You are on page 1of 22

2.

Perbedaan antara sistem organ pada gastrointestinal bayi dan orang dewasa

Sistem pencernaan Pada saat lahir, tidak semua komponen sistem saluran cerna telah mencapai kematangannya. Kelanjutan pematangan sistem pencernaan akan tampak oleh adanya perubahan pola fungsi selama masa pertumbuhan anak. Esofagus merupakan saluran yang menghubungkan dan menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Sepertiga atas esofagus merupakan otot serat lintang yang berhubungan dengan otototot faring, sedangkan 2/3 bagian bawah adalah otot polos. Esofagus menyempit pada 3 tempat, yaitu setinggi tulang rawan krikoid yang merupakan sfingter, rongga dada bagian tengah akibat penekanan oleh arkus aorta dan bronkus utama kiri (tidak bersifat sfingter), dan pada hiatus esofagus diafragma (otot polos bagian ini bersifat sfingter). Pembuluh vena esofagus bagian bawah berhubungan langsung dengan sirkulasi vena porta. Di sebelah dorsal kanan esofagus terdapat duktus torasikus.lambung merupakan bagian sistem gastrointestinal yang terletak antara esofagus dan duodenum. Lambung terbagi menjadi 2 bagian, proksimal terdiri dari fundus dan korpus, sedangkan bagian distalnya adalah antrum. Ciri yang menonjol pada anatomi lambung adalah peredaran darahnya yang sangat kaya dengan pembuluh nadi besar di depan kurvatura mayor dan minor serta dalam dinding lambung. Pada bagian distal lambung terdapat selaput lingkar yang disebut pilorus yang berfungsi sebagai sfingter untuk mencegah kebocoran isi lambung. Pilorus inidiperkuat oleh serabut otot lingkar yang kuat dan terbuka melalui pengaturan saraf. Duodenum mulai pada pilorus dan berakhir pada batas duodenoyeyunal.pada cekungan duodenum setinggi vertebra l2 terdapat kepala pankreas. Sekum pada anak berbentuk kerucut dan apendik berasal dari bagian apek kiri. Selama masa anak-anak dinding lateral sekum membesar, sehingga apendiks terletak pada bagian posterior dinding medial. Mukosa apendiks kaya akan jaringan limfoid pada masa anak-anak dan akan berkurang setelah dewasa. Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh manusia dan memiliki dua permukaan yaitu permukaan diafragma da viseral. Pada waktu lahir ukuran hati relatif dua kali lebih besar dibandingkan hati pada dewasa dan batas inferiornya dapat

dipalpasi dibawah iga. Waktu lahir berat hati sekitar 120 160 g. Kemudian berat ini bertambah sesuai pertumbuhan anak. Pada umur 2 tahun berat hati bertambah 2 kali lipat, pada usia 3 tahun beratnya menjadi 3 kali lipat, sedangkan pada umur 9 tahun dan masa pubertas mencapai masing-masing 6 dan 10 kali berat hati waktu lahir. Hati berada di rongga dada bawah dengan bagian atas memotong garis mid klavikula kanan pada sela iga 5-6 dan memotong garis aksilaris kanan pada sela iga ke-7. Batas bawah berada 1 cm di bawah garis lengkung iga bawah. Pankreas terletak melintang dibagian atas abdomen, di belakang gaster, di dalam ruang retroperitoneal. Pankreas terbagi menjadi bagian kepala/kaput, korpus, dan ekor. Di sebelah ekor kiri ekor pankreas terdapat hilus limpa di arah kraniodorsal. Saluran pankreas wirsung dimulai dari ekor pankreas sampai kaput pankreas, bergabung dengan saluran empedu di ampula hepatiko-pankreatika untuk selanjutnya bermuara pada papila vater. Saluran pankreas minor santorini atau duktus pankreatikus asesorius bermuara di papila minor yang terletak proksimal dari papila mayor.

