You are on page 1of 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel.

Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri.Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas.Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks. Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain . Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis). Bakteri memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia dan organisme lain. Sebagian bakteri ada yang menguntungkan bagi manusia dan sebagian lagi ada yang merugikan 1.2 Rumusan Masalah 1.Bagaimana klasifikasi bakteri? 2. Bagaimana ciri- ciri bakteri? 3. Bagaimana bentuk bakteri? 4. Apa saja peranan bakteri dalam kehidupan manusia ?

BAB II PEMBAHASAN 2.1 KLASIFIKASI BAKTERI Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium, dan usia. Walaupun secara morfologi berbeda-beda, bakteri tetap merupakan sel tunggal yang dapat hidup mandiri bahkan saat terpisah dari koloninya. Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
1.

Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut: Mikrococcus, jika kecil dan tunggal

Diplococcus, jka berganda dua-dua Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus Staphylococcus, jika bergerombol Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan

2.

mempunyai variasi sebagai berikut:


3.

Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi : Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk koma) Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.

Gambar 1. Bentuk bakteri

Faktorfaktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri atau kondisi untuk pertumbuhan optimum adalah suhu, derajat keasaman atau pH, konsentrasi garam, sumber nutrisi, Zat-zat sisa metabolisme, dan Zat kimia Habitat Bakteri dapat ditemukan dimana-mana, dalam tanah, air, sisa-sisa pembusukan mahluk hidu, dalam tubuh mahluk hidup, bahkan pada debu yang ada diatmosfer dapat menjadi substratnya. Tubuh yang kecil, kemampuan berkembang biak yang cepat dan beranekaragam, kemampuan mempertahankan diri dalam berbagai keadaan termasuk keadaan yang tidak menguntungkan, menyebabkan luasnya distribusi bakteri. Didarat, laut, ngarai dan pegunungan, didaerah tropika, maupun daerah iklim dingin terdapat bakteri. Sehingga bakteri juga disebut kosmopolit.Namun demikian pertumbuhan bakteri dapat terkendali karena pertumbuhan bakteri juga dipengaruhi oleh berbagai faktor. Tabel 1. Perbedaan bakteri Gram Positif dan Gram Negatif Ciri - ciri Dinding sel Gram Positif Gram Negatif

Tebal dinding 20 80 nm Lapisan peptidoglikan inner 2 7 nm

Reproduksi Bentuk Sel Metabolisme Motilitas

berupa peptidoglikan dan terdapat pula polisakarida dan asam teikoat Membelah diri Bulat, batang atau filamen, dapat menunjukkan cabang Umumnya kemoorganotropik

dan membran outer 7 8 nm berupa lipid, protein dan lipopolisakarida

Endospora

Membelah diri, terkadang dengan tunas Oval, bulat, batang kaku atau seperti kurva, terkadang seperti kapsul. Fototropik,kemolitoautotropik, Kemoorganoheterotropik. Kebanyakan non-motil, Motil atau non-motil, flagel dapat memiliki flagel peritrik ketika beragam-polar, lopotrik, peritrik. motil Dapat membentuk endospora Tidak dapat membentuk endospora.

Dari segi kebutuhan akan oksigen, baketri dapat dibedakan menjadi dua golongan 1. Bakteri aerob: untuk hidup memerlukan oksigen bebas. Bakteri aerob dapat dibedakan lagi menjadi aerob obligat, artinya untuk hidupnya mutlak diperlukan adanya oksigen bebas. Tetapi bila oksigen yang diperlukan bersifat tidak mutlak maka disebut dengan aerob fakultatif. 2. Bakteri anaerob: untuk hidup tidak tergantung pada oksigen bebas, karena dalam pernapasannya tidak memerlukan oksigen. Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan

sel pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua. Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya.
2.2 STRUKTUR DASAR BAKTERI

Seperti prokariot (organisme yang tidak memiliki membran inti) pada umumnya, semua bakteri memiliki struktur sel yang relatif sederhana.Sehubungan dengan ketiadaan membran inti, meteri genetik (DNA dan RNA) bakteri melayang-layang di daerah sitoplasma yang bernama nukleoid. Salah satu struktur bakteri yang penting adalah dinding sel. Bakteri dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok besar berdasarkan struktur dinding selnya, yaitu bakteri gram negatif dan bakteri gram positif. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tersusun dari lapisan peptidoglikan (sejenis molekul polisakarida) yang tebal dan asam teikoat, sedangkan bakteri gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tipis dan mempunyai struktur lipopolisakarida yang tebal. Dimana stuktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
a. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri) Meliputi: dinding sel,

membran

plasma,

sitoplasma,

ribosom,

DNA,

dan

granula.

Gambar 2. Struktur Dasar Bakteri Struktur dasar bakteri meliputi :

1. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida

(ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).
2. Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas

lapisan fosfolipid dan protein. 3. Sitoplasma adalah cairan sel.


4. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan

RNA. 5. Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan. b. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora

Gambar 3. Struktur tambahan bakteri Struktur tambahan bakteri meliputi:


1. Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu, bila

lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air. 2. Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. 3. Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih

kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada pilus.
4. Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung

pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.
5. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.

6. Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif dan terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru. Flagela adalah struktur kompleks yang tersusun atas bermacam-macam protein termasuk flagelin yang membuat flagela berbentuk seperti tabung cambuk dan protein kompleks yang memanjangkan dinding sel dan membran sel untuk membentuk motor yang menyebabkan flagela berotasi. Flagela berbentuk seperti cambuk. Flagela digunakan bakteri sebagai alat gerak. Dan berdasarkan jumlah dan posisi flagelnya baktari dapat dibedakan menjadi:
a. b. c. d.

