You are on page 1of 15

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Perumusan Masalah

Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 yang secara seimbang dan berkesinambungan diberbagai bidang kehidupan termasuk di bidang hukum. Adanya proses penegakan hukum di Indonesia, sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusia dan sikap mental para penegak hukum sendiri. Walaupun didalam kenyataannya sumber daya manusia maupun sikap mental para penegak hukum masih menjadi suatu permasalahan yang dianggap menghilangkan kepastian hukum dan rasa keadilan. Semakin meningkatnya tindak pidana yang terjadi di Indonesia pada saat ini, membuat peradilan pidana sebagai bagian peradilan umum yang menjadi sorotan dari berbagai pihak. Hal tersebut dikarenakan adanya realitas yang terjadi dikalangan masyarakat sering merasa kecewa atas ketidakpastian hukum dan ketidakadilan seorang majelis hakim yang bertugas sebagai pemegang kewenangan didalam memutuskan suatu perkara, dalam hal ini khususnya perkara-perkara pidana. Adanya dua kepentingan dalam perkara pidana yang masingmasing memiliki hak untuk diperhatikan kepentingannya yaitu antara pihak korban suatu kejahatan dan pelaku kejahatan itu sendiri. Disatu sisi, pihak yang menjadi korban suatu kejahatan menginginkan agar (pelaku) terdakwa dijatuhi hukuman oleh hakim melalui suatu proses peradilan yang seberat-beratnya, sebagai bentuk balasan dan penjeraan bagi pelaku tindak pidana tersebut. Namun dilain pihak, pelaku tindak pidana juga mempunyai
1

hak

untuk

melakukan

pembelaan sebelum adanya putusan hakim yang memiliki kekuatan tetap dan pasti. Adanya bentuk pembelaan tersebut dapat diajukan terdakwa pada peradilan pidana sebagai salah satu pertimbangan hakim dalam memutuskan suatu perkara pidana. Putusan hakim dalam peradilan pidana terkadang menimbulkan suatu kepuasan dan ketidakpuasan bagi para pihak, baik bagi (pelaku) terdakwa maupun jaksa penuntut umum yang mewakili kepentingan korban.1 Adapun contoh kasus yang diungkap dengan putusan hakim yang memutuskan perkara tindak pidana tersebut lebih berat dari adanya tuntutan jaksa penuntut umum yaitu putusan Pengadilan Negeri Surabaya nomor : 3295/Pid.B/2010/PN.SBY mengenai kasus penggelapan dalam jabatan yang dilakukan oleh Sunyoto alias subur bin supardi yang menjabat selaku kepala sales UD. Markisa Surabaya dimana Sunyoto alias subur bin supardi menggunakan uang hasil penjualan perhiasan emas dengan memanfaatkan kedudukan atau jabatannya. Dalam kasus penggelapan dalam jabatan tersebut telah dijatuhkan hukuman pidana penjara selama 2 (dua) tahun 6 (enam) bulan terhadap terdakwa Sunyoto alias subur bin supardi. Dengan membaca adanya putusan Pengadilan Negeri Surabaya Nomor : 3295/Pid.B/2010/PN.SBY pada tanggal 25 Februari 2011 yang amar lengkapnya sebagai berikut : 1. Menyatakan terdakwa Sunyoto alias subur bin supardi terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana penggelapan dalam jabatan yang dilakukan oleh sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 374 KUHPidana; 2. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa sunyoto alias subur bin supardi oleh karena itu dengan pidana penjara selama 2 (dua) tahun 6 (enam) bulan.
1

Waluyadi, Pengetahuan Dasar Hukum Acara Pidana, Mandar Maju, Bandung, 1999, hlm. 13.