sumber: http://jasapembuatanweb.co.id/biologi/anatomi-anak#ixzz2oglqitsb

Anatomi Sistem pencernaan a.Rongga mulut/kavum orispada rongga inilah mulai makanan dicerna secara mekanis maupun kimiawi. Di dalamnya terdapat :1. Gigi/densgigi pada bayi berumur 6-7 bulan disebut gigi susu/gigi sulung, jumlah 20buah. Terdiri atas : a. Gigi seri/dens insisivus jumlah 8 buah, fungsi memotong makanan b. Gigi taring/dens kaninus jumlah 4 buah, fungsi mencabik makanan

c. Gigi geraham depan/premolare jumlah 8 buah, fungsi mengunyah makanan umur 614 tahun gigi susu tanggal dan diganti dengan gigi tetap/gigi orang dewasa, jumlah 32 buah. Yaitu gigi sulung+12 buah gerahambelakang/molare. Rumus gigi sulung p2 ; c1 ; i2 i i2 ; c1 ; p2 p2 ; c1 ; i2 i i2 ; c1 ; p2 rumus gigi tetap m3 ; p2 ; c1 ; i2 i i2 ; c1 ; p2 ; m3 m3 ; p2 ; c1 ; i2 i i2 ; c1 ; p2 ; m3 kalau diamati struktur luarnya, gigi mempunyai bagian : a. Mahkota gigi/puncak gigi/korona bagian gigi yang tampak dari luar b. Akar gigi/radiks bagian gigi yang tertanam di dalam rahang c. Leher gigi/kolum bagian gigi yang terlindung oleh gusi dan batas mahkota dan akar gigi berdasarkan sayatan memanjang, gigi mempunyai bagian: a. Email bagian terluar dan terkeras dari puncak gigi, fungsi melindungi tulang gigi. Jika email rusak, gigi rusak. b. Tulang gigi tersusun atas dentin (jaringan berwarna kuning) c. Sumsum gigi/rongga gigi/pulpadi dalam tulang gigi (pada sumsum gigi terdapat serabut saraf danpembuluh darah) d. Semen gigi/sementum bagian terluar dari akar gigi 2. Lidah/lingua fungsi : a. Mengaduk makanan b. Membersihkan mulut c. Membantu bersuara d. Mendorong makanan e. Pengecap 3. Kelenjar air liur/kelenjar ludah/glandula salivales di dalam rongga mulut bermuara 3 pasang kelenjar air liur :

a. Glandula parotis/kelenjar air liur dekat telinga menghasilkan getah berbentuk air b. Glandula submaksilaris/kelenjar air liur rahang bawah menghasilkan getah mengandung air dan lendir c. Glandula sublingualis/kelenjar air liur bawah lidah menghasilkan getah mengandung air dan lendir tiap hari, ke-3 kelenjar itu menyekresi 2,5 liter air liur fungsi air liur : a. Memudahkan untuk penelanan menelan dan pencernaan yang makanan, ludah air berbentuk untuk

lendir

sedangkan

berbentuk

melarutkan makanan b. Mencerna makanan untuk secara kimiawi, zat dalam air liur terdapat menjadi enzim maltosa

amilase/ptialin

mengubah

tepung/amilum

c. Melindungi selaput rongga mulut dari panas, dingin, asam dan basa b. Tekak/faring faring, penghubung rongga mulut dengan kerongkongan. Pada bagian ini terdapat persimpangan antara saluran pencernaan dan saluran pernapasan.

C. Kerongkongan/esofagus saluran panjang yang menghubungkan faring dengan lambung. Panjang

esofagus + 20 cm dan lebar + 2 cm. Dinding kerongkongan terdiri atas : 1. Lapisan luar terdiri atas selaputjaringan ikat 2. Lapisan tengah berupa otot lapisan otot pada 2/3 bagian atas dari esofagus berupa otot lurik sedangkan 1/3 bagian bawah berupa otot polos. Lapisan otot terdiri atas : - lapisan otot memanjang - lapisan otot melingkar gerakan 2 otot ini menyebabkan gerakan peristaltik (gerakan yang mendorong makanan dari rongga mulut ke lambung + selama 6 detik)

3. Lapisan dalam terdiri atas jaringan epitel d. Lambung/ventrikel/gaster di dalam lambung saluran dalam terjadi pencernaan yang di mekanis dan kimiawi. kantong di bawah Lambung, yang

pembesaran terletak di

pencernaan rongga perut

membentuk kiri

besar

sebelah

tulang rusuk

terakhir. Lambung dibagi menjadi : 1. Bagian atas dekat dengan hati/kardiak daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan 2. Bagian tengah yang menggantung/fundus bentuk bulat, menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung : a. Air b. Ion-ion garam organik c. Musin/lendir d. Hcl/asam lambung fungsi : - mengubah ph lambung sehingga asam, menyebabkan terbunuhnya kuman makanan - mengaktifkan enzim getah lambung, misalnya pepsinogen menjadi pepsin - mengatur membuka dan menutup klep antara lambung dan usus 12 jari - merangsang sekresi getah usus e. Enzim-enzim pencernaan : renin pepsinnogen 3. Bagian bawah dekat dengan usus halus/pilorus dinding lambung terdiri atas : 1.lapisan otot melingkar 2.lapisan otot memanjang

