You are on page 1of 36

ETIKA DAN KEAMANAN SISTEM INFORMASI

Febrianto Sabirin, S.Kom Program Studi T.I.K STKIP-PGRI

ETIKA DALAM SISTEM INFORMASI

Etika : kepercayaan tentang hal yang benar dan salah atau yang baik dan yang tidak Etika dalam SI dibahas pertama kali oleh Richard Mason (1986), yang mencakup PAPA:
1. 2.

3.
4.

Privasi Akurasi Properti Akses

ETIKA DALAM SISTEM INFORMASI


PRIVASI

menyangkut hak individu untuk mempertahankan informasi pribadi dari pengaksesan oleh orang lain yang memang tidak diberi izin untuk melakukannya Kasus:

Junk mail Manajer pemasaran mengamati e-mail bawahannya Penjualan data akademis

ETIKA DALAM SISTEM INFORMASI


Privasi

dibagi menjadi 2 buah yaitu :

Privasi Fisik : merupakan hak seseorang untuk mencegah seseorang yang tak dikehendaki terhadap waktu, ruang, dan properti (hak milik) Privasi Informasi : merupakan hak individu untuk menentukan kapan, bagaimana dan apa saja informasi pribadi yang ingin dikomunikasikan dengan pihak lain.

Penggunaan

teknologi informasi berkecenderungan membuat pelanggaran terhadap privasi jauh lebih mudah terjadi.

ETIKA DALAM SISTEM INFORMASI


AKURASI,

berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. AKURASI terhadap informasi merupakan faktor yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem informasi Ketidakakurasian informasi dapat menimbulkan hal yang menggangu, merugikan, dan bahkan membahayakan. Data dalam Sistem Informasi menjadi bahan dalam pengambilan keputusan, maka tingkat keakuratannya harus diperhatikan

ETIKA DALAM SISTEM INFORMASI


PROPERTI

bermakna kepemilikan seseorang atau kelompok atas suatu hak eksklusif. Perlindungan terhadap hak PROPERTI yang sedang digalakkan saat ini yaitu yang dikenal dengan sebutan HAKI (hak atas kekayaan intelektual). HAKI biasa diatur melalui hak cipta (copyright), paten, dan rahasia perdagangan (trade secret).

ETIKA DALAM SISTEM INFORMASI


Hak

cipta adalah hak yang dijamin oleh kekuatan hukum yang melarang penduplikasian kekayaan intelektual tanpa seizin pemegangnya Hak seperti ini mudah untuk didapatkan dan diberikan kepada pemegangnya selama masa hidup penciptanya plus 70 tahun.

ETIKA DALAM SISTEM INFORMASI


Paten

merupakan bentuk perlindungan terhadap kekayaan intelektual yang paling sulit didapatkan karena hanya akan diberikan pada penemuan-penemuan inovatif dan sangat berguna. Hukum paten memberikan perlindungan selama 20 tahun.

ETIKA DALAM SISTEM INFORMASI


Hukum

rahasia perdagangan melindungi kekayaan intelektual melalui lisensi atau kontrak. Pada lisensi perangkat lunak, seseorang yang menandatangani kontrak menyetujui untuk tidak menyalin perangkat lunak tersebut untuk diserahkan pada orang lain atau dijual.

ETIKA DALAM SISTEM INFORMASI

Berkaitan dengan dengan kekayaan intelektual, banyak masalah yang belum terpecahkan (Zwass, 1998); Antara lain:

Pada level bagaimana informasi dapat dianggap sebagai properti? Apa yang harus membedakan antara satu produk dengan produk lain? Akankah pekerjaan yang dihasilkan oleh komputer memiliki manusia penciptanya? Jika tidak, lalu hak properti apa yang dilindunginya?

ETIKA DALAM SISTEM INFORMASI

Fokus dari masalah AKSES adalah pada penyediaan akses untuk semua kalangan Teknologi informasi diharapkan malah tidak menjadi halangan dalam melakukan pengaksesan terhadap informasi bagi kelompok orang tertentu, tetapi justru untuk mendukung pengaksesan untuk semua pihak.

