You are on page 1of 10

3.

Contoh menghitung Laporan keuangan dengan rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Profitabilitas dan Rentabilitas
Laporan rugi laba PT. Abadi Djaya Tbk AKHIR TAHUN 2001 Penjualan Harga pokok barang dijual Laba kotor Biaya pemasaran adm dan umum Laba sebelum bunga dan pajak Biaya bunga Laba sebelum pajak Laba setelah pajak Deviden Laba untuk saham biasa Alokasi laba ditahan Dividen 3.405 2.041 1.364 812 552 31 521 193 328 10 318 291 27 2002 3.100 1.900 1.200 780 420 39 381 141 240 10 230 200 30

Neraca PT Abadi Djaya Tbk Aktiva Aktiva lancar Kas & Surat berharga Piutang dagang Persediaan Lain-lain Total Aktiva tetap Gedung,tanah & perlengkapan Akumulasi Defresiaisi Lain-lain total 2001 260 596 471 61 1.388 2000 120 522 587 52 1.281 Utang & modal pemilik 109 136 176 421 120 541 10 87 1235 1332 2001 301 166 148 615 61 676 10 80 944 1034 2000

498

(152) 139 485

Utang lancar Utang dagang Utang bank Utang akrual Total utang lancar Utang jk panjang & lain-lain Total utang 398 Saham priferen Saham biasa Capital again (105) Laba ditahan 136 Total modal pemilik 429

Total Aktiva

1.873

1.710 Total utang dan modal pemilik

1873

1710

Analisis Rasio Laporan Keuangan Pada PT Abadi Djaya Tbk RASIO LIKUIDITAS

Likuiditas adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang harus segera dipenuhi dan likuiditas menunjukan tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar utangutang jangka pendek yang dimiliki. Dua faktor yang digunakan dalam rasio untuk mengukur likuditas perusahaan aktiva lancar dan utang lancar, yang disebut likuid adalah perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan jika tidak mampu disebut ilikuid. Suatu keadaan likuid pada perusahaan berarti mengalami kerugian bagi kreditur dan bagi pihak managemen , Rasio likuiditas menunjukan efisinsi modal kerja yang ada. 1. Current Ratio Curren ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dan utang lancar , Current ratio disebut juga working capital ratio : Contoh : PT Abadi Djaya Tbk Carrent ratio = Aktiva lancar utang lancar 2000 = = 2001 = = 1281 : 615 2.08 1388 : 421 3.30

setiap Rp 1,- utang lancar dijamin dengan Rp 3.30 aktiva lancar.. Perbedaan rasio lancar antara tahun 2000 dan 2001 terjadi karena peningkatan aktiva lancar yang pada tahun 2000 sebesar Rp. 1281,- dan pada tahun 2001 sebesar Rp 1388, . serta adanya pengurangan utang lancar yang pada tahun 2000 sebesar Rp. 615 dan pada tahun 2001 sebesar Rp. 421. 2. Cash Ratio (Ratio of immediate solvency) Aktiva perusahaan yang paling likuid adalah kas dan suratberharga hal yang menyebabkan laporan keuangan perlu dilihat cash ratio. Cash Ratio = Kas + surat berharga Utang lancar

Cash ratio menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dengan kas yang ada dan surat berharga yang segera dapat diuangkan. 3. Quitck Ratio (Acid test ratio) Yang dapat digunakan untuk mendapatkan kepastian yang lebih besar daripada current ratio dlm mengukur perusahaan adalah quick ratio, dlm quick ratio hanya menggunakan beberapa elemen aktiva lancar yaitu kas, piutang dan suratberharga : Quick ratio = Aktiva lancar-Persediaan Utang lancar 2000 = 1281 587 615 = 2001 = 1.13 1.388 471 421 = 2.18

Jadi setiap Rp 1,- utang lancar dijamin oleh RP 2.18 aktiva lancar di luar persediaan 4. Net Working Capital To Total Asset Ratio Aktiva lancar adalah aktiva yang oleh perusahaan diharapkan dapat berubah menjadi kas dlm jangka pendek, utang lancar adalah semua kewajiban perusahaan yang jangka pendek harus dipenuhi. perbedaan antara utang lancar disebut Net working capital to asset ratio dan ini digunakan untuk menentukan kebijakan investasi dan dana yang diperoleh. Net working capital to total asset rati = Aktiva lancar-utang lancar Aktiva tetap 2000 =1281 615 1710 = 0.39 2001 = 1.388 - 421 1.873 = 0,52

