You are on page 1of 21

KEGIATAN BELAJAR 1

KOMPONEN ELEKTRONIKA PASIF


Mencari gambar elektonika pasif : Resistor tetap, potensiometer, trimmer, ldr,thermistor Kapasitor induktor

A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran

Setelah mempelajari materi tentang komponen elektonika pasif ini diharapkan siswa dapat : Membaca resistor dan mengindentifikasi nilainya berdasarkan kode warna dan tanda-tanda lain Mengenali komposisi bahan resistor dan menjelaskan kegunaannya yang berbeda-beda Dapat mengidentifikasi dan membaca nilai kapasitansi kapasitor membedakan tipenya berdasarkan tulisannya atau kode warna-nya. Dapat menjelaskan setiap jenis kapasitor kegunaannya masing-masing
Dapat

serta

menjelaskan

proses

charge

(pengisian)

dan

discharge

(pembuangan) pada kapasitor dan dikaitkan dengan hukum Coulomb Mengidentifikasikan induktor dan memahami nilainya untuk berbagai tipe inti/core (ferrite, udara) Menjelaskan setiap jenis induktor kegunaannya dan alasan kenapa dipilih jenis tersebut Menjelaskan pengaruh ukuran kawat dan diameter belitan pada induktor
Mengidentifikasi jenis-jenis transformator. Menjelaskan laminasi kawat dan Inti transformator dibuat tidak pejal. Menjelaskan bagaimana transformator digunakan untuk konversi tegangan step-

up dan step down.


B. Uraian Materi

Komponen pasif adalah komponen yang tidak dapat menghasilkan tegangan atau arus listrik. Komponen ini membutuhkan sumber tegangan listrik agar dapat berfungsi. Contoh sumber tegangan adalah baterai dan arus listrik dari PLN. Komponen pasif elektronika terdiri dari resistor, kapasitor, induktor, dan transformator.

1. Resistor

Komponen resisitor ini dikenal dengan komponen hambatan listrik. Resistor merupakan komponen elektronika yang paling tua. Resistor digunakan sebagai pengendali arus listrik. Arus listrik dapat diperbesar dan diperkecil dengan cara memperbesar atau memperkecil nilai hambatan. Unit satuan resistor adalah ohm (simbol : huruf besar Yunani omega, ). Terdapat dua jenis resistor, yaitu resistor tetap dan resistor variabel.
a. Reisitor Tetap

Resistor jenis ini memiliki nilai resistansi yang sudah tetap dan tidak dapat diubah lagi. Simbol rangkaian untuk resistor tetap diperlihatkan pada gambar berikut :

Gambar 1. Simbol Rangkaian untuk Resistor Tetap Resistor tetap biasanya terbuat dari karbon, kawat atau paduan logam. Sebuah hambatan karbon dibentuk oleh pipa keramik dengan karbonnya diuapkan. Biasanya pada kedua ujungnya dipasang tutup, dimana kawat-kawat penghubungnya dipasang. 1) Kode Warna pada Resistor Resistor yang terbuat dari padatan karbon cukup banyak dijual. Besarnya nilai hambatan sebuah resistor karbon tidak tertulis di badan komponennya. Nilai hambatan resistor jenis ini dapat diketahui dari kode warna yang melingkari badan komponen. Tiap kode warna memiliki nilai sendiri. Nilai tersebut dapat dilihat pada tabel 1 dan 2. Resistor dengan nilai hambatan yang tepat sangat sulit dibuat. Kita hanya dapat membuat resistor dengan hambatan di sekitar nilai tertentu. Batas nilai hambatan

yang diperbolehkan disebut toleransi resisitor. Terdapat resistor yang mempunyai 4 gelang warna dan 5 gelang warna seperti terlihat pada gambar 2.