KEAMANAN SISTEM INFORMASI


Keamanan

merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian sistem informasi Tujuannya adalah untuk mencegah ancaman terhadap sistem serta untuk mendeteksi dan membetulkan akibat segala kerusakan sistem.

KEAMANAN SISTEM INFORMASI


Sistem keamanan informasi memiliki tiga tujuan yang mendasar : 1. Availability (Ketersediaan) 2. Confidentaiality (Kerahasiaan) 3. Intergrity (Kesatuan) Dalam hal ini meminimalkan resiko harus diimbangi denga biaya yang dikeluarkan untuk tujuan pengamanan ini. Oleh karena itu, biaya pengamanan terhadap keamanan informasi harus wajar.

KEAMANAN SISTEM INFORMASI


Ancaman

terhadap sistem informasi dapat dibagi menjadi dua macam: ancaman aktif dan ancaman pasif Ancaman aktif mencakup kecurangan (Hacking, Cracking, Spionase) dan kejahatan (Pencurian, Pengrusakan). Ancaman pasif mencakup kegagalan sistem, kesalahan manusia, dan bencana alam.

KEAMANAN SISTEM INFORMASI


Macam Ancaman Bencana alam dan politik Kesalahan manusia Contoh Gempa bumi, banjir, kebakaran, perang
Kesalahan pemasukan data, Kesalahan penghapusan data.

Kegagalan perangkat lunak dan perangkat keras Kecurangan dan kejahatan komputer

Gangguan listrik, Kegagalan peralatan Kegagalan fungsi perangkat lunak Penyelewengan aktivitas, Penyalahgunaan kartu kredit, Sabotase, Pengaksesan oleh orang yang tidak berhak Virus, cacing, bom waktu, dll

Program yang jahat

KEAMANAN SISTEM INFORMASI


Bencana

alam merupakan faktor yang tak terduga yang bisa mengancam sistem informasi. Banjir, badai, gempa bumi, kebakaran, dan kejadian tidak terduga lainnya dapat menghancurkan sumber daya pendukung sistem informasi dalam waktu yang singkat. Untuk mengatasi kejadian yang tidak terduga maka diperlukan Rencana Darurat (Emergency Plan) dan Rencana Untuk Mengembalikan Data (Disaster Recovery Plan).

KEAMANAN SISTEM INFORMASI


Kesalahan

pengoperasian sistem oleh manusia juga dapat mengancam keutuhan sistem dan data. Pemasukan data yang salah dapat mengacaukan sistem. Begitu juga penghapusan data dapat mengacaukan sistem. Untuk mengatasi permasalahan ini dapat dilakukan dengan Pembuatan prosedur dalam menginputkan, menghapus data ataupun pembuatan Backup data.

KEAMANAN SISTEM INFORMASI


Kegagalan

Perangkat Lunak dan Perangkat Keras dapat mengakibatkan hilangnya data bahkan kerusakan pada perangkat keras maupun perangkat lunak. Untuk mengatasinya dapat dibuatkan pengamanan perangkat keras dengan bantuan UPS ataupun dapat dengan Stabilizer Tegangan Listrik.

KEAMANAN SISTEM INFORMASI

Metode yang umum digunakan oleh orang dalam melakukan penetrasi terhadap sistem berbasis komputer ada 6 macam (Bodnar dan Hopwood, 1993), yaitu
1.

2.
3. 4. 5. 6.

Pemanipulasian masukan Penggantian program Penggantian berkas secara langsung Pencurian data Sabotase Penyalahgunaan dan pencurian sumber daya komputasi.

KEAMANAN SISTEM INFORMASI


Berbagai

teknik yang digunakan untuk melakukan hacking :


Denial of Service

Teknik ini dilaksanakan dengan cara membuat permintaan yang sangat banyak terhadap suatu situs sehingga sistem menjadi macet dan kemudian dengan mencari kelemahan pada sistem si pelaku melakukan serangan terhadap sistem.

Sniffer

Teknik ini diimplementasikan dengan membuat program yang dapat melacak paket data seseorang ketika paket tersebut melintasi Internet, menangkap password atau menangkap isinya.