RASIO LEVERAGE

Rasio leverage yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang. RasioRasio leverage dihitung dengan dua cara : pertama, risiko utang diukur dari sudut laporan rugi laba. kedua, data neraca diamati dan digunakan untuk dapat mengetahui jumlah dana dan proporsi pinjaman yang digunakan perusahaan. 1. Total Debt to Total Capital Asset Ratio (DAR) Rasio ini membandingkan antara jumlah total utang dengan aktiva total yang dimiliki prusahaan. Biasanya para kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah karena semakin rendah rasio utang dari perusahaan yang diberi kerdit akan semakin besar tingkat keamanan yang didapat kreditur diwaktu likuiditas. Debt Rasio = Total Utang Total Aktiva 2000 = 676 / 1710 = 0.39 2001 = 541 / 1.873 = 0.29 Dari hasil perhitungan diatas pada tahun 2000 diperoleh debt ratio sebesar 0.39 yang artinya adalah prosentasi aktiva didanai dari hutang sebesar 39%, sedangakn untuk tahun 2001 diperoleh debt ratio sebesar 0.29 yang artinya adalah prosentasi aktiva yang didanai dari hutang sebesar 29%. Terjadinya penurunan debt ratio menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin meningkat dengan semakin menurunnya hutang dalam pendanaan akitiva. 2. Total Debt to Equity Ratio (DER) Rasio ini membandingkan total utang dengan total modal pemilik (ekuitas) digunakan untuk mengetahui berapa bagian modal pemilik yang digunakan untuk menjamin utang lebih besar dibandingkan dengan modal pemilik. Debt to equity ratio = Total Utang Modal pemilik 2000 = 676 / 1034 = 0.65 2001 = 541 / 1332

= 0.41 Ini menunjukkan setiap Rp 1,- Modal pemilik menjamin utang sebesar Rp 0.41 RASIO AKTIVITAS

Rasio aktvitas adalah rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh efektivitas penggunaan dana yang digunakan perusahaan. 1. Receivables Turnover (Perputaran Piutang) Receivables ini adalah rasio yang membandingkan antara penjualan kredit bersih dan piutang dagang rata-rata atau piutang akhir periode. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu. Perputaran piutang = Jumlah Penjualan kredit Jumlah Piutang 2000 = 3100 : 522 = 5.9 x 2001 = 3405 : 596 = 5.7 x 2. Average Collection Periode Average collection periode / rata-rata periode pengumpulan piutang digunakan untuk menghitung waktu atau hari rata-rata dana tertanam dalam piutang. Average collection periode = Jumlah piutang x 365 Jumlah penjualan kredit 2000 = 522 : 3100 x 365 = 62 hari 2001 = 596 : 3405 x 365 = 64 hari 3.Rasio perputaran aktiva tetap (Fixed assets turnover ratio) Rasio perputaran aktiva tetap = Penjualan Aktiva tetap bersih

2000

= 3100 : 429 = 7.23

2001

= 3405 : 485 = 7.02

Dari perhitungan diatas pada tahun 2000 diperoleh fixed assets turnover ratio sebesar 7.23 artinya dalam tahun tersebut aktiva tetap menghasilkan penjualan 7.23 X. sedangkan untuk tahun 2001 diperoleh fixed assets turnover ratio sebesar 7.02 artinya dalam tahun tersebut aktiva tetap menghasilkan penjualan sebesar 7.02 X. 4. Rasio perputaran total aktiva (Total assets turnover ratio) Rasio perputara total aktiva 2000 = Penjualan / Total aktiva = 3100 : 1710 = 1.81 2001 = 3405 :1873 = 1.82 Dari perhitungan diatas pada tahun 2000 dapat diperoleh total assets turnover ratio sebesar 1.81 artinya dalam tahun tersebut aktiva menghasilkan penjualan 1.81 X, sedangkan pada tahun 2006 diperoleh total assets turnover ratio sebesar 1.82 artinya pada tahun tersebut aktiva menghasilkan penjualan 1.82 X. RASIO PROFITABILITAS

Rasio profitabilitas menunjukan hasil akhir yang telah dicapai dari berbagai kebijakan dan keputusan yang telah diambil. 1. Gross Profit margin Merupakan perbandingan antara laba dan penjualan bersih, rasio ini menunjukan berapa bagian dari penjualan yang merupakan laba kotor. Gross Profit Margin = Laba kotor x 100% Penjualan bersih 2000 = 1200 : 3100 x 100% = 39% 2001 = 1364 :3405 x 100%

= 40% *laba kotor= penjualan bersih-harga pokok barang jual 2. Operating income Ratio (Operating profit margin) Rasio ini membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak dan penjualan bersih. Perating income ratio = Laba sebelum bunga dan pajak x 100% Penjualan bersih 2000 =39 : 3100 x 100% = 1.3% 2001 = 31 : 3405 x 100% = 0.9% 3. Operating Ratio Merupakan rasio yang membandingkan antara semua biaya operasi (Harga pokok penjualan + Biaya pemasaran + Biaya adm) rasio ini menunjukan berapa bagian biaya yang digunaka untuk biaya operasi.