Monotrik - Flagela tunggal ditemukan di satu tempat di sekitar sel Peritrik - Banyak flagela ditemukan di satu sisi Amfitrik - Banyak flagela ditemukan pada kedua kutub sel Lofotrik - Flagela ditemukan pada seluruh permukaan sel

Gambar 4. Bentuk flagel bakteri (a. Monotrik, b. Peritrik,c. Amfitrik, d. Lofotrik)

2.3. METABOLISME BAKTERI Dalam kehidupan, mahluk hidup memerlukan energy yang diperoleh dari proses metabolisme. Metabolisme terjadi pada semua mahluk hidup termasuk kehidupan mikroba. Pada hewan atau tumbuhan yang berderajat tinggi enzim yang di sediakan untuk keperluan metabolisme reatif stabil, selama terjadi perkembangan individu memang terjadi perubahan susunan enzim, akan tetapi pada pergantian lingkungan perubahan itu sangat kecil. Metabolisme merupakan serentetan reaksi kimia yang terjadi dalam sel hidup. Dalam metabolisme ada dua fase yaitu katabolisme dan anabolisme. Metabolime ini selalu terjadi dalam sel hidup karena di dalam sel hidup terdapat enzim yang diperlukan untuk membantu berbagai reaksi kimia yang terjadi. Suatu proses reaksi kimia yang terjadi dapat menghasilkan energi dan dapat pula memerlukan energi untuk membantu terjadinya reaksi tersebut.bila dalam suatu reaksi menghasilkan energi maka disebut reaksi eksergonik, dan apabila untuk dapat berlangsungnya suatu reaksi diperlukan energi, reaksi ini disebut reaksi endergonik. Kegiatan metabolisme meliputi proses perubahan yang dilakukan untuk sederetan reaksi enzim yang berurutan. Secara singkat kegiatan proses ini disebut tansformasi zat. Hasil kegiatan ini akan dihasilkan nutrien sederhana seperti glukosa, asam lemak berantai panjang atau senyawa-senyawa aromatik yang dapat digunakan sebagai bahan untuk proses neosintetik bahan sel. Metabolisme bakteri dapat didefinisikan sebagai semua reaksi kimia yang terjadi dalam sel.Bagai mana halnya dengan eksoenzim?. Tetap di anggap sebagai metabolisma, sebab meskipun reaksi kimia berlangsung di luar sel tetapi enzim disekresikan dari dalam sel. Metabolisma terdiri dari dua proses yang berlawanan yang terja secara simultan. Reaksi tersebut adalah: 1. Sintesis protoplasma dan penggunaan energi yang disebut sebagai Anabolisma. 2. Oksidasi subsstrat diiringi dengan terbentuknya energi disebur dengan Katabolisma. Bagaimana Bakteri Memperoleh Energi ?. Melalui proses Oksidasi-reduksi. Oksidasi adalah proses pelepasan elektron sedang reduksi adalah proses penangkapan elektron. Karena elektron tidak dapat berada dalam bentuk bebas, maka setiap reaksi oksidasi selalu diiringi oleh reaksi reduksi. Hasil dari reaksi oksidasi dapat terbentuknya energi. Fosforilasi Oksidatif Pada umumnya reaksi oksidasi secara biologi dikatalisis oleh enzim dehidrogenase. Enzim tersebut memtransfer elektron dan proton yang dibebaskan kepada aseptor elektron intermedier seperti NAD+ dan NADP+ untuk dibentuk menjadi NADH dan NADPH. Fosforilasi oksidasi terjadi pada saat elektron yang mengandung energi tinggi tersebut 7

ditranfer ke dalam serangkain transpor elektron sampai akhirnya di tangkap oleh oksigen atau oksidan anorganik lainnya sehingga oksigen akan tereduksi menjadi H2O. 1. Tranfer elektron menuju oksigen melalui berbagai caier seperti flavoprotein,quinon maupun citekrom.
2. Adanya tranfer elektron ini mengakibatkan aliran proton (H+)dari sito plasma ke luar sel.

Jadi arah aliran adalah dari dalam ke luar. Hal ini akan menimbulkan peredaan konsentrasi proton atau dikenal dengan gradien pH.
3. PH pada umunnya 7,5. Gradien pH terjadi jika pH di luar sel lebih keci dari 7,5.

Selanjutnya gradien pH bersama dengan potensial membenuk protonmotive force. Kekuatan (protonmotive force) inilah yang menarik proton dari luar sel kembali ke dalam sel. Bersamaan dengan masuknya kembali proton tadi terbentuk energi yang digunakan untuk berbagai aktifitas sel.
4. Para menbran terdapat enzim spesifik disebut dengan ATPase. Energi yang di sebabkan

pada saat masuknya kembali proton tadi akan digunakan oleh ATPase untuk forforilasi ADP menjadi ATP. Energi ini di simpan dalam bentuk ikatan fosfat yang selanjutnya dapat di gunakan untuk aktifitas sel. Reaksinya adalah: Adenosin -P ~ P + Pi. energi Adenosin- P~ P~ P Ada dua macam energi yang digunakan oleh makhluk hidup.
1. Sinar matahari. Organismanya disebut dengan organisma fotosintesis atau di kenal

juga dengan organisma fototrofik.


