You are on page 1of 9

HARGA DIRI RENDAH

A. Definisi harga diri rendah Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadp diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1998). Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang, perlakuan orang lain yang mengancam dan hubungan interpersonal yang buruk. Harga diri meningkat bila diperhatikan/dicintai dan dihargai atau dibanggakan. Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai rendah. Harga diri tinggi/positif ditandai dengan ansietas yang rendah, efektif dalam kelompok, dan diterima oleh orang lain. Individu yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan secara aktif dan mampu beradaptasi secara efektif untuk berubah serta cenderung merasa aman sedangkan individu yang memiliki harga diri rendah melihat lingkungan dengan cara negatif dan menganggap sebagai ancaman (Yoseph, 2009).

B. Proses terjadinya harga diri rendah Berdasarkan hasil riset Malhi (2008, dalam http:www.tqm.com) menyimpulkan bahwa harga diri rendah diakibatkan oleh rendahnya cita-cita seseorang. Hal ini mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai tujuan. Tantangan yang rendah menyebabkan upaya yang rendah. Selanjutnya, hal ini menyebabkan penampilan seseorang yang tidak optimal. Dalam tinjauan life span history klien, penyebab terjadinya harga diri rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal di sekolah, pekerjaan, atau pergaulan. Harga diri rendah muncul

saat

lingkungan

cenderung

mengucilkan

dan

menuntut

lebih

dari

kemampuannya. Dalam Purba (2008), ada empat cara dalam meningkatkan harga diri yaitu: 1) Memberikan kesempatan berhasil 2) Menanamkan gagasan 3) Mendorong aspirasi 4) Membantu membentuk koping

Menurut Fitria (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi proses terjadinya harga diri rendah yaitu faktor predisposisi dan faktor presipitasi. 1. Faktor predisposisi Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain ideal diri yang tidak realistis. 2. Faktor presipitasi Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah hilannya sebagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, mengalami

kegagalan serta menurunya produktivitas.

Sementara menurut Purba, dkk (2008) gangguan harga diri rendah dapat terjadi secara situasional dan kronik. Gangguan harga diri yang terjadi secara situasional bisa disebabkan oleh trauma yang muncul secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi, mengalami kecelakaan, menjadi korban perkosaan, atau menjadi narapidana sehingga harus masuk penjara. Selain itu, dirawat di rumah sakit juga menyebabkan rendahnya harga diri seseorang diakibatkan penyakit fisik, pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak nyaman, harapan yang tidak tercapai akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh, serta perlakuan petugas kesehatan yang kurang mengharagai klien dan keluarga. Sedangkan gangguan harga diri kronik biasanya sudah berlangsung sejak

lama yang dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum dirawat dan menjadi semakin meningkat saat dirawat. Menurut Peplau dan Sulivan dalam Yosep (2009) mengatakan bahwa harga diri berkaitan dengan pengalaman interpersonal, dalam tahap perkembangan dari bayi sampai lanjut usia seperti good me, bad me, not me, anak sering dipersalahkan, ditekan sehingga perasaan amannya tidak terpenuhi dan merasa ditolak oleh lingkungan dan apabila koping yang digunakan tidak efektif akan menimbulkan harga diri rendah. Menurut Caplan, lingkungan sosial akan mempengaruhi individu, pengalaman seseorang dan adanya perubahan sosial seperti perasaan dikucilkan, ditolak oleh lingkungan sosial, tidak dihargai akan menyebabkan stress dan menimbulkan penyimpangan perilaku akibat harga diri rendah. Caplan (dalam Keliat 1999) mengatakan bahwa lingkungan sosial, pengalaman individu dan adanya perubahan sosial seperti perasaan dikucilkan, ditolak oleh lingkungan sosial, tidak dihargai akan menyebabkan stress dan menimbulkan penyimpangan perilaku akibat harga diri rendah.

C. Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah Keliat (2009) mengemukakan beberapa tanda dan gejala harga diri rendah adalah: 1. Mengkritik diri sendiri. 2. Perasaan tidak mampu. 3. Pandangan hidup yang pesimis. 4. Penurunan produkrivitas. 5. Penolakan terhadap kemampuan diri.

Tanda dan gejala yang dapat dikaji : 1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit. Misalnya malu dan sedih karena rambut menjadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker.

2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya ini tidak akan terjadi jika saya segera kerumah sakit, menyalah gunakan / mengejek dan mengkritik diri sendiri. 3. Merendahkan martabat. Misalnya saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa. 4. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri. 5. Percaya diri kurang. Klien suka mengambil keputusan, misalnya tentang memilih alternatif tindakan. 6. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.

Selain tanda dan gejala tersebut, penampilan seseorang dengan harga diri rendah juga tampak kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan menurun, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, dan bicara lambat dengan nada suara lemah.

D. Rentang Respon Konsep Diri Berikut ini merupakan rentang respon


RESPON ADATIF RESPON MALADATIF

Aktualisasi Diri

Konsep diri positif

HDR

Kerancuan Identitas

Depersonalisasi

Gambar 2.1 Rentang Respon Konsep Diri

Respon adatif, meliputi : 1. Aktualisasi diri adalah pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.

2. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif pada dirinya. Respon mal adatif, meliputi : 1. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain 2. Kerancuan identitas adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspekaspek identitas masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikososial kepribadian pada masa yang harmonis. 3. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain.

