You are on page 1of 21

BILANGAN, ANGKA DAN SISTEM NUMERASI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Matematika 1

Dosen : Dr.Riyadi,M.Si

Oleh

Ambar Febriyanti (K7112012)

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD) JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul BILANGAN, ANGKA DAN SISTEM NUMERASI ini telah dapat diselesaikan. Melalui kesempatan yang sangat berharga ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini, terutama kepada yang terhormat : 1. Bapak Riyadi selaku dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Matematika 1 2. Teman-teman kelas 1A prodi PGSD Universitas Sebelas Maret dan semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberi informasi-informasi kepada semua pihak. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, untuk itu penulis mengharapkan segala kritik dan saran dari berbagai pihak demi perbaikan penyusunan makalah berikutnya.

Surakarta, September 2012

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................................................1 Kata Pengantar .......................................................................................................................2 Daftar Isi ................................................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................4 A. Latar Belakang .....................................................................................................4 B. Rumusan Masalah ................................................................................................4 C. Tujuan ..................................................................................................................5 D. Manfaat ................................................................................................................6 BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................................................7 A. Bilangan dan Angka .............................................................................................7 B. Sistem Numerasi ..................................................................................................8 1. Sistem Turus ..................................................................................................9 2. Sistem Mesir Kuno ........................................................................................9 3. Sistem Babilonia ............................................................................................11 4. Sistem Maya...................................................................................................13 5. Sistem Romawi ..............................................................................................14 6. Sistem Arab-Hindu ........................................................................................16 7. Sistem Cina ....................................................................................................17 8. Sistem Yunani ................................................................................................18 BAB III KESIMPULAN........................................................................................................20 Daftar Pustaka ........................................................................................................................21

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang Pada zaman purbakala, pengetahuan matematika diperlukan dalam ilmu teknik oleh bangsa-bangsa yang bermukim di sepanjang sungai untuk keperluan mengendalikan banjir, mengeringkan rawa-rawa, membuat irigasi, penghitungan hasil pertanian dan peternakan. Bangsa Mesir hidup disepanjang Sungai Nil, bangsa Babilonia hidup di sepanjang Sungai Efrat-Tigris, bangsa Hindu di sepanjang Sungai Indus dan Gangga, bangsa Cina di sepanjang Sungai Huang Yo dan Yang Tze. Mereka memerlukan matematika untuk perhitungan sederhana. Untuk keperluan tersebut diperlukanlah bilangan-bilangan. Kebutuhan terhadap bilangan mula-mula sederhana tetapi makin lama makin meningkat, sehingga manusia perlu mengembangkan sistem numerasi. Sejak zaman dahulu kala, manusia berkepentingan dengan bilangan untuk menghitung banyak ternaknya,mengukur luas sawahnya,untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Kebutuhan terhadap bilangan tersebut mula-mula sederhana,tetapi makin lama makin meningkat ,sehingga manusia perlu meningkatkan dan mengembangkan sistem numerasi. Sistem numerasi pun terus berkembang selama berabad-abad ,dari masa ke masa hingga saat ini. Dengan mempelajari sejarah perkembangan sistem numerasi ,notasi pangkat dan algoritma dalam operasi aritmatika ,kita dapat lebih menghayati ,lebih mengagumipara pendahulu kita . betapa hebat dan uletnya para penemu yang hidup pada abad-abad yang silam. Betapa indah dan menakjubkannya penemuan-penemuan di bidang matematika tersebut ,sehingga kita bisa lebih mencintai dan lebih menyukai matematika yang oleh sebagian besar murid dianggap sebagai hal yang ditakuti.