Gambar 2. Resistor dengan 4 gelang warna dan 5 gelang warna


Tabel 1 . Kode warna resistor 4 gelang

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Warna Kode Hitam Coklat Merah Jingga/Oranye Kuning Hijau Biru Ungu Abu-abu Putih Emas Perak Tanpa Warna

Cincin ke-1 Angka ke-1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 -

Cincin ke-2 Angka ke-2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 -

Cincin ke-3 Faktor Pengali x1 x10 x100 x1000 x10000 x100000 x1000000 x10000000 x100000000 x1000000000 x0.1 x0.01 -

Cincin ke 4 Toleransi 1 % 2 % 0,5% 0,25% 0,1% 5% 10% 20%

Tabel 2 . Kode warna resistor 5 gelang

No

Warna Kode

1 2 3 4

Hitam Coklat Merah Jingga/Oranye

Cincin ke-1 Angka ke-1 0 1 2 3

Cincin ke-2 Angka ke-2 0 1 2 3

Cincin ke-3 Angka ke-3 0 1 2 3

Cincin ke-4 Faktor Pengali x1 x10 x100 x1000

Cincin ke 5 Toleransi 1 % 2 % -

5 6 7 8 9 10 11 12 13

Kuning Hijau Biru Ungu Abu-abu Putih Emas Perak Tanpa Warna

4 5 6 7 8 9 -

4 5 6 7 8 9 -

4 5 6 7 8 9 -

x10000 x100000 x1000000 x10000000 x100000000 x1000000000 x0.1 x0.01 -

0,5% 0,25% 0,1% 5% 10% 20%

2) Contoh Pembacaan Resistor 4 Gelang Dan 5 Gelang. 4 Gelang I II III IV

Gelang ke-1 = kuning = 4. Gelang ke-2 = ungu = 7. Gelang ke-3 = jingga/ orange = 3. Gelang ke-4 = perak = 10%. Nilai hambatan reisitor tersebut menurut kode warnanya adalah 47.000 = 47 k. Toleransi = 10% x 47 k. = 4,7 k. Jadi, jangkauan nilai hambatan yang dimiliki resistor tersebut adalah (47 4,7) k atau (47 - 4,7) k sampai (47 + 4,7) k atau 42,3 k sampai 51,7 k. 5 Gelang I II III IV V

Gelang ke-1 = merah = 2. Gelang ke-2 = merah = 2. Gelang ke-3 = hitam = 0. Gelang ke-4 = merah = 2.

Gelang ke-5 = coklat = 1%. Nilai hambatan reisitor tersebut menurut kode warnanya adalah 22.000 = 22 k. Toleransi = 1% x 22 k. = 0,22 k. Jadi, jangkauan nilai hambatan yang dimiliki resistor tersebut adalah (22 0,22) k atau (22 0,22) k sampai (22 + 0,22) k atau 21,78 k sampai 22,22 k. 3) Kode Angka dan Huruf pada Resistor b. Resistor Variabel Resistor variabel didesain agar nilai hambatannya dapat diubah baik secara manual maupun otomatis dengan mudah. Terdapat beberapa jenis resistor variabel, misalnya hambatan geser , potensiometer, trimpot, termistor, dan LDR. Dalam rangkaian, simbol resistor variabel adalah sebagai berikut : Gambar simbol rv 1) Hambatan geser (rheostat) Hambatan geser digunakan untuk mengatur kuat arus dengan mengubah besarnya hambatan dalam rangkaian listrik. Alat ini bekerja berdasarkan persamaan hambatan, yaitu makain panjang suatu kawat, makin besar hambatannya. Hambatan geser terbuat dari kawat konstantan (campuran dari 60% tembaga dan 40% nikel). Kawat ini dililitkan pada sebatang batu tulis. Hambat jenis kawat yang digunakan umumnya kecil. Dengan demikian, meskipun jumlah lilitan kawat logam sangat banyakbesarnya hambatan tetep kecil. Fungsi hambatan geser adalah menghasilkan nilai hambatan yang kecil namun dapat diubah ubah. Besar hambatnnya dapat diatur dengan kontak luncur yang dapat dipindahkan sepanjang lilitan. Arus listrik masuk dari salah satu ujung lilitan kawat dan keluar dari titik kontak. Penggeseran posisi titik kontak berarti memperpanjang kawat yang harus dilewati arus listrik. Akibatnya, nilai hambatannya pun bertambah. Gambar dan simbol rheostat 2) Potensiometer Potensiometer adalah jenis resistor variabel yang nilai hambatannya dapat diubahubah dengan memutar poros yang telah tersedia. Potensiometer digunakan sebagai

