You are on page 1of 47

Jenis-jenis Reaksi Kimia

Pada dasarnya reaksi kimia yang terjadi itu bermacam-macam jenisnya, maka untuk memudahkan dalam mempelajarinya kita dapat mengelompokkan berdasarkan bagaimana cara atom tersusun kembali pada hasil reaksi kimia. Beberapa jenis-jenis reaksi kimia tersebut adalah: Reaksi pembakaran Reaksi kombinasi Reaksi penguraian Reaksi penggantian Reaksi metatesis A. Reaksi Pembakaran Merupakan reaksi antara suatu zat dengan oksigen menghasilkan zat yang jenisnya baru dan panas. Reaksi pembakaran juga dapat menimbulkan api, ledakan, atau hanya menimbulkan pendar. Pembakaran bahan bakar pada umumnya menghasilkan gas karbon dioksida, uap air dan sejumlah energi. Contoh misalnya pembakaran bahan bakar di mesin kendaraan bermotor. Pentana dibakar menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air

a. b. c. d. e.

B. Reaksi Kombinasi Reaksi kombinasi sering disebut juga dengan reaksi reduksi-oksidasi atau reaksi redoks yang merupakan unsur bebas. Dalam reaksi oksidasi dapat dijumpai ketika dua atau lebih reaktan menjadi zat baru.

Contoh reaksi penggabungan misalnya pada reaksi antara besi dengan belerang (sulfur) yang menghasilkan senyawa besi sulfida dan seng dengan belerang dipanaskan menjadi seng sulfida.

Reaksi Oksidasi juga berlangsung pada proses respirasi yaitu proses oksidasi glukosa dalam tubuh makhluk hidup. Reaksi Reduksi terjadi ketika suatu zat kehilangan oksigen. Reaksi ini biasanya digunakan untuk mengekstrak logam dari bijihnya.

C. Reaksi Penguraian Dalam reaksi penguraian yang terjadi adalah kebalikan dari reaksi penggabungan. Dimana suatu zat terurai menjadi dua atau lebih zat baru.

Contoh reaksi penguraian misalnya pada proses elektrolisis air menjadi gas hidrogen dan gas oksigen dengan menggunakan listrik, reaksinya sebagai berikut:

D. Reaksi Penggantian Reaksi penggantian dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu reaksi penggantian tunggal dan reaksi penggantian rangkap. 1. Reaksi penggantian tunggal terjadi apabila sebuah unsur menggantikan kedudukan unsur lain dalam suatu reaksi kimia, contoh

Misalnya pada reaksi antara kawat tembaga yang dicelupkan ke dalam larutan perak nitrat. Karena tembaga lebih aktif dari pada perak, maka tembaga mengganti kedudukan perak membentuk larutan tembaga (II) nitrat yang berwarna biru.

2. Reaksi penggantian rangkap dapat terjadi pada penggantian ion antar atom atau senyawa misalnya pada proses reaksi antara asam klorida (HCl) dengan natrium hidroksida (NaOH) akan menghasilkan garam dapur (NaCl) dan air (H2O).

E. Reaksi Metatesis, terdiri dari: reaksi pengendapan; suatu proses reaksi yang membentuk endapan, seperti pada reaksi antara timbal (II) nitrat dan kalium iodida menghasilkan endapan berwarna kuning timbal (II) iodida dan larutan kalium nitrat

reaksi netralisasi; adalah merupakan reaksi antara asam dan basa yang menghasilkan garam dan air

reaksi pembentukan gas; adalah reaksi kimia yang pada produknya dihasilkan gas misalnya : o pada proses fermentasi yang melibatkan mikroorganisme, yaitu ragi. Pada pembuatan roti, ragi yang ditambahkan pada adonan akan menyebabkan adonan roti mengembang. Karena terbentuknya gas karbon dioksida ketika soda kue (NaHCO3) ditambahkan ke adonan dan proses pemanggangan mengakibatkan sel ragi mati, maka proses fermentasi berhenti. o logam besi dapat bereaksi cepat dengan asam klorida (HCl) membentuk besi (II) klorida (FeCl2) dan gas hidrogen (H2)

KOMPONEN SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL MOBIL

0 komentar 1. Baterai
Baterai adalah alat listrik-kimiawi yang menyimpan energi dan mengeluarkannya dalam bentuk listrik. Fungsi baterai adalah sebagai penyedia listrik pada sistem kelistrikan pada kendaraan.

Konstruksi Berdasarkan konstruksi baterai dibedakan menjadi 2 macam yaitu : 1. Konstruksi Comound Baterai ini sel-selnya berdiri sendiri-sendiri dan antara sel yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan lead bar (connector) diluar case. 2. Konstruksi Solid Baterai ini antara sel yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan lead bar di dalam case. Terminal yang kelihatan hanya dua buah hasil hubungan seri dari sel-selnya. Tipe Baterai Ada 2 macam tipe baterai yaitu : 1. Baterai Tipe Basah (Wet Type)

Baterai tipe basah (wet type) terdiri dari elemen-elemen yang telah diisi penuh dengan muatan listrik (full charged) dan dalam penyimpanannya telah diisi dengan elektrolit. Baterai ini tidak bisa dipertahankan tetap dalam kondisi full charge. Sehingga harus diisi (charge) secara periodik. Selama baterai tidak digunakan dalam penyimpanan, akan terjadi reaksi kimia secara lambat yang menyebabkan berkurangnya kapasitas baterai. Reaksi ini disebut self Discharge. 2. Baterai Tipe kering (Dry Type)

Baterai tipe kering (Dry Type) terdiri dari plat-plat (positip & negatip) yang telah diisi penuh dengan muatan listrik, tetapi dalam penyimpanannya tidak diisi dengan elektrolit. Jadi keluar pabrik dalam kondisi kering. Pada dasarnya baterai ini sama seperti dengan baterai tipe basah. Elemen-elemen bateraij ini diisi secara khusus dengan cara memberikan arus DC pada plat yang direndamkan ke dalam larutan elektrolit lemah. Setelah plat-plat itu terisi penuh dengan muatan listrik, kemudian diangkat dari larutan elektrolit lalu dicuci dengan air dan dikeringkan. Kemudian plat-plat tersebut dirangkai dalam case baterai. Sehingga biala baterai tersebut akan dipakai, cukup diisi elektrolit dan langsung bisa digunakan tanpa discharge kembali. Vent plug

Vent plug terdapat pada tutup disetiap sel. Fungsinya adalah untuk mencegah masuknya debu dan kotoran kedalam sel. Fungsi yang lebih penting lagi adalah agar tersedia saluran (lubang). Untuk membebaskan gas dan kemungkinan terbentuknya lagi asam sulfat yang terkandung di dalam uap asam yang terbentuk pada saat pengisian baterai. Plat Positip Dan Plat Negatip 1. Plat Positip Plat positip terbuat dari material PbO2 (lead peroxide) yang berwarna coklat tua 2. Plat Negatip Plat negatip terbuat dari material Pb (spongy lead) yang berwarna kelabu.

Untuk mencegah plat positip dan plat negatip bersinggungan, dipasang separator, yang terbuat dari polyvynil chloride (PVC) yang berpori-pori. Elektrolit (H2SO4) Standard berat jenis (specific gravity) elektrolit baterai pada temperatur standart (20 derajat celcius) adalah 1.280. Apabila temperatur larutan elektrolit berubah, maka standart berat jenis elektrolit baterai dapat dicari dengan rumus : S 20 = St + 0,0007 (t 20) Dimana : S20 = Berat jenis pada temperatur 20 derajat celcius St = Berat jenis pada temperature pengukuran t = Temperatur elektrolit Berat jenis elektrolit akan turun pada saat baterai dipakai (discharge). Pada kondisi standart (20 derajat celcius), bila berat jenis elektrolit turun mencapai 1.200, maka baterai harus diisi kembali (charging). Bila jumlah elektrolit di dalam baterai berkurang, maka harus ditambah dengan air aki (air suling). Perubahan berat jenis elektrolit tergantung oleh : - - Discharge rate. - - Charge rate. - - Temperature. - - Jumlah dari asam sulfat yang terkandung dalam elektrolit. Larutan elektrolit dapat membeku pada temperature tertentu. Oleh karena itu kalau menyimpan baterai boleh ditempat sedingin mungkin asalkan tidak sampai larutan elektronitnya membeku. Reaksi Kimia Baterai pada saat discharging maupun recharging akan terjadi reaksi kimia Reaksi Kimia Pada Saat Discharging Yang dimaksud discharging adalah penggunaan isi (kapasitas) baterai.Reaksi kimia yang terjadi ialah : Pb O2 + 2 H2 SO4 Pb SO4 + 2 H2 O + Pb SO4 Pada ahir discharging, plat positip dan plat negatip akan menjadi Pb SO4 dan elektrolitnya akan menjadi H2 O. Reaksi Kimia Pada Saat Recharging Recharging adalah proses pengisian baterai. Reaksi kimia yang terjadi ialah : Pb SO4 + 2 H2 O + Pb SO4 Pb O2 + 2 H2 SO4 Ahir dari proses recharging ini, plat positip kembali menjadi Pb O2 dan plat negatipnya Pb, sedangkan elektrolit kembali terbentuk menjadi H2 SO4. Larutan Elektrolit Hasil campuran 36 % Asam Sulfat dan 64 % air akan menghasilkan elektrolit yang berat jenisnya 1.270 pada 80 derajat F (27 derajat C). Larutan elektrolit ini terdiri dari pencampuran antara Asam Sulfat (H2SO4) yang berat jenisnya 1.835 dan air (H2O) yang berat jenisnya 1 dengan komposisi tertentu. Terminal Voltage Terminal voltage adalah batas tegangan baterai yang diijinkan pada saat discharging dan recharging. a. Saat Discharging Ketika baterai dipakai dengan arus besar, sebagia contoh digunakan untuk memutar engine waktu start, maka tahanan dalam baterai akan naik. Hal ini tidak hanya disebabkan berkurangnya asam sulfat (yang semestinya untuk mempertahankan kecepatan reaksi kimia antara plat-plat dan elektrolit), tetapi juga akibat polarisasi baterai itu. b. Saat Recharging

Pada saat recharging ( arus pengisian kurang lebih seper sepuluh dari arus discharging ratarata ) maka akan menghasilkan naiknya perbedaan potensial antara positip dan negatip. Pada saat recharging tersebut, akan timbul gelembung-gelembung karena peristiwa elektrolisa (penguraian) H2O. Gelembung-gelembung tersebut dapat menyebabkan umur baterai pendek. Oleh karena itu, ketika recharging apabila sudah mencapai terminal voltage, maka recharging dihentikan. Self Discharge Suatu baterai yang telah diisi elektrolit, jika didiamkan (tidak dipakai) akan kehilangan muatan listriknya. Hal ini disebabkan, setelah baterai diisi elektrolit, maka baterai mulai mengalami suatu reaksi kimia, meskipun baterai tersebut dipakai atau tidak. Sifat seperti ini tidak dapat dihindarkan pada semua baterai. Kehilangan muatan listrik yang tersimpan tanpa pemakaian melalui rangakaian luar disebut Self Discharge Sebab-sebab self discharge sebagai berikut : 1. Plat negatip beraksi langsung dengan asam sulfat dari elektrolit membentuk timbal sulfat (Pb SO4) 2. Hubungan singkat antara plat positip dan plat negatip melalui endapan dari material aktif 3. Jika suhu dan konsentrasi elektrolit tidak merata disekitar plat positip dan negatip akan terjadi reaksi elektrokimia local. Hal-hal seperti di atas ini yang menyebabkan muatan baterai akan berkurang meskipun tidak dipakai. Reaksi kimia yang terjadi dalam baterai akan lebih cepat dengan kenaikan suhu elektrolit. Hal ini juga berarti Self Discharge akan bertambah cepat jika suhu lebih tinggi. Jadi penyimpanan baterai pada suhu rendah lebih efektif dalam memperkecil kecepatan Self Discharge. Faktor lain yang mempercepat Self Discharge adalah bila elektrolit atau air suling yang diisikan ke dalam baterai mengandung material-material yang tidak diinginkan, karena akan menimbulkan reaksi local. Kapasitas Baterai Kapasitas baterai adalah jumlah listrik yang dapat dihasilkan dengan melepaskan arus tetap, sampai dicapai voltage ahir. Besarnya ditentukan dengan mengalikan besar arus pelepasan dengan waktu pelepasan dan dinyatakan dalam AH (Ampere Hour). Jadi untuk menyatakan kapasitas baterai, perlu ditentukan laju arus pelepasan. Karena kapasitas baterai tergantung dari kuat arus pelepasan. Misalnya suatu baterai mempunyai kapasitas 100 AH untuk laju arus 20 jam. Ini berarti baterai tersebut sanggup melepaskan muatan sebesar 5 ampere selama 20 jam. Tapi tidak berarti mampu melepaskan muatan sebesar 10 ampere selama 10 jam. Jadi jika ingin membandingkan kapasitas baterai perlu disamakan dahulu laju arus pelepasan muatan listriknya. Pengetesan Baterai Kondisi dari sebuah baterai ditunjukan oleh berat jenis larutan elektronitnya. Salah satu cara yang paling sederhana dan lebih dipercaya adalah dengan mengukur berat jenis dari larutan elektrolit. Alat untuk mengukur berat jenis elektrolit disebut Hydrometer dan dilengkapi dengan thermometer untuk mengetahui temperatur elektrolit. Hydrometer dikalibrasi untuk mengukur berat jenis elektrolit pada temperature standar (JIS) 20 derajat celcius (68 derajat F). Untuk menentukan pembacaan berat jenis yang benar adalah sebagi berikut : - Bila suhu di atas 20 derajat C (68 derajat F), ditambah 0,0007 tiap kenaikan 1 derajat C. - Bila suhu di bawah 20 derajat C (68 derajat F), dikurangi 0,0007 tiap penurunan 1 derajat C. Sebagai contoh, pada suhu 49 derajat C didapatkan pembacaan berat jenis elektrolit 1,2597. Dimana pengukuran ini suhu elektrolitnya 29 derajat celcius di atas standar yang ditetapkan

yaitu 20 derajat JIS. Sehingga pembacaan berat jenis yang sebenarnya dihitung dengan rumus sebagai berikut : S20 = St + 0,0007 (t 20) = 1.2597 + 0,0007 (49 20) = 1,2597 + 0,0203 = 1,28 Jadi pembacaan yang benar setelah dikoreksi dengan temperature adalah 1,28 Perawatan Baterai Berikut ini beberapa tips untuk merawat baterai mobil : 1. Memeriksa secara berkala kondisi air aki (bila Anda memakai aki basah). Jika indikatornya menyatakan kekurangan air, Segera tambahkan air aki sesuai dengan takarannya, sebelum mobil dihidupkan di pagi hari. Mestinya air aki selalu terjaga di antara tanda low level dan upper level (biasa tertera pada sisi aki). Bila berada di bawah low level segera tambahkan, maksimal pada garis upper level. Karena, air aki berfungsi untuk membantu mendinginkan sel-sel aki. Bila air aki berkurang, sel-sel di dalam aki bisa menjadi berubah bentuk (melengkung). 2. Setelah diisi dengan air khusus pengisi aki, diamkan beberapa saat, baru nyalakan mobil Anda. 3. Secara berkala juga harap memeriksa terminal di aki (positif maupun negatif). Cek apakah terjadi korosi atau tidak. Korosi dapat dibersihkan dengan menyiramkan air panas pada kedua terminalnya. 4. Jika hendak mematikan mobil, harap matikan dahulu komponen-komponen kelistrikannya, misalnya lampu luar, AC, radio/tape, CD, charger handphone, dan lainnya. 5. Jika mobil tidak akan digunakan dalam jangka waktu yang lama, copot terminal negatif pada aki Anda. Kepala aki yang dicopot tersebut agar dibungkus dengan kain, untuk menjaga agar terminal negatif tersebut tidak bersentuhan dengan body mobil. 6. Tiap 3 bulan sekali, jika Anda berkunjung ke bengkel, mohon agar dicek kondisi pengisian kelistrikan mobil tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat penyimpanan baterai : 1. Baterai yang tidak dipakai harus disimpan di tempat yang kering, sejuk dan tidak kena sinar matahari langsung, karena bias mempercepat reaksi kimia (self discharge) 2. Baterai yang diterima lebih dahulu sebaiknya didahulukan pemakaiannya. 3. Untuk baterai tipe basah, perlu adanya pengisian secara periodi, yaitu minimal 1 bulan sekali, untuk menjaga baterai tetap full charge dan tidak cepat rusak. Peringatan Keselamatan: Asam Sulfat sangat berbahaya, dapat menyebabkan kulit dan mata teriritasi dan terbakar. Asam Sulfat juga dapat menyebabkan ledakan pada beberapa kasus. Saat bekerja dengan Aki dan Elektrolit, lindungi diri Anda dengan kaca mata pelindung, dan pelindung wajah. Pakailah bahan garmen untuk melindungi wajah, tangan dan tubuh Anda. Selain hal-hal di atas, perhatikan dengan tindakan-tindakan pencegahan di bawah ini: 1. Selalu bekerja di udara terbuka atau tempat yang mempunyai ventilasi besar pada saat Anda bekerja dengan Aki.

