You are on page 1of 13

MUSTAFA KEMAL ATTATRUK DALAM KONTEKS DINAMIKA SEJARAH DUNIA ISLAM

Makalah disusun : Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Pemikiran Islam

Dosen Pengampu : Prof. Dr Faisal Islamil

Penyusun : Imam Khoiri, S.Ag

MAGISTER STUDI ISLAM (MSI) UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA (UII) YOGYAKARTA 2012

MUSTAFA KEMAL ATTATRUK DALAM KONTEKS DINAMIKA SEJARAH DUNIA ISLAM Imam Khoiri, S.Ag Pendahuluan Sudah semenjak dilahirkan di wilayah bagian Barat Daya Saudi Arabia dekade pertama abad ke-7 M. Islam mengisyaratkan dirinya memiliki kemampuan mendunia dan memungkinkan pengembangan intelektual umatnya. Bermula dari hijrah Nabi Besar Muhammad saw dari Mekah ke Madinah, 622 M, kekuatan politik Islam menjelajahi belahan-belahan dunia dengan kecepatan yang sangat mengagumkan. Pada tahun 664 M, ia sudah menguasai Kabul di Afghanistan. Tahun 670, ia menguasai Kairouan di Tunisia. Tahun 732, ia sudah masuk ke Bukhara dan Samarkan di Asia Tengah, serta bergumul dengan pasukan militer Perancis di Poiters, wilayah Perancis. Pase awal ini berproses sampai terbentuknya Dinasti Abbasiah dan perpindahan pusat pemerintahan kerajaan ke wilayah Mesopotamia, yaitu Bagdad, di Irak Islam terus melebarkan sayapnya dari jantung tanah kelahirannya ke daerahdaerah lainnya. Ke daerah Balkan, dia menyeberangi padang-padang rumput Asia dan Eropa, ke sub Sahara Afrika, dan melalui daerah-daerah pantai Semenanjung Samudera India, dia sampai ke Asia Tenggara. Ke arah Utara ia menyebar memasuki Palestina, Sirya, Irak, serta Iran sampai ke jantung benua Asia/Asia Tengah. Ke arah Barat ia masuk Mesir, Libya, Tunisia, Algeria, Marokko, Spanyol, dan Portugal. Selain kagum dan terkesima dengan globalisasi Islam itu, ada pula yang merasa terhina, terutama seperti yang dialami kaum gerejani Eropa. Mereka merasa tersinggung berat. Mereka ditantang oleh perubahan-perubahan dunia yang dihasilkan Islam. Sebab itu mereka tampil mengadakan perlawanan dengan mengobarkan perang-perang agama atau perang-perang salib, mengusir kaum muslimin keluar dari Eropa. Perang-perang Salib, the Crusades, merupakan serangkaian peperangan yang berlangsung selama lebih dari dua abad (1096-1270), dan berkecamuk bergelombang-gelombang. Perang dahsat 8 atau bahkan 9 gelombang yang dilancarkan Kristen-Eropa terhadap umat Islam di wilayah Eropa, dan juga merembes ke Palestina dan Syria, berturut-turut terdiri dari : Pertama, 1096-1099, atas anjuran Paus Urbanus II dari Roma, Italia. Kedua, 1147-1149, atas anjuran dan dipimpin sendiri oleh Kaisar Perancis, St. Bernard Condrad III. Ketiga, 1189-1192, atas anjuran Uskup Tyr, Guillaume. Keempat, 1202-1204, atas anjuran Paus Bonafice II dan langsung dipimpinnya sendiri. Kelima, 1209-1221, dikobarkan dan dipimpin langsung oleh Raja Yerusalem bersama Raja Hongaria. Keenam, 1228-1229, digerakkan oleh Raja Muda Yerusalem, Frederick II. Ketujuh, 1248-1254, dipimpin Raja Perancis, Louis IX. Kedelapan, 1270 - ? Juga dipimpin oleh Louis IX. Dia akhirnya meninggal di Tunisia sewaktu kota Palestina direbut pasukan kaum muslimin. Kesembilan, ? 1919, sewaktu jendral Alimbey berhasil menaklukkan atau merebut Yerusalem dari tangan kaum muslimin, di makam

