You are on page 1of 17

ANALISIS KATION

BAB I TUJUAN DAN PRINSIP PERCOBAAN 1.1 Judul Percobaan Analisis Kation 1.2 Tujuan Percobaan Mengidentifikasi adanya kation pada suatu sampel dan membuat persamaan reaksi kimia yang berdasarkan kepada percobaan. 1.3 Prinsip Percobaan Berdasarkan reaksi dengan zat pengidentifikasi yang dapat menimbulkan terjadinya perubahan warna, endapan, maupun nyala api yang spesifik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ion adalah atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion bermuatan negatif, yang menangkap satu atau lebih elektron, disebut anion, karena dia tertarik menuju anoda. Ion bermuatan positif, yang kehilangan satu atau lebih elektron, disebut kation, karena tertarik ke katoda. Proses pembentukan ion disebut ionisasi. Atom atau kelompok atom yang terionisasi ditandai dengan tikatas n+ atau n-, di mana n adalah jumlah elektron yang hilang atau diperoleh. Ion pertama kali disajikan dalam bentuk teori oleh Michael Faraday pada sekitar tahun 1830, untuk menggambarkan mengenai bagian melekul yang bergerak ke arah anoda atau katoda dalam suatu tabung hampa udara (vacuum tube, CRT). Namun, mekanisme peristiwa ini baru dideskripsikan pada 1884 oleh Svante August Arrhenius dalam disertasi doktornya di University of Uppsala. Pada mulanya, teori ini tidak diterima (ia memperoleh gelarnya dengan nilai minimum), tetapi kemudian disertasinya memenangi Hadiah Nobel Kimia pada tahun 1903. REAKSI PERTUKARAN KATION Reaksi pertukaran kation melibatkan H+ sehingga istilah Pertukaran Kation lebih tepat

daripada Pertukaran Basa. Kation yang terserap dapat ditukar oleh kation lainnya, dan proses ini dinamakan sebagai pertukaran kation. Reaksi pertukaran ini berlangsung secara instant. Analisis kation sendiri masuk dalam analisis kimia kualitatif. Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini dilakukan secara konvensional, yaitu memakai cara visual yang berdasarkan kelarutan Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat. Pengelompokkan dilakukan dalam bentuk pengendapan dimana penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan sekelompok ion-ion. Cara ini menghasilkan 6 kelompok yang namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendap yang digunakan untuk mengendapkan kelompok ion tersebut. Golongan-golongan kation memiliki ciri-ciri khas, yaitu: - golongan I: membentuk endapan dengan asam klorida encer, ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah timbal, raksa, dan perak. - golongan II: membentuk endapan dengan hydrogen sulfide dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, cadmium, bismuth, stibium, timah. - golongan III: membentuk endapan dengan ammonium sulfide dalam suasana netral. Kation golongan ini antara lain nikel, besi, kromium, aluminium, seng, mangan, dan kobalt. - golongan IV: membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam. - golongan V: disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam golongan ini antara lain magnesium, natrium, kalium. Ammonium, litium, dan hydrogen (Vogel, 1990). Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sebagian larut, maka setelah dilakukan penyaringan terhadap endapan tebentuk dua kelompok campuran yang massa masingmasingnya kurang dari campuran sebelumnya. Reaksi yang terjadi saat pengidentfikasian menyebabkan terbentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula dan berbeda sifat fisiknya

BAB III PROSEDUR PERCOBAAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat yang Dibutuhkan 1 set tabung reaksi dan rak tabung Kaca arloji Kawat nikrom Kaca kobalt

3.1.2 Bahan yang Dibutuhkan AgNO3 0,1 M Formalin HCl 0,1 N FeCl3 0,1 M NH4OH NH4SCN 0,1 M NaOH 0,1 M ZnSO4 0,1 M Pb(NO3)2 0,1 M BaCl2 0,1 M KI 0,1 M HCl Pekat Hg2(NO3)2 0,1 M CaCl2 0,1 M CuSO4 0,1 M NaCl 0,1 M Na2S 0,1 M KCl 0,1 M HgCl2 0,1 M MgCl2 0,1 M K4[Fe(CN)6] 0,1 M Titan Yellow FeSO4 0,1 M

