You are on page 1of 27

KOMANDO RESOR MILITER 061/SURYAKANCANA KOMANDO DISTRIK MILITER 0608

ANALISA POTENSI PERTAHANAN KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2010-2015 REVISI 2013 BAB-I PENDAHULUAN b. Umum.
b.

Kodim 0608/Cianjur merupakan bagian dari wilayah Korem 061/Suryakancana yang memiliki daerah binaan yang terdiri dari 6 Kelurahan, 354 desa dari 32 Kecamatan dan 18 Koramil.

b. Sebagai upaya pembinaan pengelolaan potensi berkemampuan Geografi, Demografi dan Kondisi Sosial yang dimiliki Kabupaten Cianjur menjadi kekuatan Wilayah dalam menunjang tugas-tugas Pertahanan, diperlukan suatu analisa yaitu Analisa Potensi Pertahanan. c. Hasil Analisa Potensi Pertahanan merupakan bahan penyusunan Ren Binter Kodim 0608/Cianjur 5 Tahun untuk diusulkan ke Korem 061/Suryakancana Kodam III/Siliwangi disamping bahan masukan konsep Rencana Pembangunan Tahunan Daerah ( Repetada ) Kabupaten Cianjur. 2. Maksud dan Tujuan. a. Maksud. Rumusan potensi Pertahanan untuk daerah Kodim 0608/Cianjur dengan masa berlaku tahun 2013 dimaksudkan sebagai arahan umum bagi perumusan program pembinaan Teritorial yang berlaku setiap tahun. b. Tujuan. Agar diperoleh keseimbangan dalam menyelenggarakan upaya pembinaan Teritorial yang sekalipun harus diserasikan dengan perkembangan keadaan dan lingkungan tetap dapat terarah kepada upaya perwujudan ruang, alat dan kondisi juang. 3. Ruang lingkup dan tata urut. b. Analisa Potensi Pertahanan Kodim 0608/Cianjur ini meliputi uraian tentang berbagai kemungkinan penyelenggaraan operasi Pertahanan serta penyelenggaraan dukungan dari fungsi Pembinaan Teritorial.

b. Tata urut yang digunakan didasarkan pada hubungan fungsional antara kondisi obyektif kewilayahan dihadapkan kepada jenis-jenis operasi yang perlu didukung oleh fungsi Teritorial sebagai berikut :

2 1) 2) 3) 4) 4. Dasar.
b.

Pendahuluan. Gambaran umum tentang kondisi daerah. Kemungkinan dukungan. Terhadap pola Opkamdagri. Kemungkinan dukungan terhadap pola Opshan/Perata.

Program Kerja dan Anggaran Kodim 0608/Cianjur Tahun 2013.

b. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah ( Repetada ) Kabupaten Cianjur tahun 2010 s.D 2015. BAB-II GAMBARAN UMUM TENTANG KONDISI DAERAH 5. Letak dan kondisi Geografis. a. Keadaan umum. 1) Daerah Kodim 0608/Cianjur. a) Bagian wilayah Propinsi Jawa Barat yang terletak dibagian tengah sebelah Selatan Jawa Barat yang memiliki pesisir, daratan dan pegunungan. b) Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kab. Purwakarta dan Kab. Bogor ( Kodim 0619 dan 0621 ). c) Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kab. Bandung dan Kab. Garut ( Kodim 0609 dan 0611 ). d) Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kab. Sukabumi dan Kab. Bogor ( Kodim 0607 dan 0621 ). e) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Samudra Indonesia.

2) Secara Geografis Kabupaten Cianjur terletak ditengah Propinsi Jawa Barat dengan jarak sekitar 65 Km dari ibu kota Propinsi Jawa Barat (Bandung) dan 120 Km dari Ibu Kota Negara (Jakarta) dan terletak diantara 621 - 725 lintang selatan dan 10642 - 10725 Bujur Timur dengan luas mencapai 350.148 terdiri dari tanah sawah 65.483 hektar dan tanah darat 248.665 hektar. 3) Dengan luas tersebut daerah ini terbagi menjadi 32 Kecamatan yang terbagi dari 6 Kelurahan dan 342 Desa. Menjadi tanggungjawab 18 Koramil bersama 348 Babinsa. b. Ciri-ciri yang menonjol ditinjau dari keadaan Tophografi. 1) Keadaan medan terdiri dari : a) Dataran tinggi hampir semua daerah kecuali bagian tengah yang meliputi Kecamatan Ciranjang, Cianjur, Karangtengah, Cibeber dan Bojongpicung. b) Bagian Selatan daerah pantai, pegunungan meliputi Kecamatan Kadupandak, Tanggeung, Cibinong, sebuah pelabuhan JAYANTI yang disebut penduduk setempat pelabuhan purbakala

3 letaknya di Kecamatan Cidaun, yang merupakan perhubungan laut dengan mempergunakan perahu antara Kecamatan Cidaun dan Pamengpeuk Kabupaten Garut. Disebelah Selatan Agrabinta terdapat hutan jati yang dikelola oleh Perhutani yang dapat dipergunakan sebagai daerah dalam rangka pertahanan petani. 2) Keadaan cuaca. a) b) Suhu. Suhu terendah 18 0C dan tertinggi 33 0C Angin. (1) Pada bulan Oktober sampai dengan Maret arah angin dari Barat laut ke Tenggara. (2) Pada bulan April sampai dengan September arah angin dari Tenggara menuju Barat laut, khususnya disepanjang pantai laut terdapat angin laut diantaranya Agrabinta, Sindangbarang dan Cidaun. Cahaya. (1) Antara perbatasan Kecamatan Campaka dan Sukanagara dan Kecamatan pagelaran serta daerah Cipanas dan Puncak sering terdapat kabut terjadi antara pukul 05.00 s/d 06.00 dan sore antara pukul 16.00 s/d 18.00 Wib. (2) Keadaan terang. (3) Matahari terbit dari pukul 05.00 dan tenggelam pada pukul 18.00.

c)

3)

Jalur-jalur utama. a) Jalur-jalur utama. (1) Cianjur-Bandung. (2) Cianjur-Bogor-Jakarta. (3) Cianjur-Sukabumi. (4) Cianjur Sindangbarang - Cidaun. (5) Cianjur-Purwakarta. (6) Cianjur-Jonggol.-Jakarta. b) Jalur-jalur jalan antara ibu kota Kabupaten Cianjur dan ibu kota Kecamatan dapat dilalui jenis keandaraan maximal 15 Ton. c) Jalur jalan menuju kepedesaan sebagian diperkeras dan dapat dilalui kendaraan ringan. d) Jalur-jalur Kereta Api terdapat antara lain : (1) Cianjur-Bandung. (2) Cianjur-Sukabumi. besar telah

c. Keadaan Geografi dalam daerah tinjau lapangan udara 5 aspek medan dan cuaca serta pengaruhnya terhadap Ops Darat. 1) Operasi-operasi pertahanan. a) Pengaruh medan kritis. (1) Daerah pegunungan sangat baik untuk peninjauan kearah selatan/daerah pantai.