B. Rumusan Masalah 1. Apa sajakah sistem numerasi yang pernah digunakan dan dikembangkan oleh para pendahulu kita?

C. Tujuan Dalam penyusunan makalah ini ada beberapa tujuan yaitu: 1. Memahami beberapa sistem numerasi 2. Memahami sistem numerasi dengan menggunakan nilai tempat

D. Manfaat Adapun manfaat yang dapat diambil dari pembuatan makalah ini adalah: 1. Semoga makalah ini dapat menjadi referensi dalam pembuatan makalah selanjutnya 2. Dapat memberikan pengetahuan lebih terutama dalam mata kuliah Pendidikan Matematika 1

BAB II KAJIAN TEORI

A. Bilangan dan Angka Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut sebagai angka atau lambang bilangan. Dalam matematika, konsep bilangan selama bertahuntahun lamanya telah diperluas untuk meliputi bilangan nol, bilangan negatif, bilangan rasional, bilangan irasional, dan bilangan kompleks. Prosedur-prosedur tertentu yang mengambil bilangan sebagai masukan dan menghasil bilangan lainnya sebagai keluran, disebut sebagai operasi numeris. Operasi uner mengambil satu masukan bilangan dan menghasilkan satu keluaran bilangan. Operasi yang lebih umumnya ditemukan adalah operasi biner, yang mengambil dua bilangan sebagai masukan dan menghasilkan satu bilangan sebagai keluaran. Contoh operasi biner adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan perpangkatan. Bidang matematika yang mengkaji operasi numeris disebut sebagai aritmetika Dalam penggunaan sehari-hari, angka dan bilangan seringkali dianggap sebagai dua entitas yang sama. Selain itu terdapat pula konsep nomor yang berkaitan. Secara kaku, angka, bilangan, dan nomor merupakan tiga entitas yang berbeda. Angka adalah suatu tanda atau lambang yang digunakan untuk melambangkan bilangan. Contohnya, bilangan lima dapat dilambangkan menggunakan angka Hindu-Arab 5 (sistem angka berbasis 10), 101 (sistem angka biner), maupun menggunakan angka Romawi V. Lambang 5, 1, 0, dan V yang digunakan untuk melambangkan bilangan lima disebut sebagai angka. Nomor biasanya menunjuk pada satu atau lebih angka yang melambangkan sebuah bilangan bulat dalam suatu barisan bilangan-bilangan bulat yg berurutan. Misalnya kata nomor 3 menunjuk salah satu posisi urutan dalam barisan bilangan-bilangan 1, 2, 3, 4, , dst. Kata nomor sangat erat terkait dengan pengertian urutan. Menurut sejarah ketika orang melakukan kegiatan membilang atau mencacah kebingungan untuk memberikan lambang bilangannya. tetapi kemudian dibuatlah sistem 6

numerasi yaitu sistem yang terdiri dari numerial (lambang bilangan/angka) dan number (bilangan). Sistem numerasi adalah aturan untuk menyatakan menuliskan bilangan dengan menggunakan sejumlah lambang bilangan. Bilangan sendiri itu adalah ide abstrak yang tidak didefinisikan. Setiap Bilangan mempunyai banyak lambang bilangan. Satu lambang bilangan menggambarkan satu bilangan. Setiap bilangan mempunyai banyak nama. Misal bilangan 125 mempunyai nama bilangan seratus dua puluh lima. terdiri dari lambang bilangan 1, 2, dan 5. Angka/digit terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 lambang bilangan ini disebut angka hindu arab yang digunakan sampai sekarang Sebelum angka hindu arab ditemukan, terdapat lambang bilangan mesir kuno yang disebut heroglip, lambang bilangan romawi, lambang bilangan babilon, lambang bilangan maya, Lambang Bilangan dan Perkembangannya

Konsep bilangan pada awalnya hanyalah untuk kepentingan menghitung dan mengingat jumlah. Lambat laun, setelah para ahli matematika menambah perbendaharaan simbol dan kata yang tepat untuk mendefinisikan bilangan, bahasa matematika ini menjadi sesuatu yang penting dalam setiap perubahan kehidupan. Tak pelak lagi, bilangan senantiasa hadir dan dibutuhkan dalam sains, teknologi dan ekonomi bahkan dalam dunia musik, filosofi dan hiburan. Berdasarkan fakta sejarah peradaban manusia, dahulu kala ketika orang primitif hidup di Gua-gua dengan mengandalkan makanannya dari tanaman dan pepohonan disekitar gua atau berburu untuk sekali makan, kehadiran bilangan, hitung menghitung atau matematika tidaklah terlalu dibutuhkan. Tetapi, tatkala mereka mulai hidup untuk persediaan makanan, mereka harus menghitung berapa banyak ternak miliknya dan milik tetangganya atau berapa banyak persediaan makanan saat ini, mulailah mereka membutuhkan dan menggunakan hitung menghitung. Mula-mula, manusia menggunakan benda-benda seperti kerikil, sampul pada tali, jari jemari, atau ranting pohon untuk menyatakan banyaknya hewan dan kawanannya atau anggota keluarga yang tinggal bersamanya. Inilah dasar pemahaman tentang konsep bilangan. Ketika seseorang 7