2. Oksidasi senyawa kimia. Organismanya disebut dengan organisma kemosintesis

kemotrofik atau autotrofik Fotosintesis ada 2 macam 1. Fotosintesis tipe Cynobacteria. Fotosintesis tipe ini sama dengan fotosintesis yang terjadi pada tanaman tingkat tinggi dengan keseluruhan reaksi adalah. CO2 + 2H2O sinar matahari dan klorofil H2O + [ CH2o ]n + O2 Dimana pada sistem fotosintesis ini terdapat 2 fotosistem yaitu fotosistem (PS) I dan II. Aliran elektron dari PS II ke PS I selanjutnya mengubah NADP+ menjadi NADPH. Aliran eletktron yang demikian dikatakan noncyelic phosphorilation. 2. Fotosintesis tipe Noncyanobacteria. Kelompok bakteri ini tidak memiliki fotosistim II untuk menfotolisis H2O. Dengan demi kian bakteri ini tidak pernah menggunakan air sebagai reduktan sehingga oksigen tidak pernah di hasilkan dari fotosintesis. Fotosintesis yang demikian berlangsung dalam keadaan

anaerob, sehingga dikenal dengan fotosintesis anaerob. Jadi organisma ini memerlukan suplai senyawa organik sebagai donor hidrogennya. Berdasarkan tipe pada reduktan dan pigmen fotosintesisnya kelompok bakteri ini dapat di bagi menjadi 3 family yaitu Chlorobiceae,Ceomaticeae, dan rhodospirillaceae. 1. Chlorobiceae. Disebut juga dengan green-sulfur bacteria. Bacteri ini juga di gunakan hidrogen dan beberapa senyawa mengandung sulfat sebagai reduktanya. a. CO2 + 2H2sinar matahari.. CH2O + H2O b. CO2 + 2H2S sinar matahari.. CH2O + H2O + 2 S c. 3CO2 + 2S + 5h2O sinar matahari. 3 CH2O + 2H2SO2 d. 2CO2 + Na2S2O3 +3H2O sinar matahari.. 2CH2O + Na2SO4 2. Chromaticeae. Pada prinsipnya sama dengan Chomaticeae tetapi pigmen yang dimilikinya tidak hijau melainkan merah- jingga disebut dengan purle- surful- bacteria. 3. Rhodospirillaceae. Bakteri ini menggunakan hidrogen dan berbagai senyawa organik sebagai reduktan . contoh: Rhodospirillum, Rhodopseudomonas. CO2 + 2CH3CHOHCOOH ..sinar matahari.CH2O + H2O + 2CH3COCOOH Yang perlu diperhatikan bahwa fotosintesis ini hanya dapat berlangsung dalam keadaan anoerob. Akan tetapi ada beberapa anggota Rhodospirillaceae mampu melakukan pertumbuhan nonfortosintesik dengan adanya oksingen apabila media mengandung cukup nutisi untuk tumbuh. Chemotrofik atau Autotrofik Organisme Seperti halnya organisme fotosintetik, kelompok bacteri ini menggunakan CO2 sebagai sumber korban. Akan tetapi untuk mengubah CO2 menjadi material sel diperlukan energi dan NADPH. Pada bakteri fotosintetik energi dan NADPH ini diperoleh dari sinar matahari, akan tetapi pada organisma kemoutotrof diperoleh dari oksidasi senyawa kimia. Jadi proses pengangkapan energi sama dengan yang terjadi pada fosforilasi oksidatif dimana elektron yang dihasilkan dari oksodasi sulfut, amino dan lain-lain di transfer melalui serangkaian stanspor elektron yang menyebabkan keluarnya proton dari sel. Potensial pH yang terjadi dikonversi didalam ikatan fosfat yang mengandung energi yang tinggi dada saat proton tersebut masuk kembali kedalam sel melalui chanel proton. Setelah ATP termasuk, pola biosintesis dalam sel analog dengan organisme fotosintesis. Bacteri kemaoautotrof ini dikelompokkan menjadi beberapa generasi berdasarkan pada macam senyawa organik yang dioksidasi sebagai sumber energi. 9

