You are on page 1of 4

Mineral penyusun batuan beku

Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku, cukup dengan mempergunakan indeks warna dari batuan kristal. Atas dasar warna mineral sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari mineral kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit.

Sumber: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/a/ab/USDA_Mineral_Quartz_Crystal_93c3951.jpg

Mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, piroksen, amphibol dan olivin.

Sumber : http://geology.com/minerals/photos/biotite-15.jpg

Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya, kandungan SiO2, dan indeks warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama batuan yang berbeda-beda meskipun dalam jenis batuan yang sama, menurut dasar klasifikasinya. Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya, menurut Rosenbusch (1877-1976) batuan beku dibagi menjadi: Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan. Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.

Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T. Huang (1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut batuan vulkanik. Klasifikasi berdasarkan kandungan SiO2 (C.L. Hugnes, 1962), yaitu: Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya adalah riolit. Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%. Contohnya adalah dasit. Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%. Contohnya adalah andesit. Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya adalah basalt. Menurut S.J. Ellis (1948) juga membagi batuan beku berdasarkan indeks warnanya sebagai berikut: Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%. Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%. Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%. Mafik, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.

Mineral penyusun batuan sendimen


Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi. Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batu lempung

Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butitan yang bersudut

Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butiran yang membudar Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16 mm Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm- 1/256 mm Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256 mm Mineral-mineral penyusun batuan metamorf dapat dibedakan menjadi mineral-mineral yang :

Mineral penyusun batuan metamorf Dari kenampakan tiga dimensional, fabrik dapat dibedakan menjadi : Isotropik : susunan butir ke segala arah tampak sama. Anisotropik : kenampakan susunan butir mineral tidak sama ke segala arah. Berdasarkan ukuran butir mineralnya, dapat dibedakan menjadi : Fanaretik : butiran cukup besar untuk dapat dikenal dengan mata telanjang. Afanitik : butiran terlalu kecil untuk dapat dikenal dengan mata telanjang. Berdasarkan struktur dalam batuan metamorf dikenal ada tiga : Granular : bila butir-butiran minerla yang berhubungan saling mengunci (inter locking). Foliasi : bila mineral-mineral pipih menbentuk rangkaian permukaan subparalel. Lineasi : bila mineral-mineral prismatik membentuk kenampakan penjajaran pada batuan, seperti genggaman pensil.

Sumber : http://adrean.wordpress.com/325744_HS-ES-04-Bowens-Reaction-Series.jpg

DAFTAR PUSTAKA Dosen dan Staf Asisten Laboratorium Bahan Galian.2006.Buku Panduan Praktikum Kristalografi dan

Mineralogi.jogjakarta.Fakultas Teknik Jurusan Teknik Geologi Universitas Gadjah


Mada.(halaman 32-34) Graha,Doddy Setia.1987. Batuan dan Mineral. Bandung : Penerbit Nova. (halaman 32-38) Soetoe.2001.GEOLOGI . Yogyakarta: Laboratorium Geologi Dinamik,Fakultas Teknik,Universitas Gadjah Mada.(halaman 5 dan 26)

You might also like