berfikir bilangan dua, maka dalam benaknya telah tertanam pengertian terdapat benda sebanyak dua buah. Misalnya, dalam gambar 1.3 terdapat dua buah katak dan dua buah kepiting dan selanjutnya kata dua dilambangkan dengan 2.

B. Sistem Numerasi Sistem numerasi adalah sekumpulan lambang dan aturan pokok untuk menuliskan bilangan. Lambang yang menyatakan suatu bilangan disebut numeral/ lambang bilangan. Banyaknya suku bangsa di dunia menyebabkan banyaknya sistem numerasi yang berbeda. Oleh karena itu suatu bilangan dapat dinyatakan dengan bermacam-macam lambang, tetapi suatu lambang menunjuk hanya pada satu bilangan. Secara umum, sistem numerasi yang pertama-tema digunakan, merupakan sistem penjumlahan,sistem perkalian,dan sistem nilai tempat. Penjumlahan yang mula-mula digunakan dinyatakan dalam sekumpulan simbol-simbol. Sebuah bilangan yang dinyatakan dengan kumpulan simbol merupakan jumlah dari bilangan-bilangan yang dinyatakan oleh masingmasing simbol . Misalnya: a) @ adalah simbol-simbol dalam sistem mesir , artinya 111(=100+10+1) b) XI adalah simbol-simbol dalam sistem romawi yang artinya 11(=10+1) Berikut ini akan dikenalkan beberapa sistem numerasi yang pernah digunakan dan dikembangkan oleh para pendahulu kita. 1. Sistem Turus Salah satu sistem numerasi yang pertama-tama digunakan adalah sistem turus,sistem ini menggunakan simbol tongkat untuk menyatakan suatu bilangan. Misalnya ,menunjukkan bilangan 6 ternak. Hingga saat ini pun kita masih menggunakan sistem turus ini, misalnya untuk mencatat skor suatu pertandingan olahraga. Sebagai ilustrasi : 5 dan . Merupakan simbol-simbol yang menunjukkan bilangan yang sama.

2. Sistem Mesir Kuno Sistem numerasi ini merupakan salah satu pelopor dari sistem penjumlahan yang tercatat dalam sejarah yaitu kurang lebih 3000 S.M. ( Glenn John and Litter, Graham dalam A dictionary 8