Sultan Salidin dia bersorak, saat inilah berakhirnya perangperang salib. Dua gelombang terakhir, gelombang kedelepan dan gelombang kesembilan, sulit dipastikan tahun berakhirnya gelombang kedelapan dan tahun berawalmya gelombang kesembilan. Selama periode perang berkepanjangan itu, Barat-Kristen berhasil pula membentuk satu kesatuan pandangan yang bertujuan menghancurkan citra Islam. Islam and the West. The Making of an Image, karya Norman Daniel (1960), mengungkapkan tentang bagaimana pandangan orang Barat terhadap Islam berdasarkan sumber-sumber Eropa yang ditulis selama tahun 1100-1350. Dan tulisan-tulisan yang dihasilkan sesudah itu sampai sekarang, yang jumlahnya tidak terkirakan banyaknya, tetap bernuansa, berkarakter, dan bertujuan yang tidak jauh berbeda dengan itu. Daniel memusatkan perhatiannya terhadap pandangan Barat mengenai al-Quran, kehidupan Nabi Muhammad saw, Perang Suci, masalahmasalah wanita/harem/gundik, moral Islam, dan sikap Islam terhadap agama-agama lain. Pelecehan dan penghujatan terhadap Islam dan umatnya berjalan dan ditingkatkan terus selama dunia Islam berada di bawah kekuasaan kolonialisme dan imperialisme berabad-abad setelah perang-perang salib. Kalau menjelang abad ke19, baru sekitar 35% dunia Islam menjadi daerah jajahan langsung dari Negaranegara Barat, maka dari tahun 1815-1914, permukaan bumi dunia Islam yang dijajah menjadi 85%, dengan proses sebagai berikut : 1. 1511 Portugis-Katolik memulai debutnya menguasai Asia Tenggara dengan terlebih dahulu menghancurkan kesultanan Islam Malaka dan setelah itu, tahun 1519 menyeberang ke Maluku. 2. 1602 Belanda-Protestan menancapkan kaki kolonialnya di Nusantara Indonesia. 3. 1757 Inggeris-Calvinis memasuki dan menguasai India. Kemudian diteruskan tahun-tahun : 4. 1811 menguasai Malaka dan Indonesia. 5. 1839 menguasai Aden dan Laut Merah. 6. 1846 menguasai Arabia Selatan dan Timur. 7. 1882 menguasai Mesir. 8. 1898 menguasai Sudan 9. 1830 Perancis menguasai Aljazair, 1881 menguasai Tunisia, dan 1912 menguasai Marokko 10. 1911 Italia menguasai Lybia. 11. 1775 Rusia mengambil Azof dari Turki. 12. 1813 Rusia menguasai Bessarabia dari Turki juga. 13. Austria mengambil Honggaria dan Transilvania dari Turki. Derita sejarah yang memilukan dunia dan umat Islam baru berakhir semenjak pertengahan abad ke-20-an. Setelah Perang Dunia II usai, satu persatu dunia Islam yang terjajah itu satu persatu memperoleh kemerdekaan masing-masing. Dalam konteks inilah Mustafa Kamal Attaturk berperan khususnya dalam melahirkan

Republik Turki yang diproklamirkan pada tanggal 29 Oktober 1923. 1 DARI KEKHALIFAHAN TURKI USTMANI HINGGA REPUBLIK TURKI Daulah Utsmaniyah didirikan oleh Bani Utsman, yang selama lebih dari enam abad kekuasaannya (1299 - 1923) dipimpin oleh 36 orang sultan, sebelum akhirnya runtuh dan terpecah menjadi beberapa negara kecil. Kesultanan ini menjadi pusat interaksi antar Barat dan Timur selama enam abad. Pada puncak kekuasaannya, Kesultanan Utsmaniyah terbagi menjadi 29 propinsi. Dengan Konstantinopel (sekarang Istambul) sebagai ibukotanya. Pada abad ke-16 dan ke-17, Kesultanan Utsmaniyah menjadi salah satu kekuatan utama dunia dengan angkatan lautnya yang kuat. Pada masa jayanya, kerajaan Romawi Timur dapat dikatakan sebagai sebuah Negara adi daya yang hanya dapat disaingi oleh kerajaan Persia. 2 Diantara sultan yang sangat dikenal dengan prestasinya yang luar biasa adalah Muhammad II atau Muhammad Al-Fatih. Ia diberi gelar Al-fatih karena dapat menaklukkan Konstantinopel. Muhammad Al- Fatih berusaha membangkitkan kembali sejarah umat Islam sampai dapat menaklukkan Konstantinopel sebagai ibukota Bizantium. Konstantinopel adalah kota yang sangat penting dan belum pernah dikuasai Islam sebelumnya. Usaha mula-mula umat Islam untuk menguasai kota Konstantinopel dilakukan dengan cara mendirikan benteng besar dipinggir Bosporus yang berhadapan dengan benteng yang didirikan Bayazid. Benteng Bosporus ini dikenal dengan nama Rumli Haisar (Benteng Rum). Benteng yang didirikan umat Islam pada zaman Muhammad Al-Fatih itu dijadikan sebagai pusat persediaan perang untuk menyerang kota Konstantinopel. Setelah segala sesuatunya dianggap cukup, dilakukan pengepungan selama 9 bulan. Akhirnya kota Konstantinopel jatuh ke tangan umat Islam ( 29 Mei 1453 M) dan Kaitsar Bizantium tewas bersama tentara Romawi Timur. Setelah memasuki Konstantinopel disana terdapat sebuah gereja Aya Sofia yang kemudian dijadikan mesjid bagi umat Islam. Setelah kota Konstantinopel dapat ditaklukkan, akhirnya kota itupun dijadikan sebagai ibukota kerajaan Turki Usmani dan namanya diganti menjadi Istanbul. Jatuhnya kota Konstantinopel ke tangan umat Islam, berturut-turut pula dapat dikuasai negri sekitarnya seperti Servia, Athena, Mora, Bosnia, dan Italia. Jatuhnya konstantinopel ini dianggap sebagai momentum pertama kontak antara Turki dengan dunia Barat yang disebut era baru. Konstantinopel yang selanjutnya diganti menjadi Istanbul, adalah suatu kota metropolis yang berada di benua Asia dan Eropa. Inilah titik awal masa keemasan Turki Usmani, yang terus cemerlang hingga abad ke-18 dengan wilayah kekuasaan yang sangat luas membentang dari Hongaria Utara di Barat hingga Iran di Timur; dari Ukrania di Utara hingga Lautan India di Selatan. Turki Usmani berhasil membentuk suatu Imperium besar dengan masyarakat yang multi-etnis dan multi-religi yang berasilimilasi secara lentur. Kebebasan dan otonomi kultural yang diberikan Imperium kepada rakyatnya yang non-muslim, adalah suatu bukti bagi dunia kontemporer bahwa sistem kekhalifahan dengan konsep Islam telah mempertunjukkan sikap toleransi dan keadilan yang luhur.
Burhanudin Daya, Absrak Sejarah Islam Mendunia dan Periringan/Persaingannya dengan Nasrani, Jurnal Ulama, Vol I/No 2/XII/2008, hal. 1-10. 2 http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Utsmaniyah
1

