah ada rencana, agar tidak terjadi pemindahan lagi. Padatkan permukaan media tanah dan siram dengan air lalu letakkan di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung. 4. Wadah media bibit dari plastic harus dibuka dulu sebelum ditanam. Hati-hati supaya tanah yang menggumpal akar tidak lepas. Bila wadah bibit memakai bumbungan pisang langsung ditanam karena daun tersebut akan hancur sendiri. 5. Tanam bibit tersebut di polybag penanaman. Tanam bibit tepat di bagian tengah dan tambahkan media tanahnya hingga mencapai sekitar 2 cm dari bibir polybag 6. Waktu penanaman pada pagi/sore hari untuk mengurangi penguapan. 7. Bibit ditanam sebatas pangkal batang dengan posisi tegak lurus, tanah di sekitar batang dipadatkan agar perakaran lebih kuat kemudian dilakukan penyiraman. Apabila cuaca panas, sebaiknya tanaman diberi pelindung dari pelepah pisang yang ditekuk menjadi dua bagian kemudian disungkupkan menutupi bibit menyerupai bentuk segitiga sama kaki. Pemberian pelindung ini dimaksudkan supaya bibit yang baru ditanam tetap segar dan tidak mengalami kelayuan.

Pemeliharaan : Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan antara lain : pewiwilan/perempelan, penyiraman, pengajiran, pengikatan, penyiangan, pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit. 1) Pewiwilan/perempelan dilakukan terhadap tunas samping yang muncul sebelum pembungaan agar tanaman tumbuh besar terlebih dahulu. Lakukan Perempelan daun-daun tua, bunga pertama dan seluruh tunas yang keluar dari ketiak daun di bawah percabangan pertama.. 2) Penyiraman; Apabila tidak ada hujan, penyiraman dilakukan setiap hari sampai umur 2 minggu, setelah itu penyiraman cukup dilakukan 2-3 kali seminggu atau sesuai dengan kondisi kelembaban tanah. Penyiraman tanaman sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum jam 09.00 pagi, karena pada siang harinya tanaman banyak membutuhkan air untuk proses fotosintesis. Penyiraman sebaiknya dilakukan. 3) Pengajiran; Ajir (lanjaran) ditancapkan dalam polybag di samping tanaman pada jarak 10 cm dari pangkal batang. 4) Pengikatan dilakukan pada ajir membentuk huruf 8 sehingga tidak menghambat pertumbuhan batang. Pengikatan dilakukan pada ajir sebanyak tiga simpul setiap tanaman yaitu : di bawah cabang Y pada umur 10-15 hari setelah tanam (hst), di atas cabang Y umur 30-40 hst dan pada waktu pembesaran buah umur pada umur 10 15 hari hst, di atas cabang Y umur 30 40 hst dan pada waktu pembesaran buah 50 60 hst. 5) Penyiangan dilakukan bersamaan dengan pemupukan yaitu setiap 2 minggu sekali dengan mencabut rumput/gulma di sekitar tanaman cabe. 6) Pemupukan :

a. Setelah usia 1 minggu semprot dengan SOT (3 tutup botol SOT dilarutkan dalam 14 liter air) dan lakukan seminggu sekali pada tanaman. Umur 30 dan 60 hari setelah tanam : masing-masing 1/3 bagian dari sisa campuran Urea dan ZA pada pemupukan dasar. b. Setelah 2 minggu dipupuk dengan Urea sebanyak 5 gr/tanaman atau 1 ons dilarutkan dengan air dan siramkan untuk 20 tanaman, dan dilakukan setiap 2 minggu sekali sampai umur 2,5 bulan. Penggunaan pupuk kimia hanya diberikan max 30 % dari penggunaan Urea ketika tanpa menggunakan SOT 7) Pengendalian hama: hama yang dominan menyerang adalah kutu daun, thrips dan lalat buah sedangkan penyakit yang timbul diantaranya layu bakteri dan virus mozaik yang menyebabkan stagnasi dan kematian tanaman. Pengendaliannya: a. Untuk mengendalikan hama lalat buah dapat digunakan perangkap yang telah diolesi dengan Antraxtan/ lem yang mengandung eugenol untuk menarik lalat buah yang ditempatkan setiap sudut lokasi pertanaman cabe dalam polybag. b. Untuk mengendalikan serangga pengisap daun seperti Thrips, Aphid, penyakit busuk buah kering (Antraknosa) yang disebabkan cendawan, gunakan fungisida dengan menggunakan PHEFOC (Produksi PT HCS). Dosis dan aplikasi masing-masing obat tersebut dapat dilihat pada labelnya. Masa Panen dan Pemetikan: 1. Pada umur 60 hari setelah tanam, cabe dalam polybag sudah masuk fase generatif yaitu mulai berbunga dan pematangan buah sampai umur 70 hari setelah tanam. Panen pertama dilakukan pada umur 75-80 hari kemudian panen berikutnya setiap 3-4 hari sekali / sesuai dengan kondisi buah. 2. Pemetikan dilakukan dengan hati-hati agar percabangan/tangkai tanaman tidak patah. 3. Setelah pengunduhan lakukan penyemprotan dengan SOT dan PHEFOC apabila ada serangan hama dan penyakit.