2. Pastikan tempat sekitar Anda bebas dari sumber api ataupun percikan api, bahkan rokok. Sumber Api dapat menyebabkan Aki meledak.

3. Selalu pastikan tutup pengisian Elektrolit tertutup erat dan tepat.

4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

5. Selalu putuskan hubungan kabel negatif terlebih dahulu pada saat pelepasan Aki, dan menghubungkannya paling akhir pada saat pemasangan Aki.

6. Jangan pernah bersentuhan dengan Aki pada saat pengisian aliran listrik (charging), pengetesan, atau penyetruman mesin.

7. Matikan semua kelistrikan sebelum memutuskan koneksi arus listrik.

8. Sebelum menggunakan alat yang dapat menghantarkan listrik (konduktor), pindahkan barang-barang yang mengandung metal yang ada pada tangan ataupun lengan (jam tangan). ]

2. Kunci Kontak
Kunci kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan listrik pada rangkaian atau mematikan dan menghidupkan sistem. Kunci kontak pada kendaraan memiliki 3 atau lebih terminal. Terminal utama pada kontak adalah terminal B atau AM dihubungkan ke baterai, Terminal IG dihubungkan ke (+) koil pengapian dan beban lain yang membutuhkan, terminal ST dihubungkan ke selenoid starter. Jika kunci kontak tersebut memiliki 4 terminal maka terminal yang ke 4 yaitu terminal ACC yang dihubungkan ke accesoris kendaraan, seperti: radio, tape dan lain-lainnya. Kunci kontak memiliki 4 posisi yaitu: OFF, ACC, ON dan START. Hubungan kontak untuk masing-masing posisi adalah sebagai berikut:

Hubungan terminal Pada Kunci Kontak

3. Koil Pengapian
Fungsi Koil fungsi koil pada sistem pengapian kendaraan sangat sederhana, yaitu menaikkan tegangan listrik dari aki yang cuma 12 volt, menjadi ribuan volt. Arus listrik yang besar ini disalurkan ke busi, sehingga busi mampu meletikkan pijaran bunga api.

Fungsi Koil fungsi koil pada sistem pengapian kendaraan sangat sederhana, yaitu menaikkan tegangan listrik dari aki yang cuma 12 volt, menjadi ribuan volt. Arus listrik yang besar ini disalurkan ke busi, sehingga busi mampu meletikkan pijaran bunga api. Yang biasa disebut sebagai "koil racing", adalah koil yang mampu menghasilkan tegangan listrik jauh lebih besar ketimbang koil standar. Apabila koil standar ratarata menghasilkan tegangan antara 12 ribu hingga 15 ribu volt, maka koil racing bisa menghasilkan tegangan antara 60 ribu hingga 90 ribu volt. Tentu saja, dengan tegangan listrik yang lebih besar itu, maka busi dapat menghasilkan pijaran api yang juga lebih besar. Hasilnya adalah pembakaran yang lebih sempurna. Namun yang harus diingat adalah, tegangan besar bukan satu- satunya faktor penentu kualitas koil. Koil yang baik adalah koil yang mampu menghasilkan tegangan listrik relatif besar dan stabil pada hampir seluruh putaran mesin. Karena itu setelah menghasilkan tegangan maksimal pada putaran mesin tertentu, kurva tidak boleh menukik terlalu tajam. Kurva yang menukik terlalu banyak, menunjukkan kinerja yang buruk pada putaran (RPM) tinggi. Padahal pada RPM tinggi justru dibutuhkan pembakaran yang baik.

4. Distributor

Fungsi distributor dapat di bagi dalam 4 bagian ; 1. Bagian pemutus / arus . Pada bagian ini terdiri daria. breaker point (contact point / point ) Fungsinya adalah untuk memutuskan arus listrik dan menghubungkannya dari kumparan primer coil ke massa agar terjadi induksi pada kumparan sekunder coil .induksiterjadi pada saat breaker point I putus atau terbuka Lihat gambar ;

b. camlobe ( nok ) Fungsinya adalah untuk mengungkit breaker point agar dapat memutus dan menghubungkan arus listrik pada kumparan primer coil

Lihat gambar ; C kondensor Fungsinya adalah untuk menghilangkan /mencegah terjadinya loncatan api atau bunga api listrik pada breaker point. Kemampuan dari suatu kondensor dapat di tunjukkan dengan berapa besar kapasitasnya.kapasitas kondenser di ukur dalam (uf ) mikro farad.pada kendaraan Toyota ,condenser yang di pergunakan ada 3 macam ; Condenser kabel warna hijau kapasitasnya 0,15 uf Condenser kabel warna kuning kapasitasnya 0,22 uf Condenser kabel warna biru kapasitasnya 0,25 uf

Terbakarnya breaker point sering juga di akibatkan oleh condenser yang tidak sesuai dengan kapasitasnya atau kapasitasnya tidak normal. 2. Bagian Distributor Bagian ini berfungsi membagi bagikan ( mendistribusikan )arus tegangan tinggi yang di hasilkan / di bangkitkan oleh kumparan sekunder pada ignition coil ke busi pada tiap tiap silinder sesuai dengan urutan pengapian .bagian ini terdiri dari tutup distributor dan rotor Lihat gambar ;

3. Bagian Governor Advancer Bagian ini berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan pertambahan mesin .bagian ini terdiri dari Governor weight dan governor spring ( pegas governor ) Gambar di bawah ini menunjukkan kontruksi dari Governor Advancer 4. Bagian Vakum Advancer Bagian ini berfungsi untuk memundurkan atau memajukan saat pengapian pada saat beban mesin bertanmbah atau berkurang. Bagian ini terdiri dari breaker plate vakum advancer ,yang akan bekerja atas dasar kevakuman yang terjadi di dalam intake manifold.

5. Busi

Busi (dari bahasa Belanda bougie) adalah suatu suku cadang yang dipasang pada mesin pembakaran dalam dengan ujung elektroda pada ruang bakar. Busi dipasang untuk membakar bensin yang telah dikompres oleh piston. Percikan busi berupa percikan elektrik. Pada bagian tengah busi terdapat elektroda yang dihubungkan dengan kabel ke koil pengapian (ignition coil) di luar busi, dan dengan ground pada bagian bawah busi, membentuk suatu celah percikan di dalam silinder. Hak paten untuk busi diberikan secara terpisah kepada Nikola Tesla, Richard Simms, dan Robert Bosch. Karl Benz juga merupakan salah satu yang dianggap sebagai perancang busi. Cara Kerja Busi: Mesin pembakaran internal dapat dibagi menjadi mesin dengan percikan, yang memerlukan busi untuk memercikkan campuran antara bensin dan udara, dan mesin kompresi (mesin Diesel), yang tanpa percikan, mengkompresi campuran bensin dan udara sampai terjadi percikan dengan sendirinya (jadi tidak memerlukan busi). Busi tersambung ke tegangan yang besarnya ribuan Volt yang dihasilkan oleh koil pengapian (ignition coil). Tegangan listrik dari koil pengapian menghasilkan beda tegangan antara elektroda di bagian tengah busi dengan yang di bagian samping. Arus tidak dapat mengalir karena bensin dan udara yang ada di celah merupakan isolator, namun semakin besar beda

tegangan, struktur gas di antara kedua elektroda tersebut berubah. Pada saat tegangan melebihi kekuatan dielektrik daripada gas yang ada, gas-gas tersebut mengalami proses ionisasi dan yang tadinya bersifat insulator, berubah menjadi konduktor. Setelah ini terjadi, arus elektron dapat mengalir, dan dengan mengalirnya elektron, suhu di celah percikan busi naik drastis, sampai 60.000 K. Suhu yang sangat tinggi ini membuat gas yang terionisasi untuk memuai dengan cepat, seperti ledakan kecil. Inilah percikan busi, yang pada prinsipnya mirip dengan halilintar atau petir mini.

6. Kabel Tegangan Tinggi


Kabel tegangan tinggi berfungsi untuk menyalurkan arus listrik tegangan tinggi hasil induksi sekunder koil ke busi. Tegangan yang dialirkan sebesar 15.000 volt sampai 30.000 volt. Kabel tegangan tinggi terdiri dari tembaga yang diisolasi dengan karet silikon, karena arus yang mengalir tegangannya sangat tinggi maka isolatornya sangat tebal.

Kabel Tegangan Tinggi

Sel volta
Sel Volta adalah rangkaian sel yang dapat menghasilkan arus listrik. Dalam sel tersebut terjadi perubahan dari reaksi redoks menghasilkan arus listrik. Sel volta terdiri atas elektroda tempat berlangsungnya reaksi oksidasi disebut anoda(electrode negative), dan tempat berlangsungnya reaksi reduksi disebut katoda(electrode positif). Rangkaian Sel Galvani/Sel Volta

Contoh rangkaian sel galvani. sel galvani terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

1. voltmeter, untuk menentukan besarnya potensial sel. 2. jembatan garam (salt bridge), untuk menjaga kenetralan muatan listrik pada larutan. 3. anoda, elektroda negatif, tempat terjadinya reaksi oksidasi. pada gambar, yang bertindak sebagai anoda adalah elektroda Zn/seng (zink electrode). 4. katoda, elektroda positif, tempat terjadinya reaksi reduksi. pada gambar, yang bertindak sebagai katoda adalah elektroda Cu/tembaga (copper electrode). Proses dalam Sel Galvani Pada anoda, logam Zn melepaskan elektron dan menjadi Zn2+ yang larut. Zn(s) Zn2+(aq) + 2ePada katoda, ion Cu2+ menangkap elektron dan mengendap menjadi logam Cu. Cu2+(aq) + 2e- Cu(s) hal ini dapat diketahui dari berkurangnya massa logam Zn setelah reksi, sedangkan massa logam Cu bertambah. Reaksi total yang terjadi pada sel galvani adalah: Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s) Makin ke kanan, mudah direduksi sukar dioksidasi Makin ke kiri, mudah dioksidasi sukar direduksi

Sel Volta dalam kehidupan sehari hari : 1. Sel Kering (Sel Leclanche)

Dikenal sebagai batu baterai. Terdiri dari katode yang berasal dari karbon(grafit) dan anode logam zink. Elektrolit yang dipakai berupa pasta campuran MnO2, serbuk karbon dan NH4Cl. Persamaan reaksinya : Katode : 2MnO2 + 2H+ + 2e Mn2O3 + H2O Anode : Zn Zn2+ + 2e Reaksi sel : 2MnO2 + 2H+ + Zn Mn2O3 + H2O + Zn2 2. Sel Aki

Sel aki disebut juga sebagai sel penyimpan, karena dapat berfungsi penyimpan listrik dan pada setiap saat dapat dikeluarkan . Anodenya terbuat dari logam timbal (Pb) dan katodenya terbuat dari logam timbal yang dilapisi PbO2.Reaksi penggunaan aki : Anode : Pb + SO4 2- PbSO4 + 2e Katode : PbO2 + SO42-+ 4H++ 2e PbSO4 + 2H2O Reaksi sel : Pb + 2SO4 2- + PbO2 + 4H+ 2PbSO4 + 2H2O Reaksi Pengisian aki : 2PbSO4 + 2H2O Pb + 2SO4 2- + PbO2 + 4H+ 3. Sel Perak Oksida Sel ini banyak digunakan untuk alroji, kalkulator dan alat elektronik. Reaksi yang terjadi : Anoda : Zn(s) + 2OH-(l) Zn(OH)2(s) + 2e Katoda : Ag2O(s) + H2O(l) + 2e 2Ag(s) + 2OH-(aq) Reaksi Sel : Zn(s) + Ag2O(s) + H2O(l) Zn(OH)2(s) + 2Ag(s) Potensial sel yang dihasilkan adalah 1,34 V 4. Sel Nikel Cadmium (Nikad) Sel Nikad merupakan sel kering yang dapat diisi kembali (rechargable). Anodenya terbuat dari Cd dan katodenya berupa Ni2O3 (pasta). Beda potensial yang dihasilkan sebesar 1,29 V. Reaksinya dapat balik : NiO(OH).xH2O + Cd + 2H2O 2Ni(OH)2.yH2O + Cd(OH)2 5. Sel Bahan Bakar Sel Bahan bakar merupakan sel Galvani dengan pereaksi pereaksinya (oksigen dan hidrogen) dialirkan secara kontinyu ke dalam elektrode berpori. Sel ini terdiri atas anode dari nikel, katode dari nikel oksida dan elektrolit KOH. Reaksi yang terjadi : Anode : 2H2(g) + 4OH-(aq) 4H2O(l) + 4e Katode : O2(g) + 2H2O(l) + 4e 4OH-(aq) Reaksi sel : 2H2(g) + O2 2H2O(l) BATERAI Bagian-bagian baterai:

Prinsip kerja dari baterai Litium-ion Pada table 1, memperlihatkan perbandingan 3 jenis baterai yang menjadi perhatian saat ini. Yaitu, fuel cells, baterai nikel-metal hydride dan baterai litium-ion. Terlihat pada table, ketiga jenis baterai ini sama-sama memanfaatkan reaksi redoks (reduksi dan oksidasi) pada kedua elektroda untuk menghasilkan listrik. Fuel cells memanfaatkan reaksi antara hydrogen dan oksigen untuk menghasilkan listrik. Voltase yang dihasilkan, secara teoritis 1.23 V, namun pada kenyataannya hanya menghasilkan dibawah 1.0 V. Sedangkan baterai nikel-metal hydride, menggunakan material penyimpan hydrogen sebagai anoda, dan nikel hidroksida sebagai katoda. Baterai ini mampu menghasilkan 1.32 V. Tabel 1. Reaksi utama yang terjadi pada beberapa baterai (Chemistry Today 2009, 463, pg 20) a) Fuel cells Katoda Anoda Reaksi keseluruhan H2O 2H+ + 2eH2O 2H+ +1/2O2 + 2eH2 H2 +1/2O2