Oksidasi sulfur, Thiobacillus 2S + 3O2 + 2H2O 2H2 SO4 Oksidasi amonia, Nitrosomonas 2NH4CI + 3O2 2HNO2 + 2HCI + 2H2O Oksidasi nitrit, Nitrobacter 2NaNO2 + O2 . 2 NaNO3 Oksidasi Hidrogen 2H2 + O2 2H2O Oksidasi senyawa mengandung Fe, Siderocapsa 4FeCO3 + O2 + 6H2O.. 4Fe (OH)3 + 4CO2 Metabolisma Heterotrof Sebagian besar bakteri kehilangan kemampuan untuk mensintesis protoplasma dari senyawa-senyawa anorganik sehingga bergantung sepenuhnya pada senyawa organik sehingga sebagai makanannya. Organisme yang demikian disebut dengan heterotrof yang artinya nourish by other, atau makanan disediakan oleh organisme lain, dan tipe nutrisinya di sebut heterotrofik. Akan tetapi perlu diingat bahwa batasan ini sebenarnya tidak begitu tegas. Dan ada beberapa mikroorganisma heterotrof membutuhkan senyawa organik lebih banyak di bandingkan dengan organisme lain. Berdasarkan sumber korban dan energinya, mikroorganisme dikelompokkan sebagai berikut a) Kelompok Sumber Energi Sumber C Chemoheterotrof Oksidasi senyawa organik+ Senyawa organik,Chemoautotrof Oksidasi, senyawa anorganik CO2, Fotoheterotrof Sinar matahari Senyawa organik, Fotoautotrof Sinar matahari CO2. Pola metabolisme Seperti yang telah didiskusikan bahwa keperluan energi untuk proses biosintesis dipenuhi dari reaksi oksidasi. Oleh karena elektron tidak dapat berada dalam bentuk bebas maka setiap reaksi reduksi Bakteri Heterotrof secara garis besarnya dapat dikeleompokkan berdasarkan end product atau hasil akhir dari metabolisme. Pada dasarnya end product ini menunjukkan atau berperan sebagai aseptor elektron terakhir dalam jaluar metabolisme. Apa saja yang dapat berperan sebagai aseeptor elektron terakhir ? jawabnya adalah bervariasi tegantung pada enzim dari organisma tersesbut. Dalam hal ini bisa oksigen bebas, atau berbagai senyawa organik maupun an organik. Bakteri yang Harus menggunakan oksigen sebagian reseptorr terakhir disebut sebagai obligat aerob. Bakteri yang hanya hidup dalam 10

kondisi bebas udara (oksigen) disebut Obligat anaerob. Sedangkan bakteri yang dapat hidup dengan atau tanpa oksigen dalam arti dapat menggunakan oksigen atau senyawa anorganik senagai aseptor elektromn terakhir disebut dengan fakultatif. Dan mikroorganisma yang tumbuhan dengan baik pada akondisi kandungan oksigen sedikit disebut mikroaetrifilik. Kita dapat juga mengelompokkan jalur metabolisme sebagai perrementatatif atau respirasi. Meskipun kedua kelompok tersebut hanya berbeda dalam hal reseptor elektron terakhir yang digunakan, adalah pentimg untuk dapat dibedakan keduanya. Respirasi terjadi pada saat elektron yang dibebbaskan akan rekasi oksidasi distransfer melalui serangkaian transfor elektron yang menyebebakan keluarnya proton melalui membran sel dan energi dihadirkan memalui fosforilasi oksidatif. Fermentasi adalah proses yang berlangsung adalam keadaan anaaerob, dimana dalam proses ini tidak melibatkan serangkaian transfer elektron yang dikatalisis oleh enzim yang terdapat dalam membran sel. Dalam hal ini elektron dan proton distranfer langsung dari senyawa yang oksidasi menuju senyawa organik intermediet yang lain yang akhirnya membentuk produk fermentasi yang stabil. Oleh karena itu pada proses fermentasi terjadi akumulasi produk yang organisme tidak mampu mengoksidasi oleh lanjut. Respirasi Bakteri Respirasi didefinisikan sebagai penggunaan serangkaian transpor elektron untuk mentransfer elektron menuju aseptor elektron menuju aseptor elektron terakhir. Energi diperoleh melalui fosforilasi oksidatif tetapi dalam prosesnya bisa menggunakan oksigen sebagai aseptor elektron terakhir (respirasi aerob) atau senyawa organik lain (respirasi anaerob). 1. Resfirasi Aerob Banyak organisma yangn mampu menggunakan oksigen sebagai aseptor elektron terakhir. Dalam hal ini tidak diperlukan reduksi senyawa intermediator sebagaimana dalam permentasi. Hasilnya senyawa-senyawa intermediate tersebut dapat dioksidasi sempurna menjadi karbon dioksida dan air. Ini merupakan keuntungan yang sangat besar bagi organisme akarena jumlah energi yang dihasilkan dari oksidasi sempurna satu molekul glukosa jauh leb besar bila dibandingkan melalui permentasi. Hal ini disebabkan rangka aliran elektron dari NADH ke O2 melalui serangkaian karir Cytocrom menghasilkan 3 ATP. Energi tersebut, bersama dengan energi yang diperoleh dari oksidasi Virupat menjadi asetil COA menghasilkan 36 ATP yang dihasilkan dari metabolisma glukosa menjadi CO2 dan H2O. Jika kita bandingkan dengan dua ATP yang dibentuk dari satu molekul glukosa melalui fermentasi alkohol atau asam laktat, maka metabolisme aerob jauh lebih efesien dibanding dengan permentasi. Bagaimana Peruvat diubah menjadi CO2 dan H2O dan bagimana proses tersebut 11

