You are on page 1of 28

Latihan dasar kepemimpinan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia
Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.

Latihan Dasar Kepemimpinan / LDK adalah sebuah pelatihan dasar tentang segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinan. Pelatihan ini biasanya yang diberikan oleh Pengurus OSIS lama kepada calon Pengurus OSIS baru, baik untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama maupun Sekolah Menengah Atas (untuk LDK tingkat sekolah menengah). Pelatihan dasar yang diberikan ini bertujuan untuk memberikan bekal kepemimpinan kepada Pengurus OSIS baru yang nantinya akan menjadi pemimpin dari seluruh kesatuan OSIS dari sekolah yang bersangkutan. LDK biasanya diberikan dalam 2 bagian yaitu LDK Fisik dan LDK Mental. Pemberian materi dari kedua jenis LDK ini biasanya diberikan di waktu dan tempat yang berbeda. Untuk LDK Mental, yang menjadi pemberi materi bukanlah lagi para Pengurus OSIS lama melainkan Dewan Guru, Pembina OSIS, Kepala Sekolah serta Guru Psikologi dan Konseling dari sekolah yang bersangkutan, atau bisa juga dengan cara menyewa dari suatu Lembaga Psikologi Independen. LDK Fisik biasanya diberikan di sekolah dalam waktu 3-5 Hari penuh, sedangkan LDK Mental biasanya diberikan di luar kota dalam waktu 2-4 hari.

Daftar isi

1 Materi o 1.1 LDK Fisik o 1.2 LDK Mental 2 Pelantikan

Materi
LDK Fisik
Untuk LDK Fisik pada umumnya, materi yang diberikan secara garis besar ialah dalam bentuk PBB / Pelatihan Baris Berbaris. PBB ini meliputi beberapa hal seperti :

Baris Berbaris dasar :


* * * * * * Hadap Hadap Balik Hadap Hadap Jalan Kanan, Kiri, Kanan, Serong Kanan, Serong Kiri, Ditempat,

* Langkah Tegap Maju, dan * Meluruskan Barisan.

Baris Berbaris Tingkat Menengah :

* Perpaduan antara Langkah Tegap Maju dengan Balik Kanan serta keempat jenis hadap-hadapan, * Perpaduan antara Jalan Ditempat dengan Balik Kanan serta keempat jenis hadap-hadapan, dan * Buka - Tutup Barisan.

Baris Berbaris Tingkat Tinggi :

* Langkah Tegap Maju beregu, * Haluan Kanan beregu, * Haluan Kiri beregu, * Belok Kanan beregu, dan * Perpaduan antara Langkah Tegap Maju, Balik Kanan, keempat jenis hadap-hadapan, dan Jalan Ditempat.

Ujian Akhir : Perpaduan Keseluruhan Materi PBB.

Dalam LDK Fisik ini peserta dituntut untuk memiliki kedisiplinan yang tinggi, terlebih selama mengikuti 3-5 hari LDK. Beberapa peraturan yang pada umumnya diterapkan dalam LDK ialah :

Selama pelaksanaan LDK, peserta harus hadir di tempat LDK tepat waktu, Kebersamaan ialah hal yang amat diperhatikan selama pelaksanaan LDK. Jika ada 1 peserta saja yang tidak membawa air minum, saputangan, topi, ataupun atribut-atribut lainnya yang telah ditetapkan, maka seluruh pesertalah yang akan menanggung hukumannya, Setiap peserta wajib mematuhi seluruh peraturan dan perintah yang diberikan oleh tim pemberi LDK. Jika tidak, maka kepadanya akan diberikan hukuman, dan Kebersamaan juga diterapkan apabila ada salah satu peserta LDK yang melakukan kesalahan

Hukuman dalam LDK Fisik biasanya berupa push-up untuk pria atau scott jump untuk wanita. Jumlahnya tergantung perintah dari pemberi LDK.

LDK Mental
Untuk LDK Mental pada umumnya, materi yang diberikan secara garis besar ialah dalam bentuk Penyuluhan Mental Kepemimpinan. Kegiatan yang biasa dilakukan dalam LDK Mental adalah : Outbond / Kegiatan Alam, seperti :

Hiking Menyebrangi sungai Mendaki bukit Menyusuri terasering / pematang sawah

Permainan-permainan yang memiliki nilai kepemimpinan, seperti :

Memasukkan paku dalam botol dengan mata tertutup. Salah seorang yang lain memberikan aba-aba agar paku tersebut masuk. Dibutuhkan kemampuan untuk menganalisis segala macam kemungkinan dan kemampuan untuk memerintah secara hati-hati dan terpertimbangkan agar bisa mencapai goal dari permainan ini yaitu memasukkan paku dalam botol Bisik berantai. Dibutuhkan kemampuan sebagai pendengar sekaligus penyampai pesan yang baik agar dapat menyampaikan pesan yang benar dari awal hingga akhir.

Pemberian materi kepemimpinan yang dibagi dalam beberapa sessi, seperti :


Sessi Kepemimpinan : Penyuluhan mengenai karakter pemimpin yang benar. Sessi Komunikasi : Penyuluhan mengenai cara-cara berkomunikasi yang benar sebagai layaknya seorang pemimpin. Sessi Problem Solving / Challange - Proses manajemen konflik : Penyuluhan mengenai cara-cara seorang pemimpin memecahkan masalah secara efektif dan benar. Sessi Dinamika Kelompok : Berupa permainan.

Pelantikan

Para Pengurus OSIS SMP Charitas yang telah dilantik (ditandai dengan membawa bendera) Setelah seluruh calon Pengurus OSIS baru mengikuti kedua LDK ini, sesegera mungkin atau paling lambat 2 minggu setelahnya mereka akan dilantik menjadi Pengurus OSIS resmi. Pelantikan ini dilakukan oleh Pengurus OSIS lama dan disahkan oleh Kepala Sekolah. Pelantikan dan Pengesahan ini disaksikan oleh seluruh Dewan Guru dan Siswa/i sekolah yang bersangkutan dan dilaksanakan dalam sebuah upacara besar yaitu Upacara Pelantikan Pengurus OSIS baru Periode Kerja xxxx / xxxx

Rabu, 02 Mei 2012

Rencana Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK)

RENCANA KEGIATAN LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS SMP NEGERI 2 GARUT TAHUN 2009

Disusun oleh :

Panitia LDK 2009

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PENDIDIKAN SMPN 2 GARUT


Jl. Jend. A. Yani No.43 (0262) 233306 Garut

Lembar Pengesahan

Garut, 5 Maret 2009

Wakasek Kesiswaan,

Masrun Gartiwa, S.Pd. NIP 131852340

MENGETAHUI / MENYETUJUI :