] 3.2 Cara Kerja A. Analisis Kation golongan 1 (Ag+ , Pb2+ ,Hg+ ) 1. Ag dari sample AgNO3 a. Kedalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sampel kemudian tambahkan 0,5ml HCl 0,1 N hingga terbentuk endapan putih. Selanjutrnya tambahkan beberapa tetes NH4OH hingga endapan larut lalu tambahkan beberapa tetes HNO3 0,1 N hingga terbentuk endapan putih lagi. b. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 ml NaOH 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi. c. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 ml amoniak dan beberapa tetes formalin hingga terbentuk endapan cermin perak. 2. Pb2+ dari sample Pb(NO3)2 a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 ml HCl encer dan 1 ml air panas selanjutnya tempatkan tabung reaksi dalam wadah berisi es. Amati perubahan-

perubahan yang terjadi pada setiap perlakuan. b. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 KI 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi. 3. Hg+ dari sample Hg2(NO3)2 a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 ml KI 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi selanjutnya tambahkan lagi 0,5 ml KI dan amati lagi perubahan yang terjadi. b. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudiaan tambahkan 0,5 ml NaOH 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi.

B. Analisis Kation Golongan 2 ( Cu2+ , Hg2+ , Bi3+ ) 1. Cu2+ dari sample CuSO4 a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 ml HCl 0,1 N dan 0,5 ml Na S 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi. b. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 ml K4[Fe(CN)6] 0,1 M dan amati perubuhan yang terjadi. 2. Hg2+ dari sample HgCl2 a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan0,5 ml KI 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi selanjutnya tambahakan lagi 0,5 ml KI dan amati perubahan yang terjadi. b. Ke dalam tabung reaksi masukkan0,5 ml sample kemudian tambahakan 0,5 ml NaOH 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi. 3. Bi3+ dari sample Bi(NO3)3 a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 ml KI 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi selanjutnya tambahkan lagi 0,5 ml KI dan amati perubahan yang terjadi. b. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 ml formalin dan amati perubuhan yang terjadi. C. Analisis Kation Golongan 3 ( Fe2+ , Fe3+ , Zn2+ ) 1. Fe2+ dari sample FeSO4 a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 ml K4[Fe(CN)6] 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi. b. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 ml NaOH 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi.

2. Fe3+ dari sample FeCl3 a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 ml, NH4SCN 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi.

b. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 NaOH 0,1 M dan amati perubahan yan terjadi. 3. Zn2+ dari sample ZnSO4 a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 ml NaOH 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi. b. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 ml K4[Fe(CN)6] 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi selanjutnya tambahkan 0,1 ml NaOH 0,1 M dan amati lagi perubahan yang terjadi. D. Analisis Kation Golongan 4 ( Ba2+ , Ca2+ ) 1. Ba2+ dari sample BaCl2 Celupkan kawat nikrom kedalam larutan HCl pekat lalu masukkan kawat nikrom ke dalam padatan sample pada kaca arloji hingga menempel pada ujung kawat kemudian masukkan kawat nikrom kedalam nyala api dan amati warna yang dipancarkan, jika perlu gunakan kaca kobalt. 2. Ca2+ dari sample CaCl2 Celupkan kawat nikrom kedalam larutan HCl pekat lalu masukkan kawat nikrom ke dalam padatan sample pada kaca arloji hingga menempel pada ujung kawat kemudian masukkan kawat nikrom kedalam nyala api dan amati warna yang dipancarkan, jika perlu gunakan kaca kobalt.

E. Analisis Kation Golongan 5 ( Na+ , K+, Mg2+ ) 1. Na+ dari sample NaCl Celupkan kawat nikrom kedalam larutan HCl pekat lalu masukkan kawat nikrom ke dalam padatan sample pada kaca arloji hingga menempel pada ujung kawat kemudian masukkan kawat nikrom kedalam nyala api dan amati warna yang dipancarkan, jika perlu gunakan kaca kobalt. 2. K+ dari sample KCl Celupkan kawat nikrom kedalam larutan HCl pekat lalu masukkan kawat nikrom ke dalam padatan sample pada kaca arloji hingga menempel pada ujung kawat kemudian masukkan kawat nikrom kedalam nyala api dan amati warna yang dipancarkan, jika perlu gunakan kaca kobalt. 3. Mg2+ dari sample MgCl2 Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml kemudian tambahkan 0,5 ml Titan Yellow dan 0,5 ml NaOH 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi. 3.3 Reaksi yang Terjadi AgNO3 + HCl AgCl + HNO3 AgNO3 + NaOH AgOH+NaNO3 AgCl + NH4OH NH4Cl + AgOH Pb(NO3)2 + HCl PbCl2 + 2HNO3 Pb(NO3)2 + KI PbI2 + 2KNO3 Hg2(NO3)2 + 2KI 2KNO3 + 2HgI Hg2(NO3)2 + 2NaOH 2NaNO3 + 2HgOH