3.lapisan otot menyerong Kontraksi bubur buntu, lambung e. Usus halus/intestinum tenue Di dalam usus terjadi pencernaan kimiawi (pencernaan dengan bantuan enzim). Usus halus, saluran pencernaan terpanjang. Panjang usus halus + 8,25 m, terdiri dari : 1. Usus 12 jari/duodenum, panjang + 0,25 m di dalam dinding usus ini terdapat muara saluran bersama kantong empedu dan pankeas. Kantong empedu berisi empedu yang dihasilkan hati untuk mengemulsikan lemak. Pankreas terletak dekat lambung menghasilkan getah pankreas. Getah pankreas mengandung enzim : a. Amilase fungsi mengubah zat tepung menjadi gula b. Tripsinogen tripsinogen, enzim yang diaktifkan enzim enterokinase yang dihasilkan usus halus. Tripsinogen menjadi tripsin. Fungsi untuk mengubah protein menjadi pepsin dan asam amino c. Lipase fungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol otot ini menyebabkan Pada makanan dinding untuk teraduk lambung memacu sehingga terdapat sekresi terbentuk kelenjar getah

disebut

kim/chyme. hormon

menghasilkan

gastrin

2. Usus kosong/yeyenum, panjang + 7 m di dalam usus ini makanan mengalami pencernaan kimiawi oleh enzim yang dihasilkan dinding usus. Getah usus yang dihasilkan mengandung lendir dan bermacam enzim yang dapat memecah molekul makanan menjadi sederhana. Di dalam usus ini makanan menjadi bubur yang lumat dan encer. 3. Usus penyerapan/ileum, panjang + 1 m di dalam usus ini terjadi penyerapan sari makanan. Permukaan dinding ileum dipenuhi oleh jonjot usus/vili, mengakibatkan permukaan ileum menjadi luas sehingga penyerapan berjalan baik. Penyerapan sari makanan oleh usus halus disebut absorpsi. F. Usus buntu/isekum

usus buntu, saluran buntu antara usus halus dan usus besar. Pada usus buntu terdapat umbai cacing/apendik. Bila makanan masuk ke usus buntu maka sukar untuk dapat keluar. Bila terjadi maka membahayakan usus buntu, karena bisa terjadi infeksi. Untuk mencegah masuknya makanan ke usus buntu maka pada lubang menuju usus buntu terdapat klep

cincin/empang bauhini. G. Usus besar/intestinum krasum terdiri atas : 1. Usus tebal/kolon makanan yang tidak diserap ileum masuk ke kolon. Di dalam kolon, sisa makanan dibusukkan bakteri escherichia coli. Pada kolon juga terjadi pengaturan rektum. 2. Poros usus/rektum Lubang pelepasan/anus, lubang yang merupakan muara akhir dari saluran pencernaan. Dinding anus terdiri atas : 1. Lapisan otot yang langsung membatasi lubang anus terdiri atas otot lurik 2.Lapisan otot sebelah dalam terdiri atas otot polos kadar air. Gerakan peristaltik mendorong makanan ke

Http://dfs0007.blogspot.com/2009/03/sistem-pencernaan.html

Adaptasi Sistem Gastrointestinal Bayi Baru Lahir (BBL, newborns) harus memulai untuk memasukkan, mencerna dan mengabsrobsi makanan setelah lahir, sebagaimana plasenta telah melakukan fungsi ini (Gorrie, et al., 1998). Saat lahir kapasitas lambung BBL sekitar 6 ml/kg BB, atau rata-rata sekitar 50-60 cc, tetapi segera bertambah sampai sekitar 90 ml selama beberapa hari pertama kehidupan. Lambung akan kosong dalam 3 jam (Olds, et al., 1980) untuk pemasukan makanan dan kosong sempurna dalam 2 sampai 4 jam. (Gorrie, et al., 1998).