Elektroda : C/Pt , voltase : (teori 1.23 V, kenyataannya ~1.0 V) b) Baterai Nickel-Metal hydride Katoda Anoda Reaksi keseluruhan NiII(OH)2 + OH NiIIIOOH + H2O + eMH + OHNiIIIOOH + MH

M + H2O + e- NiII(OH)2 + M

Larutan elektrolit : KOH, voltase : 1.32V c) Baterai Litium-ion

Katoda Anoda Reaksi keseluruhan

LiCOIIIO2 Li+ +eLiCOIIIO2

CoIVO2 + Li+ + eLi Li + CoO2

Larutan elektrolit : LiPF6 (larutan karbonat), voltase : 3.70V Diantara ketiga jenis baterai ini, baterai litium-ion lah yang menghasilkan voltase tertinggi, 2 kali lipat dari yang dihasilkan baterai nickel-metal hydride. Baterai litium menggunakan komposit berstruktur layer, Litium Cobalt Oxide (LiCoO2), sebagai katoda, dan material karbon (dimana litium disisipkan diantara lapisan karbon) sebagai anoda. Susunan struktur dari baterai litium-ion bisa dilihat di gambar 1. Baterai litium ion sendiri terdiri atas anoda, separator, elektrolit, dan katoda. Pada katoda dan anoda umumnya terdiri atas 2 bagian, yaitu bagian material aktif (tempat masuk-keluarnya ion litium) dan bagian pengumpul elektron (collector current). Proses penghasilan listrik pada baterai litium-ion sebagai berikut: Jika anoda dan katoda dihubungkan, maka elektron mengalir dari anoda menuju katoda, bersamaan dengan itu listrik pun mengalir. Pada bagian dalam baterai, terjadi proses pelepasan ion litium pada anoda, untuk kemudian ion tersebut berpindah menuju katoda melalui elektrolit. Dan di katoda, bilangan oksidasi kobalt berubah dari 4 menjadi 3, karena masuknya elektron dan ion litium dari anoda. Sedangkan proses recharging/pengisian ulang, berkebalikan dengan proses ini. Dari berbagai banyak jenis logam, kenapa litium yang sangat menjanjikan untuk anoda? Litium memiliki nilai potensial standar paling negatif (-3.0 V), paling ringan (berat atom:6.94 g), sehingga bila dipakai untuk anoda dapat menghasilkan kapasitas energi yang tinggi.

Gambar 1. Struktur Baterai Litium-ion (Chemistry Today 2009, 463, pg 21, dengan perubahan) Berikut ini cara menghitung nilai teori dari kepadatan energi yang dihasilkan oleh baterai litium ion. Jika menggunakan logam litium pada anoda, maka dari 1 kg logam litium dapat menghasil kapasitas energi per 1 kg massa sebesar (Coulumb/second = Ampere) : Bila dikalikan dengan potensial standar litium (3 V), menjadi 11583 W h/kg (W=Watt, h=hours). Sedangkan bila menggunakan senyawa karbon sebagai anoda, dan dianggap satu unit grafit ( 6 atom karbon) mampu menampung 1 atom litium, maka setiap 1 kg anoda secara teori memiliki kepadatan energi 339 A h/kg.

Sama halnya dengan anoda, kapasitas energi pada katoda bisa dihitung dengan cara yang sama. Untuk LiCoO2, secara teori memiliki kepadatan energy 137 Ah/kg. Dengan mengetahui berat molekul dari material elektroda (disebut juga material aktif) dan setiap molekulnya berapa banyak elektron yang keluar masuk, nilai teori dari kepadatan energi dapat dihitung. Karakteristik masing-masing bagian baterai litium ion Anoda Seperti yang sudah dijelaskan diawal, anoda terdiri dari 2 bagian yaitu bagian pengumpul elektron dan material aktif. Untuk bagian pengumpul elektron biasanya menggunakan lapisan film tembaga, selain stabil (tidak mudah larut), harganya pun murah. Sedangkan pada bagian material aktif, tidak menggunakan logam litium secara langsung, namun menggunakan material karbon (LiC6). Hal ini dikarenakan, sulitnya mengkontrol reaksi litium pada permukaan elektroda bila memakai logam litium secara langsung. Material LiC6 adalah grafit dimana disetiap layer/lapisan disisipkan logam litium. Kepadatan energinya dari material ini berkisar 339~372 A h/kg. Namun salah satu kelemahan utama pada material karbon ini, adalah terjadi irreversible capacity. Yaitu, jika baterai dialiri listrik dari luar untuk pertama kalinya dari keadaan kosong, maka ketika digunakan besar kapasitas/energi yang dilepas tidak sama ketika proses pengisian. Hal ini dikarenakan terbentuknya gas pada anoda, sehingga menghalangi pelepasan ion litium. Namun hal ini dapat dicegah dengan menambahkan zat adiktif seperti vinylene carbonate ke dalam larutan elektrolit [1]. Selain material karbon, material berbahan dasar silikon dan Sn merupakan kandidat besar untuk menjadi material anoda masa depan. Li4.4Si dilaporkan memiliki kepadatan energy 4140 A h/kg, 8 kali lipat lebih tinggi dibanding LiC6. Sedangkan Li4.4Sn memeliki kepadatan energy 992 A h/kg. Walaupun memiliki kepadatan energy yang tinggi, material ini memiliki siklus pemakaian yang sedikit (tidak bisa dipakai berulang-ulang) akibat dari perubahan volume material yang signifikan dan terjadinya perubahan fase. Dengan memadukan silikonkarbon, atau komposit silikon (campuran dengan Cu, Sn, Zn, dan Ti) dilaporkan dapat meningkatkan siklus pemakaian anoda [2-3]. Kunci dari pengembangan anoda ini adalah tidak hanya pada kepadatan energi yang tinggi namun juga siklus pemakaian (cyclability). Seperti Li4Ti5O12/C, walaupun hanya memiliki kepadatan energy 145 Ah/kg pada suhu 5C, namun bisa dipakai 500 kali siklus dengan kepadatan energy 142 Ah/kg dan menghasilkan potensial yang tinggi 1.5 V [4]. Ditambah dengan keamanan material ini yang tinggi, material ini bukan tidak mungkin dipakai sebagai anoda baterai litium-ion untuk mobil masa depan. Keuntungan - Tidak perlu dihubungkan ke sistem listrik yang lebih baik dalam beberapa kasus. - Kebanyakan hal yang berjalan pada baterai portables. - Dapat digunakan di daerah-daerah di mana listrik tidak tersedia. - Dapat dengan mudah diganti. Kekurangan - Baterai dapat digunakan hanya untuk waktu yang terbatas, bahkan baterai isi ulang dapat diisi ulang sejumlah kali. - Beberapa peralatan (peralatan listrik tinggi mengkonsumsi) menjadi lebih berat bila menggunakan baterai.

- Beberapa baterai yang berbahaya dan dapat menyebabkan kebakaran, ledakan, polusi kimia, dll ... - Beberapa jenis baterai perlu dipelihara dan diperiksa secara berkala.

Akumulator
Gambar dan bagian - bagiannya

Cara kerja akumulator

Berikut adalah reaksi kimia didalam sel ketika pembebanan ( discharge ): Pada anoda : Pb + HSO4 ? PbSO4 + H+ + 2e Pada katoda : PbO2 + 3H+ + HSO4 + 2e ? PbSO4 + 2H2O Overall reaksi : Pb + PbO2 +2H2SO4? 2PbSO4 + 2H2O Ketika cas aki, reaksi pada masing-masing elektroda berbalik arah. Anoda berubah menjadi katoda dan katoda berubah menjadi anoda

Aki harus segera di cas ulang ( recharge ) agar potensi energi kimia naik kembali dan PbSO4 yang sedang ngaso tadi segera terurai kembali menjadi Pb sebagai material aktif kembali

bergabung dengan plat aki dan SO4 bergabung dengan accu zuur sehingga kadar S.G accu zuur naik kembali. Jika sebagian PbSO4 yang ngaso tidak terurai saat recharge karena berbagai faktor, maka dia akan mengeras sebagai kristal sulfat ( PbSO4 ) nemplok pada plat aki. Beberapa minggu kemudian akan mengkristal permanen dan tidak akan pernah dapat terurai oleh proses recharge. Menurut riset, dari total kerusakan aki diakui 80% kerusakan sebagai akibat proses sulfonasi diatas yang membentuk kristal sulfat. Prinsip kerja aki, pada saat aki dipakai , kedua elektrodenya perlahan-lahan aka menjadi timbal sulfat. Hal itu disebabkan, kedual elektrode beraksi dengan larutan asam sulfat. Pada reaksi tersebut, elektrode timbal melepaskan banyak elektron. Akibatnya, terjadi aliran arus listrik dari pelat timbal dioksidanya. Setelah beberapa lama dipakai, akhirnya kedua elektrode tertutup oleh timbal sulfat . Akibatnya diantara keduanya tidak ada lagi beda potensial. Keadaan tersebut disebut , akinya soak / mati. Reaksi Kimia di Balik Kotak Aki Aki untuk mobil biasanya mempunyai tegangan sebesar 12 Volt, sedangkan untuk motor ada tiga jenis yaitu, dengan tegangan 12 Volt, 9 volt dan ada juga yang bertegangan 6 Volt. Selain itu juga dapat ditemukan pula aki yang khusus untuk menyalakan tape atau radio dengan tegangan juga yang dapat diatur dengan rentang 3, 6, 9, dan 12 Volt. Tentu saja aki jenis ini dapat dimuati kembali (recharge) apabila muatannya telah berkurang atau habis. Dikenal dua jenis elemen yang merupakan sumber arus searah (DC) dari proses kimiawi, yaitu elemen primer dan elemen sekunder. Elemen primer terdiri dan elemen basah dan elemen kering. Reaksi kimia pada elemen primer yang menyebabkan elektron mengalir dari elektroda negatif (katoda) ke elektroda positif (anoda) tidak dapat dibalik arahnya. Maka jika muatannya habis, maka elemen primer tidak dapat dimuati kembali dan memerlukan penggantian bahan pereaksinya (elemen kering). Sehingga dilihat dari sisi ekonomis elemen primer dapat dikatakan cukup boros. Contoh elemen primer adalah batu baterai (dry cells). Allesandro Volta, seorang ilmuwan fisika mengetahui, gaya gerak listrik (ggl) dapat dibangkitkan dua logam yang berbeda dan dipisahkan larutan elektrolit. Volta mendapatkan pasangan logam tembaga (Cu) dan seng (Zn) dapat membangkitkan ggl yang lebih besar dibandingkan pasangan logam lainnya (kelak disebut elemen Volta). Hal ini menjadi prinsip dasar bagi pembuatan dan penggunaan elemen sekunder. Elemen sekunder harus diberi muatan terlebih dahulu sebelum digunakan, yaitu dengan cara mengalirkan arus listrik melaluinya (secara umum dikenal dengan istilah 'disetrum'). Akan tetapi, tidak seperti elemen primer, elemen sekunder dapat dimuati kembali berulang kali. Elemen sekunder ini lebih dikenal dengan aki. Dalam sebuah aki berlangsung proses elektrokimia yang reversibel (bolak-balik) dengan efisiensi yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia reversibel yaitu di dalam aki saat dipakai berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (discharging). Sedangkan saat diisi atau dimuati, terjadi proses tenaga listrik menjadi tenaga kimia (charging). Jenis aki yang umum digunakan adalah accumulator timbal. Secara fisik aki ini terdiri dari dua kumpulan pelat yang yang dimasukkan pada larutan asam sulfat encer (H2S04). Larutan elektrolit itu ditempatkan pada wadah atau bejana aki yang terbuat dari bahan ebonit atau gelas. Kedua belah pelat terbuat dari timbal (Pb), dan ketika pertama kali dimuati maka akan terbentuk lapisan timbal dioksida (Pb02) pada pelat positif. Letak pelat positif dan negatif sangat berdekatan tetapi dibuat untuk tidak saling menyentuh dengan adanya lapisan pemisah yang berfungsi sebagai isolator (bahan penyekat). Proses kimia yang terjadi pada aki dapat dibagi menjadi dua bagian penting, yaitu selama digunakan dan dimuati kembali atau 'disetrum'.

Reaksi kimia Pada saat aki digunakan, tiap molekul asam sulfat (H2S04) pecah menjadi dua ion hidrogen yang bermuatan positif (2H+) dan ion sulfat yang bermuatan negatif (S04-). Tiap ion S04 yang berada dekat lempeng Pb akan bersatu dengan satu atom timbal murni (Pb) menjadi timbal sulfat (PbS04) sambil melepaskan dua elektron. Sedang sepasang ion hidrogen tadi akan ditarik lempeng timbal dioksida (PbO2), mengambil dua elektron dan bersatu dengan satu atom oksigen membentuk molekul air (H2O). Dari proses ini terjadi pengambilan elektron dari timbal dioksida (sehingga menjadi positif) dan memberikan elektron itu pada timbal murni (sehingga menjadi negatif), yang mengakibatkan adanya beda potensial listrik di antara dua kutub tersebut. Proses tersebut terjadi secara simultan, reaksi secara kimia dinyatakan sebagai berikut : Pb02 + Pb + 2H2S04 -----> 2PbS04 + 2H20 Di atas ditunjukkan terbentuknya timbal sulfat selama penggunaan (discharging). Keadaan ini akan mengurangi reaktivitas dari cairan elektrolit karena asamnya menjadi lemah (encer), sehingga tahanan antara kutub sangat lemah untuk pemakaian praktis. Sementara proses kimia selama pengisian aki (charging) terjadi setelah aki melemah (tidak dapat memasok arus listrik pada saat kendaraan hendak dihidupkan). Kondisi aki dapat dikembalikan pada keadaan semula dengan memberikan arus listrik yang arahnya berlawanan dengan arus yang terjadi saat discharging. Pada proses ini, tiap molekul air terurai dan tiap pasang ion hidrogen yang dekat dengan lempeng negatif bersatu dengan ion S04 pada lempeng negatif membentuk molekul asam sulfat. Sedangkan ion oksigen yang bebas bersatu dengan tiap atom Pb pada lempeng positif membentuk Pb02. Reaksi kimia yang terjadi adalah : 2PbS04 + 2H20 ----> PbO2 + Pb + 2H2S02 Aki kendaraan Besar ggl yang dihasilkan satu sel aki adalah 2 Volt. Sebuah aki mobil terdiri dari enam buah aki yang disusun secara seri, sehingga ggl totalnya adalah 12 Volt. Accu mencatu arus untuk menyalakan mesin (motor dan mobil dengan menghidupkan dinamo stater) dan komponen listrik lain dalam mobil. Pada saat mobil berjalan aki dimuati (diisi) kembali sebuah dinamo (disebut dinamo jalan) yang dijalankan dari putaran mesin mobil atau motor. Pada aki kendaraan bermotor arus yang terdapat di dalamnya dinamakan dengan kapasitas aki yang disebut Ampere-Hour/AH (Ampere-jam). Contohnya untuk aki dengan kapasitas arus 45 AH, maka aki tersebut dapat mencatu arus 45 Ampere selama 1 jam atau 1 Ampere selama 45 jam. Penulis sempat melakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik aki dan hasilnya telah diseminarkan beberapa waktu yang lalu. Penelitian tersebut dilakukan baik saat aki sedang di discharging maupun saat charging. Metodenya adalah dengan mengukur tegangan jepit (Volt) antara kedua kutub dari aki yang dibandingkan per satuan waktu (30 menit). Penelitian tersebut dilakukan untuk aki 12 Volt, 9 Volt dan 6 Volt (meliputi aki mobil dan motor). Pengamatan ini dilakukan selama kurang lebih lima sampai enam jam untuk tiap jenis aki, dan hasilnya antara tegangan jepit diplot terhadap perubahan waktu. Ternyata aki yang kutubnya terbuat dari timbal dan timbal peroksida dan dicelupkan dalam cairan asam sulfat (yang banyak dipakai) cukup baik hasilnya dalam mempertahankan beda potensial. Karena itu kedua kutub aki timbal dan timbal peroksida mampu mempertahankan perbedaan potensial antara kedua kutub secara stabil, sekalipun arus yang melalui rangkaian cukup besar. Menghemat aki Bila mana aki yang setelah kurang lebih satu tahun kita pakai mulai rewel alias 'zwak', ada beberapa tips yang dapat dicoba untuk lebih memperlama umur aki, mengingat harganya cukup mahal.

