You are on page 1of 9

INTERNAL AUDITOR

SUCIPTO

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara

BAB I
PENDAHULUAN

Dengan bertambah meningkatnya perkembangan ekonomi maka semakin


bertambah pula perusahaan yang bergerak di berbagai bidang. Dalam perusahaan
yang kegiatannya relatif kecil pimpinan perusahaan masih mampu untuk melakukan
pengawasan langsung terhadap kegiatan perusahaan yang dipimpinnya. Pada
perusahaan yang volume kegiatannya luas dan besar tidak mungkin lagi pengawasan
langsung dilakukan oleh pimpinan perusahaan. Dalam kegiatan seperti ini pimpinan
biasanya akan melimpahkan wewenangnya kepada bawahannya. Tetapi tanggung
jawab terakhir atas pekerjaan bawahan tetap berada di puncak pimpinan.

Untuk memberi keyakinan bahha apa yang dilaporkan bawahan tentang


perusahaan adalah benar dan dapat dipercaya, maka pimpinan perusahaan
membutuhkan adanya internal auditor sebagai pengawasan di dalam perusahaan.
Agar dapat tercapainya sistem pengawasan yang baik maka pimpinan perusahaan
harus membentuk suatu bidang pengawasan yang dapat bertanggung jawab.
Dengan adanya sistem pengawasan segala kebijaksanaan Pimpinan dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya juga dapat mengamankan harta benda
organisasi dan memperoleh data akuntansi yang tepat dan dapat dipercaya.

Keberhasilan seorang pimpinan perusahaan dalam mengelola perusahannya


dapat dilihat dari gambaran laporan keuangan yang menyajikan angka yang dapat
dipercaya, tidak menyesatkan dan dapat dipertanggungjawabkan, untuk mencapai
hal di atas maka diperlukan pengawasan yang bertanggung jawab terhadap sistem
pengawasan intern perusahaan yang disebut internal auditor. Dengan adanya
internal auditor yang dilakukan secara terus menerus maka penyelewengan dan
kecumngan dapat diatasi. Karena itu fungsi dari Internal Auditor harus dilaksanakan
secara tepat yang sesuai dengan situasi perusahaan.

BAB II
A. Pengertian Internal Auditor

Pada mulanya, audit hanya terbatas pada kegiatan menguji, mencocokkan dan
membuat laporan mengenai kewajaran laporan keuangan suatu perusahaan. Dalam
tahap ini, audit lebih banyak berperan pada bidang finansial dimana bertujuan
menemukan dan mencegah kecurangan serta menemukan dan mencegah kesalahan.

Sejalan dengan semakin besarnya skala perusahaan. manajemen mulai


merasakan audit yang tidak hanya terbatas pada bidang finansial saja, tetapi
diperluas kepada bidang non finansial. Untuk memenuhi tuntutan ini, lahirlah internal
audit yang selain meliputi audit pada bidang finansial, juga meliputi evaluasi
terhadap kecukupan sistem internal control dan kualitas kerja pelaksanaan dalam
perusahaan. Internal audit adalah suatu fungsi penelitian yang bebas dibentuk dalam

©2003 Digitized by USU digital library 1


suatu organisasi untuk memeriksa dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan
sebagai jasa bagi organisasi tersebut.

Istilah internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal (intern) dan auditing
(audit). Bila diartikan secara sederhana adalah suatu audit yang dilakukan oleh pihak
intern dalam arti oleh perusahaan dengan menggunakan pegawai perusahaan itu
sendiri. Ini harus dibcdakan dcngan ekstemal auditing yaitu audit yang dilakukan
oleh pihak luar perusahaan atau pihak yang independen, dalam hal ini akuntan
publik.

The Institute of Internal Auditor dalam Statement of Responsibility of internal


auditor yang dikeluarkan tahun 1957 menyatakan :
"Internal auditing adalah suatu kegiatan penilaian yang independen dalam organisasi
untuk menilai operasi sebagai jasanya diberikan kepada manajemen. Jadi internal
auditing merupakan pengendalian manajerial yang melaksanakan fungsinya,
mengatur dan mengevaluasi keefektifan pengendalian lain". 1)

Dari pengertian di atas maka sifat dari internal auditing adalah kegiatan
penilaian yang tidak memihak dalam suatu organisasi untuk mengadakan audit di
dalam suatu akuntansi yang diperlukan perusahaan, audit keuangan dan operasi
lainnya yang merupakan dasar untuk membantu manajemen. Pengertian lain dari
internal auditing seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi, sebagai berikut:
"Internal auditing merupakan kegiatan penilaian yang bebas, yang terdapat dalam
organisasi perusahaan yang dilakukan dengan care audit akuntansi, keuangan dan
kegiatan-kegiatan lainnya untuk memberikan jasa kepada manajemen".