Spingter cardiac antara esophagus dan lambung pada neonatus masih immatur (Olds, et al., 1980), mengalami relaksasi sehingga dapat menyebabkan regurgitasi makanan segera setelah diberikan (Gorrie, et al., 1998). Regurgitasi juga dapat terjadi karena kontrol persarafan pada lambung belum sempurna (Olds, et al., 1980). BBL mempunyai usus yang lebih panjang dalam ukurannya terhadap besar bayi dan jika dibandingkan dengan orang dewasa. Keadaan ini menyebabkan area permukaan untuk absorbsi lebih luas (Gorrie, et al., 1998). Bising usus pada keadaan normal dapat didengar pada 4 kuadran abdomen dalam jam pertama setelah lahir akibat bayi menelan udara saat menangis dan sistem saraf simpatis merangsang peristaltik (Simpson & Creehan, 2001). Saat lahir saluran cerna steril. Sekali bayi terpapar dengan lingkungan luar dan cairan mulai masuk, bakteri masuk ke saluran cerna. Flora normal usus akan terbentuk dalam beberapa hari pertama kehidupan (Gorrie, et al., 1998) sehingga meskipun saluran cerna steril saat lahir, pada kebanyakan bayi bakteri dapat dikultur dalam 5 jam setelah lahir. Bakteri ini penting untuk pencernaan dan untuk sintesa vitamin K (Olds, et al., 1980). Enzimenzim penting untuk mencerna karbohidrat, protein, dan lemak sederhana ada pada minggu ke-36-38 usia gestasi. Bayi baru lahir cukup bila mampu menelan, mencerna, memetabolisme dan mengabsorbsi protein dan karbohidrat sederhana serta mengemulsi lemak (Jensen et al., 2004). Amilase pankreas mengalami defisiensi selama 3-6 bulan pertama setelah lahir. Sebagai akibat, BBL tidak bisa mencerna jenis karbohidrat yang kompleks seperti yang terdapat pada sereal. Selain itu BBL juga mengalami defisiensi lipase pankreas. Lemak yang ada di dalam Asi lebih bisa dicerna dan lebih sesuai untuk bayi dari pada lemak yang terdapat pada susu formula ( Gorrie, et al., 1998). Feses pertama yang dieksresi oleh bayi disebut mekonium, berwarna gelap, hitam kehijauan, kental, konsistensinya seperti aspal, lembut, tidak berbau, dan lengket. Mekonium terkumpul dalam usus fetus sepanjang usia gestasi, mengandung partikelpartikel dari cairan amnion seperti sel kulit dan rambut, sel-sel yang terlepas dari saluran cerna, empedu dan sekresi usus yang lain (Gorrie, et al., 1998 & Olds, et al., 1980).Feses mekonium pertama biasanya keluar dalam 24 jam pertama setelah lahir.

Jika tidak keluar dalam 36-48 jam, bayi harus diperiksa patensi anus, bising usus dan distensi abdomen dan dicurigai kemungkinan obstruksi (Gorrie, et al., 1998 & Simpson & Creehan, 2001). Tipe kedua feses yang dikeluarkan oleh bayi disebut feses transisional, bewarna coklat kehijauan dan konsistensinya lebih lepas dari pada feses mekonium. Feses ini merupakan kombinasi dari mekonium dan feses susu. Keadaan feses selanjutnya sesuai tipe makanan yang didapat oleh bayi (Gorrie, et a., 1980). Tabel berikut menjelaskan karaktertisik penting sistem pencernaan sebelum dan setelah lahir.

Tabel 1. Karakteristik sistem pencernaan sebelum dan setelah kelahiran Sebelum lahir - gastrointestinal relatif inaktif. Fetus menelan cairan amnion dan memperlihatkan gerakan mengisap dan menelan dalam uterus. - tidak ada makanan yang diterima melalui G.I.T. - tidak terjadi pengeluaran feses. Pada keadaan hipoksis atau distres, spingter anal relaksasi dan mekonium terlepas kedalam cairan

amnion, mengindikasikan fetal distres.- bayi dapat mengisap dan menelan, mampu mencerna dan mengeliminasi Asi dan susu formula.

