You are on page 1of 10

MANFAAT PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL DALAM

MENINGKATKAN EFISIENSI

SYAHYUNAN

Program Studi Manajemen


Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara

A. Biaya dan Klasifikasi Biaya

1. Pengertian Biaya

Pengertian biaya saat ini sudah semakin luas seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang disesuaikan dengan kebutuhan para pemakai istilah
tersebut seperti: akuntan, ekonom, insinyur, manajer dan lain- lain. Para pemakai
istilah tersebut umumnya telah memiliki defenisi tersendiri tentang biaya sehingga
sukar bagi kita untuk memberikan pengertian yang tepat atas biaya yang dimaksud.
Ada beberapa pengertian dari biaya antara lain:
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam
satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan mencapai tujuan
tertentu.
Biaya adalah suatu nilai tukar, prasyarat, atau pengorbanan guna
memperoleh manfaat. Dalam akuntansi keuangan, prasayarat atau
pengorbanan tersebut pada tanggal perolehan dinyatakan dengan
pengurangan kas atau aktiva lainnya pada saat ini atau di masa mendatang.
Dan pengertian di atas dapat kita ketahui bahwa telah terjadi pengorbanan
ekonomis untuk rnencapai suatu manfaat tertentu. Pengorbanan yang tercantum
dalam neraca pada pas aktiva rnerupakan biaya yang belu terpakai (unexpired
cost). Pengorbanan yang langsung memperoleh hasil pada periode yang sama
dengan terjadinya pengorbanan (expired cost) akan menjadi faktor pengurang dari
hasil untuk mendapatkan laba.

2. Jenis-jenis Biaya
Penggolongan biaya tergantung untuk apa biaya tersebut digolongkan, untuk
tujuan yang berbeda diperlukan cara penggolongan biaya yang berbeda pula, atau
tidak adil satu cara penggolongan biaya yang dapat dipakai untuk semua tujuan
menyajikan informasi biaya.
Salah satu penggolongan biaya yang sering dilakukan adalah penggolongan
biaya sesuai dengan fungsi pokok dari kegiatan/aktivitas perusahaan (Cost classified
according to the function of business activity).
Fungsi pokok dari kegiatan perusahaan-perusahaan dapat digolongkan
kedalam:
a. Fungsi produksi, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan pengolahan
bahan baku menjadi produk selesai yang siap untuk dijual
b. Fungsi pemasaran, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penjualan
produk selesai yang siap dijual dengan cara yang memuaskan pembeli dan dapat
rnemperoleh laba sesuai yang diinginkan perusahaan sampai dengan
pengumpulan kas dari hasil penjualan.
c. Fungsi administrasi dan umum, adalah fungsi yang berhubungan dengan
kegiatan penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan
perusahaan secara keseluruhan agar dapat berhasil guna dan berdaya guna.

