Professional Documents
Culture Documents
R, maka didapat :
b) Sifat pembagian bilangan berpangkat
Jika a
R, maka :
d) Sifat Perpangkatan pada perkalian bilangan
Jika n adalah bilangan bulat positif dan a , b
R, maka :
'
<
>
n jikam
n jikam
a
a
a
a
m n
n jikam n m
n
m
, 1
,
1
,
a
n
=
nfaktora
xa axaxax...
a
m
. a
n
= a
m + n
(a
m
)
n
= a
mn
(ab)
n
= a
n
b
n
e) Sifat Perpangkatan dari hasil dua bilangan
Jika n adalah bilangan bulat positif dan a , b
R, maka :
3) Pangkat Bulat Negatif dan Pangkat 0
a) Pangkat Bulat Negatif
Secara umum bentuk pangkat bulat negatif adalah jika a
adalah bilangan real a 0 dan n adalah bilangan bulat positif,
maka :
b) Pangkat Nol
Sifat penjumlahan pada bilangan berpangkat a
m
x a
n
=
a
m + n
dapat digunakan untuk menjelaskan arti pangkat nol.
1) Jika m = 0 a
0
x a
n
= a
0 + n
= a
n
c) Pada sifat pembagian bilangan berpangkat, untuk m
= n dapat dibuktikan :
) 0 ( ,
0
a a a
a
a
a
a
n m
n
n
n
m
dan ) 0 ( , 1 a
a
a
n
n
Berdasarkan a dan b, maka dapat disimpulkan bahwa :
Untuk setiap a bilangan real dan a 0, maka berlaku a
0
= 1
b. Bentuk Akar
1. Pengertian Bilangan Rasional dan Irasional
Bilangan rasional merupakan dasar dari pembahasan
bilangan irasional terutama pada bentuk akar. Bilangan rasional
n
n
n
b
a
b
a
,
_
n
n n
n
a
a
dan
a
a
1 1
a
0
= 1, untuk a 0
adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai pecahan
b
a
dengan
a dan b adalah bilangan bulat dan b 0 dan dapat juga dinyatakan
dalam bentuk desimal berulang. Bilangan irasional adalah bilangan
yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan
b
a
, a dan b
bilangan bulat dengan b 0 atau merupakan desimal tidak
berulang.
2. Pengertian Bentuk Akar
Bentuk akar adalah akar bilangan yang bukan bilangan
rasional. Kita dapat menentukan dengan tepat nilai akar kuadrat
dari suatu bilangan yang dinyatakan dengan 9 , 25 , 01 , 0 dan
81 , 0 tetapi bilangan yang dinyatakan dengan
2
, 3 , 5 dan
31 disebut bentuk akar, karena bilangan bilangan tersebut tidak
dapat dinyatakan dengan
b
a
, a dan b bilangan bulat dengan b 0.
3. Menyederhanakan Bentuk Akar
Bentuk akar p dapat disederhanakan jika p dapat
dinyatakan dengan faktor faktor yang memuat bilangan kuadrat
sempurna. Untuk menyederhanakan bentuk akar digunakan sifat
ab b x a
4. Operasi Hitung Bentuk Akar
a) Operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk akar hanya
dapat dilakukan jika bentuk akarnya sejenis.
b) Operasi perkalian dan pembagian bentuk akar hanya dapat
dilakukan jika bentuk akar tersebut sama. Apabila bentuk akar
( )
( ) b b a b c b a
b c a b c b a
+ +
belum sama, harus dibuat senama terlebih dahulu. Untuk
menemukan hasil kali dan hasil bagi dari bentuk bentuk akar,
digunakan sifat sifat :
Jika akarnya senama
Jika akarnya tidak senama
5. Merasionalkan Penyebut Pecahan Bentuk Akar
a) Pecahan Bentuk
b
a
Untuk merasionalkan pecahan bentuk
b
a
adalah
dengan cara mengalikan pembilang dan penyebut oleh b ,
sehingga diperoleh penyebut rasional.
b) Pecahan Bentuk
c b
a
t
Cara merasionalkan pecahan bentuk
c b
a
t
adalah
dengan mengalikan penyebut dan pembilang dengan sekawan
dari penyebut.
b
a
b
a
bd ac d xc b a
axb b a
+
mn
m
n
n
m
mn m n n m
b
a
b
a
b a b x a
c) Pecahan bentuk
c b
a
t
Cara merasionalkan bentuk
c b
a
t
adalah dengan
mengalikan pembilang dan penyebut dengan sekawan dari
penyebutnya.