Kesimpulan : Menanam cabe dalam polybag cukup mudah dilaksanakan dan tidak memerlukan biaya yang besar. Begitu pula tanaman terong, tomat, dan sebagainya. Caranya tidak jauh berbeda dengan keterangan di atas. Budidaya seperti ini merupakan salah satu upaya memanfaatkan lahan pekarangan atau lahan sekitar rumah yang masih kosong, disamping untuk memenuhi kebutuhan keluarga sekaligus untuk memperindah halaman rumah. Apabila dilakukan di areal yang luas, tananam cabe dll, dalam polybag juga menjanjikan peluang bisnis yang cukup baik, selain menjual hasilnya juga bisa menjual benih dalam polybag atau tanaman cabe yang sudah berbuah dengan harga yang pantas. Catatan. a) Suplemen Organik Tanaman (SOT) dan PHEFOC diproduksi oleh PT HCS Sidoarjo, Jawa Timur. b) SOT dan PHEFOC tidak hanya untuk tanaman cabe saja, melainkan diperuntukkan segala tanaman, hanya saja cara aplikasinya berbeda satu dengan yang lain. c) Dengan menggunakan SOT yang sesuai dengan cara aplikasinya, hasil semua tanaman akan meningkat 40% s/d 100%. d) Dua produk tersebut dan produk SOC (Suplemen Organik Cair) untuk semua hewan bisa diperoleh dari Distributor/Agen/Mitra PT HCS yang mulai bertebaran di berbagai daerah. e) Bagi yang sekiranya akan memerlukan produk-produk tersebut dengan jumlah yang banyak sebaiknya mendaftarkan saja sebagai agen/mitra PT HCS agar harga pembeliannya lebih murah, mendapat kesempatan mengikuti training/pelatihan tentang pertanian, peternakan, dan perikanan dengan GRATIS, memanfaatkan fasilitas-fasilitas lain yang disediakan oleh PT HCS untuk menghasilkan tambahan income. Pendaftaran bisa melalui Distributor/Agen/ Mitra PT HCS terdekat.

BUDIDAYA CABE MERAH KERITING

PENDAHULUAN Cabai dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6. Bertanam cabai dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya, kekurangan unsur, serangan hama dan penyakit, dll.. Pada umumnya sistem budidaya cabai di sentra-sentra produksi cabai masih menggunakan benih lokal dan populasi tanaman per hektarnya tinggi. Populasi yang sangat rapat ini dapat mengakibatkan penangkapan sinar matahari setiap tanaman berkurang dan kelembaban udara di sekitar kebun menjadi tinggi. Kelembaban yang tinggi seringkali dapat meningkatkan serangan hama dan penyakit. Perbaikan kultur teknik budidaya cabai secara intensif untuk meningkatkan produksi maupun kualitas hasil, diantaranya adalah penggunaan benih unggul dari varietas hibrida yang bermutu tinggi, penerapan MPHP, pemupukan berimbang, pengendalian hama dan penyakit, serta cara-cara lain yang khas seperti pemasangan turus dan perempelan tunas ataupun daun. Dalam budidaya cabai, penyiapan lahan harus didahulukan, kemudian disusul dengan penyiapan benih atau pembibitan. Maksudnya agar tanah sebagai media tanam benar-benar telah matang dan layak ditanami.

Sebaliknya, bila pembibitan didahulukan, maka penyiapan lahan akan terburu-buru, sehingga tanahnya belum matang benar dan bibit sudat terlanjur tua. Bibit cabai hibrida umumnya siap dipindahtanamkan dari persemaian ke lapangan (kebun) pada umur 17 - 23 hari (berdaun 2 - 4 helai). Bila bibit terlambat dipindahtanamkan (terlanjur tua), pertumbuhan kurang optimal dan produksinya menurun (rendah).

Persyaratan lahan: Tempatnya terbuka agar mendapat sinar matahari secara penuh. Lahan bukan bekas pertanaman yang sefamili, seperti kentang, tomat, terung taupun tembakau ; guna menghindari risiko serangan penyakit. Lahan yang paling baik adalah berupa tanah sawah bekas tanaman padi, agar tidak perlu membajak cukup berat. Lahan tegalan (tanah kering) dapat digunakan, asal cukup tersedia air.

Syarat Iklim Pada umumnya cabai dapat ditanam di dataran rendah sampai pegunungan (dataran tinggi) + 2.000 meter dpl yang membutuhkan iklim tidak terlalu dingin dan tidak terlalu lembab. Temperatur yang baik untuk tanaman cabai adalah 240 - 270 C, dan untuk pembentukan buah pada kisaran 160 - 230 C. Setiap varietas cabai hibrida mempunyai daya penyesuaian tersendiri terhadap lingkungan tumbuh. Cabai hibrida Hot Beauty dan Hero dapat berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi + 1200 m dpl. Sedangkan cabai hibrida Long Chili lebih cocok ditanam pada ketinggian antara 800 - 1500 m dpl. Khusus untuk cabai Paprika umumnya hanya cocok ditanam di dataran tinggi. Kisaran temperatur optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman paprika antara 210 - 250 C, sedangkan untuk pembentukan buah memerlukan temperatur 18,30. Cabai paprika tidak tahan terhadap intensitas cahaya matahari yang tinggi karena dapat menyebabkan buah seperti terbakar (sunburn) dan juga hasil akhir bobot buah akan sangat rendah. Pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, tanaman paprika akan mengalami gugur tunas, gugur bunga dan buah muda, serta ukuran buah sangat kecil.