Sunyoto alias subur bin supardi dalam putusan majelis hakim tersebut, tidak mengajukan adanya keberatan atas putusan Pengadilan Negeri Surabaya tersebut dan tidak mengajukan adanya upaya banding. Memperhatikan uraian putusan Pengadilan Negeri Surabaya tersebut, Sunyoto alias subur bin supardi selaku kepala sales dalam menjalankan kepegurusannya dalam UD. Markisa merugikan perusahaan cukup banyak. Berdasarkan uraian sebagaimana tersebut diatas, maka yang dapat dipermasalahkan adalah : Bagaimana ketepatan putusan hakim dalam menjatuhkan pidana perkara penggelapan dalam jabatan lebih berat dari tuntutan jaksa penuntut umum ? B. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui alasan-alasan majelis hakim dalam

menjatuhkan perkara pidana penggelapan dalam jabatan. 2. Untuk menganalisa putusan yang diberikan majelis hakim terhadap terdakwa kepala sales UD. Markisa Surabaya. C. Manfaat Penulisan Adapun manfaat dalam penulisan skripsi ini diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis

a. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang hukum pidana, khususnya hukum acara pidana yang menyangkut putusan hakim pada peradilan pidana.

b. Serta dapat memberikan masukan kepada masyarakat, lembaga pemerintah, aparat penegak hukum tentang eksistensi Undang-Undang. 2. Manfaat Praktis

a. Dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran dalam mengatasi kejahatan penggelapan dalam jabatan. b. Dapat dijadikan sebagai pedoman serta bahan rujukan bagi rekan-rekan mahasiswa, masyarakat, praktisi hukum adanya tindak pidana penggelapan dalam jabatan c. Dapat memberi masukan bagi pemerintah, aparat penegak hukum dan masyarakat dalam tentang hal-hal kasus yang tindak harus pidana diperhatikan menghadapi

penggelapan dalam jabatan ini.


D. Metode Penelitian

a. Pendekatan masalah Penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif yaitu pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kasus (case approach). Pendekatan tersebut dilakukan dengan telaah terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan isu yang dihadapi yang telah menjadi putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan tetap.2 Dalam menggunakan pendekatan kasus, yang perlu dipahami oleh peneliti adalah ratio decidendy, yaitu alasan hukum yang digunakan hakim untuk sampai kepada putusannya.3

2 3

Peter,mahmud. Penelitian Hukum. 2005.Jakarta: kencana.hal 94 Ibid.

BAB II PEMBAHASAN FAKTA-FAKTA HUKUM

A. Fakta-Fakta Hukum Kasus Penggelapan Dalam Jabatan.

Didalam mengungkap fakta-fakta hukum dalam suatu tindak pidana adalah merupakan proses penegakan hukum yang tidak dapat dianggap sederhana dan mudah. Para penegak hukum dihadapkan pada suatu tindak pidana yang dimana tingkat pembuktiannya sangat komplek dan sulit, dan tidak mustahil produk putusan pengadilannya nanti akan berakibat keliru ataupun tidak tepat. Fakta-fakta hukum adalah merupakan suatu fakta yang peristiwa yang sesuai dengan ketentuan hukum yang telah diuji kebenarannya dan telah memenuhi batas batas minimal pembuktian. Sunyoto alias subur bin supardi adalah seorang yang mempunyai jabatan atau kedudukan sebagai kepala sales serta merangkap sebagai sales pada UD. Markisa Surabaya dan yang bertindak untuk melakukan sebuah pengecekan atas uang hasil penjualan perhiasan emas adalah Ruky suswati, SE dan Aranilah. Sunyoto alias subur bin supardi adalah seorang kepala sales yang mempunyai tugas untuk memesan perhiasan emas kepada pabrik-pabrik, sedangkan sebagai kepala sales Sunyoto alias subur bin supardi mempunyai tugas untuk menjual perhiasan emas kepada toko-toko langganannya serta menerima uang hasil dari penjualan perhiasan emas dari toko-toko pelanggan UD. Markisa Surabaya tersebut.