c. Pangkat Pecahan (Rsional)
1. Bentuk
n
a
1
Jika a adalah bilangan real dan n adalah bilangan asli n 2, maka :
2. Pangkat Pecahan
n
m
a
Jika a bilangan real, m bilangan bulat, n bilangan asli dan n
2,
n
a adalah bilangan real dan
n
a 0, maka
3. Sifat sifat Pangkat Rasional
Sifat sifat bilangan yang berlaku pada pangkat bulat juga
berlaku pada pangkat rasional. Untuk a, b bilangan real dengan a, b
0 dan m, n bilangan rasional, maka berlaku
n
n
a a
1
n m
n
m
a a
1.
n m n m
a xa a
+
2.
n m n m
a a a
:
3.
( )
mn
n
m
a a
4. ( )
m m m
xb a axb
5.
m
m
m
b
a
b
a
,
_
6.
m
m
a
a
1
d. Logaritma
1. Definisi Logaritma
Logaritma suatu bilangan b dengan bilangan pokok a
(ditulis
a
log b) adalah eksponen bilangan berpangkat yang
menghasilkan b jika a dipangkatkan dengan eksponen itu.
Logaritma merupakan invers dari perpangkatan
Dimana :
a = disebut bilangan pokok, a > 0 dan a 1
b = disebut numerus, b > 0
n = hasil logaritma
2. Sifat sifat Logaritma
Sifat sifat logaritma diantaranya sebagai berikut :
n a
a b n b log
1. c b bxc
a a a
log log ) log( +
2.
c b
c
b
a a a
log log log
,
_
3. b nx b
a n a
log log
4.
a
b dan
a
b
b
p
a
p
p
a
log
1
log
log
log
log
5. b x
m
n
b
a n a
m
log log
6. d d cx bx
a c b a
log log log log
7. b a
b a
log
I. KERANGKA BERPIKIR
Pembelajaran matematika yang terjadi masih banyak didominasi oleh
adanya pembelajaran konvensional sehingga siswa cenderung pasif, monoton
dan kurang menarik bagi siswa. Pada saat guru menyampaikan materi
pelajaran, pada dasarnya siswa dapat mengikuti materi yang diberikan guru.
Namun pada saat guru memberikan soal atau latihan yang berbeda dari bentuk
soal yang sebelumnya mereka cenderung belum dapat menentukan strategi
penyelesaian. Selain itu, mengingat bahwa siswa adalah unsur pokok dalam
pembelajaran, maka siswalah yang harus menerima dan mencapai berbagai
informasi pengajaran yang pada akhirnya dapat mengubah tingkah lakunya
sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu, maka siswa harus dijadikan sebagai
sumber pertimbangan di dalam pemilihan sumber pengajaran
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok Bentuk
Pangkat, Akar, dan logaritma maka perlu dipilih model pembelajaran yang
tepat. Pemilihan model pembelajaran tersebut dapat menambah minat dan
motivasi siswa sekaligus menciptakan interaksi dan kerjasama yang cukup
baik antara siswa dengan siswa dalam materi pokok Bentuk Pangkat, Akar,
dan logaritma.
Berpangkal dari hal tersebut di atas, maka perlu diterapkan suatu
pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan siswa dalam
menyelesaikan masalah yaitu dengan model pembelajaran Problem Solving
(pemecahan masalah) dengan pendekatan Deduktif untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
J. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis
tindakan yang diajukan adalah : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM SOLVING (PEMECAHAN MASALAH ) DENGAN
PENDEKATAN DEDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR POKOK BAHASAN BENTUK PANGKAT , AKAR, DAN
LOGARITMA BAGI SISWA KELAS X SEMESTER I MA NAHDLATUL
ULAMA MRANGGEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013.
K. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini pada dasarnya merupakan penelitian tindakan kelas.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action
research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelas.
2. Subyek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasyah Aliyah
Nahdlatul Ulama Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas X dan guru matetamika yang mengajar
dikelas tersebut.
3. Variabel Penelitian
Variabel merupakan faktor yang sangat penting dalam penelitian
untuk menjawab permasalahan yang ada. Dalam penelitian ini ada
beberapa faktor yang diteliti diantaranya :
a. Variabel Siswa : dari segi efektivnya yaitu kemampuan
siswa dalam belajar mandiri, kerjasama dengan orang lain,
menyampaikan pendapatnya dan berdiskusi, sedang dari segi kognitif
yaitu kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah.
b. Variabel Guru : melihat cara guru membauat rencana
pembelajaran dan bagaimana pelaksanaannya di dalam kelas.
4. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan untuk tiga siklus yaitu
siklus I, siklus II, dan siklus III. Masing-masing siklus terdiri dari empat
tahap yaitu perencanaan, implementasi (tindakan), pengamatan
(observasi), dan refleksi.
Siklus I
a. Perencanaan
1) Membuat rencana pembelajaran yang berisi tentang materi
bahan ajar yang harus dipelajari siswa secara mandiri dirangkum,
kemudian didiskusikan dengan kelompok. Siswa sebagai wakil
kelompoknya menjelaskan / menyajikan materi pelajaran di depan
kelas. Siswa yang ditunjuk guru berdasarkan yang dilihat dari
keseharianya siswa ini dianggap pandai dan menguasai materi.
2) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah pokok bahasan
bentuk pangkat, akar, dan logaritma.
3) Membuat kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang
siswa dengan memperhatikan penyebaran kemampuan siswa.
4) Menyusun soal tes Siklus I.
5) Menyusun angket untuk siswa dan lembar observasi.
Angket untuk siswa ini berisi tentang tanggapan siswa selama
pembelajaran. Lembar observasi berisi tentang lembar observasi
dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) dan lembar observasi
kinerja guru.
b. Tindakan
Rencana tindakan yang akan dilakukan pada siklus I adalah
sebagai berikut :
1) Pada pertemuan sebelumnya guru memberikan materi sub
pokok bahasan bentuk pangkat, akar, dan logaritma yang harus
dipelajari siswa secara mandiri, dirangkum kemudian membuat
pertanyaan yang berkaitan dengan materi secara kelompok dan di
diskusikan dengan kelompoknya.
2) Sehari sebelum pembelajaran di mulai guru mengoreksi
hasil pekerjaan siswa tentang tugas merangkum dan menjawab
pertanyaan / soal yang berkaitan dengan materi bentuk pangkat,
akar dan logaritma. Selanjutnya mencatat sejumlah kelompok yang
benar secara meyakinkan.
3) Pada saat pembelajaran berlangsung, guru menyampaikan
tujuan pembelajaran. Menyampaikan model pembelajaran yang
digunakan, tanya jawab guru kepada siswa mengarah pada materi.
4) Berdasarkan hasil koreksi yang diperoleh guru dan
menentukan kelompok siswa yang benar serta menentukan siswa
untuk ditunjuk di depan. Guru menyuruh salah satu siswa untuk
menjelaskan sebagai wakil dari kelompoknya.
5) Siswa yang ditunjuk sebagai wakil dari kelompoknya
menjelaskan materi didepan kelas.
6) Siswa penyaji melakukan diskusi, tanya jawab dan
menyelesaikan pemecahan masalah dengan kelompok lain tentang
materi yang disajikan didepan kelas.
7) Guru memberikan usulan / penegasan / penjelasan tentang
materi yang disajikan / dijelaskan oleh siswa penyaji.
8) Dengan tanya jawab dan menyelesaikan pemecahan
masalah, guru mengungkapkan kembali pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran. Hal ini untuk melihat pemahaman siswa
terntang materi yang telah disajikan oleh temannya.
9) Guru memberikan soal untuk dikerjakan tentang materi
yang telah disajikan oleh temannya.
10) Guru memberikan materi pokok bentuk pangkat, akar, dan
logaritma yang harus dipelajari siswa secara mandiri dirangkum
kemudian membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi
secara kelompok dan pemecahan masalah yang didiskusikan
dengan kelompoknya yang harus disajikan siswa pada pertemuan
berikutnya.
c.Pengamatan
Pengamatan pada siklus I meliputi pengamatan selama
pembelajaran berupa lembar observasi dalam kegiatan belajar
mengajar (KBM) dan pengamatan berupa lembar observasi guru.
Adapun masing masing pengamatan akan disajikan sebagai berikut :
1) Observasi Dalam Pembelajaran
Observasi yang dilakukan selama pembelajaran yang di
amati adalah keaktifan siswa dalam kelompoknya. Hubungan
antara siswa dengan kelompoknya, kemampuan siswa dalam
mengemukakan pendapat, kemampuan siswa dalam menyanggah
pendapat orang lain dan kemampuan siswa dalam menarik
kesimpulan. Selain itu juga pengamatan terhadap siswa yang
dikerjakan bersama kelompoknya. Pengamatan siswa penyaji di
depan kelas dalam menyajikan materi.