pengatur volume pada perangkat perangkat audio, mengatur tingkat gelap terang lampu, mengatur kecepatan putaran motor, dan berbagai penerapan lainnya. Potensiometer terbuat dari bahan dengan nilai hambat jenis yang lebih besar, yaitu karbon. Beberapa potensiometer memiliki hambatan lebih dari 1 M. Gambar dan simbol potensiometer 3) Trimpot Trimpot biasa juga disebut pot preset atau trimpot. Trimpot merupakan resistor variabel yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah dengan cara memutar porosnya dengan menggunakan obeng. Penggunaan trimpot pada rangkaian elektronika bertujuan agar nilai hambatan benar benar cocok dengan kebutuhan. Gambar dan simbol trimpot 4) Termistor (thermally sensitive resistor) Resistor jenis ini peka terhadap perubahan suhu. Ada dua jenis termistor yaitu termistor koefisien suhu negative (NTC= Negative Temperature Coefficient) dan termistor koefisien suhu positif (PTC= Positive Temperature Coefficient). Jika suhu NTC naik nilai hambatannya akan berkurang. Sebaliknya, jika suhu PTC naik, nilai hambatannya juga akan bertambah. Termistor sering digunakan sebagai komponen dalam alarm kebakaran dan pengatur suhu mobil. Gambar dan simbol ntc dan ptc 5) LDR LDR adalah suatu resistor yang nilai hambatanya dipengaruhi oleh cahaya. Apabila cahaya gelap (tdak kena cahaya), nilai hambatanya akan semakin besar,dan apabila cahaya terang (terkena cahaya), nilai hambatanya akan semakin kecil. Sehingga bisa dikatakan bahwa nilai hambatan LDR berbanding terbalik dengan cahaya yang mengenainya. Gambar dan simbol ldr 2. Kapasitor Kapasitor biasa juga disebut dengan kapasitor. Kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan muatan listrik. Dengan demikian alat ini dapat menciptakan medan listrik yang akan dapat menyimpan energi. Sebuah kapasitor terdiri dari dua

buah pelat logam dan sebuah lapisan isolator (penyekat) di antara kedua pelat tersebut yang biasa disebut dielektrik. Lapisan isolator yang digunkan dapat berupa sebuah lempengan plastik tipis, namun dalam beberapa jenis kapasitor lapisan ini adalah udara. Setiap kapasitor memiliki batas tegangan yang jika dilewati menyebabkan kerusakan. Batas tegangan tersebut dinmakan breakdown voltage atau working

voltage. Besarnya breakdown voltage sebuah kapasitor ditentukan oleh kekuatan


bahan dielektrik yang digunkan dan jarak antara kedua pelat. Makin besar jarak antara kedua pelat makain besar pula breakdown voltage. Simbol kapasitor dalam rangkaian adalah sebagai berikut : Dicari gambarnya a. Kapasitansi Kemampuan sebuah kapasitor untuk menyimpan muatan listrik disebut sebagai kapasitansi kapasitor dengan simbol C. Satuan untuk kapasitansi adalah farad yang simbolnya adalah F. Satu farad didefinisikan sebagai jumlah muatan listrik yang dapat disimpan (dalam satuan coulomb) per satu volt tegangan :