Spoofing

Melakukan pemalsuan alamat e-mail atau Web dengan tujuan untuk menjebak pemakai agar memasukkan informasi yang penting seperti password atau nomor kartu kredit

KEAMANAN SISTEM INFORMASI

Penggunaan Kode yang Jahat:


1.

2.

3.

4.

Virus : merupakan penggalan kode yang dapat menggandakan dirinya sendiri dengan cara menyalin kode dan menempelkan ke berkas program yang dapat dieksekusi. Cacing (worm) : merupakan program yang dapat menggandakan dririnya sendiri dan menulari komputer-komputer dalam jaringan. Bom waktu : merupakan program yang beraksi karena dipicu oleh sesuatu kejadian atau setelah selang waktu berlalu. Kuda Trojan : merupakan program yang dirancang agar dapat digunakan untuk menyusup ke dalam sistem.

KEMANAN SISTEM INFORMASI


Penyalahgunaan

dan pencurian sumber daya komputasi merupakan bentuk pemanfaatan secara ilegal terhadap sumber daya komputasi oleh pegawai dalam rangka menjalankan bisnisnya sendiri.

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI

Untuk menjaga keamanan sistem informasi diperlukan pengendalian terhadap sistem informasi Kontrol mencakup:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Kontrol administratif Kontrol pengembangan dan pemeliharaan sistem Kontrol operasi Proteksi terhadap pusat data secara fisik Kontrol perangkat keras Kontrol terhadap akses komputer Kontrol terhadap akses informasi Kontrol terhadap perlindungan terakhir Kontrol aplikasi

KONTROL ADMINISTRATIF

Mempublikasikan kebijakan kontrol yang membuat semua pengendalian sistem informasi dapat dilaksanakan dengan jelas dan benar oleh semua pihak dalam organisasi Prosedur yang bersifat formal dan standar pengoperasian disosialisasikan dan dilaksanakan dengan tegas. Termasuk dalam hal ini adalah proses pengembangan sistem, prosedur untuk backup, pemulihan data, dan manajemen pengarsipan data
Perekrutan pegawai secara berhati-hati, yang diikuti dengan orientasi, pembinaan, dan pelatihan yang diperlukan

KONTROL ADMINISTRATOR

Supervisi terhadap para pegawai. Termasuk pula cara melakukan kontrol kalau pegawai melakukan penyimpangan terhadap yang diharapkan Pemisahan tugas-tugas dalam pekerjaan, dengan tujuan agar tak seorangpun yang dapat menguasai suatu proses yang lengkap. Sebagai contoh, seorang pemrogram harus diusahakan tidak mempunyai akses terhadap data produksi (operasional) agar tidak memberikan kesempatan untuk melakukan kecurangan

KONTROL TERHADAP PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SISTEM


Melibatkan

Auditor sistem, dari masa pengembangan hingga pemeliharaan sistem, untuk memastikan bahwa sistem benar-benar terkendali, termasuk dalam hal otorisasi pemakai sistem Aplikasi dilengkapi dengan audit trail sehingga kronologi transaksi mudah untuk ditelusuri

KONTROL OPERASI

Tujuan agar sistem beroperasi sesuai dengan yang diharapkan Termasuk dalam hal ini:
1.

2.

3.

Pembatasan akses terhadap pusat data. Akses terhadap ruangan yang menjadi pusat data dibatasi sesuai dengan wewenang yang telah ditentukan. Kontrol terhadap personel pengoperasi. Dokumen yang berisikan prosedur-prosedur harus disediakan dan berisi pedoman-pedoman untuk melakukan suatu pekerjaan. Kontrol terhadap peralatan. Kontrol terhadap peralatan perlu dilakukan secara berkala dengan tujuan agar kegagalan peralatan dapat diminimalkan.

KONTROL OPERASI

Termasuk dalam hal ini: 1. Kontrol terhadap penyimpan arsip. Kontrol ini untuk memastikan bahwa setiap data backup yang digunakan untuk pengarsipan telah diberi label dengan benar dan disimpan dengan tata cara yang sesuai. 2. Pengendalian terhadap virus. Untuk mengurangi terjangkitanya virus, administrator sistem harus melakukan Kontrol Preventif, Detektif, dan korektif.

