Professional Documents
Culture Documents
ANALISA KERJA ALAT PROTEKSI KETIKA TERJADI GANGGUAN ROTOR TERKUNCI PADA MOTOR POMPA (3401 J) PT. PUPUK SRIWIDJAJA
M. Andri Amanatullah1 , Ir. Ilyas M.T2 Mahasiswa1 dan Dosen2 Jurusan Teknik Elektro, Prodi Teknik Listrik, Politeknik Negeri Sriwijaya Jl. Slamet Riyadi, 11 ilir, Palembang, Indonesia Email : amanatullah_andri@yahoo.co.id Abstrak Dalam usaha untuk meningkatkan keandalan peralatan listrik dalam memproduksi suatu barang , kebutuhan sistem proteksi yang memadai tidak dapat dihindarkan. Sistem proteksi terdiri dari peralatan CT, PMT, Catu daya dc/ac, relai proteksi, yang diintegrasikan dalam suatu rangkaian wiring. Rele proteksi sebagai salah satu peralatan dalam sistem proteksi merupakan suatu alat yang bekerja secara otomatis untuk mengatur / memasukkan suatu perangkat listrik (rangkaian trip atau alarm) akibat adanya perubahan lain yang selanjutnya memberikan perintah kepada pemutus tenaga (PMT). Rele arus lebih berfungsi untuk mengamankan motor induksi terhadap gangguan hubung singkat maupun diluar beban lebih dari motor tersebut. Kata Kunci : PT Pupuk Sriwidjaja, Motor Sewer Pump (3401 J), Gangguan Rotor Terkunci I. PENDAHULUAN diperlukan pada peralatan listrik di suatu industri demi tercapainya target produksi 1.1. Latar belakang dari industri tersebut. Salah satunya adalah PT. Pupuk
Keandalan dalam beroperasi merupakan salah satu faktor terpenting dalam sistem sistem kerja peralatan listrik di berbagai industri. Disamping itu juga perlindungan terhadap alat maupun pengguna / user yang berkerja disekitarnya tidak dapat di pandang sebelah mata. Oleh karena itu sistem perlindungan yang baik sangat
Sriwijaya, sebagai industri pupuk terbesar di nusantara pabrik ini memiliki banyak sekali peralatan listrik yang digunakan, dari proses pembuatan, pengantongan, hingga ke pengolahan limbah yang
komponen berkerja.
komponen
listrik
yang
Dari banyaknya peralatan listrik yang digunakan salah satunya adalah motor
menggunakan motor-motor listrik, motor listrik yang banyak digunakan yaitu motor induksi. Motor induksi sangatlah penting untuk digunkan proteksi yang sebaik baiknya atau seaman amannya agar motor listrik tersebut bekerja secara efisien dan terus menerus. Oleh karena itu, untuk membatasi masalah yang akan dibahas dalam laporan ini, penulis hanya akan membahas sistem proteksi motor pompa 440 V pengendali banjir (3401 J) diarea offsite pabrik pusri III pada saat terjadinya gangguan rotor terkunci pada motor tersebut. II. TEORI DASAR
induksi tiga fasa, alat ini berperan besar dalam kelancaran produksi dari PT. Pupuk Sriwijaya. Sehingga apabila terjadi
gangguan pada alat ini maka proses produksi akan sedikit terhambat dan akan mengakibatkan tidak tercapainya target produksi dari industri tersebut. Maka dari itu suatu sistem perlindungan yang baik sangat diperlukan oleh motor induksi untuk meminimalisir kerusakan apabila gangguan tersebut terjadi.
1.2. Tujuan Adapun tujuan dalam penulisan makalah seminar kerja praktek ini yaitu: 1. Mempelajari dan memahami sistem kerja motor pompa 440 V pengendali banjir (3401 J) di area offsite pabrik Pusri III. 2. Mengetahui apa itu gangguan rotor terkunci pada motor 440 V pengendali banjir (3401 J) di area Offsite pabrik Pusri III serta penyebab terjadinya gangguan tersebut. 3. Mengetahui alat proteksi apakah yang bekerja efektif ketika terjadi gangguan rotor terkunci pada motor 440 V pengendali banjir (3401 J) di area Offsite pabrik Pusri III.
2.1. Sistem Proteksi Sistem proteksi yang merupakan bertujuan sistem untuk
pengamanan
mencegah atau membatasi kerusakan pada peralatan, dan keselamatan umum yang disebabkan meningkatkan karena gangguan dan
kelangsungan
pelayanan
pada konsumen. Dengan cara dan tingkat pengamanan yang diterapkan tergantung pada banyak faktor (antara lain : sistem yang termasuk cara pentanahannya,
peralatan, kondisi dan peraturan setempat dan macam beban), dan merupakan
yang
dibandingkan
dengan
biaya.