Tim yang melaksanakan fungsi auditing di dalam perusahaan disebut internal


auditor, internal auditor mempunyai status sebagai pegawai melakukan audit
mempunyai status sebagai pegawai perusahaan, keberhasilan tugas internal auditor
ditentukan dari kecakapannya dalam memanfaatkan setiap informasi yang ada, yang
berhubungan dengan kegiatannya. Guna menjamin hasil kerja dari bagian perlu
diperhatikan kualifikasi yang baik dari pegawai bagian internal audit tersebut.

S. Hadibroto antara lain menyatakan :


“Auditor (pemeriksa) diharapkan menguasai berbagai bidang ilmu, yaitu : llmu
Ekonomi Manajemen, Hukum, Moneter dan sebagainya. Maka dari itu seyogianya
bagai audit bertindak sebagai sebuah tim yang sifatnya multi disipliner”.

Dari definisi yang dikemukakan oleh S. Hadibroto tersebut diketahui bahwa


pengangkatan star untuk internal audit haruslah berdasarkan kecakapannya, sebab
selain menguasai disiplin ilmu lainnya seperti : ekonomi, hukum, keuangan, sistem
informasi dan komunikasi, statistik dan komputerisasi. Pengetahuan ini akan sangat
membantu bagi internal auditor dalam melaksanakan tugas audit intern. Tugas audit
intern yang luas ini sudah pasti melibatkan berbagai personel dalam manajemen
dengan level yang berbeda-beda dan kepribadian yang tidak sama pula, sehingga
paling tidak audit intern dituntut untuk memahami behavior science dan proses
komunikasi.

Bahagian internal auditing secara keseluruhan dapat dihagi atas dua kategori,
yaitu:
1. Financial audit
2. Operasional audit

©2003 Digitized by USU digital library 2


ad.1. Financial audit
Audit yang dilakukan disini meliputi pembuktian kebenaran tentang adanya
harta kekayaan serta keabsahan dokumen-dokumen. Juga untuk meyakinkan
adanya perlindungan, serta penilaian yang konsisten atas harta kekayaan
perusahaan.

Di samping itu di dalam audit juga tercakup untuk meyakinkan serta


mengetahui apakah sistem akuntansi yang dibuat telah dapat dipercaya dan cukup
baik, kemudian membahas apakah pengawasan intern yang baik telah dijalankan.

ad.2. Operasional Audit


Audit pada bidang operasi akan mencakup setiap tahap kegiatan perusahaan,
dimana pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai apakah kebijaksanaaan perusahaan,
pedoman standar kerja telah dipatuhi oleh para pelaksana demi untuk meyakinkan
apakah para pelaksana telah memenuhi persyaratan yang dibutuhkan ditinjau dari
segi latar belakang pendidikan, kemapuan dan pengalaman yang cukup untuk
melakukan pekerjaannya.

Dengan adanya kewajiban terhadap lembaga pemerintahan maka internal


auditor akan melakukan audit apakah berbagai peraturnn pemerintah telah dipenuhi,
demikian juga perjanjian kerja serta kewajiban kepada pihak luar telah dilaksanakan
sesuai dengan perjanjian. Oleh karena itu dengan adanya bagian internal auditor
yang bekerja dengan baik, maka audit yang dilakukan oleh akuntan publik atas
perusahaan akan lebih cepat.

Sebagaimana mana dikemukakan di atas pengawasan intern tersebut


dikepalai oleh satuan pengawasan intern yang selalu menilai dan mengawasi,
penerapannya dengan baik. Sedangkan untuk menetapkan luasnya yang akan
dilaksanakan didasarkan pada sistem pengawasan intern yang ada pada perusahaan
yang bersangkutan.