Akan tetapi, kebanyakan rangkaian elektronika membutuhkan nilai nilai kapasitansi yang jauh lebih daripada satu farad. Satuan satuan kapasitansi yang paling sering dijumpai pada kasitor adalah : 1 Mikrofarad 1 Nanofarad 1 Pikofarad = 1 F = 1 nF = 1pF = 1x10 = 1x10 = 1x10 F. F. F.

b. Jenis Jenis Kapasitor Di pasaran terdapat banyak jenis kapasitor diantaranya adalah sebagai berikut : 1) Poliester Bahan isolator yang digunkan adalah poliester yang mampu memberikan nilai kapasitansi yang relatif tinggi. Kedua pelat kapasitor terbuat dari bahan kertas

logam (metal foil), tau dapat juga berupa lapisan bahan film yang disuntikan ke dalam bahan isolator di antaranya dibentuk menjadi sebuah gulungan untuk meminimalkan ukurannya dan dilapisi dengan bahan isolasi plastik. Kapasitor kapasitor poliester adalah kapasitor serba guna dan sangat umum digunakan. Gambar poliester 2) Poliesteren Penggunaan poliesteren sebagai bahan isolator menghasilkan kapasitansi yang relatif lebih rendah dibandingkan dnegan poliester. Akan tetapi, bahan ini dapat menghasilkan nilai toleransi yang lebih rendah, sehingga sangat cocok untuk digunakan dalam aplikasi aplikasi rangkaian penala (tuning) dan rangkaian tapis ( filter. Gambar kapasitor poliesteren 3) Variabel Kapasitor kapasitor ini memeiliki dua pelat. Pelat pelat tersebut ditempatkan secara berselingan dan tersambung secara elektris. Salah satu set berada pada posisi tetap. Pelat pelat pada set lainnya dapat digeser geser sehingga kita dapat mengubah jarak diantara pelat pelat kapasitor. Perubahan jarak ini akan mengakibatkan berubahnya nilai kapasitansi. Gambar kapasitor variabel 4) Elektrolis Kapasitor ini dipolarisasikan sehingga diperoleh sebuah pelat positif dan sebuah pelat negatif. Kapasitor ini tersedia dalam dua jenis, yaitu aluminium dan tantalum. Kapasitor kapasitor dari tipe tantalum dibuat dengan niai kapasitansi yang lebih rendah dibandingkan dengan tipe aluminium. Akan tetapi, jenis aluminium memiliki ukuran yang lebih kecil sehingga sangat berguna dalam aplikasi aplikasi yang melibatkan keterbatasan ruang. Kapasitor ini memiliki kutub positif dan kutub negatif maka pemasangan kapasitor ini tidak boleh sembarangan. Bagian pelat yang positif harus dihubungkan pada terminal positif rangkaian, begitu pula sebaliknya. Pelat/bagian positif biasanya

ditandai oleh tanda + atau tanda lain yang jelas. Kapasitor ini harus dipasang pada arus searah (DC). Gambar kapasitor elektrolis c. Pembacaan Nilai pada Kapasitor Nilai kapasitansi sebuah kapasitor dapat dibaca melalui kode warna maupun kode angka yang melekat pada tubuh kapasitor. 1) Kode Warna Kode warna pada kapasitor digunkan untuk membaca nilai kapasitansi pada kapasitor poliester. Kode waran itu diuraikan dalam tabel berikut : Warna Hitam Coklat Merah Oranye Kuning Hijau Biru Ungu Abu-abu Putih contoh Gambar 5 warna 2) Kode Angka Nilai kapasitansi seringkali di cetak pada badan kapasitor. Akan tetapi, karena tidak terdapat cukup ruang pada badan kapasitor kapasitor berukuran kecil, nilai nilai kapasitansi ini harus dikodekan. Kode yang digunakan terdiri dari tiga digit. Dua digit pertama adalah dua digit pertama dari nilai kapasitansi yang bersangkutan, dalam satuan pikofarad. Digit ketiga menunjukan jumlah angka nol yang terdapat di belakang kedua digit pertama tadi. Misalnya, kode 223 berarti bahwa 22 diikuti dengan tiga buah angka nol di belakangnya. Nilai ini adalah 22.000pF, yang sama dengan 22nF. Gelang 1 (Angka pertama) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Gelang 2 (Angka kedua) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Gelang 3 (Faktor pengali) 1 101 102 103 104 105 106 107 108 109 Gelang 4 (Toleransi) 20% 250 V 400 V 650 V Tegangan Kerja