CuSO4 + 2HCl H2SO4 + CuCl2 2CuSO4 + K4[Fe(CN)6] HgCl2 +2KI HgI2 + 2KCl HgCl2 + NaOH 2NaCl + Hg(OH)2 Bi(NO3)3 + 2KI BiI3 + 3NO3 FeSO4+K4[Fe(CN)6] 2 K2SO4 + Fe[Fe(CN)6] FeSO4+2NaOH Na2SO4 + Fe(OH)2 FeCl3+NH4SCN 3NH4(SCN)3 FeCl3 + NaOH FeOH + NaCl3 ZnSO4 + NaOH Na2SO4 + Zn(OH)2 ZnSO4 + K4[Fe(CN)6] Zn[Fe(CN)6] + 2K2SO4

BAB IV HASIL PERCOBAAN A. KATION GOLONGAN I 1. Ag + dari sampel AgNO3 a. Ag+ (Berupa jarum) b. putih c. perak 2. Pb2+ dari sampel Pb(NO3)2 a. putih (larut) berbentuk jarum b. kuning 3. Hg+ dari sampel Hg2(NO2)2 a. Kuning b. Larutan hitam B. KATION GOLONGAN II

1. Cu2+ dari sampel CuSO4 a. hitam b. merah Kecokelatan 2. Hg+ dari sampel HgCl2 a. Merah Oranye (Larut) b. Cokelat Kekuning-kuningan 3. Bi3+ dari sampel Bi(NO3)3 a. Cokelat (Larut) b. Hitam C. KATION GOLONGAN III 1. Fe2+ dari sampel FeSO4 a. putih biru b. hitam merah 2. Fe3+ dari sampel FeCl3 a. Tidak ada senyawa NH4SCN b. Cokelat Kemerah-merahan 3. Zn2+ dari sampel ZnSO4 a. putih b. putih Larut D. KATION GOLONGAN IV 1. Ba2+ dari sampel BaCl2 Nyala api menjadi merah kekuningan 2. Ca2+ dari sampel CaCl2 Nyala api menjadi merah kekuningan E. KATION GOLONGAN V 1. Na+ dari sampel NaCl Nyala api berwarna kuning 2. K+ dari sampel KCl Nyala api berwarna sedikit ungu 3. Mg2+ dari sampel MgCl2 merah BAB V KESIMPULAN Kesimpulan dari percobaan ini adalah, dari setiap unsur kation ketika dilakukan analisis dari suatu sampel yang merupakan senyawanya kebanyakan menghasilkan endapan. Adapaun pada golongan kation IV dan V saat dilakukan percobaan ini nyala apinya terjadi perubahan yang spesifik. Yang berarti pada golongan I yang dihasilkan adalah endapan klorida, golongan II menghasilkankan sejumlah endapan garam sulfida, golongan III menghasilkan endapan hidroksida, golongan IV menghasilkan endapan sulfida yang larut dalam asam klorida, dan golongan V menghasilkan endapan karbonat.

BAB VI DAFTAR PUSTAKA 1. Rahmania, Inti, Modul Praktikum Kimia Analitik, Bandung, 2007 2. http://blogkita.info/analisis-kation/ 3. http://ahyari.com/analisis-kation/ 4. http://wiro-pharmacy.blogspot.com/2009/02/kuliah-analisis-kualitatif-kation-anion.html 5. http://blog.unila.ac.id/widiarto/files/2009/09/bab-2-buku-ajar-analitik.pdf 6. http://www.duniakimiakita.co.cc/2010/03/analisis-kation-timbal-pb2.html 7. http://infolab.uns.ac.id/?p=875 8. http://chemistry.about.com/library/weekly/aa091001a.htm 9. http://www.bpreid.com/cations.php 10. http://www.saskschools.ca/curr_content/chem30/modules/module7/lesson3/cationanalysis.html IDENTIFIKASI KATION DAN ANION A. Teori Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan.

Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan. Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu diantaranya 1. Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg. ( PbCl2, HgCl2, AgCl ). Reaksi kation Golongan I Ag+ 1. Ag+ + HCL AgCL putih + H2. 2Ag+ + 2 NaOH 2AgOH + 2Na+ coklat 3. 2Ag+ + 2NH4 OH 2 AgOH NH+ Pb2+ 1. Pb2+ + 2NaOH Pb(OH)2 putih + 2 Na+ Pb(OH)2 + 2NaOH Na2Pb(OH)4 2. Pb2+ +2 NH4OH Pb(OH)2 putih + 2 NH4+ 3. Pb2+ + 2KI PbI2 2. Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn. Golongan II

Hg2+ 1. Hg2+ + 2KI HgI2 merah + 2k+ HgI2 +2 KI K2 HgI2 2. Hg2+ + 2 NaOH Hg(OH)2 kuning +2 Na+ 3. Hg2+ +2 NH4OH Hg(OH)2 putih + 2NH4+ 4. Hg2+ + 2CUSO4 Hg(SO4 )2 + 2 CU2+ CU2+ 1. CU2+ + 2KI CUI2 + 2K+ 2. CU2+ + 2 NaOH CU(OH)2 biru + 2nA+ 3. CU2+ + 2NH4 OH CU (OH)2 biru + 2NH Cd2+ 1. Cd2+ + KI 2. Cd2+ + 2NaOH Cd(OH)2 + 2 Na+ Cd(OH)2 + NaOH Cd(OH04 putih 3. Cd2+ + 2 NH4OH Cd(OH)2 + 2 NH+ 3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn. Golongan III A Fe2+ 1. Fe2+ + 2NaOH Fe(OH)2 hijau kotor + 2Na+ 2. Fe2+ + 2NH4OH Fe(OH)2 hijau kotor + 2NH4+ 3. Fe2+ + 2K4Fe(CN)6 K4 {Fe(CN)6} biru + 4k+

4. Fe2+ + KSCN Fe(SCN)2 + 2K+ Fe3+ 1. Fe3+ + 3 NaOH Fe(OH)3 kuning + 3Na+ 2. Fe3+ + 3 NH4 OH Fe(OH)3 Kuning + 3NH4+ 3. Fe3+ + 3K4Fe(CN)6}2 K4{Fe(CN)6}2 biru +3k+ 4. Fe3+ + 3KCNS Fe(SCN)3 + 3K+ Al3+ 1. Al3+ + 3NaOH Al(OH)3 putih + 3Na+ 2. Al3+ + 3NH4OH Al(OH)3 putih + 3NH4+ 3. Al3+ + KSCN Golongan III B Zn21. Zn2- + NaOH Zn(OH)2 putih + 2Na+ 2. Zn2- + Na2CO3 ZN(CO3)2 putih + 2Na+ 3. Zn2- + K4Fe(CN )6 Zn4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+ Ni2+ 1. Ni2+ + 2NaOH Ni(OH)2 hijau + 2Na+ 2. Ni2+ + NH4OH Ni(OH)2 hijau + 2NH4+ 3. Ni2+ + 2Na2CO3 Ni(CO3)2 hijau muda + 2Na 4. Ni2+ + K4Fe(CN)6 Ni4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+ CO21. CO2- + NH4OH CO(OH)2 hijau + 2NH4 2. CO2- + 2NaOH CO9OH)2 biru + 2Na+

3. CO2- + K4Fe(CN)6 CO4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+ 4. CO2- + 2Na2CO3 CO(CO3)2 hijau muda + 2Na 4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr. Golongan IV Ba21. Ba2- + k2 CrO4 BaCrO4 kuning 2. Ba2- + Na2CO3 BaCO3 putih Uji nyala Ba kuning kehijaun Ca2+ 1. Ca2+ + K2CrO4 CaCrO4 Lart. Kuning +2K+ 2. Ca2+ + Na2 CO3 CaCO3 + 2Na+ Untuk uji nyala Ca merah kekuningan. Sr2+ 1. Sr2+ + K2CrO4 SrCrO4 Lart. Kuning + 2K 2. Sr2+ + Na2CO3 SrCO3 + 2Na+ Untuk uji nyala Sr merah karmin 5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+.

Golongan V Mg2+ 1. Mg2+ + 2 NaOH Mg(OH)2 putih + 2Na+ 2. Mg2+ + 2 NH4OH Mg(OH)2 tetap + 2NH4+ 3. Mg2+ + Na3CO(NO2)6 Mg3{CO(NO2)6} Lart. Merah darah + 3Na Untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya :

Anion sederhana seperti : O2-, F-, CN- , I, Cl, Br, Anion okso diskret seperti : NO3-, SO42-, CO3, NO2, Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat terkondensasi Anion kompleks halida seperti TaF6 dan kompleks anion yang berbasis bangat seperti oksalat .

Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama. Hal ini meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat dan benzoat. Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk analisis semimikro dengan hanya modifikasi kecil. Untuk uji reaksi kering metode yang sering dilakukan adalah 1. Reaksi nyala dengan kawat nikrom : Sedikit zat dilarutkan kedalam HCL P. Diatas kaca arloji kemudian dicelupkan kedalamnya, kawat nikrom yang bermata kecil yang telah bersih kemudian dibakar diatas nyala oksidasi . 2. Reaksi nyala beilstein : Kawat tembaga yang telah bersih dipijarkan diatas nyala oksida sampai nyala hijau hilang. Apabila ada halogen maka nyala yang terjadi berwarna hijau.

3. Reaksi nyala untuk borat : Dengan cawan porselin sedikit zat padat ditambahkan asam sulfat pekat dan beberapa tetes methanol, kemudian dinyalakan ditempat gelap. Apabila ada borat akan timbul warna hijau. Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang digunakan untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion termaksud dalam lebih dari satu golongan. Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Anion sederhana seperti O2,F- atau CN-. b. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-. c. Anion polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi. d. Anion kompleks halide, seperti TaF6 dan kompleks anion yang mengandung anion berbasa banyak seperti oksalad Reaksi-reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi asetat, format, oksalad, sitrat, salisilad, benzoad, dan saksinat. Reaksi Anion Anion golongan A Cl1. Cl- + AgNO3 AgCl putih + NO3AgCl + 2NH3 Ag(NH3)2 + Cl2. Cl- + Pb(CH3COO)2 PbCl2 putih + 2 CH3COO3. Cl- + CuSO4 I1. I- + AgNO3 AgI putih + NO32. I- + Ba(NO3)2

3. 2I- + Pb(CH3COO)2 PbI2 + 2 CH3COOSCN1. SCN- + AgNO3 AgSCN putih + NO3 2. SCN- + Pb(CH3 COO)2 Pb(SCN)2 putih + 2CH3COO3. SCN- + Pb(CH3 COO)2 Pb(SCN)2 putih + 2CH3COOGolongan B S21. S2- + AgNO3 Ag2S hitam + 2NO3 Ag2S + HNO3 2. S2- + FeCl3 FeS hitam + HNO3 3. S2- + Pb(CH3COO)2 PbSO4 hitam + 2CH3COOGolongan C CH3 COO1. CH3COO- + H2SO4 CH3 COOH + SO4 2. CH3COO- + Ba(NO3)2 3. CH3COO- + 3FeCl3 + 2H2O (CH3COO)6 + 2HCL + 4H2O 3Fe(OH)2 CH3COO- merah + 3CH3COOH +HCL Golongan D SO321. SO32- + AgNO3 Ag2SO3 putih + 2 NO3 Ag2SO3 + 2HNO3 2AgNO3 + H2SO4 2. SO32- + Ba(NO3 )2 BaSO3 putih + 2NO3

BaSO3 + 2HNO3 Ba(NO3)2 + H2SO3 3. SO32- + Pb(CH3COO)2 PbSO3 putih + 2CH3 COOPbSO3 + 2HNO3 Pb(NO3) 2 + H2SO3 CO321. CO32- + AgNO3 Ag2CO3 putih + 2NO3Ag2CO3 + 2NO3- 2AgNO3 + H2CO3 2. CO32- + Mg(SO4)2 MgCO3 putih + 2SO42Golongan E S2O3 1. S2O32- + FeCl3 Fe(S2O3 )3 Cl + 2Cl2. Pb(CH3COO)2 PbS2O3 putih + 2CH3COOGolongan F PO431. PO43- + Ba(NO3 )2 Ba3(PO4 )2 putih + 2NO32. PO43- + FeCl3 FePO4 putih kuning + 3 ClGolongan G 1. Anion NO32- coklat tipis + FeSO4 + H2SO4 P. 2. NO32- + 4H2SO4 + 6FeSO4 6Fe + 2NO + 4SO4 + 4H2O B. Tujuan 1. Analisa kualitatif ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis serta mendeteksi keberadaan unsur kimia dalam suatu sample atau cuplikan yang tidak diketahui. 2. Mempelajari karakteristik kation dan anion dalam larutan tertentu. 3. Mengidentifikasi dan mendeteksi jenis anion dan kation pada sample tertentu.

C. Alat dan Bahan 1. Beaker glass 2. Erlemenyer 3. Labu ukur 4. Pipet ukur 5. Tabung reaksi 6. Tabung sentrifuge 7. gelas ukur

You might also like