Sebelum 'disetrum' ulang, buang seluruh cairan asam sulfat yang tersisa dalam aki. Lalu dibilas dengan air murni sebanyak empat kali, dan isi dengan cairan accu zuur. Setelah itu dapat 'disetrum'. Pada pemakaian normal, aki dapat bertahan selama satu sampai tiga bulan. Atau dapat juga setelah mobil atau motor diparkir, lepaskan salah satu kabel pada kutub positif aki, sehingga pada aki tak ada arus yang benar-benar mengalir. Dan sebaiknya jangan menyalakan perlengkapan yang memerlukan arus (radio atau tape) saat mobil sedang tidak dijalankan. Dan sebelum terjadi dua hal di atas, perawatan dan pengecekan terhadap tinggi permukaan air aki harus diperhatikan. Dan selain itu juga massa jenis air aki juga harus diukur dengan hidrometer secara berkala. Bila ternyata ketiga cara di atas tidak maksimal, mungkin sudah saatnya kita perlu membeli aki baru. Kita juga harus ingat, semua barang memiliki umur ekonomis, artinya setelah jangka waktu tertentu digunakan, barang tersebut secara perlahan-lahan akan berkurang kemampuannya dan rusak. Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Reaksi Kimia
Berlangsungnya proses reaksi kimia tentu membutuhkan waktu. Beberapa reaksi kimia dapat terjadi dalam waktu yang singkat namun sebagian reaksi kimia lainnya membutuhkan waktu yang lama. Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi: A. Suhu Semakin tinggi suhu dalam proses reaksi kimia makin cepat partikel pereaksi bergerak. Semakin tinggi suhu maka energi partikel pereaksi pun semakin bertambah, sehingga tumbukan antar partikel pun semakin sering terjadi, maka dengan bertambahnya suhu reaksi kimia semakin cepat berlangsung.

B. Katalisator Katalisator adalah senyawa yang dapat mempercepat reaksi. Senyawa yang memperlambat reaksi disebut inhibitor. Dalam prosesnya katalis ikut relibat dalam reaksi kimia, tetapi dihasilkan kembali pada akhir reaksi. Dalam tubuh makhluk hidup katalisator dalam disebut enzim.

Reaktan A dan B dibantu enzim Y menghasilkan produk reaksi berupa AB dan enzim Y yang dihasilkan kembali pada akhir reaksi. Contoh katalis adalah: Besi; membantu dalam reaksi pembuatan ammonia dari gas nitrogen dan hidrogen (pembuatan pupuk) Platina; membantu dalam reaksi antara ammonia dan udara membentuk nitrogen monooksida dan air Vanadium oksida; membantu reaksi pembentukan belerang trioksida dari

belerang dioksida dan oksigen

C. Luas Permukaan Ukuran materi atau luas permukaan sentuh sangat mempengaruhi kecepatan reaksi. Untuk mengetahui seberapa besar luas permukaan, bandingkan ketika sebuah zat dibiarkan menjadi satu bagian padat dan zat yang sama dalam bentuk serbuk. Tentu luas permukaan zat tersebut akan lebih banyak ketika zat tersebut dalam bentuk serbuk bukan? Maka semakin besar luas permukaan (partikel) semakin banyak pula partikel saling bertumbukan.

D. Konsentrasi Pereaksi Konsentrasi suatu zat ditandai dengan seberapa besar kepekatan ataupun jumlah partikel penyusun zat tersebut. Semakin banyak partikel penyusunnya semakin tinggi konsentrasi zat tersebut, begitu sebaliknya. Secara sederhana konsentrasi zat menunjukkan tingkat kepekatan dari zat tersebut. Contoh: Semakin tinggi konsentrasi partikel gula berarti semakin manis gula tersebut semakin pekat suatu larutan akan semakin cepat bereaksi karena jumlah partikelnya semakin cepat bereaksi karena jumlah partikelnya yang banyak. Contoh: Reaksi antara logam magnesium dengan asam klorida pekat dan asam klorida encer. Pada reaksi antara logam magnesium dengan asam klorida pekat, gelombang gas dihasilkan lebih banyak dan cepat dibandingkan reaksi dengan asam klorida encer.

E. Sifat Zat Sifat zat pereaksi akan menentukan kecepatan berlangsungnya reaksi.

1. Reaksi antar senyawa ion; umumnya berlangsung lebih cepat hal ini disebabkan adanya gaya tarik antar ion-ion yang memilki muatan berlawanan dari zat yang sedang bereaksi. Contoh: Reaksi ini berlangsung dengan cepat

2. Reaksi antara senyawa kovalen; biasanya berjalan relatif lambat karena dalam proses reaksi diperlukan energi untuk memisahkan ikatan-ikatan kovalen dari molekul-molekul zat yang bereaksi. Contoh: Reaksi ini berlangsung relatif lambat Reaksi dapat dipercepat apabila diberikan energi tambahan misalnya dibantu cahaya matahari.

Reaksi pada logam aluminium dan senyawanya


PERCOBAAN V A. JUDUL REAKSI PADA LOGAM ALUMINIUM DAN SENYAWANYA B. TUJUAN PERCOBAAN Membuat beberapa persenyawaan logam aluminium Mengidentifikasi sifat-sifat fisika dan kimia persenyawaan logam aluminium Membandingkan sifat-sifat beberapa persenyawaan logam aluminium dan persenyawaan logam Mg C. DASAR TEORI Aluminium ialah salah satu unsur kimia golongan IIIA. Lambang aluminium ialah Al, dan nomor atomnya 13. Aluminium ialah logam paling berlimpah. Aluminium di temukan oleh Sir Humphrey Davy dalam tahun 1809 sebagai suatu unsur, dan pertama kali direduksi sebagai logam oleh H. C. Oestred, tahun 1825. Secara industri tahun 1886, Paul Heroult di Perancis dan C. M. Hall di Amerika Serikat secara terpisah telah memperoleh logam aluminium dari alumina dengan cara elektrolisa dari garamnya yang terfusi. Sampai sekarang proses Heroult Hall masih dipakai untuk memproduksi aluminium. Penggunaan aluminium sebagai logam setiap tahunnya adalah para urutan yang kedua setelah besi dan baja, yang tertinggi di antara logam non fero. Aluminium merupakan logam ringan mempunyai ketahanan korosi yang baik dan hantaran listrik yang baik dan sifat-sifat yang baik lainnya sebagai sifat logam. Sebagai tambahan terhadap, kekuatan mekaniknya yang sangat meningkat dengan penambahan Cu, Mg, Si, Mn, Zn, dan sebagainya, secara satu persatu atau bersama-sama, koefisien pemuaian rendah.

(Surdia, T. 2005) Pemakaian dan Sifat-sifat Aluminium

Aluminium adalah logam yang sangat ringan (berat jenis aluminium 2,56 atau 1/3 berat jenis tembaga). Tahanan jenis 25 x 10-8 atau 1,25 x tahanan jenis tembaga. Sifat tahan tarik maksimum dalam keadaan dingin 17 20 kg/mm2. Oleh sebab Aluminium hanya dapat dipakai untuk lebar tegangan yang pendek. Untuk tegangan yang panjang dipakai kabel aluminium (berapa kawat yang dipilin) dengan kawat baja sebagai intinya. Aluminium tidak dipakai untuk patri, tetapi dapat di las. Sayangnya, karena la itu tegangan tariknya menjadi turun oleh panas yang timbul. Oleh karena itu hantaran tegangan Aluminium dengan sambungan patri atau las harus diberi jepitan. Aluminium yang tipis sekarang dapat menggantikan kertas perak ( yang dipakai antara lain dipakai pada kondensator). Aluminium juga biasa dipakai untuk chasis pesawat radio. Barang-barang dari aluminium dapat terlapis oleh oksida aluminium dalam udara terbuka sehingga melindungi bagian bawahnya dari zat asam dan mencegah oksidasi lebih lanjut. Lapisan ini merupakan tahan yang sangat tinggi. Titik cair aluminium 660 C dan titik didihnya 1800 C. Untuk bahan penghantar kemurniannya mencapai 99,5% dan sisanya terdiri dari unsur besi, silikon dan tembaga. Aluminium murni sangat lemah dan lunak (tembaga lebih kuat dibanding aluminium). Untuk menambah kekuatan biasanya dibuat dengan logam campuran. Aluminium lebih menguntungkan dibanding tembaga bila dipakai untuk hantaran yang tidak memerlukan penyekat (misal hantaran transmisi di atas tanah) sebab daya hantar panas/daya hantar listriknya kira-kira 60% daya hantar listrik tembaga sehingga untuk mendapatkan tahanan yang sama dengan tembaga (yang panjang dan penampangnya sama) dibutuhkan penampung 60% lebih besar) Namun demikian beratnya sangat ringan dibanding tenbaga (1/3 berat tembaga) sehingga cocok untuk dipakai hantaran transmisi di atas tanah. ( Sumanto, M.A. 1994) Aluminium Murni Al didapat dalam keadaan cair dengan elektrolisa, umumnya mencapai kemurnian 99,85 % berat. Dengan mengelektrolisa kembali dapat dicapai kemurnian 99,99%. Ketahan korosi berubah menurut kemurnian, pada umumnya untuk kemurnian 99,0 % atau diatasnya dapat dipergunakan di udara tahan dalam bertahun-tahun. Hantaran listrik Al, kirakira 65 % dari hantaran listrik tembaga, tetapi masa jenisnya kira-kira sepertiganya sehingga memungkinkan untuk memperluas penampangnya. Oleh karena itu dapat dipergunakan untuk kabel tenaga dan dalam berbagai bentuk umpamanya sebagai lembaran tipis (foil). Dalam hal ini dipergunakan Al dengan kemurnian 99,0%. Untuk reflektor yang memerlukan reflektifitas yang tinggi juga untuk kondensor elektronik dipergunakan aluminium dengan kemurnian 99,99%. (Surdia, T. 2005) Paduan Aluminium (alloy) Aluminium berasal dari bijih aluminium alam, yang dijumpai sebagai tambang bauksit yang mengandung kandungan utama aluminium oksida. Bauksit diolah dalam dapur listrik yang menghasilkan ingot aluminium. Bila dibandingkan dengan baja maka Al 1/3 berat baja, harganya 6 x > dari harga baja, x kekuatan baja. Tetapi apabila aluminium dibuat paduan maka kekuatannya dapat melebihi kekuatan baja, aluminium paduan ini mempunyai sebuah high strength aluminium. Aluminium alloy (paduan aluminium) ini mempunyai sifat: Mudah dibentuk Tahan gempa (untuk kontruksi rangka untuk pemasangan kaca) Tahan pengaruh lengkung, ketahanan ini diperbaiki dengan proses anodisasi. Dari bentuk ingot aluminium (balok aluminium) dapat dibuat aluminium paduan (aluminium

alloy) berbagai produk aluminium seperti : a. Pipa, dalam bentuk bulat (pipes), berbentuk empat persegi (square pipes) b. Berbentuk profil, antara lain, bentuk siku, bentuk I, bentuk H, bentuk U, bentuk C dll c. Berbentuk pelat (sheet) untuk penutup lantai/atap ada dua jenis flat sheet, corugated sheet d. Bentuk lembaran sangat tipis (aluminium foil), untuk pelapis penahan panas yang dipasang di bawah genteng. Untuk jenis ini dalam perdagangan ada dua jenis yaitu : 1) Aluminium foil tanpa penguat, hanya satu lapis dan mudah robek. Untuk jenis ini sebelum dipasang aluminiunm foil harus dipasang plywood terlebih dahulu. 2) Jenis ini terdiri dari 3 lapis tersusun sebagai berikut, aluminium foil, lembaran plastik busa dan lembaran penguat. Keuntungan penggunaan aluminium foil 3 lapis : Lebih kuat, tidak mudah robek Tahan panas, memantulkan panas hingga 95 % Pemasangan diatas tidak perlu menggunakan penguat tambahan dari plywood. Plywood adalah salah satu jenis produk fabrikasi dari material kayu, yang terbentuk dari beberapa layer lumber dan veneer yang dilem secara bersamaan baik secara pengeleman panas (hot glueting) maupun pengeleman dingin (cold glueting) yang sering disebut juga sebagai kayu lapis atau multiplex. Finising Aluminium dan Pembuatan Aluminium Aluminium tahan karat karena di udara membentuk paduan aluminium oksida hasil reaksi antara O2 di udara dengan permukaan logam aluminiuim. Lapisan aluminium ini berisi oksida yang cukup kedap udara dan tidak dapat tertembus dan ini menghambat terjadinya pengkaratan. Agar aluminium lebih tahan terhadap karat perlu dilakukan finishing lebih lanjut dengan melakukan anodisasi/anodixing. Lapisan oksida aluminium terbentuk secara alami amat tipis ini membuat daya tahan meningkat, lapisan ini dapat dipertebal dengan proses anodisasi. Dengan cara menempatkan aluminium ke dalam larutan elektrolite (larutan yang mudah meneruskan arus listrik) yang kemudian dialiri arus listrik. Lapisan aluminium oksida yang terbentuk lunak dan berpori-pori, karena itu perlu proses sealing (penutupan pori-pori) dan membentuk lapisan aluminium oksida yang keras, terjadi proses kristalisasi dan hasil ini disebut sebagai anodixed aluminium. Semua komponen bagian yang telah dianodisasi menjadi tahan terhadap pengaratan. (Wargadinata, S.A. 2002) Pembuatan Aluminium Biasanya tanah aluminium bersama soda dicairkan di bawah tekanan pada suhu 160 C Celsius, dalam mana terjadi suatu persenyawaan Aluminium, dan kemudian sodanya ditarik sehingga berubah menjadi oksida aluminium yang masih mempunyai titik cair tinggi (2200 Celsius). Titik cair turun menjadi sebesar 1000 Celsius kalau dicampur kriolit. Proses cair itu terjadi dalam sebuah dapur listrik yang terdiri atas sebuah bak baja plat, di bagian dalam di lapisi dengan arang murni, dan diatasnya terdapat batang-batang arang yang dicelupkan ke dalam campuran tersebut. Arus listrik yang mengalir akan mengangkat kriolit menjadi cair oleh panas yang terjadi karena arus listrik yang mengangkat dalam cairan kriolit tersebut adalah sebagai bahan pelarut untuk oksidasi Aluminium. Aluminium (titik cair 660 C ) dipisahkan oleh arus listrik itu ke dasar dan diambil. Proses cair itu sebenarnya lama sekali dan perlu arus listrik yang besar (10.000 30.000 A). Oleh karena itu pembuatan aluminium hanya dilakukan di negara-

