Professional Documents
Culture Documents
(HPLC)
Kelompok C4 Vivin Triastuti Raden Rara Dwi Indriani Ajeng Dwi Ratna Raisa Amelinda Firma Riska Nuratina Eva Suryani 09613180 09613183 09613186 09613189 09613205 09613208
LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2012/2013
PENETAPAN KADAR TABLET TEOFILIN DENGAN METODE HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY (HPLC)
I. TUJUAN
1. 2. 3.
Menentukan kadar teofilin dalam sediaan tablet dengan metode HPLC, Menentukan nilai presisi metode analisis yang digunakan Menentukan profil kromatogram yang meliputi nilai resolusi (R), selektivitas (), efisiensi kolom (N) dan faktor kapasitas (k).
II. LATAR BELAKANG PERCOBAAN Teofilin merupakan obat yang digunakan sebagai bronkodilator pada terapi asma. Teofilin mempunyai indeks terapi sempit dan konsentrasi serum teofilin harus dimonitoring selama terapi. (1). Teofilin merupakan serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit dan mantap di udara. Teofilin mengandung tidak kurang dari 98,5 % dan tidak lebih dari 101,5 % C7H8N4O, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan(2).
Kelarutan dari teofilin yaitu larut dalam lebih kurang 180 bagian air, lebih mudah larut dalam air panas; larut dalam lebih kurang 120 bagian etanol (95%) p, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam ammonia encer P. Karakteristik lainnya yaitu : Rumus Molekul : C7H8N4O2
Metode HPLC merupakan metode yang sangat populer untuk menetapkan kadar senyawa obat baik dalam bentuk sediaan atau dalam sampel hayati. Hal ini disebabkan HPLC merupakam metode yang memberikan sensitifitas dan spesifitas yang tinggi. Kegunaan umum HPLC adalah untuk pemisahan sejumlah senyawa organik, anorganik, maupun senyawa biologis, analisis ketidakmurnian (impurities), analisis senyawa-senyawa tidak mudah menguap (non-volatil), penentuan molekulmolekul netral, ionik, maupun zwitter ion, isolasi dan pemurnian senyawa, pemisahan senyawa-senyawa yang strukturnya hampir sama, pemisahan senyawa-senyawa dalam jumlah sekelumit (trace elements), dalam jumlah banyak, dan dalam skala proses industri(3). Suatu senyawa dapat dianalisis dengan detector UV/VIS karena memiliki kromofor dan auksokrom. Begitu juga halnya dengan teofilin yang pada strukturnya memiliki gugus kromofor dan auksokrom sehingga senyawa tersebut berwarna. Berikut ini merupakan pembagian gugus auksokrom dan kromofor dari teofilin. Yang berada dalam lingkaran biru merupakan kromofor yang terdiri dari ikatan rangkap terkonjugasi. Sedangkan lingkaran merah merupakan auksokrom karena mempunyai pasangan electron bebas. Berdasarkan teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa teofilin dapat dianalisis dengan HPLC karena strukturnya yang memiliki kromofor dan auksokrom sehingga dapat menyerap sinar pada panjang gelombang 272 nm dan dideteksi dengan detektor uv(4).
Alat : a.
b. c. d. e. f. g. h. i. j. k.
Alat HPLC Alat Ultrasonifikasi Batang Pengaduk Beaker Gelas 100 ml Gelas ukur 100 ml Gelas ukur 25 ml Kaca Arloji Kertas Saring Labu ukur 500ml Labu ukur 250 ml Labu ukur 10 ml Mortir Stamper Penyaring Buchner Pipet Tetes Pipet Ukur 2 ml Pipet Ukur 1 ml Pipet ukur 5 ml Pipet Volume 5 ml Pro Pipet Spatula
: 1 buah : 1 buah : 2 buah : 2 buah : 2 buah : 2 buah : 3 buah : 5 buah : 2 buah : 1 buah : 7 buah : 1 buah : 1 buah : 3 buah : 1 buah : 1buah : 1 buah : 1 buah : 2 buah : 2 buah
l.
m. n. o. p. q. r.
s. t.
Bahan : a. Aquabidest
b. c.
Asam Asetat Glasial Natrium Asetat Asetonitril Ammonium Hidroksi 6N Tablet Teofilin 125mg Mekanisme Kerja
d.
e. f.
2.
A.