2) Observasi Kinerja Guru
Observasi Kinerja Guru berdasar atas kemampuan guru
dalam mengajar seperti memotivasi siswa, menciptakan suasana
aktif belajar, penguasaan materi, membimbing dan menanggapi
siswa dalam menyelesaian permasalahan saat diskusi, penekanan
pada materi penting. Pengamatan terhadap kegiatan siswa,
kesesuaian soal terhadap topik, membimbing siswa dalam menarik
kesimpulan.
d. Refleksi
Mendiskusikan hasil pengamatan untuk perbaikan pada
pelaksanaan Siklus II. Adapun yang perlu diperbaiki pada Siklus II
yaitu keaktifan siswa dalam pemecahan masalah dengan berdiskusi,
bertanya dan mengemukakan kemampuan siswa dalam menarik
kesimpulan.
Siklus II
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan ulang yaitu :
1) Permasalahan didefinisikan dan masalah dirumuskan kemudian
pokok bahasan pangkat, akar, dan logaritma.
2) Susunan kelompok tetap seperti siklus I. Berdasarkan
pertimbangan kemampuan siswa dan kelompoknya, kecocokan dan
kedekatan rumah maka tidak perlu diganti dan dirasakan masih
efektif.
3) Membuat rencana pembelajaran siklus II pada akhir kegiatan.
Rencana pembelajaran berisi tentang bahan ajar yang harus
dipelajari siswa secara mandiri, dirangkum kemudian di diskusikan
dengan kelompoknya. Siswa sebagai wakil kelompoknya
menjelaska / menyajikan materi pelajaran didepan kelas. Siswa
yang ditunjuk guru berdasarkan pengamatan yang dilihat dari
keseharian siswa serta dianggap menguasai materi.
4) Menyusun soal tes Siklus II
5) Menyusun angket untuk siswa dan lembar observasi. Angket
untuk siswa ini berisi tentang tanggapan siswa selama
pembelajaran. Lembar observasi berisi tentang lembar observasi
dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) dan lembar observasi
kinerja guru.
b. Tindakan
Tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut :
1) Pada pertemuan sebelumnya guru memberikan materi sub
pokok bahasan bentuk pangkat, akar, dan logaritma yang harus
dipelajari siswa secara mandiri, dirangkum kemudian membuat
pertanyaan yang berkaitan dengan materi secara kelompok dan di
diskusikan dengan kelompoknya.
2) Sehari sebelum pembelajaran di mulai guru mengoreksi hasil
pekerjaan siswa tentang tugas merangkum dan menjawab
pertanyaan / soal yang berkaitan dengan materi bentuk pangkat,
akar dan logaritma. Selanjutnya mencatat sejumlah kelompok yang
benar secara meyakinkan.
3) Pada saat pembelajaran berlangsung, guru menyampaikan
tujuan pembelajaran. Menyampaikan model pembelajaran yang
digunakan, tanya jawab guru kepada siswa mengarah pada materi.
4) Berdasarkan hasil koreksi yang diperoleh guru dan menentukan
kelompok siswa yang benar serta menentukan siswa untuk ditunjuk
di depan. Guru menyuruh salah satu siswa untuk menjelaskan
sebagai wakil dari kelompoknya.
5) Siswa yang ditunjuk sebagai wakil dari kelompoknya
menjelaskan materi didepan kelas.
6) Siswa penyaji melakukan diskusi, tanya jawab dan
menyelesaikan pemecahan masalah dengan kelompok lain tentang
materi yang disajikan didepan kelas.
7) Guru memberikan usulan / penegasan / penjelasan tentang
materi yang disajikan / dijelaskan oleh siswa penyaji.
8) Dengan tanya jawab dan menyelesaikan pemecahan masalah,
guru mengungkapkan kembali pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran. Hal ini untuk melihat pemahaman siswa terntang materi
yang telah disajikan oleh temannya.
9) Guru memberikan soal tes secara individual untuk dikerjakan,
tentang materi bentuk pangkat, akar, dan logaritma yang baru
dibahas.
c. Observasi
Observasi pada Siklus II meliputi selama pembelajaran dan
observasi kinerja guru. Adapun masing masing observasi akan
dijelaskan sebagai berikut :
1) Observasi Dalam Pembelajaran
Observasi yang dilakukan selama pembelajaran yang di
amati adalah keaktifan siswa dalam kelompoknya. Hubungan
antara siswa dengan kelompoknya, kemampuan siswa dalam
mengemukakan pendapat, kemampuan siswa dalam menyanggah
pendapat orang lain dan kemampuan siswa dalam menarik
kesimpulan. Selain itu juga pengamatan terhadap siswa yang
dikerjakan bersama kelompoknya. Pengamatan siswa penyaji
didepan kelas dalam menyajikan materi.