4 (2) Daerah medan kritik di kecamatan Agrabinta, Sindangbarang dan Cidaun (bagian selatan) Campaka, Sukanagara dan Pagelaran (bagian tengah). (3) Ketinggian-ketinggian yang merupakan medan kritik. (a) Sebelah utara : Gunung Sanggabuana dengan ketinggian 1.291M Gunung Pamengpeuk dengan ketinggian 1.162 M. (b) Bagian Timur. - Gunung Kencana dengan ketinggian 1.403 M. - Gunung Benteng dengan ketinggian 1.864M. (c) Bagian Barat. - Gunung Mandalawangi/Pangrango dengan ketinggian 3.049 M. - Gunung Gede dengan ketinggian 2.958 M. Medan kritis yang penting. (a) Perbukitan di Kec. Cibinong. (b) Perbukitan di Kec. Sukanagara. (c) Perbukitan di Kec. Campaka. (d) Ketinggian di sekitar Ds. Ciloto Kec. Cipanas

(4)

b) Lindung tembak dan lindung tinjau. Hampir seluruh wilayah Kabupaten Cianjur (daerah utara, tengah sebelah barat dan selatan) memberikan lindung tembak dan lindung tinjau yang baik karena memiliki hutan dan ketinggian yang bisa dijadikan medan tempur yang menguntungkan pihak sendiri. c) Lapang tinjau dan lapang tembak. Daerah bagian tengah sebelah timur wilayah Kabupaten Cianjur pada umumnya merupakan lapangan tinjau dan lapangan tembak yang baik d) Rintangan. (1) Sungai yang baik untuk rintangan yaitu sungai Citarum yang letaknya diperbatasan Kabupaten Cianjur bermuara ke Laut Jawa, sungai Cisokan berasal dari pasir lumbung (KV.4801) bermuara ke kali Citarum (KV.5053) tempatnya di Kampung Bangbayang. (2) Pegunungan rintangan buatan. (a) Memasang rintangan-rintangan buatan. (b) Pemutusan jalan-jalan pendekat. (c) Memasangan ranjau dan perusakan jalan/jembatan. (d) Jalan pendekat. - Cianjur Jakarta melalui Bogor - Cianjur Jakarta melalui Jonggol. - Cianjur Bandung melalui Plered Purwakarta.

2)

Operasi-operasi serangan. a) Pengaruh medan kritis.

5 (1) Daerah perkotaan yang menjadi medan kritis Cipanas, Pacet, Ciranjang dan Cikalongkulon. (2) Hampir semua ketinggian merupakan medan kritis diantaranya sebelah barat dari gunung Batu Tumpang, Gunung Gede, Gunung Kencana (SukabumiCianjur). b) Lindung tinjau dan lindung tembak. Penguasaan medan kritis memberikan lindung tinjau dan lindung tembak yang baik. Pada serangan kota Lindung Tembak dan Lindung Tinjau kurang menguntungkan kedua belah pihak dalam menempatkan bangunan dan lorong-lorong. c) Lapang Tinjau dan lapang Tembak. Bagian daerah sebelah selatan dan bagian tengah sebelah barat medannya relatif tertutup dan daerah bagian tengah sebelah timur relatif terbuka. d) Rintangan. (1) Rintangan yang dibuat musuh. (2) Sungai Citarum dan Sungai Cisokan merupakan rintangan yang pada musim hujan bisa mempengaruhi operasi. Jalan pendekat. (1) Semua jalan yang ada. (2) Bagian medan terbuka dan terang bisa dijadikan jalan pendekat.

e)

6.

Keadaan dan kemampuan penduduk. a. Penyebaran penduduk tidak merata. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) 15) 16) 17) 18) 19) 20) 21) Agrabinta Leles Sindangbarang Cidaun Naringgul Cibinong Cikadu Tanggeung Pasirkuda Kadupandak Cijati Takokak Sukanagara Pagelaran Campaka Campakamulya Cibeber Warungkondang Gekbrong Cilaku Sukaluyu : 37.257 : 32.202 : 57.767 : 65.456 : 45.308 : 58.705 : 35.210 : 44.824 : 34.905 : 49.501 : 33.101 : 51.602 : 49.620 : 68.974 : 64.579 : 23.934 :117.710 : 66.020 : 52.179 : 99.225 : 71.438 jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa

6 22) 23) 24) 25) 26) 27) 28) 29) 30) 31) 32) Bojongpicung Haurwangi Ciranjang Mande Karangtengah Cianjur Cugenang Pacet Cipanas Sukaresmi Cikalongkulon : 72.208 : 54.805 : 76.106 : 70.738 : 136.484 : 160.992 : 101.702 : 98.828 : 106.258 : 81.513 : 96.143 jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa

b. Tenaga kerja. Berdasarkan hasil Susenas tahun 2011 penduduk usia 15 tahun keatas yang merupakan angkatan kerja yaitu 960.544 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 659.920 jiwa dan perempuan sebanyak 300.624 jiwa. Angkatan kerja yang bergerak di sektor pertanian,Kehutanan, Perburuan dan perikanan mencapai 40,50 persen, industri 5,26 persen,perdagangan, Rumah Makan dan Hotel 21,09 persen, jasa kemasyarakatan 14,75 persen , dan lainnya meliputi pertambangan dan penggalian, listrik, gas & air, bangunan, angkutan,pergudangan dan komunikasi, keuangan, asuransi, persewaan dan jasa perusahaan mencapai 17,59 persen. Dengan demikian sektor pertanian merupakan sektor terbesar disusul dengan sektor perdagangan hal ini merupakan suatu ukuran untuk melihat potensi setiap sektor perekonomian di Kabupaten Cianjur. c. Komponen yang dapat mendukung Hanneg. 1) Komponen dasar Ratih. a) Hansip / Linmas b) Wanra c) Satpam d) Ex PPBN e) Kader Bela Negara = 9.150 Orang = 3.700 Orang = 1.964 Orang = 565 Orang = 764 Orang

2)

Komponen utama TNI dan POLRI wilayah Kodim 0608/Cjr sbb : a) TNI = 2.200 Orang b) POLRI = 1.057 Orang Komponen khusus Linmas. a) Pada tingkat Kabupaten Cianjur terdapat Mawil Hansip Kabupaten. b) Pada tingkat kecamatan terdapat Mawil Hansip kecamatan.

3)

7.

Kondisi sosial. a. Kesadaran Bidang Idiologi. 1) Masyarakat pada umumnya telah menerima Pancasila satu-satunya azas, Sebagai pandangan hidup bangsa, namun penggarapannya dalam sehari-hari belum berjalan sebagaimana mestinya. 2) Penataran PPBN bagi masyarakat dilingkungan pemukiman, pekerjaan dan pendidikan baru sebagian kecil, belum mencapai keseluruh lapisan masyarakat. 3) Kerawanan.

7 a) Walaupun sebagian besar masyarakat telah menerima Pancasila, namun kewaspadaan tetap diperlukan terutama terhadap bekas DI/TII dan G.30.S/PKI yang merupakan bahaya laten. b) Kerawanan yang lain diantaranya sisa-sisa Karto Suwiryo dan berkembangnya NII. b. Ketahanan Bidang Politik. 1) Kesadaran masyarakat berbangsa dan bernegara kesadaran Bela Negara cukup baik hanya hal ini ditandai dengan adanya ketaatan dan kepatuhan masyarakat kepada peraturan pemerintah. 2) Kehidupan politik daerah cukup baik dan tenang.

3) Upaya pendekatan yang dikembangkan dalam rangka peningkatan kesadaran masyarakat dalam mensukseskan UU Politik. 4) Kerawanan. a) Masih terdapat daerah yang masyarakatnya fanatik. b) Masih ada masyarakat yang mengutamakan kepentingan lingkungan sendiri. c) Rawan terhadap issue yang mengedepankan SARA.

c.

Ketahanan bidang ekonomi. 1) Secara umumnya tingkat kemampuan masyarakat dalam bidang produksi masih kurang khususnya di Cianjur bagian Selatan. 2) Bidang produksi yang ada. a) Produksi pertanian pangan. b) Produksi perikanan laut / darat. c) Produksi perternakan. d) Produksi hasil hutan ( rimba dan jati ). e) Produksi kerajinan / home industri.

3) Bidang industri. Industri yang ada adalah Home industri rakyat yang berupa antar lain manisan, tauco dan lain-lain. 4) Bidang jasa. Sudah bisa melayani masyarakat luas adalah angkutan umum, sedangkan jasa angkutan barang perlu ditingkatkan terutama untuk pemasaran hasil perkebunan dan pertanian rakyat. 5) Upaya pendekatan dengan memberikan fasilitas demi pertumbuhan industri termasuk masalah permodalan, terutama dalam mengembangkan home base. 6) Kerawanan. a) Bidang pertanian. (1) Dalam pengairan persawahan sebagian masih menguntungkan pada musim hujan walaupun sudah ada irigasi. (2) Penanggulangan pemberantasan hama kurang Intensif. (3) Dibeberapa tempat masih sering adanya banjir.

8 b) Bidang industri. (1) Penggalakannya masih bersifat tradisional merupakan usaha kecil-kecilan. (2) Permodalan dan pengelolaan belum memadai.

d.