2.2.1. Prinsip Kerja Motor Induksi Tiga Fasa Apabila sumber tegangan tiga fasa dihubungkan pada kumparan stator, akan timbul medan putaran dengan kecepatan:
Karakteristik beban sangat mempengaruhi perencanaan pengaman. 2.2. Motor Induksi 3 Phasa Motor induksi tiga phasa sering juga disebut motor tak serempak atau asinkron, merupakan motor arus bolakbalik. Motor induksi memiliki keunggulankeunggulan sebagai berikut: Memiliki sehingga operasinya Perawatannya tidak terlalu rumit Bisa dihubungkan langsung dengan jaringan DOL untuk motor-motor kerangka dapat yang kokoh dalam
Ns =
120 f P
Ns = jumlah putaran tiap menit F = frekuensi jala-jala P = jumlah kutub Medan putar stator tersebut akan memotong pada rotor, batang konduktor pada
diandalkan
berdaya kecil Sementara itu motor ini memiliki beberapa kekurangan : Kecepatannya dapat diubah-ubah tetapi efisiensinya akan berkurang. Kecepatannya dengan beban. berbanding terbalik
akibatnya
kumparan jangkar (rotor) timbul tegangan induksi (ggl) sebesar: E2 = 4,44 x F2 x N2 x m E2 = tegangan induksi pada saat rotor berputar F2 = frekuensi rotor N2 = putaran motor m = fluks Karena kumparan jangkar
merupakan rangkaian tertutup, ggl tersebut akan menghasilkan arus (I). Adanya arus di dalam medan magnet menimbulkan
Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban maka rotor akan berputar searah medan putar stator.
Tegangan induksi terjadi karena terpotongnya konduktor rotor oleh medan putar, artinya agar terjadi tegangan induksi maka diperlukan adanya perbedaan kecepatan medan putar rotor (Nr).
f. Kotak ujung
( Ns Nr ) x 100% S= Ns
Bila Nr = Ns maka tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir, dengan demikian kopel tidak akan ada dan motor tidak berputar, kopel motor akan ditimbulkan apabila ada perbedaan antara Nr dengan Ns (Nr < Ns) 2.2.2. Konstruksi Motor Tiga Fasa Disebut motor tiga fasa karena untuk menghasilkan tenaga mekanik
Gambar 2. Konstruksi Motor Induksi Rotor Sangkar Keterangan : a. Stator b. Rotor c. Tutup / Tempat bantalan d. Kipas e. Lubang ventilasi f. Kotak ujung g. Slip ring h. Sikat dan pegangan sikat
tegangan yang dimasukkan pada stator motor adalah tegangan tiga fasa. Berikut diperlihatkan bagian-bagian dari Gambar 3. Konstruksi Motor Induksi Dengan Rotor Lilit
2.3. Circuit Breaker (CB) Circuit Breaker atau Sakelar 2.4 Instantaneous Overcurrent Relay Relay yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda) ketika arus yang mengalir melebihi nilai settingnya, relay akan bekerja dalam waktu beberapa mili detik (10 20 ms). Dapat kita lihat pada gambar dibawah ini.
Pemutus Tenaga (PMT) adalah suatu peralatan pemutus rangkaian listrik pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk membuka dan menutup rangkaian listrik pada semua kondisi, termasuk arus hubung singkat, sesuai dengan ratingnya. Juga pada kondisi tegangan yang normal ataupun tidak normal. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu PMT agar dapat melakukan halhal diatas, adalah sebagai berikut: 1. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus-menerus. 2. Mampu memutuskan dan menutup jaringan maupun dalam keadaan berbeban tanpa
terhubungsingkat
menimbulkan kerusakan pada pemutus tenaga itu sendiri. 3. Dapat memutuskan arus hubung
singkat dengan kecepatan tinggi agar arus hubung singkat tidak sampai merusak peralatan sistem, membuat sistem kehilangan kestabilan, dan Gambar 5. Karakteristik dan Bentuk Relay Waktu Seketika (Instantaneous Relay) Relay ini jarang berdiri sendiri tetapi umumnya dikombinasikan dengan relay arus lebih dengan karakteristik yang lain. Relay jenis adalah jenis relay yang termasuk Over Current Relay (OCR). Selain Instantaneous Overcurrent relay ada Gambar 4. Circuit Breaker juga jenis Time Overcurrent Relay.