© 2004 Digitized by USU digital library 1


d. Fungsi keuangan (financial), yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan
keuangan atau penyediaan dana yang diperlukan perusahaan. Atas dasar fungsi
tersebut di atas, biaya dapat dikelompokkan menjadi:
a. Biaya produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi
produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk
selesai.
Biaya produksi dapat digolongkan ke dalam:
1. Biaya Bahan Baku yang dikelompokkan sebagai biaya utama
(prime cost).
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya tebaga kerja langsung dan biaya overhead dapat digabung menjadi
biaya konversi (conversion cost) yang dalam hal ini mencerminkan biaya untuk
mengubah bahan langsung menjadi bahan jadi.
Bahan baku adalah bahan yang akan diolah menjadi produk selesai dan
pemakaiannya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya atau merupakan bagian
integral pada produk tertentu. Biaya bahan baku adalah harga perolehan dari bahan
baku yang dipakai di dalam pengolahan produk. Bahan penolong adalah bahan yang
diolah menjadi bagian produk selesai tetapi pemakaiannya tidak dapat diikuti jejak
atau manfaatnya pada produk selesai tertentu. Biaya bahan penolong adalah harga
perolehan bahan penolong yang dipakai di dalam pengolahan produk.
Biaya tenaga kerja adalah semua balas jasa yang diberikan oleh perusahaan
kepada semua karyawan. Sesuai dengan fungsi dimana karyawan bekerja, biaya
tenaga kerja dapat digolongkan ke dalam biaya tenaga kerja pabrik, biaya tenaga
kerja pemasaran, biaya tenaga kerja administrasi dan umum, serta fungsi keuangan.
Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan
yang manfaatnya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada produk tertentu
yang dihasilkan oleh perusahaan.
Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung.
b. Biaya pemasaran, yaitu biaya dalam rangka penjualan produk selesai
sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas. Biaya ini meliputi
biaya untuk melaksanakan: (1) fungsi penjualan; (2) fungsi
penggudangan produk selesai; (3) fungsi pengepakan dan pengiriman;
(4) fungsi advertensi; (5).fungsi pemberian kredit dan pengumpulan
piutang; (6) fungsi pembuatan faktur dan administrasi penjualan.
c. Biaya administrasi dan umum, yaitu semua biaya yang berhubungan
dengan fungsi administrasi dan umum. Biaya ini terjadi dalam rangka
penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan
perusahaan secara keseluruhan. Termasuk dalam biaya ini gaji
pimpinan tertinggi perusahaan, personalia, sekretariat, akuntansi,
hubungan masyarakat, keamanan dan sebagainya.
d. Biaya keuangan, adalah semua biaya yang terjadi dalam
melaksanakan fungsi keuangan, misalnya: biaya bunga.

B. Anggaran Biaya Operasional


1. Pengertian Perencanaan

Sebelum penulis membicarakan apa yang dimaksud dengan anggaran,


terlebih dahulu penulis mengupas secara singkat pengertian tentang perencanaan.

© 2004 Digitized by USU digital library 2


Perencanaan adalah fungsi menetapkan kegiatan apa yang akan
dilaksanakan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan dilakukan


setelah terlebih dahulu dibuat anggapan tertentu mengenai faktor-faktor yang dapat
dilihat. Berdasarkan kenyataan tersebut disusun suatu rencana untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Perencanaan harus dibuat sebelum melaksanakan tindakan-
tindakan agar tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan baik. Karena
perencanaan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan keadaan di masa yang
akan datang maka perencanaan harus mempunyai kemampuan untuk melihat jauh
ke depan. Berdasarkan kemampuan tersebut diharapkan perencanaan dapat disusun
secara baik, teliti dan seksama jauh sebelumnya sehingga memungkinkan bagi
manajer perusahaan dalam melakukan pilihan-pilihan terbaik yang dapat
dilaksanakan untuk menghindari kegagalan.

2. Pengertian Anggaran
Perencanaan yang disusun secara kuantitatif umumnya dituangkan dalam
bentuk anggaran. Anggaran merupakan salah satu alat pengawasan yang
dipergunakan secara luas dalam kegiatan perusahaan maupun lembaga
pemerintahan. Penyiapan anggaran adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses
perencanaan, atau pernyataan rencana.
Beberapa ahli telah memberikan definisi tentang pengertian anggaran
(budget). Menurut Robert N. Anthony dan James S. Renee: A budget is a plan
expressed in quantitative, usually monetary terms, that covers a specified
period of time, usually one year.
Mas'ud M.C merumuskan, bahwa :
Budget adalah suatu rencana yang terkoordinasi dan menyeluruh,
dan yang dinyatakan dalam satuan yang, mengenai kegiatan operasi dan
penggunaan sumber-sumber daya perusahaan untuk suatu periode tertentu
di masa yang akan datang.
Dari pengertian yang dikemukakan di atas terdapat beberapa perbedaan
akibat sudut pandang yang berbeda dalam memandang persoalan, tetapi secara
umum ada beberapa persamaan yang dapat ditarik antara lain:
1. Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan perusahaan yang disusun
melalui analisis yang cermat dengan menggunakan data pada periode yang lalu,
kemudian dijabarkan dalam bentuk angka-angka dan satuan yang merupakan
pencerminan tujuan perusahaan untuk jangka waktu tertentu pada periode yang
akan datang.
2. Anggaran perusahaan merupakan alat bagi manajemen dalam menyusun
perencanaan, melaksanakan koordinasi dan pengawasan terhadap keseluruhan
kegiatan perusahaan.
3. Anggaran perusahaan adalah suatu rencana tindakan terperinci, sebagai
pedoman untuk melakukan penilaian atas pelaksanaan.

