You are on page 1of 17

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PENGARUH NUTRISI MAKRO KALIUM BAGI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN TERUNG PUTIH A.

TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mendeskripsikan definisi dan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan pada organisme. 2. Mengetahui dan mengamati tahapan pertumbuhan dan perkembangan tanaman terung putih (Solanum melongena). 3. Mengamati pengaruh nutrisi makro kalium bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman terung putih serta pengaruhnya dalam penambahan unsur menurut kadar yang berbanding.

B. TEORI DASAR
C.

ALAT DAN BAHAN

D. LANGKAH KERJA E. HASIL PENGAMATAN


NO INDIKATOR S 1.1 SPESI 1 S 2.1 S 2.1

Kondisi Morfologis Tanaman Terung Putih (Solanum melongena) Akhir


SPESI 2 S 2.2 S 3.1 SPESI 3 S 3.2 S 4.1 SPESI 4 S 4.2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jenis tanaman Media tanam Unsur makro Kadar berbanding Panjang batang Jumlah daun Kualitas batang Kualitas daun Jenis perkecambahan

Perkembangan Selama ANALISA DATA KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA PENUTUP J. LAMPIRAN F. G. H. I.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PENGARUH INDUKSI GAS ETILEN TERHADAP PEMATANGAN BUAH A. TUJUAN PRAKTIKUM
Mengetahui dan menyelidiki adanya pengaruh induksi gas etilen buah klimaterik yaitu buah tomat matang terhadap pematangan buah pisang mentah.

B. TEORI DASAR
Etilen merupakan hormon tumbuh yang diproduksi dari hasil metabolisme normal dalam tanaman. Etilen adalah suatu gas yang dalam kehidupan tanaman dapat digolongkan sebagai hormon yang aktif dalam proses pematangan. Disebut hormon karena dapat memenuhi persyaratan sebagai hormon, yaitu dihasilkan oleh tanaman, bersifat mobil dalam jaringan tanaman dan merupakan senyawa organik yaitu berupa hidrokarbon tidak jenuh berjenis alkena dengan rumus molekul C2H4. Etilen berperan dalam pematangan buah dan kerontokan daun. Etilen disebut juga etena. Senyawa etilen pada tumbuhan ditemukan dalam fase gas, sehingga disebut juga gas etilen. Gas etilen tidak berwarna dan mudah menguap. Etilen memiliki struktur yang cukup sederhana dan diproduksi pada tumbuhan tingkat tinggi, Etilen sering dimanfaatkan oleh para distributor dan importir buah. Buah dikemas dalam bentuk belum masak saat diangkut pedagang buah. Setelah sampai untuk diperdagangkan, buah tersebut diberikan etilen (diperam) sehingga cepat masak. Etilen diproduksi oleh tumbuhan tingkat tinggi dari asam amino metionin yang esensial pada seluruh jaringan tumbuhan.Produksi etilen bergantung pada tipe jaringan, spesies tumbuhan, dan tingkatan perkembangan. Etilen dibentuk dari metionin melalui 3 proses : ATP merupakan komponen penting dalam sintesis etilen. ATP dan air akan membuat metionin kehilangan 3 gugus fosfat. Asam 1-aminosiklopropana-1-karboksilat sintase(ACC sintase) kemudian memfasilitasi produksi ACC dan SAM (S-adenosil metionin). Oksigen dibutuhkan untuk mengoksidasi ACC dan memproduksi etilen. Reaksi ini dikatalisasi menggunakan enzim pembentuk etilen. Perlakuan pada buah pisang dengan menggunakan etilen pada konsentrasi yang berbeda akan mempengaruhi proses pemasakan buah. Pemasakan buah ini terlihat dengan adanya struktur warna kuning, buah yang lunak dan aroma yang khas.Kecepatan pemasakan buah terjadi karena zat tumbuh mendorong pemecahan tepung dan penimbunan gula. Proses pemecahan tepung dan penimbunan gula tersebut merupakan proses pemasakan yang ditandai dengan perubahan warna, tekstur dan bau buah.Proses sintesis protein terjadi pada proses pematangan seacra alami atau hormonal, dimana protein disintesis secepat dalam proses pematangan. Pematangan buah dan sintesis protein terhambat oleh siklohexamin pada permulaan fase klimatoris setelah siklohexamin hilang, maka sintesis etilen tidak mengalami hambatan. Sintesis ribonukleat juga diperlukan dalam proses pematangan. Etilen akan mempertinggi sintesis RNA pada buah pisang yang hijau. Etilen dapat juga terbentuk karena adanya aktivitas auksin dan etilen mampu menghilangkan aktivitas auksin karena etilen dapat merusak polaritas sel transport, pada kondisi anearob pembentukan etilen terhambat, selain suhu O2 juga berpengaruh pada pembentukan etilen. Laju pembentukan etilen semakin menurun pada suhu di atas 30OC dan berhenti pada suhu 40OC, sehingga pada penyimpanan buah secara masal dengan kondisi anaerob akan merangsang pembentukan etilen oleh buah tersebut. Etilen yang diproduksi oleh setiap buah memberi efek komulatif dan merangsang buahlain untuk matang lebih cepat. Buah berdasarkan kandungan amilumnya, dibedakan menjadi buah klimaterik dan buah nonklimaterik.Buah klimaterik adalah buah yang banyak mengandung amilum, seperti pisang, mangga, apel dan alpokat yang dapat dipacu kematangannya dengan etilen.Buah klimaterik