B. Fungsi dan Tanggung jawab Internal Auditor

Pada saat ini fungsi internal auditor dalam suatu perusahaan semakin diperlukan,
terutama pada perusahaan yang memiliki skala operasi yang luas dan besar. Internal
auditor tidak hanya berfungsi untuk mengurangi kebocoran dan penyelewenangan
dalam perusahaan, akan tetapi lebih dari itu yaitu sebagai penghasil informasi yang
tepat dan tidak memihak serta dapat mernbantu meningkatkan mutu pimpinan
dalam pengendalian perusahaan. Di dalam tugasnya membantu pimpinan, maka
fungsi internal auditor harus sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen yang dapat
digolongkan sebagai berikut :
1. Fungsi perencanaan, yang merupakan perencanaan operasi melalui saluran
manajemen yang sah yang meliputi rencana jangka panjang maupun jangka
pendek sesuai dengan tujuan perusahaan.
2. Fungsi pengawasan termasuk pengembangan testing dan perbaikan kelayakan
yang berarti dengan membandingkan standar dengan hasil pekerjaan dan
membantu pimpinan dalam menetapkan kesesuaian antara hasil pekerjaan dan
membantu pimpinan dalam menetapkan kesesuaian antara hasil yang nyata
dengan standar.
3. Fungsi pelaporan, yang meliputi penyajian interprestasi dan analisa data
keuangan bagi pimpinan dan menekankan penilaian data dan referensi
perusahaan serta tujuan dari metode bagian-bagian. Pengaruh ekstem dan

©2003 Digitized by USU digital library 3


kelayakan penyajian laporan kepada pihak ketiga seperti pemerintah, pemilik
kreditur-kreditur, langganan, masyarakat dan pihak-pihak lain.
4. Fungsi akuntansi, tennasuk pembentukan perusahaan dan akuntansi umum,
akuntansi biaya dengan sistem dan metode yang mencakup rancangan dan
pembentukan serta pemeliharaan semua buku-buku catatan transaksi keuangan
yang objektif dan menyesuaikannya dengan prinsip-prinsip akuntansi dengan
internal auditing yang baik.
5. Fungsi lain-lain, termasuk pemberian nasehat perpajakan, memperbaiki sistem
dan prosedur serta internal audit.

Dari fungsi-fungsi di atas jelas kelihatan bahwa internal auditor harus


memiliki kecakapan yang luas. Ia harus mampu menilai dan mengevaluasi berbagai
hasil yang telah dicapai manajemen, mampu mendeteksi dan mengantisipasi
kelemahan yang mungkin terjadi di masa depan dan menciptakan saluran
komunikasi pada berbagai tingkat kegiatan dalam manajemen.

Lebih lanjut penulis lain menyebutkan bahwa fungsi internal auditor adalah :
1. Menentukan baik tidaknya internal auditor dengan memperhatikan pemisahan
fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-benar telah dilaksanakan.
2. Bertanggung jawab dan menentukan apakah pelaksanannya mentaati peraturan,
rencana policy dan prosedur yang telah ditentukan sampai menilai apakah hal-hal
tersebut perlu diperbaiki atau tidak.
3. Memverfikasi adanya kebutuhan kekayaan termasuk mencegah dan menemukan
penyelewengan.
4. Memverifikasi dan menilai tingkat kepercayaan terhadap sistem akuntansi
(accounting system) dan pelaporan.
5. Menilai kehematan, efisiensi dan efektivitas kegiatan.
6. Melaporkan secara obyektif apa yang diketahuinya kepada manajemen disertai
rekomendasi perbaikannya.

Selanjutnya Hassel B. Bell memberikan serangkaian fungsi internal auditor yakni:


1. Menemukan berbagai situasi untuk meniadakan pemborosan dan inefisiensi.
2. Menyarankan perbaikan dalam kebijaksanaan prosedur dan struktur organisasi.
3. Menciptakan alat-alat penguji terhadap hasil pekerjaan para individu dan berbagai
unit organisasi.
4. Mengawasi ketaatan pada syarat-syarat yang ditentukan oleh anggaran dasar dan
undang-undang.
5. Mengecek akan adanya tindakan-tindakan yang tidak atau belum disetujui, yang
menyeleweng dan tidak wajar secara lisan.
6. Mengidentifikasikan tempat-tempat yang mengandung kemungkinan timbulnya
kesulitan dalam kegiatan di masa depan.
7. Menciptakan seluruh komunikasi antara berbagai tingkatan kegiatan dan pimpinan
yang tertinggi.