Pada dasarnya anggaran merupakan gambaran masa yang akan datang, jadi
setiap saat anggaran tersebut hams dapat dihadapkan dengan kenyataan yang ada
pada saat pelaksanaan. Oleh karena itu, anggaran harus bersifat luwes agar
memungkinkan untuk melakukan penyesuaian terhadap kondisi dari yang telah
diperkirakan sebelumnya.

© 2004 Digitized by USU digital library 3


Jenis Anggaran Biaya
Anggaran biaya dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu :
(a) Anggaran biaya teknik (Enginered expense), dan (b) Anggaran biaya kebijakan
(discreatianary expenses).
Anggaran biaya teknik adalah anggaran yang digunakan untuk pusat
pertanggungjawaban biaya yang sebagian besar masukannya mempunyai hubungan
yang nyata dan erat dengan keluarannya. Anggaran biaya yang disusun untuk
departemen produksi adalah merupakan anggaran biaya teknik.
Sebagai contoh dapat dilihat pada anggaran biaya produksi pada tabel I.

Tabel 1
PT. ABC
Anggaran Biaya Produksi
Tahun 1996 (Unit/ dan dalam jutaan rupiah)

No Keterangan Rp. Total Budget


Triwul Triwul Triwul Triwul IV
I II III
1 Persediaan Rp 8,000 Rp 4,000 Rp 4,000 Rp 2,000 Rp 3,000 Rp 4,000
Barang dalam
proses

2 Total Biaya Rp 275,000 Rp. 117,000 Rp 6,000 Rp 26,000 Rp 36,000 Rp 39,000


Pbrikasi

3 Total Produksi Rp 283,000 Rp 121,000 Rp 20,000 Rp 28,000 Rp 9,000 Rp 43.000

4 Persediaan Rp 13,800 Rp 6,000 Rp 2,000 Rp 3,000 Rp 4,000 Rp 6,000


Barang dalam
Proses

5 Biaya Produksi Rp 269,200 Rp 115,000 Rp 18,000 Rp 25,000 Rp 35,000 Rp 37,000

Dalam menyusun suatu anggaran produksi terlebih dahulu disusun anggaran


penjualan. Rencana produksi menyangkut penentuan jumlah satuan masing-masing
produk yang harus dihasilkan guna memenuhi rencana penjualan dan untuk
memelihara tingkat persediaan barang jadi yang direncanakan.
Oleh karena perencanaan dan penjadwalan produksi merupakan fungsi-
fungsi pabrik yang menyangkut penetapan kualitas produk yang harus diproduksi
dan waktu produksinya, maka rencana produksi menjadi tanggung jawab utama
direktur produksi. lkhtisar anggaran produksi di atas dapat lebih dirinci lagi menurut
produk yang dihasilkan.
Anggaran biaya teknik mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Anggaran ini dirancang untuk mengukur efisiensi.
2. Manajer operasi menerima semua tanggung jawab secara lengkap untuk
mencapai sa saran karena pada umumnya semua variabel prestasi berada di
bawah pengawasan manajer operasi.
Anggaran biaya kebijakan adalah anggaran yang digunakan untuk pusat
pertanggungjawaban biaya yang sebagian besar masukannya tidak mempunyai
hubungan dengan keluarannya. Yang dimaksud dengan anggaran biaya kebijakan
misalnya anggaran yang disusun untuk pusat pertanggungjawaban biaya. Anggaran
biaya kebijakan mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Anggaran biaya tersebut tidak dirancang untuk mengukur efisiensi atau
inefisiensi.