10%

Kapasitor ini memiliki nilai toleransi yang dituliskan dengan kode huruf sebagai berikut : G = 2% J = 5% d. Pemilihan Kapasitor 1) Untuk kebutuhan kapasitansi tinggi (1 mF atau lebih) menggunkan kapasitor elektrolis. 2) Untuk kebutuhan kapasitansi menengah (10 nF hingga 1 F) menggunkan kapasitor poliester. 3) Untuk kebutuhan kapasitansi rendah ( di bawah 10 nF) menggunkan kapasitor poliesteren. 4) Untuk kebutuhan penggunaan tegangan kerja, kapasitor poliester dan poliesteren memiliki tegangan kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan kapasitor elektrolis. e. Pengisian dan Pengosongan Kapasitor Ada dua hal yang harus diperhatikan pada kapasitor yaitu pada saat pengisian dan pengososngan muatan. 1) Pengisian Kapasitor Rangkaian pengisian kapasitor adalah sebagai berikut : 1 2 K = 10% L = 20%

Pada saat saklar S dihubungkan ke posisis 1 maka ada rangkaian tertutup antara tegangan V, saklar S, tahanan R, dan kapasitor C. Arus akan mengalir dari sumber tegangan Kapasitor melalui tahanan R. Hal ini akan menyebabkan naiknya perbedaan potensial pada kapasitor. Dengan demikian, arus akan menurun sehingga pada suatu

saat tegangan sumber akan sama dengan perbedaan potensial pada kapasitor. Akan tetapi arus akan menurun sehingga pada saat tegangan sumber sama dengan perbedaan potensial pada Kapasitor dan arus akan berhenti mengalir (I = 0). Proses tersebut dinamakan pengisisan kapasitor bentuk bentuk arus. Tegangan pada proses pengisisan kapasitor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Pada saat t0 ,saklar S dihubungkan ke posissi 1 sehingga arus akan mengalir di dalam rangkaian, sedangkan Vc = 0. Pada saat t0 sampai t3 terjadi prose pengisian kapasitor, arus akan menurun karena perbedaan potensial pada kapasitor (Vc) akan bertambah besar. Pada saat t4 perbedaan potensial pada kapasitor akan sama dengan tegangan sumber. Jadi arus I sama dengan tegangan nol ( ini berarti kapasitor tersebut nudah dimuatai/diisi muatan. Grafik pengisian kapasitor 2) Pengosongan Kapasitor Rangkaian dalam pengosongan kapasitor adalah sebagai berikut : 2 1

Proses yang terjadi sekarang adalah pengososngan kapasitor, arus yang mengalir sekarang adalah berlawanan arah (negatif) terhadap arus pada saat pengisisan, sehingga besarnya tegangan pada R (VR) juga negatif. Kapasitor akan mengembalikan kembali energi listrik yang disimpannya dan kemudian disimpan ketahanan R. Pada saat t5, saklar S dihubungkan pada posisi 2. pada saat itu Kapasitor masih penuh muatannya. Karena itu arus akan mengalir melalui tahanan R. Pada saat t6 sampai t8 terjadi proses pengosongan Kapasitor, tegangan Kapasitor akan menurun sehingga arus yang melalui tahanan R akan menurun. Pada saat t 9, Kapasitor sudah membuang seluruh muatannya (Vc = 0) sehingga demikian aliran arus pun berhenti T1 (I = 0).