2) Observasi Kinerja Guru
Observasi Kinerja Guru berdasar atas kemampuan guru
dalam mengajar seperti memotivasi siswa, menciptakan suasana
aktif belajar, penguasaan materi, membimbing dan menanggapi
siswa dalam menyelesaian permasalahan saat diskusi, penekanan
pada materi penting.pengamatan terhadap kegiatan siswa,
kesesuaian soal terhadap topik, membimbing siswa dalam menarik
kesimpulan.
d. Refleksi
Mendiskusikan hasil pengamatan untuk perbaikan pada
pelaksanaan Siklus III. Adapun yang perlu diperbaiki pada Siklus III
yaitu keaktifan siswa dalam pemecahan masalah dengan berdiskusi,
bertanya dan mengemukakan kemampuan siswa dalam menarik
kesimpulan.
Siklus III
Perencanaan, pelaksanan, tindakan, observasi refleksi Siklus III
ditentukan oleh hasil refleksi Siklus I dan II.
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan ulang yaitu :
1) Permasalahan didefinisikan dan masalah dirumuskan
kemudian pokok bahasan pangkat, akar, dan logaritma.
2) Susunan kelompok tetap seperti siklus I dan II. Berdasarkan
pertimbangan kemampuan siswa dan kelompoknya, kecocokan dan
kedekatan rumah maka tidak perlu diganti dan dirasakan masih
efektif.
3) Membuat rencana pembelajaran siklus III pada akhir
kegiatan. Rencana pembelajaran berisi tentang bahan ajar yang
harus dipelajari siswa secara mandiri, dirangkum kemudian
didiskusikan dengan kelompoknya. Siswa sebagai wakil
kelompoknya menjelaskan / menyajikan materi pelajaran didepan
kelas.Siswa yang ditunjuk guru berdasarkan pengamatan yang
dilihat dari keseharian siswa serta dianggap menguasai materi.
4) Menyusun soal tes Siklus III.
5) Menyusun angket untuk siswa dan lembar observasi.
Angket untuk siswa ini berisi tentang tanggapan siswa selama
pembelajaran. Lembar observasi berisi tentang lembar observasi
dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) dan lembar observasi
kinerja guru.
b. Tindakan
Tindakan yang dilakukan pada siklus III adalah sebagai berikut :
1) Pada pertemuan sebelumnya guru memberikan materi sub
pokok bahasan bentuk pangkat, akar dan logaritma yang harus
dipelajari siswa secara mandiri, dirangkum kemudian membuat
pertanyaan yang berkaitan dengan materi secara kelompok dan di
diskusikan dengan kelompoknya.
2) Sehari sebelum pembelajaran di mulai guru mengoreksi
hasil pekerjaan siswa tentang tugas merangkum dan menjawab
pertanyaan / soal yang berkaitan dengan materi bentuk
pangkat,akar dan logaritma. Selanjutnya mencatat sejumlah
kelompok yang benar secara meyakinkan.
3) Pada saat pembelajaran berlangsung, guru menyampaikan
tujuan pembelajaran. Menyampaikan model pembelajaran yang
digunakan, tanya jawab guru kepada siswa mengarah pada materi.
4) Berdasarkan hasil koreksi yang diperoleh guru dan
menentukan kelompok siswa yang benar serta menentukan siswa
untuk ditunjuk di depan. Guru menyuruh salah satu siswa untuk
menjelaskan sebagai wakil dari kelompoknya.
5) Siswa yang ditunjuk sebagai wakil dari kelompoknya
menjelaskan materi didepan kelas.
6) Siswa penyaji melakukan diskusi, tanya jawab dan
menyelesaikan pemecahan masalah dengan kelompok lain tentang
materi yang disajikan didepan kelas.
7) Guru memberikan usulan / penegasan / penjelasan tentang
materi yang disajikan / dijelaskan oleh siswa penyaji.
8) Dengan tanya jawab dan menyelesaikan pemecahan
masalah, guru mengungkapkan kembali pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran. Hal ini untuk melihat pemahaman siswa
terntang materi yang telah disajikan oleh temannya.
9) Guru memberikan soal tes secara individual untuk
dikerjakan, tentang materi bentuk pangkat, akar, dan logaritma
yang baru dibahas.
c. Observasi
Observasi pada Siklus III meliputi selama pembelajaran dan
observasi kinerja guru. Adapun masing masing observasi akan
dijelaskan sebagai berikut :
1) Observasi Dalam Pembelajaran
Observasi yang dilakukan selama pembelajaran yang di
amati adalah keaktifan siswa dalam kelompoknya. Hubungan
antara siswa dengan kelompoknya, kemampuan siswa dalam
mengemukakan pendapat, kemampuan siswa dalam menyanggah
pendapat orang lain dan kemampuan siswa dalam menarik
kesimpulan. Selain itu juga pengamatan terhadap siswa yang
dikerjakan bersama kelompoknya. Pengamatan siswa penyaji
didepan kelas dalam menyajikan materi.