© 2004 Digitized by USU digital library 4


2. Penyusun anggaran bertanggungjawab atas pengeluaran dan jumlah yang
ditentukan, baik lebih ataupun kurang (mungkin dengan toleransi tertentu),
kecuali jika ada perubahan yang disetujui secara nyata.
Anggaran ini merupakan batas atas pengeluaran biaya yang dapat dilakukan
oleh manajer pusat pertanggungjawaban biaya yang bersangkutan sehingga
merupakan pedoman agar biaya yang sesungguhnya tidak melebihi jumlah yang
dianggarkan. Contoh anggaran biaya kebijakan dapat dilihat pada anggaran biaya
administrasi berikut ini (Tabel 2).

Tabel 2
PT. ABC
Budget Biaya Administrasi dan Umum

No Keterangan Rp. Budget


Total Triwul Triwul Triwul III Triwul IV
I II
Gaji dan Tunjangan Rp. 12,500 Rp. 3,000 Rp. 3,100 Rp. 3,200 Rp. 3,200

Biaya Kantor Rp. 2,500 Rp. 500 Rp. 600 Rp 700 Rp 700

Biaya Sewa Rp. 5,000 Rp. 1,250 Rp 1,250 Rp. 1,250 Rp. 1,250

Biaya Telex, Listrik, Rp. 2,000 Rp. 400 Rp 500 Rp 500 Rp. 600
Telp

Pajak dan Retribusi Rp. 4,000 Rp 1,000 Rp 1,000 Rp 1,000 Rp 1,000

Biaya Asuransi Rp. 8,000 Rp. 2,000 Rp 2,000 Rp 2,000 Rp 2,000

Biaya pengangkutan Rp. 7,000 Rp. 15,000 Rp 2,000 Rp 2,000 Rp 1,500

Biaya Penyusutan Rp. 3,500 Rp. 1,000 Rp 750 Rp 750 Rp 1,000

Biaya Umum Rp. 5,500 Rp. 1,500 Rp 1,500 Rp. 1,250 Rp. 1,250

Total Rp. 50,000 Rp. 25,650 Rp 12,700 Rp 12,650 Rp 12,500

Perusahaan dalam contoh di atas merinci rencana biaya untuk setiap triwulan.
lkhtisar anggaran biaya administrasi di atas dihitung dari departemen- departemen
dimana biaya itu terjadi. Masing-masing kepala departemen menyerahkan anggaran
biaya untuk dipertimbangkan dan disetujui oleh direktur keuangan.

C. Pengawasan Biaya Operasional


1. Pengertian dan Fungsi Pengawasan Biaya
Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang menempati urutan yang
paling bawah, tetapi bukan berarti bahwa fungsi ini kalah penting artinya dari fungsi-
fungsi yang lain karena pangawasan justru sudah ada sejak penetapan struktur
organisasi itu sendiri. Pengawasan berarti: mendeterminasikan apa yang telah
dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu
menerapkan tindakan- tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai
dengan rencana.
Pengertian ini menunjukkan adanya hubungan yang sangat erat antara
perencanaan dan pengawasan. Seperti terlihat dalam kenyataan, langkah awal
proses pengawasan sebenamya bermula dari langkah perencanaan, penetapan
tujuan, dan penetapan standar atau sasaran kegiatan. Pengawasan membantu