Walaupun penyajian kedua penulis di atas berbeda tctapi pada prinsipnya


tujuan mereka dalam menetapkan fungsi internal auditor itu adalah sama yakni
menekankan kepada peningkatan hasil guna perusahaan secara umum.

Internal auditor bukan merupakan fungsi operasional karcna ia tidak terlibat


dalam kegiatan utama perusahaan seperti pembelian bahan, penjualan produksi dan
sebagainya. Tetapi bagian ini berfungsi sebagai star perusahaan. Oleh karena itu ia
tidak akan rnelaksanakan perintah atas apa yang direkomendasikannya kepada

©2003 Digitized by USU digital library 4


pimpinan, Internal auditor harus bebas membahas dan menilai kebijaksanaan
pejabat yang dia audit.

Internal auditor sebagai star mengandung pengertian yang sama seperti


penasehat atau konsultan yang berasal dari pegawai perusahaan. Tetapi perlu
dicatat bahwa nasehat yang diberikan oleh internal auditor bukanlah mutlak harus
diikuti oleh manajemen. Tanggung jawabnya hanyalah sebagai penasehat yang
berkewajiban memberikan nasehat yang paling baik sedangkan untuk mengambil
keputusan tetap berada di tangan pimpinan. Dengan demikian bagian internal
auditor bukanlah satu-satunya penasehat bagi manajemen dalam mengambil
keputusan.

Perlu ditambahkan bahwa bantuan lain yang dapat diberikan oleh internal
auditor kepada pimpinan adalah berupa pendidikan dan latihan kepada pegawai-
pegawai baru yang direncanakan akan ditempatkan, misalnya untuk bagian
pembukuan. Demikian juga apabila perusahaan membuka cabang-cabang baru
sudah tentu akan memerlukan pembagian tugas untuk mengurus kegiatan cabang
tersebut, dan apabila perlu mereka juga harus mendidik para pejabat dalam posisi
pimpinan. Oleh karena itulah seperti yang dikemukakan terdahulu, para star internal
auditor haruslah mempunyai pcngctahuan dasar dan pengalaman yang cukup untuk
menduduki posisi tersebut.

C. Kedudukan Internal Auditor

Internal auditor merupakan fungsi star bukan fungsi garis atau fungsi operasi.
Internal auditor tidak melaksanakan wewenang pihak lain dalam perusahaan, tugas-
tugasnya adalah melaporkan hasil temuan audit kepada orang yang benar-benar
berwenang untuk mengambil tindakan yang diperlukan. Kedudukan bagian internal
auditing terutama sekali tergantung dari tempatnya di dalam organisasi perusahaan
dan dukungan orang diperolehnya. Manajemen puncak akan menentukan luasnya
tanggung jawab dan dasar-dasar kebijaksanaan yang mengatur kegiatan-kegiatan
dari bagian ini.

Dimanapun bagian internal auditing ini akan ditempatkan, yang penting


bahwa internal auditor harus benar-benar bebas dari fungsi bagian-bagian lain yang
diaudit. Hal ini ditegaskan oleh pernyataan The Institute of Internal Auditor, dalam
Statement of Responbility of The Internal Auditor sebagai berikut :
“Organization status should be sufficient to essure a broad range of audit coverage,
and adequate consideration of an effective action on audit findings and
commendation”.

Dari penegasan di atas kelihatan bahwa kedudukan internal auditor dalam


organisasi harus dapat mendukung untuk memastikan pemeriksaan yang dilakukan
mempunyai cakupan yang luas, dan pertimbangan yang tepat terhadap tindakan
yang efektif atas temuan-temuan audit dan saran-saran yang dibuat

Namun, ditinjau dari segi tanggung jawab pelaporan dan pembentukan


struktur organisasinya, bagian internal auditing memiliki variasi yang berbeda-beda
tergantung pada situasi dan kondisi perusahaan serta tujuan yang hendak dicapai.

Berikut ini dikemukakan beberapa bentuk dari struktur organisasi bagan


internal auditing:

©2003 Digitized by USU digital library 5


1. Penempatan bagian internal auditing sebagai star direksi dimaksudkan untuk
membantu pihak wakil presiden yang membidangi bagian keuangan dalam
melakukan pengawasan atas keseluruhan kegiatan operasional (gambar 1).
2. Penempatan bagian internal auditing di bawah koordinasi departemen controller
dimaksudkan untuk membantu pengawasan atas ruang lingkup bidang keuangan
(gambar 2).
3. Penempatan bagian internal auditing di bawah dewan direksi, dimaksudkan untuk
membantu pihak tersebut atas prestasi kerja atau performance manajemen yang
dimonitor (gambar 3).