2) Observasi Kinerja Guru
Observasi Kinerja Guru berdasar atas kemampuan guru
dalam mengajar seperti memotivasi siswa, menciptakan suasana
aktif belajar, penguasaan materi, membimbing dan menanggapi
siswa dalam menyelesaian permasalahan saat diskusi, penekanan
pada materi penting. Pengamatan terhadap kegiatan siswa,
kesesuaian soal terhadap topik, membimbing siswa dalam menarik
kesimpulan.
d. Refleksi
Refleksi Siklus III dilakukan dengan melihat catatan hasil
observasi dan hasil tes siswa dalam pembelajaran Siklus III.
L. DATA DAN CARA PENGAMBILANNYA
1. Sumber dan Jenis Data
a. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru, dan peneliti.
b. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.
2. Cara Pengambilan Data
a. Metode tes
Metode ini digunakan untuk mengambil data tentang prestasi
belajar siswa materi pokok bahasan Bentuk Pangkat, Akar, dan
Logaritma.
b. Metode observasi
Metode ini digunakan untuk mengambil data tentang situasi
pembelajaran pada saat dilaksanakannya tindakan yang diambil dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat oleh peneliti.
c. Metode dokumentasi
Metode ini digunakan untuk memperoleh data data siswa
kelas X MA Nahdlatul Ulama Mranggen Demak yang berupa daftar
nama siswa yang akan diteliti serta data-data lain yang diperlukan.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data
adalah sebagai berikut :
a. Tes
Tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
menyelesaikan masalah. (Arikunto, 2006:150)
b. Lembar Obsevasi
Observasi disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan
pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan
seluruh alat indera. (Arikunto, 2006:156)
4. Uji Instrumen
Instrumen dalam penelitian ini berupa soal tes berbentuk uraian.
Soal tes tersebut adalah tes yang diberikan setelah materi pokok bahasan
tersebut selesai. Prosedur yang akan ditempuh dalam pengadaan instrumen
adalah :
a. Perencanaan, pembuatan kisi-kisi soal.
b. Penulisan butir soal.
c. Penyulingan, yaitu melengkapi instrument dengan petunjuk dan
kunci jawaban.
d. Uji coba.
Soal tes diuji cobakan dahulu dengan melakukan try out di kelas lain.
e. Penganalisaan hasil yaitu menganalisa item soal yang diuji
cobakan.
Penganalisaan hasil ini dilakukan dengan cara mengukur
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembedanya.
1) Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu
instrument yang valid mempunyai validitas tinggi, sebaliknya
instrument yang kurang valid mempunyai validitas rendah.
(Arikunto, 2006:168)
Dalam penelitian ini, untuk menguji validitas butir soal
digunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar,
sebagai berikut :
( )
{ }
( )
{ }
2 2
2 2
( )( )
XY
N XY X Y
r
N X X N Y Y
Keterangan :
XY
r
= koefisien korelasi tiap item
N = banyaknya objek uji coba
X
= jumlah skor item
Y
= jumlah skor total
XY
= jumlah perkalian skor item dengan skor total
2
1
1
1
1
] 1
]
Keterangan :
r
1l
= reliabilitas item
i
2
= Jumlah varians skor tiap-tiap item
t
2
= varians total
n = banyaknya item (Arikunto, 2007:109)
Dengan rumus varians dapat dicari
2
yaitu :
Keterangan :
x = skor tiap butir soal
N = jumlah peserta tes
Kriteria penjumlahan reliabilitas tes yaitu setelah didapat
harga r
1l
kemudian harga r
1l
dikonsultasikan dengan harga r product
moment pada tabel. Jika t
hit
> t
tab
, maka tes yang diuji cobakan
reliabel.