of mathematics,1984,p.58) tulisan pada jaman mesir ((kurang lebih 650 S.M)ditulis pada papyrus (dari kata papu,yaitu semacam tanaman) atau pada perkamen (kulit kambing). Sistem numerasi ini menggunakan simbol berupa gambar-gambar Tongkat Tulang tumit Gulungan tali Bunga Teratai Telunjuk Polliwing / burbot ( berudu ) Orang terheran-heran Bangsa Mesir Kuno telah mengenal alat tulis sederhana menyerupai kertas yang disebut papyrus. Mereka membuat tulisan gambar dengan menggunakan sejenis pena dengan tinta berwarna hitam-merah.tulisan mesir kuno sering disebut tulisan Hieroglif,dan tulisan ini ditemukan dalam bentuk papyrus.Tulisan Mesir kuno dioperkirakan dikembangkan pada tahun 3400 SM. Tulisan matematika Mesir yang paling panjang adalah Lembaran Rhind (kadangkadang disebut juga Lembaran Ahmes berdasarkan penulisnya), diperkirakan berasal dari tahun 1650 SM tetapi mungkin lembaran itu adalah salinan dari dokumen yang lebih tua dari Kerajaan Tengah yaitu dari tahun 2000-1800 SM. Lembaran itu adalah manual instruksi bagi pelajar aritmetika dan geometri. Selain memberikan rumus-rumus luas dan cara-cara perkalian, pembagian, dan pengerjaan pecahan, lembaran itu juga menjadi bukti bagi pengetahuan matematika lainnya, termasuk bilangan komposit dan prima; rata-rata aritmetika, geometri, dan harmonik; dan pemahaman sederhana Saringan Eratosthenes dan teori bilangan sempurna (yaitu, bilangan 6). Lembaran itu juga berisi cara menyelesaikan persamaan linear orde satu juga barisan aritmetika dan geometri. Symbol-simbol dalam Mesir Kuno dapat diletakkan dengan urut sembarang, sehingga untuk menyatakan Notasi matematika Mesir Kuno bersifat desimal (berbasis 10) dan didasarkan pada simbol-simbol hieroglif untuk tiap nilai perpangkatan 10 (1, 10, 100, 1000, 10000, 100000, 1000000) sampai dengan sejuta. Tiap-tiap simbol ini dapat ditulis sebanyak apapun sesuai dengan bilangan yang diinginkan; sehingga untuk menuliskan bilangan delapan puluh atau delapan ratus, simbol 10 atau 100 ditulis sebanyak delapan kali.Karena metode perhitungan 9

mereka tidak dapat menghitung pecahan dengan pembilang lebih besar daripada satu, pecahan Mesir Kuno ditulis sebagai jumlah dari beberapa pecahan. Sebagai contohnya, pecahan dua per tiga (2/3) dibagi menjadi jumlah dari 1/3 + 1/15; proses ini dibantu oleh tabel nilai [pecahan] standar. Simbol-simbol dalam sistem mesir dapat diletakkan dengan urutan sembarang. Sehingga untuk menyatakan suatu bilangan yang sama dapat ditulis dengan beberapa cara. Dengan perkataan lain, sistem mesir tidak mengenal nilai tempat (sedang dalam sistem yang kita gunakan. 43 nilainya berbeda dengan 34). Contoh 1: 43 dapat ditulis sebagai Atau Atau Dan sebagainya Contoh 2 : =300 +30+3 =333 b. =40+5 =45 :

a. @@@

3. Sistem Babilonia Sistem numerasi babilonia ini digunakan kira-kira 3000 S.M (Glenn John and Litter, Graham dalam A dictionary of mathematics , 1984) Pada masa itu orang menulis angka-angka dengan sepotong kayu pada tablet yang terbuat dari tanah liat ( clay tablets)

10

Simbol baji

digunakan untuk menyatakan 1 dan simbol < untuk 10 , kedua simbol

tersebut digunakan untuk menyatakan bilangan bilangan 1-59, yaitu dengan cara menuliskan kedua simbol itu secara berulang-ulang. Contoh : <<< =35 Selanjutnya untuk menyatakan 60 dan 1 ditulis dengan simbol yang sama , yaitu . Beda antara dengan 60 dan 1 ditunjukkan dengan adanya jarakyang agak jauh diantarasimbol-simbol itu. a) b) c) < << < berarti 1.60+1=71 berarti 2.60+2=122 berarti 11.60+21=681

ciri-ciri dari sistem babilonia : a. b. c. d. menggunakan bilangan dasar (basis)60 menggunakan nilai tempat (setiap posisi dipisahkan oleh sebuah jarak) simbol-simbol yang digunakan adalah tidak mengenal simbol nol dan <

