You are on page 1of 13

MAKALAH FISIOLOGI TUMBUHAN SEL TUMBUHAN

Disusun Oleh: Nama NIM Kelas : Ayu Hilyatul Millah : 115090107111017 :A

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013

BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Fisiologi tumbuhan merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari mengenai proses metabolisme yang terjadi didalam tubuh tumbuhan yang dapat menyebabkan tumbuh dan berkembang. Dimana setiap proses metabolisme pada tumbuhan diyakini dapat dijelaskan secara kimia dan fisika(Lakitan,2011). Tumbuhan merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari berbagai jenis sel yang terspesialisasi yang saling bekerja sama dalam melakukan fungsinya. Organisme multiseluler merupakan organism yang tersusun dari beberapa sel. Sedangkan sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup(Campbell, 2002). Untuk mengetahui proses metabolism yang terjadi dalam tubuh tumbuhan yang merupakan kajian dari fisiologi tumbuhan, tentunya kita harus mempelajari proses dari penyusun unit terkecil dari tumbuhan yaitu sel. Oleh karena itu, maka dilakukan pencarian informasi mengenai sel tumbuhan, termasuk organel-organel penyusun sel tumbuhan dalam bentuk tugas makalah Sel Tumbuhan.

1. 2. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang digunakan dalam makalah Sel Tumbuhan ini adalah : a. b. c. d. Apakah pengertian dari sel? Apa saja organel-organel yang menyusun sel tumbuhan? Bagaimana fungsi masing-masing organel yang menyusun sel tumbuhan tersebut? Bagaimana perbedaan antara sel tumbuhan dan sel hewan?

1. 3. Tujuan Tujuan daripembuatan makalah yang berjudul Sel Tumbuhan ini adalah : a) Untuk mengetahui pengertian dari sel.

b) Untuk mengetahui organel-organel apa saja yang menyusun sel tumbuhan. c) Untuk mengetahui fungsi masing-masing organel dan membran sel yang menyusun sel tumbuhan. d) Untuk mengetahui perbedaan sel hewan dan tumbuhan.

1. 4. Manfaat Manfaat yang diperoleh dalam pembuatan makalah Sel Tumbuhan ini adalah mahasiswa dapat mengetahui organel-organel penyusun sel tumbuhan dan keterkaitan antar organel yang dapat mendukung mahasiswa dalam memahami mata kuliah fisiologi tumbuhan.

BAB II PEMBAHASAN 2. 1. Definisi dan Pembagian Sel Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup, yang berarti sel mampu atau dapat hidup tanpa kehadiran sel yang lain. Sel mampu melakukan pertumbuhan dan reproduksi yang berbeda dengan virus yang tidak memiliki kemampuan reproduksi secara mandiri (Lakitan, 2011). Di alam sel dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Istilah prokariotik dibangun dari kata pro yang artinya sebelum dan karyon yang berarti inti. Ini mengandung bahwa sel prokariotik bukannya tanpa inti, tetapi memiliki inti yang materi intinya tersebar di dalam sitoplasma(Lakitan, 2011).

Gambar 1. Sel eukariot dan sel prokariot (bacterialphylogeny,2007). Eukariotik berasal dari kata Eu artinya sungguh atau benar, dan karyon yang berarti inti. Jadi sel eukaryiotik merupakan sel-sel yang telah memiliki inti sel atau sel yang memiliki materi inti yang terorganisasi dalam suatu selaput, sehingga inti selnya tampak jelas(Lakitan, 2011).