Meskipun cabai paprika umumnya cocok ditanam di dataran tinggi, tetapi dapat pula dikembangkan di dataran menengah mulai ketinggian 600 m dpl; yakni dengan cara memanipulasi lingkungan. Alih teknologi budidaya paprika di dataran menengah antara lain menggunakan sungkup beratapkan plastik bening (transparan).

SyaratTanah Hampir semua jenis tanah yang cocok untuk budidaya tanaman pertanian, cocok pula bagi tanaman cabai. Untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas hasil yang tinggi, cabai menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya akan organik, tidak mudah becek (menggenang), bebas cacing (nematoda) dan penyakit tular tanah. Kisaran pH tanah yang ideal adalah antara 5.5 - 6.8, karena pada pH di bawah 5.5 atau di atas 6.8 hanya akan menghasilkan produksi yang sedikit (rendah). Pada tanah-tanah yang becek seringkali menyebabkan gugur daun dan juga tanaman cabai mudah terserang penyakit layu. Khusus untuk tanah yang pH-nya di bawah 5.5 (asam) dapat diperbaiki keadaan kimianya dengan cara pengapuran, sehingga pH-nya naik mendekati pH normal. Beberapa angka pH tanah (reaksi tanah), terdiri atas: Paling masam Sangat asam Asam Agak asam Netral Agak basa Basa Sangat basa (< 4.0) (4.0 - 4.5) (4.5 - 5.5) (5.5 - 6.5) (6.5 - 7.5) (7.5 - 8.5) (8.5 - 9.0) (9.0).

Pada pH tanah asam, ketersediaan unsur-unsur Fosfor, Kalium, Belerang, Kalsium, Magnesium dan Molibdinum menurun dengan cepat. Pada pH tanah basa akan menyebabkan unsur-unsur Nitrogen, Besi, Mangan, Borium, Tembaga dan Seng ketersediaannya relatif menjadi sedikit.

Cabai yang ditanam pada tanah asam pada umumnya keracunan unsur Alumunium (Al), Besi (Fe) dan Mangan (Mn). Sebaliknya pada pH basa, jumlah unsur bikarbonat cukup banyak untuk merintangi penyerapan ion lain, sehingga dapat menghalangi pertumbuhan tanaman secara optimum.

PRATANAM Pengolahan Lahan Tahapan pengolahan tanah dilakukan dengan tata cara sebagai berikut : Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman atau perakaran dari pertanaman sebelumnya. Tebarkan pupuk kandang yang sudah terfermentasi dengan POC Warung Tani I 3 ton/ ha. Tanah dibajak atau dicangkul sedalam 30 - 40 cm, semprot secara merata di permukaan lahan dengan POC Warung Tani I,WT Bakterisida, WT Trico/Glio masing2 dengan dosis 10 ml/lt air, (biarkan + 1 minggu), kemudian dikeringkan selama 7 - 14 hari. Tanah yang sudah agak kering segera dibentuk bedengan-bedengan selebar 110 - 120 cm, tinggi 40 - 50 cm, lebar parit 60 - 70 cm, sedangkan panjang bedengan sebaiknya lebih dari 12 meter. Khusus pada tanah yang banyak mengandung air (mudah becek), sebaiknya parit dibuat sedalam 60 - 70 cm. Di sekeliling lahan kebun cabai dibuat parit keliling selebar dan sedalam 70 centimeter. Pada saat 70% bedengan kasar terbentuk, Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 Siramkan & semprot secara merata di permukaan bedengan dengan POC Warung Tani I, WT Bakterisida, WT Trico/Glio masing2 dengan dosis 10 ml/lt air. Tambahkan pupuk kandang yang sudah terfermentasi dengan POC Warung Tani I, masukkan dari lobang tanam yg sdh dibuat. Populasi cabai hibrida per hektar antara 18.000 - 20.000 tanaman pada jarak tanam 60 x 70 cm. Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, sekaligus dibuat lubang tanam dengan kedalaman kira2 20 cm, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag ( biarkan + 1 - 2 minggu ).

Pemasangan MPHP Sebelum MPHP dipasang untuk menutupi permukaan bedengan, terlebih dahulu dilakukan pemupukan secara total sekaligus. Pemasangan MPHP sebaiknya memperhatikan cuaca, yakni pada saat terik matahari antara pukul 14.00 - 16.00 agar plastik tersebut memanjang (memuai) dan menutup tanah serapat mungkin.

Pemasangan MPHP minimal dilakukan oleh 2 orang. Caranya adalah : tariklah kedua ujung MPHP ke masing-masing ujung bedengan arah memanjang. Kemudian dikuatkan dengan pasak bilah bambu berbentuk "U" yang ditancapkan di setiap sisi bedengan. Berikutnya tarik pula lembar MPHP ke bagian sisi kiri kanan (lebar) bedengan hingga nampak rata menutup permukaan bedengan. Kuatkan dengan pasak bilah bambu pada setiap jarak 40 - 50 cm. Bedengan yang telah ditutup MPHP dibiarkan dulu selama + 7hari agar pupuk buatan larut dalam tanah dan tidak membahayakan (toksis) bibit cabai yang ditanam.