Grafik pengosongan kapasitor Dalam penyelidikan ternyata waktu yang diperlukan untuk pengisisan kapasitor dan waktu yang diperlukan untuk pengosongan kapasitor tergantung pada besarnya kapasitansi yang bersangkutan dan tahanan yang dipasang seri terhadap kapasitor tersebut. Waktu pengisian Kapasitor dan waktu pengosongan kapasitor tersebut disebut konstanta waktu (time constant) yang rumusnya adalah : t = R.C Keterangan : t = konstanta waktu dalam detik R = konstanta dalam Ohm () C = kapasitansi dalam farad 3. Induktor Induktor merupakan kawat yang dililitkan menjadi sebuah koil. Fungsi pokok induktor adalah untuk menimbulkan medan magnet. Dalam rangkaian elektronika, komponen induktor memiliki simbol: Simbol induktor a. Induktansi Diri Jika terdapat arus yang mengalir melalui induktor maka akan terbentuk suatu medan magnet. Jika arus tersebut berubah maka medan magnet ini pun akan berubah. Jika arus meningkat, medan magnet pun akan meningkat. Begitu pula sebaliknya. Perubahan pada medan magnet ini akan menginduksi suatu tegangan pada koil. Hal ini terjadi karena suatu sifat yang disebut dengan induktansi diri atau biasa disebut induktansi. Induktansi adalah ukuran kemampuan sebuah induktor untuk membangkitkan suatu tegangan induksi sebagai akibat dari perubahan arus yang mengalir pada induktor. Lambang induktansi adalah L dan unit satuannya adalah henry (H). Biasanya satuan H yang sering digunakan adalah millihenry (mH) dan mikrohenry (H). Induktor dapat menyimpan energi di dalam medan magnet yang dihasilkan oleh arus. Besar energi dinyatakan dengan rumus berikut :

Keterangan: W = energi dalam satuan joule L I = induktansi dengan satuan henry = arus dengan satuan ampere

Adapun besarnya L dapat ditentukan dengan rumus berikut :

Keterangan : L = induktansi (henry) N= jumlah lilitan = permeabilitas inti koil A= luas penampang (m) l = panjang inti koil (m) gambar ilustrasi rumus induktansi b. Jenis Jenis Induktor 1) 2) 3) Induktor inti udara Induktor inti ferit Induktor inti besi

c. Pengaruh Ukuran Kawat dan Diameter Belitan pada Induktor

Ukuran kawat da diameter belitan pada indukor akan mempengaruhi besar induktansi. Adapaun pengaruhnya adalah sebagai berikut : 1) Induktansi bertambah besar sesuai dengan bertambahnya diameter belitan. 2) Induktansi bertambah besar dengan bertambahnya ukuran kawat. 3) Bila diameter belitannya pendek besarnya induktansi berkurang. 4. Transformator Transformator ( trafo ) ialah alat untuk mengubah arus bolak balik dari tegangan rendah menjadi tegangan tinggi, atau sebaliknya. Alat ini mempunyai inti besi yang tak berujung pangkal dan terdiri dari beberapa lapidan tipis yang disekat satu sama

lain. Pada inti besi terdapat dua kumparan. Kumparan yang berhubungan dengan sumber arus yang akan diubah tegangannya disebut kumparan primer. kumparan tempat keluarnya tegangan yang baru disebut kumparan sekunder. Trafo yang digunakan untuk menurunkan tegangan disebut trafo step-down (penurun tegangan). Pada trafo step-down, jumlah lilitan primer lebih banyak dari jumlah lilitan sekunder. sementara itu, trafo yang digunakan untuk menaikan tegangan disebut trafo step-up (penaik tegangan). Pada trafo step-up, jumlah lilitan primer lebih sedikit daripada jumlah lilitan sekunder. Pada trafo berlaku hubungan :