Ketahanan bidang sosial budaya. 1) Fasilitas pendidikan. a) TK b) Sekolah Dasar c) SMP d) SMA e) SMK : : : : : 129 1241 3.408 42 66 buah buah buah buah buah

2)

Sektor kesehatan. a) Jumlah Rumah Sakit/Puskesmas (1) RSU : 3 buah (2) Puskesmas : 45 (3) Rumah bersalin : 28 buah (4) Balai pengobatan : 49 buah (5) Laboratorium klinik : 5 buah (6) Optikal : 11 buah (7) Apotik : 62 buah (8) Toko obat : 4 buah (9) Gudang farmasi : 1 buah b) Tenaga medis. (1) Puskesmas (2) RSUD (3) Dokter Umum PNS (4) Dokter Umum PTT (5) Dokter Gigi PNS (6) Dokter Gigi PTT (7) Dokter Spesialis (8) Apoteker (9) Bidan PNS (10) Bidan PTT (11) Perawat (12) Analisis Lab (13) Ahli Rontgen (14) Ahli Kes masy (15) Ahli Gizi (16) Ahli Kes Lingkungan = = = = = = = = = = = = = = = = 869 559 58 21 12 12 9 28 181 112 206 12 2 11 28 46 Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang

3) Sektor agama. Perkembangan dan kerukunan umat beragama dalam menghayati nilai-nilai yawan TNI dalam ajaran agama yang dianutnya terpelihara dengan harmonis dan terpeliharanya dengan baik. (1) Jenis agama yang dianut: (a) Islam (b) Kristen/Katholik (c) Protestan (c) Hindu/Bhuda =1.976.555 orang = 1.900 orang = 2.488 orang = 4.701 orang

9 (d) (2) Lain-lain = 150 Orang

Jenis tempat ibadah/sarana ibadah. (a) Mesjid = 4.976 Buah (b) Mushola = 2.175 buah (b) Gereja = 31 Buah (c) Vihara = 11 Buah (d) Pura = 2 buah Aliran kepercayaan. (a) Dewan musyawarah perjalanan, terdapat di Desa Baros Kecamatan Sukanagara jumlah pengikut 11 orang. (b) Kebatinan perjalanan terdapat di : (1) Kecamatan Campaka. (2) Kecamatan Naringgul.

(3)

4) Sektor kesenian dan budaya. Kesenian yang ada di Kabupaten Cianjur yaitu : a) Kecapi Suling. b) Pencak Silat. c) Degung dan lain sebagainya. e. Ketahanan bidang Pertahanan. 1) Tingkat stabilitas keamanan di daerah Kabupaten Cianjur relatif mantap. 2) Jenis gangguan keamanan yang cenderung menojol adalah masalah pencurian dan penjambretan. 3) Tingkat kerterpaduan Aparat keamanan dalam menangani masalah keamanan cukup baik. 4) Kerawanan. a) Bahaya laten sisa-sisa G.30.S/PKI. b) Golongan Radikal lainnya.

f. Masalah khusus. Masalah khusus yang memerlukan perhatian dalam hubungan Operasi Pertahanan adalah pembinaan secara kontinyu terhadap Ex Tapol G.30.S/PKI. BAB-III KEMUNGKINAN DUKUNGAN TERHADAP POLA OPERASI KEAMANAN DALAM NEGERI 8. Peluang timbulnya ancaman dari dalam negeri. a. Kondisi daerah dan masyarakat yang dapat menjadi sumber kerawanan dalam negeri : 1) Ditinjau dari segi Geografi yang dapat menimbulkan kerawanan : a) Adanya jalur poros yang menghubungkan Canjur-BogorJakarta, Cianjur-Bandung, Cianjur-Sindang barang, Cianjur-

10 Sukabumi-Jakarta memberikan kemungkinan masuknya penyusupan lawan. b) Adanya medan yang tertutup dan bergunung-gunung di sebelah selatan dan tengah memberikan kemungkinan penyusupan basis perlawanan di daerah tersebut. c) Sungai Citarum dan Sungai Cisokan sering mengalami banjir apabila dalam musim hujan, sehingga banyak menimbulkan kerusakan yang dapat mengakibatkan timbulnya kerawanan diantaranya di Kecamatan Ciranjang dan Bojongpicung. 2) Ditinjau dari segi Demografi. a) Jenis kelamin laki-laki lebih besar dari wanita, hal ini dapat meningkatkan kerawanan Sosial (Tuna sosial dan sebagainya) yang merupakan peluang lawan untuk merusak moral masyarakat terutama generasi muda. b) Mobilitas penduduk untuk pendatang lebih besar dari pada yang keluar terutama pendatang dari kota-kota besar dengan maksud sebagai kepentingan khususnya untuk mencari nafkah. c) Tingginya laju pertambahan penduduk dan terbatasnya lapangan kerja, dapat mengakibatkan gangguan keamanan. d) Tokoh masyarakat maupun tokoh ulama dapat menimbulkan kerawanan, sekaligus dapat menjadi alat ampuh untuk kepentingan fihak lawan maupun fihak sendiri.

3) Ditinjau dari segi kondisi sosial. Untuk wilayah Kabupaten Cianjur, terdapat diantaranya pada lokasi/kawasan hutan yang masih banyak dikelola oleh penduduk yang ada pada dasarnya mereka diberi kesempatan bertransmigrasi. b. Indentifikasi jenis ancaman yang ada di daerah Kabupaten Cianjur sebagai berikut : 1) Sumber ancaman berasal dari luar maupun dari dalam masyarakat sendiri berupa penyusupan, Subversi, Sabotase bahkan kemungkinan adanya tindakan untuk mengingkari Pancasila dan merubah UUD 1945. 2) Kemungkinan peluang adanya kasus SARA dan mengeksploitasi kerawanan dibidang Konsos yang ada. c. Kemungkinan-kemungkinan tentang musuh. 1) Kemungkinan perkiraan musuh yang datang dari luar sangat kecil. 2) Kelompok-kelompok masyarakat yang tidak puas dengan kebijaksanaan Pemerintah pusat maupun daerah yang kemungkinan penyebarannya keseluruh wilayah Cianjur. Sasaran-sasaran bagi musuh yang sifatnya menonjol dan strategis adalah : 1) 2) Pejabat Pemerintah daerah beserta keluarganya. Objek-objek vital : a) Instansi TNI. b) Instansi Kepolisian. b) Kantor Pemda. c) Relay Radar di puncak Pass - Ciloto. d) Instansi PRC di Cibinong.

d.

11 e) f) g) h) i) j) k) l) m) 9. Sentral-sentral Listrik PLTA Cirata. PLN Distribusi III Kab. Cianjur. Telkom Kab. Cianjur. Kantor Pos dan Giro Kab. Cianjur PDAM Kab. Cianjur Bulog Kab. Cianjur Bank Bank pemerintah/.Swasta di Cianjur. Pompa Pompa Bensin diwilayah kab. Cianjur.

