You are on page 1of 8

Cangkuang (Pandanus Furcatus)

Pohon Pandan ternyata bermacam-macam jenisnya. Salah satunya adalah Pandanus Furcatus atau yang sering disebut Pandan Antunu (Batak Toba), Pandan Lais (Bangka, Rungku (Palembang), Bangkuwang (Melayu), Pandan Kowang (Jawa) dan Cangkuang (Sunda).

Kerajinan anyaman pandan


25 Mar 2012 Leave a Comment by ragamhandicraftrajapolah in Uncategorized Tags: 2012, bahan baku kerajinan, bordir, cirangkong, dawagung, jual kerajinan rajapolah, kerajinan, Kerajinan anyaman pandan, kerajinan tangan, kerajinan tangan khas rajapolah, khas rajapolah, mendong, pandan, produk kerajinan, rajapolah, rotan, tasikmalaya, termurah kerajinan Kerajinan anyaman adalah kerajinan merangkai dan melipat daun. Untuk kerajinan ini dipakai bahan daunan sejenis pohon palem atau kelapa dan lontar dan jenis daun rumput seperti pandan dan mendong. Meskipun sifat daun tersebut relatif lebih lemah, namun untuk menjadi bahan anyaman yang siap dipakai, terlebih dahulu harus mengalami pengolahan. Cara pengolahannya ialah dengan jalan melepaskan lidi dan urat-urat daun dan selanjutnya menghaluskan. Bahan yang terolah menjadi lentur dan luwes dan siap untuk dilipat dan dirangkai menjadi tikar, karpet, alas makan, tas dan topi yang dalam penyelesaiannya dapat dibentuk dan dijahit. Lontar atau daun pandan setelah diolah dipotong-potong menjadi bagian-bagian sama kemudian dimasak dalam air, dilicinkan dan dijemur. Apabila dikehendaki anyaman dengan pola warna, maka sebagian dari bahan dicelup ke dalam cairan pewarna

REEN BUSINESS KERAJINAN DAUN PANDAN

PELUANG USAHA Selasa, 02 Agustus 2011 | 12:40 oleh Ragil Nugroho GREEN BUSINESS KERAJINAN DAUN PANDAN Wanginya laba kerajinan anyaman berbahan daun pandan

Tak hanya menjadi penambah aroma pada makanan, daun pandan juga bisa jadi bahan baku kerajinan. Setelah dianyam, daun pandan bisa dibentuk aneka jenis kerajinan, seperti tikar, tas, dan keranjang. Kerajinan daun pandan ini juga berprospek cerah. Selain harga bahan baku murah dan mudah didapat, pasarnya sudah meluas hingga ke luar negeri. Daun pandan sudah lama dikenal sebagai penumbuh aroma pada produk makanan, produk kecantikan, hingga produk kesehatan. Namun, saat ini, daun pandan juga bisa digunakan sebagai bahan baku pembuatan tikar, tas, dan berbagai suvenir lainnya. Tentu saja, nilai ekonomis kerajinan pandan ini juga tinggi. Ketersediaan bahan baku untuk usaha ini pun tak susah. Lihat saja, daun pandan gampang dibudidayakan sehingga sangat mudah diperoleh di Indonesia.

Tak percaya? Inilah pengalaman Rianni Herlina, pemilik CV Karya Bunda, salah satu perajin daun pandan. Sejak lima tahun lalu, wanita asal Deli Serdang, Sumatera Utara ini aktif membuat dan menjual aneka kerajinan tangan berupa tikar, tas, keranjang, dompet, sandal, kotak pensil dan kotak tisu dari anyaman pandan.

Dengan mengusung merek Karya Bunda, produk-produk anyaman pandan ini berhasil menembus pasar ekspor. Setiap bulan, Rianni mampu mengumpulkan omzet hingga Rp 40 juta. Bagi wanita berusia 39 tahun ini, keahlian menganyam diperolehnya secara turun-temurun dari keluarga maupun lingkungan tempat tinggalnya. Dari dulu, keluarga Rianni sudah terampil menganyam rotan. Selain itu, sebagian besar perempuan di kampungnya punya pekerjaan sampingan sebagai penganyam.

Meski bukan pelopor kerajinan anyaman pandan, Rianni rajin menggerakkan perempuan di daerahnya untuk memanfaatkan daun pandan. "Saya melihat potensi pasar dengan banyaknya daun pandan di daerah kami," ujarnya.

Membiakkan pandan memang mudah. Pandan bisa tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi. Namun, tanaman pandan yang tumbuh di pinggir pantai memiliki karakteristik daun lebih tebal untuk mengurangi penguapan. Nah, daun pandan yang tebal inilah yang baik dijadikan bahan baku anyaman.