Kepala SMPN 2 Garut,

Drs. Iden Suparno, M.Pd. NIP 131628491

DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Kata Pengantar ............................................................... i Daftar Isi ..................................................................... ii Daftar Gambar dan Tabel .............................................. iii BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ........................................... 1 1.2 Ruang Lingkup ........................................... 2 1.3 Sistematika Laporan ................................... 4 BAB II Pelaksanaan Kegiatan LDK 2.1 Permasalahan ............................................. 5 A. Pembiayaan ............................................ 5

B. Waktu ................................................... 7 C. Tempat / Sarana ..................................... 8 2.2 Upaya Menanggulangi Masalah A. Pembiayaan ............................................ 9 B. Waktu ................................................. 11 C. Tempat / Sarana ................................... 12 BAB III Penutup 3.1 Kesimpulan ............................................... 14 3.2 Rekomendasi ............................................. 15 Lampiran
ii

DAFTAR GAMBAR dan TABEL


Gambar 1 : Pembinaan Krida ...................................................... 2 Tabel 1 : Pembina Krida ........................................................... 2 Tabel 2 : Materi LDK .............................................................. 3 Tabel 3 : Peserta LDK .............................................................. 4 Tabel 4 : Pembiayaan LDK ..................................................... 4 Tabel 5 : Sumber Dana LDK ................................................... 5 Gambar 2 : Grafik Pembiayaan .................................................... 6 Gambar 3 : Grafik Persentase Dana LDK ................................... 6 Tabel 6 : Time Schedule Kegiatan LDK ................................... 7 Tabel 7 : Tempat / Sarana Kegiatan LDK .............................. 8

Gambar 4 : Perbandingan Jumlah Peserta .................................. 10 Tabel 8 : Kepanitiaan .............................................................. 1


iii

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadlirat Allah SWT, dengan selesainya penyusunan Laporan Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) OSIS SMPN 2 Garut Tahun 2009. Laporan Kegiatan LDK ini kami susun sebagai bentuk akuntabilitas (pertanggungjawaban) Panitia Penyelenggara Kegiatan terhadap segala aktivitas pelaksanaan program LDK yang telah selesai dilaksanakan. Kegiatan LDK merupakan upaya sistematis, terencana, dan periodik dari Program Pembinaan Kesiswaan yang secara rutin diselenggarakan bagi para pengurus OSIS, Paskibra, Pramuka, Palang Merah Remaja, dan Rohis di lingkungan SMPN 2 Garut sebagai modal dasar bagi para pengurus untuk lebih memahami aspek-aspek keorganisasian dan untuk selanjutnya diharapkan dapat mengimplementasikan hasil pelatihan LDK tersebut dalam kehidupan berorganisasi di SMPN 2 Garut. Laporan Kegiatan LDK ini berusaha untuk merekam jejak dari seluruh kegiatan pelatihan yang telah diselenggarakan sebagai bahan informasi bagi para pengguna/pembaca laporan. Sistematika penyusunan Laporan Kegiatan LDK, kami kemas dalam komposisi yang sangat sederhana. Meskipun demikian, sangat disadari adanya keterbatasan kemampuan manusiawi yang ada dalam diri kami. Saran dan nasehat untuk perbaikan laporan kegiatan

LDK ini di masa depan, kami terima dengan penuh perhatian. Kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penyelenggaraan kegiatan LDK hingga tersusunnya Laporan Kegiatan LDK ini, kami ucapkan terimakasih.
Garut, 5 Maret 2009 Panitia LDK OSIS SMPN 2 Garut Tahun 2009

LAMPIRAN LAMPIRAN
1. SK Kepanitiaan LDK 2. Program Kerja Kegiatan LDK 3. Proposal Kegiatan LDK 4. Surat Pemberitahuan Kepada Orang Tua Siswa 5. Surat Undangan Kepada Guru SMPN 2 Garut 6. Tata Tertib Peserta LDK 7. Jadwal dan Acara Kegiatan LDK 8. Susunan Acara Pembukaan LDK 9. Susunan Acara Penutupan LDK 10. Daftar Hadir Panitia 11. Daftar Check In Peserta 12. Daftar Hadir Peserta 13. Kartu Peserta 14. Kartu Panitia 15. Bahan Materi LDK

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak dari pada semua sumber-sumber dan alat-alat (resources) yang tersedia bagi suatu organisasi, oleh karena itu seorang pemimpin adalah sebagai penggerak sumber-sumber (baik sumber human maupun sumber non-human) yang kesemuanya itu ditujukan untuk organisasi, seorang pemimpin juga dituntut untuk memiliki kemampuan keterampilan dalam mengarahkan, membimbing serta mempengaruhi sumber-sumber yang ada dalam organisasi tersebut untuk mencapai tujuan yang seterarah mungkin. Teori heredita yang menyatakan bahwa : kacang tidak membuang lanjarannya. Hanya kalau ayah atau nenek moyangnya adalah pemimpin, maka anak atau keturunannya akan juga menjadi pemimpin, adalah tidak sepenuhnya benar. Sebagai buktinya dapat dilihat di masyarakat. Hal ini menunjukan, untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, maka ia harus menguasai dan memiliki sifat dan teknik-teknik kepemimpinan itu sendiri. Persoalannya kemudian, bagaimana membangun dan mengembangkan sifat dan teknik kepemimpinan tersebut ? Jawaban yang paling tepat untuk membangun dan mengembangkan sifat dan teknik kepemimpinan adalah : dengan mengadakan pelatihan kepemimpinan. Latihan kepemimpinan pada umumnya dilaksanakan dengan melatih diri sendiri (self training), artinya orang harus melatih diri bertindak sesuai dengan sifat-sifat kepemimpinan. Latihan itu sendiri memerlukan waktu lama, proses pembiasaan yang meminta banyak waktu, serta membutuhkan keuletan dan ketekunan serta dengan keyakinan yang tulus latihan itu dapat berhasil dan sukses. Dan apabila sifat-sifat kepribadian seorang pemimpin yang baik tersebut telah dimiliki secukupnya, perlu kiranya sifat-sifat itu dipelihara, dipupuk dan dikembangkan. Bila tidak, maka sifat-sifat itu dapat luntur dan menipis kembali. Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) menjadi sangat penting artinya dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kepribadian para pengurus OSIS, Paskibra, Pramuka, Palang Merah Remaja, dan Rohis SMP Negeri 2 Garut sebagai calon pemimpinpemimpin yang baik. 1.2. Nama dan Tema Kegiatan Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan OSIS SMP Negeri 2 Garut ini mengambil nama dan tema sebagai berikut : Nama Kegiatan : Latihan Dasar Kepemimpinan OSIS SMP Negeri 2 Garut Tahun 2009 Tema Kegiatan : Membangun Kepribadian Kepemimpinan Yang Berkualitas Akademis Serta Memahami Fungsi Dan Peran Dalam Kehidupan Berorganisasi 1.3. Rasional