negara yang listriknya murah. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20254/4/Chapter%20II.pdf Aluminium bukan merupakan jenis logam berat, namun merupakan elemen yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Aluminium terdapat dalam penggunaan aditif makanan, antasida, buffered aspirin, astringents, semprotan hidung, antiperspirant, air minum, knalpot mobil, asap tembakau, penggunaan aluminium foil, peralatan masak, kaleng, keramik , dan kembang api. Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik. Terang dan kuat. Merupakan konduktor yang baik juga buat panas. Dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan bermacam-macam penampang. Tahan korosi. Aluminium digunakan dalam banyak hal. Kebanyakan darinya digunakan dalam kabel bertegangan tinggi. Juga secara luas digunakan dalam bingkai jendela dan badan pesawat terbang. Ditemukan di rumah sebagai panci, botol minuman ringan, tutup botol susu dsb. Aluminium juga digunakan untuk melapisi lampu mobil dan compact disks. http://id.wikipedia.org/wiki/Aluminium Ilmu kimia aluminium sangat ditentukan oleh muatan yang besar dan jari-jari yang kecil dari ion Al3+ , yaitu kerapatan muatan yang besar. Aluminium merupakan logam yang berwarna putih perak dan tergolong ringan yang mempunyai massa jenis 2,7 grcm-3. Logam aluminum ini memiliki sifat-sifat sebagai berikiut : 1) Ringan , tahan korosi , dan tidak beracun sehingga banyak digunakan untuk alat rumah tangga seperti panic , wajan , dan lain-lain. 2) Reflektif , dalam bentuk aluminium foil dan digunakan sebagai pembungkus makanan, obat dan rokok. 3) Daya hantar listrik dua kali lebih besar dari Cu maka Al digunakan sebagai kabel tiang listrik. 4) Paduan Al dengan logam ini menghasilkan logam yang kuat seperti duralium ( campuram al, Cu , Mg ) untuk pembuatan badan pesawat. 5) Aluminium sebagai zat reduktor untuk oksida MnO2 dan Cr2O3. Orang-orang Yunani dan Romawi kuno menggunakan aluminium sebagai cairan penutup pori-pori dan bahan penajam proses pewarnaan. Pada tahun 1761 de Morveau mengajukan nama alumine untuk basa alum dan Lavoisier, pada tahun 1787, menebak bahwa ini adalah oksida logam yang belum ditemukan. Wohler yang biasanya disebut sebagai ilmuwan yang berhasil mengisolasi logam ini pada 1827, walau aluminium tidak murni telah berhasil dipersiapkan oleh Oersted dua tahun sebelumnya. Pada 1807, Davy memberikan proposal untuk menamakan logam ini aluminum (walau belum ditemukan saat itu), walau pada akhirnya setuju untuk menggantinya dengan aluminium. Nama yang terakhir ini sama dengan nama banyak unsur lainnya yang berakhir dengan ium. Aluminium juga merupakan pengejaan yang dipakai di Amerika sampai tahun 1925 ketika American Chemical Society memutuskan untuk menggantikannya dengan aluminum. Untuk selanjutnya pengejaan yang terakhir yang digunakan di publikasi-publikasi mereka. Metoda untuk mengambil logam aluminium adalah dengan cara mengelektrolisis alumina yang terlarut dalam cryolite. Metoda ini ditemukan oleh Hall di AS pada tahun 1886 dan pada saat yang bersamaan oleh Heroult di Perancis. Cryolite, bijih alami yang ditemukan di Greenland sekarang ini tidak lagi digunakan untuk memproduksi aluminium secara komersil. Penggantinya adalah cariran buatan yang merupakan campuran natrium, aluminium dan kalsium fluorida. http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/alumunium/

D. ALAT DAN BAHAN

Pipet Tetes Sendok Pembakar Bunsen Rak Tabung Reaksi

Gelas Kimia Tabung Reaksi Gelas Ukur Cawan Penguapan

Kertas Saring

Adapun bahan-bahan yang digunakan antara lain: keping aluminium, serbuk magnesium, HCl encer, NaOH encer, HCL pekat, HNO3 pekat, H2O, HNO3 encer, metil violet.

E. PROSEDUR KERJA 1. Reaksi Al Dengan Asam Percobaan-a Percobaan-b - Dimasukan dalam tabung reaksi - Dimasukan sekeping logam Al selama 3 menit - Logam Al diambil dan dicuci dengan air - Diamati perubahannya - Mengulangi percobaan dengan menggunakan asam nitrat encer dingin dengan menggunakan asam nitrat pekat - dipanaskam 2. Reaksi Al Dengan Larutan NaOH 3. Sifat Aluminium Hidroksida Percobaan-a Percobaan-b - Dimasukan kedalam tabung reaksi - Ditambahkan laruatn NaOH - Ditambahkan NaOH berlebih

Percobaan-c - Disaring

- Dicuci dengan air dingin - Endapan diatas kertas saring dituangi dengan larutan metilviolet - Diamati filtrat yang diperoleh

F. HASIL PENGAMATAN 1. Reaksi Al Dengan Asam Percobaan-a Perlakuan Pengamatan Mencampurkan 5 ml HCl encer + keping logam Al Dipanaskan Logam Al tidak terjadi perubahan Perlakuan Pengamatan Mencampurkan 5 ml HCl encer + serbuk Mg Dipanaskan Terjadi gelembung gas Percobaan-b Perlakuan Pengamatan 1 ml HNO3 pekat dimasukan kedalam tabung reaksi Dimasukan logam Al 3 menit Larutan bening Mengambil logam Al & dicuci dengan air dingin Logam Al tidak terjadi perubahan 1 ml HNO3 pekat dingin dimasukan kedalam tabung reaksi Dimasukan logam Al 3 menit Mengambil logam Al & dicuci dengan air dingin Logam Al tidak terjadi perubahan 1 ml HNO3 pekat dimasukan kedalam tabung reaksi Dimasukan logam Al Dipanaskan Terbentuk gas dan larutan berwarna kekuningan Mengambil logam Al & dicuci dengan air Logam Al tidak terjadi perubahan 2. Reaksi Al Dengan Larutan NaOH Perlakuan Pengamatan 5 ml larutan NaOH encer + logam Al dalam tabung reaksi Dipanaskan Logam Al tidak terjadi perubahan Perlakuan Pengamatan 5 ml larutan NaOH encer + serbuk Mg dalam tabung reaksi Larutan keruh Dipanaskan Larutan bening 3. Sifat Aluminium Hidroksida Percobaan-a Perlakuan Pengamatan Garam Al dimasukan dalam tabung reaksi Ditambahkan HNO3 pekat Larutan tetap bening Percobaan-b Perlakuan Pengamatan 2 ml larutan garam Al dimasukan dalam tabung reaksi Ditambahkan NaOH Terbentuk endapan Endapan dibagi 2 Endapan 1 + NaOH berlebih Endapan larut Endapan 2 + HCl Endapan larut

Percobaan-b Perlakuan Pengamatan Garam Al + NaOH encer Terbentuk endapan Disaring Residu dicuci dengan air dingin Ditambahkan metilviolet Filtrate berwarna orange G. PEMBAHASAN Dalam percobaan kali ini, kita akan melakukan eksperimen tentang reaksi pada logam aluminium dan senyawanya. Alauminum sendiri merupakan logam paling berlimpah. Aluminium sendiri banyak digunakan sebagai peralatan dapur, bahan konstruksi bangunan dan ribuan aplikasi lainnya dimanana logam yang mudah dibuat, kuat dan ringan diperlukan. Walau konduktivitas listriknya hanya 60% dari tembaga, tetapi ia digunakan sebagai bahan transmisi karena ringan. Aluminium murni sangat lunak dan tidak kuat. Tetapi dapat dicampur dengan tembaga, magnesium, silikon, mangan, dan unsur-unsur lainnya untuk membentuk sifat-sifat yang menguntungkan. Campuran logam aluminium ini penting kegunaannya dalam konstruksi pesawat modern dan roket. Logam ini jika diuapkan di vakum membentuk lapisan yang memiliki reflektivitas tinggi untuk cahaya yang tampak dan radiasi panas. Lapisan ini menjaga logam dibawahnya dari proses oksidasi sehingga tidak menurunkan nilai logam yang dilapisi. Lapisan ini digunakan untuk memproteksi kaca teleskop dan kegunaan lainnya. Karena sifat-sifat penting yang dimiliki aluminium, sehingganya banyak digunakan sebagai material teknik. Adapun sifat-sifat penting itu adalah: - Berat jenisnya ringan (hanya 2,7 gr/cm, sedangkan besi 8,1 gr/ cm) - Tahan korosi - Penghantar listrik dan panas yang baik - Mudah di fabrikasi/di bentuk - Kekuatannya rendah tetapi pemaduan (alloying) kekuatannya bisa ditingkatkan Sifat tahan korosi dari aluminium diperoleh karena terbentuknya lapisan aluminium oksida (Al2O3) pada permukaan aluminium. Lapisan ini membuat Al tahan korosi tetapi sekaligus sukar dilas, karena perbedaan melting point (titik lebur). Aluminium umumnya melebur pada temperature 600 C dan aluminium oksida melebur pada temperature 2000 C. Kekuatan dan kekerasan aluminium tidak begitu tinggi dengan pemaduan dan heat treatment dapat ditingkatkan kekuatan dan kekerasannya. Aluminium komersil selalu mengandung ketidak murnian 0,8% biasanya berupa besi, silicon, tembaga dan magnesium. Sifat lain yang menguntungkan dari aluminium adalah sangat mudah difabrikasi, dapat dituang (dicor) dengan cara penuangan apapun. Dapat deforming dengan cara: rolling, drawing, forging, extrusi dll, serta menjadi bentuk yang rumit sekalipun. Aluminium di buat menurut proses Hall beroult yang di kemukakan oleh Charles M.Hall di amerika serikat dan Paul heroult tahun 1886. Pengolahan Aluminium dan bauskit meliputi dua tahap : a. Pemurnian bauskit untuk memperoleh Aluminium murni. b. Peleburan / reduksi alumina dengan elektrolisis. Reaksi Aluminium Dengan Asam Percobaan-a Dalam eksperimen yang pertama ini yaitu reaksi aluminium dengan asam, dimana langkah awal yang kami lakukan adalah reaksi dengan asam klorida. Hal pertama yang kami lakukan adalah mencampurkan 5 ml larutan asam klorida encer dengan kepingan logam aluminium kedalam tabung reaksi , namun pada saat dicampurkan tidak terjadi reaksi. Kemudian setalah 5 menit tidak terjadi reaksi, maka kita adakan

pemanasan campuran tersebut, tetapi waktu dipnaskan juga tidak terjadi reaksi antara Aluminium denagn HCl. Hanya saja terjadi perubahan larutan menjadi keruh . Pada reaksi yang terjadi pada Al + HCl berlangsung lambat dengan reaksi sebagai berikut : 2Al + HCl 2AlCl3 + 3H2 Selain mereaksikan HCl dengan Al pada percobaan kali ini, logam aluminium kita ganti dengan magnesium , dimana langkah-langkahnya sama seperti pada reaksi logam Al HCl . Namun pada pencampuran Magnesium dengan asam klorida reaksi yang terjadi sangat berlangsung cepat jika dibandingkan reaksi antara Aluminium dengan asam klorida. Adapun reaksi yang terjadi antara magnesium dengan asam klorida yaitu sebagai berikut : 2HCl + Mg AgCl2 + H2 Dalam eksperimen ini, aluminium dengan magnesium tidak dapat bereaksi ( tidak dapat larut dalam asam klorida encer ). Hanya keduanya memiliki kecepatan reaksi yang berbeda , Al lambat beraksi dengan HCl , sedangkan Mg sangat cepat beraksi dengan HCl dan kecepatan reaksi tersebut dapat dilihat pada saat proses pemanasan. Hal ini dikarenakan pada logam Al terdapat laipsan oksida yang melindungi logamnya seperti yang sudah dijelaskan diatas sehingga ketika diadakan pemanasan lapisan oksida. Percobaan-b Dalam eksperimen yang kedua ini kita tetap mereaksikan Al dengan asam, hanya saja kita ganti HCl dengan menggunakan HNO3 pekat. Langkah awal yang kita lakukan adalah memasukan 1 ml HNO3 pekat kedalam tabung reaksi. Selanjutnya dalam tabung reaksi tersebut ditambahkan sekeping logam Al, dan pada saat itu larutan bening. Setelah dibiarkan selama 3 menit, logam Al diambil dan dicuci dengan air. Pada saat pencuian tidak terjadi perubahan pada logam Al. Prosedur selanjutnya, kita mengulani percobaan yang sama hanya saja kita ganti HNO3 pekat dengan HNO3 encer dingin dan dengan menggunkan HNO3 pekat. Pada saat menggunakan HNO3 encer dingin, logam Al tidak juga terjadi perubahan. Hanya saja ketika pemanasan dengan HNO3 pekat terbentuk gas dan larutanya berubah menjadi kekuning-kuningan, sedangkan untuk logam Al-nya tidak terjadi perubahan. Adapun reaksi yang terjadi: 2Al + 2HNO3 2AlNO3 + H2 Reaksi Aluminium Dengan NaOH Eksperimen kedua yang kami lakukan adalah reaksi dengan larutan Natrium Hidroksida ( NaOH ). Dimana eksperimen kedua ini sama dengan percobaan yang pertama kami lakukan yaitu reaksi dengan HCl. Hanya saja pada eksperimen kedua ini larutan asam klorida kita ganti dengan larutan natrium hidroksida. Adapun langkah-langkah pada percobaan kedua ini pun sama dengan percobaan pertama. Dalam reaksi larutan NaOH dengan keping aluminum tidak terjadi reaksi yang berarti. Dengan persamaan reaksinya yaitu : 3NaOH + Al Al(OH)3 + 3Na Sedangkan dalam pencampuran antara larutan NaOH dengan kepung magnesium reaksi yang terjadi berlangsung lambat atau tidak terjadi reaksi begitu dipanaskan , juga tidak terjadi reaksi hanya saja larutannya yang tadinya keruh menjadi bening.Dengan persamaan reaksi : 2NaOH + Mg Mg(OH)2 + 2Na