2. 2. Dinding Sel Dinding sel hanya dimiliki oleh sel tumbuhan. Dinding sel dari berbagai spesies tumbuhan memiliki perbedaan tebal tipisnya, lunak kerasnya, kekakuannya, dan seterusnya. Dinding sel pada tumbuhan air berguna untuk melindungi protoplas agar tidak lisis serta sebagai penguat tanaman, sedangkan pada tumbuhan darat berfungsi sebagai pencegah terjadinya dehidrasi(Sumadi dan Marianti, 2007). Dinding sel tersebut berperan untuk melindungi sel tumbuhan, mempertahankan bentuk sel, serta mencegah penghisapan air secara berlebihan. Sebagian penyusun dinding sel adalah senyawa karbohidrat, yaitu selulosa. Selain selulosa, senyawa karbohidrat lainnya yang ikut menyususn dinding sel adalah hemiselulosa dan senyawa pectin. Air juga merupakan

penyusun dinding sel dan sering kali terdapat dalam jumlah yang sangat banyak (Solomon, 1993).

2. 3. Membran Sel Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma sel dan membungkus organel-organel sel lainnya. Membran sel berperan sebagai alat transportasi bagi sel dimana tempat keluar masuknya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struk membran sel terdiri dari dua lapis lipid atau biasa disebut lipid bilayer(Albert dan Gwen,1994). Membran sel terdiri dari beberapa komponen yaitu phospolipid, sfingomyelin, kolesterol, dan glikolipida. Lemak yang terdiri atas bilayer, dimana memiliki bagian hidrofobik dan hidrofilik. Bagian hidrofilik terdiri atas gliserol, phosfat, dan gugus tambahan seperti kolin, serin, dan lain-lain. Sedangkan bagian hidrofobik terdiri dari atas asam lemak(Sackman dan Reinhard, 2001).

Gambar 2. Membran lipid fosfolipid bilayer(Jimmy,2009) Inti hidrofobik membrane menghalangi transport ion dan molekul polar yang bersifat hidrofilik. Molekul hidrofobiK dapat larut dalam membrane dan melintasinya dengan mudah. Contoh contohnya ialah air dan etanol yang cukukp kecil untuk dapat lewat diantar lipid membran. Bilayer lipid tidak sangat permeabel terhadap molekul polar tak bermuatan yang lebih besar, seperti glukosa dan gula lain. Bilayer ini juga relatif tidak permeabel terhadap semua ion, sekalipun ion kecil seperti H+ dan Na+. Atom atau molekul bermuatan dan lapisan airnya sulit menembus lapisan hidrofobik membran.Akan tetapi, bilayer lipid tidak sangat permeable terhadap molekul polar tak bermuatan yang lebih besar, seperti glukosa dan gula lainnya. Bilayer ini juga tidak relative tidak permeable terhadao ion, sekalipun ion kecil seperti H+ dan Na+. Atom atau molekul polar bermuatan dan lapisan airnya sulit menembus lapisan hidrofobik membrane(Campbell,2002).

2. 4. Organel organel Sel Sel tumbuhan tersusun atas organel-organel sel yang terdapat didalam sel tumbuhan. Organel-organel yang menyusun sel meliputi reticulum endoplasma, ribosom, mitokondria, badan golgi, nucleus, peroksisom, vakuola, dan khloroplas. Berikut ini merupakan penjelasan masing-masing organel : 2.5. 1. Nukleus Nukleus atau inti sel pertama kali diidentifikasi oleh Robert Brown pada tahun 1931. Umumnya dapat kita temukan dibagian tengah dan berbentuk ekivalen dengan bentuk selnya. Ukuran nucleus bergantung pada volume sel, jumlah DNA, dan protein, serta berkaitan dengan perkembangan metabolisme(Sumadi dan Marianti, 2007). Nukleus berfungsi untuk mengontrol sintesis protein dalam sitoplasma dengan cara mengirim pesan molekuler yang dalam bentuk RNA. Selain itu didalam nucleus terdapat DNA yang diorganisikan dengan protein mebentuk kromatin (Campbell, 2002).