Dasar pemikiran penyusunan Program Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) OSIS SMP Negeri 2 Garut Tahun 2009, adalah : 1. UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. SK Kepala SMPN 2 Garut, Nomor : 421.7 / 66 / SMP ,Tanggal 21 Februari 2009 Tentang Panitia Penyelenggara Latihan Dasar Kepemimpinan Periode Tahun 2009 3. Program Kerja Pembina OSIS SMP Negeri 2 Garut Tahun Pelajaran 2008-2009 1.4. Tujuan Adapun tujuan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) : Untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta kepribadian peserta didik sebagai calon pemimpin, dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi kepemimpinannya dengan baik. Peserta didik mempunyai kemampuan mengemukakan konsep dan gagasan serta dapat menerapkannya demi kemajuan organisasi dengan menerapkan prinsip KIS (koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi). Peserta didik memiliki kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, dan kecerdasan kinestesis. 1.5. Materi Kegiatan Materi kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) disesuai dengan kebutuhan praktis dan bersifat aplikatif yang dapat diterapkan di lingkungan OSIS SMP Negeri 2 Garut, terdiri atas : Kebijakan Pembinaan Kesiswaan / OSIS Kepemimpinan Keorganisasian Proposal dan Surat Resmi Refleksi 1.6. Waktu dan Tempat Kegiatan Waktu Kegiatan : Hari / Tanggal, Kamis, 26 Februari 2009 Tempat Kegiatan : SMP Negeri 2 Garut Jalan Jend. A. Yani No. 43 Garut ( Jadwal Kegiatan terlampir ) 1.7. Peserta Kegiatan Kegiatan LDK ini akan diikuti oleh para siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Garut yang melingkupi Krida OSIS, Paskibra, Pramuka, Palang Merah Remaja, serta Rohis. Perwakilan OSIS : 20 orang Perwakilan Paskibra : 20 orang Perwakilan Pramuka : 20 orang Perwakilan PMR : 20 orang

Perwakilan Rohis

: 20 orang ________ 100 orang

1.8. Kepanitiaan Penanggung Jawab Koordinator Ketua Pelaksana Sekretaris Bendahara I Bendahara II Anggota

: Kepala Sekolah : PKS Kesiswaan : Hj.E.Nurrokhmah, A.Md.Pd. : Drs. Ade Bastiawan : Yetri Gayatri, S.Pd. : Hikmawati, S.Pd. : Dra. Nyimas Hamidah (Sekbid. Ketakwaan) Epon Maptuhah, S.Ag. (Sekbid. Rohis) Lilis Maryati, S.Pd. (Sekbid. Paskibra) Tasman Hidayat, S.Pd. (Sekbid. Paskibra) Cecep Iwan Ridwan, S.Pd. (Sekbid. PMR) Iis Tatin Farida, S.Pd. (Sekbid. Kepribadian) Ayat Hidayat, S.Pd. (Sekbid. Pramuka) Malia Rosmania, S.Pd. (Sekbid. Pramuka)

Organizing Committee : Hilmi Zulfikri (Ketua / VIII-I) Witri Agustina (Sekretaris I / VIII-B) Fauzi Al-Islami (Sekretaris II / VIII-H) Sri Mulkiyatul Maliah Akasum (Bendahara I / VIII-A) Ibnu Athoilah (Bendahara II / VIII-A) Isna Maryam Fitriani (Sie Humas / VIII-A) Rizqi Aliya Sumaya (Sie Acara / VIII-A) Merlin Christian (Sie Acara / VIII-F) Ade Abdul Aziz (Sie Peralatan / VIII-A) Anggun Dzahaby (Sie Peralatan / VIII-D) Nahdya Siti Nuraeni (Sie Peralatan / VIII-A) Hernandia Nurzaman (Sie Keamanan / VIII-I) Risma M. Ramdani (Sie Keamanan / VIII-F) Wandi Supriadi (Sie Keamanan / VIII-I) Dimas (Sie Publikasi / VIII-I) M. Rivaldi (Sie Publikasi / VIII-J)

1.9. Anggaran Biaya Rencana Penerimaan : Rp 4.680.000,00 (dari BOS) Rencana Pengeluaran : Rp 4.680.000,00 ( Proposal Kegiatan terlampir )

1.10. Sistematika Penyusunan Program Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) OSIS SMP Negeri 2 Garut Tahun 2009 adalah sebagai berikut : Kata Pengantar Daftar Isi Bab I Pendahuluan, terdiri dari : latar belakang, nama dan tema kegiatan, rasional, tujuan, materi kegiatan, waktu dan tempat kegiatan, peserta, kepanitiaan, anggaran biaya, serta sistematika. Bab II Langkah Pelaksanaan Kegiatan, terdiri dari : persiapan dan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan. Bab III Penutup Lampiran

BAB II LANGKAH PELAKSANAAN KEGIATAN LDK


2.1. Persiapan dan Perencanaan Persiapan dan perencanaan pada dasarnya berfungsi untuk menentukan kegiatan yang hendak dilakukan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya, agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Perencanaan merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang mengerjakannya. Persiapan dan perencanaan yang baik akan menentukan lancar tidaknya suatu kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut ke arah tujuan yang ingin dicapai. Prinsip kebermaknaan, keluwesan dan kedinamisan dalam menentukan rencana suatu kegiatan tentunya tidak boleh diabaikan. Kebermaknaan, memberikan gambaran bahwa kegiatan yang akan dilaksanakan itu memiliki daya guna dan hasil guna yang tinggi terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Keluwesan, memberikan peluang untuk terjadinya perubahan (modifikasi, pengembangan) saat aktivitas berlangsung sebagai akibat adanya hambatan internal/eksternal. Kedinamisan, memberikan acuan bagi setiap orang untuk mengembangkan kreativitas dalam melaksanakan tugas serta memungkinkan timbulnya daya tanggap yang tinggi terhadap gejala perubahan yang terdapat dalam lingkungan. Penyelenggaraan kegiatan LDK pun tentunya sangat memerlukan persiapan dan perencanaan yang baik, agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan serta memenuhi prinsip kebermaknaan. Dengan demikian konsultasi intensif, pengumpulan data serta hal-hal lain yang berhubungan dengan kelancaran penyelenggaraannya menjadi faktor yang menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan LDK ini. Persiapan dan perencanaan kegiatan LDK, diawali dengan melakukan studi pendahuluan melalui rapat konsolidasi Panitia LDK, yakni :