Perlu diketahui bahwa aluminium tidak boleh dicuci dengan soda kue ( Natrium Karbonat ). Karena hal ini disebabkan larutan yang mampu mengendap adalah Al(OH)2, karena larutan ini memberikan konsentrasi OH- yang cukup tinggi sebagai akibat dari hidrolisis . Sedangkan Natrium Karbonat merupakan senyawa-senyawa yang bersifat korosi dengan persamaan reaksi : CO32- (aq) + H2O HCO3(aq) + OHJika garam aluminium dilarutkan dalam air , ion Al3+ segara membentuk [Al(H2O)6]3+ yang biasa ditulis Al3+ .Di dalam larutan air , air yang bebas berfungsi sebagai basa dan dapat di peroleh kesetimbangan sebagai berikiut : [Al(H2O6]3+ + H2O [ Al(H2O)5(OH)]2+ + H3O+ Dalam basa yang kuat seperti NaOH terjadi reaksi : [Al(H3O6]3+ + 3OH (aq) [ Al(H2O)3(OH)3] (s) + 3H2O(l) Dalam larutan NaOH yang berlebih : [ Al(H2O)3(OH)3](s) + OH-(aq) [ Al(H2O)2(OH)4] (aq) + 3H2O

Sifat Aluminium Hidroksida Dalam eksperimen berikut ini kita akan melakukan percobaan tentang sifat aluminium hidroksida. Percobaan-a Langkah awal yang kita ambil adalah memasukan 2 ml larutan garam Al kedalam tabung reaksi, dan selanjutnya kita tambahkan beberapa tetes HNO3 pekat. Setelah penambahan tersebut larutan tetap dalam keadaan bening.semakin banyak HNO3 yang ditambahkan, maka semakin bening pula larutannya. Reaksi yang terjadi adalah; 2Al + 2HNO3 2AlNO3 + H2 Percobaan-b Percobaan kedua ini sama seperti untuk percobaan pertama, hanya saja larutan ammonia kita ganti dengan NaOH. Pada saat larutan ditambahkan NaOH akan terbentuk endapan. Selanjutnya untuk endapannya kita pisahkan dengan filtratnya, dan endapan tersebut kita bagi menjadi 2 bagian. Endapan 1 kita tambahkan NaOH berlebih dan endapannya larut. Persamaan reaksinya yaitu: [ Al(H2O)3(OH)3](s) + OH-(aq) [ Al(H2O)2(OH)4] (aq) + 3H2O Selanjutnya utuk endapan yang kedua kita tambahkan dengan HCl dan endapanya juga larut. Reaksi yangterjadi adalah: 2Al + HCl 2AlCl3 + 3H2 Percobaan-c Pada percobaan terakhir ini, kita juga masih mencampurkan larutan garam Al dengan NaOH encer. Hanya saja, endapan yang terbentuk kita saring dengan menggunakan kertas saring. Selanjutnya residu yang kita dapat kita cuci dengan menggunakan air dingin. Setelah itu ditambahkan beberapa tetes metil violet dan dalam seketika filtrat berwarna orange.

H. KESIMPULAN Dari hasil percobaan / eksperimen yang kami lakukan dapat di tarik suatu kesimpulan sebagai berikut : a. Aluminium merupakan logam yang berwarna putih perak dan tergolong ringan yang mempunyai massa jenis 2,7 grcm-3.Logam aluminum ini memiliki sifat-sifat sebagai berikut : - Ringan , tahan korosi , dan tidak beracun sehingga banyak digunakan untuk alat rumah tangga seperti panic , wajan , dan lain-lain. - Reflektif , dalam bentuk aluminium foil dan digunakan sebagai pembungkus makanan , obat dan rokok. - Daya hantar listrik dua kali lebih besar dari Cu maka Al digunakan sebagai kabel tiang listrik. - Paduan Al dengan logam ini menghasilkan logam yang kuat seperti duralium ( campuram al, Cu , Mg ) untuk pembuatan badan pesawat. - Aluminium sebagai zat reduktor untuk oksida MnO2 dan Cr2O3. b. Pengolahan aluminium dan bauskit meliputi 2 tahap yaitu : - Pemurnian bauskit untuk memperoleh Aluminium murni. - Peleburan / reduksi alumina dengan elektrolisis. c. Magnesium merupakam logam yang ringan , putih keperak-perakan , dan cukup kuat. Magnesium mengalami reaksi yang sangat lambat dengan air dingin , tetapi terbakar dalam uap air. Magnesium terbakar dalam uap air nyala putih yang khas membentuk Magnesium oksida dan hidrogen. d. Dalam pencampuran / peraksi antara Al dengan HCl reaksi sangat berlangsung lambat jika dibandingkan Mg dengan HCl , reaksi yang terjadi sangat cepat. Hal ini di karenakan pada Al terdapat lapisan oksida yang melindungi logamnya sehingga ketika di bakar lapisan oksida tersebut akan habis. Selanjutnya Mg dapat beraksi cepat dengan HCl meskipun tanpa melalui proses pemanasan . Reaksi :- 2Al + HCl 2AlCl3 + 3H2 2HCl + Mg AgCl2 + H2 e. Dalam pencampuran / pereaksi antara Al dengan NaOH dan Mg dengan NaOh terbalik dengan yang Al dengan HCl dan Mg dengan HCl dalam cepat lambatnya reaksi. Pada peraksi Al dengan NaOH reaksinya berlangsung dengan cepat yang ditandai adanya gelembung dan gas keluar. Sedangkan Mg dengan NaOH reaksi yang terjadi berlangsung lambat . Reaksi: 2NaOH + Mg Mg(OH)2 + 2Na 3NaOH + Al Al(OH)3 + 3Na

DAFTAR PUSTAKA Team Teaching. 2009. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik . Gorontalo: Jurusan Pendidikan Kimia. N.N.Greenwood, A. Earnshaw, Chemistry Of The Elements, Pergamon Press, Oxford, Unted

Kingdom , 1984. P.galatsis , In : Handbook Of Reagents For Organic Synthesis : Acidic And Basic Reagents , ( H.J . Reich , J.H Rigby : eds .) Pp.12-15, Wiley , New York. Sugiyarto, Kristian H.2003 . Kimia Anorganik II . Yogyakarta: Jurusan Kimia UNY. http://id.wikipedia.org/wiki/Magnesium http://id.wikipedia.org/wiki/Aluminium http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/alumunium/ http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20254/4/Chapter%20II.pdf

Pembuatan CuSo4.5H2O
A. JUDUL : PEMBUATAN CUSO4.5H2O B. TUJUAN : 1. Membuat dan mengenal sifat kristal Tembaga (II) Sulfat 2. Memahami proses pembentukan Kristal C. DASAR TEORI Dalam suatu Sistem Periodik Unsur (SPU), tembaga (Cu) termasuk ke dalam golongan 11. Tembaga, perak dan emas disebut logam koin karena dipakai sejak lama sebagai uang dalam bentuk lempengan (koin). Hal ini disebabkan oleh logam ini tidak reaktif, sehingga tidak berubah dalam waktu yang lama. Tembaga adalah logam berdaya hantar listrik tinggi, maka dipakai sebagai kabel listrik. Tembaga tidak larut dalam asam yang bukan pengoksidasi tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO3 sehingga tembaga larut dalam HNO3. Bentuk pentahidrat yang lazim terhidratnya, yaitu kehilangan empat molekul airnya pada 110 C dan kelima-lima molekul air pada 150 C. Pada 650 C, tembaga (II) sulfat mengurai menjadi tembaga (II) oksida (CuO), sulfur dioksida (SO2) dan oksigen (O2). Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang paling ringan dan paling aktif. Cu+ mengalami disproporsionasi secara spontan pada keadaan standar (baku). Hal ini bukan berarti larutan senyawa Cu(I) tidak mungkin terbentuk. Untuk menilai pada keadaan bagaimana mereka ditemukan, yaitu jika kita mencoba membuat (Cu+) cukup banyak pada larutan air, Cu2+ akan berada pada jumlah banyak (sebab konsentrasinya harus sekitar dua juta dikalikan pangkat dua dari Cu+. Disproporsionasi akan menajdi sempurna. Di lain pihak jika Cu+ dijaga sangat rendah (seperti pada zat yang sedikit larut atau ion kompleks mantap), Cu2+ sangat kecil dan tembaga (I) menjadi mantap. Tembaga adalah unsur kimia yang diberi lambang Cu (Latin: cuprum) dalam suatu Sistem Periodik Unsur (SPU) tembaga termasuk dalam golongan 11dan menempati posisi dengan nomor atom (NA) 29 dan mempunyai bobot atom (BA) 63,546. Tembaga, perak dan emas disebut logam koin karena dipakai sejak lama sebagai uang dalam bentuk lempengan (koin). Hal ini disebabkan oleh logam ini tidak reaktif, sehingga tidak berubah dalam waktu yang lama. Tembaga adalah logam berdaya hantar listrik tinggi, maka dipakai sebagai kabel listrik. Tembaga tidak larut dalam asam yang bukan pengoksidasi tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO3 sehingga tembaga larut dalam HNO3 [1]. Bentuk pentahidrat yang lazim terhidratnya, yaitu kehilangan empat molekul airnya pada 110 C dan kelima-lima molekul air pada 150 C. Pada 650 C, tembaga (II) sulfat mengurai menjadi tembaga (II) oksida (CuO), sulfur dioksida (SO2) dan oksigen (O2) . Tembaga merupakan salah satu logam yang terdapat cukup banyak dalam keadaan bebas.Tembaga kadang-kadang ditemukan secara alami, seperti yang ditemukan dalam mineral-mineral seperti cuprite, malachite, azurite, chalcopyrite, dan bornite. Deposit bijih tembaga yang banyak ditemukan di AS, Chile, Zambia, Zaire, Peru, dan Kanada. Bijih-bijih

tembaga yang penting adalah sulfida, oxida-oxidanya, dan karbonat. Dari mereka, tembaga diambil dengan cara smelting, leaching, dan elektrolisis. Cu (Tembaga) merupakan salah satu unsur logam transisi yang berwarna cokelat kemerahan dan merupakan konduktor panas dan listrik yang sangat baik. Di alam, tembaga terdapat dalam bentuk bebas maupun dalam bentuk senyawa-senyawa, dan terdapat dalam bentuk biji tembaga seperti (CuFeS2), cuprite (Cu2O), chalcosite (Cu2S), dan malasite (Cu2(OH)2CO3). Dalam badan perairan laut tembaga dapat ditemukan dalam bentuk persenyawaan ion seperti CuCO3, CuOH. Tembaga (Cu) mempunyai sistim kristal kubik, secara fisik berwarna kuning dan apabila dilihat dengan menggunakan mikroskop bijih akan berwarna pink kecoklatan sampai keabuan. Tembaga merupakan suatu unsur yang sangat penting dan berguna untuk metabolisme. Batas konsentrasi dari unsur ini yang mempengaruhi pada air berkisar antara 1 5 mg/l merupakan konsentrasi tertinggi. Dalam industri, tembaga banyak digunakan dalam industri cat, industri fungisida serta dapat digunakan sebagai katalis, baterai elektroda, sebagai pencegah pertumbuhan lumut, turunan senyawa-senyawa karbonat banyak digunakan sebagai pigmen dan pewarna kuningan. Tembaga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dari komponen listrik, koin, alat rumah tangga, hingga komponen biomedik. Tembaga juga dapat dipadu dengan logam lain hingga terbentuk logam paduan seperti perunggu atau monel. Tembaga berperan khususnya dalam beberapa kegiatan seperti enzim pernapasan sebagai tirosinase dan silokron oksidasi. Tembaga bersifat racun. Ini dapat terjadi ketika tembaga menumpuk dalam tubuh akibat penggunaan alat masak tembaga. Unsur Cu yang berlebih dapat merusak hati dan memacu sirosis. Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang paling ringan dan paling aktif. Cu+ mengalami disproporsionasi secara spontan pada keadaan standar (baku). Hal ini bukan berarti larutan senyawa Cu(I) tidak mungkin terbentuk. Untuk menilai pada keadaan bagaimana mereka ditemukan, yaitu jika kita mencoba membuat (Cu+) cukup banyak pada larutan air, Cu2+ akan berada pada jumlah banyak (sebab konsentrasinya harus sekitar dua juta dikalikan pangkat dua dari Cu+. Disproporsionasi akan menajdi sempurna. Di lain pihak jika Cu+ dijaga sangat rendah (seperti pada zat yang sedikit larut atau ion kompleks mantap), Cu2+ sangat kecil dan tembaga (I) menjadi mantap . Tembga adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa, dan liat. ia melebur pada 1038oC. karena potensial elektroda standarnya positif (+0,34 untuk pasangan Cu/Cu2+), maka tembaga tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen tembaga bisa larut sedikit. Tembaga (II) sulfat mempunyai banyak kegunaan di bidang industri diantaranya untuk mebuat campuran Bordeaux (sejenis fungisida) dan senyawa tembaga lainnya. Senyawa ini juga digunakan dalam penyepuhan dan pewarnaan tekstil serta sebagai bahan pengawet kayu. Bentuk anhidratnya digunakan untuk mendeteksi air dalam jumlah kelumit. Tembaga sulfat juga dikenal sebagai vitriol biru . Tembaga (II) sulfat merupakan padatan kristal biru, CuSO4.5H2O triklini. Pentahidratnya kehilangan 4 molekul air pada 1100 C dan yang ke lima pada 1500C membentuk senyawa anhidrat berwarna putih. Pentahidrat ini dibuat dengan mereaksikan tembaga (II) oksida atau tembaga (II) karbonat dengan H2SO4 encer, larutannya dipanaskan hingga jenuh dan pentahidrat yang biru mengkristal jika didinginkan. Pada skala industri, senyawa ini dibuat dengan memompa udara melaluicampuran tembaga panas dengan H2SO4 encer. Dalam bentuk pentahidrat, setiap ion tembaga (II) dikelilingi oleh empat molekul air pada setiap sudut segi empat, kedudukan kelima dan keenam dari oktahedral ditempati oleh atom oksigen dari anion sulfat, sedangkan molekul air kelima terikat oleh ikatan hidrogen Salah satu sifat dari logam tembaga yaitu tembaga tidak larut dalam asam yang bukan