menghasilkan sejumlah besar energi untuk sel ?. Hal ini dipenuhi melalui proses degradasi disebut tricarboxylic Acid Cycle (TCA Cycle) atau dikenal dengan siklus asam sitrat maupun siklus Krebs. Setiap kali oksalo asetat bergabung dengan asetil COA yang berasal dari Piruvat masuk kedalam siklus akan membentuk senyawa 6 karbon yang dikenal dengan asan sitrat sehingga dinamakan siklus asam sitrat. Dalam setiap putaran menghasilkan serangakaian oksidasi menyebabkan terjadinya reduksi NAD atau FAD dan membebaskan 2 molekul CO2. jadi senyawa 6 karbon asam sitrat kembali ke bentuk semula yaitu senyawa 4 karbon oksalo asetat yang siap bergabung kembali dengan asetat / astil COA. Akhirnya semua senyawa NADH dan FADH mengalami posforilasi oksidatif dengan melepaskan elektron melalui serangkain cyticrom ke oksigen menghasilkan air dan 3 molekul ATP untuk setiap pasang elektron dari NADH. Jumlah energi yang diperoleh dari permentasi dan resfirasi dari satu molekul glokosa adalah sebagai berikut : Glikolisis Anaerob / Fosforilasi subsrat Metabolisme Aerob / Fosforilasi oksidatif : Dari glikosis Metabolisma asrtil COA (2NADH) TCA cycle; Metabolisma suksinil COA Oksidasi 6 NADH Oksidasi 2 FADH Total Energi 38 ATP 2. Resfirasi Anaerob Disamping metabolisma aerob, dan permentasi terdapat metabolisma lain yang pada umumnya bersifat anarob. Akan tetapi mikro organisma tersebut tidak melakukan permentasi. Bakteri tersebut menggunakan senyawa anorganik sebagai aseptor elektron terakhirnya. Organisma tersebut dapat dibagai dalam 3 kelompok yaitu : reduser sulfat, reduser nitrat dan bakteri metan. Yang perlu diingat bahwa, meskipun tipr metabolismenya adalah anaerob, elektron yang dibebaskan melalui reaksi oksidasi ditrasnsfer melalui serangkaian ternasfer elektron dan energi dihasilkan melalui fosforilasi oksidatif. Letak perbedaan antara resfirasi aerob dan anerob adalah bahwa pada respiriasi anaerob yang berperan sebagai aseptor elektron terkahir adalah senyawa anorganik, bukan oksigen. Sulfat Reducer Kelompok bakteri yang mereduksi sulfat adalah desulfofibrio dan desulfhoto maculum yang merupakan bakteri pembentiuk spora. Kedua bakteri tersebut merupakan organisma 2 ATP 18 ATP 4 ATP 6 ATP 6 ATP 2 ATP

12

anaeorob obligat diamana yang berperan sebagai aseptor elektron terkahir adalah sulfat yang mereduksi menjadi sulfit. Reaksnya adalah : SO 4 2- + 8 e- + 8 H+ .S2- + H2 O Organisma ini membutuhkan senyawa organik sebagai sumber karbon. Oleh karena itu disebut dengan organisma heterotrob. Nitrat Reduser Kebanyakan mikroorganisma yang dapat menggunakan nitrat sebagai aseptor elektron terakhir adapat dikatakan sebagai fakultatif. Jadi dalam keadan anaerob dapat menggunakan nitrat jika tersedia. Jika tidak, mikroorganisma akan melakukan metabolisma aerob ataupun permetasi. Kelompok bakteri ini antara lain; Escherichia, Enterobakter, Bacillus, Pseudomonas, Mikrocoocus dan Rhizobium. mikroorganisme tersebut mereduksi nikrat menjadi nitrogen bebas. 2NO3- + 12 e- + 12 H + ..N2 + 6 H2 0 Proses in disebut dengan Denitrifkasi yang merupakan masalah serius bagi pertanian karena menyebabkan hilangnya nitrat dari tanah. Akan tetapi proses tersebut sanyat bermanfaat untuk mengambil nitrogen dari lembah tinja atau lembah yang lain. Bakteri Metan Kelompok bakteri ini dapat menggunakan CO2 sebagai aseptor elektron dan mereduksinya manjadi metan. CO2 + 8 e- + 8 H + ..CH4 + 2 H4O Organisma ini terdapat dalam usus binatang ruminamsia. Bakteri ini dapat mengahasilakn gas metan sebanyak 60 L setiap hari. 2.4. RACUN YANG DIHASILKAN OLEH BAKTERI

Toksin yang berasal dari bakteri adalah komponen racun terlarut yang diproduksi oleh bakteri, dan menyebabkan pengaruh negatif terhadap sel sel inang dengan cara mengubah metabolisme normal dari sel inang tersebut. kemampuan bakteri untuk menghasilkan toksin disebut toksigenisitas. Toksin yang dihasilkan oleh bakteri ini bisa dibedakan atas dua jenis yaitu endotoksin dan enterotoksin. Berikut akan dijelaskan perbedaan antara endotoksin dan eksotoksin. 1. Eksotoksin Eksotoksin adalah racun yang dihasilkan oleh bakteri secara ekstra seluler yang dapat menyebar secara difusi ke medium sekitarnya. Eksotoksin merupakan protein, antigen, yang bersifat spesifik artinya suatu toksin yang dihasilkan oleh Diptheria bacilli hanya dapat menyebabkan penyakit difteri saja. Apabila suatu eksotoksin aktivitasnya dihambat dengan 13

