Professional Documents
Culture Documents
12
DAFTAR ISI
A. B. C.
PENGERTIAN AUDIT SEKTOR PUBLIK PROSEDUR AUDIT SEKTOR PUBLIK LAPORAN HASIL AUDIT SEKTOR PUBLIK
12
A.
PENGERTIAN AUDIT SEKTOR PUBLIK Audit Sektor Publik adalah kegiatan yang ditujukan terhadap entitas yang
menyediakan pelayanan dan penyediaan barang yang pembiayaannya berasal dari penerimaan pajak dan penerimaan negara lainnya dengan tujuan untuk membandingkan antara kondisi yang ditemukan dan kriteria yang ditetapkan. Audit Sektor Publik di Indonesia dikenal sebagai Audit Keuangan Negara, yang diatur dalam UU no. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Penyelenggaraan audit sektor publik atau pemerintahan tersebut dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembanguan (BPKP). BPKP merupakan suatu badan yang dibentuk oleh lembaga eksekutif negara (presiden), yang bertugas untuk mengawasi dana untuk penyelenggaraan pembangunan negara yang dilakukan pemerintah dan bertangungg jawab atas tugasnya pada pemerintah juga.
12
Menurut Pendlebury, pengertian audit sektor publik adalah suatu pemeriksaan atau pengujian independen disertai pengungkapan opini tentang laporan keuangan atau berbagai kegiatan lain berkaitan dengan informasi keuangan dan non keuangan, seperti : memadai atau tidaknya sistem pengendalian intern, kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan ketentuan, peraturan atau kontrak/perjanjian tertentu, ekonomi, efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber. (Pendlebury, 1996:25) Sementara menurut Bastian, Audit sektor publik adalah jasa penyelidikan bagi masyarakat atas organisasi publik dan politikus yg sudah mereka bayar. 1. Tujuan Audit Sektor Publik Tujuan audit sektor publik dipertegas dalam UU No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. UU ini menyatakan bahwa pemeriksaan berfungsi untuk mendukung keberhasilan upaya pengelolaan keuangan negara secara tertib dan taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Jenis Audit Sektor Publik
Berdasarkan UU no. 15 tahun 2004 dan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN), terdapat tiga jenis audit keuangan Negara, yaitu: a. Audit Keuangan Adalah audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance), apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Tujuan dari audit keuangan :
1) 2) 3)
Existence & Accurance ( ada & terjadinya ) Completeness ( kelengkapan ) Right & Obligation ( hak & kewajiban )
12
4) 5)
Valuation & Alocation ( penilaian & alokasi ) Presentation & Disclosure ( penyajian & pengungkapan )
Adalah audit yang dilakukan secara objektif dan sistematis terhadap berbagai macam bukti untuk menilai kinerja entitas yang diaudit dalam hal ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja dan entitas yang diaudit dan meningkatkan akuntabilitas publik. Menurut INTOSAI (International Organization of Supreme Audit Institutions Auditing Standars) Audit kinerja adalah suatu audit mengenai karakteristik audit kinerja yaitu : ekonomi, efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya entitas yang diperiksa dalam rangka melaksanakan tanggungjawabnya. Menurut CCAF (Canadian Comprehensive Auditing Foundation) Audit kinerja (comprehensive audit) adalah suatu pengujian (exemination) yang memberikan penilaian objektif dan konstruksi mengenai:
1)
Pengelolaan sumber daya (uang, manusia, barang) dari segi Penyajian pertanggungjawaban.
Menurut Lembaga Pemeriksaan Tertinggi AS (the United States General Accounting Office) Audit kinerja diterjemahkan sebagai performance audit yang artinya audit yang meliputi ekonomi, efisiensi dan audit program. Audit tentang ekonomi dan efisiensi, menentukan apakah:
1)
Suatu entitas telah memperoleh, melindungi, menggunakan Penyebab timbulnya ketidakhematan dan ketidakefisienan. Entitas tersebut telah mematuhi peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan kehematan dan efisiensi. Sementara audit program adalah audit yang mencakup penentuan :
12
1)
Tingkat pencapaian hasil program yang diinginkan atau Efektifitas kegiatan entitas, pelaksanaan program atau fungsi Apakah entitas yang diaudit telah menaati peraturan
manfaat yang telah ditetapkan oleh UU atau badan lain yang berwenang.