Sunyoto alias subur bin supardi telah menjabat selaku kepala sales dan merangkap sebagai sales sejak awal tahun 1990 di perusahaan UD. Markisa Surabaya kepunyaan Nyo luki sutiono, dimana UD. Markisa tersebut merupakan sebuah perusahaan yang bergerak didalam bidang penjualan perhiasan emas, sedangkan tugas dari Sunyoto alias bin supardi adalah memesan perhiasan emas, menjual perhiasan emas, dan menerima pembayaran dari para pelangganpelanggan toko serta bertanggung jawab kepada Ruky suswati dan Aranilah atas pengecekan hasil uang penjualan perhiasan emas. Sunyoto alias subur bin supardi telah menerima pembayaran uang titipan secara bertahap dari toko emas sinar mulia yang jumlahnya kurang lebih Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) atas penjualan barang berupa perhiasan emas. Lalu menerima pembayaran dari Lie paulus stephanus selaku pemilik dari toko joko emas sumber baru yang jumlahnya kurang lebih Rp. 56.000.000,- (lima puluh enam juta rupiah). Kemudian menerima pembayaran kembali dari Soeryaningsih selaku pemilik dari toko emas apollo yang jumlahnya kurang lebih Rp. 42.000.000,- (empat puluh dua juta rupiah) atas penjualan barang perhiasan antara lain berupa gelang, cincin, serta kalung liontin.4 Berikutnya menerima pembayaran dari David cahyono selaku pemilik dari toko emas tiga bintang sejumlah kurang lebih Rp. 35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah) atas penjualan barang perhiasan berupa gelang, cincin, serta kalung liontin.5 Serta dari pelanggan-pelanggan lainnya yaitu toko juwita lombok Nusa Tenggara Timur kurang lebih sejumlah Rp.732.441.000,- (tujuh ratus tiga puluh dua juta empat ratus empat puluh satu rupiah). Dengan diterimanya pembayaran uang dari hasil penjualan perhiasan emas tersebut, ternyata sunyoto alias subur bin supardi tidak melaporkan dan menyerahkan kepada perusahaan UD. Markisa
4 5

. .

Surabaya serta kepada Ruky suswati, SE serta Aranilah yang bertugas mengecek hasil penjualan perhiasan emas keperusahaan yang kemudian dicatat kedalam buku pemasukan atas adanya hasil stock oknam. Serta adanya uang hasil penjualan emas tersebut telah dipergunakan oleh Sunyoto alias bin supardi untuk membayar hutang dan memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Akibat dari adanya uang hasil penjualan perhiasan emas yang tidak disetorkan oleh Sunyoto alias subur bin supardi, UD. Markisa Surabaya mengalami kerugian sejumlah Rp.1.418.985.000,- (satu milyar empat ratus delapan belas juta sembilan ratus delapan puluh lima ribu rupiah). Kemudian pihak dari Nyo luki sutiono selaku pemilik UD. Markisa Surabaya menempuh jalur hukum dengan melaporkan Sunyoto alias subur bin supardi kepada pihak kepolisian. Pihak kepolisian yang menerima laporan kemudian segera menangkap Sunyoto alias subur bin supardi dan kemudian melakukan penyidikan. Hasil penyidikan dapat dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dan kemudian diserahkan kepada jaksa penuntut umum. Jaksa penuntut umum kemudian melimpahkan perkara tersebut kepada Pengadilan Negeri Surabaya disertai dengan dakwaan primer melanggar 374 KUHPidana dan dakwaan subsidair 372 KUHPidana. Berdasarkan fakta-fakta hukum yang ada atau yang ditemukan dari hasil pemeriksaan para saksi-saksi dan keterangan dari terdakwa maka dapat dilakukan pembahasan sebagai berikut : Saksi Ruki suswati, SE mengetahui adanya dugaan penggelapan dalam jabatan tersebut pada saat dilakukannya stok oknam pada tanggal 8 September 2010, 20 September 2010, dan 25 September 2010 setiap hari jumat terhadap barang-barang yang ada pada sales yang berupa perhiasan emas yang kemudian ditimbang dan dicatat beratnya didalam sebuah buku pemasukan hasil stok oknam. Dari