Kajian terhadap LDK yang telah dilaksanakan pada periode tahun sebelumnya sebagai bahan perbandingan, menyangkut : Input sumberdaya : kuantitas/jumlah peserta per Krida Proses : interaksi pembelajaran dan pelatihan LDK Output/Outcome : implementasi hasil LDK dalam kinerja OSIS Menginventarisir hal-hal yang relevan dengan LDK, termasuk antisipasi hambatan-hambatan yang mungkin akan timbul, seperti : Pemilihan materi LDK yang aplikatif Penggunaan alat bantu pembelajaran / media yang relevan Pemilihan simulasi dinamika kelompok yang kolaboratif-edukatif Antisipasi gangguan kesehatan Antisipasi gangguan cuaca Akomodasi dan konsumsi Time Schedule Kegiatan LDK No Jenis Kegiatan 1. 2. 3. 4. Pengadministrasian LDK : - Surat Pemberitahuan kepada Orang Tua Siswa - Surat Undangan kepada Guru SMPN 2 Garut untuk menghadiri kegiatan LDK - Daftar Check-In peserta LDK - Daftar Hadir Panitia / Peserta LDK - Tata Tertib Peserta LDK - Jadwal Kegiatan LDK Pembukaan Kegiatan LDK Pelaksanaan Kegiatan LDK Penutupan Kegiatan LDK Insentif / Honor / Transfor Pelaporan Pembentukan Panitia LDK Penyusunan Program Kegiatan dan Proposal LDK Rapat Konsolidasi Panitia LDK

Pelaksanaan 21 Februari 2009 22 Februari 2009 22 Februari 2009 22 25 Februari 2009

Penanggung Jawab Kepala Sekolah Sekretaris Panitia & Pembina Krida Sekretaris

5. 6. 7. 8. 9.

26 Februari 2009 26 Februari 2009 26 Februari 2009 2 Maret 2009 5 Maret 2009

Panitia Panitia Panitia Bendahara Sekretaris

2.2. Pengorganisasian Dalam sebuah kegiatan, unsur keteraturan, penggunaan potensi secara efektif, serta koordinasi kegiatan, merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan agar pelaksanaan kegiatan tersebut berada pada jalur yang telah direncanakan dan ditetapkan bersama untuk mencapai tujuan. Jika dalam kegiatan terdapat kesimpangsiuran atau pertentangan arah, maka akan menimbulkan dis-organisasi. Oleh karena itu, pembagian tugas dalam organisasi harus nyata dan jelas dengan memperhatikan beberapa asfek sebagai berikut :

Tugas dan kewenangan pimpinan harus jelas dan tegas, begitu pula tugas dan tanggung jawab anggotanya Fungsi-fungsi aktivitas dikelompokkan secara sistematis dan teratur Luas pekerjaan yang diserahkan kepada para anggota harus diperhitungkan menurut perbandingan beban tugasnya Pembagian tugas harus berdasarkan pada suatu pedoman tertentu Selain hal tersebut di atas, suatu kegiatan yang akan dilaksanakan harus memperhatikan adanya pendelegasian wewenang (delegation authority). Pemindahan tanggung jawab dengan semua hak dan kewajibannya tersebut, dimana wewenang tidak tertumpu pada seseorang, akan menciptakan iklim pelaksanaan kegiatan yang demokratis dan menjamin lancarnya roda kegiatan secara terarah. Untuk menyatukan persepsi diantara Panitia LDK agar mempunyai gerak langkah yang harmonis dalam pelaksanaan tugasnya masing-masing, maka kiranya perlu suatu description job untuk dilaksanakan oleh masing-masing sesuai dengan tugas dan kewajibannya dengan penuh kesungguhan dan rasa tanggung jawab. Adapun pelaksanaan tugas tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : Penanggung Jawab ( Kepala Sekolah ) : Drs. Iden Suparno, M.Pd. Membentuk Panitia Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) Tahun 2009 Memberi petunjuk dan arahan kepada Panitia LDK Koordinator (PKS Kesiswaan) : Masrun Gartiwa, S.Pd. Lilis Yuniarningsih, S.Pd. Darsono, S.Pd. Memberi input (masukan) saran kepada Panitia LDK Pemantauan jalannya penyelenggaraan kegiatan LDK Ketua Pelaksana : Hj.E.Nurrokhmah, A.Md.Pd. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan teknis LDK Melakukan konsultasi vertikal Sekretaris : Drs. Ade Bastiawan Menyusun program dan proposal kegiatan LDK Menginventarisir kegiatan LDK Membuat administrasi kegiatan LDK Menyusun laporan akhir

Bendahara : Yetri Gayatri, S.Pd. Hikmawati, S.Pd. Menghimpun pengeluaran untuk keperluan kelengkapan LDK Menyusun anggaran biaya kegiatan LDK Membuat daftar insentif / honor / SPJ

Anggota : Membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan LDK Organizing Committee : Membantu Panitia LDK Struktur Organisasi Kegiatan LDK Penanggung Jawab Drs. Iden Suparno, M.Pd. Koordinator 1. Masrun Gartiwa, S.Pd. 2. Lilis Yuniarningsih, S.Pd. 3. Darsono, S.Pd. Ketua Pelaksana Hj.E.Nurrokhmah, A.Md.Pd. Anggota Anggota : Dra. Nyimas Hamidah 5. Cecep Iwan Ridwan, S.Pd. Epon Maptuhah, S.Ag. 6. Iis Tatin Farida, S.Pd. Lilis Maryati, S.Pd. 7. Ayat Hidayat, S.Pd. Tasman Hidayat, S.Pd. 8. Malia Rosmania, S.Pd. Sekretaris Drs. Ade Bastiawan Bendahara Yetri Gayatri, S.Pd. Hikmawati, S.Pd. Organizing Committee & Peserta LDK

1. 2. 3. 4.

2.3. Pelaksanaan Materi Kegiatan Materi kegiatan dalam LDK diupayakan memuat bahan-bahan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan praktis dan bersifat aplikatif yang dapat diterapkan di lingkungan OSIS SMPN 2 Garut. Adapun materi kegiatan tersebut adalah sebagai berikut : No. Pemateri Materi Pelatihan Waktu 01. Iis Tatin Farida, S.Pd.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Kepemimpinan :
Arti Kepemimpinan Teori Terjadinya Pemimpin Jenis Kepemimpinan Tipe Kepemimpinan Asas Kepemimpinan Tujuan dan Fungsi Kepemimpinan Kepemimpinan Efektif Keterampilan Yang Diperlukan Dalam Kepemimpinan

90 menit

02.