2)
perundang-undangan yang berkaitan dengan pelaksanaan program/ kegiatannya. Kesimpulan Audit kinerja dalam hal ekonomi, efisien, dan efektif
1)
dengan cost, waktu, tempat kualitas dan kuantitas yang benar (the right cost, the right time, the right place, the right quality and the right quantity)
2) 3)
Efisiensi yaitu mengoptimalkan penggunaan sumber daya. Efektifitas yaitu melakukan pengukuran terhadap tingkat
pencapaian tujuan (objektives dan goals) aktivitas tertentu atau program yang telah ditetapkan. Efektivitas berarti satu dari 3 terminologi, yaitu:
a)
Efektivitas program yaitu pencapaian tujuan yang telah Efektivitas operasional yaitu pencapaian sasaran
keluaran/output, sistem menghasilkan barang dan jasa yang diproduksi, dan efektivitas kos system tersebut.
c)
dan interaksi antara perencanaan strategis, struktur dan proses manajemen, sumber daya manusia dan keuangan, yang semuanya berkaitan dengan misi dan tujuan organisasi. Audit kinerja merupakan perluasan dari audit keuangan, bedanya hanya objek yang di audit (Mahmudi, 2005).
Audit Keuangan
Objek -> Laporan Keuangan. Dilakukan untuk memberi jaminan bahwa Laporan Keuangan yang disajikan Wajar & Bebas dari salah saji material & sesuai dengan PABU.
12
Audit Kinerja
Objek -> Organisasi, program dan aktivitas. Dilakukan untuk memperbaiki hasil kerja, efisiensi dan efektivitas program & pengelolaan sumber daya.
Tujuan dari audit ekonomi dan efisiensi adalah untuk mengetahui apakah entitas yang diaudit telah: 1) 2) 3) 4) tujuan. 5) 6) 7)
8)
Mengikuti ketentuan pelaksanaan pengadaan yang sehat. Melakukan pengadaan sumber daya sesuai dengan kebutuhan Melindungi dan memelihara semua sumber daya yang ada Menghindari duplikasi pekerjaan atau kegiatan yang tanpa Menghindari adanya pengangguran sumber daya. Menggunakan prosedur kerja yang efisien. Menggunakan sumber daya yang minimum dalam
menghasilkan barang/jasa dengan kualitas dan kuantitas yang tepat. Mematuhi persyaratan peraturan perundangundangan yang berkaitan dengan perolehan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya Negara.
9)
Melaporkan
ukuran
yang
sah
dan
dapat
dipertanggungjawabkan mengenai kehematan dan efisiensi. Tujuan dari audit efektivitas yaitu : 1) Menilai tujuan program (baru/sdg berjalan) apakah sudah memadai dan tepat. 2) Menentukan tingkat pencapaian hasil suatu program yang diinginkan.
3)
12
5)
Menentukan apakah manajemen telah mempertimbangkan alternatif untuk melaksanakan program (hasil baik dgn biaya yang lebih rendah). Menentukan apakah program tersebut saling melengkapi dengan program lain yang terkait.
6)
Apakah sistem pengendalian manajemen sudah memadai, untuk mengukur, melaporkan dan memantau efektifitas program.
BAGAN KARAKTERISTIK AUDIT KINERJA EKONOMI AUDIT MANAJEMEN EFISIENSI AUDIT KINERJA
EFEKTIVITAS
AUDIT PROGRAM
Mengurangi biaya atau belanja. Memperbaiki efisiensi dan produktivitas. Memperbaiki kualitas pelayanan.
12
5)
transparasi & akuntabilitas. Pihak-pihak yang terlibat dalam audit kinerja, yaitu :
1)
entitas yang diperiksa (auditee) untuk dilaporkan kepada pihak ketiga (stakeholder).