Keterangan : Vp = tegangan primer (volt) Vs = tegangan sekunder (volt) np = jumlah lilitan primer ns = jumlah lilitan sekunder Simbol trafo pada rangkaian adalah sebagai berikut : a. Jenis Jenis Transformator ( Trafo ) 1) Transformator inti udara 2) Transformator inti ferit 3) Transformator inti besi b. Laminasi Kawat dan Inti Transformator (Trafo) dari Bahan Tidak Pejal Karena dalam lilitan kawat primer dan sekunder sama-sama di lilit dalam sebuah selongsong (koker), maka perlu diberi laminasi agar tidak terjadi hubung singkat/

Short Circuit. Laminasi yang tipis dan kurang kuat bisa menyebabkan terjadinya
hubung singkat antar lilitan, timbul panas berlebih dan trafo rusak.

Untuk memperkecil panas yang timbul akibat arus pusar maka inti trafo dibuat dari plat besi tipis-tipis/berlapis berbentuk huruf E dan I saling berhadapan berbalik, tidak dari besi pejal hal ini untuk membuat trafo mendekati ideal. Trafo ideal menganut hukum kekelan energi, yaitu c. Penggunaan Trafo Dinamo arus bolak balik di pusat tenaga listrik menghasilkan tegangan 5000 V samapai 10.000 V. Dengan trafo step-up, tegangan itu diubah menjadi 150.000 V. Dari trafo, selanjutnya arus dialirkan melalui kabel tegangan tinggi ke kota kota. Sebelum sampai di kota, tegangan diturunkan dahulu dengan menggunakan trafo step-down samapai kira kira 20.000 V. Dari trafo step-down, arus dialirkan ke gardu gardu kecil untuk menurunkan tegangan menjadi 110 V atau 220 V. Dari gardu ini arus listrik dialirkan ke rumah rumah atau pabrik pabrik. Skema transmisi listrik C. Rangkuman 1. Komponen pasif adalah 2. Fungsi resistor dalam rangkaian elektronika sebagai 3. Jenis jenis resistor dapat dikelompokkan kedalam : a. Resistor dengan nilai resistansi tetap, nilai resistansinya memakai kode warna : 1) Resisitor dengan 2) Resistor dengan 1) 2) 3) 4) 5) 6) .. .. .. .. .. .. cincin warna cincin warna

b. Resistor dengan nilai resistansi dapat dirubah (variabel)

4. Fungsi kapasitor adalah 5. Kapasitansi adalah

6. Kapasitansi kapasitor dituliskan dengan simbol.... dan satuannya.... 7. Jenis jenis kapasitor : a. .. b. .. c. .. d. .. 8. Fungsi pokok induktor adalah 9. Induktansi adalah 10.Jenis jenis induktor a. b. c. 11. a. .. b. .. c. .. 12. 13. 14. 15. a. .. b. .. c. .. 16. Alasan inti trafo terbuat dari bahan plat besi tipis atau berlapis
D. Uji Pemahaman 1. Tentukan nilai hambatan resistor dengan kode warna berikut : a. Merah hijau kuning perak. b. Ungu kuning merah merah coklat.

Jenis dan kegunaan induktor yaitu :

Transformator (trafo) adalah Trafo step-down adalah Trafo step-up adalah Jenis jenis transformator :

2. Tentukanlah kode warna pada resistor berikut : a. 1110% b. 42020% 3. Sebutkan nilai nilai dan toleransi dari kapasitor kapasitor yang ditandai dengan kode : a. 473J b. 394K c. 102J 4. Sebuah induktor terbuat dari kawat dengan jumlah lilitan 100, luas penampangnya 12m dan pajang inti koil 1m. Hitungah induktansi diri dari kumparan tersebut jika permeabilitas inti koil 200! 5. Sebuah trafo penurun tegangan mempunyai tegangan primet 2200 V dan tegangan sekunder 220 V. Bila kumparan primer mempunyai 2000 lilitan, tentukan jumlah lilitan kumparan sekunder ! E. Mini Lab Eldas