system /sirkuit atau memberikan sinyal fault apabila ada arus lebih yang melalui motor. Relay ini beroperasinya /
memutuskan rangkaian dengan waktu yang sangat singkat atau instan. Tipe relay instantaneous yang umum digunakan Gambar 7. Proses Pemutusan Sircuit Dengan Instantaneous Overcurrent Relay
adalah tipe clapper (lonceng/telepon), tipe solenoid atau plunger, dan tipe silender induksi. Tipe clapper banyak digunakan dalam telephone exchange systems.Relay tipe ini juga banyak digunakan dalam sistem switching elektronika solid-state. Banyak peralatan bantu lainnya yang juga menggunakan relay tipe ini, peralatan AC maupun DC. Relay tipe solenoid atau plunger adalah relay sistem DC yang banyak digunakan sebagai bypass (seal-in) contact switch. Dipadukan dengan coil AC, sebuah solenoid ini jenis ini dapat berfungsi sebagai relay instantaneous. Prinsip kerja dua tipe relay ini sebagai berikut : input tegangan/arus yang melewati coil AC akan mengaktifkan armature (jangkar)/plunger. Pergerakan ini akan menutup kontak yang akan baik itu
Pada gambar 7, kontak sistem dc (CS) ini ditunjukkan selalu dalam posisi deenegized (tidak mengalirkan arus).
Ketika CB closed dan sistem dalam keadaan operasi normal (tidak ada
gangguan), kontak ini juga closed. Ketika gangguan terjadi dan relay beroperasi, kontak outputnya arus ke (CS CB bypass) untuk
mengalirkan
memberikan energy (mengenergize) trip coil 52T yang berfungsi membuka kontak utama CB (52a) yang artinya memutuskan sirkuit.
pengontrolan operasi motor listrik. Sebagai pusat pengontrolan, artinya suatu MCC mampu mengontrol operasi beberapa
mengalirkan arus ke trip coil CB yang akan membuka kontak utama dan
motor secara bersamaan. Secara lengkap, yang dimaksud dengan MCC adalah kumpulan beberapa komponen, yaitu
memutuskan sirkuit.
motor starter, bus bar dan peralatan kontrol, yang kesemuanya berfungsi untuk melakukan pengontrolan operasi motor listrik dan menempatkan komponen-
utama digunakan untuk rangkaian daya sedangkan kontak Bantu digunakan untuk rangkaian kontrol. Didalam suatu kontaktor
komponen tersebut di dalam suatu panelpanel yang terintegrasi yang terbuat dari lempengan campuran besi metal dan besi carbon. Satu unit motor starter akan diletakkan di dalam satu unit panel.
elektromagnetik terdapat kumparan utama yang terdapat pada inti besi. Kumparan hubung singkat berfungsi sebagai peredam getaran saat kedua inti besi saling melekat. Apabila kumparan utama dialiri arus, maka akan timbul medan magnet pada inti besi yang akan menarik inti besi dari kumparan hubung singkat yang
dikopel dengan kontak utama dan kontak bantu dari kontaktor tersebut. Hal ini akan mengakibatkan kontak utama dan kontak bantunya akan bergerak dari posisi normal dimana Gambar 8. Motor Control Center (MCC) 2.6. Kontaktor Magnetic Kontaktor (Magnetic yaitu peralatan listrik prinsip Contactor) bekerja induksi kontak NO akan tertutup
sedangkan NC akan terbuka. Selama kumparan utama kontaktor tersebut masih dialiri arus, maka kontakkontaknya operasinya. Apabila pada kumparan kontaktor diberi tegangan yang terlalu tinggi maka akan menyebabkan berkurangnya umur atau merusak kumparan kontaktor tersebut. Tetapi jika tegangan yang diberikan terlalu rendah maka akan menimbulkan tekanan antara kontak-kontak dari kontaktor akan tetap pada posisi
yang
berdasarkan
elektromagnetik. Pada kontaktor terdapat sebuah belitan yang mana bila dialiri arus listrik akan timbul medan magnet pada inti besinya, yang akan membuat kontaknya tertarik oleh gaya magnet yang timbul tadi. Kontak Bantu NO (Normally Open) akan menutup dan kontak Bantu NC (Normally Close) akan membuka. Kontak pada kontaktor terdiri dari kontak utama dan kontak Bantu.Kontak
menjadi berkurang. Hal ini menimbulkan bunga api pada permukaannya serta dapat merusak toleransi kontak-kontaknya. tegangan untuk Besarnya kumparan
terhadap pemanasan berlebihan sebagai akibat beban lebih atau sebagai akibat motor tak dapat diasut.