2)
Entitas
yang
diperiksa
(Auditee),
entitas
yang
entitas yang menuntut akuntabilitas entitas yang diperiksa (auditee) dan menerima laporan hasil pengujian akuntabilitas dari entitas pemeriksa (auditor).
Auditee
a.
Audit dengan Tujuan Tertentu (Audit Investigasi) Adalah audit khusus, diluar audit keuangan dan audit kinerja yang bertujuan untuk memberikan kesimpulan atas hal yang diaudit yang tidak dibatasi periodenya, dan lebih spesifik pada area-area pertanggungjawaban yang diduga mengandung inefisiensi atau indikasi peyalahgunaan wewenang, dengan hasil audit berupa rekomendasi untuk ditindaklanjuti
12
bergantung pada derajat penyimpangan wewenang yang ditemukan. Tujuan audit investigasi adalah mencari temuan lebih lanjut atas temuan audit sebelumnya, serta melaksanakan audit untuk membuktikan kebenaran berdasarkan pengaduan atau informasi dari masyarakat.
B.
PROSEDUR AUDIT SEKTOR PUBLIK 1. Prosedur Audit Berikut ini adalah beberapa prosedur yang dilakukan dalam pengauditan di sektor publik antara lain : a. Audit Pendahuluan :
- Informasi latar belakang obyek - Penelaahan peraturan, ketentuan dan kebijakan . - Penemuan obyek yang memiliki potensial kelemahan - Menentukan audit sementara (tetantive audit objectif)
- Menilai efektivitas pengendalian manajemen - Memahami pengendalian yang berlaku - Mengetahui potensi kelemahan aktivitas
- Mendukung audit sementara dan menjadikannya audit yang
12
10
- Pengumpulan
bukti
yang
cukup,
relevan
dan
kompeten
Pengembangan temuan atas keterkaitan temuan satu dengan temuan yang lain disajikan dalam kertas kerja audit (KKA) sebagai pendukung kesimpulan dan rekomendasi yang dibuat.
c.
Pelaporan
- Mengkomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi kepada
pihak yang berkepentingan terhadap laporan komprehensif dan menyajikan temuan penting hasil audit untuk mendukung kesimpulan audit dan rekomendasi.
d. Tindak Lanjut
- Mendorong pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak
lanjut (perbaikan) sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Secara keseluruhan, audit mempunyai tujuan untuk menyediakan informasi kepada para pengambil keputusan (pengguna laporan keuangan), dengan keyakinan yang memadai, apakah laporan tersebut dapat diandalkan, pengendalian internal efektif, dan sesuai dengan undang-undang atau peraturan yang berlaku. Untuk mencapai tujuan ini, proses audit sektor publik terbagi menjadi empat tahap, yaitu:
1) Merencanakan audit untuk memperoleh informasi yang relevan
12
11
2.
Standar Audit Sektor Publik Standar Audit adalah ukuran mutu berupa persyaratan minimum yang harus dipenuhi oleh seorang auditor. Saat ini, BPK telah menetapkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SKPN) sebagai standar audit di lingkungan keuangan Negara. SPKN ini merupakan revisi dari Standar Audit Pemerintahan (SAP) 1995. SKPN memuat standar umum yang mengatur tentang persyaratan professional auditor, standar pekerjaan lapangan yang memuat mutu pelaksanaan audit di lapangan, dan standar pelaporan yang memuat persyaratan laporan audit yang professional.
3.
Pentingnya Nilai-Nilai Etika dalam Auditing Beragam masalah etis berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan auditing. Banyak auditor menghadapi masalah serius karena mereka melakukan hal-hal kecil yang tak satu pun tampak mengandung kesalahan serius, namun ternyata hanya menumpuknya hingga menjadi suatu kesalahan yang besar dan merupakan pelanggaran serius terhadap kepercayaan yang diberikan. Oleh karena itu, pengetahuan akan tandatanda peringatan adanya masalah etika akan memberikan peluang untuk melindungi diri sendiri, dan pada saat yang sama, akan membangun suasana etis di lingkungan kerja. Berikut adalah masalah-masalah etika yang dapat dijumpai oleh auditor yang meliputi permintaan atau tekanan untuk: a. Melaksanakan tugas yang bukan merupakan kompetensinya b. Mengungkapkan informasi rahasia c. Mengkompromikan integritasnya dengan melakukan pemalsuan, penggelapan, penyuapan dan sebagainya.