Gambar 3. Struktur dan bagian nucleus(Farabee,2001). Didalam nukelus terdapat nekleolus atau anak inti yang merupakan butiran asam yang memiliki jumlah tertentu bergantung spesies. Struktur nucleolus terdiri dari zona granuler, zona fibrilar atau nukleolonema, zona amorf dan kromatin nucleolus. Didalam nucleus terdapat subtansi yang menyerupai sitoplasma yang disebut dengan nukeoplasma. Nukleoplasma merupakan subtansi transparan dan semi solid, yang terdapat tersuspensinya kromatin dan nucleolus. Komposisinya tersusun atas asam nukleat yang merupaka materi genetik, protein, dan garam-garam mineral(Sumadi dan Marianti, 2007). 2.5. 2. Mitokondria Dalam tumbuhan mitokondria ditemukan dalam bentuk dan ukuran yang beragam, bulat atau memanjang berdiameter 0.5 1.0 mikrometer dan panjangnya antara 1-4 mikrometer. Organel ini memiliki membrane ganda yang membentuk lipatan-lipatan yang

disebut dengan cristae yang berbeda dengan khloroplas. Cristae mengandung hampir semua enzim yang berperan dalam memacu system pengangkutan electron yang dihasilkan oleh reaksi dari siklus Krebs. Reaksi-reaksi itu berlangsung pada matriks(Lakitan, 2011).

Gambar 4. Struktur dalam mitokondria(Avonapbio, 2012).

2.5. 3. Retikulum Endoplasma Retikulum endoplasma merupakan lembaran-lembaran yang berlipat-lipat,

mengelilingi suatu ruangan yang disebut lumen yang berbentuk labirin. Membran Retikulum endoplasma bersifat kontinyu dan tidak terputus, serta tertutup membentuk lumen yang memisahkan dengan lingkungan sitoplasma. Retikulum endoplasma terbagi menjadi dua bentuk yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus. Hal ini disebut kasar dan halusnya dikarenakan ribosom yang menempel pada retikulum endoplasma. Butiran butiran ribosom akan mensistesis rantai polipeptida, yang elongasinya tidak berada di sitosol, melainkan menembus membrane retikulum endoplasma . Protein transmebran yang berda didalam membrane diperuntukkan bagi membrane organel yang lain, dan protein yang lain dilepas didalam sinterna retikulum endoplasma diperuntukkan bagi organel lainnya atau disekresikan. Pada membrane retikulum endoplasma memiliki kandungan protein lebih tinggi daripada lipidnya bila dibandingkan dengan membrane sel. Hal ini menyebabkan perpindahan ke arah lateral lebih mudah daripada membrane sel sehingga retikulum endoplasma dikatan lebih dinamis dibandingkan dengan membran sel(Sumadi dan Marianti, 2007).

Gambar 5. Struktur anatomi Retikulum Endoplasma(micromaghnet,2004). 2.5. 4. Kloroplas Khloroplas merupakan organel yang hanya ditemukan pada sel tumbuhan yang umumnya berkaitan dengan fotosintesis. Organel ini dapat diamati dengan mikroskop cahaya dengan perbesaran paling kuat. Khloroplas memiliki double membrane yaitu membrane dalam dan membrane luar yang dipisahkan oleh ruang antar mebran. Membrane dalam tidak membentuk Krista seperti dimiliki oleh mitokondria, namun berhubungan dengan kompleks membrane di bagian dalamnya. Disela-sela kompleks tersebut berisis morf matriks yang disebut stroma yang setara dengan matriks mitokondria. Kompleks membrane dalam memiliki bentuk s[erti kantung pipih yang disebut tilakoid. Tumpukan tilakoid disebut dengan ganum. Membrane dalam khloroplas berisi karier khusus untuk mentranspor agen metabolic penting dalam fotosintesis. Membran tilakoid berisi enzim-enzim lengkap untuk reaksi terang fotositesis, yang dapat ditemukan kholorofil, pembawa electron, dan faktor yang menggandeng transport electron pada fosforilasi(Sumadi dan Marianti, 2007).