© 2004 Digitized by USU digital library 5


penilaian apakah perencanaan telah dilaksanakan secara efektif. "Pengawasan
biaya yang efektif mempunyai dua aspek, yakni :
a. Pengawasan operasional
b. Pengawasan akuntansi
Pengawasan operasional adalah pengawasan biaya yang dilakukan
manajemen melalui kegiatan (operasi) perusahaan. Namun dengan berkembangnya
perusahaan; bilamana sasaran hendak dicapai, pengawasan operasional tidak dapat
dipertahankan lebih lama karena hal demikian merupakan pemborosan dan tidak
efisien.
Oleh karenanya pengawasan operasional perlu ditambah dengan pengawasan
akuntansi.
Pengawasan akuntansi adalah pengawasan biaya yang dilakukan melalui
prosedur-prosedur akuntansi dan pencatatan-pencatatan biaya. Karena sasaran
pokok tertuju pada pengelompokan biaya, maka perhatian yang lebih besar tertuju
pada pengawasan akuntasi.
Pengawasan akuntansi bertujuan untuk menciptakan suatu sistem pencatatan
yang dapat mengembangkan pertanggungjawaban biaya-biaya dan arus pekerjaan,
serta memberikan laporan singkat tentang hal-hal yang berkaitan dengan
pengawasan dan laporan statistik untuk mengetahui perkembangan orang-orang
yang bertanggung jawab atas biaya, apakah melaksanakan tugasnya sesuai dengan
kebijaksanaan yang telah ditetapkan atau tidak. Disamping itu pengawasan
akuntansi juga dibutuhkan untuk meyakinkan bahwa manajemen serta perusahaan
dapat memanfaatkan kemajuan teknologi dengan tepat, rnisalnya penggunaan
perangkat komputer untuk mengerjakan pencatatan-pencatatan dari semua kegiatan
perusahaan, mengelompokkan biaya dan penyusunan laporan dengan cepat dan
tepat.
Akuntansi merupakan alat bagi manajemen untuk mengetahui kejadian-
kejadian keuangan selama jangka waktu tertentu, sehingga manajemen dapat
menguasai jalannya perusahaan dan memungkinkan untuk melakukan pengawasan
dengan baik. Dengan demikian akuntansi mempunyai peranan sebagai sumber
informasi bagi manajemen. Agar informasi tersebut benar dan tepat pada saat
diperlukan maka salah satu syaratnya adalah sistem akuntansinya harus
baik.’Sistem akuntansi adalah keseluruhan prosedur dan teknik yang
diperlukan untuk mengumpulkan data dan mengolahnya sehingga terdapat
bahan-bahan informasi maupun alat untuk pengawasan."
Sistem akuntansi yang baik akan dapat menyajikan data keuangan yang
dapat dipercaya dan juga akan memperkuat pengawasan intern karena dengan
sistem akuntansi akan terdapat suatu pengawasan yang bekerja dengan sendirinya
(built in), dalam hal ini melalui suatu sistem tertentu hasil suatu bagian akan diawasi
oleh bagian yang lain melaui berbagai laporan yang sampai ke tangan manajemen.
Akan tetapi sistem yang baik saja belumlah cukup. Ia harus didukung oleh unsur-
unsur lain seperti rencana organisasi yang dapat memisahkan fungsi dan tanggung
jawab secara tepat, praktek-praktek yang sehat dan harus diikuti dan ditaati dalam
melaksanakan togas, personalia yang mutunya seimbang dengan tanggung jawab
yang dibebankan kepadanya. Semua unsur tersebut sama pentingnya, merupakan
dasar dari suatu pengawasan intern yang baik. Menurut Hartanto, pengawasan
intern memiliki arti sebagai berikut :
Di dalam arti yang sempit, istilah tersebut disamakan dengan internal check
yang merupakan prosedur-prosedur mekanis untuk memeriksa ketelitian
dari data administrasi, seperti misalnya mencocokkan penjumlahan
mendatar (horizontal) dengan penjumlahan lurus (vertikal). Dalam arti
yang paling luas, istilah tersebut disamakan dengan manajemen control,
yaitu sistem yang meliputi semua cara-cara yang digunakan oleh