Kemungkinan upaya penanggulangan. a. Perwujudan sasaran-sasaran Binter (sebagai upaya pencegahan gangguan keamanan) 1) Terwujudnya kesadaran masyarakat atas terlaksananya pengamanan swakarsa terutama ditempat-tempat objek vital perkebunan/PTP serta objek-objek vital 2) Terwujudnya mutu lingkungan hutan. 3) Terwujudnya lapangan kerja yang lebih besar dengan memberikan peluang bagi kaum wanita terutama kepada masyarakat di kecamatan Cianjur. b. Pokok-pokok Binter yang diprioritaskan. 1) Hal-hal yang diekselerasikan. a) Pembinaan ulama dan tokoh masyarakat, pembinaan ini diarahkan agar kedua golongan ini mempunyai kesetiaan kepada Idiologi Pancasila dan landasan konstitusional UUD 1945. b) Pembinaan kesadaran Pam Swakarsa khususnya daerahdaerah kecamatan yaitu : Ciranjang, Kota, pacet dan Karangtengah. c) Pembinaan rasa kesatuan dan persatuan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara terutama melalui lingkungan pendidikan (TK, SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi) Pramuka, Karangtaruna, PKK, Perkantoran dan Organisasi kemasyarakatan lainnya. 2) hal-hal yang dilaksanakan secara rutin : a) Pembinaan secara tidak langsung Pam lingkungan daerah banjir terutama di Kecamatan Kadupandak, Sindangbarang dan Cidaun. b) Secara tidak langsung meningkatkan Jumlah lapangan kerja melalui pengembangan industri kecil, peningkatan kemampuan/keterampilan sejalan dengan pengembangan industri kecil dan sebagainya.

e. Tindakan yang perlu dikembangkan dalam penanggulangan dengan Operasi Militer meliputi : 1) Pembentukan titik kuat (Strong Hold). Dititik ini perlu disiapkan agar mempunyai kemampuan yang dapat menangkal maupun melawan setiap hakekat ancaman yang timbul baik datangnya dari luar maupun dari dalam masyarakat itu sendiri. Titik-titik kuat ini dapat berupa orang, perorangan, kelompok, golongan maupun daerah pemukiman yang jelas

12 mendukung kepentingan pembangunan bidang kesejahteraan maupun keamanan dikerahkan untuk menunjang tercapainya kemampuan tersebut. a) Seluruh masyarakat mempunyai kesadaran Bela Negara, Rasa Kesatuan dan Persatuan yang tinggi dan berfihak kepada kita. Selanjutnya mempunyai ketahanan terhadap pengaruh negatif dari pihak tertentu dan bahkan mampu menangkal dan mempengaruhi/menetralisir pihak luar yang bersangkutan. b) Wilayah harus berkemampuan mendukung logistik bagi pelaksanaan operasi dan dipersiapkan sejauh mungkin sesaat sebelum digunakan. Dengan demikian persiapan produksi, distribusi maupun jasa betul-betul dipersiapkan secara matang. c) Kualitas Wanra yang dipersiapkan haruslah memberikan bantuan tempur maupun bantuan administrasi. mampu

d) Kemungkinan daerah yang dapat dihubungkan menjadi titik kuat adalah di daerah kecamatan Pacet, Cugenang dan Cianjur. 2) Menentukan daerah penghancuran. Daerah ini pada hakekatnya merupakan daerah yng terpencil dan sulit baik hubungan idiologi maupun mengadakan kontek/hubungan dengan satuan maupun hubungan famili walaupun ada bantuan namun untuk Kabaupaten Cianjur adalah dipantai selatan disekitar Sindangbarang. 3) Kemungkinan adanya bantuan dari luar daerah terhadap golongan radikal tersebut, termasuk jalur-jalur komunikasi. 4) Kemungkinan adanya pemanfaatan kerawanan daerah baik yang bersumber dari bidang Geografi, Demografi maupun Konsos oleh pihak lawan terutama melalui SARA. 5) Kemungkinan adanya Pemerintah oleh pihak lawan. penyusupan pengaruh dalam Aparat

f. Peralihan kendali kewilayahan pada saat keadaan aman, rawan, gawat atau kritis perlu ditata secara tegas dan jelas. 1) Kendali Bupati pada saat keadaan aman dan rawan. 2) Kendali Dandim pada saat menghadapi keadaan gawat dan kritis. 10. Kekuatan yang diperlukan. a. Kemungkinan tingkat kekuatan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan Binter sebagai upaya kewaspadaan pencegahan dan pengerahan di wilayah Kodim 0608/Cianjur adalah Yonif 300/RBK, Yon Armed 5-105/Tarik, Polres Cianjur dan lain-lain. b. Kemungkinan meningkatnya, gangguan keamanan yang dapat mengganggu stabilitas keamanan, pada saat ini cukup mengerahkan Aparat Teritorial Kodim dengan diperkuat Yonif 300/RBK untuk dapat mengatasi. c. Apabila terjadi pemberontakan maka seluruh kekuatan TNI, Polri dan komponen Ratih serta komponen lainnya.

13 11. Masalah-masalah khusus. a. Masalah yang memerlukan perlu diwaspadai, mencegah maupun menanggulangi gangguan, ancaman dan hambatan adalah : 1) Mewaspadai golongan yang mendirikan Negara NII dan golongan Ek. OT.G.30.S/PKI. 2) Apabila gangguan keamanan meningkat maka obyek vital yang ada didaerah harus segera di kuasai. 3) Seluruh komponen TNI, Polri, Ratih serta komponen lainnya disiapkan dan dimolisir. 4) Meningkatkan patroli keamanan secara terpadu. 5) b. Mewaspadai kemungkinan timbulnya SARA.

Hal-hal yang perlu diperhatikan Komando Atas. 1) Pengamanan terhadap sarana kekuatan dan obyek vital yang sangat rawan terhadap inventaris maupun subversi pihak lawan. 2) Penambahan personel, khususnya Bintara untuk memenuhi kebutuhan Babinsa. BAB-IV KEMUNGKINAN DUKUNGAN TERHADAP POLA OPERASI HANTA

12.

Peluang bagi operasi musuh a. Kondisi daerah dan masyarakat yang akan berpengaruh terhadap operasi musuh. 1) Ditinjau dari segi Geografi, maka tempat pendaratan laut maupun jalur-jalur jalan yang ada dapat mendukung operasi musuh. 2) Ditinjau dari segi Demografi, pada umumnya masyarakat tidak mendukung/membantu. 3) Ditinjau dari segi kondisi sosial : a) Dibidang Ipoleksosbud Pertahanan tidak memberikan peluang yang dapat membantu operasi musuh. b) Dibidang Pertahanan kemampuan perang fisik sendiri sangat terbatas. b. Indentifikasi jenis ancaman atau operasi. 1) Operasi yang bersifat strategis. Musuh setelah mendarat dibagian selatan Kabupaten Cianjur kemungkinan besar akan bergerak merebut pusat Pemerintah Kabupaten Cianjur guna mendukung Ops selanjutnya. 2) Operasi yang bersifat taktis. Musuh berusaha melaksanakan penguasaan objek-objek vital yang berada di daerah Cianjur serta menguasai bagian wilayah untuk gelar pasukan dan pengamanan jalur komunikasi maupun untuk penempatan instalasi logistiknya. c. Kemungkinan tentang musuh. 1) Kekuatan. berdasarkan perkiraan intelijen strategis pada lima tahun mendatang tidak akan tenjadi invasi lawan ke Indonesia. Namun keadaan medan yang ada dibagian selatan Cianjur memungkinkan untuk pendaratan

14 Pantai yang diperkirakan sebesar 1 Brigif (+) dengan diperkuat unsur BERBA. 2) Jalan pendekat. a) Cidaun-Sukanagara-Cianjur b) Cidaun-Cianjur-Bandung. c) Cidaun-Cianjur-Sukabumi-Jakarta. d) Cidaun-Cianjur-Bogor-Jakarta. e) Cidaun-Cianjur-Purwakarta f) Cidaun-Cianjur Jonggol Sasaran musuh. a) Pengawasan pelabuhan Cidaun, sumber air minum. b) Penguasaan jalan kearah Ibu Kota Kabupaten. c) Penguasaan serta simpati masyarakat disekitar pendekat.

3)

jalan

13.

Kemungkinan operasi pihak sendiri. a. Tahap musuh mendarat. Secara umum di Kabupaten Cianjur selatan kurang menguntungkan untuk diorganisir dalam operasi pertahanan karena keadaan medan yang relatif terpotong-potong sehingga kan menguntungkan pihak lawan untuk memberikan tembakan dari udara lawan. Kodim menyiapkan ek perlawanan setempat dengan pengerahan dan memberikan bantuan kewilayahan kepada Satpur/Satbanpur : 1) Bila ada pasukan sendiri beroperasi didaerahnya, maka Kodim bersama unsur-unsurnya memberi Banpur dan Bamin seoptimal mungkin. 2) Mengadakan tipuan sasaran atau tipuan untuk menyesatkan/membuat ragu-ragu dan membingungkan. 3) Mengganggu atau menghancurkan pasukan-pasukan musuh, patroli musuh dan tempat perbekalan. 4) Menyusun sistim pemberitaan cepat tentang kedatangan kekuatan, kedudukan dan kegiatan musuh. b. Tahap musuh melanjutkan gerakan dan menguasai sebagian Wilayah Cianjur. 1) Masih terdapat banyak medan untuk aksi hambatan dengan memanfaatkan medan tertutup, bangunan, sungai-sungai dan bukit/pegunungan yang ada. a) Kemungkinan penyelenggaraan. Aksi hambat dapat diorganisir antara lain : (1) Rangkaian ketinggian disekitar daerah pasir Huni (KV 2619). (2) Rangkaian ketinggian disekitar daerah pasir Geulis (KV 2916). (3) Rangkaian ketinggian G. Pandok Jawa (KV 2902). b) Kekuatan yang dikerahkan. Dalam aksi hambatan pada bagian medan tersebut diatas disusun kekuatan pasukan minimal dalam hubungan KI-YON. c) Sasaran yang dicapai.