Sultan adalah sekaligus khalifah, artinya sebagai pemimpin negara, Ia juga memegang jabatan sebagai pemimpin agama. Kekhalifahan Turki Usmani didukung oleh kekuatan ulama (Syeikhul Islam) sebagai pemegang hukum syariah (Mufti) dan Sadrul Adham (perdana Mentri) yang mewakili Kepala Negara dalam melaksanakan wewenang dunianya. Disamping juga didukung kekuatan tentara, yang dikenal dengan sebutan tentara Janisssari. Kekuatan militer yang disiplin inilah yang mendukung perluasan Imperium Usmani. Kegagalan pasukan Turki dalam usaha penaklukan Wina pada tahun 1683, merupakan suatu awal memudarnya kecermelangan Imperium Turki. Kekalahan tersebut dimaknai sebagai melemahnya kekuatan pasukan Turki dan menguatnya pasukan Eropa. Lebih disadari lagi bahwa kekalahan itu menandai kelemahan teknik dan militer pasukan Turki. Kemunduran Turki Ustmani ini seiring dengan ekspansi penjajah Eropa yang membawa semangat gold, glory dan gospel. Semangat itu muncul sebagai ujung tombak gereja untuk mengulangi kejayaan mereka pada saat menaklukkan Islam melalui perang Salib. Kemunduran ini persisnya dimulai saat terjadinya perjanjian Carltouiz, 26 Januari 1699 antara Turki Ustamani dengan Austria, Rusia, Polandia, Venesia, dan Inggris. Iisi perjanjian tersebut diantaranya adalah Austria dan Turki terikat perjanjian selama 25 tahun yang menyatakan ; seluruh Hongaria (yang merupakan wilayah kekuasaan Turki) kecuali Translvonia dan kota Banat diserhakan kepada Austria. Sementara wilayah Camaik dan Podolia diserahkan kepada Polandia. Rusia memperoleh wilayah di sekitar laut Azov. Turki menjadi penguasa di Valmartia dan Maria. Dengan demikian, perjanjian ini telah melumpuhkan Turki menjadi negara yang kecil. 3 Kondisi ini membawa Turki Usmani pada suatu masa pembaruan atau modernisasi. Perintis modernisasi (pembaharuan) adalah Sultan Mahmud II, kemudian dilanjutkan oleh Tanzimat yang berahir dengan wafatnya Ali Pasya (1871). Kemudian dilanjutkan pada masa Utsmani Muda. Tokohnya adalah Ziya Pasya (18251880) dan Namik Kemal (1840-1888). Utsmani Muda adalah golongan intelektual kerajaan yang menentang kekuasaan absolut sultan. Utsmani Muda berasal dari perkumpulan rahasia yang didirikan pada 1865 dengan tujuan merubah pemerintahan absolut kerajaan Turki Utsmani menjadi konstitusional. Namun, kelemahan mendasar adalah treletak pada tidak adanya golongan menengah yang berpendidikan lagi kuat perekonomiannya untuk mendukung mereka. Pembaharu pasca-Utsmani Muda adalah Turki Muda. Mereka adalah kalangan intelektual yang lari ke kuar negeri dan dari sana melanjutkan oposisi mereka. Gerakan di kalangan militer menjelma dalam bentuk komite-komite rahasia. Oposisi dari berbagai kelompok inilah yang kemudian dikenal dengan Turki Muda. Tokoh utamanya adalah Ahmed Riza (1859-19310, Mahmed Murad (1853-1912) dan Pangeran Sahabuddin (1877-1948). Ide pembaharuanya adalah bahwa yang menyebabkan kemunduran Turki Utsmani adalah terletak pada sultan yang mempunyai kekuasaan absolut. oleh karena itu, kekuasaan sultan harus dibatasi. Pada tataran ide pembatasan inilah, ide-ide Barat mulai masuk dalam aspek mencari format pemerintahan yang konstitusional.
M Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta ; Bagaskara, cet Vii, 2012), hal. 341
3