Menentukan Nilai Resistansi Resistor


1. Alat dan Bahan: a. Resistor dengan kode warna (empat gelang) b. Resistor dengan kode warna (lima gelang) c. Resistor dengan kode angka d. Ohm meter 2. Keselamatan Kerja: a. Jangan meletakkan Ohm meter ditepi meja agar tidak jatuh b. Dalam menggunakan meter kumparan putar (volt meter, amper meter dan ohm meter) mulailah dari batas ukur terbesar = 3 buah = 3 buah = 3 buah = 1 buah

c. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar 3. Langkah Kerja: a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan! b. Amatilah kode warna pada masing-masing resistor 4 gelang dan 5 gelang! c. Ukurlah resistansi resistor satu persatu dengan ohm meter! d. Catatlah nilai resistansi resistor pada tabel di bawah ini ! Resisto r 1 2 3 4 5 6 e. Bandingkan hasil pengamatan dengan hasil pengukuran! f. Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan anda! g. Kembalikan semua alat dan bahan! 1 Warna gelang no. 2 3 4 5 Nilai Penga matan Nilai Pengu kuran Jangkauan nilai resistansi Min Max

Mengukur Resistor LDR dan NTC


1. Alat dan Bahan: a. Resistor NTC b. Resistor LDR c. Multimeter d. Solder listrik 2. belajar b. Dalam menggunakan meter kumparan putar (volt meter, amper meter dan ohm meter), mulailah dari batas ukur yang besar = 1 buah = 1 buah = 1 buah = 1 buah

Keselamatan Kerja: a. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan

c. Hati-hati dalam menggunakan solder listrik, jangan mengenai badan dan benda disekitarnya 3. Langkah kerja: a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan! b. Ukurlah hambatan NTC pada keadaan suhu ruang normal dengan multimeter sebagai fungsi Ohmmeter. Catatlah! c. Panaskan solder listrik dan dekatkan pada resistor NTC! d. Ukurlah nilai hambatannya dengan multimeter dan catatlah hasilnya pada tabel di bawah ini! No Hambatan (Ohm) 1 2 3 e. Ukurlah hambatan resistor LDR keadaan gelap, catat hasilnya! f. Ukurlah hambatan resistor LDR keadan terang, catat hasilnya!

Hambatan keadaan gelap (Ohm)

Hambatan keadaan terang (Ohm)

g. Kembalikan semua alat dan bahan!

Menentukan Nilai Kapasitansi Kapasitor


1. Alat dan Bahan: a. Alat tulis, kertas dan alat gambar b. Kapasitor dengan kode angka dan huruf c. Kapasitor dengan kode warna d. Multimeter (Ohm meter) 2. Keselamatan Kerja: a. Jangan meletakkan Multimeter (Ohm meter) ditepi meja agar tidak jatuh b. Dalam menggunakan meter kumparan putar (volt meter, amper meter dan ohm meter) mulailah dari batas ukur terbesar = secukupnya = 5 buah = 5 buah = 1 buah

c. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar 3. Langkah kerja: a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan! b. Amatilah kode angka dan huruf pada kapasitor satu persatu! Kapasitans Kapasitor 1 2 3 4 5 c. Amatilah kode warna pada kapasitor satu persatu! d. Catatlah dalam tabel di bawah ini! Kapasitor 1 Warna gelang no. 2 3 4 Kapasi 5 tansi (pF) Toleransi (%) Teg.kerj a (volt) Kode i (pF) Toleransi (%) Tegangan kerja

1 2 3 4 5 e. Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan anda! f. Kembalikan semua alat dan bahan!
F. Tes Formatif G. Kunci Jawaban H. Kriteria Penilaian

You might also like