15 (1) (2) d) Terhambatnya gerak maju musuh. Menimbulkan korban.

Penyelenggaraan dukungan wilayah. (1) Unsur perlawan Kodim terutama Wanra memberikan Bamin dan Banpur. (2) Penyingkiran/evakuasi penduduk kedaerah yang lebih aman. (3) Bersama satuan Intel memasang jaringan Intel dan membantu perlawanan didaerah yang sudah dikuasai lawan. (4) Mengamankan daerah belakang dari penyusupan musuh dan membangun kembali instalasi/jaringan Logistik.

2) Operasi serangan. Berbagai kemungkinan operasi serangan dapat terjadi pada tahap gerakan lajut musuh maupun tahap operasi perlawanan wilayah. a) Ditinjau dari keadaan medan operasi serangan yang dapat dilaksanakan adalah : (1) Serangan kota. (2) Penyergapan/Raid. (3) Serangan Sporadis/Konvensional yang bersifat gangguan. b) Serangan kota. (1) Daerah serangan meliputi : Kota Cipanas, Cianjur dan Sukanagara. (2) Kekuatan yang dibutuhkan : (a) Untuk Kota Cipanas = 2 Ki. (b) Untuk Kota Cianjur = 2 Ki. (c) Untuk Kota Sukanagara = 2 Ki. (3) Sasaran yang ingin dicapai. (a) Membuat kerugian personel/materiil musuh. (b) Menurunkan moril dan rasa tidak tentram dipihak lawan.

(4) Kemungkinan moril dan rasa tidak tentram dipihak lawan. c) Penyerangan/Raid. (1) Dilaksanakan diseluruh wilayah Cianjur, terutama daerah yang mempunyai arti nilai terbatas bagi pihak sendiri. (2) Kekuatan yang diperlukan untuk tiap-tiap sasaran 1 team. (3) Sasaran yang ingin dicapai. (a) Terputus hubungan antar tiap kesatuan musuh dengan menghancurkan instalasi perhubungannya. (b) Terputus/terhambatnya bantuan logistik lawan dengan mengganggu/menghancurkan tempat penimbunan/gudang perbekalan, tempat distribusi bekal prasarana jalan, sarana angkutan, sumbersumber air musuh dan sebagainya.

16 (4) Pelibatan Kodim adalah Wanra dan Logwil. d) memberikan/mengerahkan

Serangan Sporadis. (1) Daerah operasi adalah seluruh wilayah Cianjur. (2) Sasarannya bersifat situasional sesuai dengan kelemahan musuh yang dihadapi. (3) Pelaksanaan serangan dapat berdiri sendiri maupun gabungan dengan satuan yang ada didaerah yang bersangkutan.

c.

Tahap Opensif balas. 1) Diselenggarakan diwilayah Kabupaten Cianjur dengan kekuatan Brigif (+) terhadap kekuatan musuh, yang efektif hanya 1 (satu) Batalyon (+) dengan menggunakan poros gerakan dari Pagelaran, Sukanagara dan Cianjur. 2) Lingkungan keterlibatan Kodim 0608/Cianjur adalah membantu Satpur, Satbanpur dan Satbamin. 3) Kemungkinan dukungan kewilayahan dapat terwujud : a) Ikut dalam kegiatan penghancuran musuh terutama terhadap garis komunikasi dan tempat perbekalan serta pos-pos patroli. b) Ikut dalam kegiatan Operasi Militer mencakup kegiatan pengawasan alat perlengkapan militer, penjagaan instalasi militer, menunjuk jalan dan sebagainya. c) Logistik wilayah. d) Mengadakan pengerahan kemampuan Linra maupun Tibum untuk kepentingan tempur dan kuantitas dan kualitas Wanra.

14.

Kekuatan yang diperlukan. a. Dalam mendukung pelaksanaan operasi-operasi diatas tingkat kekuatan kewilayahan yang disiagakan oleh Kodim 0608/Cianjur adalah sebagai berikut : 1) Kekuatan. a) Tingkat Desa. (1) Wanra (2) Linmas/Hansip b) Tingkat Kecamatan/Koramil. (1) Wanra (2) Linra/ Hansip c) Tingkat Kabupaten/Kodim. (1) Wanra (2) Linra/Tibum/Hansip

= 10 orang = 10 orang = 100 orang = 100 orang = 400 orang = 400 orang

2)

kualifikasi kekuatan yang disiapkan. a) Tingkat desa berkemampuan memberi bantuan Administrasi. b) Tingkat Kecamatan/Koramil. (1) Bantuan Administrasi. (2) Bantuan tempur. c) Tingkat Kabupaten/Kodim. (1) Bantuan Administrasi.

17 (2) 3) Bantuan tempur.

Pengorganisasian. a) Dalam tahap musuh mendarat ofensif balas maka kekuatan kewilayahan baik Wanra, Linra dan Tibum dalam penggunaannya berada ditangan satu Komando, sedangkan dalam pembinaannya penanggungjawab tetap sebagai semula. 1) Tingkat Desa dan Kecamatan/Koramil berada ditangan Koramil. 2) Keseluruhan kekuatan yang berada di Koramil maupun di Kodim dibawah Komando Dandim. b) Pencapaian maupun pengingkatan mutu dilaksanakan oleh masing-masing pembina dengan arahan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Dandim. c) Tata cara penggunaan Ratih berpedoman : (1) Tingkat Desa dan Kecamatan/Koramil digunakan untuk perlawanan di daerahnya masing-masing. Penggunaannya diluar daerahnya atas persetujuan Dandim. (2) Tugas Ratih Kabupaten/Kodim dapat digunakan diseluruh wilayah Kabupaten/Kodim.

4)

Disposisi. a) Tingkat Desa untuk bantuan Administrasi. b) Tingkat Kecamatan/Koramil. (1) Bamin. (2) Banpur

b.

Kemungkinan penyediaan kekuatan penyelenggaraan untuk : 1) Wanra. Dari penduduk yang ada masih dimungkinkan. a) Meningkatkan mutu secara bertahap dari Linra, Tibum sesuai dengan alokasi yang telah ditetapkan bagi tiap Desa, Kecamatan maupun Kabupaten. b) Mobilitas masyarakat untuk kepentingan pembangunan Linra dan Tibum. 2) Bantuan logistik. a) Memanfaatkan tenaga ahli/tenaga kerja dari sektor produksi yang ada sekarang dengan diorganisasikan menjadi unit-unit khusus yang dapat membantu kepentingan perang. b) Mengorganisasikan tenaga-tenaga biro jasa dan depot logistik yang ada. c) Menyiapkan/mengorganisasikan tenaga biro perjalanan, jasa angkutan darat maupun laut yang ada serta mengerahkan kemungkinan tugas di masa perang, sehingga memudahkan pengerahan pada waktu dibutuhkan. Penyingkiran. a) Memberi kemampuan terhadap Linra dan Tibum dalam upaya penyingkiran.