merupakan jenis buah dimana mengalami peningkatan kadar CO2 secara signifikan ketika menuju tingkat kedewasaan. Etilen endogen yang dihasilkan oleh buah yang telah matang dengan sendirinya dapat memacu pematangan pada sekumpulan buah yang diperam.Buah non-klimaterik adalah buah yang kandungan amilumnya sedikit, seperti jeruk, anggur, semangka dan nanas.Pemberian etilen pada jenis buah ini dapat memacu laju respirasi, tetapi tidak dapat memacu produksi etilen endogen dan pematangan buah. Proses Klimaterik dan pematangan buah disebabkan adanya perubahan kimia yaitu adanya aktivitas enzim piruvat dekarboksilase yang menyebabkan keanaikan jumlah asetaldehid dan etanol sehingga produksi CO2 meningkat. Etilen yang dihasilkan pada pematangan pisangakan meningkatkan proses respirasinya. Tahap dimana pisang masih dalam kondisi baik yaitu jika sebagian isi sel terdiri dari vakuola. Perubahan fisiologi yang terjadi selama proses pematangan adalah terjadinya proses respirasi klimaterik, diduga dalam proses pematangan oleh etilen mempengaruhi respirasi klimaterik melalui dua cara, yaitu : Etilen mempengaruhi permeabilitas membran, sehingga permeabilitas sel menjadi besar, hal tersebut mengakibatkan proses pelunakan dimana terjadi penurunan kadar air daam tubuh buah sehingga metabolisme respirasi dipercepat. Selama klimaterik, kandungan protein meningkat dan diduga etilen lebih merangsang sintesis protein pada saat itu. Protein yang terbentuk akan terlihat dalam proses pematangan dan proses klimaterik mengalami peningkatan enzim-enzim respirasi. Enzim enzim respirasi ini akan mengkatalisis amilum dalam buah.

C. ALAT DAN BAHAN


NO 1 2 KATEGORI ALAT BAHAN NAMA ALAT / BAHAN Kantong plastik putih Karet gelang / tali rafia Buah pisang mentah Buah tomat matang JUMLAH 1 buah Secukupnya 3 buah 2 buah

D. LANGKAH KERJA
1. Siapkanlah alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum. 2. Bagilah praktikum yang anda buat ke dalam tiga kondisi sebagai berikut : 2.1. Kondisi 1 a. 2.2. Kondisi 2 2.3. Kondisi 3 3. Perhatikan segala perubahan dan hasil pengamatan yang terjadi selama pengamatan anda per interval waktu dan catat !

E. HASIL PENGAMATAN
1. Variabel Pengamatan 1.1. Variabel bebas 1.2. Variabel terikat 1.3. Variabel terkontrol 2. Operasi Variabel Pengamatan 2.1. Operasional variabel bebas 2.2. Operasional variabel terikat 2.3. Operasional variabel terkontrol 3. Hasil Pengamatan / Data NO WAKTU KONDISI 1 1 21.00 m 2 15.00 3 21.00

KONDISI 2

KONDISI 3

4 5 F. G. H. I. J.

15.00 21.00

ANALISA DATA KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA PENUTUP LAMPIRAN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI KINERJA ENZIM KATALASE DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mengamati dan mengetahui keberadaan enzim katalase dalam ekstrak hati dan jantung ayam, serta pengaruh faktor eksternal bagi kinerja enzim.

II. TEORI DASAR


Kata enzim berasal dari bahasa Yunani en dan zyme.En berarti dalam dan zyme berarti ragi.Dengan demikian, enzim dapat diartikan sebagai zat dalam ragi. Pengertian yang ditekankan istilah enzim di sini adalah sekelompok protein yang mempunyai fungsi khusus yaitu sebagai katalisator yang berfungsi untuk membantu proses metabolisme. Katalisator adalah suatu zat yang mempengaruhi kecepatan reaksi tanpa ikut dalam reaksi sehingga tidak mempengaruhi hasil akhirnya.Karena bekerja mengakatalisis reaksi kimia di dalam tubuh organisme, maka enzim diistilahkan sebagai biokatalisator. Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawa lain melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama. Energi aktivasi merupakan energi yang diperlukan untuk memulai reaksi kimia. Dengan enzim, molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Substrat merupakan molekul yang bereaksi dalam reaksi yang dikatalisis oleh enzim, sedangkan produk adalah hasil akhir dari reaksi yang dikatalisis oleh enzim. Contoh : Nama enzim : Enzim amilase Fungsi : Mengubah amilum menjadi maltosa dan glukosa Substrat : Senyawa amilum Produk : Senyawa maltosa dan glukosa Enzim diproduksi dalam sel sel organisme yang masih aktif.Menurut lokasi kerjanya, enzim dikelompokkan menjadi enzim intraselular & enzim ekstraselular.Enzim intraselular (endoenzim) adalah enzim yang bekerja di dalam sel tersebut.Sebagai contoh adalah enzim katalase pada peroksisom yang mendegradasi senyawa H2O2 (peroksida) berbahaya menjadi hidrogen dan oksigen. Enzim ekstraselular (ektoenzim) adalah enzim yang dibuat secara intraselular, tetapi bekerja di luar sel. Sebagai contoh adalah enzim enzim pencernaan (amilum, maltosa, sukrosa, dsb). Sebagaimana yang telah dijelaskan pada sifat kerja enzim bahwa enzim sangat rentan terhadap berbagai faktor baik faktor eksternal maupun faktor internal yang melingkupinya.Faktor tersebut antara lain suhu, pH, inhibitor, konsentrasi enzim, dan konsentrasi substrat. 1. Suhu atau Temperatur Pada suhu yang lebih tinggi, kecepatan molekul substrat meningkat, sehingga pada saat bertumbukan dengan enzim, energi molekul subsrat akan berkurang. Pada suhu dimana enzim masih aktif, kenaikan suhu sebanyak 10OC, menyebabkan keaktifan menjadi 2 kali lebih besar.Hal ini memudahkan terikatnya molekul substrat pada sisi aktif enzim. Aktivitas enzim dalam mengkatalisis reaksi akan memuncak pada suhu optimum. Di atas suhu optimum, produk yang dihasilkan tidak akan maksimal dan merubah struktur kimia enzim sehingga enzim terdenaturasi. Denaturasi adalah rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi dengan substratnya.

