You are on page 1of 5

Sesuai dengan sistem upaya rujukan kesehatan gigi dan mulut (gimul), khususnya dalam pelayanan poli gigi

puskesmas, perlu dikembangkan upaya rujukan medic gigi dan rujukan kesehatan gigi yang terpadu. Setiap kasus yang akan dirujuk tetap memerlukan panduan mengenai bagaimana tata caranya melakukan rujukan kasus gimul yang ada di wilayah kerja puskesmas. Rujukan kasus ini menyesuaikan dengan kondisi darimana kasus gimul tersebut didapatkan. Apakah berasal dari pelayanan jejaring puskesmas (luar gedung) ataukah dari pelayanan luar gedung puskesmas (poli umum atau poli KIA-KB). Untuk efektifitas pelayanan kesehatan gimul, perlu diperhatikan indikasi rujukannya, antara lain : 1. Rujukan Kasus Dengan Atau Tanpa Pasien :

Dari posyandu/sekolah/pustu ke puskesmas, indikasinya : semua kelainan/kasus/keluhan yang ditemukan pada jaringan keras dan jaringa lunak didalam rongga mulut Dari poli gigi puskesmas ke rumah sakit yang lebih mampu, indikasinya : semua kelainan/kasus yang ditemukan tenaga kesehatan gigi (dokter gigi, perawat gigi) di puskesmas yang memerlukan tindakan diluar kemampuannya.

2. Rujukan Model (Prothetic Atau Orthodonsi) :

Indikasinya : pelayanan kesehatan gigi yang memerlukan pembuatan prothesa termasuk mahkota dan jembatan, plat orthodonsi, obturator, feeding plate, inlay, onlay, uplay.

3. Rujukan Spesimen :

Indikasinya : semua kelainan/kasus yang ditemukan tenaga kesehatan gigi (dokter gigi, perawat gigi) di puskesmas yang memerlukan pemeriksaan penunjang diagnostik/laboratorium sehubungan dengan kelainan dalam rongga mulutnya.

4. Rujukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi :

Indikasinya : keadaan dimana dibutuhkan peningkatan ilmu pengetahuan dan atau ketrampilan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, agar dapat memberikan pelayanan yang lebih optimal.

5. Rujukan Kesehatan Gigi :

Indikasinya : semua kegiatan peningkatan promosi kesehatan dan pencegahan kasus yang memerlukan bantuan teknologi, sarana dan biaya operasional.

Dengan memperhatikan tata cara alur rujukan kasus gigi dan mulut tersebut, diharapkan berbagai masalah kesehatan gimul yang terdapat di wilayah kerja puskesmas dapat teratasi dengan baik.

Jelaskan mengenai azaz rujukan ? Jawab : Rujukan medis/upaya kes perorangan

rujukan kasus bahan pemeriksaan ilmu pengetahuan Rujukan upaya kesehatan masyarakat rujukan sarana dan logistik rujukan tenaga rujukan operasional b. bagaimana cara merujuk pasien dari Puskesmas ke Labkesda dan dari puskesmas rumah sakit ? Jawab : Tata Cara merujuk Pasien dengan fasilitas Jamkesmas : 1.Bawalah berkas tersebut diatas ke Kantor Desa 2.Anda akan dilayani Petugas Desa untuk diberi Pengantar SKTM (Surat Keterengan Miskin) 3.Bawalah Berkas beserta pengantar Desa ke PUSKESMAS untuk diberikan Rujukan. 4.Bawalah Surat yang sudah lengkap itu ( ada pengantar Desa dan Rujukan dari dokter Puskesmas ) ke Rumah Sakit yang dituju. 5.Proses selesai. Alur Rujukan _ Intern antara petugas puskesmas _ Antara Puskesmas pembantu dengan Puskesmas _ Antara masyarakat dengan Puskesmas _ Antara Puskesmas yang satu dengan Puskesmas yang lain _ Antara Puskesmas dengan RS, Laboratorium, atau fasilitas kesehatan lainnya. c. Apa saja pelayanan rujukan yang dapat diperoleh ny. N ? Jawab : Pelayanan rujukan yang diperoleh berupa : penyediaan biaya transportasi dari PUSTU, POSKESDES/Polindes ke puskesmas atau dari puskesmas pembantu, poskesdes, puskesmas ke PPK rujukan biaya rujukan pemeriksaan specimen penunjang medis

SISTEM RUJUKAN KESEHATAN A. Definisi Sistem Rujukan Kesehatan adalah melimpahkan wewenang dan tanggung jawab dan kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik baik secara vertical dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke starta pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata pelayanan kesehatan yang sama. B. Klasifikasi system rujukan

o o

C. a.

1. 2. 3. b. 1. 2. 3.

Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan internal dan rujukan eksternal. Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas induk Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah). Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan Medik dan rujukan Kesehatan. Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke rumah sakit umum daerah. Rujukan Kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan dengan upaya peningkatan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Contohnya, merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi puskesmas), atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi puskesmas (pos Unit Kesehatan Kerja) Azas rujukan Rujukan upaya kes perorangan (kasus penyakit; pusk tdk mampu merujuk secra vertical/horizontal) Dibedakan atas 3 mcm : Rujukan kasus untuk keperluan kasus d/, pengobatan, tindakan medic, dll Rujukan bahan pemeriksaan (specimen) u/ pem. Labor yg lebih lengkap. Rujukan ilmu pengetahuan mendtgkn tenaga yg lebih kompeten. Rujukan upaya kes masy (masalah kes masy; merujuk ke dinas kesehatan kbptn/kota) Dibedakan atas 3 macam : Rjukan saran dan logistic Rujukan tenaga Rujukan operasional

Upaya kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari upaya kesehatan secara menyeluruh yang penyelenggaraannya terintegrasi secara lintas program dan lintas sektoral.Rujukan upaya kesehatan gigi dan mulut (gimul), dilaksanakan melalui pelayanan medik gigi dasar sampai dengan spesialistik. Banyak faktor yang mempengaruhi terselenggaranya rujukan upaya kesehatan gigi dan mulut, antara lain faktor lingkungan, geografi, transportasi, sosial ekonomi dan sosial budaya. Tujuan umumnya adalah terwujudnya suatu tatanan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang merata, terjangkau ,bermutu, berdaya guna dan berhasil guna. Sedangkan tujuan khususnya, agar mantapnya pelayanan kesehatan gigi dan mulut di setiap jenjang pelayanan kesehatan yang berlaku.

Terwujudnya alur (arus) rujukan medik gigi dan rujukan kesehatan gigi. Sasaran sistem upaya rujukan gimul ialah setiap institusi pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta. A. Rujukan Medik Gigi : 1. Rujukan kasus dengan atau tanpa pasien, untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operatif dan pemulihan (model rahang) 2. Rujukan spesimen, untuk pemeriksaan penunjang /tambahan. 3. Rujukan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK); mendatangkan atau mengirim tenaga/ahli yang kompeten untuk memberikan dan mendapatkan bimbingan pengetahuan dan ketrampilan kesehatan gigi dan mulut (gimul). B. Rujukan Kesehatan Gigi : 1. Bantuan teknologi berupa teknologi tepat guna, cukup sederhana, dapat dikuasai dan dilksanakan, serta terjangkau masyarakat. Contoh: cara menyikat gigi yang baik dan benar, bentuk-bentuk sikat gigi yang benar. 2. Bantuan sarana berupa alat-alat, buku-buku, brosur, poster-poster, leaflet-leaflet. 3. Bantuan operasional berupa dana operasional dan pemeliharaan peralatan kesehatan gigi dan mulut, terutama pada unit pelayanan kesehatan terdepan di poli gigi puskesmas. (dikutip dari Buku Pedoman Rujukan Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut, Direktorat Kesehatan Gigi, Dirjen Pelayanan Medik, Depkes RI, Jakarta, 1994, hal. 2-3).

Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan dalam Sistem kesehatan Nasional (SKN) adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk mendapatkan mutu pelayanan yang lebih terjamin, berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efesien), perlu adanya jenjang pembagian tugas diantara unit-unit pelayanan kesehatan melalui suatu tatanan sistem rujukan. Dalam pengertiannya, sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu tatanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal, kepada yang berwenang dan dilakukan secara rasional. Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan internal dan rujukan eksternal.

Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas induk

Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).

Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan Medik dan rujukan Kesehatan.

Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke rumah sakit umum daerah.

Rujukan Kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan dengan upaya peningkatan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Contohnya, merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi puskesmas), atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi puskesmas (pos Unit Kesehatan Kerja).

Demikianlah sepintas ulasan beberapa jenis sistem rujukan pelayanan kesehatan, khususnya yang sering dilakukan dalam pelayanan puskesmas. Informasi tentang upaya rujukan ini dikutip dari berbagai sumber referensi pelayanan kesehatan masyarakat dan dikolaborasikan dengan sedikit pengalaman pengabdian saya saat bertugas keliling puskesmas. Mudah-mudahan memberikan pemahaman yang bermanfaat.

You might also like