Komponen
penting
pada
dengan simbol A1 A2 yang akan bekerja bila mendapat sumber tegangan listrik. 2. Kontak utama terdiri dari Gambar 9. Thermal Overload Relay
simbol angka : 1,2,3,4,5, dan 6. 3. Kontak bantu biasanya tediri dari simbol angka 11,12,13,14, ataupun angka 21,22,23,24 dan juga angka depan seterusnya tetapi angka belakang tetap dari 1 sampai 4. Jenis kontaktor magnit
Relay ini dihubungkan dengan kontaktor pada kontak utama 2, 4, 6 sebelum ke beban (motor listrik). Gunanya untuk mengamankan motor listrik atau memberi perlindungan kepada motor listrik dari kerusakan akibat beban lebih.
(Magnetic Contactor) ada 3 macam : 1. 2. 3. Kontaktor magnet utama Kontaktor magnet bantu Kontaktor magnet
Beberapa penyebab terjadinya beban lebih antara lain : 1. Arus start yang tertalu besar atau
motor listrik berhenti secara mendadak 2. 3. Terjadinya hubung singkat Terbukanya salah satu fasa dari motor
kombinasi 2.7. Thermal Overload Relay (TOLR) Thermal Relay (TOLR) adalah Over suatu Load pengaman
listrik 3 fasa.
Arus yang terlalu besar yang timbul pada beban motor listrik akan mengalir pada belitan motor listrik yang dapat menyebabkan kerusakan dan terbakarnya belitan motor listrik. Untuk menghindari
beban lebih menurut PUIL 2000 bagian 5.5.4.1 yaitu proteksi beban lebih (arus lebih) dimaksudkan untuk melindungi motor dan perlengkapan kendali motor,
hal itu dipasang Relay thermal beban lebih pada alat pengontrol. Prinsip kerja thermal beban lebih berdasarkan panas
(temperatur) yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui elemen-elemen pemanas bimetal. Dan sifatnya Gambar 12.Diagram Penyambungan Pada Kontaktor Magnet
pelengkungan bimetal akibat panas yang ditimbulkan, bimetal akan menggerakkan kontak-kontak mekanis pemutus rangkaian listrik (Kontak 95-96 membuka). TOR bekerja berdasarkan prinsip pemuaian dan benda bimetal. Apabila benda terkena arus yang tinggi, maka benda akan memuai sehingga akan
melengkung dan memutuskan arus. Gambar 13 .Konstruksi Thermal Over Load Relay Untuk mengatur besarnya arus maksimum yang dapat melewati TOR, dapat diatur dengan memutar penentu arus dengan Gambar10. Prinsip Kerja Bimetal menggunakan obeng sampai
didapat harga yang diinginkan. Besarnya arus yang diperlukan untuk mengerjakan bimetal sebanding Arus yang berlebihan akan menimbulkan panas, sehingga dapat membengkokkan benda bimetal dengan besarnya arus yang diperlukan untuk membuat alat pengaman terputus. Di dalam penggunaanya sesuai dengan PUIL 2000 pasal 5.5.4.3 bahwa gawai proteksi beban lebih yang digunakan adalah tidak boleh mempunyai nilai pengenal, atau disetel pada nilai yang lebih tinggi dari yang diperlukan untuk mengasut motor Gambar 11.Diagram Kotak Thermal Over Load Relay pada beban penuh. Oleh karena itu, waktu
tunda gawai proteksi beban lebih tersebut tidak boleh lebih lama dari yang
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat dihasilkan. medan magnet yang
diperlukan untuk memungkinkan motor diasut dan dipercepat pada beban penuh. Motor induksi dengan daya besar diatas 50 kW bekerja dengan arus nominal diatas 100 A. Pemasangan thermal
overload relay tidak bisa langsung dengan circuit breaker,tetapi melewati alat
transformator arus CT. Ratio arus primer trafo arus CT dipilih 100 A/5 A. Sehingga thermal overload relay cukup dengan rating sekitar 5A saja. Jika terjadi beban lebih arus primer CT meningkat diatas 100 A, arus sekunder CT akan meningkat juga dan mengerjakan thermal overload relay bekerja, sistem mekanik akan memutuskan circuit breaker.
Gambar 15.Bagian-Bagian Transformator dan Contoh Transformator Prinsip transformator kerja adalah dari sebagai sebuah berikut.
perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah Gambar 14.Pemakaian CT pengamanan Motor 2.8 Transformator diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan sekunder, inti besi ke kumparan ujung-ujung
sehingga
pada
2.11 2.9 Fuse (Sekering) Sakering adalah suatu peralatan proteksi yang umum digunakan. Sekering adalah suatu peralatan proteksi kerusakan yang disebabkan oleh arus berlebihan yang mengalir dan memutuskan rangkaian
Timer
Gambar dibawah ini adalah timer analog buatan omron, timer ini berfungsi sebagai alat penghitung waktu, manakala waktu yang telah ditetapkan tercapai maka output kontaknya akan bekerja. Ada dua macam jenis timer, pertama timer on delay kedua timer off delay. Timer on delay bekerja ketika tegangan supply masuk, sedangkan timer off delay bekerja pada saat tegangan supply terputus atau off.