Gambar 6. Struktur dalam kloroplas(S-cool,2013)

2.5. 5. Vakuola Vakuola ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah. Pada sel daun dewasa, vakuola mendominasi sebagian besar ruang sel sehingga seringkali sel terlihat sebagai ruang kosong karena sitosol terdesak ke bagian tepi dari sel. Bagi tumbuhan, vakuola berperan sangat penting dalam kehidupan karena mekanisme pertahanan hidupnya bergantung pada kemampuan vakuola menjaga konsentrasi zat-zat terlarut di dalamnya. Proses pelayuan, misalnya, terjadi karena vakuola kehilangan tekanan turgor pada dinding sel. Dalam vakuola terkumpul pula sebagian besar bahan-bahan berbahaya bagi proses metabolisme dalam sel karena tumbuhan tidak mempunyai sistem ekskresi yang efektif seperti pada hewan(Salisbury, 2000). Vakuola ini menyimpan bahan kimiwi, memecah makromolekul, dan dengan membesar, memainkan peran utama dalam pertumbuhan tanaman. Membran vakuola (tonoplas) memisahkan sitosol dari larutan di dalam vakuola, yang disebut getah sel. Seperti semua membran selular, tonoplas bersifat selektif dalam menyalurkan bahan terlarutnya. Oleh sebab itu getah sel berbeda komposisinya dari sitosol. Fungsi vakuola termasuk penyimpanan, pembuangan limbah, perlindungan, dan pertumbuhan(Salysbury dan Ross, 2000).

2.5. 6. Ribosom Ribosom banyak kita jumpai melekat pada reticulum endoplasma dan permukaan luar inti sel atau nucleus. Ribosom sering kali membentuk poliribosom atau polisom yang beebentuk rantai-rantai yang diikat antara unit yang satu dengan yang lain oleh m-RNA atau messenger Ribonucleic acid. Organel ini berfungsi untuk mensistesis protein pada kloroplas dan mitokondria(Lakitan, 2011). Ribosom juga terdapat secara bebas di dalam matriks sitoplasma. Ribosom yang bebas menghasilkan protein struktural dan enzim yang digunakan untuk metabolisme sel itu sendiri (Clegg and Mackean, 2000).

Gambar 7. Struktur anatomi ribosom(Micromaghnet,2005).

2.5. 7. Peroksisom Peroksisom berukuran mirip dengan lisosom dan dapat ditemukan dalam semua sel eukariota.Organel ini dinamai demikian karena biasanya mengandung satu atau lebih enzim yang terlibat dalam reaksi oksidasi menghasilkan hidrogen peroksida atau H2O2. Hidrogen peroksida merupakan bahan kimia beracun, namun di dalam peroksisom senyawa ini digunakan untuk reaksi oksidasi lain atau diuraikan menjadi air dan oksigen. Salah satu tugas peroksisom adalah mengoksidasi asam lemak panjang menjadi lebih pendek yang kemudian dibawa ke mitokondria untuk oksidasi sempurna.Peroksisom pada sel hati dan ginjal juga mendetoksifikasi berbagai molekul beracun yang memasuki darah, misalnya alkohol. Sementara itu, peroksisom pada biji tumbuhan berperan penting mengubah cadangan lemak biji menjadi karbohidrat yang digunakan dalam tahap perkecambahan(Salysbury dan Ross, 2000).

Gambar 8. Struktur anatomi peroksisom(Mela, 2012).

2.5. 8. Badan Golgi Pada Tumbuhan apparatus golgi oleh para ahli biologi sering disebut dengan diktiosom yang berasal dari kata dicty artinya jala dan soma adalah badan. Jadi diktiosom dengam pengamatan menggunakan mikrograf electron akan tampak seperti anyamananyaman benang hitam, dan badan-badan kecil berbentuk bola yang terletak didekat nucleus. Aparatus golgi terdiri dari setumpuk kantong pipih yang tersusun dari membrane yang serupa dengan membrane sel. Organel ini berasosiasi dengan reticulum endoplasma kasar, bukan menyatu utuh tetapi terpisah oleh jarak yang sempit. Aparatus golgi terlibat dalam beberapa kegiatan sel antara lain adalah perakitan protein dan lipid berkarbohidrat tinggi atau glikolisis, perbaikan membrane sel dan sekresi(Sumadi dan Marianti, 2007).