Kondisi porak porandanya Imperium Turki Utsmani ini terus berlanjut. Akibat kekalahan Turki di perang Balkan 1912-1913 dan Treaty of Bukharest1913, membawa Turki kehilangan hampir seluruh provinsi yang ada di Eropa. Kira-kira 80% kekuasannya di Eropa hilang dan dikuasai Rusiadan sekutunya. Hanya Istanbul, Thress dan Adrianopel yang masih tersisa. 4 Dalam situasi demikian, muncul pemikiran-pemikiran yang mencoba menjelaskan sebab kekuatan Eropa dan mengusulkan negeri-negeri Islam agar mengadopsi ide-ide Eropa tanpa kehilangan identitas dan kepercayaan diri. Pemikiran tentang identitas bangsa dan pentingnya suatu negara nasionalis yang meliputi bangsa Turki menjadi wacana yang banyak diperdebatkan. Setelah Perang Dunia I pada tahun 1918, dengan kekalahan pihak Jerman yang didukung oleh Turki, Imperium Turki Usmani mengalami masa kemunduran yang sangat menyedihkan. Satu persatu wilayah kekuasaan yang jauh dari pusat membebaskan diri dari kekuasaan Turki Usmani. Bahkan lebih buruk lagi negaranegara sekutu berupaya membagi-bagi wilayah kekuasaan Turki untuk dijadikan negara koloni mereka.5 Negara-negara Arab yang semula berada di bawah kekuasaan Turki dikontrol oleh penjajah Inggris dan Perancis, kecuali Jazirah Arab. 6 Sejak itu, Eropa membangun sebuah kerajaan territotial-dunia. Belanda menjajah Indonesia. Rusia di Asia Tengah. Inggris menguasai India dan Afrika dan sebagian Timur Tengah, Afrika Utara, Nigeria, dan sebagian Afrika Barat. Pada permulaan abad 20, kekuatan Eropa hampir menguasai seluruh dunia Islam. 7 Dampak dari semua ini, Turki kembali berjuang dengan gigih untuk mempertahankan diri dari serangan-serangan tentara sekutu. Dalam suasana demikian, muncul Mustafa Kemal yang menyelamatkan kerajaan Usmani dari kehancuran dan penjajahan kolonial Barat.8 Dengan keberaniannya sebagai Panglima Perang, ia berhasil memperoleh kemerdekaan negara Turki. Ia menjadi figur yang populer pada waktu itu dan digelari Attatur (Bapak Turki). Kecemerlangan karier politik Mustafa Kemal dalam peperangan, yang dikenal sebagai perang kemerdekaan Turki, mengantarkannya menjadi pemimpin dan juru bicara gerakan nasionalisme Turki. Gerakan nasionalisme ini, yang pada waktu itu merupakan leburan dari berbagai kelompok gerakan kemerdekaan di Turki, semula bertujuan untuk mempertahankan kemerdekaan Turki dari rebutan negara-negara sekutu. Namun pada perkembangan selanjutnya gerakan ini diarahkan untuk menentang Sultan. Mustafa Kemal (1881-1938) mendirikan Negara Republik Turki di atas puingpuing reruntuhan kekhalifahan Turki Usmani dengan prinsip Westernalisasi, Sekularisme, dan Nasionalisme. Kronologi sejarah ini penting untuk dapat memahami kondisi sosial politik Imperium Usmani yang pada ujungnya membentuk pemikiran dan gerakan sekuler Mustafa Kemal. Politik Kemalis ingin memutuskan hubungan Turki dengan
Ibid., hal. 343 http://www.fib.ui.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=91:kemalismebudaya-dan-negara-turki&catid=39:artikel-ilmiah&Itemid=122&lang=in-ID 6 Abdul Karim, Sejarah., hal. 344 7 Ibid., hal. 342 8 Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam; Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Jakarta, Bulan Bintang, 1975hal.142
5 4