Simbol Angka Babilonia


berarti 1 < berarti 10

11

4. Sistem Maya Peradaban Maya telah menetap di wilayah Amerika Tengah dari sekitar 2000 SM, meskipun yang disebut sebagai Periode Klasik membentang dari sekitar 250 AD sampai 900 AD. Pentingnya astronomi dan perhitungan kalender Maya dalam matematika masyarakat diperlukan, dan Maya yang dibangun cukup awal sistem nomor yang sangat canggih, mungkin lebih maju dari yang lain di dunia pada saat itu (meskipun perkembangan cukup sulit). Tulisan atau angka yang dikembangkan bangsa Maya bentuknya sangat aneh,berupa bulatan lingkaran kecil dan garis-garis.Hal ini tentu dipengaruhi oleh alat tulis yang dipakai,yaitu tongkat yang penampangnya lindris (bulat),sehingga dengan cara manusukkan tongkat ke tanah liat akan berbekas lingkaran atau dengan meletakkan tingkat mereka sehingga berbekas aris. Ciri-ciri sistem numerasi Maya : Menggunakan basis 20 Mengenal simbol 0 yaitu () Ditulis secara tegak atau vertikal

12

Sistem ini menggunakan basis 20,tetapi bilangan kelompok kedua adalah (18) (20) Sebagai ganti dari (20),bilangan kelompok ketiga adalah (18) (20) sebagaiganti dari (20) dan seterusnya (18) (20).

Contoh: menulis 258.458 dalam bilangan Maya 1(20)4 = 160.000 12(20)3= 96.000 6(20)2 = 2(20)1 = 18(20) = a.
0

2.400 40 18 + 258.458 b.

2(20) =40 3 = 3 43

1(20) =20 0 = 0 20

5. Sistem Romawi ( kurang lebih 500 SM 1600) Bangsa Romawi menggunakan angka-angka untuk perhitungan. Lambang Romawi menggunakan huruf besar yang sejalan dangan pemikiran orang-orang Yunani.Lambang Romawi yang digunakan bangsa Romawi pada tahun 100 dan sampai saat ini masih digunakan adalah seperti disamping.

13

Angka Romawi sangat terkenal saat ini, dan sistem angka yang dominan untuk perdagangan dan administrasi di sebagian besar bangsa Eropa.Sistem numerasi Romawi berbasis 10,sistem ini menggunakan sisitem aditif.asas menjumlahkan dipakai dari zaman purbakala sampai pertengahan.Sebagai berikut : 2599 = 2000 + 500 + 50 + 40 + 9 = MMDLXXXXIX. Penulisan lambang bilangan Romawi tidak diperkenankan megulang lambang yang sama lebih dari tiga kali secara berturut-turut,oleh karenanya menuliskan 90 yang sama benar adalah XC bukan LXXXX.Untuk penulisan angka yang besar menggunakan pekalian dengan 1000 dengan menulisakan tanda garis diatas huruf. Empat prinsip yang digunakan dalam system Romawi : 1) Pengulangan Angka yang boleh diulang adalah I , X ,C , M ( tidak boleh diulang lebih dari 3x ). Contoh : 20 = XX , 3= III 4IIII tetapi 4=IV 100 LL tetapi 100=C 2) Penjumlahan Jika suatu angka diikuti oleh angka yang lebih kecil, maka nilai angka yang lebih kecil menambah nilai angka sebelumnya . Yang boleh mengikuti adalah angka I, V, X, L , C , D ) Contoh : VI =6 XI=11 MD=1.500 3) Pengurangan

14

Jika angka yang lebih kecil mendahului nilai angka yang lebih besar, maka nilai angka yang lebih kecil mengurangi nilai angka yang lebih besar Contoh : IX =9, CM =900 49IL tetapi 49=XLIX 999IM tetapi 999= CMXCIX 4) Perkalian Dengan menambahkan tanda strip ( ), dibaca bar diatas angka romawi maka akan menambah nilai angka tersebut menjadi 1000 x nya . X= 10.000 D = 500.000.000

X= 10.000 D = 500.000.000 I =1, V =5 , X =10, L =50, C =100, M =1000 I disebut UNUS V disebut QUINQUE X disebut DECEM L disebut QUINQUAGINTA C disebut CENTUM

6. Sistem Arab Hindu (Mulai dipakai kurang lebih tahun 1000) Ciri-ciri sistem Arab Hindu: a. b. c. d. Menggunakan basis 10 Menggunakan nilai tempat Menggunakan angka : 1 2 3 4 ..... 9 Mengenal simbol 0