dilakukannya stock oknam tersebut Sunyoto alias subur bin supardi telah menggunakan uang dari penjualan emas atas pesanan toko sehingga mengakibatkan UD. Markisa Surabaya mengalami kerugian sebesar Rp.1.572.785.000,- (satu milyar lima ratus tujuh puluh dua juta tujuh ratus delapan puluh lima ribu rupiah). Saksi Aranilah juga menerangkan mengetahui adanya dugaan penggelapan dalam jabatan sama halnya dengan saksi Ruki suswati, SE yaitu dilakukan dengan mengecek hasil penjualan sales pada setiap hari jumat untuk melakukan stok okname pada barang-barang yang ada disales. Sedangkan saksi Budi mintarja pemilik toko dragon menerangkan pernah membeli barang perhiasan emas kepada sunyoto alias subur bin supardi kemudian ditulis dengan menggunakan nota pembayaran nomor : 003036 yang selanjutnya untuk pembayaran emas murni. Saksi Lie paulus stephanus pemilik Joko emas sumber baru menerangkan bahwa pernah membeli perhiasan emas berupa gelang, cincin, dan kalung liontin kepada Sunyoto alias subur bin supardi seberat 147.371 gram dengan harga sejumlah Rp.56.000.000,-(lima puluh enam juta rupiah). Saksi Soeryaningsih pemilik emas Apollo juga menerangkan sebelum terjadinya permasalahan penggelapan dalam jabatan sering membeli perhiasan emas kepada sunyoto alias subur bin supardi. Perhiasan emas yang telah dibeli oleh Soeryaningsih seberat 108.645 gram sejumlah Rp.42.000.000,- (empat puluh dua juta rupiah). Saksi tidak pernah membeli barang perhiasan emas sesuai nota tanggal 10 Agustus 2010. Sedangkan Sunyoto alias subur bin supardi mengakui pernah memakai uang hasil penjualan dari toko pelanggan untuk bermain judi kurang lebih Rp.400.000.000,-(empat ratus juta rupiah). Pada saat stok

10

oknam uang yang digunakan Sunyoto alias subur bin supardi seharusnya Rp.656.000.000,- (enam ratus lima puluh enam juta rupiah). B. Analisis Yuridis Berdasarkan pembahasan fakta-fakta yang terungkap dalam Pengadilan Negeri Surabaya nomor : 3295/Pid.B/2010/PN.SBY telah tersebut didapat bahwa Sunyoto alias subur bin supardi

melakukan tindak pidana penggelapan dalam jabatan, dengan cara menggunakan uang hasil dari penjualan perhiasan emas sebesar Rp.1.418.985.000,- (satu milyar empat ratus delapan belas juta sembilan ratus delapan puluh lima ribu rupiah). Hal tersebut Sunyoto alias subur bin supardi lakukan dengan cara menggunakan tagihan dari toko-toko yang memesan barang kepadanya. Uang hasil penjualan perhiasan emas yang seharusnya disetorkan dan dilaporkan kepada perusahaan akan tetapi pada kenyataannya malah digunakan untuk menutupi kekurangan pembayaran perhiasan emas pada saat harga emas menjadi melambung dan digunakan untuk membayar hutang serta bermain judi bola tanpa sepengetahuan dari perusahaan UD. Markisa dan Ruky Suswati, SE serta Aranilah selaku saksi yang melakukan pengecekan terhadap hasil penjualan perhiasan emas. Adapun unsur penggelapan dengan pemberatan dalam pasal 374 KUHPidana yang unsur-unsur pokok penggelapan terdapat dalam pasal 372 KUHPidana sesuai yang didakwakan oleh jaksa penuntut umum adalah : Pasal 374 KUHPidana. Unsur-unsur adalah sebagai berikut : 1. Penggelapan;