formaldehyde, tidak menyebabkan penyakit, akan tetapi dapat menyebabkan imunitas terhadap penyakit tertentu. Semacam toksin yang sudah dimodifikasi dikenal dengan nama anatoksin atau toksoid, digunakan untuk menghasilkan imunitas yang permanen. Enterotoksin merupakan eksotoksin yang dapat mengadakan gangguan pada usus halus, biasanya menyebabkan sekresi cairan yang dicurahkan ke dalam lumen usus dan dapat menyebabkan gejala gejala diarrhea. Enterotoksin ini dapat dihasilkan oleh bermacam macam bakteri mencakup jasad hidup yang menyebabkan keracunan makanan seperti : staphylococcus aureus, Clostriudium perfrigens , bacillus cereus dan bakteri patogen pada intenstine seperti Vibrio cholera , Escheria coli, Salmonella enteritidis. Beberapa contoh eksotoksin yang dihasilkan oleh bakteri pathogen adalah : a. b. c. d. 2. Clostridium tetani Corynebakterium diphteriae Vibrio cholera Shigella dysebteriae Endotoksin Toksin yang dihasilkan adalah neurotoksin yang menyebabkan oenyakit tetanus. Toksin yang dihasilkan adalah toksin difteri yang menyebabkan penyakit difteri Toksin yang dihasilkan adalah enterotoksin yang menyebabkan penyakit kolera Toksin yang dihasilkan adalah neurotoksin yang menyebabkan penyakit disentri basilaris. Endotoksin merupakan liopopolisakarida yang berhubungan erat dengan komposisi kimia dari dinding sel kebanyakan bakteri gram negatif, endotoksin tak terdapat di sekitar medium, apabila bakteri dibiakkan dalam suatu medium. Endotoksin ini tidak merangsang pembentukan antitoksin, tidak bersifat spesifik dan tidak dapat dimodifikasi menjadi toksoid. Beberapa contoh bakteri yang dapat menghasilakan endotoksin adalah : a. Salmonella typhosa Toksin yang dihasilkan menyebabkan demam thypoid b.Shigella flexneri Toksin yang dihasilkan menyebabkan disentri basiler. 2.5. PERANAN BAKTERI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA Bakteri sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia, ada bakteri yang menguntungkan ada juga bakteri yang merugikan. Peranan bakteri dalam kehidupan manusia anggapan bahwa bakteri merupakan makhluk hidup yang merugikan manusia tidaklah sepenuhnya benar. Bahkan, bakteri lebih banyak menguntungkan dari pada merugikan manusia. Lebih dari 90% bakteri justru bermanfaat. Mulai dari penghasil antibiotik, vitamin, 14

bahan-bahan kimia, sampai penghasil biosida. Sementara itu, bakteri yang merugikan umumnya berkaitan dengan penyabab rusaknya makanan dan penyebab penyakit pada manusia dan hewan 1. Bakteri pengurai Bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang mati, serta sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2, gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana. Oleh karena itu keberadaan bakteri ini sangat berperan dalam mineralisasi di alam dan dengan cara ini bakteri membersihkan dunia dari sampah-sampah organik. 2. Bakteri nitrifikasi Bakteri nitrifikasi adalah bakteri-bakteri tertentu yang mampu menyusun senyawa nitrat dari amoniak yang berlangsung secara aerob di dalam tanah. Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu: Oksidasi amoniak menjadi nitrit oleh bakteri nitrit. Proses ini dinamakan nitritasi.

Oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrat. Prosesnya dinamakan nitratasi.

Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat. Tetapi sebaliknya di dalam air yang disediakan untuk sumber air minum, nitrat yang berlebihan tidak baik karena akan menyebabkan pertumbuhan ganggang di permukaan air menjadi berlimpah. 3. Bakteri nitrogen Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu mengikat nitrogen bebas dari udara dan mengubahnya menjadi suatu senyawa yang dapat diserap oleh tumbuhan. Karena kemampuannya mengikat nitrogen di udara, bakteri-bakteri tersebut berpengaruh terhadap nilai ekonomi tanah pertanian. Kelompok bakteri ini ada yang hidup bebas maupun simbiosis. Bakteri nitrogen yang hidup bebas yaitu Azotobacter chroococcum, Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillum rubrum. Bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum, yang hidup dalam akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar. Tumbuhan yang bersimbiosis dengan Rhizobium

15

banyak digunakan sebagai pupuk hijau seperti Crotalaria, Tephrosia, dan Indigofera. Akar tanaman polong-polongan tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.

4. Bakteri usus Bakteri Entamoeba coli hidup di kolon (usus besar) manusia, berfungsi membantu membusukkan sisa pencernaan juga menghasilkan vitamin B12, dan vitamin K yang penting dalam proses pembekuan darah. Dalam organ pencernaan berbagai hewan ternak dan kuda, bakteri anaerobik membantu mencernakan selusosa rumput menjadi zat yang lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh dinding usus. 5. Bakteri fermentasi Tabel 2. Beberapa makanan hasil fermentasi dan mikroorganisme yang berperan No. 1 2 3 4 5 Nama produk Yoghurt Mentega Terasi Asinan buah-buahan Sosis Bahan baku susu susu ikan buah-buahan daging Bakteri yang berperan Streptococcus thermophilus Streptococcus lactis Lactobacillus sp. Lactobacillus sp. Pediococcus cerevisiae

6. Bakteri penghasil antibiotik Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan mempunyai daya hambat terhadap kegiatan mikroorganisme lain. Beberapa bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah:
1. Bacillus brevis, menghasilkan terotrisin 2. Bacillus subtilis, menghasilkan basitrasin 3. Bacillus polymyxa, menghasilkan polimixin

7. Bakteri Penghasil Biosida Biosida adalah pestisida yang dihasilkan oleh makhluk hidup, bukan buatan pabrik. Biosida ini jauh lebih aman dibandingkan dengan pestisida. Contoh bakteri yang terkenal menghasilkan biosida adalah Bacillus thuringiensis, atau yang disingkat dengan Bt