2. Tingkat Keasaman Substrat dan Lingkungan (pH)


Derajat keasaman (pH) mampu mempengaruhi efektifitas kinerja enzim. Pada umumnya enzim akan bekerja secara optimum pada lingkungan dengan kadar pH antara 6,5

- 8, terkecuali pada enzim pepsin yang mampu bekerja secara optimum pada lingkungan dengan kadar pH adalah 2. Perubahan kadar pH lingkungan yang sangat tajam dapat memecah ikatan rangkap pada enzim dan menyebabkan enzim terdenaturasi.

3. Inhibitor
Inhibitor merupakan senyawa kimia yang berperan dalam menghambat kinerja enzim.Inhibitor terbagi atas inhibitor kompetitif dan non kompetitif. a. Inhibitor Kompetitif Pada inihibisi kompetitif, inhibitor dan substrat berkompetisi untuk berikatan dengan enzim.Seringkali inhibitor kompetitif memiliki struktur yang sangat mirip dengan substrat asli enzim. b. Inhibitor Non Kompetitif Inhibitor non kompetitif melakukan kerjanya dengan menempel pada enzim selain bagian sisi aktif yang diistilahkan sebagai sisi alosterik. Akibatnya bentuk enzim berubah dan tidak mampu mengkatalisis substrat menjadi produk.

4. Konsentrasi Enzim
Kecepatan reaksi enzimatis (v) berbanding lurus dengan konsentrasi enzim dimana semakin besar jumlah enzim makin cepat laju reaksinya. Sisi aktif enzim dapat digunakan berulang kali, maka dengan semakin cepatnya reaksi enzimatis, semakin banyaknya substrat yang dapat dikatalisis menjadi produk.

5. Konsentrasi Substrat
Konsentrasi substrat yang meningkat pada kondisi jumlah enzim yang sama tidak akan menaikkan efektifitas kerja enzim, tetapi sebaliknya akan mengurangi kerja enzim. Kondisi ini dinamakan sebagai konsentrasi substrat jenuh.Kondisi yang sedemikian hingga dapat diatasi dengan penambahan jumlah enzim yang diproduksi sel (sintesis enzim baru). Hidrogen peroksida dengan rumus kimia H2O2 ditemukan oleh Louis Jacques Thenard di tahun 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia anorganik yang memiliki sifat oksidator kuat. Bahan baku pembuatan hidrogen peroksida adalah gas hidrogen (H2) dan gas oksigen (O2). Teknologi yang banyak digunakan di dalam industri hidrogen peroksida adalah auto oksidasi Anthraquinone. H2O2 tidak berwarna, berbau khas agak keasaman, dan larut dengan baik dalam air. Dalam tubuh, Hidrogen peroksida adalah produk sampingan yang tidak diinginkan dari metabolisme aerob, misalnya pada pemecahan asam amino dan asam lemak. Hidrogen peroksida merupakan senyawa yang sangat reaktif dan dapat merusak sel. Oleh karena itu, hidrogen peroksida dikumpulkan dalam peroksisom, kemudian didegradasi oleh enzim katalase.

III.ALAT DAN BAHAN


NO 1 2 3 4 5 6 7 8 NAMA ALAT / BAHAN Pisau Talenan / Alas potong Tabung reaksi Rak tabung reaksi Gelas beker 100 mL Gelas beker 1000 mL Pembakar spiritus Pipet tetes JUMLAH 1 buah 1 buah 5 buah 1 buah 4 buah 1 buah 1 set 5 buah NO 9 10 11 12 13 14 15 16 NAMA ALAT / BAHAN Mortar porselen Alu Es batu Larutan H2O2 Larutan KOH Larutan HCl Hati ayam Jantung ayam JUMLAH 1 buah 1 buah Sckpnya Sckpnya Sckpnya Sckpnya 3 buah 3 buah

IV. LANGKAH KERJA


1. Siapkan alat dan bahan yang hendak digunakan dalam praktikum. 2. Potonglah hati ayam menjadi 5 buah dengan ukuran 2 cm x 2 cm. Lalu potonglah jantung ayam yang tersedia menjadi 5 buah sama besar. 3. Bagilah praktikum yang anda buat dalam 5 kondisi berbeda sebagai berikut :

3.1. Percobaan 1

: Percobaan normal

a. Tumbuklah hati dan jantung ayam masing masing menggunakan mortar porselen dan alu sampai halus dan menjadi ekstrak jantung dan hati ayam. b. Masukkan ekstrak jantung dan hati ayam masing masing ke dalam tabung reaksi. c. Tambahkan 3 tetes larutan hidrogen peroksida (H2O2) ke dalam kedua tabung reaksi dan tutup tabung reaksi menggunakan tangan atau plastik. Perhatikan hasil reaksi yang terjadi. d. Bakar batang lidi dan buatlah bara lidi. Apabila timbul tekanan gas dalam tabung reaksi, buka ibu jari anda dan masukkan bara lidi tersebut ke dalam tabung reaksi secara perlahan. Perhatikan reaksi yang terjadi dan catat !