Gambar 9. Struktur anatomi apparatus golgi(Micromaghnet,2006).

BAB III KESIMPULAN

Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup, yang berarti sel mampu atau dapat hidup tanpa kehadiran sel yang lain. Sel dilindungi oleh membrane sel yang bersifat semipermabel. Sel tumbuhan memiliki dinding sel yang berfungsi sebagai pencegah terjadinya dehidrasi. Organel-organel yang menyusun sel meliputi reticulum endoplasma, ribosom, mitokondria, badan golgi, nucleus, peroksisom, vakuola, dan khloroplas. Selain itu sel memiliki membran sel yang merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma sel dan membungkus organel-organel sel lainnya yang berperan sebagai alat transportasi bagi sel dimana tempat keluar masuknya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel.

DAFTAR PUSTAKA

Albert, and Gwen V. Child. 1994. Molecular Biology of The Cell. Garland Publishing. New York. Avonapbio. 2012. Mitochondria: The power House of a Cell

http://avonapbio.pbworks.com/w/page/9429473/Mitochondria%3A%20The%20Powerh ouse%20of%20a%20Cell. Diakses 18 February 2013. Bacterialphylogeny. 2007. The Origin of the Eukaryotic Cell.

http://www.bacterialphylogeny.com/eukaryotes.html. Diakses 18 February 2013. Campbell, et al. 2003. Biology Fifth Edition. Penerbit Erlangga. Jakarta. Clegg, C. J. and D. G. Mackean. 2000. Advanced Biology: Principles and Applications 2nd Edition. John Murray Publisher Ltd. London. Farabee, M.J. 2001. Cell II : Cellular Organization. http://ridge.icu.ac.jp/biobk/BioBookCELL2.html. Diakses 18 Februari 2013. Jimmy. 2009. Membrane. http://fhs-bio-wik.ipbworks. com/w/page /1214578 5 /Membranes. Diakses 18 February 2013. Lakitan, Benyamin. 2011. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Grafindo Persada. Jakarta. Mederi. 2010. Cell of Life Beings. http://mederigamamv.blogspot.com/p/characteristics-ofplant-cells-and.html. Diakses 16 Februari 2013. Mela. 2012. Peroksisom. http://melajr.wordpress.com/page/2/. Diakses 18 Februari 2013. Micromaghnet. 2004. The Endoplasmic Reticulum. http://mederigamamv.blogspot.com/p/characteristics-of-plant-cells-and.html. Diakses 15 Februari 2013. Micromaghnet. 2005. Ribosomes. http://micro.magnet.fsu.edu/cells/ribosomes/ribosomes.html. Diakses 17 Februari 2013. Micromaghnet. 2006. The Golgi Aparatus.

http://micro.magnet.fsu.edu/cells/golgi/golgiapparatus.html. Diakses 17 Februari 2013. S-cool. 2013. Organelles. http://www.s-cool.co.uk/a-level/biology/cells-and-organelles/reviseit/organelles. Diakses 18 February 2013.

Sackman, Erick., Reinhard lipowsky. 2001. Structure and dynamics of membrans. Elsevier: New York. Salisbury, F.B dan C.W. Ross. 2000. Fisiologi Tumbuhan. ITB Bandung . Bandung. Solomon, E.P, Linda R. Berg, Diana W. Martin, and Claude Ville. 1993. Biology Third Edition. Saunders College Publisher. USA. Sumadi dan Aditya Marianti. 2007. Biologi Sel. Graha Ilmu. Yogyakarta.

You might also like