Keuntungan penggunaan plastik hitam-perak Mulsa plastik yang dianggap baik di daerah subtropis adalah yang berwarna hitam dengan ketebalan 50 mikron. Mulsa Plastik Hitam (MPH) sudah membudaya pada tanaman mentimun, tomat, strawberri dan kubis bunga. Adaptasi atau pengembangan teknologi sistem Mulsa Plastik dirintis oleh Jepang dan Taiwan yang memperkenalkan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP). MPHP ini memiliki dua muka dan dua warna, yaitu muka pertama berwarna hitam dan muka kedua berwarna perak. Warna hitam untuk menutup permukaan tanah, warna perak sebagai permukaan atas tempat menanam suatu tanaman budidaya. Keuntungan bertani sistem MPHP antara lain : Pemberian pupuk dapat dilakukan sekaligus total sebelum tanam. Warna hitam dari mulsa menimbulkan kesan gelap sehingga dapat menekan rumput-rumput liar atau gulma. Warna perak dari mulsa dapat memantulkan sinar matahari ; sehingga dapat mengurangi hama aphis, trips dan tungau, serta secara tidak langsung menekan serangan penyakit virus. Menjaga tanah tetap gembur, suhu dan kelembaban tanah relatif tetap (stabil). Mencegah tercucinya pupuk oleh air hujan, dan penguapan unsur hara oleh sinar matahari. Buah cabai yang berada di atas permukaan tanah terhindar dari percikan air tanah sehingga dapat mengurangi resiko berjangkitnya penyakit busuk buah. Kesuburan tanah karena pemupukan dapat merata, sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman budidaya relatif seragam (homogen).

Praktis untuk melakukan sterilisasi tanah dengan menggunakan gas fumigan seperti Basamid-G, karena fungsi MPHP mempercepat proses pembentukan gas zat fumigan tanpa harus membeli plastik khusus. Secara ekonomis penggunaan MPHP dapat mengurangi pekerjaan penyiangan dan penggemburan tanah, sehingga biaya pengadaan MPHP dapat dialokasikan dari biaya pemeliharaan tanaman tersebut. Pada musim kering (kemarau), MPHP dapat menekan penguapan air dari dalam tanah, sehingga tidak terlalu sering untuk melakukan penyiraman (pengairan).

PERSEMAIAN ( 0-30 HARI) Persiapan Persemaian Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia. Bersamaan dengan terbentuknya bedengan kasar, dilakukan penyiapan benih dan pembibitan di pesemaian. Untuk lahan (kebun) seluas 1 hektar diperlukan benih + 180 gr atau 18 bungkus kemasan masingmasing berisi 10 gram. Benih dapat disemai langsung satu dalam bumbung (koker) yang terbuat dari daun pisang ataupun polybag kecil ukuran 8 x 10 cm, tetapi dapat pula dikecambahkan terlebih dahulu. Sebelum dikecambahkan, benih cabai sebaiknya direndam duludalam larutan POC Warung Tani I, WT Bakterisida, WT Trico/Glio masing2 dengan 10 ml / liter air hangat selama 15 - 30 menit kemudian diperam semalam untuk mempercepat proses perkecambahan dan mencucihamakan benih tersebut. Bila benih cabai akan disemai langsung dalam polybag, maka sebelumnya polybag harus diisi dengan media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang fermentasi atau kompos yang telah disaring, perbandingan 3 : 1. Bahan media semai tersebut dicampur merata, lalu dimasukkan ke dalam polybag hingga 90% penuh. Biji cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk kandang fermentasi yang telah disaring. Berikutnya semua polybag yang telah diisi benih cabai disimpan di bedengan secara teratur dan segera ditutup dengan karung goni basah selama + 3 hari agar cepat berkecambah. Bila benih dikecambahkan terlebih dahulu, maka sehabis direndam harus segera dimasukkan ke dalam lipatan kain basah (lembab) selama + 3 hari.

Setelah benih keluar bakal akar sepanjang 2-3 mm, dapat segera disemaikan ke dalam polybag. Cara ini untuk meyakinkan daya kecambah benih yang siap disemai dalam polybag. Tata cara penyemaian benih ke dalam polybag prinsipnya sama seperti cara di atas hanya perlu alat bantu pinset agar kecambah benih cabai tidak rusak. Penyimpanan polybag berisi semaian cabai dapat ditata dalam rak-rak kayu atau bambu, namun dapat pula diatur rapi di atas bedengan-bedengan selebar 110 - 120 cm. Setelah semaian cabai tersebut diatur rapi, maka harus segera dilindungi dengan sungkup dari bilah bambu beratapkan plastik bening (transparan) ataupun jaring net kassa. Semprot POC Warung Tani I & WT Zpt dosis masing2 10 ml/ltr air pada umur 5,10, 17, & 24 HSS Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban

Pengamatan Hama & Penyakit dalam pembibitan a. Penyakit Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk , disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara pengendalian: tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan tinggi siram/semprot dengan WT Bakterisida ( dosis 10 ml/ltr air ), WT Trico/Glio ( dosis 10 ml/ltr air ), & WT Ajuvant ( dosis 2 ml/ltr air ). Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi siram/semprot dengan WT Bakterisida ( dosis 10 ml/ltr air ), WT Trico/Glio ( dosis 10 ml/ltr air ), & WT Ajuvant ( dosis 2 ml/ltr air ). Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan WT Bakterisida ( dosis 10 ml/ltr air ), WT Trico/Glio ( dosis 10 ml/ltr air ), & WT Ajuvant ( dosis 2 ml/ltr air ).