Operating ratio

= Biaya operasi x 100 penjualan bersih

2000

= 2680 : 3100 x 100% = 86%

2001

= 2853 : 3405 x 100% = 84%

4. Net Profit Margin Adalah ratio yang membandingkan antara laba setelah pajak dan penjualan bersih untuk menunjukan berapa besar bagian dari penjualan bersih yang menjadi laba setelah bunga dan pajak. Net Profit Margin = Laba setelah pajak x100% penjualan bersih 2000 = 240 : 3100 x 100%

=8% 2001 = 328 : 3405 x 100% = 10% Dari perhitungan diatas pada tahun 2000 diperoleh net profit margin sebesar 8% dan pada tahun 2001 sebesar 10 % yang artinya margin laba atas pada perusahaan PT Abadi Djaya mengalami peningkatan. Dapat dikatakan bahwa kinerja dalam menghasilkan margin atas laba penjualan sangat baik. 5. Tingkat pengembalian laba atas total aktiva (return on total asset) ROA = laba bersih sesudah pajak x 100% Total aktiva 2000 = 240 : 1710 x 100% = 14 % 2001 = 328 : 1873 x 100% = 18 % Dari perhitungan diatas,pada tahun 2000 diperoleh return on total assets sebesar 14% dan pada tahun 2001 sebesar 18%. hal ini menunjukkan tingkat pengembalian laba atas total aktiva pada perusahaan PT Abadi Djaya meningkat dengan kata lain perusahaan mampu menghasilkan laba yang dapat meningkatkan jumlah aktiva perusahaan. 6. Tingkat pengembalian atas ekuitas saham biasa (return on common equity) ROE = Laba bersih sesudah pajak x 100% Modal sendiri 2000 = 240 : 1034 x 100% = 2001 23 %

= 328 : 1332 x 100% = 25 %

Dari perhitungan diatas, pada tahun 2000 diperoleh return on common equity sebesar 23% dan pada tahun 2001 sebesar 25%. hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas perusahaan mengalami peningkatan dalam pengembalian modal.

RASIO RENTABILITAS

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Adapun cara penilaian Rentabilitas adalah : 1. Rasio Laba Usaha dengan Aktiva Usaha (Ratio Operating Income dengan Operating Assets) Profitability suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau assets yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut (operating assets). Yang dimaksud dengan operating assets adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan. Rumus perhitungannya adalah 2000 = = 1200 : 1710 = 0,7 = 1364 : 1710 = 0,8

2001

2. Perputaran Aktiva Usaha ( Operating Assets Turnover) Rasio ini menunjukkan seberapa jauh aktiva telah dipergunakan di dalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan berapa kali operating assets berputar dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Rumus ratio Perputaran Aktiva Usaha 2000 = = 3100 : 1710 =1,81 = 3405 : 1710 =2

2001

3. Rasio Laba Kotor atas Penjualan (Gross Profit Margin on Sales) Rasio ini mengukur tingkat profitabilitas produk sebelum dibebani oleh biaya-biaya yang lain. Perubahan rasio laba kotor bisa saja terjadi karena perubahan dalam kebijaksanaan penjualan, misalnya tingkat potongan atau adanya produk baru. Rumus perhitungannya 2000 = = 1200 : 3100 = 0,38

2001

=1364 : 3100 = 0,44

4. Rasio Laba Usaha atas Penjualan (Operating Margin Ratio) Laba usaha (laba operasi) adalah laba dari kegiatan utama perusahaan. Oleh karena itu sudah seharusnya laba ini memberikan hasil lebih besar dibanding dari laba yang bukan utama. Rumus perhitungannya 2000 = = 1200 : 3100 = 0,38

= 1364 : 3405 = 0,4 5. Rasio Laba Bersih atas Penjualan (Net Margin Ratio) Rasio ini mengukur hasil akhir dari kegiatan operasi perusahaan. Selisih laba bersih dengan rasio laba usaha dapat mencerminkan berapa beban yan ditanggung perusahaan untuk biaya-biaya non operasional. Rumus perhitungannya 2000 = = 240 : 3100 = 0,07 =328 : 3405 = 0,096

2001

2001

6. Operating Ratio Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan, sehingga rasio yang tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk laba kecil. Operating Ratio = 2000 = 2041 + 1331 : 3100 = 1,08 2001 = 1900 + 1161 : 3405 = 0,9

You might also like