Gambar 16. Fuse (sekering) 2.10 Current Transformer (CT) Current Transformer atau CT Gambar 18. Timer Cara Kerja Timer Pada saat timer ditenagai tegangan, atau maka mendapatkan timer akan supply mulai
adalah salah satu type trafo instrumentasi yang menghasilkan arus di sekunder dimana besarnya sesuai dengan ratio dan arus primernya. Ada 2 standart yang paling banyak diikuti pada CT yaitu : IEC
menghitung, ketika jumlah hitungan actual sama dengan setting ( jarum merah ), maka kontak output timer akan bekerja, Kontak timer berupa normally close (nc) dan normally open (no). Arti dan fungsi indikator yang terdapat pada timer yaitu ada beberapa item indikator pada bagian timer yang perlu diketahui.
60044-1 (BSEN 60044-1) & IEEE C57.13 (ANSI), meskipun ada juga standart Australia dan Canada. CT umumnya terdiri dari sebuah inti besi yang dililiti oleh konduktor beberapa ratus kali.
1. Power : Berfungsi sebagai indikator bahwa supply tegangan sudah masuk 2. Out : Berfungsi sebagai indikator
1. Timer On Delay atau disebut delay perlambatan : Prinsipnya bila input atau
bahwa output timer kerja ( waktu actual = Set ) 3. A : Mode timer ( on delay mode ) 4. 0-12 : Scala timer ( bisa dirubah ) 5. Sec : Satuan timer dalam second / detik.(bisa dirubah dalam satuan jam/hari) 6. Jarum merah : Berfungsi sebagai indikator set, dirubah dengan cara diputar. Ada macam
reaksinya diberi sinyal listrik maka output (kontak NO dan NC) atau reaksinya belum ada perubahan sampai masa setting waktunya tercapai baru berubah, kontak
output yang tadinya NO menjadi NC dan yang tadinya NC menjadi NO. 2. Timer Off Delay atau disebut dealy
macam
jenis
timer,
percepatan : Prisnsipnya bila input atau aksinya diberi sinyal listrik maka output (kontak NO dan NC) atau
diantaranya adalah timer jenis delay. Delay dari piinsip kerja aksi (belitannya) dan reaksi (anak kontak NO dan NC) dapat dibagi 2, yakni :
reaksinya akan langsung berubah, kembali normal setelah setting waktunya tercapai.
III.
PEMBAHASAN
pada bak penampungan sementara telah melewati batas maksimum dari kapasitas
4.2. Sistem Kerja Motor Sewer Pump (3401 J) Motor Sewer Pump (3401 J) adalah motor induksi 3 phasa yang berlokasi bak penampungan sementara air sisa produksi dari pabrik Pusri III. Motor induksi ini berfungsi untuk memompakan air limbah sisa produksi di dalam kolam sementara menuju ke kolam pengolahan air limbah di bagian IPAL ( Instalasi Pengolahan Air
No. Motor Di Lokasi Pabrikan House TBFC 75E4007 Lokasi PUSRI III Daya SF Putaran
: 3401 J : Westing
Offsite
Sistem pengontrolan dari motor sewer pump (3401 J) dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan pengontrolan otomatis dan manual.
Sistem pengontrolan secara otomatis yaitu dengan HPS menggunakan (High alat
instrument
Preasure
berfungsi untuk memberikan sinyal pada kontaktor di MCC ( Motor Control Center) apabila air pada Gambar 19. Motor Sewer Pump 3401 J Dimana Bak penampungan air yang dimaksudkan diatas ialah bak yang berukuran 3 x 3 meter dan tingginya 5 meter lebih yang tanah. terdapat Bak ini dibawah berfungsi kolam telah dari melewati kapasitas batas kolam
maksimum
tersebut. Ketika ketinggian air sudah melebihi kapasitas kolam maka secara otomatis motor akan langsung
permukaan
memompakan air menuju ke bak pengolahan limbah di bagian IPAL. Sistem pengontrolan secara manual yaitu dengan cara mengoperasikan
sebagai bak penampungan sementara air sisa produksi di pabrik Pusri III.