Saat ini, produk anyaman daun pandan yang menjadi andalan Rianni adalah tikar. Rianni menawarkan tiga jenis ukuran tikar, yakni tikar berukuran 1,5 meter x 2 meter dengan harga Rp 125.000. Kemudian tikar berukuran 2 meter x 2 meter yang dibanderol dengan harga Rp 150.000 dan tikar dengan ukuran 3 meter x 3,5 meter senilai Rp 350.000. Tikar pandan ini pun sudah dikirim ke Malaysia dan Singapura. Dalam sebulan, Rianni mampu mengekspor 250 gulung tikar. Tak hanya di dua negara itu. Mulai akhir 2011 ini, Rianni berencana memasok tikarnya secara rutin ke Arab Saudi. Sementara, untuk pasar dalam negeri, biasanya Rianni melempar produknya

ke Jakarta, Bandung, dan Semarang.

Karena ia mengambil napas khas Melayu dalam kerajinan anyaman pandan ini, Rianni pun hanya menggunakan motif-motif Melayu. Bentuk motif Melayu ini antara lain, tiga dara, semut beriring, itik pulang petang dan sapu tangan. Bagi Rianni, usaha ini mendatangkan banyak keuntungan. Selain bisa menjadi mata pencaharian para tetangganya, mereka juga bisa melestarikan kebudayaan Melayu. Sejatinya, anyaman daun pandan tak hanya dari Deli Serdang saja. Kerajinan anyaman berbahan baku daun pandan terlihat pula di Bogor. Dengan mendirikan CV Pandan Lestari, Nurul Lestari pun terjun dalam usaha kerajinan anyaman pandan. Hanya saja, ia fokus pada dua produk, yakni tas perempuan dan keranjang. Meski baru mulai berusaha sejak tiga tahun silam, Nurul sudah mampu menangguk omzet

hingga Rp 20 juta per bulan. "Dari perolehan omzet itu, saya mendapatkan keuntungan bersih sekitar Rp 12 juta," tegasnya. Ia bisa memperoleh margin keuntungan yang besar karena bahan baku daun pandan sangat murah. Nurul mendapatkan daun pandan dengan harga Rp 3.000 per kilogram. Harga jual produk CV Pandan Lestari ini berkisar antara Rp 25.000 hingga Rp 200.000. "Yang paling diminati adalah tas perempuan," tambah Nurul. Tas perempuan dari daun pandang ini, lanjut Nurul, banyak diminati oleh perempuan di kotakota besar. Terutama, mereka yang memiliki kepedulian terhadap bahan baku ramah lingkungan. Nurul pun memberi jaminan, produknya awet. Bisa bertahan lebih dari tiga tahun lamanya. Nah, untuk mendapatkan bahan pembuatan tas dan keranjang yang awet itu, sebelum dianyam, daun pandan harus diproses melalui beberapa tahapan. Setelah pandan dipanen kemudian dibersihkan dan dibuang duri-durinya. Kemudian, daun pandan dipotong sesuai ukuran anyaman, yakni mulai 1 sentimeter (cm) hingga 3 cm. Potongan-potongan tersebut lantas direbus hingga 30 menit. Proses perebusan ini bertujuan untuk menghilangkan getah daunnya. Kemudian, daun pandan dikeringkan di tempat sejuk dan terhindar dari sinar matahari. "Jika tertimpa sinar, daun itu bisa menggulung," jelas Rianni. Setelah didiamkan sekitar enam jam, baru daun itu dilemaskan dan direndam dalam air biasa selama empat jam. Baru kemudian dijemur di terik matahari hingga berwarna keputihan. Setelah itu, daun pandan itu siap diwarnai. Setelah proses pewarnaan yang berlanjut pengeringan selesai, daun pandan siap dianyam. Bagi Rianni dan Nurul, bisnis pembuatan aneka kerajinan anyaman pandan memiliki prospek baik. Namun, perajin harus kreatif dalam pemasaran. Selain mengandalkan langganan dan pemesanan via dunia maya, mereka juga aktif mempromosikan lewat ajang pameran kerajinan. Sumber: http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/peluangusaha/74390/Wanginya-laba-kerajinananyaman-berbahan-daun-pandan

bahan baku anyaman pandan adalah daun pandan berduri yang panjangnya mencapai 2 (dau) meter. Daun pandan disayat atau dibelah-belah menurut alur memanjang setelah durinya terlebih dahulu dibuang. Daun pandan ini diebus dalam air panas agar menjadi lunak, serta untuk mematikan hama, kemudian diangkat dan dikeringkan dengan menjemurnya pada panas matahari.