Setelah Lahir .- bayi dapat mengisap dan menelan, mampu mencerna dan mengeliminasi Asi dan susu formula. - bayi mudah menelan udara selama makan dan menangis. - peristaltik aktif pada bagian abdomen yang lebih bawah karena bayi harus mengeluarkan feses. Tidak adanya feses dalam 48 jam pertama mengindikasikan obstruksi isi

usus. Dikutip dari Burrough & Leifer (2001) indirect KEPUSTAKAAN Burroughs A & Leifer G. (2001). Maternity Nursing an Introductory Text. 8 th edition. Gorrie T.M., McKinney E.S., & Murray S.S. (1998). 2nd edition. Foundation of MaternalNewborn Nursing. Philadelphia. W.B. Saunders Company. Hastono, S.P. (2001). Modul Analisa Data. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Melson A. Katrryn et al., (1999). MaternalInfant Care Planning. Pennsylvania, Springhouse Cooporation. Philadelphia. W.B. Saunders Company. Simpson R.K. & Creehan A.P. (2001). Perinatologi Nursing. Lippincott, Philadelphia. Thomson, E. (1995). Introduction to Maternity and Pediatric Nursing 2nd edition. WB. Saunders. USA. http://ebookbrowse.com/makalah-sistem-pencernaan-bayi-pdf-d414182757

Sistem Pencernaan pada manusia dewasa A. Organ-Organ Pencernaan

Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta kelenjarnya merupakan kesatuan sistem pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi memecah bahan-bahan makanan menjadi sari-sari makanan yang siap diserap dalam tubuh. Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam seperti berikut. 1. Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di lambung. 2. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil. Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut hingga proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan. Adapun proses pencernaan makanan meliputi hal-hal berikut. 1. Ingesti: pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut. 2. Mastikasi: proses mengunyah makanan oleh gigi. 3. Deglutisi: proses menelan makanan di kerongkongan. 4. Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan bantuan enzim, terdapat di lambung. 5. Absorpsi: proses penyerapan, terjadi di usus halus. 6. Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui anus. Saat melakukan proses-proses pencernaan tersebut diperlukan serangkaian alat-alat pencernaan sebagai berikut.

1. Mulut Makanan pertama kali masuk ke dalam tubuh melalui mulut. Makanan ini mulai dicerna secara mekanis dan kimiawi. Di dalam mulut seperti Gambar 6.1, terdapat beberapa alat yang berperan dalam proses pencernaan yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah (glandula salivales). a. Gigi Pada manusia, gigi berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis. Di sini, gigi membantu memecah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Hal ini akan membantu enzim-enzim pencernaan agar dapat mencerna makanan lebih efisien dan cepat. Selama pertumbuhan dan per- kembangan, gigi manusia mengalami perubahan, mulai dari gigi susu dan gigi tetap (permanen). Gigi pertama pada bayi dimulai saat usia 6 bulan. Gigi pertama ini disebut gigi susu (dens lakteus). Pada anak berusia 6 tahun, gigi berjumlah 20, dengan susunan sebagai berikut. 1) Gigi seri (dens insisivus), berjumlah 8 buah, berfungsi memotong makanan. 2) Gigi taring (dens caninus), berjumlah 4 buah, berfungsi merobek makanan. 3) Gigi geraham kecil (dens premolare), berjumlah 8 buah, berfungsi mengunyah makanan. Struktur luar gigi terdiri atas bagian-bagian berikut. 1) Mahkota gigi (corona) merupakan bagian yang tampak dari luar. 2) Akar gigi (radix) merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang. 3) Leher gigi (colum) merupakan bagian yang terlindung oleh gusi. Adapun penampang gigi dapat diperlihatkan bagian- bagiannya sebagai berikut. 1) Email (glazur atau enamel) merupakan bagian terluar gigi. Email merupakan struktur terkeras dari tubuh, mengandung 97% kalsium dan 3% bahan organik. 2) Tulang gigi (dentin), berada di sebelah dalam email, tersusun atas zat dentin. 3) Sumsum gigi (pulpa), merupakan bagian yang paling dalam. Di pulpa terdapat kapiler, arteri, vena, dan saraf.