Hama Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatan pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan WT Bvr ( dosis 10 ml/ltr air ), WT Trico/Glio ( dosis 10 ml/ltr air ), & WT Ajuvant ( dosis 2 ml/ltr air ).

Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan WT Bvr ( dosis 10 ml/ltr air ), WT Trico/Glio ( dosis 10 ml/ltr air ), & WT Ajuvant ( dosis 2 ml/ltr air ) untuk mengurangi penyebaran. Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu dibunuh, serangan berat semprot dengan WT Bvr ( dosis 10 ml/ltr air ), WT Trico/Glio ( dosis 10 ml/ltr air ), & WT Ajuvant ( dosis 2 ml/ltr air ) Ulat Grayak ( Spodoptera litura & S. exigua ),Ciri ulat yang baru menetas / masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit). Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil-bintil atau lubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabai gundul sehingga tinggal ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman yang digunakan untuk persembunyian. Semprot dengan WT Bvr ( dosis 10 ml/ltr air ), WT Trico/Glio ( dosis 10 ml/ltr air ), & WT Ajuvant ( dosis 2 ml/ltr air ) Bekicot/siput. Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari. Dicari di sekitar pertanaman ( kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.

PENANAMAN Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus Waktu tanam yang paling baik adalah pagi atau sore hari, dan bibit cabai telah berumur 17 - 23 hari atau berdaun 2 - 4 helai. Sehari sebelum tanam, bedengan yang telah ditutup MPHP harus dibuatkan lubang tanam dulu. Jarak tanam untuk cabai merah hibrida adalah 60 x 70 cm atau 70 x 70 cm, sedangkan cabai paprika 50 x 70 cm atau 60 x 70 cm.

Pembuatan lubang tanam dapat menggunakan alat bantu khusus yang terbuat dari potongan pipa besi diisi arang. Penggunaan alat ini dengan cara menempelkan ujung bawahnya pada MPHP sesuai dengan jarak tanam yang telah ditetapkan. Dengan cara demikian MPHP akan berlubang berupa bulatan-bulatan kecil berdiameter + 6 - 8 cm dengan kedalaman 20 cm. Selain itu, dapat juga menggunakan alat bantu bekas kaleng susu yang salah satu permukaannya telah dipotong. Cara penggunaan kaleng bekas susu ini adalah : tutupkan pada calon lubang tanam yang telah ditetapkan, kemudian putarlah sambil ditekan alakadarnya, maka akan langsung terbentuk lubang kecil. Cara lain adalah menggunakan pisau silet atau pisau cutter dengan cara dikeratkan langsung pada MPHP berbentuk bulatan kecil. Isi lubang tanam dengan pupuk kandang fermentasi dari kedalaman lubang. Bibit cabai hibrida yang siap dipindahtanamkan segera disiram dengan air bersih secukupnya. Kemudian bersama dengan polybagnya direndam dalam larutanWT Bvr ( dosis 10 ml/ltr air ), WT Trico/Glio ( dosis 10 ml/ltr air ), & WT Ajuvant ( dosis 2 ml/ltr air ) selama 15 - 30 menit untuk mencegah penularan hama dan penyakit. Setelah media semainya cukup kering, bibit cabai hibrida dikeluarkan dari polybag secara hatihati. Caranya : ambil polybag berisi bibit sambil dibalikkan dan pangkal batang bibit cabai dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah. Bagian dasar polybag ditepuk-tepuk secara pelan dan hati-hati, maka bibit cabai akan keluar bersama akar dan medianya. Bibit cabai hibrida siap langsung ditanam pada lubang tanam yang tersedia. Cara penanaman bibit cabai adalah : mula-mula sebagian tanah pada lubang tanam diangkat kirakira seukuran media polybag; kemudian bibit dimasukkan sambil diurug tanah hingga dekat pangkal batangnya cukup padat. Bibit cabai hibrida yang disemai dalam polybag ini, begitu dipindahtanamkan langsung tumbuh (segar) tanpa mengalami kelayuan (stagnasi). Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram /disemprot POC Warung Tani I & WT Zpt dosis masing2 10 ml/ltr air .

PEMELIHARAAN TANAMAN (7-70 HST)

Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman meliputi : pemasangan ajir (turus), penyiraman (pengairan), perempelan tunas dan bunga pertama, pemupukan tambahan (susulan), perempelan daun bawah di bawah cabang, pengendalian hama dan penyakit. Khusus untuk cabai paprika yang sifatnya peka terhadap sinar matahari yang terik diperlukan naungan beratap plastik bening (transparan). Pemasangan kerangka naungan ini bisa tunggal per bedengan, atau 2 bedengan bahkan tiap 4 bedengan; tergantung dari kepraktisan maupun ketersediaan bahan. Tata cara pemasangan sungkup (naungan) untuk cabai paprika (atau cabai hibrida di musim hujan), pada prinsipnya adalah sebagai berikut : Pasang tiang-tiang dari bambu gelondongan setinggi 50 - 80 cm di bagian pinggir bedengan; arahnya memanjang pada jarak tiap 3-4 meter. Pasang bilah bambu yang bentuknya dilengkungkan setengah lingkaran setinggi 160 - 200 cm dari permukaan tanah. Caranya adalah dengan memasukkan ujung bilah bambu ke dalam lubang bambu gelondongan yang letaknya berpasangan. Hubungkan antara kerangka sungkup yang satu dengan yang lainnya dengan bilah bambu yang dipasang memanjang, kemudian ikat dengan tali kawat, hingga akhirnya sungkup (kerangka) naungan siap dipasang atap plastik bening. Pasang atap plastik bening, dan kuatkan dengan tali pengikat agar tidak mudah lepas oleh terpaan angin.