Kriteria penafsiran reliabilitas:
0,800 r
11
< 1,000 = Sangat tinggi
0,600 r
11
< 0,800 = Tinggi
0,400 r
11
< 0,600 = Cukup
0,200 r
11
< 0,400 = Rendah
0,000 r
11
< 0,200 = Sangat rendah
3) Taraf Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk
mempertinggi usaha memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu
sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak
mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar
kemampuannya. (Arikunto, 2007:207)
Menganalisa kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes
dari segi kesulitannya, sehingga diperoleh kategori mudah, sedang,
dan sukar. Untuk mencari tingkat kesukaran soal uraian, digunakan
rumus sebagai berikut :
100%
F
P x
N
Keterangan :
P = Taraf kesukaran
F = Jumlah siswa yang gagal
N = Jumlah seluruh siswa
Untuk menginterprestasikan nilai tingkat kesukaran
itemnya dapat digunakan tolok ukur sebagai berikut :
a) Jika jumlah testi yang gagal mencapai 27% termasuk
mudah.
b) Jika jumlah testi yang gagal antara 28% sampai dengan
72% termasuk sedang.
c) Jika jumlah testi yang gagal mencapai 72% termasuk
sukar.(Arifin, 1991:135)
4) Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)
dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah)
berdasarkan kriteria tertentu. Semakin tinggi nilai daya pembeda
suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan
anak yang pandai dan yang kurang pandai.
Adapun langkah-langkah untuk menghitung daya pembeda
adalah sebagai berikut :
a) Mengurutkan hasil uji coba dari skor tertinggi sampai
skor terendah.
b) Menentukan kelompok atas dan kelompok bawah, yaitu
27 % dari jumlah peserta tes.
c) Menghitung daya pembeda soal dengan menghitung
perbedaan antara rata-rata dari kelompok atas dengan rata- rata
dari kelompok bawah dari tiap-tiap butir soal.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda
soal tes yang berbentuk uraian yaitu sebagai berikut:
1) ni(ni
X X
ML) (MH
t
2
2
2
1
Keterangan :
MH = Rata-rata dari kelompok atas
ML = Rata-rata dari kelompok bawah
X
1
2
= Jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas
X
2
2
= Jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah
ni = 27% N
t = rasio kritis (daya pembeda)
Harga t
hitung
yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga
X
1
2
. Perangkat tes dikatakan signifikan jika harga t
hitung
> t
tabel
dengan taraf kepercayaan 5% dan dk = (n
1
1).(n
2
-1).
(Arifin, 1991:141)
5. Analisis Data
a. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui prestasi belajar dari
kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah materi pokok bahasan
Bentuk Pangkat, Akar, dan Logaritma dan dianalisis dengan cara
menghitung rata-rata nilai dan ketuntasan belajar klasikal. Adapun
rumus yang digunakan adalah :
b. Menghitung nilai rata-rata
Untuk menghitung nilai rata-rata hasil tes secara klasikal dengan
menggunakan rumus rata-rata nilai (Sudjana, 2005:67)
i
x
x
N
Keterangan :
x
= rata-rata nilai
i
x
= jumlah seluruh nilai
N = banyak siswa yang mengikuti tes
c. Menentukan ketuntasan belajar
Menentukan ketuntasan belajar setiap siswa terhadap materi,
baik secara individu maupun klasikal adalah sebagai berikut :
1) Ketuntasan Belajar Individu
Seorang siswa disebut tuntas belajar apabila ia mencapai
skor 85% atau mendapat nilai 85. Dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
Ketuntasan Belajar Individu
100%
jumlah nilai yang diperoleh siswa
x
jumlah nilai maksimal
2) Ketuntasan Belajar Klasikal
Suatu kelas dikatakan tuntas apabila kelas tersebut telah
terdapat 85% yang mencapai daya serap 85%. Untuk
mengetahui ketuntasan belajar klasikal digunakan rumus :
100%
B
P x
N
Keterangan :
P = pencapaian prosentase
B = banyak siswa yang tuntas belajar
N = banyak siswa yang mengikuti tes
d. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa
dan kerjasama siswa dalam kelompok selama mengikuti pembelajaran
matematika. Lembar observasi berupa kolom check list.
1) Kinerja Guru
Untuk mengetahui seberapa kinerja guru dalam
melaksanakan pembelajaran matematika digunakan rumus :
(%) Kinerja Guru = 100%
n
x
N
Keterangan :
n : Skor yang diperoleh guru
N : Jumlah seluruh skor maksimal
% : Tingkat prosentase yang ingin dicapai
Kriteria :
86% - 100% : Kinerja guru sangat baik
76% - 85% : Kinerja guru baik
66% - 75% : Kinerja guru cukup
65% : Kinerja guru kurang
2) Keaktifan
Siswa
Untuk mengetahui data keaktifan siswa dapat digunakan rumus :
(%) Keaktifan Siswa =
n
N
Keterangan :
n : Jumlah skor yang diperoleh
N : Jumlah seluruh skor maksimal
% : Tingkat prosentase yang ingin dicapai
Kriteria :
86% - 100% : Keaktifan siswa sangat tinggi
76%-85% : Keaktifan siswa tinggi
66% - 75% : Keaktifan siswa sedang
65% : Keaktifan siswa kurang
6. Indikator Keberhasilan
Untuk mengetahui meningkatnya kemampuan siswa dalam
menyelesaikan masalah pada materi pokok bahasan bentuk pangkat, akar,
dan logaritma dengan penerapan model pembelajaran problem solving
dengan pendekatan dedukrif, maka ditetapkan indikator keberhasilan
sebagai berikut :
a. Kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran di dalam kelas setelah
diterapkan model pembelajaran problem solving dengan pendekatan
Deduktif dapat meningkat. Dalam hal ini dapat dilihat dari perubahan
perbaikan yang dilakukan oleh guru pada setiap pembelajaran.