E. Stressor Harga Diri Kehilangan pekerjaan diperlakukan kasar Kegagalan berulang konflik dengan orang lain Dikucilkan kelemahan seksual Ideal diri yang tidak realistis Ketergantungan pada orang lain Bercerai Diabaikan Diperkosa

F. Gangguan Harga Diri Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif terahadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mecapai keinginan. Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi secara : 1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan

malu karena sesuatu terjadi ( korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba ). a. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya pemeriksaan fisik yang sembarangan pemasangan yang tidak sopan ( pengukuran pubis, pemasangan kateler pemeriksaan perincal ). b. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat / sakit / penyakit. c. Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagi tindakan tanpa persetujuan. 2. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sakit/dirawat klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif. Kejadian sakit atau dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.

G. Masalah keperawatan Adapun masalah keperawatan yang muncul keperawatan yang muncul adalah: 1) Harga diri rendah kronid 2) Koping individu tidak efektif 3) Isolasisosial 4) Perubahan persepsi sensori: Halusinasi 5) Resiko tinggi perilaku kekerasan.

H. Data Yang Dikaji (DS dan DO) Harga Diri Rendah 1. Data Subjektif : a. Ungkapan yang menegatifkan diri b. Mengevaluasi diri sebagai yang tidak mampu untuk menghadapi berbagai peristiwa c. Membuang rasionalisasi atau menolak umpan balik yang positif dan melebih-lebihkan umpan balik yang negatif tentang dirinya

d. Penolakan-penolakan yang jelas pada orang lain e. Rasionalisasi kegiatan pribadi f. Hiversensitivitas terhadap kritik 2. Data Objektif a. Ekspresi-ekspresi rasa malu atau bersalah b. Kurangnya kontak mata c. Ragu-ragu untuk mencoba hal-hal baru atau situasi-situasi baru d. Menarik diri kedalam isoalsi sosial e. Menagis berlebihan bergantian dengan ekspresi marah. f. Penolakan partisipasi pada terapi-terapi g. Penolakan partisipasi pada aktivitas-aktivitas merawat diri sendiri h. Tergantung pada orang lain untuk melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari

I.

Tindakan Keperawatan 1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien, dengan cara mendiskusikan bahwa klien maish memiliki sejumlah kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan pasien dirumah, adanya keluarga dan lingkungan terdekat klien. 2. Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan penilaian negatif setiap kali bertemu dengan klien. 3. Membantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan saat ini. 4. Menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang diungkapkan klien. 5. Perlihatkan respons yang positif dan menjadi pendengar yang aktif. 6. Membantu klien memilih/menetapkan kegiatan sesuai dengan

kemampuan dengan cara mendiskusikan beberapa aktivitas yang dapat dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan dilakukan sehari-hari. 7. Melatih kegiatan klien yang sudah dipilih sesuai kemampuan dengan cara memperagakan beberapa kegiatan yang akan dilakukan pasien.

8. Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang diperlihatkan klien. 9. Membantu klien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya yaitu memberi kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan. 10. Beri pujian atas aktivitas/kegiatan yang dapat dilakukan klien setiap hari. 11. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap aktivitas. 12. Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama klien dan keluarga. 13. Berikan kesempatan mengungkap perasannya setelah pelaksanaan kegiatan. 14. Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang dilakukan klein.

J.

Dampak Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Terhadap Kebutuhan Dasar Manusia Terdapat 5 tahap kebutuhan dasar manusia menurut Muslow diantaranya yaitu : 1. Kebutuhan Fsiologis a. Nutrisi Klien dengan harga diri rendah timbul perilaku menyendiri dan mengkhayal tentang keinginan yang tinggi sehinggga melupakan akan kebutuhan makan dan minum. b. Istirahat Tidur Kebutuhan klien akan istirahat terganggu dikarenakan klien memiliki perasaan khawatir dan ketakutan terhadap objek yang belum jelas dalam pikirannya. c. Eliminasi Klien dengan harga diri rendah biasanya mengalami penurunan aktivitas, sehingga metabolisme menjadi menurun, sehingga

kemungkinan eliminasi menjadi menurun juga menjadi konstipasi ataupun menjadi sulit berkemih. d. Perawatan Diri Perilaku klien dengan harga diri rendah biasanya memliki perasaan yang negatif terhadap dirinya sendiri, sehingga klien kurang peduli dengan dirinya ataupun lingkungannya begitupun mengenai kebutuhan kebersihan diri. 2. Kebutuhan Rasa Aman dan Keselamatan Kebutuhan ini masih merupakan kebutuhan fisik dan fisiologi. Klien dengna harga diri rendah biasanya mengejek diri sendiri, merasa tidak layak, tidak nyaman dengan keadaan dirinya, tidak puas sehinggga menyebabkan dirinya merasa tidak memiliki lingkungan yang nyaman untuk hidup. 3. Kebutuhan Rasa Cinta dan Memiliki Klien dengan harga diri rendah memiliki kurang percaya diri dalam membina hubungan dengan orang lain termasuk hubungan mencintai dan dicintai karena merasa dirinya memiliki banyak kekurangan. 4. Kebutuhan Harga Diri Klien dengan harga diri rendah memiliki sifat mengkritik diri, perasaan tidak mampu, merasa bersalah, perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri, perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri, penolakan terhadap kemampuan personal mudah putus asa sehingga klien tidak mampu mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. 5. Kebutuhan Aktualisasi Diri Aktualisasi diri adalah kebutuhan manusia untuk mengerjakan sesuatu sesuai dengan bakat dan potensi yang ada, dan dikerjakan dengan senang hati sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Klien dengan harga diri rendah salah satu perilakunya yaitu meningkatkan kemampuan dirinya dan memiliki pandangan hidup yang pesimis, sehingga sulit untuk mengektualisasikan dirinya.

You might also like