Pemasangan ajir (turus) Cabai hibirida umumnya berbuah lebat, sehingga untuk menopang pertumbuhan tanaman agar kuat dan kokoh serta tidak rebah perlu dipasang ajir (turus) dari bilah bambu setinggi 125 cm, lebar + 4 cm dan tebalnya + 2 cm. Ajir dipasang (ditancapkan) tegak tiap 3 tanaman cabai 1 ajir secara berjajar mengikuti arah panjang bedengan. Antara ajir dengan ajir lainnya dihubungkan dengan bilah bambu memanjang (gelagar) tepat pada ketinggian 80 cm dari permukaan tanah. Pemasangan ajir harus sedini mungkin, yakni pada saat tanaman belum berumur 1 bulan setelah pindah tanam. Hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan akar tanaman cabai sewaktu memasang (menancapkan) ajir.

Khusus untuk cabai paprika, pemasangan ajir setiap tanaman 1 ajir.

Pengairan (Penyiraman) Pada fase awal pertumbuhan atau saat tanaman cabai masih menyesuaikan diri terhadap lingkungan kebun (adaptasi), maka penyiraman perlu dilakukan secara rutin tiap hari, terutama di musim kemarau. Setelah tanaman tumbuh kuat dan perakarannya dalam, pengairan berikutnya dilakukan dengan cara dileb setiap 3 - 4 hari sekali. Pengeleban ini airnya cukup sampai batas antara tanah bagian bawah dengan ujung MPHP. Setelah tanah bedengan basah, airnya segera dibuang kembali melalui saluran pembuangan. Tanah yang becek atau menggenang akan memudahkan tanaman terserang penyakit layu. Di lahan tertentu yang tidak mungkin melakukan pengairan dengan cara dileb, dapat menggunakan teknik kocoran melalui selang yang dialirkan di antara 4 tanaman. Ujung selang dimasukkan ke dalam lubang MPHP di tengah-tengah bedengan. Tanaman cabai hibrida di bawah 40 hari, memerlukan pengairan yang intensif dan rutin. Sedangkan tanaman yang sudah produktif (berbuah) tidak mutlak memerlukan air banyak. Tetapi yang terpenting adalah menjaga agar tanah tidak kekeringan.

Perempelan Cabai hibrida umumnya bertunas banyak yang tumbuh dari ketiak-ketiak daun. Tunas ini tidak produktif dan akan mengganggu pertumbuhan secara optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan perempelan (pembuangan) tunas samping. Perempelan tunas samping dilakukan pada tanaman cabai hibrida yang berumur antara 7 - 20 hari. Semua tunas samping dibuang agar tanaman tumbuh kuat dan kokoh. Saat terbentuk cabang, maka perempelan tunas dihentikan. Biasanya perempelan tunas ini dilakukan 2 - 3 kali. Tanpa perempelan tunas samping, pertumbuhan tanaman cabai akan lambat. Ketika tanaman cabai mengeluarkan bunga pertama dari sela-sela percabangan pertama, maka bunga ini pun harus dirempel. Tujuan perempelan bunga perdana ini adalah untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas dan percabangan di atasnya yang lebih banyak dan produktif menghasilkan buah yang lebat.

Kelak tanaman cabai hibrida yang sudah berumur 75 - 80 hari biasanya sudah membentuk percabangan yang optimal. Daun-daun tua yang ada di bawah cabang dapat dirempel, terutama daun yang terserang hama dan penyakit. Daun tua tersebut sudah tidak produktif lagi, bahkan seringkali menjadi sumber penularan hama dan penyakit. Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi mulai umur 15 - 30 hr. Perempelan daun-daun tua ini jangan terlalu awal, sebab pertumbuhan cabang daun belum optimal. Kesalahan perempelan daun tua, justru berakibat fatal, yakni menyebabkan tanaman cabai tumbuh merana dan produksinya menurun.

