You are on page 1of 2

DIAN UTAMI 1 C 111 09 134

RINGKASAN PERENCANAAN KARANGAN (BAB XIII DAN XIV)


BAB XII Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan disusun. Kerangka karangan dapat membantu penulis dalam hal-hal berikut ini. a. menyusun rangkaian ide dalam secara sistematis, logis, jelas, dan terarah; b. memudahkan penulis dalam menciptakan klimaks yang berbeda-beda; c. menghindari pengulangan topik; Langkah-langkah penyusunan kerangka karangan adalah sebagai berikut. a. Rumuskan tema yang jelas berdasarkan suatu topik dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tersebut dalam bentuk tesis atau pengungkapan maksud; b. Lakukan inventarisasi topik-topik bawahan yang dianggap rincian dari tesis atau pengungkapan maksud; c. Lakukan evaluasi terhadap semua tesis yang telah tercatat pada langkah kedua; d. Tentukan pola susunan yang paling cocok untuk mengurutkan semua rincian dari tesis atau pengungkapan maksud yang telah ditentukan. Dalam menyusun kerangka karangan perlu diingat bahwa kerangka karangan terdiri atas kerangka kalimat (kalimat deklaratif yang lengkap, digunakan untuk merumuskan setiap topik, subtopic, maupun sub-subtopik) dan kerangka topik (subtopic yang berbentuk frasa, bukan kalimat lengkap). Selain itu diperlukan pula kalimat tesis, yaitu kalimat yang berupa rumusan singkat berisi gagasan sentral sebuah karangan. Ciri-ciri kalimat tesis yang baik, diantaranya : a. Berisi gabungan rumusan topik dan tujuan; b. Berupa kalimat lengkap, yaitu terdapat subjek dan predikat (objek); c. Menggunakan kata khusus dan denotatif. Penyusunan sebuah kerangka karangan dapat menggunakan simbol-simbolatau tipografi yang konsisten atau sederajat dan disusun melalui pola susunan kerangka karangan, diantaranya, a. Kronologis, urutan yang berdasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap kejadian; b. Spasial, menguraikan ruang atau tempat objek tertentu; c. Topik yang ada, mengurutkan tanpa mempersoalkan derajat kepentingan; d. Klimaks dan antiklimaks, mengurutkan berdasarkan jenjang kepentingannya; e. Kausal, urutan dari sebab ke akibat maupun sebaliknya; f. Pemecahan masalah, dari suatu masalah tertentu, kemudian menuju simpulan atau pemecahan atas masalah tersebut; g. Umum-khusus, mengawali uraian mengenai hal-hal yang khusus, kemudian meningkat pada hal-hal yang umum maupun sebaliknya; h. Familiritas, dimulai dengan sesuatu yang sudah dikenal, kemudian berangsur-angsur pada hal-hal yang kurang dikenal; i. Akeptabilitas, mempersoalkan apakah suatu gagasan diterima atau ditolak oleh pembaca.

DIAN UTAMI 2 C 111 09 134

BAB XIV Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan seorang yang terkenal yang terdapat dalam buku-buku, majalah-majalah, dan surat kabar yang penulisannya dimaksudkan untuk menegaskan isi uraian dan menunjang serta untuk memperkuat gagasan serta ide-ide yang dikemukakan dalam karya tulis tersebut. Menurut jenisnya, kutipan dapat dibedakan atas: a. Kutipan langsung, kutipan yang diambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat sesuai dengan teks aslinya; b. Kutipan tidak langsung, berupa ikhtisar pendapat dari seorang pengarang atau penulis; c. Kutipan atas ucapan lisan, misalnya perkataan dari seorang tokoh atau ilmuwan. penulisan jenia kutipan ini berbeda satu sama lainnya. Keterangan-keterangan terhadap teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman karangan disebut catatan kaki. Maksud pembuatan antara lain untuk menyusun pembuktian dan memberikan keterangan tambahan. Untuk membuat catatan kaki, perlu diperhatikan beberapa prinsip berikut : a. Hubungan catatan kaki dengan teks harus dinyatakan secara jelas oleh nomor petunjuk, baik dalam teks maupun dalam catatan kaki; b. Nomor urut penunjukan, baik yang berlaku untuk tiap bab maupun untuk seluruh karangan. Ada pula keterangan mengenai sumber tempat pengambilan kutipan yang ditempatkan di depan atau di belakang kutipan disebut rujukan. Unsur-unsur rujukan mencakup nama pengarang, tahun terbit, dan halaman yang dikutip dari sumbernya. Untuk membantu pembaca memperoleh gambaran menyeluruh tentang keluasaan pembacaan penulis yang mendukung pengembangan gagasannya, maka dibuatlah daftar pustaka. Unsur-unsur penting yang harus dimasukkan dalam sebuah daftar pustaka adalah nama pengarang yang dibalik susunannya, judul buku termasuk judul tambahannya serta dilengkapi dengan data publikasi.

You might also like