3)

18 b) Mengorganisasi tenaga medis di Rumah Sakit baik pemerintah naupun swasta dan Pukesmas, guna kepentingan di masa perang. 15. Masalah-masalah khusus. a. Masalah yang perlu perhatian khusus. 1) Perlu adanya rintangan alam sepanjang pantai selaran secara menyuruh, terkecuali jalur-jalur tertentu yang diperlukan. 2) Dalam rangka pelaksanaan Opshan maupun Ops Kamdagra, kesetiaan rakyat kepada pihak sendiri perlu selalu dipelihara dan dibina semaksimal mungkin. 3) Penyediaan kekuatan cadangan kewilayahan serta koordinasi tentang peralihan semua organisasi dan tugas kewilayahan (Pemerintah maupun Swasta) dari keadaan damai menjadi darurat perang perlu ditata secara tuntas. b. Hal-hal yang perlu ditangani oleh Kodim 0608/Cianjur. 1) Proses penyiapan kekuatan kewilayahan yang berkaitan dengan Departemen diluar Dephan. 2) Konkritnya rencana Komando atas dalam rangka menghadapi invasi lawan yang memasuki Cianjur.

BAB-IV ANALISA 16. Sasaran Binter. a. Segenap upaya pembinaan Teritorial dimaksudkan untuk dapat mewujudkan wilayah dengan segenap isinya menjadi ruang, alat dan kondisi juang bagi kepentingan Sistim Pertahanan Negara. Perwujudan RAK juang tersebut dalam ukuran normatif dicapai melalui perwujudan sasaran-sasaran pokok sebagai berikut : 1) Perwujudan daerah-daerah pangkal perlawanan. 2) Terwujudnya kekuatan Perlawanan Rakyat yang sudah terorganisasi, dilengkapi, terlatih dan disiagakan. 3) Berfungsinya sistem Bela Negara yang diselenggarakan secara melembaga. 4) Berfungsinya sistem Logistik wilayah. b. Perwujudan sasaran Binter. 1) Daerah Pangkal Perlawanan ( Rahkalwan) a) Akan diwujudkan didaerah Kecamatan Sukanagara /Koramil 0608-10 ( Rahkalwan-I ), Kecamatan Pagelaran Koramil 0608-13 ( Rahkalwan-II ).

19 (1) Rahkalwan-I. Pada kenyataannya kecamatan Sukanagara sudah memiliki potensi untuk diorganisir menjadi Rahkalwan dengan persyaratan yang diharapkan. Kemudian daerah dengan jumlah penduduk (96.242 orang) yang ada harus diperhitungkan menjadi kekuatan daerah dalam menunjang pola Ophan. Sangat disayangkan daerah ini berada diporos jalan Cianjur-Sindangbarang dan nampak menonjol untuk dijadikan sasaran lawan. (2) Rakhlawan-II. Pada kenyataannya daerah Kecamatan Pagelaran berbukit-bukit dan bersandar kepada daerah Kabupaten Bandung. Pengorganisasian Geografi (medan) dengan pengembangan penduduk (85.437 orang) untuk mendukung pola Opshan masih mungkin dipenuhi dengan persyaratan yang diharapkan, sehingga sebagai basis perlawanan wilayah didaerah Kodim 0608/Cianjur berlangsung secara maximal, sangat dibayangkan berada diporos jalanan Cianjur-Sindangbarang dan dampak menonjol untuk dijadikan sasaran lawan. b) Persyaratan dan tingkat kemampuan. (1) Rahkalwan I dan II. (a) persyaratan untuk sulit didatangi musuh dilaksanakan dengan mengorganisasikan rintangan alam dan buatan terutama pemanfaatan lipatan medan, sungai yang ada dan kemungkinan penghancuran jembatan. (b) Persyaratan adanya dukungan masyarakat dilaksanakan melalui pembinaan desa-desa yang ada di Kecamatan pagelaran. Motivasi masyarakat untuk melawan fihak asing yang akan menjajah Indonesia menjadi landasan utama perjuangan bangsa Indonesia. (c) Persyaratan adanya dukungan logistik baik produksi pangan, sandang, peralatan dengan pembekalan militer mempunyai peluang yang besar untuk diintensifkan. (d) Persyaratan dukungan aspek militer termasuk 5 aspek medan untuk kemungkinan penyusupan pasukan. (2) Tingkat kemampuan. (a) Pada kenyataan yang ada di Rahkalwan I dan Rahkalwan II (Kecamatan Sukanagara dan Kecamatan Pagelaran) masih belum memenuhi persyaratan dukungan logistik wilayah secara optimal karena belum diprioritaskan pada pembangunan 5 (lima) tahun ini. Disamping itu banyaknya jalan pendekat, sehingga pemanfaatan rintangan alam harus dilaksanakan secara lebih teliti. Dukungan masyarakat dan aspek militer yang lain sudah ada tanda-tanda mendukung

20 walaupun tetap harus dibina secara terus menerus (5 tahun yang berlanjut). Khusus daerah Kecamatan Pagelaran yang bersandar kepada daerah Kabupaten Bandung sehingga kemungkinan pengorganisasian bisa berkembang kedaerah tetangga yang perlu dikoordinasikan bersama. (b) Pengelolaan dan pendayagunaan pembangunan daerah pada saat ini merupakan upaya nyata untuk mengelola dan mendayagunakan daerah menjadi Rahkalwan I dan Rahkalwan II. Oleh karena itu Kodim 0608/Cianjur memperjuangkan agar dijadikan sub wilayah pembangunan yang dapat mendekati terpenuhinya persyaratan Rahkalwan. Selanjutnya pada setiap 5 tahun berikutnya dapat dipelihara dan ditingkatkan suatu kemampuan yang mudah dialihkan untuk menjadi kekuatan suatu kemampuan yang dapat mendukung Ops Militer, baik sebagai titik kuat dalam mendukung Pola Opskamdagri maupun sebagai Rahkalwan yang mendukung Pola Opshan. 2) Kekuatan Perlawanan Rakyat. a) Konsep jangka panjang yang dianut sebelum adanya undangundang yang mengatur hal ini tetap mengarah kepada sasaran ideal sesuai dengan unsur-unsur Tibum. Personel dari masing-masing unsur tidak merangkap sebagai unsur lain serta merangkap ditingkat desa, Kecamatan maupun Kabupaten. Pada masa damai baru bisa diarahkan sebagai berikut : (1) (2) (3) Tingkat Desa. (a) Wanra 1 Ru (b) Linra /Linmas (Hansip) 1 Ru Tingkat Kecamatan/Koramil. (a) Wanra 1 Ki (b) Linra/ Tibum/ Linmas 2 Ton Tingkat Kabupaten/Kodim. (a) Wanra 1 Yon (b) Linra /Tibum/Linmas 2 Ki pengorganisasian,

b) Kualifikasi. Kelengkapan, pendayagunaan dan pengendalian komponen.

(1) Kualifikasi pada saat ini. Pembinaan terhadap semua unsur masih terbatas, namun demikian kepada komponen (Potensi Rakyat Terlatih) perlu diberikan berbagai kesempatan dalam rangka peningkatan kemampuan dan dipelihara secara bertahap dan berlanjut. Arahan untuk meningkatkan kualifikasi. (a) Latsar Hanneg (b) Latsar latram (c) latsar Wanra (d) Kader PPBN