© 2004 Digitized by USU digital library 6


manajemen perusahaan untuk mengawasi mengendalikan (beheren)
perusahaan. Dalam pengertian ini pengawasan intern meliputi : struktur
organisasi, formulir–formulir dan prosedur–prosedur, pembukuan dan
laporan (administrasi, budged dan standar, pemeriksaan intern dan
sebagainya).
Pengawasan intern dimaksud untuk menciptakan suatu alat yang akan
membantu dicapainya pelaksanaan yang berdaya guna dan berhasil guna serta
untuk mencegah atau membatasi pemborosan-pemborosan sehingga dapat ditekan
sesuai dengan yang telah direncanakan dan kemudian mencegah terjadinya tidak
penyelewengan.
Pengawasan dalam suatu perusahaan merupakan suatu rangkaian pekerjaan
yang dilakukan untuk meyakinkan atau mengukur apakah pelaksanaan kegiatan
telah sesuai dengan apa yang telah digariskan semula dimana rnanajemen
rnenginginkan agar rencana organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya dapat
dicapai dengan baik. Akhirnya apabila pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan apa
yang telah direncanakan, harus diambil suatu tindakan atas penyimpangan tersebut.

2. Prosedur pengawasan Biaya Operasional


Tujuan pengawasan biaya adalah untuk memperoleh jumlah produksi atau
hasil yang sebesar-besarnya dengan kualitas yang dikehendaki, dari pemakaian
sejumlah bahan tertentu, tenaga kerja, usaha dan fasilitas yang tersedia. Singkatnya
pengawasan biaya yang sekecil mungkin dalam kondisi yang ada.
Dalam mengawasi pelaksanaan kegiatan organisasi, langkah pertama ialah
menetapkan standar perbandingan, langkah kedua adalah mencatat prestasi
pelaksanaan yang sebenarnya dan langkah ketiga ialah membandingkan biaya yang
sesungguhnya terjadi dengan biaya standar tatkala pekerjaan dilaksanakan.

Langkah terakhir ini mencakup sebagai berikut :


1. Menetapkan perbedaan antara standar dengan prestasi pelaksanaan
sesungguhnya.
2. Menganalisis sebab-sebab terjadinya perbedaan.
3. Mengambil tindakan perbaikan untuk mengendalikan biaya sebenarnya
yang tidak mempuaskan, agar sesuai dengan standar yang ditetapkan
terlebih dahulu.
Untuk mendapatkan suatu patokan biaya yang baik, kita harus mengetahui
biaya-biaya apa yang diperlukan serta jumlah dari masing-masing biaya tersebut.
Oleh karena itu sebelum operasi dijalankan terlebih dahulu masing-masing unsur
biaya tersebut harus dianalisis untuk mengetahui jumlah masing-rnasing biaya yang
seharusnya dalam suatu keadaan tingkat harga dan cara kerja yang normal.
Selanjutnya disusun suatu anggaran yang menjadi rencana kegiatan operasi
perusahaan sekaligus sebagai pembanding dalam penilaian prestasi pelaksanaan
operasi.
Dalam pelaksanaan operasi perusahaan diperlukan adanya ketelitian dan
kecermatan pencatatan atas transaksi yang telah terjadi. Sistem otorisasi dan
prosedur pembukuan merupakan alat bagi manajemen untuk melakukan
pengawasan terhadap jalannya operasi serta transaksi yang tcrjadi. Dalam setiap
prosedur digunakan dokumen yang merupakan bukti terjadinya transaksi yang telah
diotorisasi oleh yang berwenang dan selanjutnya digunakan sebagai dasar
pencatatan.
Pengawasan biaya operasi akan lebih berhasil guna bila dilakukan dengan apa
yang disebut akuntansi pertanggungjawaban atau responsibility accounting yaitu,
bahwa pengawasan harus dilaksanakan oleh pimpinan bagian yang langsung
bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan perusahaan. Staff akuntansi hanya

© 2004 Digitized by USU digital library 7


melakukan pengawasan melalui akuntansi saja yaitu membantu manajemen dengan
memberikan laporan tentang kegiatan operasi, menyoroti bagian-bagian yang
sedang menghadapai kesulitan serta saran-saran yang diperlukan untuk tindakan
perbaikan.
Dalam kepustakaan akuntansi istilah "Responsibility Accounting"
diperkenalkan untuk menunjukkan sistem umum pengawasan akuntansi
yang meletakkan tanggung jawab tertentu kepada kepala-kepala bagian
tertentu atau unit tertentu yang melaksanakan fungsi-fungsi khusus,
dengan memberikan klasifikasi biaya yang baik yang menunjukkan hasil.
pekerjaan unit-unit atau orang-orang yang bertanggung jawab ini.