Sehingga kesalahan-kesalahan dalam proses pembelajaran dapat
diminimalkan. Guru dapat dikatakan dapat meningkatkan kinerjanya
dalam pembelajaran apabila mencapai persentase keberhasilan 85
%.
b. Keaktifan dan kerjasama siswa di dalam proses pembelajaran
meningkat, serta mampu mempresentasikan hasil diskusinya dengan
baik, dengan persentase keberhasilan 85 %.
c. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah pada materi pokok
bahasan bentuk pangkat, akar, dan logaritma dengan ketuntasan belajar
individu mencapai 85% dan ketuntasan belajar klasikal 85% dari
jumlah siswa yang ada di dalam kelas
M. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk mempermudah pembaca memahami pokok pokok
permasalahan yang ada dalam skripsi ini, maka dalam penulisan skripsi ini
secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi,
dan bagian akhir.
Bagian awal skripsi berisi tentang: halaman judul, halaman
persetujuan, halaman pengesahan, abstraksi, halaman motto dan
persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran dan daftar tabel.
Bagian isi skripsi terdiri dari lima bab, yang masing masing bab
terdiri dari sub bab. Adapun susunannya adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, penegasan
istilah, permasalahan, strategi pemecahan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II Landasan Teori dan Hipotesis, berisi tentang pengertian
belajar, pengertian pembelajaran, ciri ciri belajar, masalah belajar, prestasi
belajar, faktor faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, model
pembelajaran problem solving, pengertian model pembelajaran problem
solving, langkah-langkah pemecahan masalah, kelebihan dan kekurangan
model pembelajaran problem solving, Pendekatan Deduktif, kajian materi
Bentuk Pangkat, Akar, dan Logaritma, kerangka berpikir, dan hipotesis.
Bab III Metode Penelitian, meliputi jenis penelitian, subyek
penelitian, variabel penelitian, rencana tindakan, metode pengumpulan data,
instrumen penelitian, analisis data, uji instrumen dan indikator keberhasilan.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang tahap
persiapan pelaksanaan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, laporan data,
analisa data dan pembahasan.
Bab V Penutup, berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran
dari penulis.
Bagian akhir skripsi, berisi tentang daftar pustaka, lampiran-lampiran
dan tabel.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal. 1991. Evaluasi Instruksional Prinsip-Teknik-Prosedural. Bandung
: Remaja Rosda.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Budiardjo, Setu, dkk. 2005. Matematika SMK Teknologi Industri Tingkat II.
Semarang : PEMKOT Semarang.
Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV. IKIP
Semarang Press.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.
Heryadi, Dedi. 2009. Modul Matematika Untuk SMK Teknologi, Kesehatan, dan
Pertanian Kelas XI. Jakarta: Yudhistira.
Hudoyo, Herman. 1990. Strategi Belajar Matematika. Malang: IKIP Malang.
Kartini, dkk. 2005. Matematika Kelas X untuk SMA dan MA. Klaten: PT. Intan
Pariwara.
K.L. Pepkin. 2004. Dalam http://www.uh.edu/hti/cu/2004/v02/04.html
Purwadarminta. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Sudaryo, dkk. 1991. Strategi Belajar Mengajar I. Semarang: Tim Pengadaan
Buku Pelajaran IKIP Semarang.
Soekamto, Toeti. 1996. Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran. Jakarta:
Depdikbud
Solihatin, Etin dkk,2007. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran
IPS. Jakarta : Bumi Aksara.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Suherman, Erman, dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: JICA.
Suyitno, Amin. 2004. Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika.
Semarang: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.
Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Belajar. Bandung: Rajawali Pers.
Tim MGMP MATEMATIKA SMK PROVINSI JAWA TENGAH. 2009. Modul
Matematika Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kelompok Teknik,
Pertanian, dan Kesehatan Kelas XI. Semarang: Tim MGMP.