4) Semen merupakan pelapis bagian dentin yang masuk ke rahang. b. Lidah Lidah dalam sistem pencernaan berfungsi untuk mem- bantu mencampur dan menelan makanan, mempertahankan makanan agar berada di antara gigi-gigi atas dan bawah saat makanan dikunyah serta sebagai alat perasa makanan. Lidah dapat berfungsi sebagai alat perasa makanan karena mengandung banyak reseptor pengecap atau perasa. Lidah tersusun atas otot lurik dan permukaannya dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir (mukosa). c. Kelenjar ludah Terdapat tiga pasang kelenjar ludah di dalam rongga mulut, yaitu glandula parotis, glandula submaksilaris, dan glandula sublingualis atau glandula submandibularis. Amati gambar 6.4 agar Anda mengenali letak ketiga kelenjar ludah tersebut. Air ludah berperan penting dalam proses perubahan zat makanan secara kimiawi yang terjadi di dalam mulut. Setelah makanan dilumatkan secara mekanis oleh gigi, air ludah berperan secara kimiawi dalam proses membasahi dan mem-buat makanan menjadi lembek agar mudah ditelan. Ludah terdiri atas air (99%) dan enzim amilase. Enzim ini menguraikan pati dalam makanan menjadi gula sederhana (glukosa dan maltosa). Makanan yang telah dilumatkan dengan dikunyah dan dilunakkan di dalam mulut oleh air liur disebut bolus. Bolus ini diteruskan ke sistem pencernaan selanjutnya. 2. Kerongkongan (Esofagus) Kerongkongan merupakan saluran panjang ( 25 cm) yang tipis sebagai jalan bolus dari mulut menuju ke lambung. Fungsi kerongkongan ini sebagai jalan bolus dari mulut menuju

lambung. Bagian dalam kerongkongan senantiasa basah oleh cairan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat pada dinding kerongkongan untuk menjaga agar bolus menjadi basah dan licin. Keadaan ini akan mempermudah bolus bergerak melalui kerongkongan menuju ke lambung. Bergeraknya bolus dari mulut ke lambung melalui kerongkongan disebabkan adanya gerak peristaltik pada otot dinding kerongkongan. Gerak peristaltik dapat terjadi karena adanya kontraksi otot secara bergantian pada lapisan otot yang tersusun secara me- manjang dan melingkar. Proses gerak bolus di dalam kerongkongan menuju lambung Sebelum seseorang mulai makan, bagian belakang mulut (atas) terbuka sebagai jalannya udara dari hidung. Di kerongkongan, epiglotis yang seperti gelambir mengendur sehingga udara masuk ke paru-paru. Ketika makan, makanan dikunyah dan ditelan masuk ke dalam kerongkongan. Sewaktu makanan bergerak menuju kerongkongan, langit-langit lunak beserta jaringan mirip gelambir di bagian belakang mulut (uvula) terangkat ke atas dan menutup saluran hidung. Sementara itu, sewaktu makanan bergerak ke arah tutup trakea, epiglotis akan menutup sehingga makanan tidak masuk trakea dan paru-paru tetapi makanan tetap masuk ke kerongkongan. 3. Lambung Lambung merupakan saluran pencernaan yang berbentuk seperti kantung, terletak di bawah sekat rongga badan. Dengan mengamati Gambar 6.5, Anda dapat mengetahui bahwa lambung terdiri atas tiga bagian sebagai berikut. a. Bagian atas disebut kardiak, merupakan bagian yang ber- batasan dengan esofagus.

b. Bagian tengah disebut fundus, merupakan bagian badan atau tengah lambung. c. Bagian bawah disebut pilorus, yang berbatasan dengan usus halus. Daerah perbatasan antara lambung dan kerongkongan ter-dapat otot sfinkter kardiak yang secara refleks akan terbuka bila ada bolus masuk. Sementara itu, di bagian pilorus terdapat otot yang disebut sfinkter pilorus. Otot-otot lambung ini dapat ber-kontraksi seperti halnya otot-otot kerongkongan. Apabila otot-otot ini berkontraksi, otot-otot tersebut menekan, meremas, dan mencampur bolus-bolus tersebut menjadi kimus (chyme). Sementara itu, pencernaan secara kimiawi dibantu oleh getah lambung. Getah ini dihasilkan oleh kelenjar yang terletak pada dinding lambung di bawah fundus, sedangkan bagian dalam dinding lambung menghasilkan lendir yang berfungsi melindungi dinding lambung dari abrasi asam lambung, dan dapat beregenerasi bila cidera. Getah lambung ini dapat dihasilkan akibat rangsangan bolus saat masuk ke lambung. Getah lambung mengandung bermacam-macam zat kimia, yang sebagian besar terdiri atas air. Getah lambung juga mengandung HCl/asam lambung dan enzim-enzim pencernaan seperti renin, pepsinogen, dan lipase. Asam lambung memiliki beberapa fungsi berikut. a. Mengaktifkan beberapa enzim yang terdapat dalam getah lambung, misalnya pepsinogen diubah menjadi pepsin. Enzim ini aktif memecah protein dalam bolus menjadi proteosa dan pepton yang mempunyai ukuran molekul lebih kecil. b. Menetralkan sifat alkali bolus yang datang dari rongga mulut. c. Mengubah kelarutan garam mineral. d. Mengasamkan lambung (pH turun 13), sehingga dapat membunuh kuman yang ikut masuk ke lambung bersama bolus. e. Mengatur membuka dan menutupnya katup antara lambung dan usus dua belas jari.