12
12
d. Mendistorsi obyektivitas dengan menerbitkan laporan-laporan yang menyesatkan. Jika auditor tunduk pada tekanan atau permintaan tersebut, maka telah terjadi pelanggaran terhadap komitmen pada prinsip-prinsip etika yang dianut oleh profesi. Oleh karena itu, seorang auditor harus selalu memupuk dan menjaga kewaspadaannya agar tidak mudah takluk pada godaan dan tekanan yang membawanya ke dalam pelanggaran prinsipprinsip etika secara umum dan etika profesi. Seorang auditor haruslah memiliki kesadaran dan kepekaan etis yang tinggi; mampu mengenali situasi-situasi yang mengandung isu-isu etis sehingga memungkinkannya untuk mengambil keputusan atau tindakan yang tepat Kode Etik Akuntan Indonesia mempunyai struktur seperti kode etik AICPA yang meliputi prinsip etika, aturan etika dan interpretasi aturan etika yang diikuti dengan tanya jawab dalam kaitannya dengan interpretasi aturan etika. Prinsip-prinsip etika dalam Kode Etik IAI ada 8 (delapan), yaitu: 1) Tanggung Jawab Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap moral dalam semua kegiatan yang dilakukan. 2) Kepentingan Umum (Publik) Setiap akuntan harus menerima kewajiban untuk melakukan tindakan yang mendahulukan masyarakat kepentingan dan masyarakat, menghargai pada kepercayaan profesional. 3) Integritas Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin. 4) Obyektivitas menunjukkan komitmen
12
13
Setiap akuntan harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. 5) Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional Setiap akuntan harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehatihatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa auditan atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir. 6) Kerahasiaan Setiap akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya. 7) Perilaku Profesional Setiap akuntan harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. 8) Standar Teknis Setiap akuntan harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan.
C.
12
14
1.
Gambaran Umum Tentang Laporan Hasil Audit Akhir dari proses audit ditutup dengan penyusunan laporan yang berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan hasil audit kepada para penggunanya. Biasanya format laporan audit internal sudah ditetapkan dalam bentuk yang baku, memuat dasar penugasan, lingkup dan tujuan audit, periode yang diperiksa, informasi umum tentang audit, kebijakan akuntansi untuk laporan audit keuangan, dan gambaran umum tentang pelaksanaan kegiatan operasional yang diuji pada audit kepatuhan dan audit operasional. Pada audit keuangan, laporan hasil audit dilengkapi dengan laporan keuangan yang diaudit. Sedangkan pada audit ketaatan dan audit operasional, laporannya dilengkapi dengan informasi mengenai keluaran yang dihasilkan dari kegiatan operasional satuan kerja yang diaudit. Kemudian, laporan hasilaudit dilengkapi dengan uraian hasil audit, memuat permasalahan/temuanhasil audit beserta rekomendasi yang perlu ditindak lanjuti oleh manajemen.
2.
Laporan Hasil Audit Internal Pemerintah Daerah Dalam penulisan laporan audit internal pemerintah daerah perlu diperhatikan norma pelaporan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 tahun 2007. Tentang norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah, antara lain; laporan hasil pengawasan secara tertulis dapat disajikan dalam bentuk Nota Dinas/Surat dan Laporan Hasil Pengawasan Lengkap. Nota dinas berisi hasil pengawasan yag strategis, mendesak dan atau yang bersifat rahasia sehingga harus disusun secara singkat, padat
12
15
dan jelas yang menggambarkan permasalahan secara utuh dan lengkap. Laporan pengawsan ini dapat bersifat sementara dan bersifat final. Laporan bersifat sementara dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan yang sangat mendesak bagi pejabat yang berwenang mengambil tindakan dan atau menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil suatu kebijakan. Walaupun bersifat sementara isi laporan harus didukung fakta/data yang mengarah pada kesimpulan final. Laporan Hasil Pengawas Lengkap : - Berisi laporan pengawasan yang diuraikan secara lengkap atas semua permasalahan yang ditemukan berdasarkan bukti/fakta yang cukup, kompeten dan relevan. Penulisan dalam laporan hasil pengawasan ini dengan menggunakan bahasa/istilah yang sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca atau pengguna laporan. - Mengungkapkan permasalahan yang disajikan menggunakan analisis berdasarkan disiplin ilmu pengetahuan tertentu harus berdasarkan fakta/data yang valid dari instandi yang diawasi dan/atau sumber informasi yang independen.