Pemupukan susulan. Sekalipun tanaman cabai hibrida sudah dipupuk total pada saat akan memasang MPHP, namun untuk menyuburkan pertumbuhan yang prima dapat diberi pupuk tambahan (susulan). Jenis pupuk yang digunakan pada fase pertumbuhan vegetatif aktif (daun dan tunas) adalah POC Warung Tani I ( dosis 10 ml/ltr air ),WT Bakterisida ( dosis 10 ml/ltr air ), WT Trico/Glio ( dosis 10 ml/ltr air ) ke tanaman mulai pada umur 5 hst dilakukan scr periodik 5 7 hari sekali,, pupuk daun yang kandungan Nitrogennya tinggi, misalnya Multimicro dan Complesal cair. Interval penyemprotan pupuk daun antara 10 - 14 hari sekali, dengan dosis atau konsentrasi yang tertera pada labelnya (kemasan) pupuk daun tersebut. Pada fase pertumbuhan bunga dan buah (generatif), masih perlu pemberian pupuk daun yang mengandung unsur Phospor dan Kaliumnya tinggi, POC Warung Tani II ( dosis 10 ml/ltr air ),WT Bakterisida ( dosis 10 ml/ltr air ), WT Trico/Glio ( dosis 10 ml/ltr air ) dilakukan scr periodik 5 7 hari sekali. Complesal merah, Kemira merah ataupun Growmore Kalsium. Untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah. Tanaman cabai yang berumur 50 hari dapat dipupuk susulan berupa NPK atau campuran ZA, Urea, TSP, Kcl, (1 : 1 : 1 : 1) sebanyak 5 gr/phn. Cara pemberiannya adalah dengan melubangi MPHP diantara 4 tanaman. Kemudian pupuk dimasukkan melalui lubang tersebut sambil diaduk-aduk dengan tanah dan langsung disiram air bersih agar cepat larut dan meresap ke dalam tanah.

Pemupukan susulan berikutnya masih diperlukan, terutama bila kondisi pertumbuhan tanaman cabai kurang memuaskan atau karena terserang hama dan penyakit. Pemberian pupuk susulan ini dapat dilakukan setiap dua minggu sekali. Varietas cabai hibrida umumnya bisa berbuah cukup lama, sehingga dapat dipanen beberapa kali (12 - 14 kali), terutama pada hibrida Hot Beauty dan Hero. Setiap kali selesai panen perlu dipupuk susulan untuk mempertahankan produktivitas buah. Jenis dan dosis pupuknya adalah berupa POC Warung Tani II ( dosis 10 ml/ltr air ),WT Bakterisida ( dosis 10 ml/ltr air ), WT Trico/Glio ( dosis 10 ml/ltr air ) & NPK atau campuran ZA, Urea, TSP, KCl, (1 : 1 : 1 : 1) sebanyak 5 gr/phn yang diberikan di antara 2 tanaman cabai bagian kiri dan kanan. Pada kondisi pertumbuhan tanaman cabai cukup bagus, pemberian pupuk susulan ini cukup sebulan sekali. Jenis Pupuk Urea SP-36 KCl 20 hst(kg/ha) 7 21 25 50 hst(kg/ha) 10 30 56

Catatan : Pupuk kimia dasar bisa digantikan dengan NPK mutiara 2 gram/lubang tanam pada 20 hst & 5 gram /lubang tanam pada 50 hst. Pemberian NPK mutiara untuk tahap selanjutnya deberikan setiap selang 3 / 4 kali panen, 5 gram/lubang tanam. Penyemprotan POC Warung Tani I ( dosis 10 ml/ltr air ),WT Bakterisida ( dosis 10 ml/ltr air ), WT Trico/Glio ( dosis 10 ml/ltr air ) ke tanaman mulai pada umur 5 hst dilakukan scr periodik 5 7 hari sekali, kemudian pada umur 50 hst POC Warung Tani II ( dosis 10 ml/ltr air ),WT Bakterisida ( dosis 10 ml/ltr air ), WT Trico/Glio ( dosis 10 ml/ltr air ) dilakukan scr periodik 5 7 hari sekali.

Pengamatan Hama dan Penyakit Spodoptera litura/ Ulat grayak Lihat depan. Kutu - kutuan ( Aphis, Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian.

Penyakit Layu, disebabkan beberapa jamur antara lain Fusarium, Phytium dan Rhizoctonia. Gejala serangan tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun. Tanaman layu dimusnahkan dan untuk mengurangi penyebaran, semprotkan & kocor dengan WT Bakterisida ( dosis 10 ml/ltr air ), WT Trico/Glio ( dosis 10 ml/ltr air ) Penyakit Bercak Daun, Cercospora capsici. Jamur ini menyerang pada musim hujan diawali pada daun tua bagian bawah. Gejala serangan berupa bercak dalam berbagai ukuran dengan bagian tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ini sobek atau berlubang. Daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan ranting saja. Akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar sinar matahari. untuk mengurangi penyebaran, semprotkan & kocor dengan WT Bakterisida ( dosis 10 ml/ltr air ), WT Trico/Glio ( dosis 10 ml/ltr air ), & WT Ajuvant ( dosis 2 ml/ltr air ) Lalat Buah (Dacus dorsalis), Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan menjadi keropos karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah bentuknya. Lubang buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk basah. Sebagai vektor Antraknose. Pengamatan ditujukan pada buah cabai busuk, kumpulkan dan musnahkan. Lalat buah dipantau dengan perangkap berbahan aktif Metil Eugenol 40 buah / ha , semprotkan & kocor dengan WT Bvr ( dosis 10 ml/ltr air ), WT Trico/Glio ( dosis 10 ml/ltr air ), & WT Ajuvant ( dosis 2 ml/ltr air ) Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides), gejala serangan mula-mula bercak atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan berkembang menjadi warna orange, abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis melingkar penuh titik spora berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh bagian buah mengering. Pengamatan dilakukan pada buah merah dan hijau tua. Buah terserang dikumpulkan dan dimusnahkan pada waktu panen dipisahkan. Serangan berat semprotkan & kocor dengan WT Bakterisida ( dosis 10 ml/ltr air ), WT Trico/Glio ( dosis 10 ml/ltr air ), WT Bvr ( dosis 10 ml/ltr air ) & WT Ajuvant ( dosis 2 ml/ltr air ).