21 (2) Kelengkapan. Pembinaan kelengkapan secara organisasi secara memadai baru berada pada jajaran Mawil Hansip, sedangkan diluar jajaran Mawil Hansip sangat ditentukan oleh rasa kesadaran dari setiap unsur pimpinan masing-masing. Masalah kelengkapan ini juga akan sangat berkaitan dengan kebanggaan organisasi / perorangan sehingga perlu diyakinkan agar dapat tercapai dengan baik pada saat yang diperlukan. (3) Pengorganisasian. Pada saat ini penataran komponen yang sesuai dengan undang-undang No.20 tahun 1932 tentang ketentuan-ketentuan pokok Hankam Negara Republik Indonesia masih belum terlealisir. Namun arahan pengorganisasian semua unsur Ratih akan segera diselesaikan dengan kebutuhan. Pada masa damai fungsi Wanra belum begitu menonjol sehingga unsur yang ada sekarang bisa dipertahankan. Tingkat kekuatan ideal dikembangkan melalui upaya menyadarkan personel muda yang ada di desa-desa sehingga kekuatan minimal mampu memenuhi kepentingan tugas dalam wujud nyata. Personel regu ditingkat desa diarahkan berbeda dengan personel peleton ditingkat desa atau kecamatan. Sedangkan kekuatan Linmas yang sudah terbentuk bisa diorganisir menjadi unsur Tibum, Linra, disamping perlu pemikiran lebih lanjut oleh Pemda tentang penyiapan komponen perlindungan rakyat (Linmas). Pada saat menghadapi ancaman bersenjata dari organisasi komponen Ratih harus segera bergeser mendukung kualitas maupun kuantitas Wanra secara lebih besar. Dengan demikian secara tidak langsung pergeseran fungsi Tibum, Linra menjadi Wanra merupakan peluang pendukung Banmin dan Banpur dalam Operasi Militer dan sekaligus juga menyiapkan personel Militer untuk menjadi tenaga pengganti TNI pada saat diperlukan. (4) Pendayagunaan dan pengendalian. Dari gambaran tentang pengorganisasian diatas, maka pendayagunaan potensi yang ada sekarang tetap dilanjutkan sesuai arahan semula yaitu oleh Kodim terhadap unsur Wan Kamra serta oleh Pemda terhadap unsur Tibum dan Linra. Disamping itu Pemda harus memikirkan juga terhadap terbentuknya fungsi Linmas setelah ada undang-undang yang mengaturnya. 3) Sistem logistik wilayah. a) Produksi pangan hasil pertanian berupa beras menjadi primadona didaerah ini untuk dipelihara dan selalu ditingkatkan baik untuk kepentingan daerah sendiri maupun daerah lain. Produksi lain yaitu hasil perkebunan berupa teh dan karet dapat mendukung Logwil didaerah ini. Daerah yang menjadi perhatian pengembangan lebih lanjut adalah daerah Kecamatan Pagelaran dan Sukanagara dimana penggarapannya dalam sub wilayah pembangunan yang diselenggarakan oleh Pemda (Repetada) dapat terus menerus dipantau. b) Penyelenggaraan atau fungsi logistik.

22 (1) Pembekalan. Keharusan bagi Kodim untuk pada saat (menjelang terjadinya perang) mengerahkan Swasembada dan Swadaya produksi. (a) Intensifikasi dan Ekstensifikasi pertanian, perternakan dan perikanan, mobilisasi industri perang dari industri rakyat serta pembangunan industri pangan yang tahan lama. (b) Pemilihan daerah produksi yang sukar dicapai lawan, adanya cadangan pembekalan serta fasilitas hubungan dengan daerah lain. (c) Penggalangan bahan bekal sesuai penggalangan barang hasil pruduksi daerah atau masih bersandar kepada produksi daerah lain. (2) Angkutan. Kemungkinan pengggunaan sasaran angkuran modern, hewan atau manusia sesuai pertimbangan keamanan minimal untuk pendistribusian pembekalan. (3) Pemeliharaan. Persiapan jauh sebelumnya dalam penyediaan instalasi-instalasi bengkel (mekanisme bengkel swasta) serta pembekalan spars part. (4) Konstruksi. Secara kuantitatif dan kualitas pembangunan prasarana, fasilitas, dan instalasi logistik yang berupa jaringan jalan, komunikasi, penyimpanan dan penimbunan barang, bengkel dan Rumah sakit/tempat perawatan sangat diperlukan daya informasi dan substitusi bahan, konstruksi yang dapat menunjang kepentingan militer. (5) Tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja perlu disiapkan untuk memenuhi kegiatan Logistik, mengingat pengerahan rakyat sebagian besar untuk kepentingan Wanra. (6) Pengungsian dan perawatan kesehatan. Penyusunan suatu rangkaian kegiatan yang berlanjut yang disesuaikan dengan penempatan instalasi kesehatan, sehingga mempermudah penggungsian dan perawatan kesehatan dalam konsep maupun kenyataan. 4) Sistem Bela Negara. Sambil menunggu undang-undang yang memberlakukan sistem Bela Negara, maka lingkungan yang berlangsung dengan Sistem Bela Negara adalah jalur Aparatur Pemerintah, TNI, Pemukiman, pelajar, Perguruan Tinggi, Organisasi Pembina Generasi Muda (Pramuka, Karang Taruna, AMPI) dan berbagai Organisasi pembina Swadaya Masyarakat (BPD, PKK dan kelompok/forum komunikasi bidang pertanian, peternakan, perikanan, kerajinan tangan, industri, dll). a) Kemungkinan pelaksanaan mobilitas dan demobilitas pada masa damai memang harus dicatat sesuai kemungkinan bila sewaktu-waktu diperlukan.

23 (1) Organisasi. Pengorganisasian diarahkan agar dapat mewujudkan komponen Ratih, Linmas dan Cadangan TNI. (2) Prosedur. Sistem Bela Negara perlu dimasyarakatkan dahulu kepada masyarakat luas sehingga prosedur mobilisasi dapat terwujud dalam tata laksana dan mekanisme terpadu dari unsur terkait (terlibat). (a) Pengkajian masalah-masalan yang bersangkutan dengan kepentingan Bela Negara di daerah. (b) Pengembangan pendidikan yang menyangkut penumbuhan nilai-nilai kesadaran dan perilaku melalui materi methoda, kurikulum dan berbagai pendekatan untuk menanamkam Bela Negara. (c) Peluang untuk memanfaatkan komunikasi dalam meningkatkan pengertian masyarakat luas baik melalui fungsi komunikasi massa instansi Pemerintah maupun non Pemerintah. (d) Pendekatan sosialisasi untuk memantapkan berbagai kepentingan dan objek yang berkaitan dengan Sistem Bela Negara. b) Jenis-jenis kemampuan. (1) Komponen Ratih. (a) Unsur Wanra. Kemampuan untuk ikut menghadapi atau menanggulangi dan menghancurkan musuh yang hendak menduduki dan menguasai wilayah atau sebagian wilayah. (b) Unsur Tibum. Kemampuan untuk ikut memelihara ketertiban masyarakat, kelancaran roda pemerintahan dan segenap perangkatnya serta kelancaran kegiatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup. (c) Unsur Linra. Kemampuan untuk menanggulangi hukum maupun gangguan ketentraman masyarakat. (2) Komponen Linmas. Kemampuan untuk ikut menangani dan atau memperkecil akibat malapetaka yang timbul oleh perang, Bencana Alam atau Bencana lainnya. (3) Cadangan TNI. (a) Dari anggota Ratih secara sukarela. (b) Ex Tar PPBN (c) Dari anggota TNI yang telah menyelesaikan tugasnya (Purnawirawan). (d) Tar Kader Bela Negara

17.

Faktor-faktor yang mempengaruhi.

24 a. Pembinaan Teritorial yang dilaksanakan oleh segenap Aparatur Negara bersama segenap Rakyat dengan TNI sebagai intinya, berbangsa dan bernegara Republik Indonesia. b. Pemasyarakatannya masih belum dihayati oleh semua pihak, sekalipun sudah menjadi bagian dalam GBHN, terutama dari Intansi Departemen Non Pertahanan yang masih berpikir secara sektoral. c. Pembangunan yang dilaksanakan oleh segenap Instalasi Departemen Non Hankam yang dibantu Dephankam adalah titik berat pembangunan kesejahteraan masyarakat (Binwil), aspek keamanan kadang-kadang kurang diperhatikan. b. Pembangunan yang dilaksanakan oleh jajaran Dephankam dibantu oleh Intansi Departemen Non Hankam adalah Binwil yang memperhatikan kepentingan Aspek Hankam (Binter), dengan Pemda sebagai Administrator tunggal Daerah, maka apa yang menjadi sasaran Binter harus dapat direalisasikan secara bertahap dan berlanjut dalam Repetada di tingkat Kabupaten. c. Kesadaran bernegara dan bela negara yang belum mantap perlu segera ditangani secara seksama dan memasyarakat.

18.