Karena sistem ini menggunakan basis 10 maka disebut juga sebagai sistem desimal. Sistem desimal ini menggunakan ide nilai tempat, misalnya 492: 4 menunjukkan 4 buah himpunan seratusan (400) 9 menunjukkan 9 buah himpunan sepuluhan (90) 2 menunjukkan 2 buah himpunan satuan (2) 15

Adapun sifat-sifatnya: Menggunakan 10 angka / digit yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 Menggunakan sistem bilangan dasar sepuluh (basis 10). Artinya setiap sepuluh satuan dikelompokkan menjadi satu puluhan, setiap sepuluh puluhan menjadi satu ratusan, dan seterusnya. Bilangan-bilangan yang lebih besar daripada 9 dinyatakan sebagai bentuk suku-suku yang merupakan kelipatan dari perpangkatan 10. Antar suku dipisahkan oleh tanda plus ( + ). Misalnya : 10 = 1x101+0x100 205= 2x102+ 0x100+ 5x100 Menggunakan aturan tempat Contoh: 1.234 1= ribuan 2= ratusan 3= puluhan 4= satuan Pada system Hindu-Arab mengenal angka nol (0) dan system ini menggunakan basis 10 maka disebut juga dengan system decimal.

7. Sistem Numerasi Cina Sistem numerasi cina menggunakan batang bambu kecil diatur untuk mewakili angka 1sampai 9, yang kemudian tempat di kolom mewakili unit, puluhan, ratusan, ribuan, dll.Bangsa cina juga menuliskanangka mengggunakan alat tulis yang dinamakan pit dimana bentuknnya menyerupai kuas. Oleh karena itu suatu sistem nilai tempat desimal, sangat mirip dengan yang kita gunakan saat ini - memang itu adalah sistem nomor pertama tersebut, diadopsi oleh orang Cina lebih dari seribu tahun sebelum diadopsi di Barat - dan itu membuat perhitungan bahkan cukup kompleks sangat cepat dan mudah. Penggunaan sempoa sering dianggap sebagai ide Cina, meskipun beberapa jenis sempoa telah digunakan di Mesopotamia , Mesir dan Yunani , mungkin jauh lebih awal 16

daripada di Cina (Cina pertama sempoa, atau "suanpan", kami tahu tanggal sampai sekitar abad ke 2 SM). Sistem numerasi cina menggunakan sistem aditif dan pengelompokkan.Untuk menyatakan bilangan 34876,bilangan ini dipilah-pilah menjadi 34876 = 34x1000 + 8x100 + 70 + 6.

8. Sistem Numerasi Yunani Sistem angka Yunani kuno, yang dikenal sebagai angka Attic atau Herodianic, sepenuhnya dikembangkan oleh sekitar 450 SM, dan dalam penggunaan rutin mungkin sebagai awal Abad ke-7 SM.Bangsa Yunani mengenal huruf dan angka pada tahun 600 SM yang ditandai dengan tulisan-tulisan bangsa Yunani pada kulit kayu atau logam sehingga bentuk tulisannya pun terlihat kaku dan kuat. Sistem Yunani Kuno Attik menggunakan sifat aditif,contohya :

2897 = 2000 + 500 + 300 +50 + 20 + 5 + 4 = 2x1000 + 500 + 3x100 + 50 + 2x10 +5 + 4x1. Sistem Yunani ini berbasis 10 sistem serupa dengan sebelumnya Mesir satu (dan bahkan lebih mirip dengan kemudian Romawi sistem), dengan simbol-simbol untuk 1, 5, 10,, 50 100, 500 dan 1.000 diulangi sebanyak yang diperlukan untuk mewakili nomor yang diinginkan . Penambahan dilakukan dengan menjumlahkan secara terpisah simbol (1s, 10s, 100s, dll) di nomor yang akan ditambahkan, dan perkalian merupakan proses yang melelahkan berdasarkan doubling berturut (pembagian didasarkan pada kebalikan dari proses ini). Sistem Numerasi Yunani Alphabetik Kira-kira tahun 450 SM. bangsa Ionia dari Yunani telah mengembangkan suatu sistem angka, yaitu alphabet Yunani sendiri yang terdiri dari 27 huruf. Bilangan dasar yang mereka pergunakan adalah 10. Huruf-huruf itu mempunyai nilai-nilai sebagai berikut : 1 = alpha 2 = beta 10 = iola 20 = kappa

