Professional Documents
Culture Documents
Disampaikan pada acara : SEMINAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK, SERTA TRAFFICKING DI KOTA SALATIGA Salatiga, 8 Desember 2012
Isu lainnya adalah terkait dengan otonomi daerah dan desentralisasi. Dalam konteks otonomi daerah dan desentralisasi, pelaksanaan utama dari pemberantasan perdagangan orang terkait dengan pemerintah daerah. Sedangkan Sosialisasi UU No. 21 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dirasakan masih kurang sehingga menyebabkan terbatasnya pemahaman personil pemerintah dan masyarakat (terutama di daerah) tentang perdagangan orang. Paradigma produksi hukum yang top down memang menuntut sosialisasi yang meluas dan mendalam. Dengan cara itu UU tersebut dapat diterapkan dengan lebih baik.
Nasional
UU No. 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi Convention on The Elimination of All Forms of Discrimination against Women (CEDAW) 1979 UU No.39 Tahun 1999 ttg HAM UU No. 21 Tahun 2007 ttg Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang UU No. 23 Tahun 2002 ttg Perlindungan Anak UU N0. 39 tahun 2004 ttg Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri; UU No. 13 Tahun 2006 ttg Perlindungan Saksi dan Korban, UU No. 14 Tahun 2009 ttg Pengesahan Protocol To Prevent, Suppress And Punish Trafficking In Persons, Especially Women And Children, Supplementing The United Nations Convention Against Transnational Organized Crime (Protokol Untuk Mencegah, Menindak, Dan Menghukum Perdagangan Orang, Terutama Perempuan Dan Anak-anak, Melengkapi Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa Menentang Tindak Pidana Transnasional Yang Terorganisasi) Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 2008 ttg Tata Cara dan Mekanisme Pelayanan Terpadu Bagi Saksi dan/atau Korban Perdagangan Orang. Peraturan Presiden No. 69 Tahun 2008 ttg Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang.
Banyak definisi yang bisa menjelaskan pengertian perdagangan orang. Secara sederhana perdagangan orang dipahami sebagaii dislokasi seseorang melalui penipuan atau kekerasan untuk tujuan eksploitasi dengan cara menjadikan seseorang sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK) dan buruh secara paksa, atau bentuk perbudakan lainnya (Steve Chalke, 2010). Perdagangan orang selalu melibatkan sejumlah pelanggaran HAM yang serius, termasuk kerja paksa, eksploitasi seksual dan tenaga kerja, kekerasan, dan perlakuan sewenang-wenang terhadap korban. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perdagangan orang adalah bentuk modern dari perbudakan.
Para pelaku perdagangan orang menggunakan ancaman, intimidasi dan kekerasan untuk membuat para korban menjalani perhambaan terpaksa, menjalani perhambaan karena hutang (debt bondage), dan perkawinan terpaksa, terlibat dalam pelacuran terpaksa atau untuk bekerja di bawah kondisi yang sebanding dengan perbudakan untuk mendapatkan keuntungan bagi pelaku perdagangan orang tersebut. Walaupun eksploitasi seksual para perempuan lebih sering disoroti, namun bentukbentuk lain dari kerja paksa seperti dalam pelayanan rumah tangga, pertanian, manufaktur adalah sama seriusnya dan harus diberikan perhatian yang sama besarnya. Konvensi ILO Nomor 29 mengenai Kerja Paksa Tahun 1930 mendefinisikan kerja paksa sebagai segala bentuk pekerjaan atau pelayanan yang diminta dengan paksa dari siapapun dibawah ancaman hukuman dan dimana orang yang bersangkutan tidak menyediakan dirinya secara sukarela.
Para pelaku perdagangan orang menggunakan ancaman, intimidasi dan kekerasan untuk membuat para korban menjalani perhambaan terpaksa, menjalani perhambaan karena hutang (debt bondage), dan perkawinan terpaksa, terlibat dalam pelacuran terpaksa atau untuk bekerja di bawah kondisi yang sebanding dengan perbudakan untuk mendapatkan keuntungan bagi pelaku perdagangan orang tersebut
Penanganan dan Penanggulangan Tindak Pidana Perdagangan Orang secara terpadu dan terintegrasi
lembaga koordinatif yang bertugas mengkoordinasikan upaya pencegahan dan penanganan tindak pidana perdagangan orang
GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG (Pusat dan Daerah)
Apa yang menjadi dasar hukum pembentukan Gugus Tugas Penanggulangan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPTPPO)?
Dasar Hukum pembentukan gugus tugas UU No. 21 Tahun 2007 dan Peraturan Presiden No. 69 Tahun 2008 Pasal 58(2) UU No. 21/2007 mengamanatkan kepada pemerintah nasional untuk membentuk Gugus Tugas PTPPO untuk mengefektifkan dan menjamin pelaksanaan langkahlangkah pemberantasan perdagangan orang. Sedangkan Peraturan Presiden No. 69 / 2008 menjelaskan mengenai struktur dan tugasnya. Pasal 58 (3) UU No. 21 mengamanatkan pemerintah daerah untuk membentuk Gugus Tugas untuk mengefektifkan dan menjamin pelaksanaan langkah-langkah pemberantasan perdagangan orang. Struktur dan tugas mereka juga dijabarkan di dalam Peraturan Presiden No. 69/2008.
GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG (Pusat dan Daerah) Perpres No. 69 Tahun 2008
1. mengoordinasikan upaya pencegahan dan penanganan masalah tindak pidana perdagangan orang; 2. melaksanakan advokasi, sosialisasi, pelatihan, dan kerja sama baik kerja sama nasional maupun internasional; 3. memantau perkembangan pelaksanaan perlindungan korban yang meliputi rehabilitasi, pemulangan, dan reintegrasi sosial; 4. memantau perkembangan pelaksanaan penegakan hukum; dan 5. melaksanakan pelaporan dan evaluasi.
Kasus trafficking yang belum teridentifikasi Pemahaman terhadap trafficking dirasakan masih
kurang Di Kota Salatiga belum terbentuk Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (PPTPPO) sebagai wadah koordinasi dalam penanggulangan dan pencegahan tarfficking
Misi 9: Mengembangkan pengarusutamaan Gender dalam berbagai bidang kehidupan dan perlindungan anak, remaja, serta perempuan dalam segala bentuk diskriminasi dan eksploitasi
Diimplementasikan dalam berbagai program/kegiatan yang dapat mencegah terjadinya perdagangan orang (terutama bagi perlindungan hak anak dan perempuan yang seringakli dijadikan obyek trafficking)
SEKTOR
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Hukum Kesehatan Pendidikan Sosial Budaya Ketenagakerjaan Agama Teknologi Ketahanan Pangan dll
No TRAFFICKING