pengawasaan dengan cara ini, sejalan dengan maksud adanya pemberian wewenang
dan tanggung jawab untuk masing-masing unit kerja atau sebagai pelaksanaannya.
Dalam akuntansi pertanggungjawaban ada tiga hal yang menjadi dasar penilaian;
yang pertama anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya, yang kedua mengenai
prestasi yang dicapai oleh para pelaksana dan yang ketiga mengenai penyimpangan
yang terjadi atau perbedaan antara rencana dan pelaksanaannya.

D. Teknik Analisis Biaya Opersional


Anggaran merupakan komitmen manajer pusat pertanggungjawaban
mengenai prestasi yang seharusnya dicapai. Dalam pelaksanaannya manager tidak
hanya ingin mengetahui selisih antara hasil yang direncankan dengan hasil yang
sesungguhnya terjadi. Disini dapat digunakan analisis selisih antara antara anggaran
dengan realisasinya. Selain itu analisis selisih dapat pula dilakukan terhadap realisasi
prestasi pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan antara periode atau
terhadap prestasi pusat pertanggungjawaban lainnya.
Selisih antara anggaran dengan realisasinya dapat didefinisikan ke dalam
selisih laba (selisih menguntungkan atau favourable variance) dan selisih rugi
(Selisih merugikan atau unfavourable variance. Dalam analisis anggaran biaya
dibandingkan dengan anggarannya. Jika anggaran dapat ditentukan dengan baik
disertai dengan penentuan elemen yang terkendali dan yang tidak terkendali oleh
manajer pusat pertanggungjawaban, maka selisih yang timbul dapat mencerminkan
prestasi manajer pusat pertanggungjawaban.
Selisih yang timbul tersebut dapat dirinci lebih lanjut kedalam selisih yang
menjadi tanggung jawab para manajer yang berada di bawah manajer pusat laba,
yaitu manajer pusat pendapatan clan manajer pusat biaya. Suatu perusahaan yang
pengukuran labanya didasarkan konsep laba bersih dapat mengelompokkan selisih
biaya operasi yang terjadi sesuai dengan tingkat pertanggungjawaban dalam
perusahaan tersebut.

Selisih Biaya Pemasaran

Tujuan pokok departemen pemasaran meliputi :


1. menghasilkan laba kotor .
2. bekerja dalam batas anggaran biaya pemasaran yang telah ditentukan.
Dari tujuan yang kedua ini diperoleh selisih biaya pemasaran. Selisih biaya
pemasaran dapat dirinci setiap elemen biaya.
Analisis biaya pemasaran bertujuan untuk penentuan harga pokok,
pengawasan biaya, perencanaan dan pengarahan kegiatan pemasaran. Cara analisis
biaya pemasaran dapat digolongkan menjadi tiga :
1. Analisis biaya pemasaran menurut jenis biaya
2. Analisi biaya pemasaran menurut fungsi distribusi.

© 2004 Digitized by USU digital library 8


3. Analisis biaya pemasaran menurut cara penerapan usaha pemasaran.

1. Analisis biaya pemasaran menurut jenis biaya.


Didalam analisis ini, biaya pemasaran dipecah sesuai dengan jenis biaya
pemasaran seperti: gaji, biaya iklan, biaya perjalanan, biaya depresiasi, biaya
pemeliharaan kenderaan dan sebagainya. Dengan analisis ini manajemen dapat
mengetahui perincian biaya pemasaran tapi tidak dapat memperoleh informasi
mengenai biaya yang telah dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan pemasaran
tertentu.
Dimisalkan suatu perusahaan menghasilkan 3 jenis produk, biaya
pemeliharaan truk yang dianggarkan Rp. 100.000,-. Karena kerusakan yang tidak
terduga, biaya pemeliharaan yang sebenamya Rp. 175.000,-. Dari keterangan di
atas dapat kita ketahui bahwa telah terjadi penyimpangan sebesar Rp. 75.000,-. Kita
hanya dapat mengetahui hasil akhir dari jenis biaya tersebut, tetapi kita tidak dapat
mengetahui untuk pemasaran produk apa penyimpangan tersebut terjadi atau untuk
kegiatan pemasaran yang mana. Oleh karena itu, cara analisis ini hanya baik
dilakukan jika manajer tidak menghadapi masalah pengukuran efisiensi kegiatan
distribusi tertentu, profitabilitas tiap-tiap produk yang terjual, cara penjualan yang
dijalankan dan profitabilitas tiap-tiap daerah pemasaran.