Ayat Hidayat, S.Pd.

Keorganisasian :
1. Arti Organisasi 2. Prinsip Organisasi 3. Bentuk Organisasi

90 menit

03.

Tasman Hidayat, S.Pd.


1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4.

Proposal dan Surat Resmi :


Proposal Arti Proposal Manfaat Proposal Syarat Proposal Langkah Penyusunan Proposal Surat Resmi Surat Dinas / Organisasi Surat Keputusan Kearsipan Warkat

90 menit

04.

Darsono, S.Pd.

Kebijakan Pembinaan Kesiswaan


1. Bidang OSIS 2. Bidang Krida

90 menit

Metoda Kegiatan Metoda kegiatan dalam pemberian materi LDK, adalah sebagai berikut : Ceramah Bervariasi Tanya Jawab Tayangan Kasus Problem Solving Sumber / Media Kegiatan Buku Sumber Yang Relevan In Focus / Power Point Contoh-contoh / Alat Peraga Gambar / Photo 2.4. Pengawasan Kegiatan LDK harus terkontrol sebagai upaya untuk memelihara dan membawa sesuatu keadaan atau kondisi yang seharusnya terjadi serta menjaga keadaan atau kondisi tersebut agar lebih baik lagi dalam pelaksanaannya. Upaya pengawasan dilakukan dengan maksud agar kegiatan atau program yang sedang dilaksanakan selalu sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan serta tidak menyimpang dari aturan-aturan yang telah diputuskan. Bila terjadi penyimpangan, maka dilakukan upaya pembinaan untuk mengembalikan kegiatan tersebut kepada yang seharusnya dilakukan. Secara umum keberhasilan dalam mencapai tujuan, separuhnya ditentukan oleh pelaksanaan rencana, dan setengahnya lagi oleh pengawasan. Dengan demikian, perencanaan dan pengawasan merupakan dua sisi dari satu mata uang yang sama.

Skema Pengawasan LDK Panitia (Stering Committee) LDK

Organizing Committee Ketua Regu Para Peserta LDK

Pengawasan Umum dilakukan oleh semua pihak yang terlibat dengan pelaksanaan kegiatan LDK , di bawah koordinasi Panitia LDK sebagai Komite Pengarah. Komite Organisasi membantu Panitia LDK dalam memonitor dan mengkonsolidasi ketua regu serta para peserta LDK. Ketua Regu Krida bertanggung jawab untuk mengawasi masing-masing peserta LDK yang menjadi anggota kridanya.

BAB III PENUTUP


1. Kegiatan LDK merupakan suatu bentuk pembinaan kesiswaan di lingkungan SMP Negeri 2 Garut melalui pelatihan keterampilan keorganisasian. 2. Kegiatan LDK OSIS SMP Negeri 2 Garut Tahun 2009 merupakan implementasi dari Program Kerja Pembina Kesiswaan Periode Tahun 2008-2009. 3. Kegiatan LDK diikuti oleh masing-masing 20 perwakilan pengurus OSIS, Paskibra, Pramuka, PMR, dan Rohis SMP Negeri 2 Garut. 4. Pada kesempatan Tahun 2009 ini, peserta kegiatan LDK di batasi hanya pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Garut. 5. Materi kegiatan LDK disesuaikan dengan kebutuhan praktis dan bersifat aplikatif yang dapat diterapkan di lingkungan OSIS SMP Negeri 2 Garut. 6. Pelaksanaan kegiatan LDK OSIS SMP Negeri 2 Garut Tahun 2009 harus terselenggara dengan baik dan lancar dengan mengantisipasi segala hambatan sekecil apapun yang mungkin akan timbul sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. 7. Apabila terdapat kekeliruan informasi dalam Program Kegiatan LDK ini, akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Susunan Acara Pembukaan


Latihan Dasar Kepemimpinan OSIS SMP Negeri 2 Garut Kamis, 26 Februari 2009 Pukul : 07.30 WIB Tempat : GOR / Bangsal SMPN 2 Garut

1. Pembukaan 2. Lagu Indonesia Raya 3. Lantunan Ayat Suci Al Quran 4. Laporan Panitia LDK 5. Sambutan-Sambutan : 5.1 PKS Kesiswaan 5.2 Komite Sekolah 5.3 Kepala Sekolah 6. Penyematan Tanda Peserta 7. Doa / Tutup 8. hiburan

Susunan Acara Penutupan


Latihan Dasar Kepemimpinan OSIS SMP Negeri 2 Garut Kamis, 26 Februari 2009 Pukul : 14.00 WIB Tempat : GOR / Bangsal SMPN 2 Garut

1. 2. 3. 4. 5.

Pembukaan Laporan Panitia LDK Sambutan Kepala Sekolah Pelepasan Tanda Peserta Doa / Tutup

MATERI LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS

ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH ( OSIS ) Oleh Mohamad Tarjono, S.Pd


A. Pendahuluan Tujuan nasional Indonesia, seperti yang tercantum pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dan secara operasional diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pembangunan Nasional dilaksanakan di dalam rangka pembangunan bangsa Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan pendidikan merupakan bagian dari Pembangunan Nasional. Di dalam garis-garis besar haluan Negara ditetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Garis-garis Besar Haluan Negara juga menegaskan bahwa generasi muda yang di dalamnya termasuk para siswa adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan nasional yang berdasarkan Pancasila dan undang-undang dasar

1945.Mengingat tujuan pendidikan dan pembinaan generasi muda yang ditetapkan baik di dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 maupun di dalam garis-garis besar Haluan Negara amat luas lingkupnya, maka diperlukan sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang merupakan jalur pendidikan formal yang sangat penting dan strategis bagi upaya mewujudkan tujuan tersebut, baik melalui proses belajar mengajar maupun melalui kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. B. Pengertian dan Fungsi OSIS 1. Pengertian OSIS a. Secara Semantis Di dalam SK Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 226 / C / Kep /O/1992 disebutkan bahwa Organisasi kesiswaan di sekolah adalah OSIS. Kepanjangan OSIS adalah Organisasi Siswa Intra Sekolah. Masing masing kata mempunyai pengertian :