Larutan Buffer
Ditimbang 1,36 g Na asetat dan dimasukkan kedalam labu ukur 1000 ml kemudian ditambahkan 100 ml aquabidest, digojog sampai homogen. Ditambahkan 5 ml asam asetat glasial, dilarutkan dengan aquabides sampai tanda batas dan dihomogenkan. Larutan disaring sebelum digunakan.
B.
Fase Gerak
C.
Standar teofilin dibuat dengan kadar 1000 ppm dalam 100 ml. Kemudian encerkan menjadi 100ppm dalam labu ukur 50ml. Sehingga kurva baku yang didapatkan yaitu 100ppm. Buat serikadar dengan range 6 ppm, 8 ppm, 10 ppm, 12 ppm, dan 14 ppm.
D. Preparasi Sampel
Diambil 10 tablet kemudian ditimbang dan dicari bobot rata-ratanya. Diambil 2 tablet yang setara dengan 250 mg teofilin dan dimasukkan dalam labu ukur 100 ml, ditambahkan aquabidest 10 ml dan ketika tablet telah larut ditambahkan 10 ml Ammonium Hidroksi 6N. Digojog hingga terlarut semua, dilarutkan dengan aquabides hingga tanda batas, digojog dan disaring menggunakan penyaring bucher jika diperlukan dan dimasukkan dalam tempat kering. Dibuang 5 ml filtrat pertama. Diambil dari larutan diatas yang konsentrasinya setara dengan 10 mg teofilin yaitu 4 ml ke dalam labu ukur 100 ml. Jadi konsentrasi sampelnya menjadi 10 ppm.
E. Skematika Kerja
1. Larutan Bufer
50 ml asetonitril Larutan buffer hingga tanda batas Diultrasonifikasi 15 menit Disaring dengan penyaring buchner Fase gerak
Labu ukur 50 ml
Labu ukur 10 ml a. Kadar 6 ppm Dipipet 0,6 ml larutan standar Ad 10 ml fase gerak
Di ultrasonifikasi 10 menit
b. Kadar 8 ppm
Di ultrasonifikasi 10 menit
c. Kadar 10 ppm
Di ultrasonifikasi 10 menit
d. Kadar 12 ppm Labu ukur 10 ml Dipipet 1,2 ml larutan standar Ad 10 ml fase gerak
Di ultrasonifikasi 10 menit
e. Kadar 14 ppm Labu ukur 10 ml Dipipet 1,4 ml larutan standar Ad 10 ml fase gerak
Di ultrasonifikasi 10 menit
5. Preparasi Sampel
Mortir 10 tablet teofilin Digerus sampai halus Serbuk teofilin Kaca arloji Ditimbang serbuk teofilin yang setara dengan 2 tablet 250 mg Serbuk teofilin yang setara dengan 2 tablet 250 mg
10 ml aquabidest 10 ml NH4OH 6N Ad 100 ml aquabidest Diultrasonifikasi 15 menit Disaring dengan penyaring buchner
Dihomogenkan
Larutan sampel
Labu ukur 100 ml 5 ml filtrat pertama dibuang Dipipet aliquate 10 mg teofilin (4ml) Larutan Sampel
F.
Perhitungan
1. Larutan Standar
V1= 10 ml
2. Preparasi Sampel
Digerus 10 tablet kemudian ditimbang serbuk yang setara dengan 2 tablet (250 mg teofilin).
13,5 M
Aliquot ~ 10 mg teofilin
Pengenceran sampel
3. Kurva Baku
Pengenceran dari kadar 100 ppm menjadi 6,8,10,12, dan 14 ppm 9harus berada diantara rentang kadar sampel)
Pengenceran 6 ppm 100 ppm . V1 = 6 ppm . 10 ml V1 = 0,6 ml Pengenceran 8 ppm 100 ppm . V1 = 8 ppm . 10 ml V1 = 0,8 ml Pengenceran 10 ppm
Pengenceran 12 ppm
Dalam labu 500ml ditambahkan 50ml asetonitril add larutan buffer sampai tanda batas.
Simeska Suzana, Kikerkov Igor , Miloevski Petar, Petrov Stojmir, 2003, Original scientific paper : Development And validation Of The HPLC Method For the Determination of Theophylline serum Concentration A Comparison With FPIA Method And Application For Bioequivalence Study, Bulletin of the Chemists and Technologists of Macedonia, Vol. 22, No. 2, pp. 97104
3323
4. Bhat, A., Chowdary, K. P. R., R. H, Sobarani, Lakhsmi, Narasu, 2011, Design And Characterization Of Chronopharmaceutical Drug Delivery Of Theophylline, IJPSR, Vol. 2(4): 1023-1030