16

2.6. BAKTERI MERUGIKAN : 1. Bakteri perusak makanan Beberapa spesies pengurai tumbuh di dalam makanan. Mereka mengubah makanan dan mengeluarkan hasil metabolisme yang berupa toksin (racun). Racun tersebut berbahaya bagi kesehatan manusia. Contohnya:
a) Clostridium botulinum, menghasilkan racun botulinin, seringkali terdapat pada makanan

kalengan
b) Pseudomonas cocovenenans, menghasilkan asam bongkrek, terdapat pada tempe

bongkrek
c) Leuconostoc mesenteroides, penyebab pelendiran makanan

2. Bakteri denitrifikasi Jika oksigen dalam tanah kurang maka akan berlangsung denitrifikasi, yaitu nitrat direduksi sehingga terbentuk nitrit dan akhirnya menjadi amoniak yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Contoh bakteri yang menyebabkan denitrifikasi adalah Micrococcus denitrificans dan Pseudomonas denitrificans. 3. Bakteri patogen Merupakan kelompok bakteri parasit yang menimbulkan penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan. Tabel 3. Bakteri penyebab penyakit pada manusia: No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Nama bakteri Salmonella typhosa Shigella dysenteriae Vibrio comma Haemophilus influenza Diplococcus pneumoniae Mycobacterium tuberculosis Clostridium tetani Neiseria meningitis Neiseria gonorrhoeae Treponema pallidum Mycobacterium leprae Treponema pertenue Penyakit yang ditimbulkan Tifus Disentri basiler Kolera Influensa Pneumonia (radang paru-paru) TBC paru-paru Tetanus Meningitis (radang selaput otak) Gonorrhaeae (kencing nanah) Sifilis atau Lues atau raja singa Lepra (kusta) Puru atau patek

Tabel 4. Bakteri penyebab penyakit pada hewan:

17

No. 1. 2. 3. 4. 5.

Nama bakteri Brucella abortus Streptococcus agalactia Bacillus anthracis Actinomyces bovis Cytophaga columnaris

Penyakit yang ditimbulkan Brucellosis pada sapi Mastitis pada sapi (radang payudara) Antraks Bengkak rahang pada sapi Penyakit pada ikan

Tabel5. Bakteri penyebab penyakit pada tumbuhan: No. 1. 2. 3. 4. Nama bakteri Xanthomonas oryzae Xanthomonas campestris Pseudomonas solanacaerum Erwinia amylovora Penyakit yang ditimbulkan Menyerang pucuk batang padi Menyerang tanaman kubis Penyakit layu pada famili terung-terungan Penyakit bonyok pada buah-buahan

4. Dekomposisi Bakteri bekerja secara terstruktur dalam proses degradasi organisme atau proses pembusukan mayat. Proses pembusukan berawal dari mikroorganisme, misalnya bakteribakteri yang hidup di dalam usus besar manusia. Bakteri tersebut mulai mendegradasi protein yang terdapat dalam tubuh. Jika seluruh jenis ikatan protein sudah terputus, beberapa jaringan tubuh menjadi tidak berfungsi. Proses ini disempurnakan bakteri yang datang dari luar tubuh mayat, bisa berasal dari udara, tanah, ataupun air. Seluruh jenis bakteri ini menyerang hampir seluruh sel di tubuh dengan cara menyerang sistem pertahanan tubuh yang tidak lagi aktif, menghancurkan jaringan otot, atau menghasilkan enzim penghancur sel yang disebut protease. Kemudian dengan berbagai jenis metabolisme, mikroorganisme mulai memakan jaringan mati dan mencernanya. Tak jarang kerja proses ini dibantu reaksi kimia alami yang terjadi dalam organisme mati. 5. Bakteri heterotrof Tidak semua mikroorganisme mampu mendegradasi mayat. Kebanyakan mereka berasal dari jenis bakteri heterotrof. Bakteri ini membutuhkan molekul-molekul organik dari organisme lain sebagai nutrisi agar ia dapat bertahan hidup dan berkembang biak. Berbeda dengan bakteri autotrof yang mampu menghasilkan makanan sendiri dengan CO2 sebagai nutrisi makro serta bantuan dari cahaya matahari atau sumber energi kimia lainnya. Jenis bakteri heterotrof biasanya hidup dan berkembang biak pada organisme mati. Mereka mendapatkan energi dengan menguraikan senyawa organik pada organisme mati. Molekulmolekul besar seperti protein, karbohidrat, lemak, atau senyawa organik lain didekomposisi