Datangnya air sisa produksi yang akan menuju ke bak penampungan sementara ini melalui perantara saluran saluran pipa yang telah tersedia.
tombol start dan stop pada LCS ( Local Control switch ) yang berada di dekat lokasi motor tersebut. Namun untuk sistem pengontrolan ini hanya
pengontrolan ini juga hanya digunakan untuk pengetesan motor saja sekaligus melihat kondisi kerja motor apakah masih baik atau tidak. Gambar 20. Bak Penampungan Sementara Air Sisa Produksi Pabrik Pusri III
4.2 Gangguan Rotor Terkunci Pada Motor Sewer Pump (3401 J) Pada saat beroperasi motor sewer pump (3401 J) sering mengalami 2.
bahkan dapat juga menjadi tidak berputar sama sekali. Pada saat beroperasi beban pada motor yaitu pompa air yang langsung terkopel dengan rotor mengalami
gangguan, baik dari segi teknis maupun non teknis. Salah satu gangguan yang kerap terjadi adalah gangguan rotor
gangguan misalnya terdapat kotoran / sampah yang tersangkut pada pompa sehingga poros pompa tidak bisa berputar sehingga poros rotor juga tidak dapat berputar. Adapun akibat dari gangguan rotor terkunci pada motor sewer pump (3401 J) apabila tidak di tanggulangi secara cepat adalah sbb: 1. Dapat mengurangi efektivitas kerja motor tersebut 2. Dapat menyebabkan terbakarnya
terkunci atau sering juga disebut dengan Jim Slag. Rotor terkunci adalah keadaan dimana rotor pada motor tidak dapat berputar padahal arus telah mengalir kedalam kumparan stator pada motor sehingga medan magnet yang timbul menjadi terperangkap. Seperti yang telah kita ketahui bahwa apabila kumparan stator pada motor induksi telah dialiri arus sehingga timbul medan magnet akan tetapi putaran rotor tertahan maka GGL induksi yang timbul pada kumparan stator akan semakin mebesar. Jika tidak di tanggulangi secra cepat maka hal ini dapat
kumparan stator pada motor tersebut. Untuk meminimalisir kerusakan yang terjadi akibat gangguan rotor terkunci maka di perlukan sistem proteksi yang sangat baik pada motor tersebut, yang dimaksud sistem proteksi yang baik adalah
menyebabkan terbakarnya kumparan stator pada motor tersebut. Menurut dilapangan data yang diperoleh rotor
sistem proteksi yang dapat memberi perlindungan terhadap peralatan listrik agar tidak sampai terjadi kerusakan.
penyebab
terjadinya
terkunci pada motor sewer pump (3401 J) antara lain adalah : 1. Karena motor ini tidak bekerja secara terus-menerus atau hanya bekerja dalam suatu keadaan maka seringkali pada saat start beban pada motor sangat besar sehingga poros rotor sering tidak berputar secara optimal
4.3 Evaluasi Kerja Alat Proteksi yang Digunakan pada Motor Sewer Pump (3401 J) Pada saat Terjadi Gangguan Rotor Terkunci Sistem proteksi motor sewer pump (3401 J) dibuat atau dirancang beda dengan motor 440 V lainnya didaerah
pabrik Pusri unit III. Mengapa demikian, karena disebabkan motor induksi ini sering mengalami permasalahan. Kejadian
dikatakan sebagai pengaman terakhir apabila alat proteksi yang lain telah gagal memproteksi beban.
terakhir adalah terbakarnya kumparan motor. Hal ini terjadi disebabkan oleh rotor pada motor ini terkunci namun arus tetap mengalir ke motor tersebut. Pada awalnya komponen sistem proteksi pada motor ini hanya terdiri dari Circuit Breaker ( CB ) , Thermal Over Load Relay ( TOLR ) dan Fuse. Namun kerja alat proteksi di atas hanya bekerja efektif apabila terjadi beban lebih dengan membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga ada kemungkinan motor dapat mengalami kerusakan terlebih dahulu sebelum alat proteksi tersebut bekerja. Berikut ini beberapa penjelasan tentang cara kerja alat proteksi yang digunakan pada motor sewer pump (3401 J).