Vice President
Finance

Finance Accounting Auditing


Treasurer Controller Chief Auditor

Gambar 1. Bagan Bagian Internal Auditing merupakan staf wakil Direksi perusahaan

Controller

Data Taxes Budged Accounting Auditing


Processing Director Director Director Director
Director

Gambar 2. Bagan Bagian Internal Auditing Berada di bawah Koordinasi Controller

©2003 Digitized by USU digital library 6


Board of Director

Executive Finance Chairman of Nominating Auditing


Committe Committe Board Committe Committe

President Audit Public


Dept Accountant

Gambar 3. Bagan Bagian Internal Auditing merupakan staff Dewan Direksi

D. Pedoman Audit Pembelian dan Pemakaian Bahan Baku


Setiap perusahaan akan membutuhkan bahan atau barang setengah jadi
untuk diproses. Untuk itu harus dilakukan pembuatan bahan-bahan maupun barang
setengah jadi dari luar terlebih dahulu, sedangkan pihak yang mengetahui pembelian
bahan-bahan atau barang tersebut adalah bagian produksi. Pimpinan bagian
produksi mengambil inisiatif untuk memberitahukan kepada bagian pembelian
tentang bahan/barang apa yang harus dibeli, berapa banyak dan pada waktu mana
harus dipesan dengan menyerahkan surat daftar permintaan pembelian. Bagian
pembelian dalam melakukan tugasnya perlu mengetahui data dan keterangan
tentang supplier mana yang baik, harga pasar bahan/barang tersebut, cara-cara
pengangkutan, jumlah yang paling ekonomis untuk dipesan dan sebagainya.

Setelah permintaan pesanan datang dari bagian produksi maka bagian


pembelian mengirimkan surat pesanan kepada calon supplier. Di dalam surat
pesanan ini jumlah yang dipesan, harga barang, cara pcmbungkusan dan tanggal
pesanan tersebut datang.

Selain itu dinyatakan pula apabila barang yang dipesan terbukti tidak sesuai
spesifikasi, pembeli berhak mengembalikannya. Surat pesanan yang dibuat
banyaknya tergantung dari sistem administrasi/akuntansi perusahaan yang
bersangkutan. Sekurang-kurangnya diperlukan :
1 lembar untuk supplier
1 lembar untuk bagian penerimaan
1 lembar untuk bagian pemnbukuan
1 lembar untuk bagian produksi

Setelah supplier mengirimkan barang yang dipesan maka bagian penerimaan


akan mengaudit apakah barang yang diterima tersebut sesuai dengan apa yang
dipesan. Apabila barang telah diperiksa dan terbukti sesuai dengan pesanan maka
bagian penerimaan akan memberikan laporan kepada bagian pembelian dan pesanan

©2003 Digitized by USU digital library 7


diteruskan kebagian penyimpanan (gudang). Laporan penerimaan dibuat dalam
beberapa rangkap antara lain:
1 lembar dikirim ke bagian pembelian
1 lembar dikirim ke bagian akuntansi
1 lembar dikirim ke bagian gudang

Di samping pengiriman barang yang dipesan, maka supplier juga


mengirimkan faktur pembelian yang diterima oleh bagian pembelian dan diteruskan
kepada bagian pembukuan. Selanjutnya apabila bagian produksi memerlukan
bahan/barang tersebut untuk proses produksinya, maka bagian ini mengirimkan
surat permintaan pemakaian bahan kepada bagian gudang, rangkap dari surat ini
dikirimkan pula pada bagian pembukuan/akuntansi untuk dipakai dalam pencatatan
perobahan persediaan (inventory records) dan pencatatan akuntansi biaya. Dengan
adanya surat permintaan pemakaian bahan ini, maka bagian gudang mengeluarkan
bahan yang diminta oleh bagian produksi, sedangkan bagian akuntansi akan
mencatat pengurangan jumlah bahan serta pembebanan pada biaya produksi.