f. Merangsang sekresi getah usus. Enzim renin dalam getah lambung berfungsi mengendapkan kasein atau protein susu dari air susu. Lambung dalam suasana asam dapat merangsang pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin ini berfungsi memecah molekul-molekul protein menjadi molekul-molekul peptida. Sementara itu, lipase berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Selanjutnya, kimus akan masuk ke usus halus melalui suatu sfinkter pilorus yang berukuran kecil. Apabila otototot ini berkontraksi, maka kimus didorong masuk ke usus halus sedikit demi sedikit. 4. Usus halus Usus halus merupakan saluran berkelok-kelok yang panjangnya sekitar 68 meter, lebar 25 mm dengan banyak lipatan yang disebut vili atau jonjot-jonjot usus. Vili ini berfungsi memperluas permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan. Lakukan eksperimen berikut untuk mengetahui pengaruh lipatan terhadap proses penyerapan. Usus halus terbagi menjadi tiga bagian seperti berikut: a. duodenum (usus 12 jari), panjangnya 25 cm, b. jejunum (usus kosong), panjangnya 7 m, c. ileum (usus penyerapan), panjangnya 1 m. Kimus yang berasal dari lambung mengandung molekul- molekul pati yang telah dicernakan di mulut dan lambung, molekul-molekul protein yang telah dicernakan di lambung, molekulmolekul lemak yang belum dicernakan serta zat-zat lain. Selama di usus halus, semua molekul pati dicernakan lebih sempurna menjadi molekul-molekul glukosa. Sementara

itu molekul-molekul protein dicerna menjadi molekul-molekul asam amino, dan semua molekul lemak dicerna menjadi molekul gliserol dan asam lemak. Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih banyak bersifat kimiawi. Berbagai macam enzim diperlukan untuk membantu proses pencernaan kimiawi ini. Hati, pankreas, dan kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam dinding usus halus mampu menghasilkan getah pencernaan. Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus. Getah pencernaan yang berperan di usus halus ini berupa cairan empedu, getah pankreas, dan getah usus. a. Cairan Empedu Cairan empedu berwarna kuning kehijauan, 86% berupa air, dan tidak mengandung enzim. Akan tetapi, mengandung mucin dan garam empedu yang berperan dalam pencernaan makanan. Cairan empedu tersusun atas bahan-bahan berikut. 1) Air, berguna sebagai pelarut utama. 2) Mucin, berguna untuk membasahi dan melicinkan duodenum agar tidak terjadi iritasi pada dinding usus. 3) Garam empedu, mengandung natrium karbonat yang mengakibatkan empedu bersifat alkali. Garam empedu juga berfungsi menurunkan tegangan permukaan lemak dan air (mengemulsikan lemak). Cairan ini dihasilkan oleh hati. Perhatikan Gambar 6.9. Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar dalam tubuh yang beratnya 2 kg. Dalam sistem pencernaan, hati berfungsi sebagai pembentuk empedu, tempat penimbunan zat-zat makanan dari darah dan penyerapan unsur besi dari darah yang telah rusak. Selain itu, hati juga berfungsi membentuk darah pada janin atau pada keadaan darurat, pembentukan fibrinogen dan heparin untuk disalurkan