3.2. Percobaan 2

: Kondisi asam

a. Tumbuklah hati dan jantung ayam masing masing menggunakan mortar porselen dan alu sampai halus dan menjadi ekstrak jantung dan hati ayam. b. Masukkan ekstrak jantung dan hati ayam masing masing ke dalam tabung reaksi. c. Tambahkan 3 tetes larutan HCl 3M ke dalam kedua tabung reaksi dan goyangkan tabung reaksi agar larutan mengebai seluruh bagian ekstrak hati dan jantung. d. Tambahkan 3 tetes larutan hidrogen peroksida (H2O2) ke dalam kedua tabung reaksi dan tutup tabung reaksi menggunakan tangan atau plastik. Perhatikan hasil reaksi yang terjadi. Bila nyala api tak kunjung padam, padamkan.

3.3. Percobaan 3

: Kondisi basa

a. Tumbuklah hati dan jantung ayam masing masing menggunakan mortar porselen dan alu sampai halus dan menjadi ekstrak jantung dan hati ayam. b. Masukkan ekstrak jantung dan hati ayam masing masing ke dalam tabung reaksi. c. Tambahkan 3 tetes larutan KOH 3M ke dalam kedua tabung reaksi dan goyangkan tabung reaksi agar larutan mengebai seluruh bagian ekstrak hati dan jantung. d. Tambahkan 3 tetes larutan hidrogen peroksida (H2O2) ke dalam kedua tabung reaksi dan tutup tabung reaksi menggunakan tangan atau plastik. Perhatikan hasil reaksi yang terjadi. Bila nyala api tak kunjung padam, padamkan.

3.4. Percobaan 4

: Kondisi panas

a. Tumbuklah hati dan jantung ayam masing masing menggunakan mortar porselen dan alu sampai halus dan menjadi ekstrak jantung dan hati ayam. b. Masukkan ekstrak jantung dan hati ayam masing masing ke dalam tabung reaksi. c. Rebuslah sedikit air pada gelas kimia di pembakar bunsen. Bila sudah panas, masukkan kedua tabung reaksi ke dalam air mendidih menggunakan penjepit kayu. Biarkan kedua tabung tersebut terendam selama 5 10 menit d. Tambahkan 3 tetes larutan hidrogen peroksida (H2O2) ke dalam kedua tabung reaksi dan tutup tabung reaksi menggunakan tangan atau plastik. Perhatikan hasil reaksi yang terjadi. Bila nyala api tak kunjung padam, padamkan.

3.5. Percobaan 5

: Kondisi dingin

a. Tumbuklah hati dan jantung ayam masing masing menggunakan mortar porselen dan alu sampai halus dan menjadi ekstrak jantung dan hati ayam. b. Masukkan ekstrak jantung dan hati ayam masing masing ke dalam tabung reaksi. c. Letakkan es batu pada sebuah wadah / gelas kimia besar dan tunggu sampai terdapat sedikit air lelehan es tersebut. Masukkan kedua tabung reaksi ke dalam gelas es. Biarkan kedua tabung tersebut terendam selama 5 10 menit. d. Tambahkan 3 tetes larutan hidrogen peroksida (H2O2) ke dalam kedua tabung reaksi dan tutup tabung reaksi menggunakan tangan atau plastik. Perhatikan hasil reaksi yang terjadi. Bila nyala api tak kunjung padam, padamkan.

V. HASIL PENGAMATAN
1. Eksperimen Hati Ayam 1.1. Jumlah gelembung yang dihasilkan 1.2. Kekuatan nyala bara api

2. Eksperimen Jantung Ayam


2.1. Jumlah gelembung yang dihasilkan 2.2. Kekuatan nyala bara api

VI. ANALISA DATA VII. PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Jelaskan proses pembentukan hidrogen peroksida (H2O2) dalam tubuh ! 2. Jelaskan akibat yang ditimbulkan oleh tumpukan H2O2 sebagai hasil metabolisme ! 3. Jelaskan enzim katalase dan faktor yang mempengaruhi kinerjanya !

VIII. KESIMPULAN IX. DAFTAR PUSTAKA


1.

X.