1) Organisasi Secara umum adalah kelompok kerjasama antara pribadi yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi dalam hal ini dimaksudkan sebagai satuan atau kelompok kerjasama para siswa yang dibentuk dalam usaha mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya pembinaan kesiswaan. 2) Siswa Peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah 3) Intra Berarti terletak di dalam dan di antara. Sehingga suatu organisasi siswa yang ada di dalam dan di lingkungan sekolah yang bersangkutan 4) Sekolah Satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, yang dalam hal ini Sekolah Dasar, Sekolah Menengah atau sekolah / madrasah yang sederajat b. Secara Organis Satu satunya wadah organisasi siswa yang sah di sekolah. Oleh karena itu, setiap sekolah wajib membentuk OSIS, yang tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadi bagian / alat dari organisasi lain yang ada di luar sekolah. c. Secara Fungsional Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan, khususnya di bidang pembinaan kesiswaan, arti yang terkandung lebih jauh dalam pengertian OSIS adalah sebagai salah satu dari empat jalur pembinaan kesiswaan, disamping ketiga jalur yang lainnya ( seperti latihan kepemimpinan, ekstrakurikuler, dan wawasan wiyatamandala ) d. Secara Sistematis Apabila OSIS dipandang sebagai suatu system, berarti OSIS sebagai tempat kehidupan berkelompok siswa yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini OSIS dipandang sebagai suatu system, dimana sekumpulan para siswa mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi yang mampu mencapai tujuan. Oleh karena OSIS sebagai suatu system ditandai beberapa ciri pokok yaitu : 1) Berorientasi pada tujuan 2) Memiliki susunan kehidupan kelompok 3) Memiliki sejumlah peranan 4) Terkoordinasi 5) Berkelanjutan dalam waktu tertentu 2. Fungsi OSIS

Salah satu cirri pokok suatu organisasi ialah memiliki berbagai macam fungsi. Demikian juga OSIS sebagai organisasi memiliki beberapa fungsi dalam mencapai tujuan. Sebagai suatu organisasi perlu juga diperhatikan factor factor yang sangat menentukan agar OSIS sebagai organisasi tetap hidup dalam arti memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan perkembangan. Sebagai salah satu jalur dari pembinaan kesiswaan, fungsi OSIS adalah sebagai berikut : a. Sebagai Wadah OSIS merupakan satu satunya wadah kegiatan para siswa di sekolah bersama dengan jalur pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan. b. Sebagai Motivator Motivator adalah perangsang yang menyebabkan lahirnya keinginan dan semangat para siswa untuk berbuat dan melakukan kegiatan bersama dalam mencapai tujuan. OSIS akan tampil sebagai penggerak apabila para Pembina, pengurus mampu membawa OSIS selalu dapat menyesuaikan dan memenuhi kebutuhan yang diharapkan, yaitu menghadapi perubahan, memiliki daya tangkal terhadap ancaman, memanfaatkan peluang dan perubahan, dan yang penting memberikan kepuasan kepada anggota. c. Sebagai Preventif Apabila fungsi yang bersifat intelek dalam arti secara internal OSIS dapat menggerakan sumber daya yang ada dan secara eksteral OSIS mampu mengadaptasi dengan lingkungan, seperti menyelesaikan persoalan perilaku menyimpang siswa dan sebagainya. Dengan demikian secara preventif OSIS ikut mengamankan sekolah dari segala ancaman yang dating dari dalam maupun dari luar. Fungsi preventif OSIS akan terwujud apabila fungsi OSIS sebagai pendorong lebih dahulu harus diwujudkan. C. Pengelolaan Pelaksanaan OSIS Pengelolaan OSIS dilaksanakan dengan baik apabila siklus atau proses kegiatan manajement tersebut dilaksanakan secara efektif, berkesinambungan dan terkoordinasi mulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengembangannya berjalan sesuai dengan tujuan. Setiap Satuan Pendidikan SMP dan SMA/SMK yang berada di lingklungan Kementerian Pendidikan Nasional diwajibkan untuk membentuk OSIS. OSIS tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah yang lain dan tidak menjadi bagian dari organisasi lain yang ada di luar sekolah. Karena OSIS adalah wadah organisasi siswa satu satunya di sekolah, secara otomatis setiap siswa menjadi anggota OSIS dari sekolah yang bersangkutan dan keanggotaannya secara otomatis akan berakhir dengan keluarnya siswa dari sekolah yang bersangkutan.

1. Perangkat OSIS Perangkat OSIS terdiri dari : a. Pembina OSIS Pembina OSIS terdiri dari : 1) Kepala Sekolah sebagai Ketua 2) Wakil Kepala Sekolah sebagai Wakil Ketua 3) Guru, sebagai anggota, sedikitnya 5 ( lima ) orang dan bergantian setiap tahun pelajaran b. Perwakilan Kelas Perwakilan Kelas terdiri dari : 1) Wakil wakil setiap kelas 2) Setiap kelas diwakili oleh 2 ( dua ) orang siswa c. Pengurus OSIS Pengurus OSIS terdiri dari : 1) Ketua 2) Wakil Ketua I 3) Wakil Ketua II 4) Sekretaris 5) Wakil Sekretaris I 6) Wakil Sekretaris II 7) Bendahara 8) Wakil Bendahara 9) Seksi Ketaqwaan terhadap Tuhan YME 10) Seksi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara 11) Seksi Pendidikan Pendahuluan Bela Negara 12) Seksi Kepribadian dan Budi Pekerti Luhur 13) Seksi Berorganisasi, Pendidikan Politik dan Kepemimpinan 14) Seksi Keterampilan dan Kewiraswastaan 15) Seksi Persepsi, Apresiasi dan Kreasi Seni 16) Seksi Kesegaran Jasmani dan Daya Kreasi 2. Forum Organisasi a. Rapat rapat 1) Rapat Pleno Perwakilan Kelas 2) Rapat Pengurus Rapat Pleno Pengurus

