Professional Documents
Culture Documents
B.
Objek PPN
1. Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh Pengusaha. 2. Impor BKP 3. Penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh Pengusaha. 4. Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean. 5. Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean 6. Ekspor BKP berwujud oleh PKP 7. Penyerahan JKP dari dalam daerah pabean ke luar daerah pabean oleh PKP yang menghasilkan dan melakukan ekspor BKP berwujud atas dasar pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan di luar daerah pabean. 8. Ekspor JKP dan atau ekspor BKP tidak berwujud oleh PKP.
Tarif PPN
Tarif PPN adalah sebesar 10% Tarif PPN sebesar 0% diterapkan atas : a. Ekspor BKP b. Penyerahan JKP dari dalam daerah pabean ke luar daerah pabean oleh PKP yang menghasilkan dan melakukan ekspor BKP berwujud atas dasar pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan di luar daerah pabean c. Ekspor JKP dan atau ekspor BKP tidak berwujud 3. Perjalanan wisata (travel),pengiriman barang adalah DPP-nya 10% dari penyerahan JKP ( tarif menjadi 1 % dari penyerahan JKP)
B.
2.
3.
2. 3. 4. 5.
6.
6. Pemanfaatan BKP tidak berwujud atau pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean yang fakturpajaknya tidak memenuhi ketentuan formal dan material 7. Perolehan BKP atau JKP yang pajak masukannya ditagih dengan penertiban Ketetapan Pajak 8. Perolehan BKP atau JKP yang pajak masukannya tidak dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai,yang ditemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan. 9. Perolehan BKP selain barang modal atau JKP sebelum PKP berproduksi. Pajak masukan dapat dikreditkan paling lama 3 bulan sejak diterbitkan faktur pajak Contoh: Faktur pajak diterbitkan pada tanggal 15 Januari 2012.Maksimum dapat dikreditkan pada SPT Masa April 2012.
17. Jasa sehubungan dengan software komputer,termasuk perawatan,pemeliharaan dan perbaikan. 18. Jasa instalasi/pemasangan mesin,peralatan,listrik,telepon,air,gas,AC,dan atau TV kabel selain yang dilakukan oleh wajib pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai ijin dan atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi. 19. Jasa/perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin,peralatan,listrik,telepon,air,gas,AC,TV kabel,alat transportasi/kendaraan dan atau bangunan ,selain yang dilakukan oleh wajib pajak yang ruamg lingkuonya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi. 20. Jasa maklon 21. Jasa penyelidikan dan keamanan 22. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer 23. Jasa pengepakan 24. Jasa penyediaan tempat dan atau waktu dalam media massa,media luar ruang atau media lain untuk penyampain informasi. 25. Jasa pembasmian hama 26. Jasa kebersihan 27. Jasa katering Dalam hal penerima imbalan sehubungan dengan jasa tidak memiliki NPWP,besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% daripada tarif.
Contoh Kasus Contoh I- PPh 23 tarif 15 % untuk customer ber-NPWP PT Telesindo mendapatkan hadiah dari telkom atas pencapain penjualan vouvher Flexi sebesar RP 10.000.000,-Pajak ditanggung pemenang.PT Telesindo merupakan customer ber-NPWP maka perhitungan pajaknya adalah sbb: Perhitungan PPh Pasal 23: Rp 10.000.000 x 15% = Rp 1.500.000,Jumlah diterima PT Telesindo sebesar = Rp 10.000.000,-Rp 1.500.000 = Rp 8.500.000,-
Contoh II-PPh Pasal 23 tarif 30 % untuk costomer Non-NPWP Koperasi ABC mendapatkan hadiah dari Telkom atas pencapaian penjualan voucher flexi sebesar Rp 10.000.0000,-.Pajak ditanggung pemenang.Koperasi ABC merupakan Costomer Non-NPWP maka perhitungan pajaknya adalah sebagai berikut: Perhitungan PPh Pasal 23 : Rp 10.000.000, x 30% =Rp 3.000.0000 Jumlah diterima PT Telesindo sebesar =RP 10.000.000-Rp 3.000.000 =Rp 7.000.000,Ket: apabila customer tidak memiliki NPWP maka dikenakan pajak 100% lebih tinggi. Contoh III PPh Pasal 23 tarif 2% untuk customer ber-NPWP Kopegtel XYZ mengajukan tagihan atas jasa sewa mobil bulan Januari 2012 sebesar Rp 4.000.000,- maka perhitungan pajaknya adalah sbb: Perhitungan PPh Pasal 23 : Rp 4.000.000 x 2% = Rp 80.000 Jumlah diterima kopegtel XYZ sebesar = Rp 4.000.000-Rp 80.000 = Rp 3.920.000,-
Contoh IV-PPh Pasal 23 tarif 4% untuk customer Non NPWP PT Sukamaju mengajukan tagihan atas jasa sewa mobil bulan Januari 2012 sebesar Rp 4.000.000,- maka perhitungan pajaknya adalah sbb: Perhitungan PPh Pasal 23 Rp 4.000.000 x 4 % Jumlah diterima Pt sukamaju sebesar = Rp 160.000 = Rp 4.000.000-Rp 80.000 = Rp 3.840.000,Catatan: Perhatikan penulisan kalimat di surat bukti atau tagihan untuk menentukan jenis jasa yabg dikenakan PPh Pasal 23. Contoh lain PT Telkom menyewa sebuah gedung untuk menyimpan dokumen,di mana pihak gedung tidak bertanggung jawab atas dokumen yang disimpam telkom di gudang tersebut..Maka PPh yang dikenakan atas sewa gedung tersebut merupakan PPh Final (PPh Pasal 4 Ayat 2 atas sewa gedung/bangunan) karena dalam transaksi tersebut yang merupakan objek pajak adalah sewa gedung bukan atas
jasa penyimpanan barang sehingga pajak yang dikenakan adalah PPh Final ( PPh Pasal 4 Ayat 2). Contoh lain PT Telkom menyimpan dokumen di sebuah gedung yang dikelolah oleh perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyimpanan dokumen sehingga dokumen tersebut menjadi tanggung jawab perusahaan tersebut,maka pajak yang dikenakan atas jasa penyimpanan dokumen tersebut adalah PPh Pasal 23.