2. Fuse (sekering) Fungsi fuse dalam rangkaian ini adalah pengaman pada rangkaian untuk pengontrolan. Fuse digunakan pada rangkaian pengontrolan karena untuk mengamankan rangkaian listrik apabila terjadi arus lebih maka
sekering (fuse) akan putus sehingga arus listrik tidak lagi mengalir dalam sistem tersebut untuk
disebabkan karena adanya hubung singkat atau karena Banyak kelebihan terjadi
beban output.
kebakaran karena hubung singkat 1. Circuit breaker Circuit digunakan breaker untuk atau CB akibat sekering tidak berfungsi, rusak, atau bahkan karena tidak dipasang sama sekali.
melindungi
rangkaian dari gangguan short circuit / beban lebih. Pada rangkaian kontrol motor Motor Sewer Pump (3401 J) diarea Offsite Pusri III CB akan bekerja untuk memutuskan arus ke rangkaian kontrol secara cepat / 3. Thermal Over Load Relay ( TOLR ) Thermal over load relay atau yang biasa disingkat dengan TOLR adalah alat proteksi pada rangkaian kontrol yang berfungsi untuk
instan apabila terjadi hubung singkat, namun apabila terjadi beban lebih maka CB akan bekerja secara perlahan
melindungi motor dari bahaya beban lebih. Prinsip kerja dari TOLR adalah
berdasarkan panas (temperature) yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui elemen elemen pemanas bimetal. Dan sifatnya pelengkungan bimetal akibat panas bimetal kontak yang akan kontak
yaitu Instantaneous
Overcurrent Relay.
Alat ini merupakan rele proteksi yang dapat bekerja secara cepat untuk
memutuskan rangkaian apabila terjadi gangguan beban lebih dan juga apabila beban lebih yang disebabkan rotor oleh
ditimbulkan, menggerakkan
terjadinya
gangguan
terkunci.
mekanis pemutus rangkaian listrik. TOLR bekerja agak terlambat untuk mengamankan motor, karena TOLR memanaskan bimetalnya terlebih
Berikut ini penjelasan dari cara kerja alat proteksi Instantaneous Overcurrent Relay.
Pada rangkaian kontrol motor Motor Sewer Pump 3401 J Offsite Pusri III Instantaneous Over Current Relay atau relay arus lebih seketika digunakan untuk melindungi motor dari arus lebih yang disebabkan oleh beban pada motor 3401 J yaitu pompa tidak beroperasi dengan baik misalnya terjadi stagnan atau tidak berputarnya poros pada pompa yang terhubung pada poros rotor pada motor. Hal ini dapat menyebabkan mengalirnya arus yang sangat besar
dahulu untuk memutuskan rangkaian sehingga butuh waktu yang cukup lama. Pada rangkaian control motor sewer pump 440 v (3401 J) thermal overload relay terpasang satu set dengan contactor, jadi nameplate
Dari beberapa penjelasan diatas dapat diketahui bahwa alat proteksi yang
menujuke kumparan stator pada motor 3401 J, apabila hal ini terjadi pada waktu yang lama maka akan dapat menyebabkan terbakarnya kumparan stator pada motor 3401 J. Peran
digunakan pada motor sewer pump 440 v (3401 J) semuanya beroperasi secara lambat / membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memutuskan rangkaian apabila terjadi beban lebih yang disebabkan oleh terjadinya gangguan rotor terkunci
Instantaneous overcurrent relay sangat penting pada kejadian ini instantaneous relay bekerja untuk memutuskan
sehingga dapat menyebabkan terbakarnya kumparan mengatasi stator hal pada motor. Untuk maka
rangkaian apabila mengalir arus yang sangat besar menujuke motor. Ketika terjadi stagnan pada pompa dan rotor tidak berputar sedangkan arus yang
tersebut
rangkaian dengan sangat cepat sehingga kumparan stator pada motor tidak sempat terbakar. Selain pada saat terjadinya stagnan pada pompa yang membuat rotor tidak berputar, instantaneous relay juga dapat melindungi motor dari arus lebih pada saat motor start awal. Pada saat motor mulai dioperasikan Gambar 32.kurva arus start pada motor sewer pump 3401 J Dari kurva diatas didapatkan arus start pada motor yaitu sebesar 250 A dan dalam waktu beberapa detik setelah start arus motor tersebut kembali kearus nominalnya. Setelah arus start didapatkan maka dilakukan penyetelan / adjust pada instantaneous relay agar kontak pada instantaneous dapat
arus pada motor akan mengalir lima kali lebih besar daripada arus nominal pada saat motor bekerja. Hal ini dikarenakan terbebani motor 3401 J langsung oleh pompa sehingga untuk hingga
diperlukannya melakukan
tenaga
lebih awal
putaran