pengoksidasi tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO3 sehingga tembaga larut dalam HNO3. 3Cu(s) + 8H+(aq) + 2NO3-(aq) 3Cu2+(aq) + 2NO(g) + 4H2O Logam tembaga dibuat dari tembaga sulfida (Cu2S) yang dioksidasi dengan oksigen. Cu2S + 2O2 2CuO + SO2 2CuO + Cu2S SO2 + 4Cu Garam tembaga dalam larutan berwarna biru pucat, karena membentuk ion Cu(H2O)42+. Jika larutan ini ditambah amonia akan menghasilkan ion Cu(NH3)42+ yang berwarna biru pekat. Senyawa CuCl2, Cu2Br2, Cu2I2 sukar larut dalam air dengan Ksp masing-masing 1,9.10-7, 5.10-9, dan 1.10-12. Senyawa Cu2O dan Cu2S dapat dibuat langsung dari unsurnya pada suhu tinggi. Kedua senyawa ini cenderung nonstoikiometrik karena dapat pula sebagian membentuk CuO dan CuS . Senyawa-senyawa Cu (I) berwarna putih kecuali oksidasinya merah. Sedangkan senyawa Cu (II) hidratnaya biru dan anhidratnya abu-abu. Senyawa-senyawa Cu (II) lebih stabil dalam larutan. Mereka beracun dan mengion yang berwarna gelap (biru gelap) yang terbentuk dengan larutan amonia berlebihan. Cu digunakan buat kabel/kawat/peralatan listrik; dalam logam-logam paduan; monel, perunggu kuningan, perak jerman, perak nikel untuk ketel dan lain-lain . Secara umum garam tembaga (I) tidak larut dalam air dan tidak berwarna, perilakunya mirip perilaku senyawa perak (I). Mereka mudah dioksidasi menjadi senyawa tembaga (II), yang dapat diturunkan dari tembaga(II) oksida, CuO, hitam. Garam-garam tembaga (II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat, padat, maupun dalam larutan air; warna ini benarbenar khas hanya untuk ion tetraakuokuprat (II) [Cu(H2O)4]2+ saja. Batas terlihatnya warna ion kompleks tetraakuokuprat(II) (yaitu, warna ion tembaga (II) dalam larutan air), adalah 500 g dalam batas konsentrasi 1 dalam 104. Garam-garam tembaga (II) anhidrat, seperti tembaga (II) sulfat anhidrat CuSO4, berwarna putih (atau sedikit kuning). Larutan amonia bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit terbentuk endapan biru suatu garam basa (tembaga sulfat basa). Bila dalam keadaan basah dibiarkan terkena udara, tembaga (II) sulfida cenderung teroksidasi menjadi tembaga (II) sulfat, dan karenanya menjadi dapat larut dalam air. Banyak sekali panas yang dilepaskan pada proses ini . Banyak senyawa bergabung dengan air memebentuk hidrat. Dengan senyawa ini, air bergabung secara kimiawi, meskipun hampir semua hidrat mudah melepaskan air bila dipanaskan. Fakta yang membuktikan bahwa hidrat itu adalah senyawa bukan campuran ialah: a. Air terdapat dalam berbandingan tertentu. Misalnya hidrat tembaga sulfat mengandung 36,07% air. b. Sifat fisis hidrat berbeda dari sulfat anhidrat. Misalnya hidrat tembaga sulfat berbentuk kristal trikilin berwaerna biru. Sedangkan tembaga sulfat anhidrat berbentuk kristal monoklin berwarna putih. Suatu zat padat berbentuk lebih dari satu macam hidrat, yang masing-masing stabil dalam suasana tertentu. Tembaga sulfat dapat membentuk tiga macam hidrat yaitu penta hidrat, CuSO4. 5H2O, trihidrat CuSO4. 3H2O dan monohidrat, CuSO4. H2O. Tentukan sulfat biasanya dibuat secara komersial dengan dua cara: a. Tembaga ioksidasi dalam larutan yang mengandung H2SO4 2Cu + H2SO4 + O2 2CuSO4 + H2O b. Tembaga [II] sulfida dioksida dalam dalam udara 2CuS + 2O2 CuSO4 Senyawa tembaga dalam konsentrasi tinggi merupakan racun bagi kebenyakan benda hidup.

Oleh karena itu senyawa tembaga digunakan dalam insektisida dan fungisida. Namun adalah sangat menarik bahwa di dekat daerah yang tanahnya tidak mengandung tembaga terdapat penyakit dan kelainan pada tumbuhan-tumbuhan. Di beberapa daerah di Australia, yang tanahnya tidak mengandung tembaga ditemukan penyakit pada domba yang mengakibatkan pengaruh pad asistem syaraf, anemia dan kerusakan pada wol; meskipun untuk mengatasi kelainan hanya diperlukan sangat sedikit tembaga. Tembaga sulfat penta hidrat, CuSO4.5H2O sering disebut birufitriol. Senyawa ini biasanya digunakan sebagai elektrolik dalam pemurnian tembaga secara elektrolisis; dalam poengetikan listrik [electrotyping] dalam beberapamacam bakteri, dalam percetakan cap kain mori atau balacu dan sebagai bubur bordeaux untuk memusnakan jamur tanaman. Kertas Saring

D. ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan Beker gelas 1000 ml Bahan: gelas borosilikat. Volume : 1000 ml. Berskala teratur dan permanen warna putih, tingkatan untuk percobaan siswa. Kegunaan Tempat untuk percobaan, proses difusi osmosis. Gelas ukur 100 ml Gelas dengan penutup. Dasar bundar, Tingkatan: untuk siswa. Kapasitas: 100 ml. Kegunaan Untuk mengukur volume larutan

Neraca analisis : digunakan untuk menimbang padatan kimia.

Batang pengaduk Batang gelas, dengan ujung bulat dan ujung yang lain pipih. Panjang 15 cm. Kegunaan Pengocok larutan.

Corong spatula pipet penangas

Kertas Saring Bahan yang digunakan

H2SO4 Pekat HNO3 pekat Keping tembaga

E. PROSEDUR KERJA

- Memasukan dalam gelas kimia. - Menambahkan 1,7 ml H2SO4 pekat. - Memasukkan 1 gram keeping tem.baga

- Menambahkan 2,5 mL HNO3 pekat.\ - Mengaduk sehingga semua tembaga larut. - Memanaskan 15 menit. - Menyaring

- Mendinginkan dalam dexikator selama 7 hari. - Mencuci dengan aquades berulang kali. - Melarutkan kembali dengan air panas. - Menimbang .

F. HASIL PENGAMATAN Perlakuan Hasil Pengamatan - 10 mL air + 1,7 mL H2SO4 pekat - Larutan H2SO4 larut dalam air. - Larutannya bening - Menambahkan 1 gram Cu dan manambahkan 2,5 mL HNO3 pekat - Tembaga larut dalam larutan dan warna larutan menjadi biru, dan terdapat uap cokelat - Memanaskan larutan - Gas yang terbentuk berwarna coklat - Menyaring larutan - Terbentuk filtrat dan residu - Filtratnya didinginkan - Terbentuk Kristal yang berwarna biru dan menyerupai jarum - Melarutkan dengan air panas - Kristal larut kembali - Didinginkan - Terbentuk Kristal berwarna biru - Menimbang - Berat Kristal G. Perhitungan Diketahui : m Cu = 1 gram m kristal = gram BM CuSO4.5H2O = 249,55 g/mol BA Cu = 63,55 g/mol Ditanya : Rendemen = ..?

Jawab : Reaksi : Cu2+ + SO42- + 5H2O CuSO4.5H2O Mol Cu = 1 / 63,55 = 0,0157 mol mol CuSO4.5H2O = mol Cu = 0,0157 mol Massa CuSO4.5H2O = mol CuSO4.5H2O x BM CuSO4.5H2O = 0,0157 mol x 249,55 gram/mol = 3,917 gram Rendemen = / 3,917 100% =%

H. PEMBAHASAN Tembaga merupakan suatu logam yang memiliki warna kemerah-merahan. Unsur ini sangat mudah dibentuk, lunak, dan merupakan konduktor yang bagus untuk aliran elektron (kedua setelah perak dalam hal ini).Tembaga adalah suatu komponen dari berbagai enzim yang diperlukan untukmenghasilkan energi, anti oksidasi dan sintesa hormon adrenalin serta untuk pembentukan jaringan ikat.Tembaga mempunyai beberapa fungsi dalam pembentukan klorofil, walau unsur ini tidak terkandung dalam klorofil. Tembaga juga diperlukan dalam proses pertumbuhan sel darah merah yang masih muda, bila kekurangan sel darah merah yang dihasilkan akan berkurang. Dalam eksperimen modul ini, akan dilakukan percobaan pembuatan tembaga (II) sulfat, yang kemudian pada akhirnya akan terbentuk kristal tembaga (II) sulfat. Prosedur awal yang kita lakukan adalah memasukkan 10 mL aquades ke dalam gelas kimia, yang selanjutnya menambahkan 1,7 mL asam sulfat pekat. Setelah itu dilanjutkan dengan menambahkan dengan 1 gram tembaga sehingga terbentuk campuran larutan dari ketiga zat tersebut. Selanjutnya kita menambahkan campuran larutan tersebut dengan 2,5 mL asam nitrat pekat. Adapaun tujuan dari Penambahan asam sulfat tersebut agar terbentuknya garam CuSO4. Persamaan reaksinya yang terjadi adalah sebagai berikut : Cu + H2SO4 CuSO4 + SO2 + 2 H2O atau Cu + 2H2SO4 Cu2+ + SO42- + SO2 + 2H2O Dalam reaksi diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa asam sulfat bersifat sebagai oksidator. Dimana zat yang dioksidasi adalah logam tembaga. Logam tembaga mengalami oksidasi yang ditandai dengan naiknya bilangan oksidasi dari 0 menjadi +2. Dengan demikian, asam sulfat mengalami reduksi dimana belerang mengalami penurunan bilangan oksidasi dari +6 menjadi +4, baik pada gas SO2 maupun pada ion SO42- atau tembaga (II) sulfat. Sedangkan tujuan dari penambahan asam nitrat pekat adalah untuk mengaktifkan tembaga agar ia dapat bereaksi dengan asam sulfat. Dari penambahan asam nitrat pekat ini menyebabkan tembaga melarut dan larutan menjadi berwarna biru keruh serta terdapat uap berwarna coklat. Uap ini terbentuk sebagai akibat tembaga yang direaksikan dengan asam nitrat pekat. Karena pada percobaan ini diperlukan waktu yang tidak sedikit dari reaksi antara tembaga dan asam nitrat pekat, maka dalam proses ini diperlukan pengadukan sampai seluruh tembaga larut. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut: 3Cu + 8HNO3 3Cu(NO3)2 + 2NO + 4 H2O 3Cu + 8HNO3 3Cu2+ + 6NO3- + 2NO + 4 H2O Sama halnya dengan penambahan asam sulfat, asam nitrat juga merupakan oksidator pada reaksi diatas dengan mengoksidasi logam tembaga sehingga tembaga mengalami kenaikan bilangan oksidasi dari 0 menjadi +2 sebagaimana pada reaksi dengan asam sulfat diatas.

Karena berssifat oksidator, maka asam nitrat mengalami penurunan bilangan oksidasi dari +5 menjadi +2 pada senyawa NO. Dalam proses penambahan asam nitrat pekat tersebut menyebabkan logam tembaga melarut dan larutannya menjadi berwarna biru keruh serta terdapat uap berwarna coklat tua. Uap ini terbentuk sebagai akibat dari tembaga yang direaksikan dengan asam nitrat pekat. Dalam proses ini kita lakukan pengadukan sedikit lebih lama, karena kita lakukan pengadukan sampai tembaga bener-benar larut. Sehingganya pada percobaan ini, kepingan tembaga yang kita pakai harus dipotong sekecil mungkin. Prosedur selanjutnya setelah penambahan beberapa senyawa diatas, campuran dipanaskan dengan tujuan untuk mempercepat proses reaksi. Selain itu, tujuan dari pemanasan ini adalah untuk memperbesar hasil kali dari ion-ionnya dan memperkecil harga hasil kali kelarutannya (Ksp), sehingga hal ini dapat membentuk endapan kristal. Kristal yang terbentuk inilah yang dinamakan tembaga (II) sulfat. Proses pemanasan ini sendiri kita hentikan ketika gas sudah berwarna coklat muda. Persamaan reaksi yang secara lengkapnya adalah sebagai berikut: Cu+ 3H2O + H2SO4+2HNO3 CuSO4+5H2O+2NO2

Dari proses pemanasan yang dilakukan, terbentuk larutan berwarna biru tua. Untuk memisahkan antara filtrat dengan endapan (zat pengotor) maka dilakukan penyaringan. Proses penyaringan sendiri tidak dilakukan ketika larutan pada keadaan dingin, tetapi pada saat larutan tersebut masih panas. Tujuannya agar pembentukan kristal yang tidak diharapkan (kristal yang masih mengandung zat pengotor) dapat terhindar. Dari hasil proses penyaringan, diperoleh larutan berwarna biru tua dengan endapan (yang mengandung zat pengotor) berwarna biru muda. Setelah itu, filtrat yang telah disaring didinginkan didalam eksikator untuk mendapatkan kristal dari tembaga (II) sulfat. Persamaan reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut: Cu(NO3)2 + H2SO4 CuSO4 + 2HNO3 CuSO4 + 5H2O CuSO4.5H2O Setelah didinginkan dan, diperoleh kristal berwarna biru serta bentuknya sendiri menyerupai jarum. Untuk mendapatkan kristal yang murni, maka dilakukan proses pencucian dan di larutkan kembali dengan air panas, sehingga kristal larut kembali. Prosedur selanjutnya didinginkan kembali dalam eksikator selama 5 hari sehingga nantinya diperoleh zat yang diinginkan yang bebas dari zat pengotor. Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: Cu2++3H2O+H2SO4+2HNO3CuSO4.5H2O+ 2NO2 Prosedur akhir yaitu kita lakukan penimbangan. Dari hasil penimbangan didapatkan massa kristal CuSO4.5H2O sebesar gram dan dari hasil perhitungan diperoleh rendemen kristal tersebut sebesar %.

I. KESIMPULAN Pembuatan kristal CuSO4.5H2O dapat dilakukan dengan mereaksikan logam tembaga dengan asam sulfat pekat dan asam nitrat pekat serta dengan air, proses pembuatan CuSO4.5H2O diperlukan waktu 5 hari sampai terbentuknya kristal, kristal CuSO4.5H2O merupakan kristal yang berwarna biru, massa kristal CuSO4.5H2O yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebesar gram dan rendemen dari kristal CuSO4.5H2O adalah sebesar %.

DAFTAR PUSTAKA Keenan, Kleinfelter, Wood. 1992. Kimia Untuk Universitas. Jilid 2. Edisi Keenam. Erlangga. Jakarta. Dickey, R. D. 1972. Identification and Correction of Copper Deficiency of Rhododendron Simsi George Lindley Taber Cuttings. http://www.google.com_Diakses_29_november_2010 Petrucci, Ralph H, 1987, alih bahasa Suminar Ahmadi, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Jilid 3, Penerbit Erlangga 4. Shevla, G. 1990. Analisis Organik Kualitatif Makro Dan Semimakro. PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta.Jakarta. Team teaching praktikum kimia Anorganik. 2010. Modul Praktikum Kimia Anorganik. Gorontalo : UNG http://www.Pembuatan_CuSO4.5H2Annisanfushies_Weblog.html

Listrik
A. Arus Listrik Arus listrik adalah aliran-aliran partikel listrik yang bermuatan positif didalam suatu pengantar.Pergerakan muatan ini terjadi pada bahan yang disebut konduktor. Konduktor bisa berupa logam,gas atau larutan, sedangkan yang membawa muatannya sendiri tergantung pada jenis konduktor,yaitu pada: 1. Logam, pembawa muatannya adalah electron-elektron 2. Gas, pembawa muatannya adalah ion positif dan electron 3. Larutan, pembawa muatannya adalah ion positif dan negatif Muatan listrik dapat mengalir di dalam suatu rangkaian apabila ada sumber energi sebagai pompa. Akibatnya muatan listrik dikenai suatu gaya, yaitu gaya gerak listrik (ggl) sehinggatimbullah listrik.Pada kenyataannya setiap baterai tidak hanya menimbulkan beda potensial, akan tetapi sekaligusmengandung suatu hambatan karena kelajuan reaksi kimia yang berlangsung di dalam bateraimembatasi jumlah arus yang akan dihasilkan. Baterai yang rill sering dianggap sebagai bateraiideal dengan gaya gerak listrik yang dihubungkan dengan hambatan. B. Sumber Arus Searah dari Proses Kimiawi Sumber arus searah disebut juga sebagai sumber tegangan searah sebab arus yamng ditimbulkanoleh suatu tegangan. Sumber arus berfungsi sebagai sumber energi untuk mengalirkan muatanmelalui peralatan listrik. Energi diperoleh dari berbagai macam bentuk energi asal yangkemudian diubah menjadi energi listrik.