2. Analisis biaya pemasaran menurut fungsi pemasaran.


Fungsi pemasaran adalah suatu kegiatan pemasaran yang memerlukan
pengeluaran biaya. Analisis biaya pemasaran menurut fungsi pemasaran bertujuan
untuk pengendalian biaya. Langkah analisis biaya pemasaran menurut fungsi
pemasaran adalah sebagai berikut :
a. Ditentukan dengan jelas fungsi-fungsi pemasaran sehingga dapat
diketahui secara tepat siapa yang bertanggung jawab untuk
melaksanakan fungsi tersebut. Contoh pembagian fungsi-fungsi dalam
kegiatan pemasaran seperti: fungsi penjualan, advertensi,
pergudangan, akuntansi serta kredit dan penagihan.
b. Penggolongan tiap jenis biaya pemasaran sesuai dengan fungsinya.
c. Sedapat mungkin ditentukan ukuran jasa yang dihasilkan oleh tiap-
tiap fungsi.
d. Langkah terakhir adalah menentukan biaya persatuan kegiatan
pemasaran dengan cara membagi total biaya pemasaran yang
dikeluarkan untuk fungsi tertentu dengan jumlah satuan jasa yang
dihasilkan oleh fungsi yang bersangkutan.

Biaya per-satuan kegiatan pemasaran tersebut dipakai sebagai biaya standar


dan kegunaannya untuk mengendalikan biaya pemasaran yang sesungguhnya
terjadi.
Contoh :
Jumlah biaya"' fungsi pembungkusan dan pengiriman yang dianggarkan
perbulan Rp. 100.000,-. Berat produk yang dikirim diperkirakan 100 kg, sehingga
tarif standar per kg yang dikirim adalah Rp. 1.000,- (Rp. 100.000,- : 100).
Pada bulan Januari 1996 berat produk yang dikirim ke pembeli sebanyak 90
kg dan biaya pembungkusan dan pengiriman yang sesungguhnya terjadi seperti
berikut ini dapat dilakukan pengendalian dan perencanaan biaya pemasaran.

© 2004 Digitized by USU digital library 9


Bulan Berat Tarif Biaya
Produk Pengepakan Biaya pengepakan dan Pengiriman
yang dan menurut
dikirim Pengiriman
(Kg) (per Kg)
Budget Sesunguhnya Selisih

Jan’96 90 Rp. 1.000,- Rp. 90.000,- Rp. 105.000,- Rp. 15.000,-

3. Analisis biaya pemasaran menurut cara penerapan usaha pemasaran.


Analisis biaya pemasaran ini berguna untuk menyajikan kepada manajemen
profitability usaha pemasaran tertentu. Analisis biaya pemasaran menurut cara
penerapan usaha pemasaran dapat dibagi menurut: (1) jenis produk, (2) daerah
pemasaran, (3) besar pesanan dan (4) saluran distribusi.

Selisih biaya administrasi dan umum.


Secara konseptual dimungkinkan untuk merinci total selisih biaya administrasi
dan umum, selisih biaya di luar usaha ke dalam selisih yang dibelanjakan dan selisih
kapasitas. Namun rincian selisih tersebut jarang dihitung dan biasanya hanya
dibandingkan antara anggaran biaya yang bersangkutan dengan realisasinya. Hal ini
disebabkan karena biaya tersebut pada umumnya merupakan biaya kebijakan.

© 2004 Digitized by USU digital library 10

You might also like