sejarahnya yang lalu supaya Turki dapat masuk dalam peradaban Barat. Akhirnya Dewan Nasional Agung pada tanggal 29 Oktober 1923 memproklamasikan terbentuknya negara Republik Turki dan mengangkat Mustafa Kemal sebagai Presiden Republik Turki. Pada tanggal 3 Maret 1924 Dewan Agung Nasional pimpinan Mustafa Kemal menghapuskan jabatan khalifah. Khalifah Abdul Majid sebagai khalifah terakhir diperintahkan meninggalkan Turki. Pada tahun 1928 negara tidak ada lagi hubungannya dengan agama. Sembilan tahun kemudian, yaitu setelah prinsip sekulerisme dimasukkan ke dalam konstitusi di tahun 1937, Republik Turki dengan resmi menjadi Negara sekuler. 9 PEMIKIRAN MUSTAFA KAMAL Setelah terbentuknya Republik Turki, terbuka jalan yang lebar bagi Mustafa Kemal untuk melakukan pembaruan-pembaruan yang ia inginkan. Dasar pemikiran pembaruan Mustafa Kemal itu antara lain westernisasi, sekularisasi, dan nasionalisme.10 Usaha yang pertama dilakukan oleh Mustafa Kemal adalah mengambil seluruh peradaban Barat untuk diwujudkan di negara Turki. 11 Usahanya itu pernah diungkapkan dalam salah satu pidatonya yang mengatakan bahwa kemajuan hidup di dunia peradaban Modern menghendaki dari suatu masyarakat supaya mengadakan perubahan dalam diri sendiri. Di zaman yang dalamnya ilmu pengetahuan membawa perubahan terus-menerus bangsa yang berpegang teguh pada pemikiran dan tradisi yang tua lagi usang, tidak dapat mempertahankan wujudnya. Masyarakat Turki harus dirubah menjadi masyarakat yang mempunyai peradaban Barat, dan segala kegiatan yang reaksioner harus dihancurkan.12 Sebagai tindak lanjut dari westernisasi, maka di Turki harus dilakukan sekularisasi seperti yang pernah dilakukan di Barat. Sekularisasi tersebut meliputi upaya pemisahan agama dari politik, yang di dalamnya terkandung pembebasan institusi-institusi negara, struktur hukum dan sistem pendidikan dari pengaruh agama; tegasnya pengisolasian agama semaksimal mungkin dari kehidupan sosial dan turkisasi Islam.13 Dalam perkembangannya, sekularisasi diresmikan sebagai salah satu landasan ideologi modernisasi Turki pada tahun 1937 dan sekaligus menjadikan Turki sebagai negara sekuler. Keinginan Mustafa Kemal dalam mewujudkan modernisasi Turki sebagai negara sekuler dilakukan secara bertahap. Langkah pertama yang dilakukan mustafa Kemal adalah menghapuskan lembaga kesultanan pada bulan november 1922. Ketika itu, untuk tidak terjadinya dualisme dalam pemerintahan yaitu Raja Turki di satu pihak dan Pemerintahan Negara di pihak lain, maka jabatan khalifah harus dihapuskan. Walaupun penghapusan khalifah melalui perdebatan yang sengit di Majlis Nasional Agung, akhirnya Sultan Abdul Hamid dipaksa meninggalkan Turki. 14 Selanjutnya Mustafa Kemal berusaha memindahkan urusan kementerian
http://www.fib.ui.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=91:kemalismebudaya-dan-negara-turki&catid=39:artikel-ilmiah&Itemid=122&lang=in-ID 10 Harun Nasution, op, cit., hal.153. 11 Ibid, halm. 153 12 Munawir Syadzali, Islam dan Tata Nagara, Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, UI Press, Jakarta, 1990, hal. 226. 13 Harun Nasution, op, cit. , hal.152.
14 9

Kart Brokeman, Tarikhal-Syuub al Islamiyyah,Dar al-Ilm li al-Maliyin, Beirut, 1974.