ke peredaran darah serta pengaturan suhu tubuh. Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu dan masuk ke usus halus. Dalam proses pencernaan ini, empedu berperan dalam proses pencernaan lemak, yaitu sebelum lemak dicernakan, lemak harus bereaksi dengan empedu terlebih dahulu. Selain itu, cairan empedu berfungsi menetralkan asam klorida dalam kimus, menghentikan aktivitas pepsin pada protein, dan merangsang gerak peristaltik usus. b. Getah Pankreas Getah pankreas dihasilkan di dalam organ pankreas. Pankreas ini berperan sebagai kelenjar eksokrin yang menghasilkan getah pankreas ke dalam saluran pencernaan dan sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon ini dikeluarkan oleh selsel berbentuk pulau- pulau yang disebut pulau-pulau langerhans. Insulin ini berfungsi menjaga gula darah agar tetap normal dan mencegah diabetes melitus. Getah pankreas ini dari pankreas mengalir melalui saluran pankreas masuk ke usus halus. Dalam pankreas terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase yang membantu dalam pemecahan lemak, tripsin membantu dalam pemecahan pro- tein, dan amilase membantu dalam pemecahan pati. c. Getah Usus Pada dinding usus halus banyak terdapat kelenjar yang mampu menghasilkan getah usus. Getah usus mengandung enzim-enzim seperti berikut. 1) Sukrase, berfungsi membantu mempercepat proses pe- mecahan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. 2) Maltase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan maltosa menjadi dua

molekul glukosa. 3) Laktase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. 4) Enzim peptidase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan peptida menjadi asam amino. Monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol hasil pencernaan terakhir di usus halus mulai diabsorpsi atau diserap melalui dinding usus halus terutama di bagian jejunum dan ileum. Selain itu vitamin dan mineral juga diserap. Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, penyerapannya bersama dengan pelarutnya, sedangkan vitamin yang larut dalam air penyerapannya dilakukan oleh jonjot usus. Penyerapan mineral sangat beragam berkaitan dengan sifat kimia tiap-tiap mineral dan perbedaan struktur bagian- bagian usus. Sepanjang usus halus sangat efisien dalam penyerapan Na+, tetapi tidak untuk Cl , HCO3 , dan ion-ion bivalen. Ion K+ penyerapannya terbatas di jejunum. Penyerapan Fe++ terjadi di duodenum dan jejunum. Proses penyerapan di usus halus ini dilakukan oleh villi (jonjot-jonjot usus). Di dalam villi ini terdapat pembuluh darah, pembuluh kil (limfa), dan sel goblet. Di sini asam amino dan glukosa diserap dan diangkut oleh darah menuju hati melalui sistem vena porta hepatikus, sedangkan asam lemak bereaksi terlebih dahulu dengan garam empedu membentuk emulsi lemak. Emulsi lemak bersama gliserol diserap ke dalam villi. Selanjutnya

di dalam villi, asam lemak dilepaskan, kemudian asam lemak mengikat gliserin dan membentuk lemak kembali. Lemak yang terbentuk masuk ke tengah villi, yaitu ke dalam pembuluh kil (limfa). Melalui pembuluh kil, emulsi lemak menuju vena sedang- kan garam empedu masuk ke dalam darah menuju hati dan dibentuk lagi menjadi empedu. Bahan-bahan yang tidak dapat diserap di usus halus akan didorong menuju usus besar (kolon). 5. Usus besar Usus besar atau kolon memiliki panjang 1 meter dan terdiri atas kolon ascendens, kolon transversum, dan kolon descendens. Di antara intestinum tenue (usus halus) dan intestinum crassum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu). Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai cacing) yang berisi massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas. Zat-zat sisa di dalam usus besar ini didorong ke bagian belakang dengan gerakan peristaltik. Zat-zat sisa ini masih mengandung banyak air dan garam mineral yang diperlukan oleh tubuh. Air dan garam mineral kemudian diabsorpsi kembali oleh dinding kolon, yaitu kolon ascendens. Zat-zat sisa berada dalam usus besar selama 1 sampai 4 hari. Pada saat itu terjadi proses pembusukan terhadap zat-zat sisa dengan dibantu bakteri Escherichia coli, yang mampu membentuk vitamin K dan B12. Selanjutnya dengan gerakan peristaltik, zat-zat sisa ini terdorong sedikit demi sedikit ke saluran akhir dari pencernaan yaitu rektum dan akhirnya keluar dengan proses defekasi melewati anus.

Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat suatu rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya aktivitas kontraksi rektum dan otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam usus besar ini semua proses pencernaan telah selesai dengan sempurna. Sumber : http://www.file-edu.com eprints.undip.ac.id/31168/3/Bab_2.pdf

fkep.unand.ac.id/.../4.3_pencernaan_deswita.pdf

You might also like