- Dibuat secara
berwenang, yaitu pejabat pemberi perintah dan pejabat lain yang terkait dan/atau memerlukan laporan hasil pengawasan itu.
3.
Ketepatan Waktu Laporan Laporan hasil pengawasan harus diterbitkan sebelum batas waktu yang ditentukan di dalam peraturan perundang-undangan agar
12
16
memberikan manfaat yang maksimal. Dalam upaya mempercepat penerbitan laporan maka pejabat pengawas pemerintah sudah harus : a. Menyusun laporan pada saat kegiatan pengawasan mulai dilaksanakan. b. Memberitahukan masalah penting/urgen kepada pejabat yang
berwenang pada instansi yang diawasi. c. Melaporkan masalah penting/urgen kepada pejabat pemberi perintah tugas pengawasan.
Hal ini dimaksudkan agar tindakan korektif terhadap permasalahan tersebut terjadi. guna tertentu dapat dilaksanakan oleh pejabat yang mencegah meluasnya permasalahan
4.
Isi Laporan Hasil Audit Pejabat pengawas pemerntah menyusun laporan tertulis yang memuat : a. Penjelasan ruang lingkup dan tujuan pengawasan b. Uraian laporan hasil pengawasan dibuat secara singkat, jelas, lengkap, dan mudah dimengerti oleh para pihak yang menggunakannya. c. Fakta secara teliti, cermat, lengkap dan layak atas permasalahan yang diangkat, harus dijelaskan sebab dan akibatnya. d. Kesimpulan secara obyektif dalam bahasa yang sederhana namun jelas.
12
17
e. Informasi berdasarkan fakta/bukti dan kesimpulan yang disajikan di dalam kertas kerja pengawasan sehingga apabila diperlukan dalam dibuka kembali/ ditunjukan dasar penulisan laporan. f. Rekomendasi yang dapat disajikan dasar tindakan perbaikan, penerbitan dan penyempurnaan serta peningkatan kinerja. g. Kritik disajikan dalam pertimbangan yang wajar dengan memuat kesulitan atau kondisi yang tidak lazim yang dihadapi oleh pejabat yang diawasi. h. Identifikasi dan penjelasan atas permasalahan yang masih perlu pendalaman lebih lanjut dari pejabat pengawas pemerintah atau pihak lain. i. Pengakuan atau penghargaan bagi prestasi yang dicapai oleh instansi yang diawasi, terlebih apabila prestasi tersebut dapat dimanfaatkan instansi lain. j. Permasalahan yang bersifat kasus penyelewengan tertentu dan/atau pertimbangan lain tidak perlu dimuat namun disampaikan secara khusus kepada pejabat yang berwenang secara tertulis/tidak tertulis.
DAFTAR PUSTAKA Pendlebury, Maurice & Jones, Rowan (1996), Public Sector Accounting, Prentice Hall UU no. 15 tahun 2004 Arens, Alvin A. dan James K. Loebbecke. Auditing, An Integrated Approach.Englewoods Cliff, New Jersey: Prentice Hall, 1991. Badan Pemeriksa Keuangan. Standar Audit Pemerintahan. Jakarta: BPK. 1995.
12
18
Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Profesional Akuntan Publik. 2001. Bastian, Indra Akt., MBA, Ph.D., Audit Sektor Publik. Visi Global Media, Jakarta, 2003.
12
19