LAMPIRAN

4. Cara Kerja I. Percobaan Pertama a. Tuangkan ekstrak hati atau jantung ke dalam tabung reaksi yang pertama untuk keadaan normal b. Tuangkan larutan hidrogen peroksida (H2O2) ke dalam eksrak hati atau jantung dan tutup ujung tabung reaksi menggunakan jari yang ditutupi oleh plastic c. Setelah muncul banyak gelembung dan ada tekanan pada ibu jari, buka ujung jari, dan masukkan bara api perlahanlahan ke dalamnya sampai muncul nyala api setelah itu tarik dan matikan nyala apinya d. Ulangi proses tersebut sebanyak lima kali dan amati perubahan yang terjadi pada nyala apinya. II. Percobaan Kedua a. Tuangkan ekstrak hati atau jantung ke dalam tabung reaksi yang pertama untuk keadaan normal b. Masukkan larutan HCl ke dalam tabung reaksi dan kocok hingga rata c. Tuangkan larutan hidrogen peroksida (H2O2) ke dalam eksrak hati atau jantung dan tutup ujung tabung reaksi menggunakan jari yang ditutupi oleh plastic d. Setelah muncul banyak gelembung dan ada tekanan pada ibu jari, buka ujung jari, dan masukkan bara api perlahanlahan ke dalamnya sampai muncul nyala api setelah itu tarik dan matikan nyala apinya e. Ulangi proses tersebut sebanyak lima kali dan amati perubahan yang terjadi pada nyala apinya. III. Percobaan Ketiga a. Tuangkan ekstrak hati atau jantung ke dalam tabung reaksi yang pertama untuk keadaan normal b. Masukkan larutan NaOH ke dalam tabung reaksi dan kocok hingga rata c. Tuangkan larutan hidrogen peroksida (H2O2) ke dalam eksrak hati atau jantung dan tutup ujung tabung reaksi menggunakan jari yang ditutupi oleh plastic d. Setelah muncul banyak gelembung dan ada tekanan pada ibu jari, buka ujung jari, dan masukkan bara api perlahanlahan ke dalamnya sampai muncul nyala api setelah itu tarik dan matikan nyala apinya e. Ulangi proses tersebut sebanyak lima kali dan amati perubahan yang terjadi pada nyala apinya. IV. Percobaan Keempat a. Tuangkan ekstrak hati atau jantung ke dalam tabung reaksi yang pertama untuk keadaan normal b. Masukkan tabung reaksi ke dalam air panas selama 5-10 meni c. Setelah panas larutan hidrogen peroksida (H2O2) ke dalam eksrak hati atau jantung dan tutup ujung tabung reaksi menggunakan jari yang ditutupi oleh plastic d. Setelah muncul banyak gelembung dan ada tekanan pada ibu jari, buka ujung jari, dan masukkan bara api perlahanlahan ke dalamnya sampai muncul nyala api setelah itu tarik dan matikan nyala apinya e. Ulangi proses tersebut sebanyak lima kali dan amati perubahan yang terjadi pada nyala apinya. V. Percobaan Kelima a. Tuangkan ekstrak hati atau jantung ke dalam tabung reaksi yang pertama untuk keadaan normal b. Masukkan tabung reaksi ke dalam es batu selama 5-10 meni c. Setelah dingin larutan hidrogen peroksida (H2O2) ke dalam eksrak hati atau jantung dan tutup ujung tabung reaksi menggunakan jari yang ditutupi oleh plastic

d. Setelah muncul banyak gelembung dan ada tekanan pada ibu jari, buka ujung jari, dan masukkan bara api perlahanlahan ke dalamnya sampai muncul nyala api setelah itu tarik dan matikan nyala apinya e. Ulangi proses tersebut sebanyak lima kali dan amati perubahan yang terjadi pada nyala apinya. 5. Hasil Pengamatan A. Hati. Sebelum dimasukkan Bara Api (Jumlah Gelembung) Tabung Reaksi 1 (Netral) Tabung Reaksi 2 (Asam) Tabung Reaksi 3 (Dingin) Tabung Reaksi 4 (Basa) Tabung Reaksi 5 (Panas) + = Sedikit sekali ++ = Sedang +++ = Banyak Nyala Api 1x Netral ++ Asam ++ Dingin +++ Basa +++ Panas ++ + = Sedikit Terang ++ = Terang +++ = Terang Sekali B. Jantung Jumlah Gelembung Tabung Reaksi 1 (Netral) Tabung Reaksi 2 (Asam) Tabung Reaksi 3 (Dingin) Tabung Reaksi 4 (Basa) Tabung Reaksi 5 (Panas) + = Sedikit Sekali ++ = Sedang +++ = Banyak Nyala Api 1x Netral +++ Basa Asam ++ Dingin ++ Panas +++ + = Sedikit Terang ++ = Terang +++ = Terang Sekali 2x +++ + ++ ++ 3x ++ ++ + + 4x + + + + 5x + ++ + + ++ 2x ++ +++ +++ +++ + 3x ++ + ++ ++ 4x + + ++ 5x + ++ ++ +++ +++ ++