syariah dan lembaga wakaf ke bawah administrasi perdana menteri. Harta wakaf diatur secara khusus dan hasil pendapatannya dimasukkan ke dalam kas negara untuk pembiayaan pengelolaan mesjid dan pembayaran gaji pegawai. Pada tahun 1924, Mahkamah Syariah dan undang -undang syariat Islam dihapus dan diganti dengan Western Legal Code, yaitu undang- undang sipil Swiss, hukum pidana model Itali dan undang-undang perdagangan model lerman, sedangkan masalah-masalah perorangan dimasukkan ke dalam undang-undang perdata Eropa.15 Alasan penghapusan Mahkamah Syariah tersebut hanya mempunyai wewenang yang sangat terbatas yaitu masalah-masalah al-ahwal alsiyasah, sedangkan hukum-hukum yang lain didasarkan kepada undang-undang yang berada di bawah wewenang Sultan yang tidak didasarkan pada hukum syariat. Dengan demikian, perkawinan dilakukan bukan lagi menurut syariat tetapi menurut hukum sipil Swiss, wanita mendapat hak cerai yang sama dengan kaum pria, poligami dilarang kecuali bagi yang kaya dan mampu diperbolehkan. Selanjutnya diadakan hukum baru seperti hukum dagang, hukum laut dan hukum obligasi yang semuanya mengacu kepada hukum Barat sebagai model.16 Perubahan dari Mahkamah Syariah kepada Western legal code banyak membawa masalah, diantaranya kekurangan hakim dan pengacara, kesulitan memperkenalkan prosedur mahkamah baru dan menarik simpati masyarakat kepada undang-undang baru yang masih asing untuk kepentingan mereka sendiri. Untuk mengatasi masalah tersebut, pada tahun 1925 didirikan sekolah undangundang Eropa. Merskipun demikian, hingga sekarang masih terdapat perbedaan pelaksanaan hukum di desa-desa, hukum syariat tradisional masih banyak dilaksanakan seperti dalam masalah perkawinan. Meskipun syariat tidak lagi dipakai dan tidak ada lagi pendidikan agama dalam kurikulum sekolah, tetapi publik Turki masih mengurus soal agama melalui Departemen Urusan Agama, sekolah-sekolah pemerintah untuk imam dan khatib, dan fakultas Illahiyyat pada Perguruan Tinggi Negara yaitu di Universitas Istanbul. 17 Hal ini mungkin perasaan keagamaan Mustafa Kemal masih ada pada dirinya seperti rakyat Turki lainnya. Mustafa Kemal hendak mengangkat kembali Islam menjadi lebih rasional.18 Untuk melihat keberadaan negara Sekuler Turki, berikut ini dapat terlihat dari beberapa institusi yang ada di dalamnya, antara lain: 1. Istitusi Kenegaraan Pernah terjadi dualisme kepemimpinan di Turki yaitu Presiden yang di jabat oleh Mustafa Kemal dan Khalifah. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian terdahulu, Majlis Nasional Agung telah memecat dan menghapus khalifah untuk menghilangkan dualisme dalam pemerintahan. Hal ini masih didukung lagi dengan iklim politik yang diciptakan Mustafa Kemal dengan mendirikan partai politik tunggal dan melarang berdirinya partai politik tunggal dalam bentuk agama. 19 Dan pada tahun 1934 terjadi fenomena baru dalam kancah politik yaitu dengan disamakannya hak wanita dengan pria dalam hal memilih dan dipilih.20
15 16

Carl Brockelman, History of the Islamic People, Routledge and Kegan, London, t. t., hal 150. Harun Nasution, op, cit. , hal.150. 17 Harun Nasution, op, cit. , hal.152. 18 Ibid., hal. 153. 19 Harun Nasution, op, cit. , hal.153. 20 Munawir Syadzali, Islam dan Tata Nagara, Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, UI Press, Jakarta,

2. Institusi Keagamaan Sedikit demi sedikit sebelum Turki resmi menjadi negara sekuler pada tahun 1937 Mustafa Kemal telah mulai menghilangkan institusi keagamaan yang ada dalam pemerintahan yaitu: a. Dihapuskannya Biro Syaikhul Islam yang dulunya mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan dan melegitimasi kebijakan-kebijakan sultan. b. Kementerian syariat yang didirikan oleh Partai Nasionalis Mustafa Kemal dihapuskan. c. Dalam rangka merasionalisasikan Islam, Mustafa Kemal mengusahakan menejermahkan Al-Quran ke dalam bahasa Turki. Al-Quran di terjemahkan ke dalam bahasa Turki agar mudah difahami, adzan dilakukan demikian pula dengan bahasa Turki.21 3. Institusi Pendidikan Pada tahun 1924 disahkan undang-undang tentang penyatuan pendidikan yang berisikan: a. Menghapus segala bentuk pengawasan atas sekolah-sekolah oleh lembaga Islam, tugas pengawasan diserahkan kepada kementerian pendidikan. b. Sedikit demi sedikit pelajaran agama dikurangi dari kurikulum pendidikan sampai akhirnya dihapus total pada tahun 1935.22 Selain itu dilakukan pula penutupan madrasah-madrasah, penghapusan pelajaran bahasa Arab yang terdapat dalam kurikulum sekolah dan ditukar dengan Latin.23 4. Institusi Hukum Dalam bidang hukum, Mustafa Kemal melakukan beberapa upaya, antara lain: a. Memberlakukan hukum perdata baru yang didasarkan kepada hukum Switzerland pada tahun 1926.24 Harun Nasution mengidentifikasikannya sebagai hukum yang berkaitan dengan perkawinan. Perkawinan dilaksanakan bukan lagi berdasarkan hukum syariat tetapi dengan hukum sipil. Cerai atau perceraian bukan lagi hak preogatif kaum pria saja tetapi wanitapun mendapatkan tersebut.25 b. Hukum barat diambil sebagai model untuk pembentukan hukum baru menggantikan hukum adat dan hukum syariat. 5. Kebudayaan dan Adat Istiadat Harun Nasution menjelaskan bahwa sekularisasi dan westernisasi bukan hanya melanda institusi saja, melainkan juga bidang kebudayaan dan adat istiadat. a. Tahun 1925 rakyat Turki dilarang memakai topi khas mereka yaitu Tarbus dan sebagai gantinya dianjurkan memakai topi Barat. b. Pakaian keagamaan juga dilarang dan sebagai gantinya diharuskan memakai
1990, hal. 226. 21 Harun Nasution, op, cit. , hal.152. 22 . Munawir Syadzali, op. cit. 23 Abu al-Hasan alhasani al-nadawi, Western Civilization, Islam and Moslems, Locknow Publishing House, India 1978, hal. 56. 24 Munawir Syadzali, loc. cit. 25 Harun Nasution, op, cit. , hal.152.