C. Elemen Primer Pada elemen primer, reaksi kimia yang menyebabkan electron mengalir dari elektroda negatif (katoda) ke elektroda positif (anoda) tidak dapat dibalik arahnya. Dengan demikian elemen initidak dapat dimuati kembali jika muatannya habis. Elemen primer ialah elemen elektrokimiayang memerlukan pergantian bahan-bahan pereaksi setelah memberikan sejumlah energi listrik kepada rangkaian luar. 1. Elemen Volta (elemen Galvani) Luigi Galvani (1737- 1798) menemukan bahwa bila kaki katak yang baru mati dikaitkan padatembaga kemudian disentuh pisau besi, maka kaki katak itu akan bergerak. Volta menyimpulkanperistiwa ini sebagai gejala listrik yang timbul karena kedua logam yang dihubungkan olehlarutan yang ada dalam kaki katak.Bila sebatang logam dimasukkan ke dalam larutan elektrolit, batang logam menjadi negatif sedangkan larutan menjadi bermuatan positif atau potensial larutan menjadi lebih tinggi daripadapotensial logam. Perbedaan potensial logam dari larutan dinamakan potensial kontak. Ternyata,setiap logam mempunyai potensial kontak yang berbeda.Sebuah elemen sederhana dapat dibuat berdasarkan prinsip diatas, yanitu dengan mencelupkanbatang tembaga (Cu) dan batang seng (Zn) kedalam larutan asam sulfat (H2SO4) encer. Batangtembaga menjadi kutub positif atau anoda dan batang seng menjadi katoda. Beda potensial antaraanoda dan katoda adalah 1 volt. Dalam laritan, molekul-molekul asam sulfat akan terurai menjadi ion-ion hydrogen yangbermuatan positif dan ion-ion sulfat yang bermuatan negative. Elemen Volta mempunyaikelemahan, yaitu hanya dapat bekerja dalam waktu yang pendek sehingga tidak cocok untuk kehidupan sehari-hari. 2. Elemen Daniell Elemen ini dibuat oleh John Daniell pada tahun 1835. untuk mencegah terjadinya polarisasi,elektroda dilindungi oleh suatu bahan kimia yang disebut depolarisator. Pada elemen Daniellyang digunakan adalah tembaga sulfat (CuSO4) yang dipisahkan dengan elektrolit asam sulfatencer oleh bejana berpori. Jadi, ion-ion masih dapat pergi dari elektroda ke elektroda lain melaluidepolarisator. 3. Elemen Leclanche basah dan kering (baterai) Elemen basah ini ditemukan oleh Leclanche tahun 1886. Elemen ini terdiri dari bejana kaa berisikarbon sebagai elektroda positif, batang seng sebagai elektroda negatif, larutan ammoniumklorida sebagai elektrolit, dan depolarisator mangan dioksida bercampur dengan sebuk karbondalam bejana berpori.Ketika ion-ion seng masuk kedalam larutan ammonium klorida , batang seng akan mejadinegative terhadap larutan logam. Ammonium klorida memberikan ion NH4+ menembus bejanaberpori menuju batang karbon dan memberikan muatan positifnya pada batang karbon.Pada perkembangannya, elemen Leclanche berubah menjadi elemen kering (baterai) yang lebihmudah dipakai. Sebenarnya elemen kering diperoleh hanyadengan mengganti elektrolit larutanammonium klorida menjadi campuran pasta ammonium klorida dengan serbuk kayu, tepung ataugetah. 4. Elemen Weston

Elemen ini menggunakan air raksa sebagai anoda dan amalgama cadmium sebagai katoda.Sebagai depolarisator digunakan campuran merkurosulfat dan kadmiumsulfat berbentuk pasta.Sebagai elektrolit digunakan larutan jenuh cadmium sulfat. Hablur-hablur kadmiumsulfatditambahkan untuk menjaga supaya larutan tetap jenuh. D. Elemen Kering (Baterai) Elemen kering atau baterai adalah sumber tegangan yang dapat lebih lama mengalirkan aruslistrik daripada elemen Volta. Elemen kering dibuat pertama kali pada tahun 1866, kimiawanPerancis oleh George Leclanche. Elemen kering ini terdiri atas Zn yang berbentuk bejana danlogam dalam Zn ini dilapisi karbon (batang arang). Karena batang arang memiliki potensial lebihtinggi daripada Zn, maka batang arang sebagai anoda, sedangkan Zn sebagai katoda. Di bagiandalam elemen kering ini terdapat campuran antara salmiak atau amonium klorida (NH4Cl)serbuk arang dan batu kawi atau mangan dioksida (MnO2). Campuran ini berbentuk pasta yangkering. Karena elemen ini menggunakan larutan elektrolit berbentuk pasta yang kering makadisebut elemen kering. Pada elemen kering, NH4Cl sebagai larutan elektrolit dan MnO2 sebagaidepolarisator. Kegunaan dispolarisator yaitu dapat meniadakan polarisasi. Sehingga arus listrik pada elemen kering dapat mengalir lebih lama sebab tidak ada gelembunggelembung gas.Arus listrik pada baterai mengalir searah dan terjadi bila kutub positif dihubungkan dengan kutub negatif. Oleh sebab itu aliran baterai dinamakan Direct Current (DC). Untuk menambahtegangan listrik baterai dapat disusun secara seri, yaitu disusun berurutan dengan kutub positif-negatif dengan berselang-seling. Misalnya 3 buah baterai mempunyai tegangan 1,5 volt yangdisusun seri akan mempunyai tegangan 4,5 volt. Susunan seperti ini sering kita jumpai pada alat-alat listrik sederhana seperti senter dan walkman. Adapun pasangan paralel adalah jika masing-masing kutub baterai yang sama saling dihubungkan, tegangan listrik yang didapat bertambah,tetapi arus yang mengalir akan menjadi lebih besar. Baterai isi ulangSaat ini, pemakaian baterai isi ulang semakin meluas, seiring semakin banyaknya alatkomunikasi dan alat elektronik lainnya yang bersifat portable (mudah dibawa dan dipindah-pindahkan), misalnya komputer laptop, telepon genggam, Personal Digital Assistant (PDA),kamera digital, dan kamera genggam. Umumnya jenis baterai yang digunakan adalah nikel-kadmium (Ni-Cd), yang memakai bahan nikel hidroksida serta kadmium sebagai elektrodanya,dan kalium hidroksida sebagai elektrolit. Akan tetapi, baterai isi ulang juga ada yangmenggunakan bahan litium sebagai elektrodanya, sehingga mempunyai daya tahan yang lama. E. Cara Kerja Elemen Elemen dibagi dua, yaitu elemen primer, contohnya sel kering (baterai), elemen volta. Elemen sekunder,contohnya accu.Elemen primer adalah elemen yang terdiri dari satu sel atau yang tidak dapat difungsikan lagi jika sudahhabis terpakai sedangkan elemen sekunder adalah elemen yang terdiri dari beberapa sel atau dapatdipakai kembali walaupun energinya sudah habis, dengan cara diisi kembali energinya dengan cara dicas (charge). Contoh elemen primer adalah sel kering, elemen volta (baterai) F. Sel Kering Sudah kita ketahui bahwa arus listrik mengalir jika ada beda potensial antara dua titik dalam rangkaian tertutup. Untuk menimbulkan beda potensial antara dua titik dalam suatu rangkaian listrik selalu diperlukan sumber arus listrik seperti baterai. Dalam subbab ini kamu akan

mempelajari beberapa macam sumber arus listrik, seperti elemen volta danelemen kering (Baterai). 1. Elemen Volta Allessandro Volta menemukan bahwa pasangan logam tertentu dapat membangkitkan gaya gerak listrik.Gaya gerak listrik inilah yang menyebabkan arus listrik mengalir dalam suatu rangkaian, untukmemahami cara kerja elemen volta perhatikanlah animasi berikut.Jika pelat tembaga dan pelat seng dihubungkan dengan kawat tembaga melalui sebuah lampu pijar kecil,maka lampu pijar akan menyala. Lampu pijar hanya berpijar sebentar kemudian meredup dan padam.Mengapa terjadi demikian? Padamnya lampu pada peristiwa tersebut dinamakan polarisasi (pengkutuban) pada salah satu lempengelemen. Pada saat terjadi aliran arus, pada lempeng seng akan menghasilkan gas-gas hidrogen berupagelembung-gelembung dan pada lempeng tembaga dihasilkan endapan yang menempel dan menutupilempeng tembaga, yang menyebabkan terhambatnya arus sehingga lampu menjadi padam.Sel ini disebut dengan sel kering (dry cell) karena sel ini tidak mengandung cairan, paling umum ditemuidipasaran biasanya sel karbon-seng. Pada sel kering arus listrik timbul akibat tegangan seng (Zn) lebih besar dari tegangan batang karbon (C) sehingga arus akan mengalir dari karbon ke seng melaluipenghantar luar.seng bertindak sebagai kutub negatif dan karbon bertindak sebagai kutub positif. 2. Elemen Sekunder Akumulator (aki):Akumulator termasuk ke dalam jenis sel sekunder, artinya sel ini dapat dimuati ulang ketika muatannyahabis. Ini karena reaksi kimia dalam sel dapat dibalikkan arahnya. Jadi sewaktu sel dimuati, energi listrikdiubah menjadi energi kimia, dan sewaktu sel bekerja, energi kimia diubah menjadi energi listrik. G. Susunan Elemen Elemen bisa disusun secara seri dan paralel dengan tujuan tertentu. Pemasangan secara paraleldiharapkan bisa memperbesar arus yang bisa disediakan sedangkan pemasangan secara seridiharapkan untuk memperbesar tegangan GGL. 1. Elemen Seri Pada susunan seri, tegangan yang dihasilkan merupakan jumlah dari tegangan masingmasing. Susunanini dapat memperbesar tegangan dengan arus kecil. Berikut adalah perbandingan antara rangkaian listrikdengan 1 baterai dan 3 baterai dirangkai seri dengan sebuah lampu dan switch. Bagaimana nyalalampu? 2. Elemen Paralel Pada susunan parallel, tegangan yang dihasilkan sama dengan salah satu tegangan masingmasing. Susunan ini dapat memperbesar arus dengan tegangan kecil. Dua buah baterai yang dirangkai parallel,sebuah lampu dan skalar. Beda potensial kedua baterai yang dirangkai paralel adalah 9 V. Jika dirangkai sampai 4 buah baterai maka beda potensialnya tetap yaitu 9V.

H. Baterai Lithium Mengenal Lithium Lithium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambing Li dan nomor atom 3. Unsur ini termasuk dalamlogam alkalidengan warna putih perak. Dalam keadaanstandar , litium adalah logam paling ringan sekaligus unsur dengan densitas paling kecil. Sepertilogam-logam alkali lainnya, lithium sangat reaktif dan ter korosidengan cepat dan menjadi hitamdi udaralembab. Oleh karena itu, logam lithium biasanya disimpan dengan dilapisiminyak . Menurut teorinya, lithium (kebanyakan7Li) adalah salah satu dari sedikit unsur yang disintesis dalam kejadian. Dentuman Besar walaupun kelimpahannya sudah jauh berkurang.Sebab-sebab menghilangnya lithium dan proses pembentukan lithium yang baru menjadi topik penting dalamastronomi. Lithium adalah unsur ke-33 paling melimpah di bumi, namun oleh karena reaktivitasnya yang sangat tinggi membuat unsur ini hanya bisa ditemukan di alam dalamkeadaan bersenyawa dengan unsur lain. Lithium ditemukan di beberapamineral pegmatit, namun juga bisa didapatkan dariair asin dan lempung. Pada skala komersial, logam lithium didapatkan dengan elektrolisis dari campuran lithium klorida dankalium klorida. Sekelumit lithium terdapat dalam samudera dan pada beberapa organisme walaupun unsur ini tidak berguna pada fungsi biologis manusia. Walaupun demikian, efek neurologi dariion lithium Li+ membuat garam lithium sangat berguna sebagai obat penstabilan suasana hati. Lithium dan senyawa-senyawanya mempunyai beberapa aplikasi komersial, meliputi keramik dan gelas tahan panas, dan baterai litium. Litium juga memiliki tempat yang penting dalam fisika nuklir . Aplikasi Lithium Sebagai konduktor aplikasi dari lithium yang paling terkenal adalah baterai lithium, yangdigunakan dalam bidang elektronika. Baterai Lithium-Ion Hampir semua orang mengenal baterai Lithium-ion atau sering disingkat dengan Li-ion. Selain Li-ion juga ada yang disebut baterai Lithium. Jenis yang terakhir tersebut umumnya tidak bisa diisi ulang atau hanya sekali pakai habis, sedangkan Li-ion justru sebaliknya. Perbedaaan lain dari kedua baterai yang sma-sama disebut lithium itu adalah materi dasarnya. Lithium menggunakan logam murni, sedangkan Li-ion campuran lithium yang jauh lebih stabil dan dapat diisi ulang beberapa ratus kali. Keunggulan lain dari Li-ion adalah kemampuannya menyimpan energi lebih lama bilatidak digunakan, sedangkan jenis lain akan habis lebih cepat. Meski begitu, bukan berarti

Li-iontidak punya kelemahan. Masalah utama baterai ini adalah keamanan: mudah terbakar ataumeledak. Itu terutama bila penanganannya kurang baik. K omponen Utama Li-Ion Tiga komponen utama Li-ion adalah anoda, katoda, dan elektrolit yang dibuat dari berbagai macam bahan. Yang paling sering digunakan sebagai anoda adalah grafit. Adapunkatoda biasanya salah satu dari 3 bahan berikut, lapisan oksida yaitu lithium cobalt oxide danlithium iron phosphate, spinel yaitu lithium manganese oxide, dan titanium disulfide (TiS2) yang materi asli Li-ion. Akibatnya, harga baterai ini awalnya sangat mahal. Baterai Li-Ion Kunci masa Depan Mobil Listrik Semakin gencarnya pengembangan mobil hibrida dan listrik, nama baterai Li-ion juga makin akrab dengan kita. Baterai ini dianggap paling pas untuk sumber daya mobillistrik murnidan hibrida (motor bakar dan listrik). Daya tarik Li-ion dibandingkan dengan yang lainnya, seperti NiMH (Nickel Metal Hydride)dan NiCad (Nickel Cadmium) serta timah hitam (lead) yaitu,

Bisa diisi ulang dengan cepat, Densitas penyimpanan lebih banyak dan juga lebih daya, Berat dan energi yang dihasilkannya sangat efisien, Tidak punya efek memori sehingga bisa diisi kapan saja.

Dengan makin banyaknya perusahaan otomotif menawarkan kendaraan bertenaga listrik danhibrida (ramah lingkungan), baik mobil atau motor, membawa harapan baru bagi pengembangan baterai Li-ion. Tak hanya harganya diperkirakan akan jauh lebih murah karena diproduksi secaramassal, kemampuan kerja makin baik pula.

You might also like