Proses Analisa. a. Kriteria terwujudnya sasaran Binter merupakan proyek jauh kedepan dalam menghadapi ancaman nyata bahwa Indonesia ramalan pelibatan pada operasi Militer ditentukan oleh Kodim sendiri harus menyiapkan potensi dan kekuatan wilayah melalui program Binter, tidak langsung kepada Pemda bersama Instansi terkait lainnya pada masa ini aspek kesejahteraan diprioritaskan oleh Pemda demi terwujudnya masyarakat adil dan makmur. Pembangunan dibidang kesejahteraan dan sekaligus dapat memenuhi kepentingan aspek Pertahanan. b. Upaya pengelolaan dan pendayagunaan daerah diharapkan dipadukan antara aspek kesejahteraan dan keamanan serta dapat melembaga peranan Departemen, Non Hankam memastikan dan memutuskan keberhasilan pengelolaan Binter oleh Jajaran Kodim. c. Pada masa menghadapi ancaman dalam negara Rahkalwan menjadi titik kuat, memiliki daya tangkal tangguh terhadap ancaman kekuatan perlawanan rakyat, sistem logwil, sistem Bela negara yang telah dibentuk dalam menghadapi ancaman, baik dari luar maupun dari dalam dapat diuji ketangguhannya, dalam membantu Militer, gambaran diatas adalah sebagai suatu proses analisa yang dapat menunjukan sampai sejauh mana Binter yang ditempuh Kodim 0608/Cjr sehingga pengorganisasiannya Rahkalwan, kekuatan Wanra sistem Logwil dan sistem Bela negara sudah dianalisa nyata saat ini untuk dihadapkan kemungkinan operasi Militer yang akan datang.

19.

Penggarapan bidang-bidang.

25 a. Arah penggarapan bidang-bidang pada Tahun 2008 yang relatif pasti untuk menangani sasaran pokok Binter adalah prioritas penataan pembangunan daerah di Kecamatan Pagelaran dan Sukanagaran terutama dalam meningkatkan pertanian, perkebunan, industri, pendidikan generasi muda, agama, kesehatan, pemukiman rakyat dan penataan rakyat terlatih yang sekarang masih Hansip/Wanra serta pembangunan medan secara bertahap yang memiliki aspek militer. 1) Pendekatan penggarapan. Pada kenyataan subjek dan objek pembangunan didaerah adalah sama yaitu terdiri dari aparan pemerintah yang sama wujud realisasinya dalam pembangunan ada tata laksana dan mekanisme yang terpadu dan melembaga didaerah. Kodim melakukan pendekatan dengan instansi yang setingkat agar kepentingan didaerah pengarapan bidang-bidang yang menunjang pembinaan Rahkalwan, kekuatan perlawanan rakyat Sislogwil secara langsung atau tidak langsung dapat berjalan lancar. 2) Kewaspadaan dan prakondisi terhadap instansi yang setingkat. a) Sifat dan tanggungjawab sektoral yang masih menonjol perlu diarahkan untuk selalu melihat kepentingan sektor lain dan kepentingan masyarakat luas, sehingga penggarapan bidang masing-masing bisa direncanakan secara terpadu saling menunjang dan menguntungkan b) Hal yang perlu diprakondisikan adalah peranan jajaran Kodim bersama unsur TBO didaerah harus selalu membantu, mendorong dan menciptakan suasana yang menunjang keberhasilan program ini dari instansi yang lain. b. Bidang-bidang yang perlu diintegrasikan dengan sasaran khusus Binter, pada kenyataannya untuk Tahun 2013 adalah masing-masing saling tumpang tindih yang merupakan potensi kesejahteraan sekaligus sebagai potensi Pertahanan yang bisa dialihkan menjadi kekuatan Hanneg. c. Hasil minimal yang dapat dicapai pada 5 tahun mendatang dalam segi dukungan kewilayahan. 1) Hasil pembinaan di Kecamatan Pagelaran dan Sukanagara bisa sebagai kuat dalam menghadapi ancaman dari dalam atau luar daerah. 2) Sudah tersedia cukup logistik untuk menunjang kepentingan logistik satuan. 3) Sudah tersedia kemampuan Banmin. tenaga Ratih (Linmas/Wanra) dalam batas

4) Sudah ada peluang pada generasi muda untuk mengetahui dan menyadari pentingnya kesadaran bernegara dan Belanegara. d. Masalah-masalah khusus dalam kurun waktu 5 tahun ini yang memerlukan perhatian dan perlakuan khusus :

26 1) Keseimbangan terwadahinya program Binter dalam program pembangunan daerah ( Kab. Cianjur) yang harus dapat dibulatkan dalam Jawa Barat. 2) Pada Tahun 2012 yang akan datang produk Analisa Potensi Pertahanan Kodim 0608/Cianjur harus sudah disusun dan menjadi masukan bagi Korem/Kodam yang berguna sebagaimana masukan Propinsi Jawa barat dan Banten khususnya Kab. Cianjur tahun 2015-2010. BAB-V KESIMPULAN 20. Peningkatan kemampuan Geografi. Pada tahun 2013 ini diharapkan ada peningkatan kemampuan Geografi menjadi ruang juang sebagai berikut : a. Kemungkinan dukungan terhadap pola Ops Kamdagri. 1) Peningkatan pembangunan daerah kecamatan Sukanagara dan Pagelaran terutama melalui Intensifikasi dan diverifikasi di sektor pertanian dan perkebunan serta jaring jalan dan jembatan yang telah ada. 2) Reboisasi umum tanaman pohon keras, Penanaman pohon Hitaullo, perbaikan tanggul-tanggul dan pengamanan terhadap kelestarian lingkungan hidup. b. Kemungkinan dukungan terhadap pola Opshan. 1) Penataan medan tertutup dengan lereng-lereng di daerah kecamatan Sukanagara dan Pagelaran untuk dapat memberikan dukungan aspek Militer dan pada saat di perlukan. 2) 21. Inventarisasi kemampuan seluruh jalan dan jembatan yang ada.

Peningkatan kemampuan Demografi. a. Kemungkinan dukungan terhadap pola Ops Kamdagri. 1) Penataan dan peningkatan terhadap kualitas, perlengkapan pengorganisasian, pendayagunaan dan pengendalian komponen (Sekarang masih Linmas/Wanra). 2) Peningkatan pembinaan terhadap organisasi pembinaan generasi muda ( KNPI, Pramuka, Karang Taruna ) dengan organisasi Pembinaan swadaya masyarakat ( BPD dan PPK ) serta kelompok/forum komunikasi masyarakat untuk kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bela negara. b. Kemungkinan dukungan terhadap pola Opshan. Walaupun pada 5 (lima) tahun mendatang tidak akan perang/invasi lawan namun tetap diperhitungkan upaya peningkatan sesuai kemampuan yang dihadapi. 1) Penataan dan peningkatan kualifikasi kelengkapan,peorganisasian, pendayagunaan dan pengendalian unsur wanra ditiap kecamatan.

27 2) Peningkatan dan pemantapan organisasi pembina generasi muda dan organisasi pembina swadaya masyarakat untuk mempersiapkan bela negara. 3) Penataan pemukiman rakyat yang memperhatikan penyebaran penduduk dalam kepentingan kekuatan dan penguasaan kewilayahan. 22. Peningkatan kemampuan konsos. a. Kemungkinan dukungan terhadap pola Ops Kamdagri. 1) Pembinaan Persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bersama ulama dan tokoh masyarakat terutama di daerah kota Cianjur, Sukanagara dan Pagelaran. 2) Pemantapan kondisi lingkungan yang dapat menghindari pertentangan antar suku, Agama, realisasi dan antar golongan (SARA). 3) 4) 5) b. Mendorong terciptanya Pam Swakarsa. Mendorong terciptanya lapangan kerja kehidupan Wiraswasta. Berlakunya terciptanya lapangan kerja dan kehidupan wiraswasta.

Kemungkinan dukungan terhadap pola Opshan. 1) 2) Penataan arah untuk mewujudkan sistem Bela Negara. Penataan arah kemungkinan mobilitas/demobilisasi umum daerah.

3) Penataan arah mewujudkan alih tehnologi serta alih produksi dan juga mendukung kepentingan perang. 4) Inventarisasi kondisi wilayah untuk kepentingan menunjang Operasi Militer.

Cianjur, Maret 2013 Komandan Kodim 0608/Cianjur

Heldi Wira Letnan Kolonel Inf NRP 1940019030871

You might also like