6. Pembahasan a. Tabung Reaksi 1 (Netral) Tabung reaksi yang berisi hati saat ditetesi dengan hidrogen peroksida (H2O2) mengeluarkan gelembung dalam jumlah sedang. Kemudian saat dimasukkan bara api terdapat nyala api yang terang dari uji nyala pertama hingga uji nyala ketiga. Pada saat uji nyala keempat dan kelima tidak ada nyala api, hal ini ditimbulkan karena tidak ada lagi oksigen atau oksigen yang beraa di dalam tabung telah habis. Tabung reaksi yang berisi jantung ditetesi dengan hidrogen peroksida (H2O2) mengeluarkan gelembung dalam jumlah sedang. Kemudian saat dimasukkan bara api terdapat nyala api yang sangat terang dari percobaan uji nyala pertama dan kedua, pada saat uji nyala ketiga nyala api telah menurun menjadi terang, percobaan keempat uji nyala menjadi sedikit terang, hingga pada uji nyala kelima akhirnya tidak ada lagi nyala api yang terjadi. b. Tabung Reaksi 2 (Asam) Pada percobaan hati yang ditetesi dengan larutan HCl hal ini menyebabkan kondisi di ektrak hati dan tabung reaksi menjadi asam.Pada saat ditetesi dengan H2O2 terbentuk gelembung dalam jumlah sedang, namun tidak sebanyak tabung reaksi pertama. Kemudian pada saat percobaan uji nyala, pada saat pertama kali dimasukkan bara api, bara api mengeluarkan nyla api yang terang, pada saat uji nyala api yang ketiga, bara api mengeluarkan nyala api yang terang sekali, pada saat uji nyala api yang keempat dan kelima, bara api mengeluarkan nyala api yang redup, dan pada saat percobaan kelima tidak ada nyala api. Pada saat uji coba jantung yang ditetesi dengan HCl yang menyebabkan kondisi di ekstrak jantung dan tabung reaksi menjadi asam.Pada saat ditetesi oleh H2O2, terbentuk gelembung yang dalam jumlah sedikit. Pada saat uji nyala, percobaan uji nyala pertama dan ketiga menghasilkan bara api yang nyala apinya sedang, percobaan uji nyala kedua dan kelima mengeluarkan bara api yang nyala apinya redup, pada saat percobaan yang keempat bara api tidak mengeluarkan nyala api. c. Tabung Reaksi 3 (Dingin) Tabung reaksi yang berisi ektrak hati ayam yang telah didinginkan dalam air es kemudian ditetesi oleh H2O2, mengeluarkan gelembung dalam jumlah banyak. Pada saat uji nyala pertama dan kedua, bara api mengeluarkan nyala api yang terang sekali, pada percobaan uji nyala ketiga, bara api nyala apinya menjadi terang, dan percobaan keempat dan kelima, bara api mengeluarkan nyala api yang redup. Tabung reaksi yang berisi ektrak jantung ayam yang telah didinginkan di dalam air es kemudian ditetesi dengan H2O2 mengeluarkan gelembung dalam jumlah sedikit. Pada saat uji nyala pertama dan kedua, bara api mengeluarkan nyala api yang terang, dan pada percobaan ketiga keempat dan kelima mengeluarkan nyala api yang redup. d. Tabung Reaksi 4 (Basa) Tabung reaksi yang berisi ekstrak hati yang ditetesi dengan NaOH, kemudian dikocok hingga rata kemudian ditambahkan dengan H2O2, mengeluarkan gelembung dalam jumlah banyak. Pada saat uji nyala pertama dan kedua, bara api mengeluarkan nyala api yang terang sekali, pada uji nyala ketiga dan keempat, bara api mengeluarkan nyala api yang terang dan pada saat uji nyala kelima bara api tidak mengeluarkan nyala api sama sekali. Tabung reaksi yang berisi ekstrak jantung yang ditetesi NaOH, kemudian dikocok hingga rata kemudian ditambahkan dengan H2O2, tidak mengeluarkan gelembung sama sekali. Pada saat uji nyala dari uji nyala pertama hingga uji nyala terakhir tidak ada bara api yang mengeluarkan nyala api sama sekali. e. Tabung Reaksi 5 (Panas) Tabung reaksi yang berisi ekstrak hati kemudian dipanaskan dengan air panas kemudian diangkat dan ditetesi dnegan H2O2 mengeluarkan gelembung dalam jumlah sedang. Pada saat uji nyala, percobaan uji nyala pertama mengeluarkan nyala api yang terang, pada saat uji nyala kedua, bara api mengeluarkan nyala api yang redup dan pada saat uji nyala ketiga keempat dan kelima, tidak ada bara api yang mengeluarkan nyala api sama sekali. Tabung reaksi yang berisi ekstrak jantung kemudian dipanaskan dengan air panas kemudian diangkat dan ditetesi dengan H2O2 mengeluarkan gelembung dalam jumlah sedang. Pada saat uji nyala pertama mengeluarkan nyala api yang terang sekali, pada saat uji nyala kedua, bara api mengeluarkan nyala api yang terang, pada saat uji nyala ketiga dan

keempat bara api mengeluarkan nyala api yang redup, dan pada saat uji nyala yang kelima bara api tidak mengeluarkan nyala api sama sekali. Adanya gelembung pada percobaan ini membuktikan bahwa di dalam ekstrak hati ayam dan jantung ayam terdapat enzim katalase yang dapat mengubah H2O2 menjadi H2O dan O2, apabila semakin banyak gelembung yang dihasilkan maka hal ini membuktikan bahwa kadar enzim katalase yang terdapat dalam ektrak hati dan jantung semakin banyak. Adanya nyala api pada percobaan nyala api membuktikan adanya O2 yang merupakan hasil reaksi dari H2O2 dengan enzim katalase, apabila semakin terang nyala api maka kadar oksigen dalam tabung reaksi juga semakin banyak, pada saat uji nyala api, nyala api semakin lama semakin redup hingga akhirnya tidak menyala sama sekali, hal ini disebabkan oleh kadar oksigen yang telah sangat berkurang di dalam tabung reaksi. Jumlah gelembung yang berbeda (lebih banyak atau lebih sedikit) hal ini disebabkan oleh kondisi eksternal yang berupa suhu yang dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari suhu optimum suatu enzim dapat bekerja atau pH yang tidak sesuai sehingga dapat merusak, menghambat atau merubah kerja dari enzim katalase itu sendiri dalam bereaksi dengan H2O2, apabila enzim sudah rusak maka reaksi tidak dapat terjadi. Hal ini tenu juga berpengaruh dengan hasil reaksi yaitu H2O dan O2, apabila kondisi semakin membuat enzim tidak dapat bekerja maka reaksi juga tidak berjalan sehingga hasil reaksi juga semakin sedikit. 7. Pertanyaan : 1. Jelaskan proses terbentuknya h2o2 dalam tubuh H2O2 terbentuk di dalam tubuh dari sisa metabolisme aerob yang merupakan produk sampingan yang tidak diinginkan dan berbahaya bagi tubuh.Hidtogen peroksida terbentuk dari oksigen yang mengalami reduksi sebanyak dua electron.Pada sistem biologi, hidrogen peroksida terbentuk dari superoksida. Dua molekul superoksida dapat bereaksi dan membentuk hidrogen peroksida dan oksigen 2O2- +2H+ -> H2O2 + O2 2. Jelaskan akibat dalam tubuh tetumpuk h2o2 sebagai hasil metabolisme Bila dalam tubuh tertumpuk H2O2,sel sel dalam tubuh terutama organ hati dapat rusak karena H2O2 bersifat racun dalam tubuh. Karena hidrogen peroksida dapat diubah menjadi radikal hidroksil yang dapat menyebabkan peroksidasi lipid pada membran sel sehingga terjadi kerusakan sel. Apabila hati rusak, maka hati tidak dapat menghasilkan enzim yang dapat menetralkan racun 3. Jelaskan enzim katalase di dalam hati dan faktor yang mempengaruhinya Enzim katalase dihasilkan oleh organ hati dan dapat melakukan proses oksidasi terhadap bahan-bahan yang dianggap toksik di dalam sel seperti hidrogen peroksida. Dalam kerjanya, enzim katalase dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: a.Suhu Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah. Protein akan mengental atau mengalami koagulasi bilas uhunya terlalu tinggi(panas). b.Derajat keasaman(pH) Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat. Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang sedikit sempit (pH=7). Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat .c.Konsentrasi enzim, substrat, dan kofaktor Jika pH dan suhu suatu sistem enzim dalam keadaan konstan serta jumlah substrat berlebihan, maka laju reaksi sebanding dengan jumlah enzim yang ada.Jika pH, suhu dan konsentrasi enzim dalam keadaan konstan, maka reaksi awal hinga batas tertentu sebanding dengan substrat yang ada.Jika enzim memerlukan suatu koenzim atau ion kofaktor, maka konsentrasi substrat dapat menetukan laju reaksi. d.Inhibitor enzim