Setelah kering, diberi warna sesuai keinginan dengan mencelupkannya kedalam zat cairan zat pewarna yang telah dimasak dengan air panas,lalu diaduk hingga rata. Setelah warna merata, lalu diangkat dan dijemur lagi hingga kering. Setelah kerig, maka pandan ini siap untuk dianyam. Bahan baku yang telah siap pakai ini dianyam sesuai denga kebutuhan, baik dengan motif yang diinginkan maupun dalam bentuk polos. Usaha diversifikasikan kerajinan anayaman pandan dengan aeka raga bentuk teah diupayakan di daerah Kabupaten Indragiri Hilir. Melalui instansi terkait khususnya Dekranasda Kabupate Indragiri Hilir kerajinan anyaman padan saat ini berkembag pesat. Ada tahun 2006 produk anyaman panda Meja Oshin tela berhasil memperoleh penghargaan Kreasi Cipta Karya Nusantara yang merupakan penghargaan kreasi unik dan alami yang dimiliki oleh daerah, dalam hal ini daerah Riau. Peghargaan tersebut diterima langsung oleh ketua Dekranasda Kabupaten Indra Giri Hilir Hj.Syafni Zuryanti Indra. Sempea Pekan Kerajinan Indonesia 2006 di Jakarta. Di Kabupaten Pelalawan, khususnya Kecamatan Pelalawan, juga terdapat kerajinan anyaman pandan yang telah lama mempopulerkan tikar yang dipergunakan untuk keperluan adat seperti helat adat perkawianan, yang dinamakan denganTikar Belapak atau disebut dengan Tikar Belambak. Tikar yang berukuran sedag mirip denga sejadah, pada bagian pinggir keliling tikar ditambah denga kerajinan tekat perada dengan motif tersendiri sesuai selera. Tikar ini dulunya hanya dimiliki oleh para bangsawa dilingkugan istana.

Dalam menghadapi persaingan yang ketat antar aneka produk kerajinan seni yang dibuat dari bahan baku natural, perajin dituntut jeli membaca selera konsumen serta peluang pasar yang ada. Salah satu kerajinan tas yang dibuat dari bahan natural daun pandan yang dikombinasikan dengan bordiran, di Jalan Sunan Giri Kota Lamongan Jawa Timur. Terbukti, saat ini mampu merebut pasar sekaligus disukai banyak konsumen dalam maupun luar negeri. Produksi tas daun pandan terbilang memiliki ketrampilan khusus. Dari awal penganyaman daun pandan, pembentukan tas dengan proses penjahitan, hingga pemasangan pernik pernik tas. Kerajinan tas anyaman dari daun pandan memiliki daya pikat yang tinggi bagi konsumen dalam

maupun luar negeri. Ini terbukti dengan permintaan kerajinanyang terus meningkat, meski saat ini menghadapi krisis keuangan global.

Tas anyaman dari daun pandan selama ini cukup favorit di mata konsumen mancanegara. Selain bentuk tas yang menarik dan indah, cocok dipakai saat kemana saja, baik belanja, kerja, kuliah dan lainnya. Mahmudah, pengelola home industri mengaku, sejak awal produksi tas unik daun pandan telah di minati di berbagai daerah besar, seperti Yogyakarta, Surabaya dan Jakarta, termasuk menerima pesanan dari Italia dan Perancis. Tak hanya itu, pada hari koperasi yang di hadiri presiden beberapa hari lalu ia mendapatkan pesanan tas daun pandan sebanyak 2.000 pics. Produksinya juga telah di pesan untuk acara Gubernur Jawa Timur sebanyak 5.000 pics. Meski tas terbuat dari bahan baku natural, setiap tas dijual dengan harga bervarisasi. Antara 25 Ribu Rupiah hingga 35 Ribu Ribu Rupiah perbijinya. Dari kerajinan tas ini, mahmuda mengaku mendapatkan omzet hingga puluhan juta rupiah dari usahanya tersebut. Tas daun pandan kombinasi dengan bordiran, tergolong baru di mata konsumen sehingga, permintaannya dari pasar mancanegara, sampai sekarang ini ramai dan lancar saja, terang Mahmudah. Ia menambahkan, tas daun pandan bordiran umumnya berisi gambar atau lukisan serta tulisan bali . Tas natural daun pandan kombinasi bordiran ini, dijual Rp 80.000 per set isi 2 pcs. Dijelaskan Mahmudah, di samping itu, tas daun pandan lebih lentur sifatnya dibanding tas anyaman dari daun lontar misalnya. Kondisi inilah yang mebuat konsumen lebih memilih tas daun pandan.(86)

You might also like