3 = gamma 30 = lamda

17

4 = delta

40 = mu

5 = epsilon 50 = nu 6 = obselet digamma 60 = xi 7 = zeta 8 = eta 9 = theta 100 = rho 200 = sigma 300 = tau 400 = upsilon 500 = phi 600 = chi 700 = psi 800 = omega 900 = obselet sampi Contoh contoh : 1. 12 = 2. 21 = 3. 247 = Sebagaimana kita lihat pada contoh-contoh di atas sampai ratusan, sistem angka alphabet yunani ini mempunyai lambang tersendiri. Untuk menyatakan ribuan, di atas sembilan angka dasar yang pertama (dari .. sampai ) dibubuhi tanda aksen () sebagai contoh = 1000, = 5000. Sedangkan kelipatan 10.000 dinyatakan dengan menaruh angka yang bersangkutan di atas tanda M. Contoh. 4. 5000 = 5. 3567 = 70 = omicron 80 = pi 90 = obselet koppa

18

Dibandingkan dengan sistem angka Mesir Purba, maka penulisan dengan sistem angka alphabet Yunani ini lebih singkat dan sistematis. Sebagai contoh untuk penulisan bilangan 500 dalam sistem angka Mesir Purba lambang 9 ditulis sampai 5 kali tetapi dalam sistem angka alphabet yunani telah mempunyai lambang tersendiri yaitu

Beberapa konsep dalam sistem numerasi: 1. Aturan Aditif Tidak menggunakan aturan tempat dan nilai dari suatu lambang didapat dari menjumlah nilai lambang-lambang pokok. Simbolnya sama nilainya sama dimanapun letaknya. 2. Aturan pengelompokan sederhana Jika lambang yang digunakan mempunyai nilai-nilai n0, n1, n2, dan mempunyai aturan aditif 3. Aturan tempat Jika lambang-lambang yang sama tetapi tempatnya beda mempunyai nilai yang berbeda 4. Aturan Multiplikatif Jika mempunyai suatu basis (misal b), maka mempunyai lambang-lambang bilangan 0,1,2,3,..,b-1 dan mempunyai lambang untuk b2, b3, b4,.. serta mempunyai aturan tempat.

19

BAB III KESIMPULAN

1. Sistem Numerasi yang pernah digunakan oleh pendahulu kita diantaranya : Sistem turus, mesir kuno, Babilonia, Maya, Romawi, Arab-Hindu, Cina dan Yunani. 2. Seiring perkembangan zaman sistem numerasi berkembang. Dengan berkembangnya sistem numerasi, berkembang pula cara atau prosedur aritmetis untuk landasan kerja, terutama untuk menjawab permasalahan umum 3. Pada masa ini, teori bilangan tidak hanya berkembang sebatas konsep, tapi juga banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dapat dilihat pada pemanfaatan konsep bilangan dalam metode kode baris, kriptografi, komputer, dan lain sebagainya.

20

DAFTAR PUSTAKA

Soewito,dkk.1992.Pendidikan Matematika 1. Jakarta: Depdiknas. Subarinah, Sri. 2006. Pendidikan Matematika 1. Jakarta: Depdiknas. http://sryagustinapink.blogspot.com/2011/12/sistem-numerasi.html diakses pada tanggal 8 September 2012 pgsd2009b.files.wordpress.com/2010/12/kel-1-sistem-numerasi.doc diakses pada tanggal 8 September 2012 http://ensiklopediamath.blogspot.com/2011/09/lambang-bilangan-dan-perkembangannnya.html diakses pada tanggal 9 September 2012 http://miftachuljannah.weebly.com/3/post/2011/2/first-post.html diakses pada tanggal 9 September 2012

21

You might also like