Kerja enzim dapat dihambat, baik bersifat sementara maupun tetap oleh inhibitor berupa zat kimia tertentu. Pada konsentrasi substrat yang rendah akan terlihat dampak inhibitor terhadap laju reaksi 8. Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa enzim katalase dihasilkan di hati dan jntung.Fungsi enzim katalase adalah dapat menguraikan hidrogen perioksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Kerja enzim katalase dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah derajat keasaman(pH). Enzim katalase dapat bekerja maksimal dalam pH netral yang dapat dibuktikan dengan reaksi gelembung gas dan nyala bara api

Tujuan: Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas enzim khususnya katalase Alat dan Bahan: 1. Air suling 2. Hati ayam 3.H2O2 4.HCl 5.KOH/NaOH 6. Korek api 7. Lidi 8.Pipet tetes 9.Tabung reaksi dan rak 10.Gelas kimia 11.Silet 12. Lumpang dan mortar Cara Kerja: 1. Hati ditumbuk dengan lumpang, porselen, dan mortar. Gunakan air suling sebagai pelarut (larutan s) 2. Siapkan 2 buah tabung reaksi beserta raknya. Beri label A sampai F 3. Tabung A,B,C,D isi dengan 5 tetes larutan s 4. a. Kedalam tabung A, tetesi dengan 5 tetes H2O2 , apa yang terjadi ? b. Masukkan lidi membara ke tabung A tadi, apa yang terjadi ?Mengapa ? 5. a. Ke dalam tabung B masukkan 5 tetes HCl, tunggu 1 menit b. Kemudian masukkan 5 btetes H2O2. Apa yang terjadi ? c. Uji dengan lidi membara 6. a. Kedalam tabung C masukkan 5 tetes KOH/NaOH, tunggu 1 menit b. Kemudian 5 tetes H2O2, apa yang terjadi? c. Uji dengan lidi membara 7. a. Panaskan larutan s pada tabung D dalam air panas selama 5 menit sampai terjadi perubahan warna b. Kemudian masukkan 5 tetes H2O2, apa yang terjadi ? c. Uji dengan lidi membara 8. Sebagai control, isi tabung E dengan larutan s saja dan F dengan H2O2 saja, kemudian uji dengan lidah membara 9. Masukkan data hasil pengamatan dalam tabel

Pertanyaan : 1. Mengapa dalam percobaan ini digunakan H2O2 sebagai substratnya ? 2. Gelembung-gelembung apakah yang timbul sebagai akibat reaksi enzim dengan H2O2? Bagaimana mengujinya ? 3. a. Jika dalam sel terdapat H2O2, apa yang akan terjadi terhadap sel tersebut ? b. Untuk menghindari akibat tersebut, bagaimana cara sel untuk menanganinya ? c. Organel apakah yang berperan dalam hal tersebut ? 4. Mengapa langkah kerja no.8 perlu dilakukan ? 5. Dari hasil pengamatan tadi, apakah yang dapat anda simpulkan tentang kerja enzim ? Jawab: 1. Karena H2O2 merupakan hidrogen peroksia yang berupa senyawa kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh. Sehingga dengan adanya enzim katalase, akan mempercepat reaksi penguraian H2O2 menjadi H2O dan O2. 2. Gelembung yang timbul merupakan hasil penguraian H2O2 menjadi H2O, dapat diuji dengan menambahkan substrat H2O2 ke dalam ekstrak hati ayam, akan timbul gelembung yang menandakan adanya H2O dan saat dimasukkan lidi yang membara akan terdapat nyala api yang menandakan ada oksigen. 3. a. Sel tersebut akan rusak, karena H2O2 merupakan larutan yang bersifat racun dalam tubuh b. Dengan cara menggunakan enzim katalase untuk mengubah H2O2 menjadi H2O dan O2 c. Badan mikro, peroksisom 4. Sebagai tolak ukur untuk menentukan enzim katalase terhadap H2O2, pada tabung E hanya berisi ekstrak hati ayam dan F berisi H2O2, pada kedua tabung tidak terjadi reaksi 5.Kesimpulan : Enzim katalase akan bereaksi jika ditambahkan dengan H2O2 sebagai substratnya. Enzim katalase tidak dapat bekerja atau bereaksi jika dalam kondisi pH yang terlalu asam atau yang terlalu basa