18

metabolisme tubuh bakteri tersebut menjadi molekul-molekul tunggal seperti asam amino, metana, gas CO2, serta molekul-molekul lain yang mengandung enam nutrisi utama bakteri, yaitu senyawa-senyawa karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), oksigen (O), fosfor (P), serta sulfur (S). 6. Kumpulan unsur organik Tubuh mayat adalah tempat hidup, sumber makanan, serta tempat berkembang biak bakteri-bakteri tersebut, karena tubuh terdiri dari kumpulan protein, karbohidrat, lemak, atau senyawa organik dan anorganik lain. Secara biologis, tubuh makhluk hidup (khususnya manusia) kumpulan dari unsur-unsur organik seperti C, H, N, O, P, S, atau unsur anorganik seperti K, Mg, Ca, Fe, Co, Zn, Cu, Mn, atau Ni. Keseluruhan unsur tersebut dibutuhkan bakteri heterotrof sebagai sumber nutrisi alias makanan utama mereka. Sementara cairancairan dengan pH (tingkat keasaman suatu larutan) tertentu yang berada dalam tubuh manusia adalah media kultur (lingkungan) pertumbuhan yang baik bagi bakteri-bakteri tersebut. 7. Bau busuk Bau busuk dari tubuh mayat tidak hanya mengganggu, namun juga membahayakan. Pembusukan dimulai dengan pemutusan ikatan protein-protein besar pada jaringan tubuh oleh bakteri fermentasi menggunakan enzim protease. Kumpulan hasil pemutusan ikatan protein yang disebut asam amino ini dicerna berbagai jenis bakteri, misalnya bakteri acetogen. Bakteri ini mereaksikan asam amino dengan oksigen dalam tubuhnya untuk menghasilkan asam asetat, hidrogen, nitrogen, serta gas karbon dioksida. Produk asam asetat ini menimbulkan bau. Asam asetat yang dihasilkan ini diproses kembali oleh bakteri jenis methanogen, misalnya Methanothermobacter thermoautotrophicum yang biasa hidup di lingkungan kotor seperti selokan dan pembuangan limbah (septic tank). Asam asetat direaksikan dalam sel methanogen dengan gas hidrogen dan karbon dioksida untuk menghasilkan metana, air, dan karbon dioksida. Metana dalam bentuk gas juga menghasilkan bau busuk. Selain asam asetat dan gas metana, beberapa bakteri menghasilkan gas hidrogen sulfida yang baunya seperti telur busuk. Lebih dari itu, bau busuk mayat di lautan yang bercampur dengan uap garam bersifat racun, karena mampu mereduksi konsentrasi elektrolit dalam tubuh. Produk berbahaya selain gas yang dihasilkan adalah cairan asam dan cairan lain yang mengandung protein toksik. Jika cairan-cairan ini sempat menginfeksi kulit yang luka atau terkena makanan, bukan hanya produk beracun yang dapat masuk ke dalam tubuh tetapi juga bakteri heterotrof patogen seperti clostridium. Bakteri serta produk beracun ini dapat menginfeksi manusia lewat kontaminasi makanan, minuman, atau luka di kulit. Karena adanya saluran masuk ini, maka berbagai penyakit seperti malaria, diare, degradasi sel darah 19

merah, lemahnya sistem pertahanan tubuh, infeksi pada luka (tetanus), bengkak, atau infeksi pada alat kelamin menjadi ancaman yang serius. Cara mengatasi serangan mikroorganisme ini adalah dengan menjaga makanan dan minuman tetap steril, yaitu dengan dipanaskan. Mencuci tangan dan kaki dengan sabun antiseptik cair sebelum makan. Menjaga lingkungan agar steril dengan cara menyemprotkan obat pensteril. Bakteri-bakteri tersebut juga dapat dicegah pertumbuhannya dengan cara meminum obat antibiotik atau suntik imunitas. Sifat-sifat inilah yang harus dipahami dengan cara mengikuti prosedur standar penanganan mayat. Antara lain menggunakan masker standar minimal WHO (tipe N-95), memakai sarung tangan khusus, serta mencuci tangan sebelum dan sesudah mengangkat satu mayat. Langkah terbaik adalah segera menguburkan mayat.

BAB III KESIMPULAN Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain dan memiliki ukuran yang kecil . Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Habitat Bakteri dapat ditemukan dimana-mana, dalam tanah, air, sisa-sisa pembusukan mahluk hidu, dalam tubuh mahluk hidup, bahkan pada debu yang ada diatmosfer dapat menjadi substratnya. Bentuk bakteri bermacam macam mulai dari kocus, basil dan spiral. Bakteri ada yang membutuhkan oksigen dalam metabolismenya (Aerob) dan ada yang tidak membutuhkan oksigen dalam metabolismenya (Anaerob). Metabolisma terdiri dari dua proses yang berlawanan yang terja secara simultan. Reaksi tersebut adalah Anabolisma dan Katabolisma. Pada beberapa bakteri dapat menghasilkan toksin atau racun yang dapat menganggu metabolisme dari inang yang ditumpanginya. Dimana secara garis besar toksin yang dihasilkan oleh bakteri ada dua macam yaitu : endotoksin dan eksotoksin. Manfaat yang dapat diperoleh dari bakteri cukup banyak yaitu dari bakteri pengurai, bakteri penghasil nitrogen, bakteri nitrifikasi, bakteri usus, bakteri fermentasi, bakteri 20

penghasil antibiotik. Selain menguntungkan sebagian spesies bakteri merugikan bagi manusia dan organisme lain, karen dapat menyebabkan makanan rusak, menyebabkan penyakit dan menghasilkan bau busuk

DAFTAR PUSTAKA Hasanah, Uswatun. 2012. Mikrobiologi. Medan : FMIPA Unimed Holt JC, Bergey DH (1994). Bergey's manual of determinative bacteriology, 9th ed., Baltimore: Williams & Wilkins. ISBN 0-683-00603-7. Hugenholtz P, Goebel BM, Pace NR (1998). "Impact of culture-independent studies on the emerging phylogenetic view of bacterial diversity". J Bacteriol 180 (18): 476574. Funke BR, Tortora GJ, Case CL (2004). Microbiology: an introduction, 8th ed,, San Francisco: Benjamin Cummings. ISBN 0-8053-7614-3. http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/51956/F11sfa_BAB%20II %20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=6
http://id.shvoong.com/exact-sciences/2265798-struktur-selbakteri/#ixzz1nunlxfwu

21

You might also like