Rapat Pengurus Harian

3) Rapat Koordinasi Rapat yang dihadiri oleh wakil ketua I, sekretaris, sekretaris I, bendahara , dan seksi 1 sampai seksi 4 Rapat yang dihadiri oleh wakil ketua II, sekretaris, sekretaris II, wakil bendahara , dan seksi 5 sampai seksi 8 4) Rapat Seksi Rapat yang dipimpin oleh ketua seksi 5) Rapat Luar Biasa Rapat yang dapat diadakan dalam keadaan mendesak atas usul pengurus OSIS atau perwakilan kelas, setelah terlebih dahulu dikonsultasikan dan disetujui pembina OSIS. b. Tata Cara Pemilihan 1) Tata cara pemilihan perwakilan kelas 2) Tata cara pencalonan dan pemilihan pengurus OSIS. Biasanya setelah selesai dilanjutkan dengan pengesahan dan pelantikan. 3. Lambang OSIS Lambang OSIS terdiri dari : a. Bunga Bintang sudut lima dan lima kelopak daun bunga : Generasi muda adalah bunga harapan bangsa dengan bentuk bintang sudut lima menunjukkan kemurnian jiwa siswa yang berintikan Pancasila. Para siswa berdaya upaya melalui lima jalan dengan kesungguhan hati, agar menjadi warga negara yang baik dan berguna. Kelima jalan tersebut dilukiskan dalam bentuk lima kelopak daun bunga, yaitu: abdi, adab, ajar, aktif, dan amal b. Buku Terbuka : Belajar keras menuntut ilmu pengetahuan

dan teknologi, merupakan sumbangsih siswa terhadap pembangunan bangsa dan negara c. Kunci Pas : Kemauan bekerja keras akan menumbuhkan rasa percaya pada kemampuan diri dan bebas dari ketergantungan pada belas kasihan orang lain, menyebabkan siswa berani mandiri. Kunci pas adalah alat kerja yang dapat membuka semua permasalahan dan kunci pemecahan dari segala kesulitan.

d.

Dua Tangan Terbuka : Kesediaan menolong orang lain yang lemah sesama siswa dan masyarakat yang memerlukan bantuan dan pertolongan, yang menunjukkan adanya sikap mental siswa yang baik dan bertanggung jawab

e.

Biduk : Biduk / perahu, yang melaju di lautan hidup menuju masa depan yang lebih baik, yaitu tujuan nasional yang dicita citakan.

f.

Pelangi Merah Putih : Tujuan nasional yang dicitacitakan adalah masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sejahtera baik material maupun spiritual.

g.

Tujuh Belas Butir Padi, Delapan lipatan Pita, Empat buah Kapas dan Lima daun Kapas : Pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah peristiwa penegakan jembatan emas kemerdekaan Indonesia mengandung nilainilai perjuangan 45 yang harus dihayati para siswa sebagai kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional. Kemerdekaan yang telah ditebus dengan mahal perlu diisi dengan partisipasi penuh para siswa.

h. Warna Kuning : Sebagai dasar lambang yaitu warna kehormatan/agung. Suatu kehormatan bila generasi muda diberi kepercayaan untuk berbuat baik dan bermanfaat melalui organisasi, untuk kepentingan dirinya dan sesama mereka, sebagai salah satu sumbangsih nyata kepada tanah air, bangsa dan negara i. Warna Coklat : Warna tanah Indonesia, berpijak pada kepribadian dan budaya sendiri serta rasa nasional Indonesia j. Warna Merah Putih: Warna kebangsaan Indonesia yang menggambarkan hati yang suci dan berani membela kebenaran. D. Penutup Dari keseluruhan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Perintisan kelahiran OSIS sangat dipengaruhi oleh system politik masa itu, dimana pemerintah mulai mengusahakan adanya suatu pola pembinaan dan pengembangan generasi muda. 2. Melalui Kep. Mendikbud Nomor : 0323/U/1978 tentang Pola Dasar dan Pengembangan Generasi Muda, berdasarkan SK tersebut secara formal OSIS dinyatakan sebagai salah satu jalur pembinaan generasi muda. 3. OSIS merupakan satu satunya wadah organisasi siswa yang sah di sekolah. Oleh karena itu setiap sekolah wajib membentuk OSIS. OSIS tidak mempunyai hubungan organisasi dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadi bagian dari organisasi lain yang ada di luar sekolah

4. OSIS sebagai suatu organisasi intra sekolah merupakan bagian integral dari kehidupan sekolah, sehingga keberadaan OSIS akan mampu mendukung terwujudnya sekolah sebagai Wawasan Wiyatamandala. 5. Menumbuhkembangkan OSIS adalah menjadi tanggung jawab bersama antara sekolah, orang tua, masyarakat dan pemerintah. E. Daftar Pustaka 1. Suyanto, 2008,Organisasi Siswa Intra Sekolah, KANDELA Media Pendidikan Kota Tegal 2. http://id.wikipedia.org/wiki/OSIS LEADERSHIP Pada dasarnya kepemimpinan Kristen memiliki faktor-faktor dan matra-matra dasar kepemimpinan yang sama dengan kepemimpinan umum lainnya. Pada sisi lain kenyataan yang membedakan antara kepemimpinan Kristen dan kepemimpinan sekuler ialah hakikat, dinamika, serta falsafah yang didasarkan pada Alkitab. Sebagai contoh, premis utama kepemimpinan Kristen ialah bahwa Allah yang berdaulat oleh kehendak-Nya yang kekal, telah menetapkan serta memilih setiap pemimpin Kristen kepada pelayanan memimpin. Berikut ini adalah teori-teori tentang Leadership secara umum guna memahami lebih lanjut terkait model kepemimpina Kristiani yang menjadi topik bahasan dalam materi ini. Materi Umum Pengertian tentang arti dan hakekat kepemimpinan sangat penting bagi seorang pemimpin. Sebab sadar atau tidak sadar, sengaja atau tidak sengaja, kepemimpinan yang dipraktikkan seorang pemimpin akan diwarnai oleh pemahaman internalnya tentang arti kepemimpinan itu sendiri. Satu kutipan dari Henry Pratt Fairchild, menjelaskan bahwa arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Oleh karena itu, kita akan memahami perbedaan antara seorang pemimpin dan seorang bos dari kualitas yang dimiliki. Perbedaan tersebut antara lain: 1. Seorang Boss akan mengandalkan kekuasaannya, tetapi seorang pemimpin mengandalkan integritasnya; 2. Seorang Boss akan memperkerjakan bawahannya, tetapi seorang pemimpin mengilhami bawahannya; 3. Seorang bos menimbulkan ketakutan, tetapi seorang pemimpin pasti menimbulkan kepercayaan bagi bawahannya; 4. Dalam setiap aktivitas bersama, seorang bos mengatakan aku, tetapi seorang pemimpin mengatakan kita;