Dalam hubungannya uraian di atas dengan pedoman audit pembelian dan


pemakaian bahan yang dilakukan oleh internal auditor maka pelaksanaan-
pelaksanaan pekerjaan di atas adalah sangat berhubungan sekali, apakah telah
dijalankan dengan semestinya atau hanya berupa catatan-catatan saja.

Setiap internal auditor didalam melaksanakan tugasnya melakukan audit


pembelian dan pemakaian bahan baku terlebih dahulu harus membuat rencana audit
sebelum melakukan tugas pelaksanaan audit. Perencanaan ini harus
didokumentasikan.

Dalam tugas perencanaan akan melakukan audit pendahuluan terhadap


pembelian dan pemakaian bahan baku untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan mengenai semua aspek penting dari pelaksanaan pembelian dan
pemakaian bahan baku di perusahaan tersebut.

Informasi ini akan dipakai sebagai alat kerja dalam merencanakan tahap
pelaksanaan audit terhadap audit pembelian dan pemakaian bahan baku yang
sekaligus mencakup :
1. Menentukan tujuan dan ruang lingkup audit
2. Memperoleh informasi mengenai latar belakang kegiatan yang akan diaudit
3. Menentukan sumber daya yang perlu untuk melakukan audit
4. Membicarakan dengan mereka yang terlibat dalam audit
5. Melakukan pemahaman dan survey lapangan, mengenai kegiatan dan
pengendalian yang akan diaudit, mengetabui titik berat audit dan minta saran dar
bagian yang diaudit
6. Membuat audit program
7. Menentukan bagaimana, kapan dan kepada siapa audit akan disampaikan.
8. Mendapatkan persetujuan atas perencanaan audit

©2003 Digitized by USU digital library 8


DAFTAR PUSTAKA

Arya, Ngurah, Pemeriksaan Intern, Buku Satu, Ananda, Yogyakarta, 1982.


Cashin, James A, RaLp S. Polimeni, Cost Accounting, Mc. Graw Hill Inc. New
York,1981.
Daryanto, Iman, Peran dan kedudukan Pemeriksa Intern Dalam Manajemen, Majalah
Akuntansi No.3 Tahun VIII, Ikatan Akuntan Indonesia-Seksi Akuntan Publik,
1989.
Fertif, Paul E, Homer J. Mottice, Using Accounting Information on Introduction,
Second Edition, Harcourt Brase Jovanovich Inc. New York.
Fremgen, James, Accounting For Manajerial Analisis, Third Edition, Irwin Book
Company, 68 Petaling jaya Malaysia, 1976.
Holmes, Arthur, W, David dan David C. Bum, Auditing Norma an Prosedur, Edisi X,
Terjemahan Moh. Badjuri & Marianus Sinaga, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1988.
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Buku I, Jakarta, Penerbit
Salemba IV, 1995.
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Profesional Akuntan Publik, Jakarta, 1994.
Kosasih, Rukhyat, Auditing Prinsip dan Prosedur, Buku I, Surabaya, Penerbit Papala,
1981.
Kusumah, Arifin Wirahadi, Beberapa Masalah Auditing, Alumni, bandung, 1983.
Matz, Adolph and Usry, Milto F, Cost Accounting Planning and Control, Eight Edition.
South Western Publishing Co. Cincinati Ohio, 1984.
Mulyadi, Pemeriksaan Akuntansi, Edisi IV, Yogyakarta, Penerbit STIE YKPN, 1992.
Pusat Pengembangan Akuntansi, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Pemeriksaan
Intern, Disadur dari Lawrence B. Sawyer, Edisi Ketiga, 1990.
S. Hadibroto, Masalah Akuntansi, Buku Tiga, Lembaga Penerbit Fak. Ekonomi UI,
Jakarta, 1987.
Settler, Howard F, Auditing Principle, Edisi IV, Prentice Hall Inc. New Jersey, 1961.
The Institute of Internal Auditors Inc, Standards for Profesional Practice of Internal
Auditing, 1982.
Thitrosidojo, Soemardjo, Bunga Rampai menuju Pemeriksaan Pengelolaan, PT.
Ichtiar Van Hoeve, Jakarta, 1980.
Wilson, James D, dan Jhon B. Campbell, Controllership, Tugas Akuntan Manajemen,
Terjemahan Tjinjin Fenix Tjandra, Edisi Ketiga, penerbit Erlangga, 1984.

©2003 Digitized by USU digital library 9

You might also like