pakaian Barat. c. Warga negara Turki diwajibkan untuk mempunyai nama belakang seperti halnya orang Barat. d. Hari libur resmi mingguan dirubah menjadi hari Minggu, sementara sebelumnya adalah hari Jumat.26 Seperti dijelaskan pada bagian terdahulu bahwa sekularisasi yang dilancarkan Mustafa Kemal tidak bemaksud menghilangkan agama, tetapi menghilangkan kekuasaan agama dalam soal negara dan politik. Meski demikian, menurut Munawir Syadzali tidak sepenuhnya berhasil dan tidak pula sanggup mempertahankan keutuhannya. Para pemimpin Turki sepeninggal Kemal terpaksa mengadakan kebijaksanaan politik yang bersifat korektif atas tindakan-tindakan yang pernah diambil sebagai implementasi dari faham sekularis. 27 Tindakan penghapusan pendidikan agama yang dilegitimasi oleh undangundang penyatuan pendidikan mengakibatkan timbulnya negara- negara tidak resmi dan liar serta madrasah-madrasah yang dikelola oleh pihak swasta dalam mengelola pendidikan agama ini. Juga akibat aktifitas pilitik yang tidak memperhatikan kehidupan keagamaan mengakibatkan kemandekan dan kekosongan agama dan budaya masyarakat. Hal ini memberi peluang kepada gerakan ekstrim Islam mengisi kekosongan itu. Selain itu timbul kerawanan dalam bidang ideologi akibat dihapuskannya Islam dalam kehidupan. Hal ini memberi peluang masuknya ideologi komunis ke dalamnya. 28 Dari tiga corak aliran pembaruan di Turki, golongan Barat, golongan Islam dan golongan Nasionalis Turki mengalami kegagalan kecuali golongan nasionalis Turki. Golongan Islam ingin mempertahankan institusi dan tradisi lama, dikala dunia Timur banyak dipengaruhi ide pembaruan tidak mendapat sokongan yang kuat. Demikian juga westernisasi yang ingin meniru Barat dan mempertahankan sistem peerintahan Kerajaan Usmani di ketika rasa anti Barat dan anti Sultan sedang meningkat di Turki, tidak akan bertahan. Tetapi golongan Nasionalis, yang ingin mengadakan pembaruan atas dasar nasionalis dan peradaban Barat, di ketika dunia Timur sedang dipengaruhi oleh ide Nasionalisme dan pembaruan, pasti akan memperoleh kemenangan. Keadaan dan situasi zaman itu memang menolong bagi Mustafa Kemal untuk mewujudkan cita-citanya.29 SITUASI PASCA MUSTAFA KAMAL Mustafa Kemal meninggal dunia pada tanggal 10 November 1938, setelah tiga kali menjabat sebagai presiden Republik Turki, yaitu pada tahun1927, 1931 dan 1935. Mustafa Kemal diakui berhasil menciptakan sistem pemerintahan parlementer dan meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi kehidupan demokratisasi di Turki. Partai Republik rakyat adalah partai politik yang dibentuk Mustafa Kemal untuk menjalankan roda Pemerintahan. Meskipun demikian, sejarah Turki menunjukkan pemerintahan Kemal dengan sistem pemerintahan satu partai tidak memberi ruang bagi kemunculan partai oposisi. Iklim Demokrasi muncul kemudian sejak Turki

26 27

Ibid. Al-Nadawi,loc.cit. 28 Munawir Syadzali, op. cit.,hal 227 29 Ibid.

menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1945 dan terus berkembang menunjukkan kemajuan yang pesat. Reformasi budaya, terutama sekularisasi agama dan pemakaian hukum Barat menggantikan hukum Islam, memperlihatkan proses dinamis dari penerimaan dan penolakan masyarakat Turki. Sekularisasi agama pada masa Kemalis (1923-1950) melahirkan generasi Turki yang jauh dari agamanya. Bahasa Turki yang ditulis dalam bahasa latin telah menjadi bahasa nasional Turki. Sedangkan pemakaian hukumhukum Barat juga diadaftasi dengan berbagai tingkatan kesulitan di berbagai lapisan msyarakat. Pada pemilu 1950, kekuasaan tunggal Partai Republik Rakyat berakhir dan digantikan oleh partai sekuler beraliran liberal, yaitu Partai Demokrat. Partai pimpinan Adnan Menderes ini mencoba mngoreksi penyimpangan-penyimpangan sekularisasi yang sudah dijalankan oleh Partai Republik Rakyat sejak berdirinya negara Turki. Namun Adnan menderes juga tidak ingin Kemalisme digantikan dengan ideologi lain. Sejak masa pemerintahan Partai Demokrat inilah masyarakat Muslim yang merupakan mayoritas (98 persen dari 70 juta jiwa) penduduk Turki dapat melakukan shalat di mesjid-mesjid umum, berpuasa dan melakukan ibadah naik haji, yang pada masa Rezim Kemalis sulit dilakukan. Selain itu madrasah-madrasah kembali di buka, sehingga para orang tua dapat kembali menyekolahkan anak mereka di sekolah agama, setelah mereka menyadari bahwa mereka tumbuh sebagai suatu generasi yang kering dari nilai dan ilmu agama. Madrasah-madrasah ini kembali ditutup pada tahun 1998 setelah dianggap sebagai lembaga yang mendidik kelompok Islam fundamental yang keberadaannya menguat dan mengancam ideologi sekuler Turki. Perkembangan masyarakat di Turki menemukan karakter sendiri yang unik sebagai suatu bentuk pertentangan yang rumit antara pemikiran Kemalisme, yang fundamental dan radikal, pemikiran liberalis yang meskipun menentang Kemalisme tetapi tidak ingin ideologi ini diganti, dan pemikiran Islam, baik yang konservatif maupun moderat. Semangat masyarakat Turki modern untuk menjadi suatu bangsa yang modern dan demokratis, selalu disertai dengan kesadaran yang mendalam tentang watak dan idealisme ke-Turki-an dan ke Islaman. Militer Turki mengambil peran sebagai penjaga ideologi Kemalisme sebagai prinsip negara. Jatuhnya pemerintahan Partai Islam Refah pada tahun 1998 adalah suatu bukti masih dominannya pengaruh politik militer di Turki. Namun kebangkitan Islam, baik itu suatu fenomena kesadaran umat Islam Turki untuk kembali mempelajari nilai-nilai Islam di tengah kebijakan sekuler pemerintah maupun fenomena dukungan masyarakat Islam terhadap kemenangan partai politik yang dianggap membawa aspirasi Islam terus memperlihatkan kemajuan ke arah yang positif. Aspirasi dan dukungan yang besar dari masyarakat Turki kembali mengantarkan kemenangan partai berbasis Islam: Partai Keadilan dan Pembangunan dalam pemilu 2002. Diantara sosok Islam yang sangat menarik perhatian dunia adalah fenomena Recep Tayyip Erdoan (lahir 26 Februari 1954). Dia adalah seorang politikus Turki. Ia menjabat Perdana Menteri Turki sejak 14 Maret 2003. Ia juga seorang pimpinan Adalet ve Kalknma Partisi (AKP, atau Partai Keadilan dan Pembangunan). Erdogan terpilih Sebagai Walikota Istanbul dalam pemilu lokal pada 27 Maret 1994.

Dia dipenjara pada 12 Desember 1997 karena puisinya yang bermasalah. Setelah empat bulan di penjara, Erdogan mendirikan Partai Keadilan dan Pembangunan (Partai AK) pada tanggal 14 Agustus 2001. Dari tahun pertama, Partai AK menjadi gerakan politik terbesar yang didukung publik di Turki. Pada pemilihan umum tahun 2002, Partai AK memenangkan dua pertiga kursi di parlemen. 30 Meskipun secara tegas pemimpin partai ini menyatakan bahwa Partai Keadilan dan Pembangunan bukanlah partai Islam dan mereka menyatakan komitmennya yang sungguh-sungguh menjaga ideologi sekularisme di Turki, nampaknya Rakyat Turki lebih melihat mereka sebagai sosok-sosok muslim yang shaleh yang diharapkan dapat membawa Turki ke arah yang lebih maju. Opini masyarakat Turki hingga saat ini masih terpecah dalam penilaian terhadap Mustafa Kemal Ataturk: Ia dihormati sebagai penyelamat bangsa dan pendiri negara modern Turki, dan dikecam sebagai pengkhianat yang bertanggung jawab atas hilangnya kekahlifahan Islam. Kontradiksi ini menjadi bagian dari sejarah Turki yang tidak mudah disepahamkan.

30

http://id.wikipedia.org/wiki/Recep_Tayyip_Erdo%C4%9Fan

You might also like