Analisis Percobaan Enzim Katalase dengan Hati dan Jantung Ayam


Pengertian Enzim Katalase Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organisme.dalam sel enzim ini diproduksi oleh organel badam mikro peroksisok. Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida (H2O2), merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses pencernaan makanan. Hidrogen peroksida dengan rumus kimia bila H2O2 ditemukan oleh Louis Jacquea Thenard pada tahuna 1818.Senyawa ini merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh. Senyawa peroksida harus segera di uraikan menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya.Enzim katalase mempercepat reaksi penguraian peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Penguraian peroksida (H2O) ditandai dengan timbulnya gelembung Bentuk reaksi kimianya adalah: 2H2O2 --> 2H2O + O2 Senyawa H2O2 yang ada dalam tubuh sangat berbahaya. Maka enzim katalase menguraikan H2O2 menjadi H2O dan gas O2 yang tidak berbahaya bagi tubuh. Ada tidaknya gelembung merupakan indikator adanya air dalam wujud uap. Sedangkan menyala atau tidaknya bara merupakan indikator adanya gas oksigen dalam tabung tersebut. Enzim katalase yang dihasilkan peroksisom pada hati akan mengalami denaturasi (kerusakan) pada suhu yang tinggi ataupun pada suasana asam dan basa. Enzim katalase bekerja secara optimal pada suhu kamar (30 0C) dan suasana netral. Hal ini dapat dilihat pada suasana asam, basa, dan suhu tinggi, laju reaksi menjadi sangat lambat. Bahkan terhenti sama sekali. Indikasinya adalah sedikitnya gelembung yang dihasilkan dan bara api tidak menyala. Sedangkan pada suhu normal dan pH netral, reaksi berjalan dengan lancar. Tabel Percobaan Enzim Katalase pada Hati Ayam Perlakuan Gelembung Dimasukkan bara api Ekstrak + H2O2 + + + Menyala Ekstrak + HCl + H2O2 - Tidak menyala Ekstrak + NaOH + H2O2 + + Tidak menyala Ekstrak + H2O2 (mendidih) - Tidak menyala

Tabel Percobaan Enzim Katalase pada Jantung Ayam Perlakuan Gelembung Dimasukkan bara api Ekstrak + H2O2 + + + Menyala Ekstrak + HCl + H2O2 - Tidak menyala Ekstrak + NaOH + H2O2 + + Tidak menyala Ekstrak + H2O2 (mendidih) - Tidak menyala Keterangan : + + + = banyak gelembung + + = gelembungnya sedang + = sedikit gelembung - = tidak ada gelembung Analisis Pada Hati Ayam Ekstrak ditambah H2O2 (hidrogen peroksida) Terjadi banyak gelembung udara yang banyak karena enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah H2O2 menjadi H2O (air), sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara ke dalamnya, timbul nyala api. Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi oksigen (O2).

Ekstrat ditambah HCl dan H2O2 HCl berfungsi untuk membuat ekstrat dalam keadaan terlalu asam. Penambahan H2O2 ternyata tidak terbentuk gelembung udara ketika dimasukkan bara api ke dalamnya juga tidak terjadi nyala api. Hal ini menunjukkan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja dalam kondisi terlalu asam. Ekstrat ditambahkan NaOH dan H2O2 Penambahan NaOH berfungsi untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu basa. Penambahan H2O2 ternyata terbentuk gelembung udara yang sedang, tetapi saat bara api dimasukkan ke dalamnya tidak terjadi nyala api. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja secara optimal dalam kondisi terlalu basa. Ekstrak dididihkan kemudian ditambah H2O2 Ekstrak yang dididihkan dan ditambah H2O2, ternyata tidak timbul gelembung udara dan saat bara api dimasukkan ke dalamnya juga tidak timbul nyala api. Hal ini disebabkan karena protein di dalam enzim katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2. Pada Jantung Ayam Ekstrak ditambah H2O2 Hasilnya sama seperti pada ekstrak hati ayam, tetapi terbentuknya gelembung sedikit lama. Ekstrak ditambah HCl an H2O2 Hasilnya sama seperti pada ekstrak hati ayam. Ekstrak ditambah NaOH dan H2O2 Gelembung udara yang terbentuk sedikit dan juga tidak terbentuk nyala api. Gelembung udara yang terbentuk sedikit berbeda dengan yang terjadi pada ekstrak hati ayam. Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah H2O2 Hasilnya sama seperti pada ekstrak hati ayam. Kesimpulan Kerja enzim dipengaruhi oleh derajat keasaman (pH) dan suhu.Pada pH terlalu asam dan basa, enzim menjadi non aktif, sehingga tidak dapat bekerja.Sedangkan pada saat dididihkan, suhu menjadi tinggi sehingga enzim menjadi rusak (denaturasi).Hal ini menyebabkan enzim katalse tidakdapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2. Penambahan asam, basa, maupun pemanasan yang ekstrim dapat merusak enzim

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN TERONG PUTIH A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. TUJUAN PRAKTIKUM TEORI DASAR ALAT DAN BAHAN LANGKAH KERJA HASIL PENGAMATAN ANALISA DATA KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA PENUTUP LAMPIRAN

You might also like