5. Seorang pemimpin menunjukkan apa yang salah, tetapi seorang bos menunjukkan siapa yang salah; 6. Seorang bos menuntut rasa hormat dan meminta bawahan untuk berkorban, tetapi seorang pemimpin membangkitkan rasa hormat dan melakukan pengorbanan. Selain itu, ada tiga teori tentang kemunculan pemimpin yang penting sebagai pisau analisa. 1. Teori genetis. Teori ini menyatakan bahwa pemimpin lahir dari pembawaan bakatnya sejak ia lahir, bukan dibentuk menurut perencanaan yang disengaja. Pemimpin demikian lahir dari situasi yang bagaimanapun juga karena ia bersifat sudah ditetapkan (determinis dan fatalis). 2. Teori Sosial. Teori ini kebalikan atau lawan teori pertama. Pemimpin tidak muncul akibat bawaannya sejak lahir, melainkan disiapkan dan dibentuk. Sebab itu setiap orang bisa menjadi pemimpin asal dipersiapkan dan dididik secara sistematis. 3. Teori Ekologis atau Sintetis. Teori ini muncul sebagai respon terhadap dua teori terdahulu. Teori ini menyatakan bahwa pemimpin muncul melalui bakat-bakat sejak kelahirannya, lalu dipersiapkan melalui pengalaman dan pendidikan sesuai dengan konteksnya. Materi Khusus A. PILAR-PILAR KEPEMIMPINAN KRISTIANI

Berikut ini adalah pilar-pilar kepemimpinan Kristiani yang penting dimiliki oleh seorang pemimpin: 1. GARAM (MATIUS 5:13) 2. TERANG (MATIUS 5:14-16) 3. TAMPARAN (MATIUS 5:38-39) 4. ULAR & MERPATI (MATIUS 10:16) B. Peran Pemimpin dalam Partisipasi Aktif dan Kesatuan Anggota. Pemimpin Kristen harus memiliki motif dasar kepemimpinan Kristen, antara lain membina hubungan dengan orang yang dipimpinnya dan orang lain pada umumnya (Markus 3:13-19; Matius 10:1-4; Lukas 6:12-16). Dalam kaitan ini, perlu disadari bahwa kadar hubunganlah yang menentukan keberhasilan seseorang sebagai pemimpin. Hubungan tersebut yang pada akhirnya dapat menciptakan kesatuan anggota. Jika pemimpin itu diumpamakan sebagai seorang nahkoda kapal, maka ia dituntut kemampuan untuk mengarahkan kapal dan sekaligus menyatukan seluruh anak buahnya. Bagi seorang pemimpin, ia harus mengetahui posisi dan sekaligus tahu akan digerakkan kemana anggota yang sedang dipimpinnya.

Kreiner menyatakan bahwa Leadership adalah proses mempengaruhi orang lain dimana seorang pemimpin mengajak anak buahnya secara sukarela berpartisipasi guna mencapai tujuan organisasi. Hal partisipasi anggota inilah yang juga menjadi point utama dalam pembahasan kali ini. Saat ini telah terjadi pergeseran paradigma tentang kepemimpinan. Dahulu, pemimpin dianggap satu-satunya penentu keberhasilan sebuah organisasi (kata organisasi di sini meliputi juga persekutuan mahasiswa di kampus). Sedangkan anggota organisasi hanyalah pihak yang mengikuti dan mematuhi segala instruksi pemimpin. Jika tidak, anggota dianggap menghambat kesuksesan organisasi. Maka, pemimpin cenderung otoriter pada anggota supaya patuh. Kini, paradigma baru telah tiba. Pemimpin bukan satusatunya penentu kesuksesan organisasi, tetapi anggota juga berperan besar. Pemimpin sendiri, tanpa partisipasi aktif anggota tidak akan mampu membawa organisasi mencapai tujuannya. Lalu, apa yang harus dilakukan pemimpin sekarang ? Pemimpin justru berperan makin kompleks karena harus mampu memberdayakan dan menjaga kesatuan anggotanya, dimana ia mampu membangkitkan insiatif dan partisipasi aktif anggota tanpa perlu berlaku otoriter. Maka, pemimpin harus meningkatkan self-esteem anggota dengan salah satu cara yang terbukti ampuh, yaitu tindakan rela bekorban (bayar harga). Hasil penelitian De Cremer.dkk pada 2004 membuktikan bahwa pemimpin yang rela berkorban akan meningkatkan selfesteem anggotanya. Pengorbanan pemimpin akan dilihat sebagai sinyal bahwa pemimpin menghargai organisasi sehingga anggota semakin percaya diri dan bangga menjadi bagian dari organisasi. Lebih lanjut, pengorbanan diri pemimpin merupakan contoh nyata bagi anggota untuk melakukan hal yang sama. Anggota makin termotivasi untuk bekerja mencapai tujuan organisasi.

Persyaratan pemimpin rohani

Jika persyaratan kualitas karakter dan sosial dalam pemimpin umum bersifat relatif, bahkan boleh saja tidak dimiliki, maka persyaratan pemimpin Kristen sangat menekankan aspek karakter dan sosialnya. Ada dua puluh kriteria yang dicantumkan dalam Tit. 1:5-9, delapan belas berkaitan dengan reputasi seseorang, etika, moralitas, temperamen, kebiasaan, dan kedewasaan rohani serta psikisnya. Kualifikasi dalam 1Tim. 3:1-7 ini memiliki tiga ciri menonjol, yakni menyangkut 1) persyaratan fundamen, bukan tugas, 2) tingkah laku yang teramati, 3) karakter tersebut bukan khas Kristen melainkan ideal tertinggi moralitas konteks Hellenistis zaman itu. Ini berguna demi kesaksian gereja. Jadi kriteria di atas menunjukkan bahwa persyaratan seorang pemimpin rohani sangat ketat dan menuntut kedewasaan jiwani, rohani dan sosial. Tuhan Yesus menegaskan adanya perbedaan esensial antara pemimpin Kristen dan pemimpin sekuler dengan menyatakan, Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. (Mrk. 10:42-45). KESIMPULAN

Menurut Warren Bennis dan Burt Nanus, seperti yang dikutip Henry dan Richard Blackaby, mereka menemukan ada lebih dari 850 rumusan tentang kepemimpinan. Makna pemimpin dalam konsepsi Alkitab, bukan berarti seseorang disebut pemimpin rohani (Kristen) karena ia seorang Kristen atau melibatkan diri dalam pelayanan Kristen. Pemimpin Kristen berarti pemimpin yang mengenal Allah secara pribadi dalam Kristus dan memimpin secara kristiani. Pemimpin Kristen adalah pribadi yang memiliki perpaduan antara sifat-sifat alamiah dan sifat-sifat spiritualitas Kristen. Sifat-sifat alamiahnya mencapai efektivitas yang benar dan tertinggi karena dipakai untuk melayani dan memuliakan Allah. Sedangkan, sifat-sifat spiritualitas kristianinya menyebabkan ia sanggup mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya untuk menaati dan memuliakan Allah. Sebab daya pengaruhnya bukan dari kepribadian dan ketrampilan dirinya sendiri, tetapi dari kepribadian yang diperbaharui Roh Kudus dan karunia yang dianugrahkan Roh Kudus.

You might also like