PANEN DAN PASCA PANEN PANEN Panen cabai hibrida sangat dipengaruhi oleh faktor jenis atau varietasnya, dan lingkungan tempat tanam. Di dataran rendah, umumnya cabai mulai dipanen pada umur 75-80 hari setelah tanam. Panen berikutnya dilakukan selang 2-3 hari sekali. Sedangkan di dataran tinggi (pegunungan), panen perdana dapat dimulai pada umur 90-100 hari setelah tanam.

Selanjutnya pemetikan buah dilakukan selang 6-10 hari sekali. Khusus untuk sasaran ekspor, panen cabai dipilih pada tingkat kemasakan 85% - 90% saat warna buah merah-kehitaman. Di dataran rendah, panen cabai untuk tujuan ekspor dapat diatur 2 hari sekali ; sedangkan di dataran tinggi antara 4-6 hari sekali. Pada cabai paprika, persyaratan layak panen adalah bila buahnya telah mencapai ukuran maksimal, hampir matang tetapi warnanya masih hijau. Buah cabai paprika yang dipanen terlalu muda bobotnya akan menurun secara drastis dan kurang tahan angkut (cepat rusak). Sebaliknya, buah cabai paprika yang dipanen terlalu matang atau warnanya sudah merah, maka kualitasnya kurang disukai pasar (konsumen). Kecuali beberapa varietas cabai paprika memang khusus untuk dipanen buah merah ataupun buah kuning. Cara panen cabai hibrida adalah memetik buah bersama tangkainya secara hati-hati di saat cuaca terang. Hasil panen dimasukkan ke dalam wadah, kemudian dikumpulkan di tempat penampungan. Pada pertanaman yang baik, dapat menghasilkan produksi antara 20-40 ton/ha. Khusus cabai paprika minimal dapat menghasilkan 5-10 ton/hektar, harga jualnya lebih mahal dibanding dengan jenisjenis cabai lainnya. Setiap setelah pemetikan panen disemprot dengan POC Warung Tani II ( dosis 10 ml/ltr air ), WT Zpt ( dosis 10 ml/ltr air ) & WT Ajuvant ( dosis 2 ml/ltr air ).

PASCA PANEN Pemilihan buah (seleksi dan sortasi) Di tempat penampungan, buah-buah cabai dipilih berdasarkan warna merah, masih kehitaman; dan juga dipisahkan antara buah sehat dengan buah sakit atau rusak (busuk). Pengkelasan (klasifikasi) Khusus untuk diekspor dilakukan pengkelasan, yaitu dipilih buah-buah cabai yang panjangnya minimal 11 cm, bentuk buah lurus, dan tidak terlalu matang. Untuk sasaran pasar lokal, pengemasan cabai dapat dilakukan dalam karung plastik yang tembus udara ataupun keranjang bambu. Untuk sasaran pasar ekspor, buah-buah cabai ditata rapi dalam kardus-kardus ukuran 30 x 40 x 50 cm berisi + 20 kg, dan berventilasi atau dibuatkan lubang-lubang kecil.

Penyimpanan sementara sebelum dipasarkan, sebaiknya di tempat (ruang) yang teduh dan cukup lembab, serta sirkulasi udara baik. Bila fasilitas penyimpanan memungkinkan, dapat dilakukan dalam ruang dingin (cold storage) yang suhunya rendah antara 2-15 derajat Celcius dan kelembabannya tinggi sekitar 90%-95% agar tetap segar selama + 20 hari. Cabai Kering Pemasaran cabai kering memiliki beberapa keuntungan, diantaranya memudahkan pengangkutan, produk-nya dapat dikemas secara ringkas dan tahan lama. Buah-buah cabai dipilih yang sudah matang (berwarna merah), kemudian dicuci bersih dan tangkainya dibuang. Setelah buah cabai ditiriskan, segera dibelah dan dibuang biji-bijinya. Perendaman sesaat dalam air hangat (blanching) Buah-buah cabai segar segera dicelupkan ke dalam air mendidih yang telah dicampur Kalium Metabisulfit 0,2%. Lama perendaman + 6 menit, kemudian disusul pencelupan ke dalam air dingin. Tujuan blanching adalah untuk menambah ketahanan warna buah sehingga tidak cepat berubah terjadi coklat (browning). Pengeringan cabai dapat dilakukan secara alami (sinar matahari) selama 7-10 hari, ataupun dengan alat mekanis yang bersuhu 600 C sehingga dapat kering selama 12-20 jam. Pengeringan dengan alat mekanis memiliki beberapa keuntungan, antara lain waktunya relatif singkat, bersih, dan kadar air dapat seminim mungkin + 10%. Cabai kering dapat dikemas dalam kantong ataupun karung plastik tertutup rapat. Tempat penyimpanannya yang baik adalah ruangan kering dengan kelembaban 70%.

You might also like