11

2. Yang

dilakukan

oleh

orang

yang

memegang

barang

itu

berhubungan dengan pekerjaannya atau jabatannya. Pasal 372 KUHPidana (bentuk pokok penggelapan) Unsur obyektif : 1. Barang siapa Berdasarkan fakta-fakta yang telah terungkap dalam persidangan yaitu Sunyoto alias subur bin supardi berdasarkan keterangan saksi-saksi sebagai berikut : Keterangan saksi Darsono, saksi Ruki suswati SE, Saksi Aranilah bahwa yang melakukan tindak pidana penggelapan dalam jabatan adalah Sunyoto alias subur bin supardi. Sunyoto alias subur bin supardi dianggap telah dewasa dan mampu untuk mempertanggungjawabkan perbuatan tersebut. 2. Memiliki dengan melawan hak Berdasarkan keterangan saksi-saksi dan tersangka serta bukti adalah dimana Sunyoto alias subur bin supardi, telah memiliki dengan melawan hak atas sesuatu barang berupa uang hasil penjualan perhiasan emas sebesar Rp.1.572.785.000,- (satu milyar lima ratus tujuh puluh dua juta tujuh ratus delapan puluh lima ribu rupiah) dimana uang tersebut digunakan Sunyoto alias subur bin supardi untuk membayar hutang dan untuk keperluan sehari-hari tanpa melaporkan dan menyetorkan kepada perusahaan dan tanpa sepengetahuan pemilik perusahaan, Ruki suswati, SE, serta Aranilah selaku yang melakukan pengecekan atas hasil penjualan perhiasan emas. 3. Sesuatu barang yang sama sekali atau sebagiannya termasuk kepunyaan orang lain

12

Dari keterangan saksi-saksi Ruki suswati, SE dan Aranilah melakukan stock oknam pada tanggal 8 September 2010 dan 25 September 2010 terjadi kekurangan emas per gramnya yang jumlah seluruhnya berjumlah Rp.1.572.785.000,- (satu milyar lima ratus tujuh puluh dua juta tujuh ratus delapan puluh lima ribu rupiah) adalah bukan milik Sunyoto alias subur bin supardi tetapi milik UD. Markisa. 4. Barang itu ada dalam tangannya bukan karena kejahatan Sunyoto alias subur bin supardi adalah selaku sebagai sales dalam UD. Markisa Surabaya yang mempunyai tugas mengambil emas dari toko-toko pelanggan. Dimana barang berupa perhiasan emas berada didalam kekuasaannya dan hasilnya berupa uang sebanyak Rp.1.572.785.000,- (satu milyar lima ratus tujuh puluh dua juta tujuh ratus delapan puluh lima ribu rupiah).

Unsur Subjektif 1. Unsur dengan sengaja Terdakwa Sunyoto alias subur bin supardi dengan sengaja telah menggunakan uang milik perusahaan UD. Markisa Surabaya sebesar Rp.1.572.785.000,- (satu milyar lima ratus tujuh puluh dua juta tujuh ratus delapan puluh lima ribu rupiah) untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dan membayar hutang. Berdasarkan uraian fakta tersebut diatas, dalam dakwaannya jaksa penuntut umum menggunakan dakwaan yang pertama dimana berdasarkan hasil penyidikan dan keterangan dari saksi-saksi serta

13

pengakuan dari terdakwa, telah terbukti terdakwa Sunyoto alias subur bin supardi bersalah melakukan penggelapan dalam jabatan yang sesuai didakwakan dalam pasal 374 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang berbunyi : Penggelapan yang dilakukan oleh orang yang penguasaannya terhadap barang itu berhubung dengan pekerjaannya atau jabatannya atau karena ia mendapat upah uang untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun Kemudian jaksa penuntut umum pada kejaksaan nomor : PDM-/Ep.1/2010, tertanggal pada 30 Desember 2010 Negeri Surabaya menuntut agar terdakwa Sunyoto alias subur bin supardi dengan menjatuhkan pidana penjara selama 2 (dua) tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dengan tetap ditahan karena perbuatan penggelapan dalam jabatan. Terdakwa Sunyoto alias subur bin supardi adalah seorang kepala sales dan merangkap sebagai sales memiliki tugas memesan perhiasan emas kepada pabrik-pabrik yang seharusnya dapat dijalankan dengan baik tetapi malah menggunakan uang hasil penjualan perhiasan emas dengan memanfaatkan kedudukan atau jabatannya. Majelis hakim dalam tindak pidana tersebut menjatuhkan

hukuman pidana lebih berat dari pada penjatuhan pidana yang diberikan jaksa penuntut umum. Majelis hakim menjatuhkan hukuman pidana 2 (dua) tahun 6 (enam) bulan kepada terdakwa Sunyoto alias subur bin supardi. Unsur-unsur yang telah didakwakan tersebut telah terbukti dan terpenuhi dengan rumusan delik.

14

15

You might also like