instantaneous relay maka kita terlebih dahulu mengukur nilai actual arus start pada motor, setelah diukur dilapangan didapatkan nilai arus pada saat start adalah tersebut 250 Ampere. Pengukuran didapatkan dari keadaan
bekerja memutuskan rangkaian pada saat terjadi arus lebih pada motor. Batas arus maksimum pada
instantaneous relay diatur sedikit lebih besar dari arus start motor agar dapat trip pada saat terjadi arus lebih. Namun pada kenyataan di lapangan untuk dapat mengatur agar arus yang besar tersebut dapat mengalirke
dilapangan (actual) menggunakan tang ampere meter. Arus motor sewer pump 3401 J pada saat start cenderung 3 kali sampe 5 kali arus normal waktu motor berjalan. Pada kondisi normal arus yang terukur 50 Ampere atau naik turun sedikit diangka 50 Ampere
instantaneous relay diperlukan kabel dengan diameter yang besar pula, maka dari itu pada masalah ini diperlukan alat untuk dapat merubah arus primer
yang besar menjadi arus sekunder yang kecil namun rasionya sama dengan arus primer yaitu Current
arus
yang melewati motor akan meningkat hingga menyentuh angka 255 ampere
Transformator ( Trafo arus ). Dengan alat ini kita dapat menggunakan kabel yang lebih kecil untuk mengalirkan arus ke instantaneous relay. Dengan perbandingan rasio yaitu 150 : 1 yaitu dengan asumsi setiap 150 A arus yang mengalir pada sisi primer
rangkaian beban dari supply. Untuk men adjust instantaneous overcurrent relay dihitung dari arus pada saat start motor dibagi arus pembanding pada nameplate CT. Jadi relay untuk yang
ditransformasikan menjadi 1 A pada sisi sekunder namun rasionya tetap. Kemudian didapatkan perbandingan
instantaneous
overcurrent
digunakan ini ialah 255 Ampere dibagi arus pembanding pada CT yaitu 150 Ampere maka hasilnya 1,7 A. Jadi kita harus men setting overcurrent adjust relay pada ialah
antara arus pada motor dan besaran rasio pada trafo arus yaitu :
instantaneous
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan Kesimpulan dari laporan yang kami susun Gambar33. Kurva penyetelan Instantaneous Overcurrent Relay Untuk Motor Sewer Pump 440 v 3401 J Penjelasan dari gambar yang diatas mengenai penyetelan Instantaneous Overcurrent relay. Dimana pada saat dilapangan arus yang diukur pada motor 3401 J saat start adalah 250 ampere. Jadi penyetelan overload pada ini adalah sebagai berikut : 1. Sistem kerja motor sewer pump 440 V 3401 J adalah digunakan untuk menghisap dan
memompakan
penampungan sementara ketika air telah melampaui batas normal dari kapasitas bak tersebut untuk
kemudian disalurkan melalui pipa menuju ke area IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah untuk diolah lebih lanjut.
instantaneous overcurrent relay adalah harus diatas arus start tadi, kira kira kita setting di rasio 255 Ampere. Jadi pada saat
benda benda maka penggerak utamanya bermasalah, terkunci. 2. Sebaiknya juga harus dilakukan pengecekan instrumen menggunakan Switch. terhadap yaitu High alat peralatan disini Pressure tersebut yaitu motor akan rotor
contohnya
otomatis yang menggunakan alat instrument High Preasure Switch dan cara kedua yaitu cara
Supaya
Switch yang berada didekat motor listrik yang digunakan. 3. Sistem proteksi khususnya motor sewer pump (3401 J) ini memiliki berbagai macam alat proteksi didalamnya dimulai dari Circuit Breaker, Fuse, Thermal Overload Rele dan Instantaneous Rele yang
diinginkan.
Overcurrent
kesemuanya itu berkeja untuk melindungi motor dari berbagai gangguan. 4. Motor induksi harus dilakukan
Hazairin Samaulah, Ph.D, M.Eng, Ir; Dasar-Dasar Sistem Proteksi Tenaga Listrik, UNSRI, Palembang, 2004. Eugene C Lister, Mesin Dan Rangkaian Listrik , Erlangga ,2004. Anderson Avenue Markham, GEProtection and control, General Electric, Ontario Canada L6E 1B3 History Card PT.Pupuk Sriwidjaja Palembang- Sumatera Selatan 1994-2012 Laporan Bulanan Departemen Pemeliharaan Listrik dan Instrumen PT.Pupuk Sriwidjaja Palembang-Sumatera Selatan 2005-2012 http://budi54n.wordpress.com/2009/07/07/ rele-arus-lebih-over-current-relay-ocr/ http://xnet.rrc.mb.ca/janaj/oc_protection.ht m
pengecekan beban yaitu disini pompa air nya, karena kalau pompanya kotor atau tersangkut
Pembina sekarang
Dan sedang
melanjutkan
Jurusan
Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik angkatan 2010 Politeknik Negeri Sriwijaya .
kota Palembang pada tanggal 11 Juni 1993. Penulis mengawali Dosen Pembimbing Ir. Ilyas MT , NIP. 19580325 199601 1 001