KONTROL OPERASI
Kontrol Preventif Penjelasan Menghindari pemakaian perangkat lunak dari sumber yang belum bisa dipercaya. Menghindari pengambilan berkas yang mengandung makro dari sembarang tempat. Pemasangan Antivirus, dan pengecekan makro ataupun program sebelum digunakan. Menyadarkan pada setiap pemakai untuk waspada terhadap virus. Secara rutin menjalankan program antivirus untuk mendeteksi infeksi virus. Melakukan property dari masing-masing berkas. Memastikan backup pada waktu yang terjadwalkan Rencana Pemulihan dari infeksi virus. Menggunakan antivirus untuk menghilangkan virus.

Detektif

Korektif

PERLINDUNGAN FISIK TERHADAP PUSAT DATA


Faktor

lingkungan yang menyangkut suhu, kebersihan, kelembaban udara, bahaya banjir, dan keamanan fisik ruangan perlu diperhatikan dengan benar Untuk mengantisipasi kegagalan sumber daya listrik, biasa digunakan UPS dan mungkin juga penyediaan generator

KONTROL PERANGKAT KERAS


Untuk

mengantisipasi kegagalan sistem komputer, terkadang organisasi menerapkan sistem komputer yang berbasis fault-tolerant (toleran terhadap kegagalan) Toleransi terhadap kegagalan pada penyimpan eksternal antara lain dilakukan melalui disk mirroring atau disk shadowing, yang menggunakan teknik dengan menulis seluruh data ke dua disk secara paralel

KONTROL AKSES TERHADAP SISTEM KOMPUTER


Setiap

pemakai sistem diberi otorisasi yang berbeda-beda Setiap pemakai dilengkapi dengan nama pemakai dan password Penggunaan teknologi yang lebih canggih menggunakan sifat-sifat biologis manusia yang bersifat unik, seperti sidik jari dan retina mata, sebagai kunci untuk mengakses sistem

KONTROL TERHADAP AKSES INFORMASI


Ada kemungkinan bahwa seseorang yang tak berhak terhadap informasi berhasil membaca informasi tersebut melalui jaringan (dengan menggunakan teknik sniffer). Untuk mengantisipasi keadaan tersebut maka data atau informasi yang dikirimkan harus dikodekan dalam bentuk yang hanya bisa dibaca oleh pihak yang berhak. Studi tentang cara mengubah suatu informasi ke dalam bentuk yang tidak dapat dibaca oleh orang lain dengan istilah kriptografi. Dalam kriptografi teks asli disebut plain text yang akan di kodekan menjadi chiper text. Proses ini dinamakan enkripsi. Sedangkan kebalikannya disebut deskripsi.

KONTROL TERHADAP BENCANA

Rencana darurat (emergency plan) menentukan tindakan-tindakan yang harus dilakukan oleh para pegawai manakala bencana terjadi Rencana cadangan (backup plan) menentukan bagaimana pemrosesan informasi akan dilaksanakan selama masa darurat. Rencana pemulihan (recovery plan) menentukan bagaimana pemrosesan akan dikembalikan ke keadaan seperti aslinya secara lengkap, termasuk mencakup tanggung jawab masing-masing personil Rencana pengujian (test plan) menentukan bagaimana komponen-komponen dalam rencana pemulihan akan diuji atau disimulasikan

KONTROL TERHADAP PERLINDUNGAN TERAKHIR


Rencana pemulihan dari bencana (Disaster Recovery Plan). Asuransi

KONTROL APLIKASI
Masukan : digunakan untuk menjamin keakurasian data, kelengkapan masukan dan validasi terhadap masukan. Keluaran : dilakukan secara manual untuk memastikan bahwa hasil pemrosesan memang sesuai dengan yang diharapkan. Pemrosesan : dilakukan dengan mencantumkan total kontrol. Misalnya total semua transaksi. Basis data : dilakukan dengan backup dan recovery, otorisasi akses, serta memiliki kemampuan rollback dan commit. Telekomunikasi : dilakukan dengan melakukan enkripsi data, dan checksum.

You might also like